• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN SISTEM KAPITASI BERBASIS KOMITMEN PELAYANAN DALAM MENIGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PINTU POHAN TAHUN 2018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN SISTEM KAPITASI BERBASIS KOMITMEN PELAYANAN DALAM MENIGKATKAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PINTU POHAN TAHUN 2018 SKRIPSI"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

ERVANI SILABAN NIM. 141000564

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

(2)

PENERAPAN SISTEM KAPITASI BERBASIS KOMITMEN PELAYANAN DALAM MENIGKATKAN MUTU

PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS PINTU POHAN TAHUN 2018

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

ERVANI SILABAN NIM. 141000564

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2021

(3)
(4)

ii Telah diuji dan dipertahankan

Pada tanggal: 15 Agustus 2019

TIM PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Dr. Juanita, S.E., M.Kes.

Anggota : 1. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes.

2. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M., M.P.H.

(5)

iii

Pernyataan Keaslian Skripsi

Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul

“Penerapan Sistem Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pintu Pohan Tahun 2018” beserta seluruh isinya adalah benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Medan, Agustus 2019

Ervani Silaban

(6)

iv Abstrak

Kapitasi berbasis komitmen pelayanan adalah sistem pembayaran kapitasi dari BPJS Kesehatan kepada FKTP berdasarkan pemenuhan atau pencapaian empat indikator yang diterapkan sebagai upaya peningkatan kualitas pelayanan peserta JKN di FKTP. Adapun keempat indikator tersebut adalah angka kontak, rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik, rasio peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP, dan rasio kunjungan rumah. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pencapaian indikator Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan dan faktor yang melatarbelakangi di Puskesmas Pintu Pohan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen sebagai cara untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan sistem Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan di Puskesmas Pintu Pohan belum terlaksana dengan baik. Berdasarkan empat indikator Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan, ada tiga indikator yang berada di bawah target zona aman, antara lain indikator angka kontak, prolanis dan rasio kunjungan rumah. Angka kontak disebabkan oleh keterbatasan sumber daya manusia dan persepsi masyarakat mengenai puskesmas, kunjungan prolanis disebabkan kurangnya sumber daya manusia pengguna BPJS yang merupakan Prolanis dan sedangkan rasio kunjungan rumah disebabkan oleh sarana transportasi yang belum memadai. Diharapkan Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir dapat melakukan analisis kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan aturan yang berlaku dan diharapkan Puskesmas Pintu Pohan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai fungsi puskesmas dan alur pelayanan rujukan serta dapat melakukan optimalisasi penggunaan sarana transportasi sehingga pelaksanaan sistem Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan di Puskesmas Pintu Pohan dapat berjalan secara maksimal.

Kata kunci: KBKP, puskesmas, JKN

(7)

v Abstract

Capitation Based on Service Commitmen is a system of capitation payments from National Health Care Security (BPJS) to FKTP based on fulfillment or accomplishment of four indicators applied as an effort to improve service quality of JKN participants in FKTP. The four indicators are contact rate, ratio of non- specialist outpatient referral, ratio of prolanis participants routinely visited to FKTP, and ratio of home visit. This research aims to explain the achievement of indicators Capitation Based on Service Commitmen and the underlying factor in Puskesmas Pintu Pohan.This research uses a qualitative approach using in-depth interviews, observation, and document review as a way to collect data.. Data analysis in qualitative research consists of the stages of data reduction, data presentation, drawing conclusions, and verification.The results showed that the implementation of the Service Commitment-Based Capitation system at Pintu Pohan Health Center has not been implemented properly. Based on four indicators of Service Commitment- Based Capitation, there are three indicators that are below the target safe zone, including indicators of contact numbers, prolanis and home visit ratio. Contact rates are caused by limited human resources and community perceptions about puskesmas, prolanis visits are due to lack of human resources using BPJS users who are Prolanis and while home visit ratios are caused by inadequate means of transportation.The conclusion of this research was that the implementation of Capitation Based on Service Commitment system at Puskesmas Pintu Pohan had not been done maximally so that the indicator target was not in safe zone. It has recommended that Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir can analyze human resource requirement in accordance with applicable rules and it has also recommanded that Puskesmas Pintu Pohan can provide information to public about the function of puskesmas and referral service flow and can optimize the utilization of transportation facilities so that the implementation of Capitation Based on Service Commitment system at Puskesmas Pintu Pohan can do maximally.

Keywords: KBKP, puskesmas, JKN

(8)

vi

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah yang telah diberikan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Sistem Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan dalam Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan di Puskesmas Pintu Pohan Tahun 2018”. Skripsi ini adalah salah satu syarat yang ditetapkan untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. Muryanto Amin, S.Sos., M.Si. selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Drs. Zulfendri, M.Kes. selaku ketua Dapertemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan bimbingan, saran, dukungan, nasehat, dan arahan untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Dr. Juanita S.E., M.Kes. selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran, dukungan, nasehat serta pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Puteri Citra Cinta Asyura Nasution, S.K.M., M.P.H. selaku Dosen Penguji II

(9)

vii

yang telah memberikan bimbingan, masukan dan saran-saran kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini.

6. Dra. Nurmaini, M.K.M., Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan saran kepada penulis selama kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

7. Seluruh Dosen dan Staf di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberikan bantuan selama penulisan mengikuti pendidikan.

8. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Toba Samosir dan seluruh Staf yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Kepala Puskesmas dr. Jimmi Hasibuan, kepala tata usaha dan seluruh petugas kesehatan Puskesmas Pintu Pohan yang telah memberikan izin dan menjadi informan dalam membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

10. Teristimewa untuk kedua orangtua saya tercinta A. Silaban dan S. Sibuea

yang senantiasa memberikan motivasi, doa, kasih sayang dan dukungan baik

moril maupun materi yang tidak terhingga dan tidak akan pernah bisa terganti

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Kepada kedua

kakak dan abang saya Christanti Silaban, S.H., Julyanti Silaban, Amd.Kep .

dan Feri Silaban, S.H., yang telah memberikan dukungan dan semangat

dalam penyelesaian skripsi ini. Kepada abang Ipar saya Jubel Nainggolan

S.Si., keponakan saya tersayang Bradley Nainggolan dan teman spesial

Mansen Hutabalian yang senantiasa mendukung dan mendoakan penulis.

(10)

viii

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari semua pihak dalam rangka penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat memberikan kontribusi yang positif dan bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2019

Ervani Silaban

(11)

ix Daftar Isi

Halaman

Halaman Persetujuan i

Halaman Penetapan Tim Penguji ii

Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi iii

Abstrak iv

Abstract v

Kata Pengantar vi

Daftar Isi ix

Daftar Tabel xi

Daftar Gambar xii

Daftar Lampiran xiii

Daftar Istilah xiv

Riwayat Hidup xv

Pendahuluan 1

Latar Belakang 1

Perumusan Masalah 6

Tujuan Penelitian 7

Manfaat Penelitian 7

Tinjauan Pustaka 9

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) 9

Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional 11

Pelayanan kesehatan tingkat pertama 12

Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan 12

Kapitasi 13

Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan (KBKP) 14

Indikator Komitmen Pelayanan 14

Angka kontak 14

Rasio rujukan rawat jalan non spesialistik 15 Rasio peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP 16 Indikator Tambahan dalam Komitmen Pelayanan 18

Indikator komitmen pelayanan 19

Indikator tambahan dalam komitmen pelayanan 20 Penentuan Hasil Pencapaian Komitmen Pelayanan 20

