• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TINGKAT KESUKSESAN PRODUK BARU TERHADAP KINERJA PEMASARAN PADA MOTOR BEBEK SPORT “KAWASAKI ATHLETE 125” DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TINGKAT KESUKSESAN PRODUK BARU TERHADAP KINERJA PEMASARAN PADA MOTOR BEBEK SPORT “KAWASAKI ATHLETE 125” DI SURABAYA."

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

S K R I P S I

Diajukan Untuk memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Oleh :

0512010276 / FE / EM YAYAN HERMAWAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN

JAWA TIMUR

▸ Baca selengkapnya: mengetahui nama produk, keunggulan produk, manfaat produk yang di lihatnya di tv, adalah promosi dengan menggunakan teknik ….

(2)

PENGARUH TINGKAT KESUKSESAN PRODUK BARU TERHADAP

KINERJA PEMASARAN PADA MOTOR BEBEK SPORT

“KAWASAKI ATHLETE 125” DI SURABAYA

S K R I P S I

Oleh :

0512010276 / FE / EM YAYAN HERMAWAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN

JAWA TIMUR

(3)

PENGARUH TINGKAT KESUKSESAN PRODUK BARU TERHADAP

KINERJA PEMASARAN PADA MOTOR BEBEK SPORT

“KAWASAKI ATHLETE 125” DI SURABAYA

Yang Diajukan :

0512010276 / FE / EM YAYAN HERMAWAN

Telah Diseminarkan Dan Disetujui Untuk Menyusun Skripsi Oleh :

Pembimbing

Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS Tanggal : ……….

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen

(4)

S K R I P S I

PENGARUH TINGKAT KESUKSESAN PRODUK BARU TERHADAP

KINERJA PEMASARAN PADA MOTOR BEBEK SPORT

“KAWASAKI ATHLETE 125” DI SURABAYA

Yang Diajukan :

0512010276 / FE / EM YAYAN HERMAWAN

Telah Disetujui Untuk Ujian Lisan Oleh :

Pembimbing

Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS Tanggal : ……….

Mengetahui,

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

Jawa Timur

(5)

i Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan

berkat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Tingkat Kesuksesan Produk Baru Terhadap Kinerja

Pemasaran Pada Motor Bebek Sport “Kawasaki Athlete 125” Di Surabaya”

dengan baik.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi satu syarat

penyelesaian Program Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi, Jurusan

Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.

Dalam penyusunan skripsi, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan

selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

menghaturkan rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MT, selaku Rektor UPN “Veteran” Jawa

Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

UPN “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS, selaku Ketua Program Studi Manajemen

UPN “Veteran” Jawa Timur, dan selaku Dosen Pembimbing yang penuh

dengan mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya dalam membimbing

(6)

ii

4. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Manajemen yang telah memberikan ilmu yang

sangat bernilai. Sehingga ucapan terima kasihpun dirasa belum cukup untuk

menghargai jasa Bapak dan Ibu. Namun teriring do’a semoga apa yang sudah

diberikan kepada kami akan terbalaskan dengan berkah dari sang Ilahi.

5. Yang terhormat Bapak dan Ibu, sembah sujud serta ucapan terima kasih atas

semua do’a, restu, dukungan, nasehat yang diberikan kepada penulis.

Semoga Allah SWT melimpahkan berkat dan karunia-Nya kepada semua

pihak yang telah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk

itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata

penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surabaya, Februari 2010

(7)

iii

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori ... 10

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 10

2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran ... 11

2.2.3. Konsep Pemasaran ... 12

2.2.4. Tujuan Pemasaran ... 13

2.2.5. Tingkat Kesuksesan Produk Baru ... 14

2.2.5.1. Pengertian Promosi ... 16

(8)

iv

2.2.5.3. Keunggulan Produk Baru ... 19

2.2.6. Kinerja Pemasaran ... 24

2.2.7. Pengaruh tingkat kesuksesan produk baru dengan kinerja pemasaran ... 26

2.2.8. Pengaruh promosi dengan tingkat kesuksesan produk baru ... 26

2.2.9. Pengaruh pengelolaan pengetahuan konsumen dengan tingkat kesuksesan produk baru ... 27

2.2.10 Pengaruh keunggulan produk baru dengan tingkat kesuksesan produk baru ... 28

2.3. Kerangka Konseptual ... 29

2.4. Hipotesis ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.1.1. Definisi Operasional ... 31

(9)

v

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling) ... 38

3.4.5. Uji Hipotesis ... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian ... 43

4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden ... 43

4.1.2. Deskripsi Promosi (X) ... 44

4.1.3. Deskripsi Pengelolaan Pengetahuan Konsumen (X2) ... 46

4.1.4. Deskripsi Keunggulan Produk Baru (X3 4.1.5. Deskripsi Tingkat Kesuksesan Produk Baru (Y) .... 48

) ... 47

4.1.6. Deskripsi Kinerja Pemasaran (Z) ... 49

4.2. Analisis Data ... 50

4.2.1. Evaluasi Outlier ... 50

4.2.2. Evaluasi Reliabilitas ... 52

4.2.3. Evaluasi Validitas ... 53

4.2.4. Evaluasi Construct Reliability dan Variance Extracted ... 54

4.2.5. Evaluasi Normalitas ... 55

4.2.6. Analisis Model One – Step Approach to SEM ... 56

4.2.7. Uji Kausalitas ... 59

4.3. Pembahasan ...

4.3.1. Pengujian Hipotesis Hubungan Kausalitas Tingkat

(10)

vi

Terhadap Kinerja Pemasaran (Marketing

Performance) ... 60

4.3.2. Pengujian Hipotesis Hubungan Kausalitas Promosi

(Promotion) Terhadap Tingkat Kesuksesan Produk

(Product Success) ... 61

4.3.3. Pengujian Hipotesis Hubungan Kausalitas

Pengelolaan Pengetahuan Konsumen (Consumer Knowledge Management) Terhadap Tingkat

Kesuksesan Produk (New Product Success) ... 63

4.3.4. Pengujian Hipotesis Hubungan Kausalitas

Keunggulan Produk Baru (New Product

Superiority) Terhadap Tingkat Kesuksesan Produk

(New Product Success) ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ... 66

5.2. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA

(11)

vii

Tabel 1.1 Data Hasil Penjualan Motor Bebek Sport Data Hasil Penjualan

Motor Bebek Sport ... 4

Tabel 1.2 Data Penjualan Sepeda Motor Mulai Tahun 2006 – 2009 ... 4

Tabel 4.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 44

Tabel 4.3. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Promosi (X1) .... 45

Tabel 4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Pengelolaan Pengetahuan Konsumen (X2) ... 46

Tabel 4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Keunggulan Produk Baru (X3) ... 47

Tabel 4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Tingkat Kesuksesan Produk Baru (X) ... 48

Tabel 4.7. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kinerja Pemasaran (Y) ... 49

Tabel 4.8. Uji Outliers Multivariate ... 61

Tabel 4.9. Pengujian Reliability Consistency Internal ... 52

Tabel 4.10. Standardize Faktor Loading dan Construct dengan Confirmatory Factor Analysis ... 53

Tabel 4.11. Construct Reliability dan Variance Extracted ... 54

Tabel 4.12. Assessment Of Normality ... 56

Tabel 4.13. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Base Model ... 57

Tabel 4.14. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One- Step Approach – Modifikasi ... 58

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2. Kerangka Konseptual ... 31

Gambar 4.1. Struktur Organisasi P 48

Gambar 4.2. Model Pengukuran & Struktural Promosi, Pengelolaan Pengetahuan Konsumen, Keunggulan Produk Baru, Tingkat Kesuksesan Produk Baru, Dan Kinerja Pemasaran, Model

Spesifikasi : One Step Approach – Base Model ... 57

Gambar 4.2. Model Pengukuran & Struktural Promosi, Pengelolaan Pengetahuan Konsumen, Keunggulan Produk Baru, Tingkat Kesuksesan Produk Baru, Dan Kinerja Pemasaran, Model

(13)

ix Lampiran 1. Kuesioner

Lampiran 2. Tanggapan Responden Terhadap Promosi (X1), Pengelolaan

Pengetahuan Konsumen (X2), Keunggulan Produk Baru (X3),

Tingkat Kesuksesan Produk Baru (Y), Dan Kinerja Pemasaran (Z)

(14)

PENGARUH TINGKAT KESUKSESAN PRODUK BARU TERHADAP KINERJA PEMASARAN PADA MOTOR BEBEK SPORT

“KAWASAKI ATHLETE 125” DI SURABAYA

Oleh : Yayan Hermawan

Abstraksi

Berdasarkan data hasil penjualan motor bebek sport mulai Jan – Juli 2009 menunjukkan bahwa Kawasaki Athlete 125 menempati urutan keempat setelah Yamaha MX 135 pada urutan pertama, urutan kedua ditempati Suzuki Satria 150, dan Honda CS1 125 menempati urutan ketiga. Didukung dengan terjadinya penurunan prosentase (%) penjualan sepeda motor Kawasaki mulai tahun 2006 – 2009 dari 76 % pada tahun 2006, pada tahun 2007 sebesar 82 %, dan pada tahun 2008 sebesar 70 %. Fenomena tersebut merupakan permasalahan yang ada pada penjualan sepeda motor bebek sport Kawasaki Athlete 125 yang harus segera diselesaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh promosi, pengelolaan pengetahuan konsumen, dan keunggulan produk terhadap tingkat kesuksesan produk baru dan dampaknya pada kinerja pemasaran pada Motor

Bebek SportKawasaki Athlete 125” di Surabaya Motor.

