• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (Amd, PK) dari Program Studi DIII RMIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH. Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (Amd, PK) dari Program Studi DIII RMIK"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINJAUAN PELAYANAN PENYEDIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS (DRM) RAWAT JALAN PASIEN LAMA KE POLIKLINIK BERDASARKAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) DI RSUD RAA SOEWONDO PATI

TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma (Amd, PK) dari Program Studi DIII RMIK

Oleh : ANDI MARYANI D22.2013.01436

PROGRAM STUDI DIII REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

SEMARANG 2016

(2)

ii

© 2016

Hak Cipta Karya Tulis Ilmiah Ada Pada Peneliti

(3)
(4)

iv

(5)

v

(6)
(7)
(8)

viii

limpahan rahmat serta karunia-NYA, membawa kemudahan kepada saya dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Junjungan Nabi Muhammad SAW yang kita nantikan syafa’atnya di hari akhir kelak.

Karya tulis ilmiah ini secara khusus Kupersembahkan kepada :

Kepada MAMA,PAPA, Kakak, dan keluarga di rumah yang senantiasa memberi dorongan serta motivasi untuk segera lulus  My beloved friends kk zizong, kk popon dan seluruh mahasiswa DIII RMIK

tahun 2013 yang selalu ada untuk menemani dan mengerjakan Karya Tulis Ilmiah ini bersama – sama.

Semua Dosen Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro yang senantiasa sabar dalam membimbing kami mahasiswanya.

SALAM SEMANGAT PARA PEJUANG TOGA !!!

(9)

ix

Tempat & Tanggal Lahir : Bima, 15 Desember 1995 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat :jl. Sudirman Rabangodu Utara Kota Bima Nusa tenggara Barat (NTB)

Riwayat Pendidikan

1. SD Negeri 19 Kota Bima tahun 2006-2009 2. SMP Negeri 1 Kota Bima tahun 2009-2011 3. SMA Negeri 11 Makassar tahun 2011-2013

4. Program studi D-III RMIK Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Semarang tahun 2013-2016

(10)

x

rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyusun karya tulis ilmiah ini dengan judul “Analisa Kebutuhan Tenaga Kerja Petugas Assemblingdan KodingBerdasarkan Teori WISNdi RSUD UngaranTahun 2016”.

Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang membantu hingga terselesaikannya karya tulis ilmiah ini. Terimaksih saya ucapkan kepada :

1. Dr.Ir.Edi Noersasongko, M.Kom, selaku Rektor Univerasitas Dian Nuswantoro Semarang

2. Dr.dr.Sri Andarini Indreswari, M.Kes, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

3. Arif Kurniadi, M.Kom selaku Ketua Program Studi D3 rekam Medis dan Informasi Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

4. Dr. Suworo Nurcahyono, M.Kes selaku Direktur Utama RSUD RAA Soewondo Pati

5. Mujianto, M.Kes selaku Kepala Instalasi Rekam Medis RSUD RAA Soewondo Pati

6. Seluruh staf rekam medis di RSUD RAA Soewondo Pati

7. Maryani Setyowati, M.Kes selaku Dosen Pembimbing KTI (Karya Tulis Ilmiah)

(11)
(12)

xii

2016

ABSTRAK

ANDI MARYANI

TINJAUAN PELAYANAN PENYEDIAAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN PASIEN LAMA BERDASARKAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DI RSUD RAA SOEWONDO PATI TAHUN 2016

xx + 62 Hal + 8 Tabel + 4 Gambar + 8 Lampiran

Berdasarkan survei awal, terdapat 7/10 dokumen rekam medis memerlukan waktu penyediaan ≥ 15 menit. Hal tersebut tidak sesuai dengan standar waktu pelayanan penyediaan dokumen rekam medis yang ditetapkan oleh rumah sakit.

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran dokumen rekam medis rawat jalan pasien lama ke poliklinik berdasarkan Standar Operasional Prosedur di RSUD RAA Soewondo Pati.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan metode observasi dan wawancara. subjek penelitian ini adalah 1 orang kepala rekam medis dan 4 orang petugas filing rawat jalan di RSUD RAA Soewondo Pati. Sedangkan objek penelitian adalah jumlah dokumen rekam medis pada tahun 2016 dan standar prosedur operasional tentang prosedur pelayanan dokumen rekam medis di filing rawat jalan.

Berdasarkan hasil penelitian, Petugas filing tidak melakukan tugasnya sesuai dengan standar prosedur operasional karena tidak memahami isi dari standar prosedur operasional tersebut. Terdapat 68 dari 95 dokumen rekam medis (71,58%) dengan waktu pelayanan > 10 menit dengan rata-rata waktu penyediaan 17 menit.

Saran penelitian ini yaitu Rumah sakit sebaiknya melakukan pemasangan standar prosedur operasional pada setiap bagian. Rumah sakit mempertimbangkan penggunaan tracer pada bagian filing dan melakukan evaluasi terhadap bagian distribusi agar waktu yang digunakan untuk pelayanan DRM lebih efisien.

Kata kunci : pelayanan dokumen rekam medis, waktu pelayanan, SOP Referensi : 16 buah (1993-2015)

(13)

xiii ABSTRACT ANDI MARYANI

REVIEW OF OUTPATIENT MEDICAL RECORDS PROVISION SERVICE BASED ON STANDARD OPERATIONAL PROCEDURES IN RAA SOEWONDO PATI REGIONAL PUBLIC HOSPITAL PATI, 2016

Xx + 62 pages + 8 table + 4 Figures+ 8 Appendixs

Based on the preliminary survey, there were 7/10 medical records document takes provision of ≥ 15 minutes. It was not in accordance with the provision standard medical that applied in the hospital. The purpose of this study was to determine the description of outpatient medical records form past patients to the clinic based on standard operating procedures in RAA Soewondo Regional Public Hospital Pati.

This type of research was descriptive with observation and interviews methods. Subject study was the chief of medical records and 4 outpatient filing officers in RAA Soewondo Regional Public Hospital Pati. Object study were medical records document in 2016 and standard operational procedures about medical records services in outpatient filing section.

