• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, 27 Mei 2013 BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Nanga Bulik, 27 Mei 2013 BUPATI LAMANDAU, Ir. MARUKAN"

Copied!
315
0
0

Teks penuh

(1)

i

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

perkenan-Nya penyusunan dokumen Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten

Lamandau Tahun 2014 akhirnya dapat diselesaikan.

Berdasarkan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU-SPPN) dan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah

Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian,

dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, bahwa salah satu

tahap yang harus dilalui dalam proses penyusunan rencana pembangunan

daerah adalah penyusunan RKPD.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2014

disusun berpedoman pada RPJPD Kabupaten Lamandau Tahun 2005 – 2025 dan

tetap merupakan bagian dari RPJMD Kepala Daerah terpilih periode 2013 – 2018,

walaupun pada saat penetapan RKPD ini dokumen RPJMD dimaksud masih

dalam proses penyusunan, namun substansi dalam RPJMD Kabupaten Lamandau

Tahun 2013 – 2018 nantinya tetap mengacu pada RPJPD Kabupaten Lamandau

Tahun 2005 – 2025.

Rencana pembangunan tahun 2014 di Kabupaten Lamandau yang

tertuang dalam RKPD ini, diarahkan sesuai kewenangan Pemerintah Daerah

berdasarkan Urusan Pemerintahan Daerah dan kondisi nyata atau isu strategis

yang menjadi prioritas Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau

Tahun 2014.

Demikian Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau Tahun

2014 ini sebagai pedoman atau acuan Satuan Kerja Perangkat Daerah serta

seluruh pelaku pembangunan dan sebagai langkah awal proses penyusunan

RAPBD, dengan menyusun Kebijakan Umum APBD dan menyusun Prioritas

Plafon Anggaran Sementara (PPAS).

Nanga Bulik, 27 Mei 2013

BUPATI LAMANDAU,

(2)

ii

Halaman

PERATURAN BUPATI LAMANDAU NOMOR 21 TAHUN 2013

-1-

KATA PENGANTAR

V

i

DAFTAR ISI

Viiii

ii

DAFTAR TABEL

DAFTAR LAMPIRAN

V

iii

V

BAB I

: PENDAHULUAN

I-1

1.1 Latar Belakang

I-1

1.2 Dasar Hukum Penyusunan

1.3 Hubungan antar Dokumen

I-2

I-4

1.4 Sistematika RKPD

I-5

1.5 Maksud dan Tujuan

I-6

BAB II

: EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN

LALU DAN PENCAPAIAN KINERJA

PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH

II-1

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.2 Permasalahan Pembangunan Daerah

II-1

II-22

2.3 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan

RKPD Tahun Lalu

II-39

BAB III

: RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH

DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

III-1

3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah

III-1

3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah

III-9

BAB IV

: PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

DAERAH

IV-1

4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan

IV-1

4.2 Prioritas Pembangunan

IV-5

BAB V

: RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN

PRIORITAS DAERAH

V-1

BAB VI

LAMPIRAN

(3)

iii

Halaman

Tabel 2.1

Luas

Wilayah

Kabupaten

Lamandau

Menurut

Kecamatan

II.1

Tabel 2.2

Luas Hutan Menurut Fungsinya

II.3

Tabel 2.3

Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Lamandau

Menurut Kecamatan Tahun 2007 s.d 2011

II.4

Tabel 2.4

Nilai dan Kontribusi Sektor Dalam PDRB Tahun 2007

-2011 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Kabupaten

Lamandau (Juta Rupiah)

II.8

Tabel 2.5

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 -

2011 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Lamandau

(Juta Rupiah)

II.9

Tabel 2.6

Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun

2007-2011 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan harga

Konstan (Hk) Kabupaten Lamandau

II.9

Tabel 2.7

Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB Tahun

2007-2011 Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan harga Konstan

(Hk) Tahun 2007 -2011

II.11

Tabel 2.8

Struktur Perekonomian Kabupaten Lamandau Menurut

Kelompok Sektor Atas Dasar Harga Konstan 2000,

Tahun 2007-2011 (Persen)