Indikator komitmen pelayanan 20

Pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan

komitmen pelayanan 21

Dasar Hukum 23

Landasan Teori 23

Kerangka Berpikir 25

(12)

x

Metode Penelitian 26

Jenis Penelitian 26

Lokasi dan Waktu Penelitian 26

Subjek Penelitian 26

Definisi Konsep 26

Metode Pengumpulan Data 27

Metode Analisis Data 28

Hasil Penelitian dan Pembahasan 29

Gambaran dan Lokasi Penelitian 29

Letak geografis 29

Kegiatan Puskesmas 30

Sumber Daya Manusia di Puskesmas Pintu Pohan 31

Karakteristik Informan 32

Angka Kontak 33

Pencapaian Target 33

Hambatan dalam pencapaian target 35

Rasio Rujukan Rawat Jalan Non Spesialistik 37

Pencapaian target 37

Hambatan dalam pencapaian target 38

Rasio Peserta Prolanis Rutin Berkunjung ke FKTP 40

Pelaksanaan prolanis 40

Rasio Kunjungan Rumah 42

Keterbatasan Penelitian 54

Kesimpulan dan Saran 56

Kesimpulan 56

Saran 57

Daftar Pustaka 59

Lampiran 61

(13)

xi Daftar Tabel

No Judul Halaman 1 Desa yang Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas

Pintu Pohan Meranti 29

2 Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Pohan 32

3 Karakteristik Informan 33

4 Pencapaian Indikator Angka Kontak di Puskesmas

Pintu Pohan Tahun 2018 35

5 Pencapaian Indikator Rasio Rujukan Rawat Jalan Kasus Non Spesialistik di Puskesmas Pintu Pohan

Tahun 2018 38

(14)

xii

Daftar Gambar

No Judul Halaman

1 Kerangka berpikir penelitian 25

(15)

xiii

Daftar Lampiran

Lampiran Judul Halaman

1 Pedoman Wawancara 61

2 Hasil Wawancara Mendalam 67

3 Dokumentasi Penelitian 79

4 Surat Izin Penelitian dari Dinas Kota Medan 82

5 Surat Selesai Penelitian dari Puskesmas 83

(16)

xiv Daftar Istilah

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah BPJS Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial FKTL Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan FKTP Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama JKN Jaminan Kesehatan Nasional

KBKP Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan PBI Penerima Bantuan Iuran

PBPU Pekerja Bukan Penerima Upah PPU Pekerja Penerima Upah

SDM Sumber Daya Manusia

SLE Systemic Lupus Erythematosus

SOP Standart Operating Procedure

UKM Upaya Kesehatan Masyarakat

UKP Upaya Kesehatan Perorangan

UPTD Unit Pelaksana Teknis Daerah

(17)

xv Riwayat Hidup

Penulis bernama Ervani Silaban dilahirkan pada tanggal 18 Oktober 1996 di Pintu Pohan. Beragama Kristen Protestan, anak keempat dari empat bersaudara dari pasangan Bapak A. Silaban dan Ibu S. Sibuea. Alamat penulis jln. Berdikari no. 75 Padang Bulan, Medan.

Pendidikan penulis dimulai dari SD N 173651 Porsea pada Tahun 2002 hingga 2008, SMP Negeri 1 Porsea pada Tahun 2008 hingga 2011, SMA Bintang Timur 1 Balige pada Tahun 2011 hingga 2014. Tahun 2014 penulis melanjutkan pendidikan S1 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dengan program studi Ilmu Kesehatan Masyarakat hingga Tahun 2019.

Medan, Agustus 2019

Ervani Silaban

(18)

1 Pendahuluan

Latar Belakang

Upaya dalam menciptakan pelayanan yang berkualitas bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sangat diperlukan adanya aspek kualitas layanan. Kualitas pelayanan sungguh mempengaruhi ketersediaan serta kepatuhan standar pelayanan tenaga kesehatan dalam melayani, suplai obat, alat kesehatan dan bahan habis pakai dan sumber daya lainnya yang berpengaruh pada kualitas layanan.

Pelayanan kesehatan harus dapat diukur, terstandar serta tertuju pada aspek kenyamanan pasien dan sesuai dengan kebutuhan pasien. Pengendalian mutu kesehatan JKN dilaksanakan dengan keseluruhan, antara lain pencapaian pelayanan kesehatan, sarana dan prasarana serta laporan kesehatan. Oleh karena itu, perlu diyakinkankan bahwa proses pelayanan kesehatan berlangsung serupa dengan batasan yang diperlakukan dan tersedianya pengawasan kepada luaran kesehatan Peserta JKN.

Perkembangan kepesertaan JKN di Indonesia cukup baik. Sampai awal Oktober 2018, jumlah peserta telah mencapai 203.284.869 jiwa (77%). Peserta PBI terdiri dari peserta dengan iuran bersumber dari APBN berjumlah 92.144.075 jiwa (45,3%) dan yang iuran bersumber dari APBD berjumlah 27.394.906 jiwa atau (13,4%). Sedangkan peserta non PBI terdiri atas pekerja upah berjumlah 17.145.806 jiwa (5,4%), pekerja bukan penerima upah 29.946.318 jiwa (14,7%) dan bukan pekerja berjumlah 5.117.777 jiwa (2,51%) (Kemenkes, 2018).

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang

(19)

berada pada bagian barat tepatnya di Pulau Sumatera. Jumlah peserta JKN di Provinsi Sumatera Utara dengan persentase penduduk sampai dengan 30 September 2018 sekitar 14.753.286 jiwa dengan jumlah peserta 10.288.528 jiwa (69,7%) yang terdiri atas peserta PBI APBN berjumlah 44,5%, peserta PBI APBD 13,0%, peserta non PBI pekerja penerima upah berjumlah 20,1%, pekerja bukan penerima upah 12,7%. Sedangkan yang belum memiliki jaminan kesehatan sebesar 4.464.758 jiwa (30,3%) (Kemenkes, 2018).

Provinsi Sumatera Utara memiliki 33 kabupaten/kota. Kabupaten Toba Samosir merupakan salah satu dari 33 kabupaten/kota yang terdapat di wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten Toba Samosir memiliki jumlah penduduk 180.694 jiwa, dengan kepesertaan JKN berjumlah 112. 434 jiwa (62,57%) yang terdiri dari PBI APBN berjumlah 58.157 jiwa (32,36%), peserta PBI APBD 3.302 (1,69%), pekerja penerima upah 27.047 jiwa (15,05%), dan peserta bukan penerima upah 17.774 jiwa (9,89%), bukan pekerja 3.649 jiwa (2,03%).

Kabupaten Toba Samosir memiliki 19 kecamatan. Kecamatan Pintu Pohan merupakan salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Toba Samosir.

Kecamatan Pintu Pohan memiliki jumlah penduduk sebanyak 7.364 jiwa, dengan kepesertaan JKN berjumlah 3.152 jiwa hingga desember 2018. Jumlah peserta PBI 2.191 jiwa (69,6%). Jumlah peserta non PBI 961 jiwa (30,4%).

Salah satu strategi dalam meningkatkan mutu pelayanan telah ada

merupakan dengan pengunaan metode KBKP yaitu pembayaran berbasis

komitmen pelayanan. KBKP ini merupakan konsep strategis yang sunguh

banyak diperbincangkan.

(20)

3

Untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan FKTP pada penyelenggaraan program JKN maka diterapkan KBKP. KBKP pada FKTP telah terlaksana di Tahun 2016 dengan mengacu pada surat edaran bersama kementerian kesehatan dan BPJS kesehatan Nomor HK.03.03/IV/053/2016 dan Nomor 1 Tahun 2016 tentang KBKP pada FKTP dan peraturan bersama Sekretaris Jenderal Kemenkes dan Direktur Utama BPJS kesehatan Nomor HK.02.05/III/SK/089/2016 dan Nomor 3 Tahun 2016 tentang petunjuk teknis KBKP pada FKTP.

Pembayaran KBKP adalah pembayaran yang telah dilaksanakan dibanyak negara. Performa dari FKTP dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta dapat ditingkatkan oleh sistem pembayaran KBKP. Di masa JKN-KIS, pelayanan kesehatan oleh FKTP merupakan hal yang penting, karena FKTP adalah pondasi dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan. Angka rujukan akan terus bertambah jika kualitas FKTP tidak ditingkatkan, maka paisen dapat menumpuk di rumah sakit. Pelaksanaan KBK sudah dilaksanakan sesuai SEB Kemenkes dan BPJS kesehatan Nomor HK.03.03/IV/053/2016 dan Nomor 1 Tahun 2016 tentang pelaksanaan dan KBKP pada fasilitas kesehatan tingkat pertama (BPJS Kesehatan, 2016).

