• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara yang rawan akan bencana alam. Indonesia berada diantara dua lempeng tektonik yaitu lempeng eurasia dan lempeng India- Australiayang setiap tahunnya mengalami pergeseran mencapai 2 - 10 cm per tahun yang semakin lama akan terbentuk suatu rekahan/ lembah sempit rift zone.

Pergerakan lempeng tersebut yang menyebabkan Indonesia termasuk dalam negara yang rawan bencana alam. Kawasan rawan bencana memiliki kriteria daerah yang didefinisikan sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan gunungapi, gempa bumi, banjir, longsor, dan lain-lain (KEPPRES No. 32 Tahun 1990).

Indonesia masuk dalam Busur Cincin Api Pasifik (Pacifik ring of fire) denganmempunyai kurang lebih 129 buah gunungapi aktif yang mengelilingi negara Indonesia, bisa dikatakan 13% gunungapi yang ada didunia terdapat di Indonesia (Van Bemmelen, 1970). Website museum geologi (2006) menyatakan bahwa dari 129 buah gunungapi yang terdapat di Indonesia terletak pada jalur tektonik yang memanjang dari Pulau Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, Kepulauan Banda, Halmahera, dan Kepulauan Sangir Talaud yang menempati seperenam dari luas daratan Nusantara.

Salah satunya adalah Gunung Merapi, gunungapi aktif di Pulau Jawa yang terletak diantara dua propinsi yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta dan Propinsi Jawa Tengah dengan ketinggian mencapai 2.980 meter diatas permukaan laut (mdpl). Gunung Merapi yang memilikikearifan lokal didalamnya dan masyarakat lokal yang secaraturun temurun menetap di kawasan permukiman lereng Gunung Merapi yang sesungguhnya merupakan kawasan rawan bencana. Bagi masyarakat lokal, Gunung Merapi bukanlah sebagai sumber bencana tetapi merupakan

(2)

sumber penghidupan yang dapat mensejahterakan mereka, dalam istilah mereka

“tanpa mencari, alam sudah menyediakannya”.

Melihat dari erupsi Gunung Merapi terakhir di tahun 2010, kawasan rawan bencana yang ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana 2010 mencapai radius 20 kilometer dari puncak Gunung Merapi. Dalam radius 20 kilometer berarti secara tidak langsung banyak masyarakat yang tinggal bermukim di kawasan sekitar Gunung Merapi secara nyata masuk dalam daerah yang rawan bencana. Menurut informasi dari Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana untuk Gunung Merapi yang memiliki siklus erupsi 4 tahun, menyebutkan bahwa ada kemungkinan erupsi Gunung Merapi dapat terjadi selanjutnya lebih besar dari erupsi sebelumnya melihat tidak ada lagi yang menghalangi mulut kawah Gunung Merapi,maka untuk itu diperlukan penelitian untuk mengetahui kondisi eksisting kawasan permukiman di Kecamatan Dukun yang masuk dalam kawasan rawan Bencana Gunung Merapi dengan melihat kesesuaian pemanfaatan ruang terhadap pola ruang wilayah dengan tidak meninggalkan socio-cultural sustainability.

Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam daerah kawasan rawan bencana Gunung Merapi. Selain memiliki kearifan lokal yang erat terhadap Gunung Merapi, Kecamatan Dukun mempunyai kawasan permukiman yang paling dekat dengan puncak Gunung Merapi daripada kecamatan-kecamatan disekitar Gunung Merapi lainnya yaitu mencapai 4 km dari puncak Gunung Merapi.

I.2 RUMUSAN MASALAH

Kawasan Rawan Bencana (KRB III) termasuk dalam kawasan lindung yang tidak diperbolehkan untuk dimanfaatkan sebagai kawasan permukiman, tetapiyang terjadi terutama di Kecamatan Dukun yang juga merupakan kawasan rawan bencana letusan Gunung Merapi diketahui masih banyak terdapat kawasan permukiman. Atas dasar permasalahan diatas, permasalahan yang hendak dipecahkan lewat penelitian adalah :

(3)

1. Seperti apakah profil wilayah Kecamatan Dukun yang masuk dalam kawasan rawan bencana?

2. Seperti apakah kondisi eksisting pemanfaatan pemukiman di Kecamatan Dukun yang merupakan kawasan rawan bencana letusan Gunung Merapi, ditinjau dari kesesuaian pemanfaatan ruang permukiman terhadap pola ruang wilayah kawasan Gunung Merapi dan sekitarnya?

