• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SELAMA PEMELIHARAAN DAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR INA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SELAMA PEMELIHARAAN DAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR INA"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR KONSTRUKSI GOLONGAN POKOK OPERATOR EXCAVATOR

MENERAPKAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA SELAMA PEMELIHARAAN

DAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR

INA.5220.222.02.01.05

2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

(2)

KATA PENGANTAR

Modul pelatihan berbasis kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi .

Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi (Competence Based Training) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaanya sebagai referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut , maka disusunlah modul pelatihan berbasis kompetensi dengan judul “MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SELAMA PEMELIHARAAN DAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR“ menyadari bahwa modul yang di susun ini masih jauh dari sempurna . Oleh karena itu, sangat diharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan modul ini menjadi lebih efektif.

Demikian disampaikan, semoga Tuhan YME memberikan tuntunan dalam melakukan berbagai upaya perbaikan dalam menunjang proses pelaksanaan pelatihan oleh lembaga pelatihan kerja .

Jakarta, ... 2016

Direktur

Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 1

DAFTAR ISI... 2

ACUAN STANDAR KOMPETENSI KERJA DAN SILABUS PELATIHAN ... 3

A. Acuan Standar Kompetensi Kerja ... 3

B. Kemampuan yang Harus Dimiliki Sebelumnya ... 5

C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 6 LAMPIRAN

1. Buku informasi 2. Buku kerja 3. Buku penilaian

(4)

ACUAN STANDAR KOMPETENSI KERJA DAN SILABUS PELATIHAN A. Acuan Standar Kompetensi Kerja

Materi modul pelatihan ini mengacu pada unit kompetensi terkait yang disalin dari Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Jabatan Kerja Operator Excavator dengan uraian sebagai berikut:

KODE UNIT : INA.5220.222.02.01.05 JUDUL UNIT :

Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama pemeliharaan dan pengoperasian excavator

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian dengan aman sesuai dengan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1.1. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) 1.2. Memeriksa perlengkapan keselamatan kerja 1.3. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja 1.4. Melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian excavator dengan prosedur yang

1) Alat Pelindung Diri (APD) disiapkan sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja

2) Pakaian kerja, safety shoes dan helmet dipakai selama operator melakukan pemeliharaan dan pengoperasian excavator

3) Masker, ear plug, safety glasses dan sarung tangan dipakai sesuai dengan kondisi kerja

1) Alat pemadam kebakaran di tempat penyimpanan pada unit diperiksa ketersediaan dan masa pakainya (kadaluarsa) 2) Kotak P3K diperiksa kelengkapan isinya dan batas waktu

pakainya (kadaluarsa).

1) Alat pemadam kebakaran digunakan dengan benar sesuai dengan prosedur penanggulangan kebakaran.

2) Obat-obatan dan perlengkapan dalam kotak P3K digunakan sesuai prosedur untuk tindakan pertolongan pertama 1) Kondisi lingkungan kerja diperiksa dari kemungkinan adanya

bahan yang dapat menimbulkan bahaya dan adanya penerangan yang kurang.

2) Tempat pijakan dan pegangan dibersihkan dari material yang membahayakan operator

3) Naik dan turun dari unit dilakukan dengan benar sesuai prosedur (tiga titik tumpuan anggota tubuh/kaki dan tangan dan

(5)

ELEMEN

KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

4) Tempat duduk distel sesuai dengan ukuran tubuh dan sabuk keselamatan dipasang selama mengoperasikan unit.

5) Posisi kaca spion distel sesuai dengan sudut pandang operator 6) Tanda isyarat (bunyi klakson) diberikan setiap akan melakukan

manouver

7) Peraturan dan rambu-rambu keselamatan kerja dipatuhi selama melakukan pemeliharaan dan pengoperasian

8) Unit dioperasikan tanpa ada penumpang BATASAN VARIABEL

1. Kompetensi ini harus diterapkan secara perorangan pada operator alat-alat berat 2. Alat Perlindungan Diri (APD) dan perlengkapan keselamatan kerja yang memenuhi

persyaratan (standar) telah disediakan

3. Diberikan kewenangan dan inisiatif dalam menanggulangi bahaya kebakaran dan memberikan pertolongan pertama pada kecelakan

4. Konsultasi dengan unit kerja terkait lain dalam kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan excavator

PANDUAN PENILAIAN

1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan dan pengetahuan di bidang :

a. Penggunaan alat Pelindung Diri (APD)

b. Pelaksanaan pemeliharaan dan pengoperasian excavator dengan aman

2. Konteks penilaian :

Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang menyangkut pengetahuan teori

Penilaian harus mencakup peragaan praktek di tempat kerja

Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan keterampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

(6)

3. Aspek penting penilaian

Aspek yang harus diperhatikan :

a. Tertib dalam pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

b. Disiplin dalam melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian dengan prosedur yang aman

4. Kaitan dengan unit lain :

Unit ini mendukung kinerja efektif dalam serangkaian unit kompetensi operator excavator, yaitu terkait dengan :

a. Melaksanakan pemeliharaan harian sesuai dengan petunjuk pemeliharaan b. Melaksanakan pengoperasian excavator sesuai dengan aplikasi dan teknik

operasi yang benar

KOMPETENSI KUNCI

NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT KINERJA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi Mengkomunikasikan ide dan informasi

Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok Menggunakan ide dan teknik matematika

Memecahkan masalah Menggunakan teknologi 1 1 2 2 1 1 1

B. Kemampuan yang harus dimiliki sebelumnya

Adapun kemampuan yang harus dimiliki sebelumnya sebagai berikut: - Tidak ada

(7)

C. Silabus Pelatihan Berbasis Kompetensi

No UNIT / ELEMEN KOMPETENSI KURIKULUM / SILABUS WAKTU

Teori Praktek Jumlah

1. Menerapkan Keselamatan Kerja Selama Pemeliharaan Dan Pengoperasian Excavator KESELAMATAN KERJA SELAMA PEMELIHARAAN DAN PENGOPERAS IAN EXCAVATOR 4 Jpl (180 mnt) 2 jpl (90 mnt) 6 jpl (270 mnt) 1.1 Memakai Alat Pelindung Diri (APD) 1. Pendahuluan (Etos Kerja) 2. Peraturan Perundang-undangan K3

3. Alat Pelindung Diri

(APD) 4. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) 5. Pemadam Kebakaran 6. Pengoperasian dan Pemeliharaan Excavator dengan Prosedur yang aman

7. Rambu-rambu Keselamatan Kerja 45 mnt 20 mnt 65 mnt 1.2 Memeriksa perlengkapan keselamatan kerja 45 mnt 20 mnt 65 mnt 1.3 Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja 45 mnt 20 mnt 65 mnt 1.4 Melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian excavator dengan prosedur yang aman 45 mnt 30 mnt 75 mnt Lampiran 1. Buku informasi 2. Buku kerja 3. Buku penilaian

(8)

BUKU INFORMASI

MENERAPKAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA SELAMA PEMELIHARAAN

DAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR

INA.5220.222.02.01.05

TAHUN 2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... 1

BAB I PENDAHULUAN ... 5

A. Tujuan Umum. ... 5

B. Tujuan Khusus... 5

BAB II MEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI (APD) ... 6

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Memakai Alat Pelindung Diri (APD).... 6

1. Jenis alat pelindung diri ... 6

2. Standarisasi alat pelindung diri ... 11

3. Kelaikan alat pelindung diri... 122

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Memakai Alat Pelindung Diri (APD).122 1. Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja ... 122

2. Memakai pakaian kerja, safety shoes dan helmet selama operator melakukan pemeliharaan dan pengoperasian excavator. ... 133

3. Memakai masker, ear plug, safety glasses dan sarung tangan sesuai dengan kondisi kerja ... 144

C. Sikap Kerja dalam Memakai Alat Pelindung Diri. ... 155

BAB III MEMERIKSA PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA ... 177

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Memeriksa Perlengkapan Keselamatan Kerja. ... 177

1. Tempat penyimpanan alat pemadam ... 177

2. Kelengkapan dan obat-obatan dalam kotak P3K... 177

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Memeriksa Perlengkapan Keselamatan Kerja. ... 188

(10)

1. Memeriksa ketersediaan dan masa pakainya (kadaluarsa) Alat pemadam

kebakaran di tempat penyimpanan pada unit. ... 188

2. Memeriksa kelengkapan isi Kotak P3K dan batas waktu pakainya (kadaluarsa) ... 199

C. Sikap Kerja dalam Memeriksa Perlengkapan Keselamatan Kerja. ... 20

BAB IV MENGGUNAKAN PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA... 21

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Menggunakan Perlengkapan Keselamatan Kerja. ... 21

1. Klasifikasi Kebakaran ... 221

2. Alat pemadam kebakaran... 221

3. Jenis kecelakaan ... 24

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Menggunakan Perlengkapan Keselamatan Kerja. ... 28