Based on research results, filing officer did not perform their duties in accordance with standard operating procedures because they do not understand its contents. Ther were 68 of 95 documents with service time > 10 minutes, with an average service time were 17 minutes.

We recommend that, The hospital should conduct the installation for standard operating procedures in each section. Hospitals consider the use of tracer on the filing and evaluate the distribution section so that the time used for medical records services can be more efficient.

Keywords: medical record document service, service time, standard operasional procedure.

Reference: 16 pieces (1993-2015)

(14)

xiv

Halaman Hak Cipta ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Keaslian KTI... v

Pernyataan Persetujuan Publikasi KTI ... vi

Halaman Persembahan ... vii

Halaman Riwayat Hidup ... viii

Kata Pengantar ... ix

Abstrak.. ... xi

Abstrack.. ... xii

Daftar Isi ... xiii

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Gambar ... xvii

Daftar Lampiran ... xviii

Daftar Singkatan ... xix

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

(15)

xv

F. Keaslian Penelitian ... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ... 8

A. Rumah Sakit... 8

B. Rekam Medis ... 9

C. Pelayanan Rawat Jalan ... 11

D. Filing ... 12

E. Sistem Pengelolaan Dokumen Rekam Medis (DRM) ... 14

F. Kebijakan ... 16

G. Waktu Tunggu Pelayanan ... 16

H. Standar Operasonal Prosedur (SOP) ... 17

I. Mutu Pelayanan Kesehatan ... 18

J. Kerangka Teori ... 21

BAB III: METODE PENELITIAN ... 22

A. Kerangka Konsep ... 22

B. Jenis Penelitian ... 23

C. Variabel Penelitian ... 23

D. Definisi Operasional ... 24

E. Populasi dan Sampel ... 25

(16)

xvi

BAB IV : HASIL PENGAMATAN ... 30

A. Gambaran Umum Rumah Sakit... 30

B. Gambaran Umum Unit Rekam Medis ... 36

C. Kebijakan Pelayanan DRM Pasien Lama Rawat jalan ... 40

D. Pelaksanaan SOP Pelayanan DRM Rawat Jalan ... 42

E. Alur Prosedur Pelayanan DRM Pasien Lama Rawat Jalan .. 45

F. Waktu Pelayanan DRM Pasien Lama Rawat Jalan ... 48

BAB V : PEMBAHASAN ... 51

A. Kebijakan Pelayanan DRM Pasien Lama Rawat jalan ... 51

B. Pelaksanaan SOP Pelayanan DRM Rawat Jalan ... 52

C. Alur Prosedur Pelayanan DRM Pasien Lama Rawat Jalan .. 53

D. Waktu Pelayanan DRM Pasien Lama Rawat Jalan ... 55

BAB VI : KESIMPULAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 62 LAMPIRAN

(17)

xvii

Tabel 3.1 definis operasional ... 24 Tabel 4.1 wawancara kebijakan pelayanan DRM RJ kepad petugas filing 40 Tabel 4.2 wawancara kebijakan pelayanan DRM kepada kepala RM ... 41 Tabel 4.3 pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) ... 42 Tabel 4.4 wawancara pelaksanaan SOP pelayanan DRM kepada petugas filing rawat jalan ... 43 Tabel 4.5 waktu pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) RJ ... 49 Tabel 4.6 wawancara waktu pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) RJ kepada

petugas filing ... 50

(18)

xviii

Gambar 3.1 kerangka konsep ... 22 Gambar 4.1 struktur organisasi rekam medis RSUD RAA Soewondo Pati 39 Gambar 4.2 alur prosedur pelayanan DRM rawat jalan... 45

(19)

xix

2. Pedoman observasi pelaksanaan Standar operasional Prosedur (SOP) 3. Hasil observasi pelaksanaan Standar operasional Prosedur (SOP)

4. Hasil observasi waktu pelayanan Dokumen Rekam Medis rawat jalan pasien lama.

5. Pedoman Wawancara Kepala Rekam Medis 6. Pedoman Wawancara Petugas filing rawat jalan 7. Rekapan hasil wawancara

8. SOP pengukuran sasaran mutu waktu tunggu proses pendaftaran sampai ke poliklimik ≤ 10 menit

(20)

xx 2. DRM = Dokumen Rekam Medis 3. SPM = Standar Pelayanan minimal 4. URM = Unit Rekam Medis

5. RSUD = Rumah Sakit Umum Daerah 6. SEP = Surat Eligibilitas Peserta

7. TPPRJ = Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan 8. SDM = Sumber Daya Manusia

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit adalah institusi pelayanan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi mencakup tingkatan maupun jenis disiplin agar rumah sakit melakasanakan tugas profesional ehatan. Untuk mutu.[1] Instalasi rekam medis terbagi atas beberapa bagian yaitu (rawat inap, dan rawat jalan), assembling, koding, filling, dan analising / reporting.[2]

Salah satu bagian yang menunjang kelancaran pelayanan di bidang rekam medis adalah bagian filing yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan rekam medis. Dalam kaitannya dengan pelayanan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan, filing dituntut menyediakan yang dikehendaki secara cepat dan tepat dengan tetap memperhatikan kebijakan yang berlaku.[2]

Pelayanan yang cepat dan tepat merupakan keinginan semua konsumen baik pemberi pelayanan klinik juga dapat menjadi salah satu indikator dalam mengukur. Semakin cepat dokumen rekam medis sampai ke klinik maka semakin cepat pelayanan yang akan diberikan kepada pasien.[3]

Hal tersebut harus disesuaikan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan oleh rumah sakit sebagai acuan dalam mengatur sakit yang harus dipatuhi oleh semua petugas pada setiap unit. Berdasarkan survey awal pada bulan Mei Tahun 2016 di RSUD RAA

(22)

Soewondo terlihat pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) melebihi ketetapan waktu pada Standar Operasional Prosdur (SOP) pengukuran sasaran mutu waktu tunggu proses pendaftaran sampai ke poliklinik yaitu

≤ 10 menit yang telah ditentukan oleh rumah Soewondo Pati. Dari 10 (sepuluh) Dukumen Rekam Medis (DRM) yang dijadikan sampel terdapat 7 (tujuh) Dokumen Rekam Medis (DRM) dengan presentase 70 % dan waktu yang dibutuhkan ≥ 15 menit .