Data yang digunakan adalah data primer yaitu data dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yaitu pemilik dealer yang menjual

Motor Bebek Sport Kawasaki Athlete 125 di Surabaya. Skala pengukuran yang

digunakan adalah semantic differential scale dengan teknik pengukuran dengan

jenjang 1-7. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling yaitu

pemilihan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Pengambilan sampel didasari asumsi SEM bahwa besarnya sampel yaitu 5 – 10 kali parameter yang diestimasi. Pada penelitian ini ada 15 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasi yaitu antara 75-150. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 105 responden. Teknik analisis yang digunakan adalah SEM untuk melihat pengaruh promosi, pengelolaan pengetahuan konsumen, dan keunggulan produk terhadap tingkat kesuksesan produk baru dan dampaknya pada kinerja pemasaran.

Hasil pengujian dalam penelitian ini menunjukkan bahwa promosi dan pengelolaan pengetahuan konsumen tidak berpengaruh terhadap tingkat

kesuksesan produk baru pada Motor Bebek Sport Kawasaki Athlete 125” di

Surabaya, sedangkan keunggulan produk berpengaruh signifikan dan positif

terhadap tingkat kesuksesan produk baru pada Motor Bebek Sport Kawasaki

Athlete 125” di Surabaya.

(15)

1

1.1. Latar Belakang Masalah

Saat ini perkembangan parrsaingan pasar sepeda motor menjadi semakin

kompleks. Hal ini disebabkan karena pengaruh trend yang terjadi di masyarakat

dan semakin banyaknya pilihan yang tersedia di pasar. Semakin kompleksnya

pasar sepeda motor membuat suatu perusahaan perlu memahami konsumen.

Tingkat persaingan dalam pemasaran produk sepeda motor pada saat ini

berlangsung dengan ketat dengan tingkat persaingan yang cukup tinggi. Hal ini

menjadikan setiap perusahaan berusaha untuk mengembangkan dan

mempertahankan posisi perusahaan dan peluang pasar agar lebih baik yang

mungkin diraihnya. Dengan demikian setiap perusahaan harus mengembangkan

kegiatan pemasarannya agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Salah satu hal penting dalam tujuan pemasaran yang perlu diperhatikan

oleh perusahaan adalah membuat suatu ukuran dengan tujuan meningkatkan

kinerja perusahaan seperti kinerja pemasaran yang meningkat (Song & Parry,

1997:67 dalam Navarone, 2003:111). Namun untuk meningkatkan kinerja

pemasaran sesuai yang diharapkan, perusahaan harus memperhatikan strategi

serta usaha apa guna mencapai tujuan tersebut. Hal ini mutlak dilakukan oleh

setiap perusahaan karena kinerja pemasaran merupakan kunci vitalitas

(16)

2

Kinerja pemasaran merupakan konsep untuk mengukur prestasi pemasaran

suatu produk. Oleh karena itu ukuran yang sebaiknya digunakan adalah ukuran

yang bersifat activity based measure yang dapat menjelaskan aktivitas-aktivitas

pemasaran yang menghasilkan kinerja pemasaran tersebut (Ferdinand, 2000:9

dalam Navarone, 2003:115).

Kawasaki Athlete merupakan motor bebek sport terbaru yang diproduksi

oleh PT. Kawasaki Motor Indonesia. Persaingan sepeda motor bebek sport alias

bebek jantan ternyata tidak kalah sengitnya dengan sepeda motor jenis lain.

Dengan memadukan desain motor bebek dan motor sport, maka tampilan bodi

motor ini menjadi sporty. Bisa dimaklumi jika sebagian besar peminat motor jenis

ini adalah anak muda.

Beberapa program promosi yang dilakukan oleh pihak Kawasaki antara

lain dilakukan di beberapa media antara lain di majalah otomotif. Sebagai produk

baru Kawasaki kurang dikenal oleh masyarakat. Hal ini kemungkinan kurangnya

promosi yang dilakukan oleh pihak Kawasaki terutama promosi yang dilakukan di

media elektronik antara lain televisi.

Promosi adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai

insentif yang dapat untuk merangsang pembelian produk dengan daya tarik,

jangkauan serta frekuensi promosi. (Ferdinand, 2000:9 dalam Navarone,

2003:115).

Kawasaki Athlete memakai tipe transmisi semi otomatis, konstruksi mesin

nyaris tidur, dengan system pendingin udara. Meski mesinnya mirip motor bebek

(17)

yang meruncing di bagian ujung membuat penampilannya terlihat sangat

mencolok ketika melaju di aspal.

Keunggulan produk baru berkaitan dengan atribut produk yang dapat

memberikan gambaran lebih konkret dari kemampuan perusahaan untuk

memahami, memenuhi kebutuhan pelanggannya dan alternatif serta bukti

langsung dari keunggulannya. (Ferdinand, 2000:9 dalam Navarone, 2003:115)

Selain dipakai untuk bergaya, Kawasaki Athlete cocok pula untuk

dijadikan alat transportasi sehari-hari. Sebab bobotnya lebih ringan dibandingkan

dengan motor trail regular, sehingga bisa membuat pengendara nyaman selama

berkendara. Meski ringan, mesin Kawasaki Athlete bisa diadu dengan motor lain

di kelasnya. Kawasaki Athlete menggunakan mesin 124,6 cc dengan empat stroke

SOHC dua value.

Pengelolaan pengetahuan konsumen merupakan pemahaman perusahaan

terhadap permintaan, minat, serta layanan dan kebutuhan konsumen terhadap

produk yang diinginkan konsumen. (Ferdinand, 2000:9 dalam Navarone,

2003:115)

Ada pula keihin PB 18 sebagai karburator berkekuatan 10 hp. Kawasaki

Athlete bisa menghasilkan tenaga 9,9 ps pada 8.000 rpm. Maksimum torsi yang

mampu dihasilkan menghasilkan 10,64 Nm pada 4.000 rpm. Harga Kawasaki

Athlete ini Rp. 14,6 juta on the road. Saat ini, Kawasaki Athlete memberikan

kontribusi 90,9% terhadap total penjualan Kawasaki yang mencapai 7.567 unit.

Berikut ini akan disajikan data hasil penjualan motor bebek sport mulai

(18)

4

Tabel 1.1

Data Hasil Penjualan Motor Bebek Sport Mulai Januari – Juli 2009

Merek Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

MX 135 4444 12577 19627 21774 18102 20682 23268

Satria 150 4698 10024 6643 5387 5120 7471 7480

CS1 125 401 750 1157 1250 1565 1313 2861

Athlete 125 875 730 956 671 671 1484 1254

Sumber : Tabloid KONTAN, Agustus – September 2009

Berdasarkan tabel 1.1, diketahui bahwa hasil penjualan motor bebek sport

mulai Januari – Juli 2009 adalah sebagai berikut: pada urutan pertama ditempati

Jupiter MX 135, disusul di urutan kedua adalah Satria 150, selanjutnya di urutan

ketiga adalah CS1 125, dan di urutan terakhir adalah Athlete 125.