1. Menggunakan Alat pemadam kebakaran dengan benar sesuai dengan prosedur penanggulangan kebakaran. ... 28

2. Menggunakan obat-obatan dan perlengkapan dalam kotak P3K sesuai prosedur untuk tindakan pertolongan pertama ... 29

C. Sikap Kerja dalam Menggunakan Perlengkapan Keselamatan Kerja. ... 30

1. Sikap ... 30

2. Usaha Mencegah Kebakaran Secara Umum ... 331

3. Usaha Pencegahan Kebakaran di tempat pemeliharaan/perbaikan dan pada Peralatan yang berstatus dalam pemeliharaan. ... 331

4. Usaha Penyelamatan Dari Kebakaran ... 32

5. Pedoman umum untuk pertolongan pertama ... 32

BAB V MELAKSANAKAN PEMELIHARAAN DAN PENGOPERASIAN EXCAVATOr DENGAN PROSEDUR YANG AMAN ... 34

(11)

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Melaksanakan Pemeliharaan dan

Pengoperasian dengan Prosedur yang Aman. ... 34

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Melaksanakan Pemeliharaan dan Pengoperasian dengan Prosedur yang Aman. ... 34

1. Memeriksa kondisi lingkungan kerja dari kemungkinan adanya bahan yang dapat menimbulkan bahaya dan adanya penerangan yang kurang. ... 34

2. Membersihkan tempat pijakan dan pegangan dari material yang membahayakan operator. ... 35

3. Melakukan naik dan turun dari unit dengan benar sesuai prosedur (tiga titik tumpuan anggota tubuh/kaki dan tangan dan menghadap ke unit). ... 35

4. Menyetel tempat duduk sesuai dengan ukuran tubuh dan memasang sabuk keselamatan selama mengoperasikan unit. ... 35

5. Menyetel posisi kaca spion sesuai dengan sudut pandang operator ... 36

6. Memberikan tanda isyarat (bunyi klakson) setiap akan melakukan manouver... 36

7. Mematuhi peraturan dan rambu-rambu keselamatan kerja selama melakukan pemeliharaan dan pengoperasian. ... 36

8. Mengoperasikan unit tanpa ada penumpang... 42

C. Sikap Kerja dalam Melaksanakan Pemeliharaan dan Pengoperasian dengan Prosedur yang Aman. ... 42

BAB VI .SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 43

A. Sumber Daya Manusia. ... 43

1. Pelatih ... 43

2. Penilai... 43

3. Teman kerja/sesama peserta pelatihan ... 43

B. Sumber-sumber Kepustakaan. ... 44

DAFTAR PUSTAKA... 45

(12)

B. Manual ... 45

C. Refernsi Lainnya ... 45

DAFTAR ALAT DAN BAHAN ... 46

A. Peralatan yang digunakan... 46

(13)

BAB I PENDAHULUAN A. Tujuan Umum.

Setelah mempelajari modul ini peserta latih diharapkan mampu menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama pemeliharaan dan pengoperasian excavator. B. Tujuan Khusus.

Pada akhir pelatihan diharapkan memiliki kemampuan sebagai berikut: 1. Memakai alat pelindung diri (APD)

2. Memeriksa perlengkapan keselamatan kerja 3. Menggunakan perlengkapan keselamatan kerja)

4. Melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian excavator dengan prosedur yang aman

(14)

BAB II

MEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI (APD) A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Memakai Alat Pelindung Diri (APD).

1. Jenis alat pelindung diri

Gambar II.1

a. Pelindung Kepala

Untuk pelindung kepala selalu digunakan Helm Pengaman (Safety Helmet), yang berguna untuk menghindari risiko kejatuhan benda-benda tajam dan berbahaya. Peralatan atau bahan kecil tetapi berat bila jatuh dari ketinggian dan menimpa kepala bisa berakibat mematikan. Kecelakaan yang menimpa kepala sering terjadi sewaktu bergerak dan berdiri dalam posisi berdiri atau ketika naik ketempat yang lebih tinggi. Terutama bila ditempat yang lebih tinggi pekerjaan sedang berlangsung. Aturan yang lebih keras pada daerah seperti ini harus diberlakukan tanpa kecuali terhadap siapapun yang memasuki area tersebut. Upaya ini ditambah leflet-leflet peringatan tertulis yang jelas dan mudah terbaca.

Jenis Helm yang digunakan juga harus standar. Ada standar nasional dan ada juga standar internasional. Juga cara pemakaiannya harus betul, tali pengikat ke dagu harus terpasang sebagaimana mestinya sehingga tidak mudah terlepas.

(15)

b. Pelindung Kaki

Sepatu Keselamatan (Safety shoes) untuk menghindari kecelakan yang diakibatkan tersandung bahan keras seperti logam atau kayu, terinjak atau terhimpit beban berat atau mencegah luka bakar pada waktu mengelas. Sepatu boot karet bila bekerja pada pekerjaan tanah dan pengecoran beton.

Pada umumnya di pekerjaan konstruksi, kecelakaan kerja terjadi karena tertusuk paku yang tidak dibengkokkan, terpasang vertical di papan sebagai bahan bangunan yang berserakan ditempat kerja. Ada beberapa jenis sepatu kerja :

• Sepatu keselamatan (safety shoes) agar aman dari kejatuhan benda. • Sepatu bot yang dipakai di tanah basah atau memasuki air.

• Sepatu untuk memanjat. • Sepatu untuk pekerjaan berat.

• Sepatu korosi, untuk bekerja menggunakan bahan kimia dan bahan sejenis. c. Pelindung Tangan

Sarung Tangan untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cidera lecet atau terluka pada tangan seperti pekerjaan pembesian fabrikasi dan penyetelan, pekerjaan las, membawa barang-barang berbahaya dan korosif seperti asam dan alkali.

Banyak kecelakaan luka terjadi di tangan dan pergelangan dibanding bagian tubuh lainnya. Kecelakaan ditangan seperti bengkak, terkelupas, terpotong, memar atau terbakar bisa berakibat vatal dan tidak dapat lagi bekerja. Diperlukan pedoman penguasaan peralatan teknis dan pelindung tangan yang cocok seperti Sarung Tangan. Pekerjaan-pekerjaan yang yang memerlukan pelindung tangan misalnya adalah :

• Pekerjaan yang berhubungan dengan permukaan yang kasar, tajam atau permukaan menonjol.

• Pekerjaan yang berhubungan dengan benda panas, karatan atau zat- zat seperti aspal dan resin beracun.

(16)

Ada berbagai sarung tangan yang dikenal antara lain : • Sarung Tangan Kulit

• Sarung Tangan Katun

• Sarung Tangan Karet untuk isolasi

• Sarung Tangan Kulit digunakan untuk pekerjaan pengelasan , pekerjaan pemindahan pipa dll

• Sarung Tangan Katun digunakan pada pekerjaan besi beton , pekerjaan bobokan dan batu, pelindung pada waktu harus menaiki tangga untuk pekerjaan ketinggian.

• Sarung Tangan Karet untuk pekerjaan listrik yang dijaga agar tidak ada yang robek agar tidak terjadi bahaya kena arus listrik.

d. Pelindung Pernafasan

Beberapa alat pelindung pernafasan (masker) diberikan sebagai berikut, dengan penggunaan tergantung kondisi ataupun situasi di lapangan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan :

• Masker Pelindung Pengelasan yang dilengkapi kaca pengaman (Shade of Lens) yang disesuaikan dengan diameter batang las (welding rod )

• Untuk welding rod 1/16” sampai 5/32” gunakan shade no.10 • Untuk welding rod 3/16 sampai ¼ “ gunakan shade no 13

• Masker Gas dan Masker Debu adalah alat perlindungan untuk melindungi pernafasan dari gas beracun dan debu.

Dalam pekerjaan di proyek banyak terdapat pekerjaan yang berhubungan dengan bahaya debu, minyak atau gas yang berasal dari:

• Peralatan pemecah dan batu. • Kecipratan pasir.

(17)

• Pekerjaan las, memotong bahan yang dibungkus atau dilapisi zinkum, nikel atau cadmium.

• Cat semprot.

• Semburan mendadak.

Bila terdapat kecurigaan bahwa di udara terdapat gas beracun, pelindung pernafasan harus segera dipakai. Jenis Pelindung Pernafasan yang harus dipakai tergantung kepada bahaya dan kondisi kerja masing-masing. Juga diperlukan latihan cara menggunakan dan merawatnya. Perlu minta petunjuk pihak berwenang untuk peralatan Pelindung Pernafasan ini. Bekerja di ruang tertutup seperti gudang atau ruangan bawah tanah ada kemungkinan terdapat bahaya asap, gas berbahaya atau bahan-bahan yang rapuh wajib pula menggunakan perlindungan pernafasan.

Juga terdapat alat Pelindung Pernafasan jenis setengah muka yang terdiri atas : • Yang memakai alat filter atau penyaring katrid. Filter ini perlu diganti secara

berkala.

• Pelindung Pernafasan dari gas dan asap. • Filter kombinasi penahan gas dan asap.

Disamping itu terdapat juga alat Pelindung Pernafasan penuh muka memakai filter yang bisa melindungi mata maupun muka

Pelindung Pernafasan yang lain ialah yang melindungi seluruh muka yang dilengkapi udara dalam tekanan tertentu dan merupakan jenis yang terbaik, terutama bila di tempat kerja kurang dapat oksigen.