3. Seperti apakah penyebab kesesuaian dan ketidaksesuaian pemanfaatan permukiman terhadap pola ruang wilayah kawasan Gunung Merapi dan sekitarnya dari segi historis, segi masyarakat dan segi pemerintah daerah?

4. Berapa besar konsekuensi kerugian potensi resiko bencana letusan gunung Merapi?

I.3 TUJUAN PENELITIAN

Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui profil wilayah Kecamatan Dukun yang merupakan kawasan rawan bencana.

2. Mengetahui seberapa besar kesesuaian pemanfaatan pemukiman terhadap pola ruang wilayah kawasan Gunung Merapi dan sekitarnya di Kecamatan Dukun sebagai kawasan rawan bencana letusan Gunung Merapi.

3. Penyebab kesesuaian dan ketidaksesuaian pemanfaatan permukiman terhadap pola ruang wilayah kawasan Gunung Merapi dan sekitarnya dari segi historis, segi masyarakat dan segi pemerintah daerah.

4. Mengetahui seberapa besar konsekuensi kerugian potensi resiko bencana letusan gunung Merapi.

I.4 BATAS PENELITIAN

Sesuai dengan rumusan masalah yang akan dipecahkan, penelitian perlu menentukan batasan penelitian, yaitu sebagai berikut :

1. Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi penelitian terletak di Kabupaten Magelang yang sebagai wilayahnya masuk dalam kawasan rawan bencana. Lebih

(4)

fokusnya terletak di Kecamatan Dukun, salah satu kecamatan di Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah yang letaknya paling dekat dengan Gunung Merapi.

2. Fokus Penelitian

Fokus penelitian untuk mencapai tujuan penelitian yaitu mengkaji pemanfaatan permukiman di kawasan rawan bencana ditinjau dari kesesuaian pemanfaatan ruang permukiman terhadap pola ruang wilayah kawasan Gunung Merapi dan sekitarnya.

I.5 MANFAAT PENELITIAN

Manfaat dari penelitian pada kesesuaian pemanfaatan lahan permukiman dan pola ruang wilayahkawasan rawan bencana adalah :

1. Pemerintah daerah, masukan evaluasi dan pertimbangan arahan kebijakan dan strategi pengembangan kawasan permukiman yang bisa direalisasikan secara konsisten di Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang sebagai pertimbangan bagi kawasan rawan bencana Gunung Merapi.

2. Masyarakat Lokal, sebagai mitigasi dan pengurangan resiko bencana letusan gunung berapi pada kawasan permukiman masyarakat Kecamatan Dukun dan sekitar Gunung Merapi.

3. Ilmu Pengetahuan , memberi sumbangan ilmu pengetahuan mengenai pemanfaatan permukiman di kawasan rawan bencana Gunung Merapi.

I.6 KEASLIAN PENELITIAN

Penelitian-penelitian mengenai kawasan rawan bencana letusan Gunung Merapi yang berada di Propinsi D.I. Yogyakarta dan Propinsi Jawa Tengah sudah banyak dilakukan oleh peneliti terdahulu. Oleh karena itu, untuk menunjukkan keaslian penelitian ini maka akan dilakukan perbandingan pada penelitian sebelumnya. Demikian tentang topik penelitian dengan lokus dan fokus yang berkaitan dengan penelitian terdahulu, antara lain :

(5)

Tabel 1.1 Daftar Keaslian Penelitian

No. Judul Peneliti Lokus Fokus Modus

1. Perubahan Lava tour Gunung Merapi Propinsi DIY

M.