Hal tersebut didukung oleh data penjualan sepeda motor secara nasional

oleh AISI (Asosiasi Industri Motor Indonesia) yaitu sebagai berikut:

Tabel 1.2

Data Penjualan Sepeda Motor Mulai Tahun 2006 - 2009

Merek Tahun 2006 Tahun 2007 Tahun 2008

(19)

Berdasarkan tabel 1.2, diketahui bahwa data penjualan sepeda motor mulai

Tahun 2006 – 2009 adalah sebagai berikut: pada urutan pertama ditempati Honda,

disusul di urutan kedua adalah Yamaha, selanjutnya di urutan ketiga adalah

Suzuki, selanjutnya urutan keempat adalah Kawasaki, dan di urutan terakhir

adalah merek lain selain keempat merek tersebut.

Kinerja pemasaran yang meningkat merupakan hasil yang dicapai

perusahaan dimana sebelumnya produk baru yang dijual tersebut termasuk sukses

di pasaran. Hal ini juga dikuatkan oleh Li dan Calantone (1998:14) dimana

kesuksesan tersebut ditandai dengan indikator seberapa jauh produk tersebut

menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian produk, memprioritaskan

membeli kembali produk tersebut, dan kembali membeli produk tersebut di waktu

yang lain. (Navarone, 2003)

Dengan menekankan pada faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kesuksesan produk baru maka peluang pasar yang ada seharusnya dapat

dimanfaatkan perusahaan sebaik mungkin sehingga dapat meningkatkan kinerja

pemasaran. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, maka

penelitian ini mengambil topik tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kesuksesan produk baru dalam meningkatkan kinerja pemasaran pada Motor

Bebek SportKawasaki Athlete 125” di Surabaya.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diajukan, maka

(20)

6

1. Apakah promosi berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan produk baru pada

Motor Bebek SportKawasaki Athlete 125” di Surabaya ?

2. Apakah pengelolaan pengetahuan konsumen berpengaruh terhadap tingkat

kesuksesan produk baru pada Motor Bebek SportKawasaki Athlete 125” di

Surabaya ?

3. Apakah keunggulan produk berpengaruh terhadap tingkat kesuksesan produk

baru pada Motor Bebek SportKawasaki Athlete 125” di Surabaya?

4. Apakah tingkat kesuksesan produk baru berpengaruh terhadap kinerja

pemasaran pada Motor Bebek SportKawasaki Athlete 125” di Surabaya ?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan pada penelitian ini

sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap tingkat kesuksesan produk

baru pada Motor Bebek SportKawasaki Athlete 125” di Surabaya.

2. Untuk mengetahui pengaruh pengelolaan pengetahuan konsumen terhadap

tingkat kesuksesan produk baru pada Motor Bebek Sport Kawasaki Athlete

125” di Surabaya.

3. Untuk mengetahui pengaruh keunggulan produk terhadap tingkat kesuksesan

produk baru pada Motor Bebek SportKawasaki Athlete 125” di Surabaya.

4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat kesuksesan produk baru terhadap kinerja

(21)

1.4. Manfaat Penelitian

Sebagaimana layaknya karya ilmiah ini, hasil yang diperoleh

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan

dan berhubungan dengan obyek penelitian antara lain :

1. Bagi Universitas

Memberikan sumbangan informasi pihak lain untuk melakukan penelitian

lebih lanjut dan dapat menambah kepustakaan sebagai informasi bahan

pembanding bagi penelitian lain serta sebagai wujud Darma Bakti kepada

perguruan tinggi UPN “Veteran” Jatim pada umumnya dan Fakultas Ekonomi

pada khususnya.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai pertimbangan maupun bahan

informasi dalam rangka mengatasi permasalahan yang ada kaitannya dengan

promosi, pengelolaan pengetahuan konsumen, keunggulan produk, tingkat

kesuksesan produk baru dan kinerja pemasaran pada Motor Bebek Sport

Kawasaki Athlete 125” di Surabaya

3. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat dipergunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan atau perluasan

pandangan tentang pelajaran yang didapat dari bangku kuliah dan

memperdalam pengetahuan terutama dalam bidang yang dikaji serta sebagai

(22)

8

BAB 2

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang releven dengan penelitian ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh:

1. Oki Navarone (2003) dengan judul “Analisis Pengaruh Tingkat Kesuksesan

Produk Baru Dalam Peningkatan Kinerja Pemasaran”. Metode penarikan

sampel dilakukan dengan menggunakan geographical random sampling.

Sampel yang digunakan adalah 115 outlet-outlet penjualan computer di

kawasan Jakarta. Jumlah responden tersebut berdasarkan asumsi SEM bahwa

besarnya sampel yaitu antara 100 – 200 responden. Variabel yang digunakan

dalam penelitian yaitu: promosi, pengelolaan pengetahuan konsumen,

keunggulan produk baru, tingkat kesuksesan produk baru, dan kinerja

pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara empiris promosi,

pengelolaan pengetahuan konsumen, dan keunggulan produk berpengaruh

positif terhadap tingkat kesuksesan produk, serta tingkat kesuksesan produk

berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran.

2. Samtim Eko Putranto (2003) dengan judul “Studi Mengenai Orientasi Strategi

Dan Kinerja Pemasaran”. Metode penarikan sampel dilakukan dengan

menggunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan adalah 100

perusahaan mebel di Kabupaten Jepara. Jumlah responden tersebut

(23)

responden. Variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu: karakteristik

pimpinan, orientasi pembelajaran, orientasi pasar, dan kinerja pemasaran.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik pimpinan berpengaruh

positif terhadap orienasi pasar, dan kombinasi antara orientasi pasar dan

orientasi pembelajaran berpengaruh positif terhadap kinerja pemasaran.

meskipun bersarnya pengaruh antar variabel tidak sama, tetapi menunjukkan

pengaruh yang signifikan.

3. Mohamad Anis (2002) dengan judul “Koordinasi Dan Integrasi Strategik Bagi

Peningkatan Kinerja Pemasaran Distributor Semen”. Sampel yang digunakan

adalah semua distributor semen di Semarang. Jumlah responden tersebut

berdasarkan asumsi SEM bahwa besarnya sampel yaitu antara 100 – 200

responden. Variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu: Kualitas

Komunikasi, Kualitas Hubungan, Usaha Koordinasi, Integrasi Strategik, dan

kinerja pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hubungan Kemitraan

Bisnis Antar Anggota Saluran Distribusi Dengan Supplier Produk Utama

(Semen) Adalah Penting Dan Menguntungkan Bagi Keduanya.

Atas dasar penelitian beberapa terdahulu tersebut, maka dapat digunakan

sebagai acuan penelitian untuk penelitian sekarang dengan menggunakan analisis

Structural Equation Models (SEM), sehingga diharapkan dapat digunakan sebagai

pembanding dari hasil pengujian dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang

(24)

10

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Pemasaran

Banyak definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli dalam bidang

ini walaupun masing–masing memberikan penekanan yang berbeda namun pada

intinya tujuan mereka sama yaitu bertitik tolak pada pemenuhan kebutuhan dan

keinginan konsumen. Berikut ini dikutip beberepa definisi tentang pemasaran

yang dikemukakan beberapa ahli pemasaran :

1. Kotler (1997:8) mendefinisikan pemasaran sebagai suatu proses sosial dan

manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang

mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan

mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

2. Sedangkan Swasta (1999:5) mendefinisikan pemasaran sebagai sistem

keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan,

menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa

yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli

potensial.

Dari pengertian-pengertian pemasaran di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa pemasaran merupakan suatu bentuk kegiatan yang mencakup unsur

pemasaran seperti merencanakan, menentukan harga, mempromosikan serta

mendistribusikan barang dan jasa tersebut kepada konsumen yang

(25)

2.2.2. Pengertian Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk

merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, dan mengendalikan

kegiatan-kegiatan pemasaran untuk membantu dan mendukung proses pertukaran yang

efisien dan efektif. Definisi manajemen pemasaran banyak diberikan para ahli

dalam pemasaran.

Adapun definisi manajemen pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler

dan Amstrong (1997:13) adalah bahwa manajemen pemasaran sebagai analsis,

perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk

menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan

dengan target pembeli dengan mencapai sasaran organisasi. Jadi manajemen

pemasaran termasuk olah permintaan yang akhirnya termasuk

menata-olah hubungan demi pelanggan.