Udara dalirkan dari kompresor yang dilengkapi penyaring. Pada iklim panas alat ini terasa sejuk dan menyenangkan. Alat ini lebih mandiri tapi memerlukan pelatihan cara memakainya sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.

(18)

e. Pelindung Pendengaran

Pelindung Pendengaran (ear plug) untuk mencegah rusaknya pendengaran akibat suara bising diatas ambang aman seperti pekerjaan plat logam. (batas nilai ambang batas akan diterangkan dalam modul kesehatan).

f. Pelindung Mata

Kaca Mata Pelindung (Protective glasses) untuk melindungi mata dari percikan logam cair, percikan bahan kimia, serta kaca mata pelindung untuk pekerjaan menggerinda dan pekerjaan berdebu. Mata dapat luka karena radiasi atau debu yang berterbangan. Kecelakaan yang mengenai mata seringkali terjadi dalam: • Memecah batu, pemotongan, pelapisan atau pemasangan batu, pembetonan

dan memasang bata dengan tangan atau alat kerja tangan menggunakan tenaga listrik

• Pengupasan dan pelapisan cat atau permukaan berkarat. • Penutupan atau penyumbatan baut.

• Menggerinda dengan tenaga listrik. • Pengelasan dan pemotongan logam.

Dalam pekerjaan konstruksi terdapat juga risiko karena tumpahan, kebocoran atau percikan bahan cair panas atau lumpur cair. Persoalan yang banyak terjadi adalah, kemalasan tukang untuk memakai pelindung, alat tidak cocok, atau memang alatnya tidak tersedia sama sekali di proyek.

g. Tali Pengaman & Sabuk Keselamatan (Safety belt)

Banyak sekali terjadi kecelakaan kerja karena jatuh dari ketinggian. Pencegahan utama ialah tersedianya jaring pengaman. Tetapi untuk keamanan individu perlu Ikat Pinggang Pengaman/Sabuk Pengaman (Safety Belt) yang wajib digunakan untuk mencegah cidera yang lebih parah pada pekerja yang bekerja diketinggian (>2 m tinggi ). Terdapat banyak jenis Ikat Pinggang Pengaman dan Tali

(19)

Pengaman, diperlukan petunjuk dari pihak yang kompeten tentang tali pengaman yang paling cocok untuk suatu jenis pekerjaan. Termasuk cara penggunaan dan perawatannya. Tali Pengaman yang lengkap harus selalu dipakai bersama Ikat Pinggang Pengaman. Syarat-syarat untuk Tali Pengaman adalah :

• Batas jatuh pemakai tidak boleh lebih dari dua meter dengan cara meloncat. • Harus cukup kuat menahan berat badan.

• Harus melekat di bangunan yag kuat melalui titik kait diatas tempat kerja.

Demikianlah Alat Pelindung Diri yang umum dipakai dan sifatnya lebih mendasar. Karena diluar itu sangat banyak sekali ketentuan-ketentuan yang harus diingat baik bila mengerjakan sesuatu, menggunakan peralatan tertentu dan menangani bahan tertentu.

Sesungguhnya bila pekerja itu dipersiapkan melalui sistim pelatihan, kecelakaan yang diakibatkan alpa menggunakan Alat Pelindung Diri seperti ini akan jauh berkurang. Sebab dalam sistim pelatihan diajarkan cara menggunakan peralatan yang betul, efektif dan tanpa membahayakan. Hampir semua pekerja tukang kita tidak pernah dibekali pengetahuan melalui sistim pelatihan. Hanya memupuk pengalaman sambil langsung bekerja. Dengan cara penjelasan ringkas kepada mereka sambil bekerja tentang pencegahan kecelakaan hasilnya akan terbatas. Akan jauh lebih berhasil bila merupakan program dalam paket pelatihan sejak berstatus calon pencari kerja atau pemula. Hal ini merupakan penyebab angka kecelakaan kerja bidang konstruksi di Indonesia termasuk tinggi. Disamping alat pelindung diri diatas pekerja harus berpakaian yang komplit sesuai dengan jenis pekerjaan yang ditanganinya seperti tukang las harus dilengkapi jaket/rompi kulit tetapi minimum harus memakai kaos dan celana panjang.

2. Standarisasi alat pelindung diri

Gunakan hanya barang yang telah mencantumkan kode SNI (Standar Nasional Indonesia) atau JIS untuk barang buatan Jepang, ANSI, BP dan sebagainya tergantung dari negara asal barang untuk kebutuhan proyek dan dinyatakan laik

(20)

untuk pekerjaan yang dimaksud. Dibawah ini beberapa contoh standar alat pelindung diri standar internasional lainnya.

Helmet ( Topi Pengaman ) : ANSI Z 89,1997 standard

Sepatu Pengaman (Safety Shoes) : SII-0645-82,DIN4843,Australian Standard AS/NZS 2210.3.2000, ANSI Z 41PT 99,SS 105,1997.

Sabuk Pengaman : EN 795 Class C ANSI OSHA

Banyak lagi standar-standar yang diberlakukan di negara maju , tetapi yang lebih penting kalau kita memakai produk dalam negeri, ujilah ketahanannya terhadap suatu beban yang akan diberikan kepadanya dengan toleransi keamanan minimum 50 %.

Pertimbangan ini diambil karena mungkin bagi kontraktor kecil dan menengah akan menjadi beban keuangan bila harus menyediakan produk import untuk pekerjanya. 3. Kelaikan alat pelindung diri

Alat pelindung diri yang sudah rusak sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik tidak boleh digunakan lagi. Apabila secara visual terdapat tanda-tanda retak, pecah dan tidak sempurna lagi akan dapat mengurangi fungsi pelindung dari APD yang digunakan bahkan menggangu saat digunakan saat bekerja.

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Memakai Alat Pelindung Diri (APD).

1. Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja Alat Pelindung diri perlu dipersiapkan berpedoman kepada standar industri yang berlaku, gunakan hanya barang yang telah mencantumkan kode SNI (Standar Nasional Indonesia) atau JIS untuk barang buatan Jepang, ANSI, BP dsb tergantung dari negara asal barang untuk kebutuhan proyek dan dinyatakan laik untuk pekerjaan yang dimaksud. APD yang disiapkan wajib masih laik pakai sesuai batas penggunaannya.

(21)

2. Memakai pakaian kerja, safety shoes dan helmet selama operator melakukan pemeliharaan dan pengoperasian excavator.

a. Pakaian kerja - Rompi kerja

Baju kerja bisa dibuat dari bahan kain biasa, kain tidak tembus air (water proof), plastik atau kulit tergantung jenis pekerjaan yang akan dilakukan.

Baju kerja berfungsi untuk melindungi bagian badan dari benda-benda yang mungkin mengenai badan saat bekerja dan biasanya juga ditandai dengan warna yang mudah terlihat saat bekerja. Pakaian kerja dipakai sesuai dengan arah dan ukuran tubuh agar nyaman saat bekerja.

b. Safety shoes

Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam memakai Safety Shoes yang benar, yaitu sepatu yang dipakai harus sesuai dengan ukuran kaki penggunanya, jangan terlalu kecil dan jangan pula terlalu besar sebab akan menjadikan kaki cidera. Apabila sepatu Safety shoes yang Anda miliki menggunakan tali, maka mesti diikat dengan baik serta kuat supaya tali tak terinjak ketika menjalankan pekerjaan.

Apabila sepatu terkena air, maka sebelum dipakai usahakanlah untuk dikeringkan terlebih dahulu serta pakailah kaos kaki sewaktu memakai sepatu.

c. Safety helmet

Safety helmet didesain untuk melindungi kepala dari special resisting penetration seperti terantuk dengan pipa, atap dan kemungkinan jatuhnya benda dari atas. Pemakaian safety helmet secara tepat dan benar dapat mengurangi konsekwensi yang mungkin timbul pada saat terjadinya hal-hal yang disebutkan di atas. Cara pemakaian safety helmet yang benar akan memberikan proteksi maksimal bagi kepala.

Sebelum digunakan, yakinkan bahwa helmet tersebut dapat digunakan, pas dan nyaman di kepala anda (tidak longgar dan tidak terlalu sempit), tidak rusak dan

(22)

cacat. Pasang dikepala dengan benar (tidak miring, terlalu mendongak, menunduk sehingga menutupi

pandangan, atau terbalik). Jika berada pada tempat yang tinggi dan kondisi ber-angin, chain strip harus digunakan untuk menghindari safety helmet yang dikenakan terbang karena tiupan angin kencang.