Berdasarkan waktu pelayanan Dokumen Rekam Medis dari tempat pendaftaran yang ditemukan, maka terdapat masalah yaitu pelayanan dokumen rekam medis yang melebihi ketetapan waktu pada Standar Operasional Prosedur (SOP). Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu tidak dirak file karena belum dikembalikan setelah digunakan, tidak digunakannya tracer sehingga dapat mengalami kesulitan dalam mencari berkas rekam medis, dan petugas pengantar berkas rekam medis yang menunda pengantaran. Jika hal tersebut terus– menerus didiamkan tanpa perbaikan maka akan berdampak pada berkurangnya jumlah kunjungan poliklinik rumah sakit dan kepercayaan pasien terhadap pelayanan hilang sehingga membuat kerugian pada pemasukan rumah sakit.

Dengan adanya kendala yang berpengaruh terhadap pelayanan dokumen rekam medis poliklinik RSUD RAA Soewondo Pati inilah yang tinjauan pada masalah tersebut agar pelayanan dokumen rekam medis rawat jalan pasien lama ke poliklinik RSUD RAA Soewondo Pati dapat semakin cepat dan tepat waktu sesuai kebijakan yang telah ada.

(23)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti tertarik mengambil judul penelitian tentang Tinjauan waktu Pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) Rawat Jalan Pasien Lama ke poliklinik Berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) di RSUD RAA Soewondo Pati Tahun 2016.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang ada yaitu pelayanan dokumen rekam medis yang melebihi ketetapan Standar Operasional (SOP) yang dtentukan oleh rumah sakit. maka memunculkan rumusan masalah yaitu:

“Bagaimana gambaran pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) rawat jalan pasien lama ke poliklinik berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) di RSUD RAA Soewondo Pati Tahun 2016? “

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) rawat jalan pasien lama ke poliklinik berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) di RSUD RAA Soewondo Pati.

2. Tujuan Khusus

a. Mendeskripsikan kebijakan pelayanan Dokumen Rekam Medis rawat jalan pasien lama di RSUD RAA Soewondo Pati.

b. Mendeskripsikan pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) mengenai pelayanan Dokumen Rekam Medis rawat jalan pasien lama di RSUD RAA Soewondo Pati.

(24)

c. Mendeskripsikan alur prosedur pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) pasien lama di RSUD RAA Soewondo Pati.

d. Mendeskripsikan waktu pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) rawat jalan pasien lama di RSUD RAA Soewondo Pati.

D. Manfaar Penelitian 1. Bagi Rumah Sakit

Sebagai bahan evaluasi mengenai pengelolaan rekam medis . Selain itu dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menyusun sebuah kebijakan dalam meningkatkan mutu pelayanan rekam medis.

2. Bagi Institusi

Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya dan masyarakat umumnya juga sebagai bahan referensi bahwa penulis telah menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat menyelesaikan pendidikan DIII Rekam Medis.

3. Bagi Peneliti

Sebagai aplikasi teori yang diperoleh dari bangku pendidikan dan menambah pengetahuan, wawasan serta pengalaman yang berharga memasuki dunia kerja.

E. Ruang Lingkup

1. Lingkup Keilmuan

Lingkup keilmuan penelitian ini adalah rekam medis dan informasi kesehatan.

2. Lingkup Materi

(25)

Lingkup materi yang ada dalam penelitian ini adalah alur prosedur khususnya Standar Operasional Prosedur (SOP).

3. Lingkup Lokasi

Lingkup lokasi pada penelitian ini adalah ditempat penyediaan dokumen rekam medis rawat jalan RSUD RAA Soewondo Pati.

4. Lingkup Metode

Metode yang digunakan adalah metode observasi dan wawancara.

5. Lingkup Objek (sasaran)

Lingkup objek penelitian ini adalah dokumen rekam medis pasien lama rawat jalan.

6. Lingkup Waktu

Lingkup waktu yang digunakan untuk penelitian dilakukan mulai bulan Mei tahun 2016.

(26)

F. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Peneliti Judul penelitian Metode Hasil 1 Puja vikka

ristya

Kepatuhan petugas TPPRJ dalam

pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) pendaftaran pasien BPJS di RS Pantiwilasa DR.Cipto kota semarang tahun 2015

Metode

penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan

pendekatan kualitatif.

Sebagian besar petugas patuh terhadap semua prosedur dengan presentase 100%. Namun masih ada aspek yang belum dipatuhi oleh petugas yaitu teliti kartu BPJS.

2 Desi Ariyani

Tinjauan kepatuhan petugas filing rawat jalan terhadap protap filing rekam medis di RSUD Kota Semarang tahun 2014

Metode

penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan

pendekatan kualitatif.

Latar belakang pendidikan masih kurang, pengembangan diri dan tingkat kepatuhan masih kurang.

3 Emilia Faktor-faktor penyebeb lama ditemukannya berkas rekam medis di RSJD dr. Soejarwadi klaten.

Metode

penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan

pendekatan kualitatif.

Penyebab lama ditemukannya berkas rekam medis meliputi beberapa faktor yaitu pasien tidak membawa kartu berobat,

penyimpanan KIUP yang teratur, berkas (berkas rekam

medis di

pengelohan dan sumber daya manusia.

3 Permata Adi Raja

Analisis faktor Penyebab Keterlambatan waktu

Penyediaan Dokumen

Metode yang digunakan yaitu analitik observasional

Waktu penyediaan dokumen rekam medis jalan yang [di RSU Haji Surabaya secara

(27)

Rekam Medis Rawat Jalan di

RSU Haji

Surabaya.

hanya yaitu variabel

ketersediaan

SDM dan

variabel SOP.

4 Kusnaedi Faktor-Faktor yang

Menyebabkan Terlambatnya Berkas Rekam Medis Sampai ke Poliklinik dalam

Menunjang pada Pasien Lama RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan

pendekatan kualitatif.

Faktor-faktor yang

menyebabkan berkas rekam medis sampai ke poliklinik

diantaranya adalah berkas rekam medis masih di bagian keuangan, peletakkan berkas dan salah penyebutan nomer rekam medis saat dimintakan oleh bagian

pendaftaran pasien.