II.11

Tabel 2.9

PDRB Perkapita Tahun 2007 s.d 2011 Atas Harga

Berlaku Kabupaten Lamandau

II.12

Tabel 2.10

PDRB Perkapita Tahun 2007 s.d 2011 Atas Harga

Konstan Kabupaten Lamandau

II.13

Tabel 2.11

Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2007 s.d

2011 Kabupaten Lamandau (%)

II.13

Tabel 2.12

Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 2007 s.d 2011

Kabupaten Lamandau (Tahun)

II.14

Tabel 2.13

Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Tahun

2007 s.d 2011 Kabupaten Lamandau

II.14

Tabel 2.14

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar(APK) Tahun

2007 s.d 2011 Kabupaten Lamandau

II.14

Tabel 2.15

Angka Harapan Hidup Kabupaten Lamandau Tahun

2007 s.d 2011

(4)

iv

s.d 2011

Tabel 2.17

Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar

Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Lamandau

II.19

Tabel 2.18

Jumlah Posyandu dan Balita Tahun 2007 s.d 2011

Kabupaten Lamandau

II.20

Tabel 2.19

Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu Tahun 2007 s.d

2011 Kabupaten Lamandau

II.20

Tabel 2.20

Jumlah dan Rasio Rumah Sakit Per jumlah Penduduk

Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten Lamandau

II.20

Tabel 2.21

Jumlah Dokter Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten

Lamandau

II.20

Tabel 2.22

Jumlah Tenaga Medis Tahun 2007 s.d 2011 Kabupaten

Lamandau

II.20

Tabel 2.23

Angka Konsumsi RT per Kapita Tahun 2007 s.d 2011

Kabupaten Lamandau

II.21

Tabel 2.24

Rasio Ketergantungan Tahun 2007 s.d 2011

Kabupaten Lamandau

II.22

Tabel 2.25

Evaluasi dan Realisasi RKPD Kabupaten Lamandau

Tahun 2012

II.40

Tabel 3.1

Realisasi dan Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten

Lamandau Tahun 2011-2015

III-16

Tabel 3.2

Realisasi dan Proyeksi Penerimaan Pembiayaan Daerah

Kabupaten Lamandau Tahun 2011-2015

III-17

Tabel 3.3

Realisasi dan Proyeksi Pagu Indikatif Belanja Tidak

Langsung Kabupaten Lamandau Tahun 2011-2015

III-18

Tabel 3.4

Realisasi dan Proyeksi Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Kabupaten Lamandau Tahun 2011-2015

III-19

Tabel 3.5

Rekapitulasi Realisasi dan Proyeksi Pagu Indikatif

Kerangka Pendanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Lamandau Tahun 2011-2015

III-20

Tabel 5.1

Rekapitulasi Belanja per SKPD Kabupaten Lamandau

Tahun 2014

(5)

v

Lampiran I.

Program dan Kegiatan SKPD Kabupaten Lamandau

Tahun 2014

Lampiran II.

Berita Acara Hasil Kesepakatan Musrenbang RKPD

(6)

1

-BUPATI LAMANDAU

PERATURAN BUPATI LAMANDAU

NOMOR 21 TAHUN 2013

TENTANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014

Menimbang : a. bahwa untuk memberikan gambaran mengenai wujud

masa

depan

yang

diinginkan

dalam

pelaksanaan

pembangunan daerah dan roda pemerintahan, perlu

disusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Kabupaten Lamandau yang akan menjadi landasan bagi

pelaksanaan pembangunan untuk periode 1 (satu) tahun

kedepan;

b. bahwa Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten

Lamandau Tahun 2014 memuat keputusan atau kebijakan

yang merupakan kesepakatan atau kesatuan pandangan

dan langkah – langkah yang perlu dilakukan sebagai

tuntutan penyelenggaraan Otonomi Daerah;

c. bahwa, dengan pertimbangan tersebut huruf a dan huruf

b, perlu menetapkan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Kabupaten Lamandau Tahun 2014 dengan Peraturan

Bupati Lamandau.