3. Memakai masker, ear plug, safety glasses dan sarung tangan sesuai dengan kondisi kerja

a. Masker

Masker dipakai menutupi hidung dan mulut. Sesuaikan arah masker menurut aturan pakainya, jangan terbalik untuk bagian hidung dan mulut karena akan membentuk rongga sehingga dapat dimasuki debu atau pun benda asing lainnya yang akan mengganggu pernapasan.

b. Ear plug

Ukuran, bentuk, dan posisi saluran telinga untuk tiap-tiap individu berbeda-beda dan bahkan antar kedua telinga dari individu yang sama berlainan. Oleh karena itu sumbat telinga harus dipilih sesuai dengan ukuran, bentuk, posisi saluran telinga pemakainya. Diameter saluran telinga berkisar antara 3-14 mm, tetapi paling banyak 5-11 mm. Umumnya bentuk saluran telinga manusia tidak lurus, walaupun sebagian kecil ada yang lurus. Sumbat telinga dapat mengurangi bising sampai dengan 30 dB. Berikut ini merupakan cara untuk memilih sumbat telinga yang baik :

• Pilih Ear plug yang terbuat dari bahan yang dapat menyesuaikan dengan bentuk telinga, yang biasanya terbuat dari baham karet atau plastik yang lunak.

• Pilih bentuk dan ukuran yang sesuai dengan bentuk dan ukuran kedua telinga anda.

• Periksa Ear plug, pastikan kondisinya dalam keadaan bagus (tidak rusak) dan bersih.

(23)

c. Safety glasses

Memakai pelindung mata dan wajah yang sangat cocok untuk para pekerja seharusnya mempertimbangkan elemen-elemen sebagai berikut :

• Kemampuan untuk melindungi terhadap bahaya yang spesifik di tempat kerja. • Seharusnya sangat layak dan memberi kenyaman pada saat dipakai.

• Seharusnya tidak memberikan pandangan dan pergerakan yang terbatas. • Seharusnya dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama dan dapat

dibersihkan. d. Sarung tangan

Sarung tangan biasanya dibuat dari kulit, karet, plastik, kain dan benang. Pakailah sarung tangan yang pas dengan ukuran tangan dan sesuai dengan arahnya jangan terbalik agar tidak mengganggu saat bekerja.

C. Sikap Kerja dalam Memakai Alat Pelindung Diri.

Alat Pelindung Diri akan berfungsi dengan sempurna apabila dipakai secara cermat, baik dan benar.

• Sediakanlah Alat Pelindung Diri yang sudah teruji dan telah memiliki SNI atau standar internasional lainnya yang diakui.

• Pakailah alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis pekerjaan walaupun pekerjaan tersebut hanya memerlukan waktu singkat.

• Alat Pelindung Diri harus dipakai dengan tepat dan benar.

• Jadikanlah memakai alat pelindung diri menjadi kebiasaan. Ketidak nyamanan dalam memakai alat pelindung diri jangan dijadikan alasan untuk menolak memakainya

• Alat Pelindung Diri tidak boleh diubah-ubah pemakaiannya kalau memang terasa tidak nyaman dipakai laporkan kepada atasan atau pemberi kewajiban pemakaian alat tersebut.

(24)

• Semua pekerja,pengunjung dan mitra kerja ke proyek konstruksi harus memakai alat pelindung diri yang diwajibkan seperti Topi Keselamatan dll.

(25)

BAB III

MEMERIKSA PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Memeriksa Perlengkapan Keselamatan Kerja.

1. Tempat penyimpanan alat pemadam

Alat pemadam kebakaran disimpan pada tempat yang disediakan diruang operator, mudah dilihat dan dijangkau sehingga memudahkan dalam penggunaannya. Alat pemadam kebakaran selalu diperiksa ketersediaannya dan kondisinya dari kemungkinan kadaluarsa.

Alat pemadam kebakaran yang sudah dipakai, tidak boleh disimpan ditempat penyimpanan yang telah disediakan pada alat atau tempat lain, tapi disimpan pada tempat barang bekas pakai, untuk menghindarkan kekeliruan dalam penggunaannya (barang bekas dianggap masih baik).

2. Kelengkapan dan obat-obatan dalam kotak P3K a. Mercurochroom

Untuk anti septik (anti infeksi) pada luka–luka dalam b. Sulfanilamid powder steril

Sebagai anti septik (anti infeksi) pada luka dalam c. Larutan Rivanol

Sebagai anti septik (anti infeksi) d. Levetraan Zalf

Untuk mengobati luka bakar e. Perlengkapan lain

• Obat kompres

(26)

• Gunting

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Memeriksa Perlengkapan Keselamatan Kerja.

1. Memeriksa ketersediaan dan masa pakainya (kadaluarsa) Alat pemadam kebakaran di tempat penyimpanan pada unit.

a. Tempat Penyimpanan alat pemadam api ringan (APAR)

Alat pemadam kebakaran disimpan pada tempat yang disediakan diruang operator, mudah dilihat dan dijangkau sehingga memudahkan dalam penggunaannya. Alat pemadam kebakaran selalu diperiksa ketersediaannya dan kondisinya dari kemungkinan kadaluarsa.

b. Kadaluarsa

Periksa masa kadaluarsa pada kartu check list yang ada pada APAR c. Periksa kondisi tekanan

Pada tabung par terdapat pressure gauge yang menyatakan tekanan pada tabung, pastikan jarum pada manometer masih pada zona hijau (15 - 20). untuk tipe cartridge, periksa pada leher tabung dengan membuka threaded tabung dan periksa kondisi segel. jika masih utuh pasang seperti kondisi semula.

d. Periksa segel APAR

Apabila segel telah terlepas atau putus dikhawatirkan APAR telah digunakan, untuk memastikan lebih lanjut dapat dilakukan dengan membuka selang dari valve, dan periksa pada lubang valve apakah ada bekas serbuk APAR. Jika ada tanda-tanda bekas serbuk APAR, dapat dipastikan APAR sudah pernah digunakan. Langkah selanjutnya adalah segera ganti APAR tersebut dengan APAR yang lain.

(27)

e. Periksa kondisi fisik tabung

Kondisi fisik tabung yang baik adalah tidak adanya karat ataupun keropos pada tabung baik pada posisi dasar tabung maupun pada posisi leher tabung. Aabila terdapat keropos segera ganti tabung dengan yang baru, hal ini dapat membahayakan bagi pengguna APAR, mengingat bahwa APAR merupakan salah satu tabung bertekanan. Jika kondisi APAR tidak ada karat ataupun keropos, maka lakukan pembersihan pada tabung APAR dengan melakukan pengelapan.

f. Periksa kondisi selang

Lakukanlah pengecekan dengan menggunakan kawat kecil, lakukan pembersihan dengan memasukkan kawat ke dalam lubang selang untuk memeriksa ada nya sumbatan. Periksa juga kondisi selang, apakah terdapat keretakan atau patah pada selang. Jika selang telah bocor atau patah, segera lakukan penggantian selang. Selang yang bocor akan membahayakan bagi pemakai APAR, karena debu atau zat kimia dapat terkena mata atau terhirup.

g. Periksa kondisi zat kimia di dalam tabung

Masalah yang sering terjadi pada APAR adalah membekunyab zat kimia yang terdapat di dalam tabung (terutama pada jenis dry powder). Penyebab terjadinya pembekuan yang sering adalah meletakkan tabung APAR di lantai, terkena sinar matahari langsung, ataupun penempatan pada area yang lembab. Lakukan pengecekan dengan membolak-balikkan tabung APAR sebanyak 4 - 5 kali, dan dengarkan suara jatuhan dengan menempelkan telinga di tabung. Jika suara yang didengar masih secara perlahan jatuhannya (seperti suara pasir saat di dalam tabung) maka kondisinya masih baik, namun jika suaranya seperti sekali jatuh (seperti suara material lumpur atau adonan kue jatuh) berarti powdernya telah membeku.

2. Memeriksa kelengkapan isi Kotak P3K dan batas waktu pakainya (kadaluarsa) a. Kadaluarsa

(28)

Periksa masa batas penggunaan kelengkapan P3K yang tertulis pada label. Segera ganti apabila sudah melebihi masa batas penggunaan nya.

b. Kelengkapan dan obat-obatan dalam kotak P3K

Kelengkapan dan obat-obatan yang selalu ada dalam kotak P3K antara lain :

1) Mercurochroom

Untuk anti septik (anti infeksi) pada luka–luka dalam 2) Sulfanilamid powder steril

Sebagai anti septik (anti infeksi) pada luka dalam 3) Larutan Rivanol

Sebagai anti septik (anti infeksi) 4) Levetraan Zalf

Untuk mengobati luka bakar 5) Perlengkapan lain

• Obat kompres

• Kain perban yang steril • Gunting

C. Sikap Kerja dalam Memeriksa Perlengkapan Keselamatan Kerja.

Perlengkapan keselamatan kerja harus diperiksa secara berkala dan cermat. pemeriksaan meliputi ketersediaan, kelengkapan dan kelaikan perlengkapan. penggunaan cheklist sangat membantu saat melakukan pemeriksaan agar tidak ada yang terlewatkan saat melakukan pemeriksaan.

(29)

BAB IV

MENGGUNAKAN PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Menggunakan Perlengkapan Keselamatan Kerja.