Manajemen pemasaran menurut Philip Kotler yang dikutip oleh Swasta

dan Handoko (2000:4) adalah manajemen pemasaran adalah penganalisaan,

perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan

menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju denga maksud untuk mencapai

tujuan perusahaaan. Titik berat diletakkan pada penawaran perusahaan dalam

memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar tersebut serta menentukan harga,

mengadakan komunikasi dan distribusi yang efektif untuk memberi tahu,

(26)

12

2.2.3. Konsep Pemasaran

Konsep pemasaran selalu menekankan bahwa kunci sukses untuk

keberhasilan tujuan perusahaan adalah dengan mengutamakan pada pemuasan

kebutuhan dan keinginan konsumen melalui cara yang lebih efektif dan lebih

efisien daripada yang dilakukan oleh para pesaing.

Menurut Peter dan Olson (1996:3) menyatakan bahwa perusahaan harus

memahami dan tetap dekat dengan konsumen dalam menyajikan produk serta

pelayanan yang baik, yang akan dibeli dan digunakan konsumen.

Kotler dan Amstrong (1997:17) mengemukakan bahwa konsep pemasaran

merupakan falsafah manajemen pemasaran yang berkeyakinan bahwa pencapaian

sasaran organisasi tergantung pada penentuan kebutuhan dan keinginan pasar

sasaran dan penyampaian kepuasan yang didambakan itu lebih efektif dan efisien

ketimbang pesaing.

Konsep pemasaran menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel (2001:6) adalah

alasan keberadaan sosial dan ekonomi bagi suatu organisasi dalah memuaskan

kebutuhan konsumen da keinginan tersebut sesuai dengan sasaran perusahaan. Hal

tersebut tersebut didasarkan pada pengertian bahwa suatu penjualan tidak

tergantung pada agresifnya tenaga penjual tetapi lebih pada keputusan konsumen

untuk membeli suatu produk, bahkan apa yang konsumen pikirkan itulah yang

mereka beli-nilai yang mereka persepsikan-definisi suatu bisnis.

Konsep pemasaran menurut Lamb, Hair dan Mc.Daniel (2001:6) terdiri

(27)

1. Fokus pada kemauan dan keinginan konsumen sehingga organisasi dapat

membedakan produknya dari produk yang ditawarkan oleh para pesaing

2. Mengintegrasikan seluruh aktivitas organisasi, termasuk di dalamnya

produksi untuk memuaskan kebutuhan ini.

3. Pencapaian tujuan jangka panjang bagi organisasi dengan memuaskan

kebutuhan dan keinginan konsumen secara hukum dan bertanggung jawab.

2.2.4. Tujuan Pemasaran

Ada empat tujuan pemasaran atau sasaran alternatif yang diajukan menurut

Kotler dan Armstrong (1997:17):

1. Memaksimalkan konsumsi

Banyak eksekutif bisnis percaya bahwa jabatan pemasaran semestinya dapat

mendorong konsumsi maksimum, yang pada gilirannya akan menciptakan

produksi, kesempatan kerja, dan kemakmuran maksimum.

2. Memaksimalkan kepuasan konsumen

Pandangan lain menyatakan bahwa sistem pemasaran adalah untuk

memaksimalkan kepuasan konsumen, bukan jumlah konsumsinya.

3. Memaksimalkan pilihan

Memaksimalkan ragam produk dan pilihan konsumen akan memungkinkan

konsumen mendapatkan barang yang benar-benar memuaskan selera mereka.

4. Memaksimalkan mutu kehidupan

Mutu kehidupan ini tidak hanya mencakup kualitas, kuantitas, ketersediaan

(28)

14

2.2.5. Tingkat Kesuksesan Produk Baru

Untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhannya orang membutuhkan

adanya produk. Menurut kotler (2004:13) produk adalah semua tawaran yang

dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan. Produk atau tawaran akan berhasil

jika memberikan nilai dan kepuasan kepada pembeli sasaran. Pembeli memilih

diantara beraneka ragam tawaran yang dianggap memberikan nilai yang paling

banyak.

Produk dan ciri-ciri produk adalah perangsang utama yang dapat

mempengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen. Ciri-ciri tersebut

dievaluasi konsumen dalam hal kesesuaian dengan tata nilai, kepercayaan dan

pengalaman masa lampau mereka (Peter dan Olson, 2000:165). Keberhasilan

sebuah produk kemudian akan sangat dipengaruhi oleh hasil evaluasi yang

dilakukan oleh konsumen tersebut, karena hasil evaluasi tersebut merupakan dasar

bagi konsumen dalam membuat keputusan untuk membeli sebuah produk.

Menurut Sidhar (1999:60) dalam Navarone (2003:114) bahwa indikator

suatu produk perusahaan sukses atau tidak di pasar antara lain adalah

1. Seberapa jauh tumbuhnya minat beli yaitu seberapa besar perkembangan

pertumbuhan konsumen terhadap pembelian produk.

2. Prioritas produk yang dibeli merupakan perilaku konsumen untuk

mengutamakan produk tersebut dalam melakukan pembelian.

3. Keputusan konsumen untuk membeli kembali varian produk tersebut di waktu

(29)

Hal ini dapat dijelaskan bahwa indikator-indikator tersebut merupakan

suatu hal penting dalam mempengaruhi sukses tidaknya suatu produk yang

berdampak pada kinerja pemasaran.

Sukses tidaknya suatu produk dengan salah satu indikasinya yaitu minat

beli yaitu seberapa besar minat seseorang untuk membeli suatu produk. Dapat

dikatakan minat itu akan melahirkan frekuensi pembelian atau pembelian ulang

oleh karena itu dimensi minat pembelian adalah besarnya minat atau seberapa

besar kemungkinan terjadinya pembelian. (Mittal, 1999 dalam Navarone,

2003:114).

Menurut Dodds (1991:11) dalam Navarone (2003:114) bahwa minat

membeli dipengaruhi oleh produk yang dievaluasi. Nilai merupakan perbandingan

antara kualitas dan keunggulan produk terhadap pengorbanan dalam memperoleh

suatu produk atau layanan. Bila manfaat yang dirasakan lebih besar daripada

pengorbanan untuk mendapatkannya maka dorongan konsumen untuk membeli

produk tersebut akan semakin tinggi.

Menurut Navarone (2003:113) bahwa tingkat kesuksesan produk baru

dipengaruhi oleh 3 faktor, antara lain:

1. Promosi

Pengaruh promosi terhadap tingkat kesuksesan produk baru dinyatakan oleh

Lehmann & Kopalle (1995,283) dalam penelitiannya tentang pengaruh

promosi terhadap tingkat kesuksesan produk baru, dinyatakan bahwa

(30)

16

menumbuhkan prioritas membeli konsumen dan pembelian ulang dari

konsumen.

2. Pengelolaan Pengetahuan Konsumen

Pengaruh pengelolaan pengetahuan konsumen terhadap tingkat kesuksesan

produk baru dibuktikan oleh Sinkula (1994,35) dalam penelitiannya yang

menyatakan bahwa secara formal dan informal perusahaan harus mampu

untuk mengelolah pengetahuan konsumen yang dapat mempengaruhi tingkat

kesuksesan produk baru yang berbeda dari produk pesaing.

3. Keunggulan Produk Baru

Pengaruh keunggulan produk baru terhadap tingkat kesuksesan produk baru

dinyatakan oleh Song (1997,67) bahwa keunggulan suatu produk baru

merupakan salah satu faktor penentu dari kesuksesan produk baru.

2.2.5.1. Pengertian Promosi

Suatu produk yang memiliki banyak keunggulan sekalipun tidak akan

diketahui manfaat dan keunggulannya serta tidak akan dibeli konsumen tidak

mengenal produk tersebut. Oleh karena itu perusahaan harus berusaha

mempengaruhi konsumen untk dapat menciptakan permintaan akan produk

tersebut, dan kemudian dipelihara dan dikembangkan. Usaha tersebut dapat

dilakukan dengan melakukan kegiatan promosi.

Pengertian promosi menurut Swasta (2000:44) adalah persuasi satu arah

yang dibuat untuk mengarahan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang

(31)

Sedangkan menurut Assauri (2004:200) promosi berkaitan dengan

kegiatan-kegiatan yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi tentang

organisasi dan produknya kepada satu orang atau lebih.

Menurut Sethi (2001) dalam Navarone (2003) menyatakan bahwa promosi

adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai insentif yang dapat

untuk merangsang pembelian produk dengan daya tarik, jangkauan serta frekuensi

promosi. Bauran promosi yang dilakukan perusahaan akan menciptakan suatu

penilaian tersendiri pada pikiran konsumen, sehingga penilaian konsumen

terhadap promosi produk secara langsung maupun tidak langsung akan

menciptakan image terhadap suatu produk.