Mengingat

: 1. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2002 tentang

Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan,

Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten

Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung

Raya, Kabupaten Barito Timur Di Provinsi Kalimantan

Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 18, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4180);

(7)

2

-Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4286);

3. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

4. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

5. Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana

telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang –

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua

Atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang – Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

7. Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor

33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4700);

(8)

3

-Dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang

Kedudukan Keuangan Kepala Daerah Dan Wakil Kepala

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000

Nomor 210, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4028);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang

Pembinaan Dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4090);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang

Pedoman Organisasi Dan Perangkat Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 14,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4262);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang

Kedudukan Protokoler Dan Keuangan Pimpinan Dan

Anggota DPRD sebagaimana telah beberapa kali diubah,

terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun

2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler Dan

Keuangan Pimpinan Dan Anggota DPRD (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 47, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4712);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang

Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 49, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana

Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4575);

(9)

4

-Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

16. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi Dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4743);

17. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

18. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

19. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun

2010-2014;

20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang

Pedoman

Pengelolaan

Keuangan

Derah

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun

2008

tentang

Tahapan,

Tatacara

Penyusunan,

Pengendalian

Dan

Evaluasi

Pelaksanaan

Rencana

Pembangunan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

(10)

5

-tentang Pedoman Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi

Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun 2014 (Berita

Negara Tahun 2013 Nomor 471);

23. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 04

Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005 -

2025 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun

2010 Nomor 04, Tambahan Lembaran Provinsi Kalimantan

Tengah Nomor 34);

24. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 01

Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Tahun

2010 – 2015 (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan

Tengah Tahun 2011 Nomor 01);

25. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 09 Tahun

2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan

Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lamandau

(Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 18 Seri E);

26. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11 Tahun

2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah Yang Menjadi

Kewenangan Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah

Kabupaten Lamandau Tahun 2008 Nomor 27 Seri E);

27. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 15 Tahun

2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah

Kabupaten Lamandau Tahun 2008 Nomor 31 seri D);

28. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 16 Tahun

2008 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kecamatan dan

Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun

2008 Nomor 32 Seri D);

(11)

6

-2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2005 – 2025

(Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2009

Nomor 36 seri E);

30. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 02 Tahun

2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2009 – 2013

Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Lamandau Nomor 01 Tahun 2013 tentang

Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor

02 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2009 –

2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2013

Nomor seri E);

31. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 13 Tahun

2009 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Badan

Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan

Keluarga Berencana, Badan Pelaksana Penyuluhan dan

Ketahanan Pangan Kabupaten Lamandau (Lembaran

Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2009 Nomor 48,

Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau

Nomor 48);

32. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 14 Tahun

2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pariwisata,

Seni Dan Budaya Dan Dinas Pemuda Dan Olahraga

Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten

Lamandau Tahun 2009 Nomor 49, Tambahan Lembaran

Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 42);

33. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 7 Tahun

2012 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Sekretariat Daerah

Dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten

Lamandau Tahun 2012 Nomor 82, Tambahan Lembaran

Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 71 Seri D);

34. Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 10 Tahun

2012 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Daerah

Kabupaten Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten

Lamandau Tahun 2012 Nomor 85, Tambahan Lembaran

Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 74 Seri D);

(12)

7

-2012 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Inspketorat, Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Dan Lembaga Teknis

Daerah

Kabupaten

Lamandau

(Lembaran

Daerah

Kabupaten Lamandau Tahun 2012 Nomor 86, Tambahan

Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 75 Seri D);

MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG RENCANA KERJA

PEMERINTAH

DAERAH

KABUPATEN

LAMANDAU

TAHUN 2014.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati Lamandau ini, yang dimaksud

dengan :