1. Klasifikasi Kebakaran a. Kelas A

Benda padat selain logam yang mudah terbakar; yaitu kebakaran yang ditimbulkan oleh benda padat selain logam seperti : kayu, kertas, bambu dan lain-lain. Alat pemadaman yang dipakai: air, pasir, lumpur.

b. Kelas B

Benda cair yang mudah terbakar; yaitu kebakaran yang ditimbulkan oleh bahan bakar cair (bensin, solar, minyak tanah) dan gas (LPG, Nitrogen, dan lain-lain). Alat pemadam kebakaran yang dipakai : Air dicampur diterjen, racun api, karung basah.

c. Kelas C

Yaitu kebakaran yang ditimbulkan oleh adanya sumber panas listrik (akibat kortsluiting atau hubung pendek).

Alat pemadam kebakaran yang dipakai : CO2, BCF, Dry Chemical Powder. d. Kelas D

Yaitu kebakaran logam seperti magnesium, titanium, sodium, potassium dan lain-lain.

Alat pemadam kebakaran yang dipakai adalah Dry Chemical Powder. 2. Alat pemadam kebakaran

a. Alat pemadam api menggunakan bahan busa/foam; terdiri dari: natrium bicarbonat, aluminium sulfat, air.

(30)

Gambar II.2

b. Pemadam api dengan bahan pemadam CO2 (carbon dioksida)

Dapat dipergunakan dengan baik bila tidak ada angin atau arus udara

Gambar II.3 1) Tangkai penekan.

2) Pen pengaman. 3) Saluran pengeluaran. 4) Slang karet tekanan tinggi. 5) Horn (corong).

c. Pemadam api dengan bahan pemadam Dry Chemical

Jenis ini efektif untuk kebakaran jenis B dan C, juga dapat dipergunakan pada kebakaran kelas A.

Bahan yang dipergunakan :

• Serbuk sodium bicarbonat/natrium sulfat. • Gas CO/Nitrogen.

(31)

Gambar II.4

d. Pemadam Api dengan Bahan Jenis BHF/Halon Cara mempergunakan :

• Buka pen pengaman.

• Tekan tangkai penekan/pengatup.

• Arahkan corong/nozlle ke sumber api, dengan memperhatikan jarak dan arah angin.

Gambar II.5 1) Pengaman.

2) & 3) Pengatup. 4) Bolt Valve.

5) Pipa saluran Gas. 6) Nozzle.

(32)

3. Jenis kecelakaan

a. Kecelakaan Yang Dapat Membawa Maut 1) Coma (collapse)

Gejala – gejalanya :

• Keluar keringat dingin • Pucat

• Denyut nadi lemah • Telinga berdengking • Mual

• Mata berkunang – kunang • Badan lemas

Cara pertolongannya :

• Tidurkan penderita terlentang dengan kepala agak direndahkan • Longgarkan pakaiannya

• Usahakan agar penderita dapat bernafas dengan udara segar • Kalau ada beri selimut agar badannya menjadi hangat

• Selanjutnya kirimkan ke Dokter atau rumah sakit terdekat 2) Shock (gugat)

Hal ini disebabkan oleh suatu keadaan yang timbul karena jumlah darah yang beredar dalam pembuluh darah sangat berkurang yang dapat disebabkan oleh: • Perdarahan keluar atau ke dalam

• Luka bakar yang luas yang menyebabkan banyak cairan/serum darah yang keluar

Tanda-tandanya :

• Nadi berdenyut cepat, lebih 100 kali/menit kemudian melemah, lambat dan menghilang

• Pernafasan dangkal dan tidak teratur

(33)

• Penderita pucat dan dingin

• Penderita merasa mual, lemas, mata berkunang • Pandangan hampa dan tidak bercahaya

Pertolongan :

• Baringkan penderita ditempat yang udaranya segar dan kepala lebih rendah dari kaki

• Bersihkan mulut dan hidungnya dari sumbatan • Hentikan perdarahan bila ada

• Longgarkan pakaian penderita

• Kalau ada berikan selimut agar penderita menjadi hangat • Selanjutnya kirimkan ke Dokter atau Rumah Sakit terdekat • Jangan memberi minum

3) Pingsan

Fungsi otak terganggu sehingga penderita tidak sadar Gejala :

• Penderita tidak sadar, tidak ada reaksi terhadap rangsangan • Penderita berbaring dan tidak bergerak

• Pernafasan dan denyut nadi dapat diraba

Pertolongan :

• Baringkan penderita di tempat teduh dan segar.

• Apabila mukanya merah, kepalanya ditinggikan, dan apabila pucat baringkan tanpa alas kepala.

• Pakaiannya dilonggarkan

• Penderita jangan ditinggalkan seorang diri dan perlu dijaga • Tenangkan bila gelisah

• Kalau ada, berikan selimut agar badannya menjadi hangat • Selanjutnya kirimkan ke Dokter atau Rumah Sakit terdekat

(34)

4) Mati Suri

Yaitu keadaan pingsan dimana peredaran darah dan pernafasan tidak mencukupi lagi.

Keadaan ini sudah merupakan keadaan yang gawat, karena penderita berada diantara pingsan dan mati.

Gejala :

• Pernafasan tidak tampak dan nadi tidak teraba

• Pupil melebar dan tidak menyempit dengan penyinaran • Muka pucat dan kebiru-biruan

Cara Pertolongan :

• Baringkan terlentang dan longgarkan pakaian penderita • Hilangkan semua barang yang dapat menyumbat pernafasan • Berikan pernafasan buatan.

Pernafasan buatan adalah suatu usaha mencoba agar paru-paru penderita dapat bekerja kembali dengan cara mengembang dan mengempiskan paru- paru itu.

Selanjutnya di kirim ke Dokter atau Rumah Sakit terdekat

Gambar II.6 Cara pernafasan buatan dari mulut ke mulut

b. Pendarahan

(35)

• Pendarahan keluar • Pendarahan ke dalam

Dilihat dari sudut macamnya pembuluh darah yang putus, pendarahan ada 3 macam yaitu:

• Perdarahan pembuluh nadi (arterial) • Pendarahan pembuluh balik (vena) • Pendarahan pembuluh rambut (capiler)

Untuk memberikan pertolongan terhadap penderita yang mengalami pendarahan dapat dilakukan dengan bermacam - macam cara diantaranya :

• Penderita didudukan atau ditidurkan tergantung dari hebatnya pendarahan • Bagian tubuh yang mengalami luka ditinggikan

• Hentikan pendarahan dengan menekan anggota bagian diatas luka • Bersihkan luka dari kotoran yang ada

• Letakkan diatas luka, sepotong kain kasa steril berlipat dan tekan sampai darah berhenti keluar, kemudian pasang pembalut tekan (plester).

Untuk pendarahan yang hebat ditangan atau kaki dapat digunakan cara torniquet (torniket, penarat darah). Torniket adalah balutan yang menjepit sehingga aliran daerah di bawahnya terhenti sama sekali.

Perhatikan bila menggunakan penarat darah :

• Tiap 10 menit harus dikendorkan dengan memutar kayunya • Memasang penarat darah antara luka dan jantung

• Penderita yang dikorniket harus segera dibawa ke Rumah Sakit untuk pertolongan lebih lanjut dan harus mendapat prioritas pertama

• Harus dicatat jam berapa penarat darah dipasang dan dibuka

(36)

c. Luka-luka

Luka adalah adanya jaringan kulit yang terputus atau rusak oleh suatu sebab. 1) Menurut sebabnya dapat dikenal bermacam - macam luka yaitu sebagai

berikut :

• Luka memar kena pukul • Luka gores • Luka tusuk • Luka potong • Luka bacok • Luka robek • Luka tembak • Luka bakar

2) Memberikan pertolongan kepada penderita yang mengalami luka pada dasarnya adalah :

• Menghentikan pendarahan • Mencegah infeksi

• Mencegah kerusakan lebih lanjut

• Menggunakan cara yang memudahkan/ mempercepat penyembuhan

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Menggunakan Perlengkapan Keselamatan Kerja.

1. Menggunakan Alat pemadam kebakaran dengan benar sesuai dengan prosedur penanggulangan kebakaran.

a. Alat pemadam api menggunakan bahan busa/foam Cara menggunakannya :

(37)

• Arahkan nosel/nozlle; dengan mem-perhatikan arah angin dan jarak dari tabung ke sumber api.

b. Pemadam api dengan bahan pemadam CO2 (carbon dioksida)

Cara mempergunakan : • Buka pen pengaman. • Tekan tangkai penekan.

• Arahkan corong ke sumber api, dengan memperhatikan jarak dan arah angin. c. Pemadam api dengan bahan pemadam Dry Chemical

Cara mempergunakan : • Buka pen pengaman. • Buka timah penutup.

• Tekan tangkai penekan/pengatup.

• Arahkan corong ke sumber api, dengan memperhatikan jarak dan arah angin. d. Pemadam Api dengan Bahan Jenis BHF/Halon

Cara mempergunakan : • Buka pen pengaman.

• Tekan tangkai penekan/pengatup.

• Arahkan corong/nozlle ke sumber api, dengan memperhatikan jarak dan arah angin.