Adapun strategi menurut Cravens (1996:38) adalah perencanaan,

implementasi dan pengendalian dari suatu organisasi kepada para konsumen dan

lainnya. Jadi kegiatan promosi dilakukan sejalan dengan rencana pemasaran

secara keseluruhan, serta direncanakan dan diarahkan akan dikendalikan dengan

baik, diharapkan akan berperan secara berarti dalam meningkatkan penjualan dan

market share.

Program promosi seperti promosi yang mendukung pemasaran produk

menghasilkan tanggapan yang lebih cepat daripada iklan. Hal ini berkaitan dengan

daya tarik program promosi yang digunakan mempengaruhi keputusan konsumen

dalam pembelian. Daya tarik yang efektif misalnya dengan pemberian hadiah

langsung seperti bonus dan discount (Cavusgil, 1993 dalam Navarone, 2003)

Penelitian Kopalle dan Lehman (1995) dalam Navarone (2003) tentang

(32)

18

promosi dapat menarik minat beli konsumen, serta menunmbuhkan prioritas minat

beli konsumen dan pembelian ulang dari konsumen.

Selain itu Kopalle dan Lehmann (1995) dalam Navarone (2003)

menyimpulkan pula bahwa promosi dapat diukur melalui:

1. Daya tarik promosi yaitu program promosi untuk memperkenalkan

produk/jasa kepada konsumen untuk merangsang pembelian produk.

2. Jangkauan promosi yaitu area yang termasuk dalam kegiatan promosi

3. Frekuensi promosi yaitu tingkat keseringan perusahaan melakukan promosi.

2.2.5.2. Pengelolaan Pengetahuan Konsumen

Perusahaan dalam memasarkan produk harus didasari menurut keinginan,

permintaan, karakteristik pelanggan, dan serta responsivitas pelanggan dalam

pasar yang sudah dimasuki perusahaan maupun pasar yang diusulkan, bersama

dengan evaluasi dan penilain kekuatan dan kelemahan dasar perusahaan. Hal ini

merupakan konsekuensi logis bahwa pemahaman perusahaan terhadap

permintaan, minat, serta layanan dan kebutuhan konsumen terhadap produk yang

diinginkan merupakan unsur paling penting dalam program pemasaran.

(Keegan, 1997 dalam Navarone, 2003).

Menurut Kotler (2004:377) salah satu faktor yang mempengaruhi

keberhasilan produk baru adalah konsep produk yang didefinisikan dengan baik

sebelum pengembangan, yaitu perusahaan secara cermat mendefinisikan dan

(33)

usahanya. Produk baru akan lebih berhasil jika perusahaan semakin memahami

kebutuhan konsumen.

Sinkula (1994) dalam Navarone (2003) menyatakan bahwa pengelolaan

pengetahuan konsumen diukur melalui:

1. Menangkap keinginan konsumen yaitu pemahaman perusahaan terhadap

produk yang dibutuhkan konsumen.

2. Mengintepretasikan pengetahuan konsumen yaitu kemampuan perusahaan

dalam mengartikan keinginan konsumen.

3. Mengintegrasikan pengetahuan konsumen yaitu kemampuan perusahaan

dalam mewujudkan keinginan konsumen.

Dalam pemasaran strategik, memahami keinginan, permintaan dan

kebutuhan pasar dengan mengikuti perkembangan dan karakteristik konsumen

dalam promosi merupakan pendekatan yang efektif guna mengenalkan kegunaan

dari suatu produk dan merek, sehingga menimbulkan suatu persepsi seperti minat

dan keinginan untuk membeli. (Keegan, 1996 dalam Navarone, 2003)

2.2.5.3. Keunggulan Produk

Tugas utama pemasar dalam pasar yang semakin kompetitif adalah

menciptakan keunggulan dan perbedaan yang terus menerus untuk menarik

perhatian pelanggan sesuai pernyataan Kotler (2004) dalam Tandjung (2004:49).

Untuk menghadapi tantangan persaingan, manajemen perusahaan harus

memobilisasi posisi internalnya dengan meningkatkan proses pengembangan

(34)

20

Perkembangan teknologi, meningkatnya kompetisi global, dan dinamika

kebutuhan pasar yang sangat tinggi, mengharuskan setiap perusahaan harusa

sukses dalam melakukan pengembangan produk unggul atau perusahaan yang

gagal bisnisnya.

Kotler (2004:377) menyatakan dalam faktor keberhasilan utama dari

pengembangan produk baru adalah produk unggul yang unik. Produk dengan

keunggulan tinggi mempunyai 98% tingkat keberhasilan dibandingkan dengan

produk dengan tingkat keunggulan sedang (58% berhasil) atau keunggulan

minimum (18% tingkat keberhasilan).

Keunggulan Produk sangat penting dalam lingkungan pasar global yang

kompetitif. Seperti yang dikatakan Song dan Parry (1997:67) dalam Navarone

(2003:113) bahwa keunggulan suatu produk baru merupakan salah satu faktor

penentu dari produk baru. Day dan Wensley (1988:14) dalam Navarone

(2003:113) menunjukkan bahwa keunggulan produk baru berkaitan dengan atribut

produk (seperti kualitas, teknologi, dapat dipercaya suatu produk baru, hal-hal

baru dan keunikannya) yang dapat memberikan gambaran lebih konkret dari

kemampuan perusahaan untuk memahami, memenuhi kebutuhan pelanggannya

dan alternatif serta bukti langsung dari keunggulannya. Menurut Cooper

(2000:31) dalam Navarone (2003:113) keunikan produk pada dasarnya berasal

dari pengelolaan pengetahuan konsumen / pelanggan yang merupakan atribut

penting selain program promosi dalam memasarkan produk yang mempunyai

(35)

Keunggulan produk baru merupakan hal yang vital bagi kesuksesan

produk baru yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan diharapkan bisa

memuaskan keinginan konsumen dengan membuat produk dengan nilai superior

(Li, 1998 dalam Navarone (2003:114).

Menurut Cong (1997:67) dalam Navarone (2003:114) bahwa keunggulan

produk baru diukur melalui:

1. Desain yang unik yaitu kemasan produk yang diatur sedemikian rupa sehingga

dapat menarik minat beli konsumen

2. Kebaruan/kekinian (newness) yaitu pengembangan produk sesuai kebutuhan

konsumen pada saat ini.

3. Efisiensi yaitu nilai produk yang sepadan dengan pengorbanan yang

dikeluarkan oleh konsumen.

Sedangkan menurut Li dan Calantone (1998:20) dalam Navarone

(2003:114) menambahkan keunggulan produk baru juga meliputi kehandalan

produk.

Kotler (2004:378) menyebutkan bahwa pengembangan produk baru paling

efektif jika terjadi kerja sama antar departemen litbang, rekayasa, manufakturm

pembelian, pemasaran, dan keuangan. Gagasan produk harus diteliti dari sudut

pandang pemasaran, dan suatu kelompok lintas fungsional yang khusus harus

mengarahkan proyek itu sepanjang pengembangannya. Manajemen puncak adalah

pihak yang paling bertanggung jawab atas keberhasilan produk baru.

Pengembangan produk baru mengharuskan manajemen senior mendefinisikan

(36)

22

Pengembangan desain atau fitur produk memberikan dampak pada tingkat

kesuksesan produk baru dan juga harus memperhatikan input konsumen (Wind,

1997 dalam Navarone, 2003:114). Oleh karena itu sangat penting bagi perusahaan

untuk terus mengembangkan produknya dengan melihat keinginan dan kebutuhan

konsumen (Bhattacharya, 1998 dalam Navarone, 2003:114). Keunikan yang ada

pada desain produk baru diartikan sebagai atribut penting dari keunggulan produk

baru yang berbeda dari produk lain.dan dikatakan bahwa keunikan produk baru

tersebut merupakan hal yang membuat posisi daya saing perusahaan terhadap

pesaingnya menjadi meningkat. Keunikan produk merupakan fitur dimana dalam

produk tersebut memiliki beberpa fitur yang tidak atau belum ada dalam produk

sejenis yang dijual oleh perusahaan lain. (Li dan Calantone, 1998 dalam

Navarone, 2003:114)

Tandjung (2004:49) mengungkapkan bahwa tugas utama pemasar dalam

pasar yang semakin kompetitif adalah menciptakan keunggulan perbedaan yang

terus menerus untuk menarik perhatian pelanggan. Perbedaan suatu produk bisa

berdasarkan persepsi bahwa produk tersebut superior, memiliki dukungan layanan

yang lebih baik atau harga yang lebih murah.