Penerapan kapitasi berbasis komitmen pelayanan hampir sama dengan pay

for performance sudah dilaksanakan di beberapa negara, yaitu Amerika Serikat,

Selandia Baru, Perancis, Estonia, Jerman, Selandia Baru, dan Turki. Pay for

performance adalah sistem pembayaran yang dilakukan berdasarkan kualitas dan

tujuan terhadap pencapaian kinerja yang dilakukan. Mekanisme di negara tersebut

(21)

diterapkan dengan insentif finansial jika fasilitas kesehatan dan dokter menerapkan standar prosedur. Pelaksanaan kapitasi berbasis komitmen pelayanan dengan memotong sepuluh persen dana kapitasi dari fasilitas kesehatan tingkat pertama yang belum mencapai indikator, dan memberikan insentif kefasilitas kesehatan tingkat pertama yang memiliki kesan baik (BPJS Kesehatan, 2016).

Pada saat pembayaran kapitasi, penilaian kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama dipantau dari pencapaian indikator antara lain; angka kontak ≥ 150 per mil, rasio rujukan rawat jalan non spesialistik < 5%, dan rasio peserta prolanis rutin berkunjung kefasilitas kesehatan tingkat pertama ≥ 50%. Apabila fasilitas kesehatan tingkat pertama dapat memenuhi indikator tersebut, maka fasilitas kesehatan tingkat pertama termasuk di dalam zona aman dan jika melebihi terget indikator tersebut, maka FKTP termasuk di dalam zona prestasi.

Khusus bagi puskesmas, terdapat indikator tambahan untuk mengetahui penyelenggaraan kegiatan promotif preventif di puskesmas, yaitu rasio kunjungan rumah yang harus mencapai 8,33% per bulan atau 100% per tahun (PB No.

3/2016).

Apabila pemenuhan pencapaian indikator komitmen pelayanan

mengakibatkan jumlah kapitasi menjadi lebih rendah dari pada tarif kapitasi

terendah yang telah menteri tetapkan. Oleh karena itu, kapitasi yang harus

dibayarkan adalah sebesar tarif kapitasi terkecil. Pemenuhan target indikator

komitmen pelayanan mengakibatkan jumlah kapitasi tinggi dari jumlah kapitasi

maksimal yang dibuat menteri, kapitasi yang dibayar yaitu sebesar jumlah kapitasi

maksimal (PB No. 3/2016).

(22)

5

Secara geografis, Puskesmas Pintu Pohan terletak di Kecamatan Pintu Pohan Meranti. Puskesmas Pintu Pohan merupakan puskesmas yang telah menerapkan sistem kapitasi berbasis komitmen pelayanan. Berdasarkan data BPJS Kesehatan Kabupaten Toba Samosir Tahun 2018, peserta JKN yang terdaftar di Puskesmas Pintu Pohan pada bulan September hingga Desember berjumlah 3.152 dari 7.280 jumlah penduduk atau sekitar 43,29 %.

Survei pendahuluan juga dilakukan kepada Bendahara BPJS di Puskesmas

Pintu Pohan yang menyatakan bahwa prolanis yang rutin berkunjung ke

Puskesmas Pintu Pohan dan kunjungan rumah tidak terlaksana karena beberapa

kendala. Kurangnya jumlah peserta prolanis yang menggunakan BPJS, kurangnya

kesadaran dari masyarakat itu sendiri dan sulitnya mengurus ke BPJS dan ketika

diurus mengenai prolanis ke BPJS peserta prolanis juga tidak mau berkunjung ke

Puskesmas. Kunjungan Rumah tidak terlaksana karena ketika pelayan kesehatan

mendatangi kerumah- rumah banyak masyarakat yang sudah tidak di rumah, ada

yang sudah berpergian ke sawah atau bekerja. Adanya anggapan masyarakat yang

jika sakit langsung mendatangi puskesmas baru merasa puas dengan

pelayanannya dan kendaraan yang kurang memadai, kurangnya sarana dan

prasarana. Angka kontak Tahun 2018 belum mecapai target >150 per mil dengan

data yaitu bulan September 11,21 per mil, bulan Oktober 32,67 per mil, bulan

November 76,51 per mil dan Desember 47,66 per mil. Hal ini disebabkan karena

jumlah target yang besar yaitu sampai 150 per mil, dan anggapan masyarakat

yaitu jika tidak sakit maka tidak berkunjung ke puskesmas. Rujukan non

spesialistik di Tahun 2018 berada di zona aman karena saat ini rujukan harus

(23)

selektif. Sebagai dokter juga harus lebih selektif lagi untuk memberi rujukan dan pelayanan kesehatan juga harus paham yang mana yang harus dirujuk yang mana yang tidak dirujuk. Data bulan September 0 %, Oktober 0,36 %, November 0,5%

dan Desember 0,55%.

Total kapitasi di Puskesmas Pintu Pohan pada bulan September yaitu Rp 15.241.500, pada bulan Oktober Rp 15.147.000, pada bulan November Rp 15.156.000, dan pada bulan Desember Rp 15.201.000.

Hasil penelitian sebelumnya oleh Utami (2016) di Kota Surakarta menyimpulkan bahwa sebagian besar pelaksana implementasi KBK sudah paham penerapan KBK namun pelaksana tersebut mempunyai pemahaman yang berbeda- beda. Selain itu, masih terdapat beberapa permasalahan dalam implementasi KBK, dalam hal proses pelayanan yaitu sumber daya yang masih kurang di puskesmas, sosialisasi yang belum merata, dan beban kerja yang bertambah.

Permasalahan pada implementasi KBK akan menjadikan kualitas pelayanan tidak optimal.

Berdasarkan uraian di atas, penting dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan sistem KBK (Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan) jaminan kesehatan nasional di Puskesmas Pintu Pohan Tahun 2017 ke FKTP.

Perumusan Masalah

Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan mengenai pelaksanaan siste KBK di Puskesmas Pintu Pohan Tahun 2017 ke FKTP maka peneliti membuat rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimana pencapaian angka kontak dan faktor penghambatnya di Puskesmas

(24)

7

Pintu Pohan Kabupaten Toba Samosir.?

2. Bagaimana pencapaian rasio rujukan rawat jalan non spesialistik dan faktor penghambatnya di Puskesmas Pintu Pohan Kabupaten Toba Samosir ?

3. Bagaimana pencapaian rasio peserta prolanis yang rutin berkunjung ke FKTP dan faktor penghambat di Puskesmas Pintu Pohan Kabupaten Toba Samosir ? 4. Bagaimana pencapaian rasio kunjungan rumah dan faktor yang menghambat

di Puskesmas Pintu Pohan Kabupaten Toba Samosir ? Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengevaluasi bagaimana pencapaian angka kontak dan faktor yang menghambat di Puskesmas Pintu Pohan Kabupaten Toba Samosir.

2. Untuk mengevaluasi bagaimana pencapaian rasio rujukan rawat jalan non spesialistik dan faktor penghambatnya di Puskesmas Pintu Pohan Kabupaten Toba Samosir.

3. Untuk mengevaluasi bagaimana pencapaian rasio peserta prolanis yang rutin berkunjung ke fasilitas kesehatan tingkat pertama dan faktor yang menghambat di Puskesmas di Puskesmas Pintu Pohan Kabupaten Toba Samosir.

4. Untuk mengevaluasi bagaimana pencapaian rasio kunjungan rumah dan faktor yang menghambat di Puskesmas Pintu Pohan Kabupaten Toba Samosir.