2. Menggunakan obat-obatan dan perlengkapan dalam kotak P3K sesuai prosedur untuk tindakan pertolongan pertama

a. Mercurochroom

Untuk anti septik (anti infeksi) pada luka–luka dalam Cara penggunaan :

(38)

Untuk mengobati luka–luka yang tidak dalam, lecet–lecet. Luka/lecet yang kotor dibersihkan dahulu, lalu diolesi mercurochroom, jika luka–lukanya tidak berair biarkan dalam keadaan terbuka saja, tidak usah dibalut.

b. Sulfanilamid powder steril

Sebagai anti septik (anti infeksi) pada luka dalam Cara penggunaan :

Taburkan sulfanilamid powder steril pada luka–luka terutama luka dalam, lalu ditutup dengan kain steril 16 x 16 dan dibalut atau diplester.

c. Larutan Rivanol

Sebagai anti septik (anti infeksi) Cara penggunaan :

Mengobati luka–luka yang kotor dengan jalan mengompres.Gunakan kasa steril 16 x 16, basahi dengan larutan rivanol dan kompreskan diatas luka, lalu dibalut. d. Levetraan Zalf

Untuk mengobati luka bakar Cara penggunaan :

Oleskan levetraan zalf diatas luka bakar, tutup dengan kain steril 16 x 16, kemudian luka dibalut atau diplester.

C. Sikap Kerja dalam Menggunakan Perlengkapan Keselamatan Kerja. 1. Sikap

• Jangan panik, berpikir jernih dan tenangkan diri.

• Beritahukan adanya kebakaran kepada orang lain atau instansi terkait (Dinas Kebakaran).

• Mengarahkan yang tidak berkepentingan untuk segera meninggalkan tempat. • Pergunakan alat pemadam api yang sesuai/cocok.

(39)

• Mintalah pertolongan orang lain untuk membantu dengan alat pemadam kebakaran.

• Percaya diri akan kemampuan mempergunakan alat pemadam kebakaran. • Melakukan pemadaman dengan cepat dan tepat dengan memperhatikan arah

angin.

2. Usaha Mencegah Kebakaran Secara Umum • Jagalah kebersihan di lingkungan kerja.

• Simpan bahan yang mudah terbakar di tempat yang aman.

• Penyimpanan bahan bakar ditempat yang memenuhi syarat dan aman. • Periksa alat pemadam kebakaran dalam kondisi baik.

• Memiliki ketrampilan mempergunakan alat pemadam kebakaran.

• Pelajari cara penggunaan alat pemadam kebakaran tersebut pada label yang dilekatkan di tabung.

3. Usaha Pencegahan Kebakaran di tempat pemeliharaan/perbaikan dan pada Peralatan yang berstatus dalam pemeliharaan.

• Bahan bakar, minyak pelumas, aspal panas dan zat anti beku merupakan bahan yang mudah terbakar. Jauhkan korek api dan jangan merokok di dekat bahan yang mudah terbakar tersebut.

• Bila mengisi bahan bakar, matikan engine dan jangan merokok. Jangan meninggalkan lokasi pada saat mengisi bahan bakar. Kuatkan tutup tangki bahan bakar dengan baik.

• Periksa secara berkala rangkaian kabel listrik dari kemungkinan terjadinya hubungan pendek.

 Kabel luka/terkoyak, segera dibungkus isolasi atau diganti  Sambungan/terminal yang longgar, kuatkan atau ganti baru

• Selalu bersihkan/keringkan bila ada ceceran bahan bakar atau minyak pelumas di tempat pekerjaan atau lantai atau bagian mesin lain.

(40)

• Bersihkan battery dan di sekelilingnya dari sampah kering atau kertas yang mudah terbakar.

• Bila merokok di tempat kerja, matikan rokok dan buang puntungnya ke dalam asbak yang telah tersedia. Jangan membuang puntung sembarangan.

• Hindari pengelasan di dekat tangki bahan bakar atau pipa minyak.

• Harus yakin bahwa alat pemadam kebakaran telah berada di tempatnya dalam keadaan baik. Baca aturan penggunaannya agar dapat dipakai saat diperlukan. • Harus mengerti apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran.

• Catat semua nomor telepon penting untuk dapat dihubungi sewaktu terjadi kebakaran (ambulan, petugas pemadam kebakaran).

4. Usaha Penyelamatan Dari Kebakaran

Bila terjadi kebakaran di tempat pemeliharaan peralatan, usaha penyelamatan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

• Putar main switch ke posisi OFF, matikan seluruh aliran listrik. • Segera keluar dari tempat operasi

• Bila masih sempat, gunakan alat pemadam kebakaran untuk mematikan api semampunya.

Usaha tersebut sebagai langkah dasar dalam penyelamatan, dan sesuai kondisi lapangan dapat dicari upaya lainnya.

5. Pedoman umum untuk pertolongan pertama a. Menilai situasi

1) Perhatikan apa yang terjadi secara cepat tetapi tenang; • Apakah korban pingsan, henti jantung atau henti nafas • Apakah korban mengalami perdarahan atau luka • Apakah korban mengalami patah tulang

• Apakah korban mengalami rasa sangat sakit yang berlebihan • Apakah korban mengalami luka bakar

(41)

2) Perhatikan apakah ada bahaya tambahan yang mengancam korban atau penolong

3) Ingat jangan terlalu berani mengambil resiko, perhatikan keselamatan diri penolong

b. Mengamankan tempat kejadian : • Lindungi korban dari bahaya

• Jika perlu mintalah orang lain untuk membantu atau laporkan kepada bagian terkait, missalnya 118 atau Tim Penolong (Rescue Team) Perushaan.

c. Memberi pertolongan

1) Rencanakan dan lakukan pertolongan berdasarkan tujuan P3K sebagai berikut • Menciptakan lingkungan yang aman

• Mencegah kondisi korban bertambah buruk • Mempercepat kesembuhan

• Melindungi korban yang tidak sadar

• Menenangkan korban/penderita yang terluka

• Mempertahankan daya tahan tubuh korban menunggu pertolongan yang lebih tepat dapat diberikan

2) Jika pertolongan pertama telah dilakukan, maka segera angkut korban tapi jangan terburu-buru atau serahkan pertolongan selanjutnya kepada yang lebih ahli atau bagian yang bertugas menangani kecelakaan atau kirim ke Dokter atau rumah sakit terdekat.

(42)

BAB V MELAKSANAKAN PEMELIHARAAN DAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR

DENGAN PROSEDUR YANG AMAN

A. Pengetahuan yang diperlukan untuk Melaksanakan Pemeliharaan dan Pengoperasian dengan Prosedur yang Aman.

Masalah keselamatan kerja dalam pengoperasian dan pemeliharaan alat – alat besar menjadi prioritas untuk selalu diperhatikan oleh para pelakunya yaitu operator dan mekanik alat – alat berat.

Hampir semua kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh ketidak taatan dalam melaksanakan peraturan yang mendasar dari keselamatan kerja dalam pengoperasian dan pemeliharaan alat – alat besar.

Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, sebaiknya operator excavator memahami dan mengikuti petunjuk keselamatan kerja dan memenuhi beberapa tanda peringatan yang terdapat pada buku petunjuk dan juga yang terpasang pada unit alatnya sebelum melakukan pengoperasian dan pemeliharaan.

Disisi lain pada setiap tempat yang strategis dan mudah dilihat selalu terpampang tanda peringatan “UTAMAKAN KESELAMATAN” atau “SAFETY FIRST” tersebut harus selalu memperhatikan keselamatan kerja, baik untuk dirinya sendiri, peralatan yang dioperasikan dan orang lain beserta lingkungan disekitarnya.

B. Keterampilan yang diperlukan untuk Melaksanakan Pemeliharaan dan Pengoperasian dengan Prosedur yang Aman.

1. Memeriksa kondisi lingkungan kerja dari kemungkinan adanya bahan yang dapat menimbulkan bahaya dan adanya penerangan yang kurang.

Sebelum memulai untuk mengoperasikan unit, lakukan pemeriksaan lingkungan dengan teliti dari kondisi yang dapat menimbulkan bahaya, semua material yang mudah terbakar yang terdapat diruang operator, disekitar engine dan battery

(43)

aman. Simpan ke tempatnya semua tools dari tempat operator dan bersihkan kotoran yang melekat pada kaca spion, pegangan dan tangga. Periksa lampu penerangan dalam ruangan operator agar terjamin penerangan yang cukup.

2. Membersihkan tempat pijakan dan pegangan dari material yang membahayakan operator.

Untuk menghindarkan bahaya dari tergelincir dan bahaya lainnya. Pada waktu keluar dan masuk ruang operator agar tempat pijakan dan pegangan dibersihkan dari material yang membahayakan.

3. Melakukan naik dan turun dari unit dengan benar sesuai prosedur (tiga titik tumpuan anggota tubuh/kaki dan tangan dan menghadap ke unit).

Bila akan masuk atau meninggalkan alat, hadapkan muka ke alat dan gunakan tangga dan steps untuk menjaga keselamatan, agar dijaga tiga titik tumpu anggota badan (dua kaki, satu tangan, atau dua tangan satu kaki) bertumpu pada tangga atau steps untuk menunjang kekuatan/kestabilan operator dalam posisi tersebut.