1. Daerah Otonom, selanjutnya disebut daerah, adalah

kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas –

batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat

setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi

masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik

Indonesia;

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati Lamandau dan

perangkat

daerah

sebagai

unsur

penyelenggara

pemerintahan daerah;

3. Bupati adalah Bupati Kabupaten Lamandau;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Lamandau;

5. Rencana Kerja Pemerintah Daerah adalah Rencana Kerja

Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2014;

(13)

8

-disingkat

SKPD

adalah

perangkat

daerah

pada

pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna

barang;

7. Unit Kerja adalah bagian dari SKPD yang melaksanakan

satu atau beberapa program;

8. Kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang

akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan

anggaran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur;

9. Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam

bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan

menggunakan sumber daya yang disediakan untuk

mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD;

10. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan

oleh satu atau lebih unit kerja pada SKPD sebagai bagian

dari pencapaian sasaran terukur pada suatu program dan

terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber

daya baik yang berupa personil (sumber daya manusia),

barang modal termasuk peralatan dan teknologi, dana,

atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber

daya

tersebut

sebagai

masukan

(input)

untuk

menghasilkan

keluaran

(output)

dalam

bentuk

barang/jasa;

11. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu

program atau keluaran yang diharapkan dari suatu

kegiatan;

12. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang

dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk

mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan

kebijakan;

13. Hasil

(outcome)

adalah

segala

sesuatu

yang

mencerminkan berfungsinya keluaran dari

kegiatan-kegiatan dalam satu program;

(14)

9

-adalah dokumen yang memuat kebijakan bidang

pendapatan, belanja dan pembiayaan serta asumsi yang

mendasarinya untuk periode 1(satu) tahun;

15. Prioritas

dan

Plafon

Anggaran

Sementara

yang

selanjutnya disingkat PPAS adalah rancangan program

prioritas dan patokan batas maksimal anggaran yang

diberikan kepada SKPD untuk setiap program sebagai

acuan dalam penyusunan RKA-SKPD sebelum disepakati

dengan DPRD;

BAB II

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH

Pasal 2

(1) Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau

Tahun 2014 adalah pedoman atau arah kebijakan

pelaksanaan pembangunan daerah dalam Penyusunan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah untuk satu

tahun kedepan.

(2) Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertujuan

mewujudkan Visi dan Misi Kabupaten Lamandau.

Pasal 3

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2014 merupakan

dasar perumusan kebijakan stategis Pemerintah Kabupaten

Lamandau.

Pasal 4

Uraian terperinci pasal (2), Peraturan Bupati Lamandau ini

sebagaimana terdapat dalam Lampiran Naskah Rencana

Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2014

dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

Bupati Lamandau ini.

(15)

10

-PENUTUP

Pasal 5

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Agar

setiap

orang

mengetahuinya,

memerintahkan

pengundangan

Peraturan

Bupati

ini

dengan

menempatkannya

dalam

Berita

Daerah

Kabupaten

Lamandau.

Ditetapkan di Nanga Bulik

pada tanggal 27 Mei 2013

BUPATI LAMANDAU,

MARUKAN

Diundangkan di Nanga Bulik

pada tanggal 27 Mei 2013

SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN LAMANDAU,

ARIFIN LP. UMBING

BERITA DAERAH KABUPATEN LAMANDAU

TAHUN 2013 NOMOR 294.

(16)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I - 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah adalah dokumen perencanaan

pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan

serta merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam tahapan penyusunan

Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD).

Penyusunan RKPD dilaksanakan melalui 3 tahapan yaitu penyusunan

rancangan awal RKPD, penyusunan rancangan akhir RKPD dan penetapan

RKPD dengan menggunakan pendekatan teknokratik, partisipatif, bottom – up

dan top – down. Pendekatan teknokratik dilakukan dengan menggunakan

metode dan kerangka berfikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang

secara fungsional bertugas untuk menyusun perencanaan pendapatan,

perencanaan belanja dan perencanaan pembiayaan, termasuk melalui proses

konsultasi dengan para pakar. Proses partisipatif dilakukan dengan

mengikutsertakan seluruh pemangku kepentingan pembangunan antara lain

melalui mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang).