5 Winarni Penyediaan Berkas Rekam Medis Rawat Jalan

Berdasarkan Standar

Pelayanan di RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta

penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan

pendekatan kualitatif.

Rata-rata waktu Penyediaan yaitu 14,52 menit.

dengan penetapan Standar

Minimalnya yaitu 10 menit.

Persamaan antara penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama observasi terhadap pelayanan dokumen rekam medis rawat jalan. Sedangkan perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian sebelumnya adalah pada penelitian yaitu RSU Haji Surabaya, dan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. sedangkan sekarang dilakukan di RSUD RAA Soewondo Pati.

(28)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Rumah sakit

1. Pengertian Rumah Sakit

Rumah sakit adalah institusi pelayanan yang kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan rumah sakit menyangkut berbagai fungsi pelayanan, pendidikan, serta mencakup berbagai tingkatan maupun jenis disiplin agar rumah sakit melasanakan tugas profesional baik dibidang teknis medis maupun admintrasi kesehatan. Untuk menjaga dan meninatkan mutu rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin peningkatan mutu.[1]

2. Fungsi Rumah Sakit

Misi dari rumah sakit memberi pelayanan kesehatan yang yang bermutu untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

rumah sakit umum adalah melaksanakan upaya pemulihan yang dilaksanakan secara terpadu dengan peningkatan serta pelaksanaan rujukan. Untuk menyelenggarakan fungsi rumah sakit dengan kegiatan sebagai berikut :

a. Pelayanan medis

b. Pelayanan dan asuhan keperawatan

c. Pelayanan penunjang medis dan non medis. [1]

(29)

B. Rekam medis

1. Pengertian Rekam Medis

Menurut Permenkes RI No.269/Menkes/Per/III/2008 Bab 1 pasal 1 tentang rekam medis, menyebutkan bahwa rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain diberikan kepada pasien.

Sedangkan menurut Huffman EK, 1992 menyampaikan batasan rekam medis adalah : rekaman catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana pelayanan yang diberikan kepada pasien yang menurut mengenai pasien pelayanan yang diperolehnya serta informasi yang cukup menemukenali membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya.

2. Tujuan Rekam Medis

Rekam medis bertujuan untuk menyediakan informasi guna memudahkan pengelolaan dalam pelayanan kepada pasien dan memudahkan kemanajerial (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, penilaian, dan oleh pemberi pelayanan klinis dan adminstrasi pada sarana pelayanan kesehatan. [6]

3. Kegunaan Rekam medis

Melihat dari pentingnya catatan rekam medis dan kegunaan rekam menjadi ALFRED yaitu : [5]

(30)

a. Administration (administrasi)

Data informasi yang dihasilkan rekam medis dapat digunakan, melaksanakan fungsinya guna pengelolaan berbagai sumber.

b. Legal (hukum)

Sebagai alat bukti hukum yang dapat melindungi pasien, provider serta, (dokter, perawat, dan kesehatan lainya) pemilik sarana kesehatan.

c. Financial (keuangan)

Untuk menghitung biaya yang harus dibayar pasien, serta untuk diksi pendpatan dan biaya sarana pelayanan kesehatan.

d. Research (penyelidikan)

Berbagai macam penyakit yang tercatat ke dalam dokumen rekam medis dapat di penelusuran guna kepentingan penelitian.

e. Education (pendidikan)

Peneliti (mahasiswa dan pelajar) dapat belajar dan mengembangkan menggunakan Dokumen Rekam Medis.

f. Documentation (dokumentasi)

Rekam medis dokumen rahasia karena memiliki sejarah medis seseorang.

(31)

C. Pelayanan Rawat Jalan

Tempat pendaftaran pasien rawat jalan (TPPRJ) merupakan pintu masuk pertama dalam penerimaan dan pendaftaran pasien rawat jalan karena dimana setiap pasien di rumah sakit harus terlebih dahulu mendaftar ke TPPRJ medis dengan penerimaan pasien / pendaftaran dijelaskan sebagai berikut :

1. Melaksanakan proses penyelenggaraan pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan / rawat inap IGD.

2. Melakukan untuk mengisi identitas pribadi data sosial pasien rawat jalan.

3. Menyiapkan rekam medis rawat jalan meminta rekam medis rawat jalan ke petugas rekam penyimpanan.

4. Mengisi buku register rawat jalan.

5. Membuat Kartu Indeks Utama Pasien (KIUP).

Kegiatan rekam medis yang berkaitan dengan penerimaan pasien baru dijelaskan sebagai berikut :

1. Setiap pasien baru yang diterima ditempat pendaftaran pasien TPPRJ ditanya oleh petugas untuk mendapatkan data identitas yang akan diisikan formulir Ringkasan Riwayat Klinik.

2. Setiap pasien baru akan memperoleh nomor rekam medis yang akan digunakan pengenal. Kartu pengenal harus dibawa pada kunjungan berikutnya. Baik sebagai pasien rawat jalan maupun pasien inap.

3. Berkas rekam pasien baru akan dikirim oleh petugas sesuai dengan poliklinik yang dituju.

(32)

4. Berkas pasien yang akan dirawat akan dikirim ke ruang perawatan. [7]

Kegiatan rekam medis yang berkaitan dengan penerimaan pasien baru dijelaskan sebagai berikut :

1. Setiap pasien lama akan memiliki kartu berobat yang dipergunakan setiap kali kujungan, baik rawat jalan maupun rawat inap.

2. Petugas akan nomor rekam medis yang terdapat pada kartu berobat milik pasien, data pasien otomatis telah ada dikomputer.

Kemudian data dicetak untuk dicarikan berkas rekam medis di bagian penyimpanan.