Chairul Rizal

Desa Kepuharjo dan Desa Umbulharjo yang

terletak di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman

Pola perubahan wisata lava tour disekitar pedesaan dan peningkatan aktivitas masyarakat

desa dalam

mengelola

pariwisata alam yang berpengaruh terhadap kegiatan masyarakat desa tersebut.

Metode induktif kualitatf fenomenologi

2. Relokasi Mandiri Pasca Erupsi Gunung Merapi 2010 Manggong Baru Dusun Pagerjurang Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman

Jamilia Husna

Manggong Baru Dusun Pagerjurang Desa Kepuharjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman

Peran serta pemerintah dan masyarakat dalam proses pelaksanaan relokasi mandiri beserta proses dalam

pelaksanaanya, dan faktor-faktor yang mendukung

tercapainya relokasi mandiri.

Metode induktif kualitatif deskriptif

Sumber : Studi Kepustakaan (2013)

(6)

Dari beberapa penelitian tentang kawasan rawan bencana Gunung Merapi diatas ditinjau dari segi fokus, lokus maupun modus, penelitian dengan judul

“Kesesuaian Pemanfaatan Permukiman Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Terhadap Pola Ruang Wilayah Kawasan Gunung Merapi dan Sekitarnya” adalah penelitian yang berbeda dengan penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan.

Dengan demikian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan keasliannya, fokus penelitian memakai paradigma rasionalistik dengan metode pendekatan deduktif kualitatif.

I.7 SISTEMATIKA PENELITIAN

Sistematika penulisan penelitian “Kesesuaian Pemanfaatan Permukiman Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang Terhadap Pola Ruang Wilayah Kawasan Gunung Merapi dan Sekitarnya” terbagi menjadi enam bab, yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batas penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian yang berkaitan dengan penelitian terdahulu serta sistematika penulisan penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tinjauan pustaka dan kerangka teori. Tinjauan pustaka berisi teori-teori yang terkait dengan fokus penelitian yaitu mengenai pemanfaatan permukiman yang berada di kawasan rawan bencana dengan meninjau kesesuaian pemanfaatan ruang dan pola ruang wilayah.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan pendekatan penelitian yang digunakan, penentuan unit amatan dan unit analisis, instrumen penelitian, cara pengumpulan data, cara analisis, dan tahapan penelitian.

(7)

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang kondisi wilayah amatan dari aspek fisik maupun non-fisik, berupa profil Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang yang berada di lereng barat Gunung Merapi.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai analisi identifikasi kasus dan fenomena yang timbul di lapangan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi hasil kesimpulan yang disimpulkan oleh peneliti dan saran sebagai rekomendasi-rekomendasi terkait dengan kesimpulan dari penelitian ini yang dapat ditindaklanjuti.

Gambar

Tabel 1.1 Daftar Keaslian Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini dipengaruhi oleh komposisi yang berbeda pada penelitian sebelumnya dilihat dari jumlah jenis yang didapatkan yaitu 125 jenis serta kepadatan yang sangat

Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Daftar data perusahaan yang bergerak di bidang perbankan, properti & realestate, dan

Maklemat mengenai sistem ini juga diper lehi daripada umber rujuknn perpustakaan. Pembacaan buku-buku rujukan mcmbcrikan pcmaharnan. nm umurn tentang cabang kajian

[r]

- SAHAM SEBAGAIMANA DIMAKSUD HARUS DIMILIKI OLEH PALING SEDIKIT 300 PIHAK & MASING2 PIHAK HANYA BOLEH MEMILIKI SAHAM KURANG DARI 5% DARI SAHAM DISETOR SERTA HARUS DIPENUHI

(2) FPPWK Kabupaten/Kota melalui ketua dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) melakukan konsultasi dan koordinasi kepada Gubernur

Terapi individu sosialisai dalam penelitian ini terbukti efektif untuk diterapkan dalam perubahan perilaku isolasi sosial pada pasien skizofrenia selama proses penyembuhan pasien

harus membuat catatan medis” dengan nilai 9,938. 3) Dari hasil perhitungan defuzzyfikasi per kriteria dan per dimensi, yang memiliki nilai servqual (gap) tertinggi