Agar suatu produk dapat meraih keunggulan dibandingkan dibandiingkan

dengan produk lainnya maka pemasar harus menciptakan suatu differensiasi

produk. Produk dengan differensiasi tinggi harus mempunyai pembeda produk

(37)

1. Produk, seperti:

a. Daya tahan, adalah suatu ukuran usia operasi produk yang diharapkan

dalam kondisi normal atau berat.

b. Keterandalan, merupakan salah satu keunggulan pada suatu produk.

c. Desain, Dengan semakin ketatnya persaingan, rancangan akan menjadi

salah cara yang paling ampuh untuk mendeferensiasikan dan

memposisikan produk dan jasa perusahaan.

d. Keistimewaan (feature), Sebagian besar produk dapat ditawarkan dengan

berbagai keistimewaan. “Keistimewaan adalah karakteristik yang

melengkapi fungsi dasar produk. Perusahaan dapat menciptakan versi

tambahan dengan menambahkan keistimewaan pilihan.

2. Layanan

a. Kemudahan pemesanan. Kemudahan pemesanan dapat dilihat dari

banyaknya outlet-outlet resmi yang dapat melayani permintaan para

konsumen akan produk tersebut tanpa berbelit-belit sehingga akan

memberikan kenyamanan bagi para konsumen.

b. Pemeliharaan. Dari sisi pemeliharaan dapat dilihat dari banyaknya bengkel

resmi yang disediakan oleh produsen, yang dilengkapidengan teknisi yang

andal serta suku cadang asli.

c. Pemasangan. Pembeli memilih produk yang mudah diperbaiki

“kemudahan perbaikan merupakan satu ukuran kemudahan memperbaiki

(38)

24

3. Citra atau pamor

Pembeli mengharapkan produk memiliki citra ang tinggi. Citra adalah tingkat

dimana semua unit yang diproduksi identik dan memnuhi spesifikasi sasaran

yang dijanjikan.

Pada intinya perbedaan produk merupakan strategi positioning yang

digunakan oleh perusahaan untuk membedakan produk dengan produk-produk

pesaing. (Tandjung, 2004:50).

2.2.6. Kinerja Pemasaran

Ferdinand (2002:152) menyatakan bahwa kinerja pemasaran merupakan

konsep untuk mengukur prestasi pemasaran suatu produk. Kinerja pemasaran

merupakan suatu konstruk (faktor) yang umum digunakan untuk mengukur hasil

dari sebuah strategi perusahaan. Oleh karena itu ukuran yang sebaiknya digunakan

adalah ukuran yang bersifat activity based measure yang dapat menjelaskan

aktivitas-aktivitas pemasaran yang menghasilkan kinerja pemasaran tersebut.

Ferdinand (2000) dalam Navarone (2003) mengungkapkan bahwa kinerja

pemasaran yang diukur dengan unit yang terjual (peningkatan volume penjualan),

pertumbuhan pelanggan dan tingkat turnover pelanggan untuk lebih menyatakan

kegiatan pemasaran. Menurut Ferdinand (2000) dalam Navarone (2003) bahwa

indikator suatu produk perusahaan sukses atau tidak di pasar antara lain adalah :

1. Peningkatan volume penjualan yaitu seberapa besar meningkatnya jumlah

(39)

2. Pertumbuhan pelanggan yaitu perkembangan jumlah pelanggan yang membeli

produk.

3. Pertumbuhan nilai penjualan yaitu pertumbuhan keuntungan perusahaan dari

hasi penjualan produk.

Johnson (1999) dalam Anis (2003) pada penelitiannya mengukur kinerja

pemasaran dengan market share, pertumbuhan penjualan dan pentingnya

hubungan antar mitra yang ternyata dimensi-dmensi tersebut untuk mengukur

kinerja pemasaran. Pada penelitian-penelitian yang lain kinerja pemasaran dapat

diukur dari dimensi di atas dengan ditambah kan kemampulabaan/profitabilitas.

Hal ini didukung oleh pendapat Pelham, Alfred M (1997) dalam Anis (2003)

bahwa kinerja pemasaran dipengaruhi oleh efektivitas perusahaan, pertumbuhan

atau porsi, dan kemampulabaan. Diuraikan lebih lanjut dilihat dari efektifitas

anggota saluran distribusi (toko) ada tiga yaitu kualitas suatu produk, kesuksesan

produk baru, dan selalu mempertahankan konsumen.

Penelitian lain yang mengembangkan variabel kinerja pemasaran adalah

Anderson, et, al (1994) dalam Anis (2003) bahwa peningkatan kemampulabaan

perusahaan karena sumber daya yang ada mampu mengoreksi kesalahan yang ada,

kemampuan menangani return, mengolah produk yang rusak, kemampuan

menangani dan pengelolaan kompalin. Kinerja yang dimaksud adalah hasil

keunggulan kompetitif dari kinerja pemasaran suatu perusahaan sebagai produsen

dan mitra-mitra mereka.

Slater dan Narver (1995) dalam Eko (2003) menggambarkan outcomes

(40)

26

produk baru, peningkatan penjualan dan profitabilitas, sehinggan pengukuran

kinerja pemasaran menggunakan ukuran-ukuran unit sales, customer growth,

customer turnover lebih menyatakan kegiatan pemasaran dan persaingan.

2.2.7. Pengaruh tingkat kesuksesan produk baru dengan kinerja pemasaran

Kinerja pemasaran yang dicapai perusahaan sebagai cerminan dari

kegiatan pemasaran yang ada meliputi: peningkatan volume penjualan,

pertumbuhan pelanggan, dan pertumbuhan nilai penjualan. (Ferdinand, 2000

dalam Navarone, 2003).

Kinerja pemasaran yang meningkat merupakan hasil yang dicapai

perusahaan dimana sebelumnya produk baru yang dijual tersebut termasuk sukses

di pasaran. Hal ini juga dikuatkan oleh Li dan Calantone (1998:14) dalam

Navarone (2003) dimana kesuksesan tersebut ditandai dengan indikator seberapa

jauh produk tersebut menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian

produk, memprioritaskan membeli kembali produk tersebut, dan kembali membeli

produk tersebut di waktu yang lain.

Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat kesuksesan produk

baru yang diluncurkan di pasaran, maka semakin tinggi kinerja pemasaran produk

baru tersebut.

2.2.8. Pengaruh promosi dengan tingkat kesuksesan produk baru

Tingkat kesuksesan produk baru antara lain terkait dengan promosi dan

(41)

dapat pula dikatakan bahwa pengelolaan pengetahuan konsumen dapat dijadikan

sala satu faktor yang menentukan perusahaan guna meningkatkan kesuksesan

produk baru.

Pengaruh promosi terhadap tingkat kesuksesan produk baru, didukung

dengan pernyataan Kopalle dan Lehman (1995:283) dalam Navarone (2003:118)

yang menyatakan bahwa pengaruh promosi dapat meningkatkan kesuksesan

produk baru dengan indikasi seperti menarik minat beli dan pembelian ulang dari

konsumen.

Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat promosi produk maka

semakin tinggi tingkat kesuksesan produk baru tersebut di pasaran.

2.2.9. Pengaruh pengelolaan pengetahuan konsumen dengan tingkat

kesuksesan produk baru

Sinkula (1994:35) dalam Navarone (2003:35) menyatakan dimana

merancang strategi penjualan produk baru yang sukses berawal dari kemampuan

pengelolaan pengetahuan konsumen secara cermat berupa masukan seperti

keinginan, intepretasi dan integrasi pengetahuan konsumen ketika bertemu dengan

konsumen.

Hal ini juga memberikan dukungan pendapat dari Keegan (1996:86) dalam

Navarone (2003:36) memahami keinginan dan kebutuhan pasar dengan mengikuti

perkembangan serta karakteristik konsumen dan pelanggan dalam promosi

(42)

28

produk dan merek sehingga menimbulkan suatu persepsi seperti minat dan

keinginan untuk membeli.

Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi pengelolaan pengetahuan

konsumenoleh perusahaan , maka semakin tinggi kinerja pemasaran produk baru

tersebut.