3. Pasien akan agar menunggu di poliklinik yang dituju.

4. Berkas rekam pasien akan dikirim oleh petugas sesuai dengan poliklinik yang dituju.

D. Filing

1. Pengertian

Filing adalah pengaturan dan penyimpanan dokumen berdasarkan sistem penataan tertentu melalui prosedur yang sistematis, sehingga kembali secara cepat dan tepat.[8]

2. Tugas Pokok

Bagian filling adalah salah satu bagian dalam unit rekam medis yang mempunyai tugas pokok diantaranya yaitu :

(33)

a. Menyimpan dokumen rekam medis dengan metode tertentu sesuai dengan kebijakan penyimpanan dokumen rekam medis.

b. Mengambil kembali dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan.

c. Meretensi dokumen rekam medis sesuai dengan ketentuan d. Memisahkan dokumen rekam medis in-aktif dari dokumen

rekam medis aktif.

e. Membantu dalam penilaian nilai guna rekam medis.

f. Menyimpan rekam medis yang diabadikan.

g. Membantu dalam formulir rekam medis.

h. Menghitung kehilangan dokumen rekam medis.[7]

3. Peran dan Fungsi Petugas Filing

Adapun peran dan fungsi dari filing dalam pelayanan rekam medis yaitu sebagai :

a. Sebagai penyedia dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan.

b. Sebagai pelindung arsip-arsip dokumen rekam medis terhadap kerahasiaan isi data rekam medis.

c. Sebagai pelindung arsip-arsip dokumen rekam medis terhadap bahaya kerusakan fisik, bahaya kimiawi, bahaya biologi, pencurian. Dokumen rekam medis harus dikelola dan dilindungi sehingga aman dan tetap terjaga kerahasiaannya.

(34)

E. Sistem Pengelolaan Dokumen Rekam Medis (DRM) 1. Peminjaman Dokumen Rekam Medis (DRM)

a. pemeriksaan dokumen rekam medis adalah proses peminjaman DRM oleh dokter, perawat dan petugas lain didalam lingkungan rumah sakit untuk kepentingan berobat ulang, edukasi, penelitian ataupun untuk kasus di pengadilan.

b. Tidak diperbolehkan dokumen rekam medis dibawa keluar dari ruang rekam medis tanpa ada permintaan

c. Yang berhak meminjam dokumen rekam medis adalah tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kesehatan lain, tenaga non kesehatan sesuai ketentuan yang berlaku.

d. Peminjaman dokumen rekam medis menyebutkan nomor rekam, nama pasien, asal instansi, nama peminjam dan tujuan peminjam.

e. Peminjaman dokumen rekam medis harus secara tertulis memakai bon pinjam dan tracer pada tempat penyimpanan serta sebutkan tujuan peminjaman.

f. Peminjaman dokumen rekam medis untuk kepentingan publikasi harus ada persetujuan tertulis pasien dan dokter yang izin dari direksi.

g. Batas waktu peminjaman dokumen rekam medis untuk kepentingan rawat ulang dengan lamanya pasien dirawat.

(35)

2. Retrival dokumen rekam medis dan pemasangan petunjuk keluar (outguide)

a. Hanya petugas rekam medis yang berwenang untuk mengambil dokumen rekam medis dari tempat penyimpanan.

b. Berobat maupun untuk kepentingan lainnya harus memakai tracer sebagia petunjuk keluar dokumen rekam medis.

c. Pengambilan dokumen rekam medis dilakukan atas dasar permintaan untuk kepentingan berobat ulang, laporan khusus, edukasi, penelitian ataupun untuk kasus di pengadilan.

d. Pengambilan dokumen rekam medis dilakukan oleh petugas rekam medis sesuai prosedur yang berlaku.

Tempat dimana berkas diambil harus diberikan petunjuk keluar (outguide) yang ada tanda bukti peminjaman.

e. Petugas rekam medis membuatkan tracer sebagai petunjuk keluar rekam medis. Bon peminjaman dibuat 3 (tiga) rangkap yaitu lembar putih merah untuk diletakkan di berkas, lembar kuning untuk diletakkan di tracer dan mencatat di buku ekspedisi.

3. Pengembalian Dokumen Rekam Medis (DRM)

a. Proses pengembalian DRM petugas rekam medis mengambil dan mencocokkan pada lembaran print, dimana jumlah dokumen rekam medis yang dikembalikan harus

(36)

sesuai dokumen rekam medis yang keluar dari instalasi rekam medis.

b. Waktu pengembalian dokumen rekam medis rawat jalan 1 x 24 jam setelah pasien selasai berobat, rekam medis rawat inap paling lambat 2 x 24 jam terhitung sejak pasien pulang.

c. Pengembalian dokumen rekam medis yang bukan kepentingan berobat atau perawatan harus dikembalikan 3 x 24 jam.

d. Peminjaman dokumen rekam medis berkewajiban untuk mengembalikan dokumen rekam medis yang dipinjam keadaan baik dan tepat waktu. [9]

F. Kebijakan

Titmuss mendefinisikan kebijakan sebagai prinsip-prinsip yang mengatur tindakan yang diarahkan kepada tujuan-tujuan tertentu. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kebijakan adalah suatu ketepatan yang memuat prinsip-prinsip untuk mengarahkan cara-cara bertindak yang di buat dengan terencana dan konsisten dalam mencapai tujuan tertentu. [10]

G. Waktu Tunggu Pelayanan

Waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan oleh pasien untuk mendapat pelayanan rawat jalan dan rawat inap dari tempat pendaftaran sampai masuk ke ruang pemeriksaan dokter. [11]

Waktu tunggu di rumah sakit berkaitan pelayanan kesehatan meliputi pelayanan rekam medis, gawat darurat, pelayanan poliklinik dan

(37)

sebagainya. Waktu tunggu adalah digunakan oleh petugas kesehatan di memberikan pelayanan pada pasien. Waktu tunggu merupakan masalah yang sering menimbulkan keluhan rumah sakit. Lama waktu tunggu pasien mencermikan bagaimana rumah sakit mengelola pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien. [12]

Pelayanan rekam medis yang baik dan bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah, cepat, serta nyaman. Pelayanan rekam medis rawat jalan dimulai dari tempat pendaftaran memperoleh dokumen rekam myang akan pelayanan kesehatan. Berdasarkan standar penyediaan dokumen rekam medis pelayanan rawat jalan adalah 10 menit, dan pelayanan dokumen rekam medis rawat inap selama 15 menit. [12]