Manfaat Penelitian

Terdapat beberapa manfaat dalam melakukan penelitian mengenai

pelaksanaan sistem KBK (Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan) jaminan

(25)

kesehatan nasional di Puskesmas Pintu Pohan Tahun 2017 ke FKTP, yaitu:

1. Sebagai bahan masukan dalam merumuskan kebijakan dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk meningkatkan fungsi fasilitas kesehatan tingkat pertama.

2. Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan kepada masyarakat bagi puskesmas.

3. Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan referensi bagi penelitian

selanjutnya.

(26)

9

Tinjauan Pustaka

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Jaminan Kesehatan dalam bahasa Indonesia memiliki beberapa arti karena kata jaminan dapat berasal dari guarantee atau warranty dan boleh berasal dari terjemahan bahasa Inggris insurance atau asuransi. Jaminan kesehatan yaitu cara yang menyebabkan seseorang bebas dari biaya berobat yang lumayan mahal dan menyebabkan tidak tercapainya kebutuhan dasar hidup lain terpenuhi sebagai contoh makan, bekerja, sekolah dan bersosialisasi (Soekamto, 2006).

Pengertian jaminan kesehatan nasional adalah perlindungan kesehatan agar peserta mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan dan perlindungan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan yang diberi untuk orang yang sudah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah (Kemenkes RI, 2013). Program jaminan kesehatan nasional yaitu sebuah program pemerintah dan masyarakat untuk memberi kepastian JKN yang menyeluruh untuk rakyat Indonesia supaya penduduk Indonesia memiliki hidup yang sehat dan produktif. Jaminan kesehatan nasional dilaksanakan di Indonesia merupakan salah satu dari SJSN. Sistem jaminan sosial nasional dilaksanakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional. Tujuannya yaitu agar seluruh penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi, maka kebutuhan kesehatan menjadi layak di masyarakat (Kemenkes RI, 2014).

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencakup dua jenis antara

lain medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi

(27)

akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan (Kemenkes, 2014). Manfaat JKN mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis (Kemenkes, 2014).

Kepesertaan JKN yaitu setiap orang yang merupakan orang asing yang paling singkat bekerja selama enam bulan lamanya di Indonesia, dan sudah membayar iuran. Pesertanya yaitu Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan nasional dan bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) Jaminan Kesehatan Nasional adalah sebagai berikut :

1. Peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan nasional meliputi orang yang tergolong orang tidak mampu dan fakir miskin.

2. Peserta bukan Penerima Bantuan Iuran (PBI) jaminan kesehatan nasional adalah peserta yang bukan termasuk orang tidak mampu dan fakir miskin yaitu:

a. Pekerja penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu:

a) Pejabat negara b) PNS

c) Anggota polri d) Anngota TNI e) Pegawai swasta

f) Pegawai pemerintah non pegawai negeri

g) Pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf f yang

menerima upah.

(28)

11

b. Pekerja bukan penerima upah dan anggota keluarganya, yaitu:

a) Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja mandiri dan

b) Pekerja yang tidak termasuk huruf a yang bukan penerima upah

c) Pekerja sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, termasuk warga negara asing yang bekerja di Indonesia paling singkat enam bulan.

c. Bukan pekerja dan anggota keluarganya terdiri atas:

a) Veteran b) Investor

c) penerima pensiun d) Perintis kemerdekaan

e) Bukan pekerja yang tidak termasuk huruf a sampai dengan huruf d yang mampu membayar iuran.

d. Anggota keluarga bagi pekerja penerima upah meliputi:

a) Istri atau suami yang sah dari peserta; dan pensiun.

b) Anak kandung, anak tiri dan/atau anak angkat yang sah dari peserta, dengan kriteria: tidak atau belum pernah menikah atau tidak mempunyai penghasilan sendiri; dan belum berusia 21 tahun.

Pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional

Terdapat 2 jenis pelayanan jaminan kesehatan nasional yang akan diperoleh oleh peserta yang memiliki jaminan kesehatan nasional, yaitu berupa ambulan dan pelayanan kesehatan serta akomodasi.

Bagi peserta yang membutuhkan pelayanan kesehatan, harus dimulai

dengan memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan. Namun masih

(29)

membutuhkan pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, harus dilaksanakan dengan rujukan oleh FKTP, kecuali dengan keadaan gawat darurat medis. Pelayanan kesehatan yang dijamin oleh pemerintah melalui BPJS Kesehatan berjenjang dana terdiri atas :

Pelayanan kesehatan tingkat pertama. Pelayanan kesehatan tingkat pertama untuk peserta dilakukan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yaitu merupakan pelayanan kesehatan non spesialistik yang meliputi :

1. Pelayanan promotif dan preventif

2. Pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

3. Tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif 4. Administrasi pelayanan

5. Pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis

6. Pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama 7. Rawat inap tingkat pertama sesuai dengan indikasi medis

Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan. Pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan meliputi :

1. Pelayanan kesehatan rujukan yang meliputi : a. Pelayanan darah

b. Pelayanan penunjang diagnostik lanjutan sesuai dengan indikasi medis c. Administrasi pelayanan

d. Rehabilitasi medis

e. Pemeriksaan, pengobatan dan konsultasi spesialistik dilakukan indikasi

(30)

13

medis dengan dokter spesialis dan subspesiali Kapitasi

Kapitasi adalah sebuah metode pembayaran untuk pelayanan kesehatan di mana penyedia layanan dibayar dalam jumlah tetap per pasien tanpa memperhatikan jumlah atau sifat layanan yang sebenarnya diberikan. Tarif kapitasi adalah besaran pembayaran per bulan yang dibayar dimuka oleh BPJS kesehatan kepada FKTP berdasarkan jumlah peserta yang terdaftar tanpa memperhitungkan jenis dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan (PB No.

3/2016).

BPJS Kesehatan melakukan pembayaran kepada FKTP secara pra upaya berdasarkan kapitasi atas jumlah peserta yang terdaftar di FKTP. Penetapan besaran tarif kapitasi dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama antara BPJS kesehatan dengan asosiasi fasilitas kesehatan dengan mempertimbangkan kriteria sumber daya manusia, kelengkapan sarana dan prasarana, lingkup pelayanan, dan komitmen pelayanan (PMK No.12/2016). Standar tarif kapitasi di FKTP sebagaimana yang tertulis pada Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 12 Tahun 2016 ditetapkan sebagai berikut:

a. Puskesmas atau fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp 3.000,00 (tiga ribu rupiah) sampai dengan Rp 6.000,00 (enam ribu rupiah) per peserta per bulan;

b. Rumah sakit kelas D pratama, klinik pratama, praktik dokter, atau fasilitas kesehatan yang setara sebesar Rp 8.000,00 (delapan ribu rupiah) sampai dengan Rp 10.000,00 (sepuluh ribu rupiah) per peserta per bulan; dan

c. Praktik perorangan dokter gigi sebesar Rp2.000,00 (dua ribu rupiah) per

(31)

peserta per bulan.

Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan (KBKP)

Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan (KBKP) adalah salah satu cara pembayaran kapasitas yang besarnya ditentukan berdasarkan pemenuhan pencapaian target komitmen pelayanan. KBKP merupakan penyesuaian besaran tarif kapasitas berdasarkan hasil penilaian pencapaian indikator pelayanan kesehatan perseorangan yang disepakati berupa komitmen pelayanan fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam rangka peningkatan mutu pelayanan, adapun indikator dimaksud adalah angka kontak, rasio rujukan rawat jalan non spesialistik dan rasio peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP.

Kapitas berbasis komitmen pelayanan terkait dengan mutu layananan ada beberapa indikator yang harus dicapai seperti :

1. Angka kontak untuk menilai tingkat aksesibilitas dan pemanfaatan.

2. Rasio rujukan non spesialistik untuk mengetahui kualitas layanan.

3. Rasio peserta prolanis rutin yang berkunjung di FKTP untuk mengetahui kesinambungan layanan penyakit kronis, Rasio kunjungan rumah yaitu melakukan kunjungan rumah bagi peserta di wilayah puskesmas.

Indikator Komitmen Pelayanan

Pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan dinilai berdasarkan pencapaian indikato r.