2.2.10.Pengaruh keunggulan produk baru dengan tingkat kesuksesan

produk baru

Song dan parry (1997:37) dalam Navarone (2003:120) menyatakan bahwa

keunggulan kompetitif suatu produk merupakan salah satu faktor penentu dari

kesuksesan produk baru. Selain itu, hal ini juga memberikan dukungan pendapat

dari Reinerstein dan Smith (1993:17) dimana keunggulan produk baru merupakan

hal yang vital bagi kesuksesan produk baru yang dihasilkan oleh perusahaan.

Tingkat kesuksesan produk baru didefinisikan dari seberapa jauh produk

tersebut menarik minat konsumen untuk melakukan pembelian produk,

memprioritaskan membeli kembali produk tersebut di waktu yang lain, sesuai

yang dinyatakan oleh Li dan Calantone (1998:80) dalam Navarone (2003:118).

Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat kesuksesan produk

baru yang diluncurkan di pasaran, maka semakin tinggi kinerja pemasaran produk

(43)

2.3.

Prioritas Produk Yang Dibeli

(44)

30

2.4. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Promosi berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat kesuksesan produk

baru pada Motor Bebek SportKawasaki Athlete 125” di Surabaya.

2. Pengelolaan pengetahuan konsumen berpengaruh signifikan positif terhadap

tingkat kesuksesan produk baru pada Motor Bebek Sport Kawasaki Athlete

125” di Surabaya.

3. Keunggulan produk berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat

kesuksesan produk baru pada Motor Bebek SportKawasaki Athlete 125” di

Surabaya.

4. Tingkat kesuksesan produk baru berpengaruh signifikan positif terhadap

kinerja pemasaran pada Motor Bebek Sport Kawasaki Athlete 125” di

(45)

31

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel-variabel yang akan dibahas dalam penelitian

ini adalah :

1. Promosi (X1

a. Daya tarik promosi, yaitu program promosi untuk memperkenalkan

produk/jasa kepada konsumen untuk merangsang pembelian produk. ) adalah bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai

insentif yang dapat untuk merangsang pembelian Kawasaki Athlete 125 di

Surabaya dengan daya tarik, jangkauan serta frekuensi promosi. (Sethi, 2001

dalam Navarone, 2003). Indikator yang digunakan:

b. Jangkauan promosi, yaitu area yang termasuk dalam kegiatan promosi.

c. Frekuensi promosi, yaitu tingkat keseringan perusahaan melakukan

promosi.

2. Pengelolaan Pengetahuan Konsumen(X2

a. Menangkap keinginan konsumen, yaitu pemahaman perusahaan terhadap

produk yang dibutuhkan konsumen.

) merupakan pemahaman perusahaan

terhadap permintaan, minat, serta layanan dan kebutuhan konsumen terhadap

Kawasaki Athlete 125 yang diinginkan konsumen. (Keegan, 1996 dalam

(46)

32

b. Mengintepretasikan pengetahuan, konsumen yaitu kemampuan perusahaan

dalam mengartikan keinginan konsumen.

c. Mengintegrasikan pengetahuan konsumen, kemampuan perusahaan dalam

mewujudkan keinginan konsumen.

3. Keunggulan Produk Baru (X3

a. Desain yang unik, yaitu kemasan produk yang diatur sedemikian rupa

sehingga dapat menarik minat beli konsumen.

) berkaitan dengan atribut Kawasaki Athlete 125

yang dapat memberikan gambaran lebih konkret dari kemampuan perusahaan

untuk memahami, memenuhi kebutuhan pelanggannya dan alternatif serta

bukti langsung dari keunggulannya. Wensley, 1988 dalam Navarone, 2003).

Indikator yang digunakan:

b. Kebaruan/kekinian (newness), yaitu pengembangan produk sesuai

kebutuhan konsumen pada saat ini.

c. Efisiensi, yaitu nilai produk yang sepadan dengan pengorbanan yang

dikeluarkan oleh konsumen.

4. Tingkat Kesuksesan Produk Baru (X) yaitu tingkat keberhasilan Kawasaki

Athlete 125 untuk meningkatkan volume penjualan perusahaan. (Sidhar, 1999

dalam Navarone, 2003). Indikator yang digunakan:

a. Seberapa jauh tumbuhnya minat beli, yaitu seberapa besar perkembangan

pertumbuhan konsumen terhadap pembelian produk.

b. Prioritas produk yang dibeli, yaitu perilaku konsumen untuk

(47)

c. Keputusan konsumen untuk membeli kembali varian produk tersebut di

waktu yang lain.

5. Kinerja Pemasaran (Y) merupakan konsep untuk mengukur prestasi

pemasaran suatu produk. (Ferdinand, 2002:152). Indikator yang digunakan:

a. Peningkatan volume penjualan, yaitu seberapa besar meningkatnya jumlah

penjualan produk dalam kurun waktu tertentu.

b. Pertumbuhan pelanggan, yaitu perkembangan jumlah pelanggan yang

membeli produk.

c. Pertumbuhan nilai penjualan, yaitu pertumbuhan keuntungan perusahaan

dari hasi penjualan produk.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran yang digunakan adalah skala interval dengan teknik

pengukuran menggunakan Semantic Differential Scale. Analisis ini dilakukan

dengan meminta responden untuk menyatakan pendapatnya tentang serangkaian

pertanyaan yang berkaitan dengan obyek yang diteliti dalam bentuk nilai yang

berada dalam rentang dua sisi. Digunakan jenjang 7 dalam penelitian ini

mengikuti pola sebagai berikut :

Tanggapan atau pendapat konsumen dinyatakan dengan memberi skor

yang berada dalam rentang nilai 1 sampai dengan 7 pada kotak yang tersedia di

sebelahnya, dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 7 nilai tertinggi.

1 7

(48)

34

Jawaban dengan nilai antara 1-4 berarti kecenderungan untuk tidak setuju dengan

pernyataan yang diberikan, sedangkan jawaban dengan nilai antara 5-7 berarti

cenderung setuju dengan pernyataan yang diberikan.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2008: 80).

Populasi dalam penelitian ini adalah dealer yang menjual Motor Bebek Sport

Kawasaki Athlete 125 di Surabaya.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi

tersebut (Sugiyono, 2008: 80).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik non probability

sampling tepatnya purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2008: 85). Adapun kriteria-kriteria itu

adalah: Dealer yang memiliki Motor Bebek Sport Kawasaki Athlete 125 pada

saat pengambilan sampel dilakukan.

Jumlah sampel didasari oleh asumsi SEM bahwa besarnya jumlah sampel

yaitu 5-10 kali parameternya yang di estimasi (Augusty, 2002:48). Pada

penelitian ini ada 15 indikator, sehingga jumlah sampel yang diestimasi yaitu

(49)

adalah sebesar 105 responden. Hal ini dilakukan agar dapat memenuhi

persyaratan jumlah minimal sampel yang dikehendaki oleh alat analisis

kuantitatif yang ditetapkan

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitan ini adalah jenis data primer yaitu

jenis data yang diperoleh dengan memberikan kuisioner secara langsung pada

konsumen yang menggunakan Motor Bebek Sport Kawasaki Athlete 125” di

Surabaya.

3.3.2. Sumber Data

Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah diperoleh dari

hasil pengisian kuesioner oleh konsumen yang menggunakan Motor Bebek Sport

Kawasaki Athlete 125” di Surabaya.

3.3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan riset lapangan yaitu

kegiatan penelitian dengan tujuan langsung ke obyek penelitian dengan :

a. Observasi yaitu cara pengumpulan data dengan jalan pengamatan secara

langsung terhadap obyek yang diselidiki mengadakan pencatatan seperlunya.

b. Kuesioner yaitu cara pengumpulan data dengan jalan memberikan

(50)

36

c. Interview yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan

wawancara secara langsung terhadap responden untuk mengetahui pendapat

mereka secara langsung.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Uji Reliabilitas dan Validitas

Variabel atau dimensi yang diukur melalui indikator-indikator dalam daftar

pertanyaan perlu dilihat reliabilitasnya dan validitasnya, dimana hal ini dijelaskan

sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Validitas yang digunakan adalah validitas konstruk (construct validity) yang

merujuk pada sejauh mana uji dapat mengukur apa yang sebenarnya kita ukur.

b. Uji Reliabilitas

Uji ini ditafsirkan dengan menggunakan koefisien Alpha Cronbach. Jika nilai

alpha cukup tinggi (berkisar 0,50 – 0,60) dapat ditafsirkan suatu hasil

pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi dua kali atau lebih,

dengan kata lain instrumen tersebut dapat diandalkan. (Augusty, 2002 : 193)

3.4.2. Uji Outlier Univariat dan Multivariat

Outlier adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim baik

secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena kombinasi

kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari

(51)

3.4.2.1. Uji Outlier Univariat

Deteksi terhadap adanya outlier univariat dapat dilakukan dengan

menentukan ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outlier dengan cara

mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standar score atau yang biasa disebut

dengan z-score, yang mempunyai rata-rata nol dengan standar deviasi sebesar

satu. Bila nilai-nilai itu telah dinyatakan dalam format yang standar (z-score),

maka perbandingan antar besaran nilai dengan mudah dapat dilakukan. Untuk

sampel besar (diatas 80 observasi), pedomana evaluasi adalah nilai ambang batas

dari z-score itu berada pada rentang 3 sampai dengan 4 (Hair dkk, 1995 dalam

Augusty, 2002 : 98). Oleh karena itu apabila ada observasi-observasi yang

memiliki z-score > 3,0 akan dikategorikan sebagai outlier.