Dalam pelayanan rawat jalan di rumah sakit, waktu tunggu adalah waktu yang dipergunakan untuk mendapatkan pelayanan rawat jalan dan rawat pemeriksaan dokter. Disebut jika waktu tunggu kurang dari atau sama dengan 10 menit. dan disebut lama jika waktu tunggu lebih dari 10 menit. [12]

H. Standar Operasional Prosedur (SOP)

Standar operasional prosedur adalah pedoman standar operasinal dalam mengimplementasikan keputusan dalam suatu tindakan yang terstruktur dan dapat dipertanggungjawabkan.Monitoring dan evalusai berfungsi untuk selalu memonitori dan mengevaluasi kualitas, kelancaran operasional dan pemanfaatan dari komponen siklus. Melalui monitoring dan evaluasi diharapkan dinamika proses dalam siklus dapat diikuti dan pemanfaatan sistem dapat optimal. [13]

(38)

I. Mutu Pelayanan Kesehatan

Mutu Pelayanan Kesehatan menurut DepKes yaitu kinerja yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada pasien sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk, serta tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Peningkatan kualitas pelayanan menurut Parasuraman terdapat 14 unsur yang “relevan, valid, dan reliable”, unsur minimal yang harus ada sebagai dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat yaitu :

1. Prosedur pelayanan, yaitu tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan.

2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya.

3. Kejelasan petugas yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan.

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku.

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan.

(39)

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan keterampilan petugas dalam memeberikan atau menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat.

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggaraan pelayanan.

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanan pelayanan dengan tidak membedakan golongan atau status masyarakat yang dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan prilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.

10. Kewajiban biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang telah ditetapkan oleh unit pelayanan.

11. Kepastiaan biaya pelayanan, yaitu kesesuian antara biaya yang dibayarkan dengan yang ditetapkan.

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.

14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit pelayanan ataupun sarana yang digunakan

(40)

sehingga merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap risiko-risiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan. [12]

(41)

J. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : 10, 12, 13

Kebijakan pelayanan Dokumen Rekam Medis

(DRM)

Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur

(SOP)

Alur prosedur pelayanan Dokumen Rekam Medis

(DRM)

waktu pelayanan Dokumen Rekam

Medis (DRM)

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Kerangka konsep

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur

(SOP)

Alur pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM)

Waktu pelayanan Dokumen Rekam

Medis (DRM) Kebijakan pelayanan

Dokumen Rekam Medis (DRM)

(43)

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif yaitu penelitian yang mengamati keadaan objek yaitu pelayanan dokumen rekam medis rawat jalan. Sedangkan metode yang digunakan adalah observasi yaitu melihat objek secara langsung keadaan masalah diamati dan wawancara.

C. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Kebijakan pelayanan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan Pasien Lama.

2. Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) Pelayanan DRM Rawayt Jalan Pasien Lama.

3. Alur prosedur pelayanan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan Pasien Lama.

4. Waktu pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) Rawat Jalan Pasien Lama.

(44)

D. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional

No Variabel Penelitian Definisi

1 Kebijakan pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM)

Peraturan yang telah ditetapkan oleh rumah sakit sebagai acuan pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) di unit rawat jalan RSUD RAA Soewondo Pati.

2 Pelaksanaan standar operasional prosedur

Hasil observasi terhadap pelaksanaan kegiatan dari Standar Operasional Prosedur (SOP) yang berhubungan dengan Rekam Medis (DRM) unit rawat jalan di RSUD RAA Soewondo Pati.

3 Alur prosedur

pelayanan Dokumen rekam Medis (DRM)

Gambaran tahap-tahap yang dilakukan dalam pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) dgunakan di bagian filing rawat jalan RSUD RAA Soewondo Pati.

4 Waktu pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM)

Hasil observasi terhadap waktu yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan pendaftaran sampai ke pendistribusian DRM poliklinik yang diukur dengan stopwatch dalam satuan waktu akan dilaksanakan RSUD RAA Soewondo Pati.

(45)

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

a. Subjek

Subjek penelitian yang ditetapkan oleh peneliti adalah 1 orang Kepala rekam Medis dan 4 orang petugas filing rawat jalan di RSUD RAA Soewondo Pati.

b. Objek

Objek penelitian yang ditetapkan oleh peneliti adalah Dokumen Rekam Medis (DRM) pada I tahun 2016 yang berjumlah 1.897 DRM.

2. Sampel

Sampel penelitian adalah pasien lama rawat jalan yang didapatkan dari hasil perhitungan jumlah kunjungan pasien lama rawat jalan pada triwulan I tahun 2016 yaitu 1.897 DRM dengan teknik random sampling dimana setiap sampel dari populasi di ambil secara acak yaitu sebagai berikut :

𝑛 = 𝑁

1 + 𝑁 (𝑑2)

𝑛 = 1897

1 + 1897 (0.12)

= 94.9 = 95 DRM

Keterangan : N : jumlah populasi n : jumlah sampel

(46)

d : tingkat penyimpangan terhadap populasi, derajat ketetapan yang diinginkan (10% atau 0.1).

F. Pengumpulan Data

1. Jenis dan sumber data

a. Data primer yaitu data dikumpulkan dengan cara melakukan observasi untuk mendapatkan data secara langsung dari objek yang diteliti., untuk mengidentifikasi waktu pelayanan DRM, pelaksanaan SOP dan wawancara kepada kepala rekam medis serta petugas filing.

b. Data sekunder berupa data dokumentasi atau data laporan yang telah tersedia prosedur tetap pelayanan dokumen rekam medis di filing, maupun kebijakan rumah sakit.

2. Metode pengumpulan data a. Observasi

Dalam penelitian ini secara langsung mengamati pekerjaan yang dilakukan dalam pelayanan dokumen rekam medis rawat jalan pasien lama mulai dari pendaftaran sampai pedistribusian dokumen rekam medis ke poliklinik.

b. Wawancara

Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara secara terstruktur dengan mengajukan pertanyaan yang ditujukan kepada kepala rekam medis dan petugas filing rawat jalan.

(47)

3. Instrumen Penelitian Data a. Pedoman Observasi

Pedoman observasi berupa checklist yang digunakan untuk mendapatkan data :

1) Alur prosedur pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP) di RSUD RAA Soewondo Pati.