Proses bottom – up dilakukan secara berjenjang mulai dari Desa, Kecamatan,

Kabupaten, Provinsi dan Nasional. Sedangkan proses top – down antara lain

diimplementasikan dalam bentuk Dedicated Program dalam RPJMD.

Rencana Kerja Pemerintah Daerah sebagai Dokumen Perencanaan

Pembangunan Daerah yang merupakan penjabaran RPJMD dan berjangka

waktu 1 tahun telah memuat program prioritas yang berorientasi pada

pemenuhan hak-hak dasar masyarakat dan pencapaian keadilan yang

berkesinambungan dan berkelanjutan. Bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD), RKPD merupakan Pedoman bagi SKPD untuk menyempurnakan

Rencana Kerja SKPD (Renja-SKPD) dan untuk menyusun RKA SKPD.

(17)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I - 2

1.2 Dasar Hukum Penyusunan

Peraturan Perundang-undangan yang melatarbelakangi penyusunan

RKPD Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut :

1.

Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4421);

2.

Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)

sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang –

Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang –

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3.

Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

4.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi Dan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4743);

5.

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara

Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi

Pelaksanaan Rencana

Pembangunan Daerah;

6.

Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan

(18)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I - 3

7.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang

Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang

Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan

Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2010 Nomor 517);

8.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2013 tentang

Pedoman Penyusunan, Pengendalian Dan Evaluasi Rencana Kerja

Pembangunan Daerah Tahun 2014 (Berita Negara Tahun 2013

Nomor 471);

9.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 04 Tahun 2010

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi

Kalimantan Tengah Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Daerah Provinsi

Kalimantan Tengah Tahun 2010 Nomor 04, Tambahan Lembaran

Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 34);

10.

Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah Nomor 01 Tahun 2011

tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi

Kalimantan Tengah Tahun 2010 – 2015 (Lembaran Daerah Provinsi

Kalimantan Tengah Tahun 2011 Nomor 01);

11.

Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 09 Tahun 2006 tentang

Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan

Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten

Lamandau (Lembaran Daerah Tahun 2006 Nomor 18 Seri E);

12.

Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 11 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintah Daerah Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten

Lamandau (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun 2008 Nomor

27 Seri E);

13.

Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 01 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Lamandau

Tahun 2005 – 2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun

2009 Nomor 36 seri E);

(19)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I - 4

14.

Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 02 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lamandau

Tahun 2009 – 2013 Sebagaimana Telah Diubah Dengan Peraturan

Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 01 Tahun 2013 tentang Perubahan

Peraturan Daerah Kabupaten Lamandau Nomor 02 Tahun 2009 tentang

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Lamandau

Tahun 2009 – 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Lamandau Tahun

2013 Nomor seri E);

1.3 Hubungan antar Dokumen

Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang disingkat dengan RKPD

adalah dokumen perencanaan Pemerintah Daerah untuk periode satu (1) tahun

yang merupakan penjabaran dari RPJM. Mengingat pada tahun 2013 ini RPJMD

Kabupaten Lamandau masih dalam proses penyusunan, maka RKPD Kabupaten

Lamandau Tahun 2014 disusun dengan berpedoman pada RPJPD Kabupaten

Lamandau Tahun 2005-2025 dan tetap memperhatikan dan mengacu pada

RPJMD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2010 – 2015, RPJM Nasional Tahun

2010 – 2014, RPJPD Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2005 – 2025 dan RPJP

Nasional Tahun 2005 – 2025.

RKPD merupakan acuan bagi daerah dalam menyusun Rencana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), dengan demikian Kepala

Daerah dan DPRD dalam menentukan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta

penentuan Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) didasarkan atas

dokumen RKPD. KUA dan PPAS yang telah disepakati selanjutnya digunakan

sebagai acuan dalam proses penyusunan APBD.