Angka kontak. Angka kontak merupakan indikator untuk mengetahui

tingkat aksesabilitas dan pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh peserta

tanpa memperhatikan kunjungan ulang yang dilakukan sehingga tidak mengukur

(32)

15

total kunjungan.

Indikator angka kontak dihitung dengan formulasi perhitungan sebagai berikut:

Angka kontak =

x 100

Angka kontak adalah perbandingan jumlah peserta terdaftar yang melakukan kontak dengan FKTP dengan jumlah peserta terdaftar dikali 1000 (seribu). Jumlah peserta yang melakukan kontak adalah jumlah peserta JKN (per nomor identitas peserta) yang terdaftar di satu FKTP peserta tanpa memperhatikan kunjungan ulang yang dilakukan peserta dalam satu bulan. Jumlah peserta yaitu jumlah peserta JKN yang terdaftar di suatu FKTP per bulan.

Sumber data yang digunakan dalam indikator ini adalah hasil pencatatan kontak FKTP dengan kondisi di tempat dan jenis pelayanan yang dicatatkan pada aplikasi P-Care (PB No.3/2016).

Rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik. Rasio rujukan rawat jalan non spesialistik merupakan indikator untuk mengetahui optimalnya koordinasi dan kerjasama antara FKTP dengan fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan kualitas pelayanan di FKTP sehingga sistem rujukan terselenggara sesuai indikasi medis dan kompetensi FKTP.

RRNS = x 100

Rasio rujukan rawat jalan non spesialistik adalah perbandingan jumlah

peserta yang dirujuk dengan kasus non spesialistik dengan jumlah seluruh peserta

yang dirujuk oleh FKTP dikali 100 (seratus). Jumlah rujukan rawat jalan non

spesialistik adalah jumlah peserta yang dirujuk dengan diagnosa yang termasuk

(33)

dalam jenis penyakit yang menjadi kompetensi dokter di FKTP sessuai ketentuan peraturan perundang-undangan atau berdasarkan kesepakatan antara BPJS Kesehatan, FKTP, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan Organisasi Profesi dengan memperhatikan kemampuan pelayanan FKTP dan progresifitas penyakit yang merupakan keadaan khusus pasien dan/atau kedaruratan medis, serta dituangkan secara tertulis dalam perjanjian kerjasama. Jumlah rujukan FKTP adalah total jumlah peserta yang dirujuk ke FKTRL oleh FKTP.

Pembahasan dan kesepakatan bersama terkait 144 diagnosa yang harus ditangani secara tuntas di FKTP untuk kelayakan rujukan kasus tersebut yang telah disepakati dapat ditangani secara tuntas ke FKTRL, dilakukan melalui kegiatan pertemuan daerah antara BPJS Kesehatan dan FKTP yang melibatkan dinas kesehatan, tim kendali mutu kendali biaya dan organisasi profesi wilayah setempat, yang selanjutnya disebut sebagai peer review kasus non spesialistik.

Hasil kesepakatan dari kegiatan peer review kasus non spesialistik menjadi dasar perhitungan rasio rujukan rawat jalan kasus non spesialistik di masing-masing FKTP.

Sumber data yang digunakan dalam indikator ini adalah hasil pencatatan rujukan peserta ke FKTRL yang dicatatkan pada aplikasi p-care. Angka rujukan rawat jalan kasus non spesialistik yang dihitung adalah kasus rujukan dengan diagnosa yang termasuk dalam kesepakatan (PB No.3/2016).

Rasio peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP. Rasio peserta

prolanis rutin berkunjung ke FKTP merupakan indikator untuk mengetahui

kesinambungan pelayanan penyakit kronis yang disepakati oleh BPJS Kesehatan

(34)

17

dan FKTP terhadap peserta prolanis.

Indikator rasio peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP dihitung dengan formulasi perhitungan sebagai berikut:

RPPB = x 100

Rasio peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP adalah perbandingan jumlah peserta prolanis yang rutin berkunjung ke FKTP dengan jumlah pesertaprolanis terdaftar di FKTP dikali 100 (seratus). Jumlah peserta JKN yang terdaftar dalam prolanis (per nomor identitas peserta) yaitu jumlah peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP dan mendapatkan pelayanan kesehatan di FKTP per bulan, baik di dalam maupun di luar gedung, tanpa memperhitungkan kunungan ulang peserta dalam satu bulan.

Jenis penyakit kronis yang termasuk dalam prolanis yang dihitung dalam

indikator adalah penyakit diabetes melitus dan hipertensi, atau diagnosa lain

dalam program rujuk balik (jantung, asma, penyakit paru obstruktif kronis

(PPOK), epilepsi, stroke, schizophrenia, dan systemic lupus erythematosus (SLE)

yang kemudian dinyatakan termasuk dalam prolanis. Aktivitas prolanis yang akan

termasuk dalam perhitungan adalah apabila terdapat salah satu atau lebih dari

kegiatan prolanis, seperti edukasi klub, konsultasi medis, pemantauan kesehatan

melalui pemeriksaan penunjang, senam prolanis, home visit, pelayanan obat

secara rutin. Sumber data yang digunakan dalam indikator ini adalah hasil

pencatatan kontak FKTP dengan peserta yang terdaftar sebagai peserta prolanis

dengan jenis aktivitas prolanis yang dicatatkan pada aplikasi p-care (PB

No.3/201).

(35)

Indikator Tambahan dalam Komitmen Pelayanan

Khusus bagi puskesmas, terdapat indikator tambahan dalam pemenuhan komitmen pelayanan untuk mengetahui penyelenggaraan kegiatan promotif preventif di puskesmas dengan fokus pada kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan dalam bentuk pendekatan keluarga untuk mencapai program Indonesia Sehat pada semua keluarga di wilayah kerja puskesmas tanpa melihat peserta JKN atau bukan peserta JKN. Melalui pendekatan keluarga, yaitu mengunjungi setiap keluarga di wilayah kerja, diharapkan puskesmas dapat menangani masalah- masalah kesehatan dengan pendekatan siklus hidup .

Indikator rasio kunjungan rumah dihitung setiap bulan dengan formulasi perhitungan sebagai berikut:

RKR = ( ) ( ) x 100 Rasio Kunjungan Rumah (RKR) yaitu, perbandingan rasio keluarga berdasarkan kartu keluarga yang didatangi di kegiatan pendekatan keluarga dan rasio keluarga berada dalam wilayah puskesmas di kali seratus. Rasio keluarga telah ditangani di kegiatan pendekatan keluarga yaitu rasio peserta jaminan kesehatan nasional dan bukan peserta jaminan kesehatan nasional yang berada di kerja puskesmas yang didatangi pekerja FKTP dalam 1 bulan. Rasio keluarga di sekitar wilayah kerja puskesmas yaitu rasio seluruh kartu keluarga telah ada di sekitar kerja puskesmas.

Jumlah keluarga yang dikunjungi berasal dari jumlah yang didatangi saat

program pendekatan keluarga yaitu dari masing-masing puskesmas melalui hasil

pencatatan data petugas puskesmas dan data jumlah keluarga yang ada di wilayah

(36)

19

kerja puskesmas berasal dari hasil pencatatan data jumlah KK yang ada di kecamatan (PB No.3/2016).

Target pemenuhan komitmen pelayanan berdasarkan peraturan bersama No. 3 Tahun 2016 pencapaian pemenuhan komitmen pelayanan di FKTP terbagi atas :

Indikator komitmen pelayanan. Pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan dinilai berdasarkan pencapaian indikato r.