Gambar II.7

4. Menyetel tempat duduk sesuai dengan ukuran tubuh dan memasang sabuk keselamatan selama mengoperasikan unit.

(44)

• Setelah kursi sesuai bentuk tubuh operator untuk kenyamanan dalam bekerja. • Setel tempat duduk maju atau mundur.

• Setel sandaran kedepan atau kebelakang • Setel ketinggian tempat duduk

5. Menyetel posisi kaca spion sesuai dengan sudut pandang operator

Periksa kaca spion dan kaca jendela harus dalam keadaan bersih dan posisi kaca spion harus sesuai dengan sudut pandang operator

6. Memberikan tanda isyarat (bunyi klakson) setiap akan melakukan manouver.

Bunyikan klakson untuk memberikan peringatan pada orang yang ada disekitar unit untuk menjauh.

• Klakson sekali untuk menghidupkan unit (alat berat) • Klakson dua kali untuk maju

• Klakson tiga kali untuk mundur

7. Mematuhi peraturan dan rambu-rambu keselamatan kerja selama melakukan pemeliharaan dan pengoperasian.

a. Tanda dan peringatan keselamatan kerja

Gambar II.9

Kata ini dipakai untuk menyampaikan pesan keselamatan kerja dimana pada kegiatan ini terdapat kemungkinan yang tinggi terjadinya kecelakaan berat apabila penyebabnya tidak dapat dihindarkan.

(45)

Kata ini dipakai untuk menyampaikan pesan keselamatan kerja dimana pada kegiatan ini terdapat potensi yang berbahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan berat.

Gambar II.11

Kata ini dipakai untuk menyampaikan pesan keselamatan kerja dimana pada kegiatan ini kemungkinan kecelakaan sedang atau ringan. Kemungkinan kecelekaan yang berkaitan dengan alat saja.

Gambar II.12

Kata ini digunakan untuk keselamatan kerja yang harus dilakukan untuk menghindarkan tindakan yang dapat memperpendek umur alat.

b. Tanda keselamatan kerja yang melekat pada alat

(46)

c. Peringatan bila meninggalkan ruang operator

Gambar II.14

Untuk menghindarkan pergerakannya tuas operasi yang tidak terkunci, gerakan bucket sampai menyentuh tanah dan pindahkan SAFETY LOCK LEVER (TUAS KUNCI PENGAMAN) (yang berada dekat tempat duduk) ke posisi LOCK (KUNCI) sebelum meninggalkan tempat duduk operator. Bergeraknya alat secara tiba-tiba dan tidak diinginkan dapat mengakibatkan kecelakaan serius dan bahkan kematian.

d. Peringatan sebelum mengoperasikan excavator

Gambar II.15

Untuk mencegah kecelakaan berat atau kematian, lakukan hal berikut sebelum menggerakkan alat atau attachment :

• Bunyikan klakson untuk memberi tanda kepada orang disekitar alat

• Harus yakin tidak ada orang pada atau dekat alat atau dalam daerah swing • Putarlah ruang operator (cabin) untuk melihat arah perjalanan alat bila hal

(47)

• Harus ada petunjuk/pembantu bila pandangan terganggu.

• Ikuti petunjuk diatas, meskipun alat telah dilengkapi dengan alarm dan kaca spion.

e. Peringatan untuk pengoperasian, pemeriksaan dan pemeliharaan

Gambar II.16

• Ketidak tepatan pengoperasian dan pemeliharaan dapat mengakibatkan kecelakaan atau kematian.

• Baca petunjuk dan lebel/tanda sebelum melakukan pengoperasian dan pemeliharaan. Ikuti petunjuk dan peringatan yang terdapat pada manual dan lebel yang melekat pada alat.

• Simpan buku petunjuk (manual) didalam ruang operator dekat operator. • Hubungi agen Komatsu untuk penggantian buku petunjuk (manual) f. Peringatan bahaya bila melewati jaringan tegangan tinggi

(48)

Gambar II.17

Berisiko tinggi bila melewati tegangan yang membahayakan. Kecelakaan serius atau kematian dapat terjadi bila alat atau attachment tidak memiliki jarak yang cukup dari jaringan listrik.

Tegangan Jaringan Jarak Am an

6.6 kv Jarak terpendek 3 m 66.0 kv Jarak terpendek 5 m 275.0 kv Jarak terpendek 10 m

g. Peringatan pada waktu mengencangkan track

Gambar II.18

Bahaya tekanan tinggi pada penyetel track (track adjuster)

Bila mengatur kekencangan track, jangan membuka tutup (plug) lebih dari satu putaran

(49)

Memutar lebih banyak dapat mengakibatkan bahaya tersambar tutup (plug) atau grease

Baca manual tentang petunjuk pengencangan track. h. Peringatan bahaya minyak pelumas

Gambar II.19 • Bahaya minyak yang panas

• Untuk mencegah semburan minyak yang panas : o Matikan engine

o Biarkan minyak pelumas menjadi dingin

o Perlahan-lahan longgarkan tutup (cap) untuk mengeluarkan tekanan sebelum membukanya.

i. Peringatan untuk penanganan accumulator bahaya ledakan

Gambar II.20 Jauhkan dari sumber api

(50)

j. Bahaya dan menjauh dari area swing

Gambar II.21 • Berbahaya

• Jauhi area swing

8. Mengoperasikan unit tanpa ada penumpang.

Saat bekerja mengoperasikan excavator dilarang membawa penumpang untuk menjaga konsentrasi dan tidak menggangu ruang operator.

Gambar II.22

C. Sikap Kerja dalam Melaksanakan Pemeliharaan dan Pengoperasian dengan Prosedur yang Aman.

Banyak kecelakaan kerja terjadi karena kesalahan manusia yang tidak disiplin menerapkan peraturan keselamatan kerja selama melaksanakan pemeliharaan dan pengoperasian alat-alat berat. Untuk menghindarkan terjadinya kecelakaan kerja tersebut baca dan pahami semua petunjuk dan peringatan yang ada pada buku manual dan patuhi peringatan. Safety talk/meeting yang dibimbing oleh petugas K3 harus dipahami dan di laksanakan untuk menjaga keselamatan.

(51)

BAB VI SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

A. Sumber Daya Manusia. 1. Pelatih

Pelatih dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu untuk merencanakan proses belajar.

b. Membimbing melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. c. Membantu untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab

pertanyaan mengenai proses belajar .

d. Membantu untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang diperlukan untuk belajar.

e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan. 2. Penilai

Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan :

a. Melaksanakan penilaian apabila telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya.

b. Menjelaskan kepada mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya.

c. Mencatat pencapaian / perolehan 3. Teman kerja/sesama peserta pelatihan

Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini

(52)

akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar .

B. Sumber-sumber Kepustakaan.

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :

1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis 2. Lembar kerja

3. Diagram-diagram, gambar 4. Contoh tugas kerja

5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsipprinsip dalam PBK mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber -sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku Referensi

1. Buku Panduan Operator Excavator

2. Buku penuntun Pengoperasian dan Perawatan B. Manual

1. Pengoperasian Komatsu Hidraulik Excavator PC 200 -5 2. Operator’s Manual Robex 210 LC-7

C. Refernsi Lainnya

1. Pusat Pembinaan Peralatan Departemen Pekerjaan Umum, PEDOMAN TEKNIK PENGOPERASIAN PERALATAN DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM.

2. Pelatihan Operator Dump Truck, Puslat Jakon Departemen Kimpraswil, OPERATION AND MAINTENANCE MANUAL PC 200, 200 LC – 6 HIDRAULIC EXCAVATOR KOMATSU KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA .

(54)

DAFTAR ALAT DAN BAHAN

A. Peralatan yang digunakan

1. Peralatan (excavator). 2. APD.

3. Rambu-rambu operasi dan K3. 4. Standard tools.

B. Bahan yang dibutuhkan

1. Buku pedoman pemeliharaan dan pengoperasian excavator. 2. Standard Operating Prosedure (SOP).

3. Surat Perintah Kerja. 4. Form Laporan. 5. Bahan bakar. 6. Bahan pelumas.

(55)

BUKU KERJA

MENERAPKAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA SELAMA PEMELIHARAAN

DAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR

INA.5220.222.02.01.05

2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

DIREKTORAT BINA KOMPETENSI DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI

(56)

PENJELASAN UMUM

Pelatihan berbasis kompetensi mengharuskan proses pelatihan memenuhi unit kompetensi secara utuh yang terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja. Dalam buku informasi Menyiapkan Informasi dan Laporan Pelatihan telah disampaikan informasi apa saja yang diperlukan sebagai pengetahuan yang harus dimiliki untuk melakukan praktik/keterampilan terhadap unit kompetensi tersebut. Setelah memperoleh pengetahuan dilanjutkan dengan latihan-latihan guna mengaplikasikan pengetahuan yang telah dimiliki tersebut. Untuk itu diperlukan buku kerja Menyiapkan Informasi dan Laporan Pelatihan ini sebagai media praktik dan sekaligus mengaplikasikan sikap kerja yang telah ditetapkan karena sikap kerja melekat pada keterampilan.