RKPD menjadi acuan seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) SKPD yang mana Renja SKPD

merupakan dokumen perencanaan tahunan SKPD.

(20)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I - 5

I.4 Sistematika RKPD

RKPD Kabupaten Lamandau terdiri dari 6 (enam) bab, dengan sistematika

sebagi berikut :

BAB I

: PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang, dasar hukum penyusunan, hubungan

antar dokumen, sistematika RKPD serta maksud dan tujuan.

BAB II

: EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN

KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Menguraikan hasil evaluasi RKPD tahun lalu serta memuat kondisi

geografi

dan

demografi

daerah,

pencapaian

kinerja

penyelenggaraan pemerintahan dan permasalahan pembangunan.

BAB III : RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN

KEUANGAN DAERAH

Memuat penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan

perkiraan tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator

pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan dan

kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam pembangunan

perekonomian daerah meliputi pendapatan daerah, belanja daerah

dan pembiayaan daerah.

BAB IV : PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan sasaran

pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis terhadap hasil

evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu, identifikasi isu strategis dan

masalah mendesak ditingkat daerah dan nasional, rancangan

kerangka ekonomi daerah beserta kerangka pendanaan.

BAB V

: RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH

Mengemukakan secara eksplisit rencana program dan kegiatan

prioritas daerah yang disusun berdasarkan evaluasi pembangunan

(21)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I - 6

tahunan, kedudukan tahun rencana (RKPD). Rencana program dan

kegiatan prioritas harus mewakili aspirasi dan kepentingan

masyarakat. Diuraikan dari program dan kegiatan yang paling

bermanfaat atau memiliki nilai kegunaan tinggi bagi masyarakat.

BAB VI : PENUTUP

Menjelaskan hal-hal yang penting untuk diperhatikan oleh para

pihak dan pemangku kepentingan untuk mewujudkan pencapaian

RKPD Kabupaten Lamandau.

1.5 Maksud dan Tujuan

1. Maksud

Rencana Kerja Pemerintah Daerah disusun dengan maksud

memberikan pedoman dalam penyusunan Kebijakan Umum Anggaran

(KUA), Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) dan pedoman

penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah serta

sebagai bahan dalam penyempurnaan Renja SKPD.

2. Tujuan

Tujuan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten

Lamandau adalah sebagai berikut :

1) Mewujudkan pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Lamandau;

2) Mewujudkan integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan;

3) Mewujudkan

tercapainya

keterkaitan

dan

konsistensi

antara

perencanaan,

penganggaran,

pelaksanaan,

pengendalian

dan

pengawasan;

(22)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I I - 1

BAB II

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH

2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah

2.1.1 Aspek Geografi dan Demografi

1. Karakteristik Wilayah

A. Luas dan Batas Wilayah

Wilayah Kabupaten Lamandau memiliki luas 6.414 Km

2

, atau 4,8% dari

luas wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, menduduki urutan ke- 11 terluas dari

14 Kabupaten/kota di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah. Jarak dari ibukota

Lamandau, yaitu Nanga Bulik ke Ibukota Provinsi Kalimantan Tengah (Palangka

Raya) sekitar 559 Km. Luas wilayah Kabupaten Lamandau menurut kecamatan

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Luas Wilayah Kabupaten Lamandau Menurut Kecamatan

No

Kecamatan

Luas (Km2)

Persentase (%)

1. Bulik

665.55

10.38

2. Bulik Timur

1,074.72

16.76

3. Menthobi Raya

620.88

9.68

4. Sematu Jaya

86.85

1.35

5. Lamandau

1,333.00

20.78

6. Belantikan Raya

1,263.00

19.69

7. Batang Kawa

685.00

10.59

8. Delang

685.00

10.59

Total

6,414.00

100.00

Sumber : Buku Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 2011.