Angka kontak. Jumlah pemenuhan angka kontak oleh fasilitas kesehatan

tingkat pertama adalah :

1. Jumlah capaian pada zona aman paling sedikit sebesar seratus lima puluh permil perbulannya

2. Jumlah capaian pada zona prestasi paling sedikit sebesar dua ratus lima puluh Jumlah rujukan rawat jalan kasus non spesialistik. Capaian jumlah

rujukan rawat jalan kasus non spesialistik, adalah :

1. Capaian di bagian prestasi adalh kurang dari lima belas persen per bulannya.

2. Capaian di bagian prestasi adalh kurang dari satu persen per bulannya.

3. Rasio peserta prolanis rutin berkunjung ke fasilitas kesehatan tingkat pertama Sasaran proses jumlah pasien prolanis yang sering mendatangi fasilitas kesehatan tingkat pertama adalah:

1. Capaian dalam zona aman, paling sedikit sebesar lima puluh persen per

bulannya;

(37)

2. Target pada zona prestasi paling sedikit sebesar 90% setiap bulan. Penentuan indikator komitmen pelayanan terdiri dari dua zona:

a. Zona aman adalah capaian keterikatan kebutuhan semestinya dilengkapi denagn Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama supaya memperolehjumlah yang sesuai dengan hasil besar jumlah menurut aturan jumlah yang telah ditentukan menurut SDM, lingkup pelayanan dan kelengkapan sarana prasarana.

b. Zona prestasi adalah pencapaian kegiatan pelayanan yang mesti dilakukan oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sampaiFasilitas Kesehatan Tingkat Pertama dapat memperoleh pembayaran melampaui pembayaran yang telah di putuskan sesuai SDM lingkup pelayanan dan kelengkapan sarana prasarana.

Indikator tambahan dalam komitmen pelayanan. Target yang diharapkan dalam kegiatan home visit melalui pendekatan keluarga adalah, apabila jumlah home visit sebanyak seratus per dua belas persen per bulan. Oleh karena itu di satu tahun jumlah home visit harus seratus persen agar mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik.

Penentuan Hasil Pencapaian Komitmen Pelayanan

Adapun penentuan hasil pencapaian komitmen pelayanan baik dari indikator komitmen pelayanan maupun indikator tambahan dalam komitmen pelayanan, yaitu:

Indikator komitmen pelayanan. Persamaan jumlah besar kapitasi dalam

mencapai target indikator komitmen pelayanan bagi fasilitas kesehatan tingkat

(38)

21

pertama, sebagai berikut:

1. Tiga indikator komitmen pelayanan ada dalam zona aman, memperoleh pembayaran kapitasi sebanyak 115% dari yang diwajibkan

2. Dua indikator komitmen pelayanan dalam keadaan aman dan satu indikator lainnya dalam keadaan baik, menerima pembayaran kapitasi sejumlah seratus sepuluh persen dari norma kapitasi yang diwajibkan;

3. Satu indikator komitmen pelayanan dalam keadaan baik, memperoleh pembayaran kapitasi sejumlah seratus lima persen dari yang sudah di wajibkan.

Pemenuhan indikator tambahan dalam komitmen pelayanan yaitu jumlah kunjungan rumah dinilai dari setiap bulan maka dilaksanakan evaluasi setiap tiga bulan, serta diakumulasikan dalam satu tahun untuk memperoleh kebebasan di tahun selanjutnya. Kebebasan diberikan untuk puskesmas yang telah mencapai rasio kunjungan rumah seratus persen, dalam bentuk pelatihan danseminar dalam menaikkan performa puskesmas (PB No. 3/2016).

Pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan. Pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan, yaitu :

1. Memberikan data ke kantor BPJS sesehatan yang memuat peserta terdaftar di FKTP.

2. Fasilitas kesehatan tingkat pertama memberi pelayanan kesehatan untuk

peserta dan mengentri data pelayanan kesehatan dari aplikasi yang telah dibuat

(39)

oleh BPJS Kesehatan dengan tepat, hingga tiga bulan berjalan untuk pelayanan bulan laluuntuk dilaksanakan penilaian.

3. Pengkoreksian KBKP dilaksanakan oleh pemeriksa dan melibatkan fasilitas kesehatan tingkat pertama berdasarkan laporan yang sudah ada dengan melaksanakan uji sampling dengan laporan dan bukti pelayanan yang telah diberitahujan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama dan mensahkan keaslian dengan hasil uji sampling.

4. Penilaian pemenuhan KBKP di FKTP hasilnya dimuat di berita acara hasil penilaian pemenuhan KBKP.

5. Tim monitoring evaluasi membahas hasil penilaian untuk komitmen pelayanan yangsudah dimuatdi berita acara hasil penilaian pemenuhan KBKP.

6. Hasil penilaian pencapaian indikator KBKP di FKTP bulan ke-3, ke-6, ke-9, dan seterusnya akan menjadi dasar pembayaran kapitasi mulai bulan ke-4, ke- 7, ke-10, dan seterusnya (PB No.3/2016).

Mangkunegara (2011) menyatakan bahwa kinerja merupakan dari kata job performance yang artinya keberhasilan yang diperoleh dari seseorang. Pengertian kinerja adalah upah dari kerja secara kuantitas dan kualitas yang diperoleh seorang pegawai saat melaksanakan tugasnya seperti tanggung jawab yang diembankan kepadanya.

Kinerja merupakan hal yang menyangkut pencapaian dalam penerapan sebuah program kegiatan untuk mewujudkan visi, tujuan dan misi dari organisasi yang dituangkan melalui pelaksanaan yang stretegis dalam sebuah organisasi.

Kinerja dipahami dan diukur apabila individu dan seluruhpekerja sudah memiliki

(40)

23

karakter dan batasan kesuksesan tolak ukur yang sudah disahkan oleh organisasi.

Sebab itu, jika tidak memiliki tujuan atau pencapaian yang ditelah ditetapkan untuk pengukuran, maka kerja individu dan kerja tim tidak dapat diketahui bagaimana pencapaiannya (Moeheriono, 2014).

Dasar Hukum

Dasar hukum dalam jaminan kesehatan nasional ini, yaitu:

1. Peraturan BPJS kesehatan No. 2 Tahun 2015 tentang norma penetapan besaran kapitasi dan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan pada FKTP, yang telah diubah dengan peraturan BPJS kesehatan No. 3 Tahun 2015 tentang perubahan peraturan BPJS No. 2 Tahun 2015.

2. Peraturan bersama Sekretaris Jenderal Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan Direktur Utama BPJS kesehatan No. HK.02.05/III/SK/

089/2016 dan No. 3 Tahun 2016 tentang petunjuk teknis pelaksanaan pembayaran kapitasi berbasis pemenuhan komitmen pelayanan pada FKTP.

Landasan Teori

Upaya dalam menciptakan pelayanan yang berkualitas bagi peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sangat diperlukan adanya aspek kualitas layanan. Kualitas pelayanan sungguh mempengaruhi ketersediaan serta kepatuhan standar pelayanan tenaga kesehatan dalam melayani, suplai obat, alat kesehatan dan bahan habis pakai dan sumber daya lainnya yang berpengaruh pada kualitas layanan.

Jaminan kesehatan nasional adalah perlindungan kesehatan agar peserta

mendapatkan manfaat pelayanan kesehatan dan perlindungan untuk memenuhi

(41)

kebutuhan kesehatan yang diberi untuk orang yang sudah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Program jaminan kesehatan nasional yaitu sebuah program pemerintah dan masyarakat untuk memberi kepastian JKN yang menyeluruh untuk rakyat Indonesia supaya penduduk Indonesia memiliki hidup yang sehat dan produktif. Jaminan kesehatan nasional dilaksanakan di Indonesia merupakan salah satu dari SJSN. Sistem jaminan sosial nasional dilaksanakan melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional.

Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) mencakup dua jenis antara lain medis berupa pelayanan kesehatan dan manfaat non medis meliputi akomodasi dan ambulans. Ambulans hanya diberikan untuk pasien rujukan dari fasilitas kesehatan dengan kondisi tertentu yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan (Kemenkes, 2014). Manfaat JKN mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis

Hasil penelitian sebelumnya oleh Utami (2016) di Kota Surakarta menyimpulkan bahwa masih terdapat beberapa permasalahan dalam implementasi KBK, dalam hal proses pelayanan yaitu sumber daya yang masih kurang di puskesmas, sosialisasi yang belum merata, dan beban kerja yang bertambah.