2) Waktu pelayanan Dokumen Rekam Medis rawat jalan mulai dari pendaftaran sampai dengan pendistribusian ke poliklinik di RSUD RAA Soewondo Pati.

3) Tugas pokok dan fungsi filling dan pedistribusian di RSUD RAA Soewondo Pati.

4) checklist Standar Operasional Prosedur (SOP) mengenai pengukuran sasaran mutu waktu tunggu proses pendaftaran sampai ke poliklinik ≤ 0 menitdi RSUD RAA Soewondo Pati.

b. Pedoman Wawancara

Instrumen pedoman wawancara ditujukan kepada Kepala Rekam Medis dan distribusi rawat jalan. Instrumen wawancara tersebut digunakan untuk mendapatkan data :

1) Kebijakan pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) rawat jalan pasien lama.

2) Alur Prosedur pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) rawat jalan pasien lama dan pendistribusian.

(48)

3) Waktu pelayanan dokumen rekam medis rawat jalan mulai dari pendaftaran sampai dengan pendistrbusian ke poliklinik di RSUD RAA Soewondo Pati.

G. Pengolahan Data 1. Editing

Data yang diperoleh dari hasil penelitian kemudian dikoreksi dan diperbaiki apabila terdapat kesalahan saat pengumpulan data, sehingga data yang dihasilkan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

2. Tabulating

Mengolah data yang diperoleh dengan memasukkan data kedalam table memudahkan proses data yang dilakukan sehingga data yang ada menjadi informatif.

H. Analisa data

Data dalam penelitian menggunakan analisis deskripti untuk menggambarkan keadaan sebenarnya, sehingga berdasarkan hasil tersebut diambil kesimpulan mengenai waktu pelayanan Dokumen Rekam Medis (DRM) rawat jalan di RSUD RAA Soewondo Pati.

(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit 1. Sejarah Singkat Rumah Sakit

RSUD RAA Soewondo Pati dibangun mulai tahun 1932, sumber dana pembangunan berasal dari Bupati Pati (RAA Soewondo), Sekretaris Daerah Kabupaten Pati (Aris Munandar), Penasehat Rumah Sakit (dr. Beerfoed) dan sumbangan masyarakat. RSUD RAA Soewondo Pati Merupakan rumah sakit rujukan regional Pati berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan Nomor HK.02.03/I/0363/2015 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Provinsi Dan Rumah Sakit Rujukan Regional.

2. Visi, Misi, Tata Nilai, Dan Tujuan Rumah Sakit a. V i s i :

Rumah sakit rujuan utama dengan pelayanan paripurna yang menjadi kebanggaan masyarakat.

b. M i s i :

1) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya rumah sakit.

2) Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, dan aman dilandasi moral dan etika profesi.

3) Mewujudkan pengelolaan rumah sakit dengan prinsip efektif dan efisien

(50)

4) Meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan kerja karyawan

c. Tata Nilai :

1) Keramahan

2) Kecepatan layanan 3) Kerja Keras

4) Kebersamaan 5) Optimis d. Tujuan :

1) Terwujudnya RSUD RAA.Soewondo Pati yang mempunyai fasilitas yang memadai serta memiliki sumber daya manusia yang profesional.

2) Terwujudnya pelayanan kesehatan prima dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat serta memberikan kepuasan bagi pengguna jasa rumah sakit.

3) Terwujudnya RSUD RAA.Soewondo Pati yang berperan aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

4) Terciptanya iklim kondusif yang menunjang daya saing rumah sakit.

3. Internal Rumah Sakit

a. Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah Kabupaten Pati

b. Kode rumah sakit : 3318016

(51)

c. Kelas Rumah Sakit : Kelas B Non Pendidikan d. Luas tanah : 78.650 m2

Luas Bangunan :25.046,22 m2 terdiri dari 94 gedung.

e. Komunikasi

1) 2 (dua) unit PABX : 128 extension 2) (0295) 381102 hunting 5 line

3) 7 (tujuh) unit saluran

4) Nomor Saluran fax (0295) 381684 5) E-mail: brsdsoewondopati4@yahoo.co.id 6) Website : rsud.patikab.go.id

4. Eksternal Rumah Sakit

a. Luas Wilayah Kabupaten Pati :  150.368 Ha

b. Secaraadministrasi terdiri dari 21 Kecamatan dan 406 desa/kelurahan.

c. Kependudukan (Sumber : BPS Pati per 31 Desember 2012)

Jumlah penduduk : 1.207.399 jiwa (Lk = 586.870, Pr = 620.529) d. Batas-batas wilayah :

1) Sebelah Utara Kabupaten Jepara 2) Sebelah Selatan Kabupaten Purwodadi 3) Sebelah Timur Kabupaten Rembang 4) Sebelah Barat Kabupaten Kudus

(52)

5. Pelayanan Kesehatan

RSUD RAA Soewondo Pati memiliki berbagai macam produk pelayanan kesehatan yang meliputi :

a. Pelayanan Rawat Jalan 1) Klinik Penyakit Anak 2) Klinik Penyakit Dalam 3) Klinik Penyakit Paru 4) Klinik Bedah Umum 5) Klinik Bedah Orthopedi

6) Klinik Kebidanan & Kandungan.

7) Klinik Penyakit Kulit dan Kelamin 8) Klinik THT

9) Klinik Mata 10) Klinik Syaraf

11) Klinik Gigi dan mulut

12) Klinik Rehabilitasi Medik / Fisioterapi 13) Klinik VCT

14) Klinik Edukasi DM

15) Klinik Konsultasi: Gizi, Psikologi.