Sedangkan secara wilayah administrasi, Kabupaten Lamandau memiliki

batas-batas administratif sebagai berikut :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan

Barat, Kecamatan Seruyan Hulu Kabupaten Seruyan, dan kecamatan Arut

Utara Kabupaten Kotawaringin Barat.

2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Arut Selatan Kabupaten

Kotawaringin Barat dan Kecamatan Balai Riam Kabupaten Sukamara.

3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Arut Utara, Kabupaten

Kotawaringin Barat.

(23)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I I - 2

4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ketapang, Provinsi

Kalimantan Barat dan sebagian dengan Kabupaten Sukamara.

B. Kondisi Geografis

Secara astronomis, posisi Kabupaten Lamandau berada pada posisi 1°19’

s/d 3°36’ Lintang Selatan dan 110°25’ s/d 112°50 Bujur Timur. Secara

geostrategis, posisi Kabupaten Lamandau memiliki posisi yang strategis karena

berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Barat dan sebagai pintu

gerbang arus masuk dan keluar barang dan manusia antara Provinsi Kalimantan

Barat dan Provinsi Kalimantan Tengah.

C. Kondisi Topografi

Keadaan topografi Kabupaten Lamandau terdiri dari rawa dataran

rendah, dataran tinggi, dan perbukitan, juga dialiri oleh sungai–sungai besar

maupun kecil yang menjadi urat nadi perekonomian di daerah ini.

Permukaan wilayah Lamandau sebagian besar adalah berupa daratan

yang relatif bergelombang dengan transisi antara 0 – 25 %. Kondisi ini

merupakan bentukan dari perbukitan lemah yang banyak dijumpai pada wilayah

sebelah barat. Sedangkan cekungan dapat ditemukan pada daerah yang masih

berupa rawa.

D. Kondisi Geologi

Geologi permukaan tanah di kawasan Lamandau terdiri dari lapisan

humus, jenis tanah latosol dan podsolik merah kuning yang tahan erosi namun

memiliki tingkat resapan yang sangat kecil.

E. Kondisi Klimatologi

Kabupaten Lamandau termasuk daerah yang memiliki Iklim tropis tipe A

berdasarkan zone iklim yaitu jumlah bulan basah lebih banyak dibandingkan

(24)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I I - 3

dengan bulan kering. Kecepatan angin antara 0,4 – 0,7 knot. Suhu udara

minimum antara 21,5°C – 23,2°C dan suhu udara maksimum berkisar antara

31,4˚-33,5˚C.

F. Kondisi Hidrologi

Pada tahun 2011, merupakan tahun kemarau yang mana curah hujan

berkisar antara 160 – 4.870 mm/tahun. Curah hujan tertinggi hanya terjadi di

akhir tahun antara November – Desember. Kelembaban udara berkisar antara

87% - 92%.

G. Penggunaan Lahan

Berdasarkan penggunaan lahan/hutan menurut fungsinya adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.2

Luas Hutan Menurut Fungsinya

No

Fungsi

Luas (Ha)

1

Hutan Produksi Tetap

91.477

2

Hutan Produksi Terbatas

234.123

3

Hutan Konversi

153.431

4

Hutan Lindung

45.467

5

Kawasan Pemukiman dan Peruntukan lain

94.408

6

Kawasan tak terdata

22.494

7

Taman Nasional/Wisata

-

Sumber: Buku Kabupaten Lamandau dalam Angka Tahun 2011.