Permasalahan pada implementasi KBK akan menjadikan kualitas pelayanan tidak

optimal. Untuk itu penting dilakukan penelitian mengenai pelaksanaan sistem

KBK (Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan) jaminan kesehatan nasional di

Puskesmas Pintu Pohan Tahun 2017 ke FKTP.

(42)

25

Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori yang telah ada maka kerangka pikir untuk penelitian ini dapat ditunjukkan dalam gambar berikut ini:

Gambar 1. Kerangka berpikir penelitian

Angka kontak Rasio rujukan rawat jalan non spesialistik

Penerapan sistem KBKP (Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan) di Puskesmas Pintu Pohan Kabupaten Toba Samosir

Rasio peserta prolanis

rutin berkunjung ke FKTP Rasio Kunjungan Rumah

(43)

26

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan wawancara terhadap informan untuk menggali informasi, memahami pandangan, pengalaman, dan pengetahuan informan mengenai penerapan sistem KBKP di Puskesmas Pintu Pohan Kabupaten Toba Samosir.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Pintu Pohan Meranti Kabupaten Toba Samosir yang merupakan salah satu puskesmas yang menerapkan sistem KBKP.

Waktu penelitian. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2018 sampai dengan selesai penelitian.

Subjek Penelitian

Informan yang dipilih dalam penelitian ini mengacu pada prinsip kesesuaian (appropriatness) dan kecukupan (adequacy). Informan diambil secara purposive (bertujuan), yaitu dengan menentukan bahwa informan tersebut adalah pihak yang dapat memberikan informasi atau data yang diinginkan.

Informan dalam penelitian ini berjumlah tujuh orang yaitu, 1 orang kepala puskesmas, 1 orang kepala tata usaha, 1 orang bendahara BPJS, dan 1 orang dokter umum, 1 orang bidan, 1 orang penyuluh kesehatan, 1 orang promotor kesehatan dan 2 orang pasien di Puskesmas Pintu Pohan Kabuaten Toba Samosir.

Definisi Konsep

Sistem kapitasi berbasis komitmen pelayanan adalah sistem penyesuaian

(44)

27

tarif kapitasi berdasarkan hasil penilaian pencapaian indikator komitmen pelayanan FKTP yang diukur dengan:

1. Angka kontak merupakan indikator komitmen pelayanan untuk mengetahui tingkat aksesabilitas dan pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh peserta.serta upaya FKTP terhadap kesehatan peserta pada setiap 1000 peserta terdaftar di FKTP yang bekerjasama dengan BPJS kesehatan.

2. Rasio rujukan rawat jalan non spesialistik merupakan indikator untuk mengetahui kualitas pelayanan di FKTP sehingga sistem rujukan terselenggara sesuai indikasi medis dan kompetensinya.

3. Rasio peserta prolanis rutin berkunjung ke FKTP merupakan indikator untuk mengetahui kondisi atau keadaan pelayanan penyakit kronis yang dapat dilihat dari bentuk kontak FKTP dengan peserta prolanis.

4. Rasio kunjungan rumah merupakan indikator tambahan khusus bagi puskesmas dalam pemenuhan komitmen pelayanan berupa kegiatan kunjungan rumah dengan pendekatan keluarga.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan berpedoman

pada pedoman wawancara yang telah dipersiapkan terlebih dahulu dengan

jawaban terbuka (tidak terstruktur) tentang penerapan sistem KBKP (Kapitasi

Berbasis Komitmen Pelayanan). Untuk melengkapi data hasil wawancara

mendalam, peneliti juga mengumpulkan dokumen-dokumen terkait dengan

Pelaksanaan Sistem KBK (Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan) .

(45)

Metode Analisis Data

Pada penelitian kualitatif dilakukan langkah-langkah analisis data sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian apada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari data yang didapat di lapangan.

2. Penyajian data

Penyajian data adalah proses menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Pada penelitian ini penyajian data dengan menggunakan uraian singkat.

3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi

Dalam tahap ini, peneliti membuat rumusan yang terkait dengan prinsip

logika, mengangkatnya sebagai temuan penelitian, kemudian dilanjutkan dengan

mengkaji secara berulang-ulang terhadap data yang ada, pengelompokan data

yang telah terbentuk dan kemudian disimpulkan (Sugiyono, 2010).

(46)

29

Hasil dan Pembahasan

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Letak geografis. Kecamatan Pintu Pohan Meranti merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir yang terletak pada ketinggian 150 – 1.200 meter dpl dengan luas wilayah 27.727 ha dengan jumlah penduduk 7.364 jiwa dan berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Asahan Sebelah Selatan : Kecamatan Habinsaran dan Kecamatan Silaen

Sebelah Barat : Kecamatan Parmaksian dan Kecamatan Bonatua Lunasi Sebelah Timur : : Kabupaten Labuhan Batu dan Kabupaten Asahan

Adapun wilayah kerja UPT Puskesmas Pintu Pohan Meranti terdiri dari 7 (tujuh) desa dan dibagi menjadi 33 dusun.

Tabel 1

Desa yang Terdapat di Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Pohan Meranti

Nama Desa Dusun (n) Bidan Desa (n)

Ambar Halim 3 1

Pintu Pohan 4 3

Halado 3 2

Pintu Pohan Dolok 2 1

Meranti Utara 8 4

Meranti Tengah 5 2

Meranti Timur 8 2

Sebagian desa dan dusunnya masih terisolir, karena untuk menuju ke

sebagian dusun tersebut berada di daerah perbukitan. Untuk menuju desa dan

dusun tersebut harus berjalan kaki karena kondisi jalan yang tidak mengijinkan

untuk berkendaraan.

(47)

Dari tujuh desa tersebut, ada enam desa berada di perbukitan, yaitu Desa Ambar Halim, Pintu Pohan, Pintu Pohan Dolok, Halado, Meranti Utara, Meranti Tengah, dua desa yang sulit dijangkau yaitu Pintu Pohan Dolok, Meranti Tengah dan beberapa dusun di Desa Meranti Timur, Desa Meranti Tengah dan Desa Meranti Utara. Jarak UPT Puskesmas Pintu Pohan Meranti ke Kabupaten Toba Samosir sekitar 48 km. Desa Meranti Timur merupakan desa yang terjauh sekitar 35 km jaraknya dari ibukota kecamatan.

Kegiatan Puskesmas

Ada beberapa hal kegiatan yang berada dalam puskesmas, yaitu:

1. Kegiatan ibu perwina dengan pemberian makan tambahan untuk balita (7 orang) berupa susu, gula, dan kacang ijo.

2. Rehab ringan/pengecatan tembok Poskesdes Ambar Halim dan pembelian alat kesehatan.

3. Pengadaan genset di Poskesdes Pintu Pohan Dolok. Rehab ringan/pengecetan poskesdes dan rehab kamar mandi (proposal sedang dalam proses).

4. Proposal sedang dalam proses :

a. Rehab ringan/pengecetan Poskesdes Jambu Dolok Desa Meranti Tengah b. Pengadaan Genset

c. Pengadaan alat-alat kesehatan (partus set)

d. Pengedipan rumah dinas dokter UPT Puskesmas dan pembangunan packing block halaman puskesmas (proposal sedang dalam proses).

e. Mengadakan sunnatan massal untuk masyarakat Kecamatan Pintu Pohan

Meranti.

(48)

31

f. Dalam perlombaan tanaman TOGA Se-Kabupaten Toba Samosir, salah satu desa yaitu Desa Halado.

g. Memperoleh Juara 1 Tk. Kabupaten atas kerjasama PKK kecamatan, bidan desa dan dinas kesehatan dan akan dipersiapkan untuk perlombaan tingkat provinsi.

h. Pelaksanaan posyandu lansia, selain melakukan pemeriksaan kesehatan juga dilakukan senam lansia.