3.4.2.2. Uji Outlier Multivariat

Evaluasi terhadap multivariat ouliers perlu dilakukan sebab walaupun data

yang dianalisis menunjukkan tidak ada outlier pada tingkat univariat, tetapi

observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak

Mahalanobis (the Mahalanobis distance) untuk tiap observasi dapat dihitung dan

menunjukkan jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah

ruang multidimensional. Uji terhadap multivariat dilakukan dengan menggunakan

kriteria Jarak Mahalanobis pada tingkat ρ < 0,001. Jarak Mahalanobis itu dapat

dievaluasi dengan menggunakan nilai χ2 pada derajat kebebasan sebesar jumlah

item yang digunakan dalam penelitian. Apabila nilai Jarak Mahalanobisnya lebih

(52)

38

3.4.3. Uji Normalitas Data

Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak adalah menggunakan uji critical ratio dari

Skewness dan Kurtosis dengan ketentuan sebagai berikut :

Kriteria Pengujian :

Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti

distribusi normal adalah :

a. Jika nilai critical yang diperoleh melebihi rentang + 2,58 maka distribusi

adalah tidak normal.

b. Jika nilai critical yang diperoleh berada pada rentang + 2,58 maka distribusi

adalah normal.

3.4.4. Pemodelan SEM (Structural Equation Modeling)

Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari

Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model atau Model

Pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasikan sebuah dimensi atau faktor

berdasarkan indikator-indikator empirisnya. Structural Model adalah model

mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara

faktor. (Augusty, 2002 : 34)

Untuk membuat pemodelan yang lengkap beberapa langkah berikut ini

(53)

a. Pengembangan model berbasis teori.

Langkah pertama dalam pengembangan model SEM adalah pencarian atau

pengembangan sebuah model yang mempunyai justifikasi teoritis yang kuat.

Setelah itu, model tersebut divalidasi secara empirik melalui program SEM.

b. Pengembangan diagram alur untuk menunjukkan hubungan kausalitas.

Pada langkah kedua, model teoritis yang telah dibangun pada langkah pertama

akan digambarkan dalam path diagram. Path diagram tersebut memudahkan

peneliti melihat hubungan-hubungan kausalitas yang ingin diujinya.

c. Konversi diagram alur kedalam persamaan.

Setelah teori / model dikembangkan dan digambarkan dalam sebuah diagram

alur, spesifikasi model dikonversikan kedalam rangkaian persamaan.

d. Memilih Matriks Input dan Estimasi Model.

Perbedaan SEM dengan teknik multivariat lainnya adalah dalam input data

yang akan digunakan dalam pemodelan dan estimasinya. SEM hanya

menggunakan matriks varians kovarians atau matriks korelasi sebagai data

input untuk keseluruhan estimasi yang dilakukannya.

e. Menilai Problem Identifikasi.

Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem mengenai

ketidakmampuan dari model yang dikembangkan untuk menghasilkan

estimasi yang unik.

Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala berikut ini :

1. Standard error untuk satu atau beberapa koefisien sangat besar.

(54)

40

3. Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varians error yang negatif.

4. Muncul korelasi yang sangat tinggi antar korelasi estimasi yang didapat

(misalnya lebih dari 0,9).

f. Evaluasi Model.

Pada langkah ini kesesuaian model dievaluasi, melalui telaah terhadap bebagai

kriteria goodness-of-fit. Kriteria-kriteria tersebut adalah :

1. Ukuran sampel yang digunakan adalah minimal berjumlah 100 dan dengan

perbandingan 5 observasi untuk setiap astimated parameter.

2. Normalitas dan Linieritas.

3. Outliers.

4. Multicolinierity and Singularity.

3.4.5. Uji Hipotesis

Dalam analisis SEM umumnya berbagai jenis fit index yang digunakan

untuk mengukur derajad kesesuaian antara model yang dihipotesakan dengan data

yang disajikan. Berikut ini adalah index kesesuaian dan cut-off valuenya untuk

digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak.

a. χ2

Alat uji yang paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah likehood

ratio Chi-Square Statistic. Model yang diuji akan dipandang baik atau

memuaskan apabila nilai chi-squarenya rendah. Semakin kecil nilai χ

(Chi Square Statistic).

2

semakin baik model itu dan diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off

(55)

b. RMSEA (The Root Mean Square Error of Approximation)

RMSEA adalah sebuah indeks yang dapat digunakan untuk mengkompensasi

chi-squre statistic dalam yang besar. Nilai RMSEA menunjukkan

goodness-of-fit yang dapat diharapkan bila model diestimasi dalam populasi. Nilai

RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan index untuk dapat

diterimanya model yang menunjukkan sebuah close fit dari model itu

berdasarkan degree of freedom.

c. GFI (Goodness of Fit Index).

Indeks keseusaian (fit index) ini akan menghitung proporsi tertimbang dari

varians dalam matriks kovarians sampel yang dijelaskan oleh matriks populasi

yang terestimasikan. GFI adalah sebuah ukuran non-statistikal yang

mempunyai rentang nilai antara 0 (poor fit) sampai dengan 1.0 (perfect fit).

Nilai yang tinggi dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.

d. AGFI (Adjusted Goodness-of-Fit Index).

GFI adalah analog dari R2

e. CMIN/DF.

dalam regresi linier berganda yaitu suatu koefisien

yang mengukur ketepatan sebuah model yang digunakan. Tingkat penerimaan

yang direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau

lebih besar dari 0,90. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang

memperhitungkan proporsi tertimbang dari varians dalam sebuah matriks

kovarians sampel.

The Minimum Sample Discrepancy Function (CMIN) dibagi dengan degree of

(56)

42

oleh para peneliti sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat fitnya

sebuah model. Nilai χ2

f. TLI (Tucker Lewis Indeks)

relatif kurang dari 2.0 atau bahkan kadang kurang dari

3.0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data.

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang membandingkan

sebuah model yang diuji terhadap sebuah baseline model. Nilai yang

direkomendasikan sebagai acuan untuk diterimanya sebuah model adalah

penerimaan > 0.95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukkan a very

good fit.

g. CFI (Comparative Fit Index).

Merupakan besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0 – 1, dimana

semakin mendekati 1, mengidentifikasikan tingkat fit yang paling tinggi (a

(57)

43

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Karakteristik Responden

Tanggapan responden tentang pengaruh promosi (X1), Pengelolaan

pengetahuan konsumen (X2), keunggulan produk baru (X3), dan tingkat

kesuksesan produk baru (Y) dalam meningkatkan kinerja pemasaran (Z) pada

Motor Bebek Sport Kawasaki Athlete 125” di Surabaya, dimana kuisioner

disebarkan pada 105 orang. Untuk jawaban kuisioner dinyatakan dengan memberi

skor yang berada dalam rentang nilai 1 sampai 7 pada masing-masing skala,

dimana nilai 1 menunjukkan nilai terendah dan nilai 7 menunjukkan nilai

tertinggi.

1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 105 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat

diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Pria 73 69,52

2 Wanita 32 30,48

Total 105 100,00

Gambar

Tabel 1.2 Data Penjualan Sepeda Motor
MengintepretasikanPertumbuhan Pelanggan Produk Baru(X)Mengintegrasikan(X2)(Y)(Y_1)Pengetahuan KonsumenTingkat Kesuksesan(X2_2)Pengelolaan PengetahuanKonsumenKinerja Pemasaran(Y_2)Gambar 2.1
Tabel 4.2.
Tabel 4.3.
+7

Referensi

Dokumen terkait