16) Klinik Jiwa

17) Klinik Tumbuh Kembang 18) Klinik Geriatri

b. Pelayanan Rawat Inap

1) Kelas perawatan sebanyak 346 tempat tidur yang terbagi :

(53)

a) Kelas VIP : 67 tempat tidur (19,37%)

b) Kelas I : 46 tempat tidur (13,29%)

c) Kelas II : 30 tempat tidur (8,67%)

d) Kelas III : 174 tempat tidur (50,29%)

e) Non Kelas : 29 tempat tidur (8,38%)

2) Nama ruang perawatan dan penyakit : a) Ruang Anggrek :

K e b i d a n a n , P e n y a k i t K a n d u n g a n b) Ruang Boegenville : Bedah Pria, THT,

Mata, Kulit

c) Ruang Cempaka : Anak-anak d) Ruang Dahlia :

Dalam Pria, Saraf, Paru, Kulit e) Ruang Edelways :

Bedah Anak & Wanita,THT,Mata, Kulit f) Ruang Flamboyan :

Dalam Wanita, Paru, Syaraf, Kulit g) Ruang Catleya :

Kebidanan, Penyakit Kandungan h) Ruang Teratai 2 :

(54)

Dalam, Anak, Kulit, Saraf, Paru i) Ruang Teratai 4 :

Bedah, Dalam, THT, Mata, Kulit, Saraf j) Ruang Wijayakusuma :

Kecuali Penyakit Menular dan Kebidanan

k) Ruang Melati : Penyakit Menular (isolasi) l) Ruang Gading :

Kecuali anak-anak dan Kebidanan c. Pelayanan Instalasi terdiri:

1) Instalasi Gawat Darurat 2) Instalasi Kamar Bersalin 3) Instalasi Bedah Sentral

4) Instalasi Anestesi dan Reanimasi 5) Instalasi Rehabilitasi Medik 6) Instalasi Perinatal

7) Instalasi Perawatan Intensif 8) Instalasi Rawat Inap

9) Instalasi Rawat Jalan 10) Instalasi Farmasi 11) Instalasi Gizi

12) Instalasi Laboratorium 13) Instalasi Radiologi 14) Instalasi Sterilisasi

(55)

15) Instalasi Pemulasaraan Jenazah 16) Instalasi Linen

17) Instalasi Sanitasi 18) Instalasi Alkes

19) Instalasi Hemodialisa

20) Instalasi Pelayanan Penunjang Diagnostik 21) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit 22) Instalasi Pendidikan dan Latihan

23) Instalasi Bank Darah d. Pelayanan Unggulan

1) Pelayanan Endoscopy 2) Pelayanan Laparascopy 3) Pelayanan Hemodialisa 4) Pelayanan Brain Mapping

B. Gambaran Umum Unit Rekam Medis 1. Visi dan Misi Unit Rekam Medis

a. Visi Unit Rekam Medis

Mewujudkan rekam medis dan sistem informasi menejemen rumah sakit yang mampu mendukung proses pelayanan kesehatan di rumah sakit.

b. Misi Unit Rekam Medis

Menyelenggarakan pengelolaan rekam medis dan sistem informasi menejemen rumah sakit sesuai standar di rumah sakit.

(56)

2. Tata Nilai dan Tujuan Unit Rekam Medis a. Tata Nilai Unit Rekam Medis

1) C : Cepat

Memberikan pelayanan secara cepat kepada mitra kerja, pasien dan keluarga.

2) I : Inovatif

Inovatif dalam pelayanan administratife dan informasi kesehatan

3) T : Tepat dan terpercaya

Menunjang terciptanya tertib administrasi yang tepat dan terpercaya dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit

4) R : Rahasia

Kerahasiaan informasi medis pasien aman dan terjaga dengan baik

5) A : Akurat

Informasi yang dikeluarkan selalu akurat b. Tujuan Unit Rekam Medis

Untuk meningkatkan kualitas dan mendukung proses pelayanan kesehatan di rumah sakit.

3. Fungsi dan Wewenang Unit Rekam Medis a. Fungsi Perencanaan

Menetapkan sasaran dan kebijakan program-program/

kegiatan di unit rekam medis RSUD RAA Soewondo Pati

(57)

b. Fungsi Pengorganisasian

Menetapkan format organisasi dan pengorganisasian kegiatan pelayanan dokumen rekam medis dan laporan hasil kegiatan pelayanan medis di unuit rekam medis c. Fungsi Kepemimpian

Memotifasi dan membina staf dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan administrasi unit rekam medis

d. Fungsi Pengawasan

Mengevaluasi kualitas dan kuantitas kegiatan pelayanan dokumen medis dan pelaporan di unit rekam medis, serta evaluasi anggaran dan sumbernya

e. Fungsi Pendidikan Dan Latihan

Melakukan pendidikan dan latihan bagi tenaga-tenaga di lingkungan unit rekam medis, dlam rangka meningkatkan kemampuan sumber daya manusia.

f. Fungsi Penyuluhan

Melakukan penyuluhan tentang materi-materi yang berkaitan dengan bidang tugas unit rekam medis kepada masyarakat rumah sakit.

(58)

4. Struktur Organisasi Unit Rekam Medis

Gambar 4.1

Struktur organisasi Unit Rekam Medis

Gambar

Tabel 1.1  Keaslian Penelitian
Gambar 2.1  Kerangka Teori  Sumber : 10, 12, 13
Tabel 3.1  Definisi Operasional

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat Berpikir Kreatif 1 Siswa tidak mampu membuat jawaban atau membuat masalah yang berbeda (baru), meskipun salah satu kondisi berikut dipenuhi, yaitu

Kesaksian ahli berbentuk tulisan atau surat ini biasanya dituangkan dalam bentuk berita acara pemeriksaan, ketentuan ini telah dinyatakan dalam Pasal 187 KUHAP

20 Melalui diagram hubungan antar variabel tersebut dapat dilihat bahwa penelitian ini memiliki kerangka berpikir untuk mengetahui pengaruh antara intensitas menonton siaran

Sehubungan dengan hasil evaluasi penawaran saudara, perihal penawaran Pekerjaan Pembangunan Siring Jalan Sei Taiw an , dimana perusahaan saudara termasuk telah

[r]

Karya tulis ilmiah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan strata satu (S1) pada Program Studi Administrasi Negara, Jurusan Ilmu

termasuk stakeholder dalam menentukan nilai-nilai moral budi pekerti yang akan diajarkan dan metode yang akan digunakan serta mendistribusikan nilai-nilai tersebut dalam sernua

Hak istimewa tersebut tidak berlaku bagi etnis Rohingya dimana etnis ini merupakan etnis mayoritas di negara bagian Rakhine (dulu Arakan) namun hak tersebut