Sumber Daya Manusia di Puskesmas Pintu Pohan Meranti

Puskesmas Pintu Pohan Meranti dipimpin oleh seorang dokter umum dan memiliki tenaga kesehatan dan non-kesehatan. Adapun tenaga pelaksana yang terdapat di Puseksmas Pintu Pohan Meranti adalah sebagai berikut:

1. Dokter : 1 orang

2. SKM : 3 orang

3. Bidan : 8 orang 4. Perawat : 6 orang 5. Penunjang : 1 orang

6. Honorer : 2 orang (farmasi dan bidan) 7. Bidan PTT : 15 orang

Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan UPT Puskesmas memiliki sasaran/target untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yaitu :

1. PUS : 1.325 pasang

2. Bulin : 183 Orang

3. Bumil : 192 Orang

(49)

4. Balita : 886 Balita 5. Lansia : 1.088 orang

Dan rata-rata kunjungan pasien rawat jalan di UPT Puskesmas adalah ± 5 pasien/hari. Ditemukan 3 penyakit terbesar adalah ISPA, infeksi usus lainnya dan diare.

Tabel 2

Wilayah Kerja Puskesmas Pintu Pohan

Nama Desa Dusun (n)

Bidan

desa (n) n Posyandu

(n)

Kader (n) Ambar Halim

Pintu Pohan Halado PP Dolok Meranti Utara

Meranti Tengah Meranti Timur

3 4 3 2 8

5 8

1 3 2 1 3

2 2

1 Pustu 3 Polindes 2 Polindes 1 Poskesdes 1 Pustu 1 Poskesdes 1 Polindes 1 Poskesdes 1 Pustu 1 Polindes

1 2 1 1 2

1 3

5 10 5 5 10

5 15

Berdasarkan data di atas ditemukan ada beberapa yang memiliki puskesmas pembantu yaitu Desa Ambar Halim, Meranti Utara, dan Desa Meranti Timur. Sedangkan pos klinik desa ada pada Desa Pintu Pohan, Halado, Meranti Utara, dan Meranti Timur, dan untuk pos kesehatan desa ada pada Desa PP Dolok, Meranti Utara, dan Desa Meranti Timur.

Karakteristik Informan

Informan dalam penelitian ini terdiri dari 1 orang kepala puskesmas, 1 orang kepala tata usaha, 1 orang bendahara BPJS, dan 1 orang dokter umum.

Karakteristik informan dapat dilihat pada tabel berikut:

(50)

33

Tabel 3

Karakteristik Informan

Informan Pendidikan Jabatan

dr. Jimmi Hasibuan S1 Kedokteran Kepala Puskesmas dr. Sari S1 Kedokteran Dokter Umum Ferawati Ginting, S.K.M. S1 Kes. Masyarakat Kepala Tata Usaha

Atika Wahyuni Lubis S1 Kes. Masyarakat Penyuluh Kes. Masyarakat Mutiara Butar Butar D III Kebidanan Bendahara BPJS

Sry Lestari Siagian S1 Kes. Masyarakat Promotor Kesehatan Iin Veraida Simanjuntak D III Kebidanan Bidan

Rinto Marpaung SLTA Petani (masyarakat) Rosmaida Panjaitan S.Pd. Guru (masyarakat) Angka Kontak

Angka Kontak merupakan indikator untuk mengetahui tingkat aksesabilitas dan pemanfaatan pelayanan primer di FKTP oleh peserta serta upaya FKTP terhadap kesehatan peserta pada setiap 1000 peserta terdaftar di FKTP yang bekerja sama dengan BPJS kesehatan.

Berdasakan hasil penelitian di Puskesmas Pintu Pohan Meranti dengan wawancara mendalam kepada beberapa informan, diperoleh hasil mengenai indikator angka kontak sebagai berikut:

Pencapaian Target

Dalam pelaksanaan sistem kapitasi berbasis komitmen pelayanan, terdapat target yang harus dicapai salah satunya adalah angka kontak. Berikut adalah kutipan informan mengenai pencapaian target angka kontak:

“KBK iya salah satunya kontak rate ya. Kontak rate kita belum tercapai. Gimana ya.. kontak rate ini agak susah. Yang ke puskesmas itu-itu aja orangnya, kayak mana bisa aman kontak rate ini.” (Informan 1)

Menurut informan tersebut, indikator angka kontak belum mencapai target

yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh rendahnya pemanfaatan peserta

(51)

untuk melakukan kontak dengan puskesmas. Informan lain juga menambahkan pendapatnya mengenai pencapaian target indikator angka kontak. Berikut kutipan dari informan:

“Kontak rate udah terlaksana ya, tapi belom mencapai target karena kesdaran masyarakat mengenai pentingnya memeriksa kesehatan itu meskipun kita sehat.

Blom pernah saya mendapatkan pasien yang datang ke puskesmas untuk memeriksa kesehatannya meskipun dia sehat. Padahl itukan perlu untuk jaga- jaga. Karena gak semua penyakit itu ada gejalanya dulu kan ”(Informan 2)

”Kontak rate ini sulit tercapai karena geografis yang luas, juga karena disetiap desa tenaga medis kita sudah merata yaitu bidan bidan desa, bahkan ada yang sampai dua bidan desa per desa.” (Informan 3)

Menurut informan tersebut, indikatot angka kontak belum mencapai target dikarenakan letak geografis dari Desa Pintu Pohan Meranti masih terbilang luas, masih banyak desa-desa terpencil yang terdapat di daerah ini sehingga menyebabkan masyarakat keslutian untuk berkunjung ke FKTP.

“Kontak rate belum tercapai, belum pernah. Targetnya 150 kan. Di puskesmas ini masih sekitar 50 % kayaknya.” (Informan 4)

Kutipan tersebut menyatakan bahwa indikator angka kontak belum pernah mecapai target 150 per mil.

“Kontak rate angkanya dari bulan September 11,21 permil, Oktober 32,67 permil, November 76,51 permil dan Desember 47,6 permil. Yang dikasih BPJS baru 4 bulan ini. Belum tercapai sih ya. Agak susah memang kontak rate ini.”

(Informan 5)

Menurut informan tersebut, indikator angka kontak belum tercapai target pada bulan September 11,21 per mil, Oktober 32,67 per mil, November 76,51 per mil dan Desember 47,6 per mil.

“Belom tercapai loh dek, kontak rate itu juga kan termasuk juga senam sehat.

Aku udah ajak-ajak masyarakat pun untuk senam misalnya mana mau.”

(Informan 6)

“Iya betul dek, belum tercapailah karena kalau mau ajak masyarakat untuk

Referensi

Dokumen terkait

menunjukkan bahwa pada perlakuan pH 3 – lama perebusan 35 menit dimungkinkan terbentuknya ikatan Fe pada molekul lignin melalui ikatan dengan oksigen pada gugus hidroksil -OH,

Penemuan ide dengan melakukan riset yang ada di masyarakat untuk menentukan program tayangan yang akan diproduksi, kemudian dijadikan naskah dan melakukan diskusi

Oleh karena itu, untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya wadah yang dapat mewadahi kebutuhan dan keinginan masyarakat dalam bidang seni musik yaitu perancangan

Pada dimensi sosial perhubungan-perhubungan sosial seperti penentuan waktu pembayaran gaji, perhitungan masa kerja, penentuan tanggal hutang piutang, perhitungan

Citra Maharlika Maharlika Nusantara Corpora Tbk, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH PENGENDALIAN INTERN PENJUALAN TUNAI TIKET

Hasil kategorisasi dalam penelitian ini tidak berbeda dengan penelitian dan teori-teori yang sudah ada, dimana meskipun kategorisasi prasangka agama dan konflik

Sementara responden yang menganggap bahwa peran pemerintah dalam menjamin warga negara untuk mendapatkan pekerjaan telah berjalan dengan tidak baik sebanyak 35,67%

GUNUNG MAS, KALTENG - Dukungan untuk pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yaitu Joko Widodo dan Jusup Kalla terus mengalir seperti dari Kabupaten Gunung Mas (Gumas) Tim