Adapun tujuan dibuatnya buku kerja ini adalah:

1. Prinsip pelatihan berbasis kompetensi dapat dilakukan sesuai dengan konsep yang telah digariskan, yaitu pelatihan ditempuh elemen kompetensi per elemen kompetensi, baik secara teori maupun praktik;

2. Prinsip praktik dapat dilakukan setelah dinyatakan kompeten teorinya dapat dilakukan secara jelas dan tegas;

3. Pengukuran unjuk kerja dapat dilakukan dengan jelas dan pasti.

Ruang lingkup buku kerja ini meliputi pengerjaan tugas-tugas teori dan praktik per elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja berdasarkan SKKNI. Ruang lingkup buku kerja ini meliputi pengerjaan tugas-tugas teori dan praktik per elemen kompetensi dan kriteria unjuk kerja.

(57)

Judul:Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama DAFTAR ISI

PENJELASAN UMUM ... 1 DAFTAR ISI... 2 BAB I TAHAPAN BELAJAR ... 3 A. Langkah-langkah/Tahapan Belajar. ... 3 1. Penyajian ... 3 2. Isi perencanaan ... 3 BAB II TUGAS TEORI DAN PRAKTEK ... 4 A. Tugas Teori... 4 B. Pertanyaan yang harus dijawab dengan benar oleh peserta ... 4 1. Pilihan Ganda (Multiple Choice)... 5 2. Isian atau Jawaban Singkat ... 8 3. Menjodohkan ... 100 C. Lembar Pemeriksaan Peserta untuk kegiatan Tugas Teori... 111 D. Tugas-tugas Praktek ... 122 1. Tugas 1 ... 122 2. Tugas 2 ... 133 3. Tugas 3 ... 133 4. Tugas 4 ... 144 E. Daftar Cek Tugas Praktek ... 155

(58)

BAB I TAHAPAN BELAJAR

A. Langkah-langkah/Tahapan Belajar. 1. Penyajian

Penyajian bahan, pengajaran, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar kompetensi.

2. Isi perencanaan

Isi perencanaan merupakan kaitan antara Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dengan pokok-pokok keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja, yang merupakan persyaratan kompetensi yang harus dicapai pada setiap KUK yang dijabarkan dalam Indikator Unjuk Kerja (IUK).

(59)

Judul:Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama

BAB II TUGAS TEORI DAN PRAKTEK

A. Tugas Teori

Tugas tertulis dapat digunankan oleh panitia untuk mengidentifikasi kesiapan Peserta dalam melaksanakan penilaian unjuk kerja.

Penilaian akan menggunakan satu atau lebih pertanyaan untuk setiap elemen, jika Penilai kurang puas dengan kesiapan Peserta dalam melakukan Penilaian Unjuk Kerja, maka rencana pelatihan atau Penilaian Unjuk Kerja ulang /remidial akan dibicarakan antara Peserta dan Penilai.

B. Pertanyaan yang harus dijawab dengan benar oleh peserta 1. Pilihan Ganda (Multiple Choice)

Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling benar: a, b, c atau d dengan memberi tanda lingkaran (О) pada lembar jawaban yang tersedia

1. Undang–undang nomor berapakah yang mewajibkan pihak pengelola pekerjaan untuk menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) ?

a. No. 1 Tahun 1970 b. No. 2 Tahun 1990 c. No. 3 Tahun 1970 d. No. 4 Tahun 1980

2. Berikut ini mana yang bukan termasuk alat pelindung diri (APD) ? a. Pakaian Kerja

b. Safety Shoes

c. Clean Agent Halotron d. Masker

(60)

3. Untuk bekerja ditempat yang menggunakan bahan kimia sebaiknya menggunakan safety shoes jenis ?

a. Korosi b. Boot c. Cats d. Pantofel

4. APD yang berfungsi sebagai penyaring udara saat bekerja di daerah dengan kualitas udara buruk adalah ?

a. Safety Shoes b. Respirator c. Aer Plug d. Glove

5. Fungsi Safety Glasses adalah ?

a. Penyaring udara saat dihirup ke paru - paru

b. Melindungi mata dari percikan logam cair, percikn bahan kimia dll c. Pelindung tangan pada saat bekerja

d. Pelindung kepala dari kejatuhan benda.

6. Perda nomor berapakah yang menjelaskan tentang klasifikasi jenis pemadam kebakaran?

a. 19 dan 20 Perda DKI Jakarta No. 3 Tahun 1992 b. 21 dan 22 Perda DKI Jakarta No. 3 Tahun 1992 c. 23 dan 24 Perda DKI Jakarta No. 3 Tahun 1992 d. 25 dan 26 Perda DKI Jakarta No. 3 Tahun 1992.

7. Suatu bencana yang ditimbulkan oleh api, sukar dikuasai, tidak diharapkan dan sangat merugikan ?

(61)

Judul:Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama a. Kerusuhan

b. Banjir

c. Gempa Bumi d. Kebakaran

8. Berapa banyak unsur terjadinya API ? a. 1 (satu)

b. 2 (dua) c. 3 (tiga) d. 4 (empat)

9. Manakah berikut ini yang termasuk Alat Pemadam Api Ringan (APAR) konvensional ?

a. Karung Basah

b. Alat Pemadam Api CO2 c. Alat Pemadam Busa

d. Alat Pemadam Api Clean Agent DuPont

10. Berikut manakah yang termasuk dalam kotak isi P3K ? a. Minyak Kayu Putih

b. Minyak Angin c. Obat Merah d. Gunting Kuku

11. Untuk mengobati luka bakar obat yang digunakan adalah? a. Larutan Rivanol

b. Sulfanilamide Powder c. Mercurochoroom d. Bioplacenton

(62)

12. Untuk melakukan maneuver klakson dibunyikan sebanyak? a. 1 (satu)

b. 2 (dua) c. 3 (tiga) d. 4 (empat)

13. Label disamping menjelaskan tentang? a. Label Peringatan

b. Label Bahaya Tersengat Listrik c. Label Bahaya

d. Label Dilarang Mengoperasikan

14. Label disamping menjelaskan tentang? a. Dilarang Berkendara..

b. Dilarang Membawa Penumpang. c. Label Gunakanlah Sabuk Keselamatan. d. Dilarang

15. Kata / Label Notice (Penting ) ini pakai untuk?

a. Menyampaikan pesan keselamatan kerja dimana pada kegiatan ini terdapat kemungkinan yang tinggi terjadinya kecelakaan berat

b. Menyampaikan pesan keselamatan kerja dimana pada kegiatan ini terdapat potensi yang berbahaya

c. Menyampaikan pesan keselamatan kerja dimana pada kegiatan ini kemungkinan kecelakaan sedang atau ringan

d. Keselamatan kerja yang harus dilakukan untuk menghidarkan tindakan yang dapat memperpendek umur alat.

(63)

Judul:Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama 2. Isian atau Jawaban Singkat

Isilah titik-titik dari lembar pertanyaan atau jawab pertanyaan dari lembar pertanyaan, dengan jawaban singkat dalam lembar jawaban dengan benar

1. Apa yang dimaskud dengan APD (Alat Pelindung Diri) ?

... ...

2. Jelaskan Fungsi dari APD (Alat Pelindung Diri) ?

... ...

3. Jelaskan fungsi masing – masing Alat Pelindung Diri (APD) dibawah ini : a. Safety Shoes

b. Helmet c. Masker

... ...

4. Jelaskan fungsi masing – masing Alat Pelindung Diri (APD) dibawah ini : a. Ear Plug

b. Safety Glasess c. Sarung Tangan

... ...

5. Apa yang dimaskud dengan APAR (Alat Pemadam Api Ringan) ?

(64)

...

6. Jelaskan dengan singkat apa yang dimakud kebakaran :

... ...

7. Sebutkan sebab – sebab umum terjadi kebakaran ?

... ...

8. Jelaskan apa yang dimaskud dengan : a. Kebakaran Kelas A b. Kebakaran Kelas B c. Kebakaran Kelas C d. Kebakaran Kelas D ... ...

9. Sebutkan dan jelaskan unsur terjadinya api ?

... ...

10. Sebutkan beberapa contoh APAR (Alat Pemadam Api Ringan) ?

... ...

11. Jelaskan fungsi dan tujuan dari P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) ? ...

Gambar

Gambar II.1
Gambar II.2
Gambar II.4
Gambar II.6   Cara pernafasan buatan  dari mulut ke mulut
+7

Referensi

Dokumen terkait

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan kegiatan penyimpanan Bahan

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam menerapkan komunikasi di tempat kerja yang

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pembongkaran tapak bekas tambang

Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam Membuat program kerja mingguan berdasarkan rencana kerja induk yang dilakukan

DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan penanganan pinjaman bermasalah pada

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan persiapan pemeliharaan jalan

DESKRIPSI UNIT : Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, ketrampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk menganalisis gambar dokumen kontrak dan spesifikasi

DESKRIPSI UNIT : Pekerjaan ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang dibutuhkan dalam menyusun rencana kerja definitif pengoperasian dan