2. Demografi

Penduduk Kabupaten Lamandau berdasarkan data akhir tahun 2011

berjumlah 66.061 jiwa yang terdiri dari 18.353 rumah tangga dengan tingkat

kepadatan penduduk sebesar 10,30 jiwa per km

2

. Untuk kecamatan terpadat

penduduknya di Kabupaten Lamandau adalah Kecamatan Sematu Jaya yaitu

104,89 jiwa per km

2

dengan jumlah penduduk sebanyak 9.110 jiwa dengan luas

wilayahnya sebesar 86,85 km

2

. Kecamatan terpadat kedua adalah Kecamatan

Bulik, dengan tingkat kepadatan sebesar 34,54 per km

2

dengan luas wilayah

665,55 km

2

dengan jumlah penduduk sebanyak 22.985 jiwa. Secara lebih rinci

perkembangan jumlah penduduk pada masing-masing kecamatan di Kabupaten

Lamandau adalah sebagai berikut :

(25)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I I - 4

Tabel 2.3

Perkembangan Jumlah Penduduk

Kabupaten Lamandau Menurut Kecamatan Tahun 2007-2011

No

Kecamatan

Jumlah Penduduk

2007

2008

2009

2010

2011

01 Bulik

14.100 14.833

16.201

22.600

22.985

02 Bulik Timur

6.335

6.592

6.809

6.647

6.760

03 Menthobi Raya

8.761

9.183

9.725

9.232

9.389

04 Sematu Jaya

8.095

8.473

8.881

8.958

9.110

05 Lamandau

5.948

6.174

6.405

5.605

5.700

06 Belantikan Raya

5.245

5.463

5.726

4.441

4.516

07 Batang Kawa

3.112

3.241

3.391

2.472

5.087

08 Delang

5.339

5.572

5.941

5.002

2.514

Lamandau

56.935 59.531 63.079 64.957 66.061

Pertumbuhan (%)

1,8

4,6

6,0

6,2

3,79

Sumber: Buku Penduduk Kabupaten Lamandau Akhir Tahun 2011

Sumber mata pencaharian penduduk Kabupaten Lamandau yaitu bekerja

di berbagai lapangan usaha. Namun demikian sektor pertanian merupakan

mata pencaharian utama bagi penduduk kabupaten Lamandau. Dari jumlah

penduduk berusia 15 tahun ke atas pada tahun 2011 yang bekerja berjumlah

33.188 orang, sebanyak 20.762 orang atau 62,56% bekerja di sektor

pertanian, diikuti oleh sektor perdagangan 3.424 orang atau 10,32%,

pemerintahan 3.281 orang atau 9,89%, jasa 2.483 orang atau 7,48%. Sektor

industri pengolahan menyerap 454 orang atau 1,37%, bangunan/konstruksi

1067 orang atau 3,21%, sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 386

orang atau 1,16%, pertambangan dan penggalian sebesar 951 orang atau

2,87%, sewa rumah 150 orang atau 0,45%, sektor listrik dan air minum 36

orang atau 0,11%, sektor bank/lembaga keuangan 194 orang atau 0,58%.

Berdasarkan struktur usia penduduk Kabupaten Lamandau dapat

diketahui seberapa besar penduduk dalam usia produktif, kelompok non

produktif, dan besarnya beban tanggungan per 100 orang penduduk. Dari data

Lamandau dalam angka Tahun 2011, diketahui penduduk dalam usia produktif

(26)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I I - 5

(usia 15-64 tahun) mencapai 44.078 jiwa, sedang usia non produktif (usia 0-14

tahun dan 64 tahun ke atas) sebanyak 21.963 jiwa, sehingga rasio

ketergantungan penduduk kabupaten Lamandau adalah sebesar 50 yang

berarti bahwa per 100 orang penduduk menanggung 50 orang usia tidak.

Pola mobilitas penduduk Kabupaten Lamandau lebih banyak mengarah

kepada pola rutin, yaitu melakukan kegiatan ekonomi dan mendapatkan

kebutuhan pokok lainnya ke daerah kabupaten Kotawaringin Barat (Pangkalan

Bun). Pola migrasi lainnya yaitu kegiatan pendidikan masyarakat Kabupaten

Lamandau yang setelah menyelesaikan pendidikan SLTA umumnya melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi yang ada di Kota Pangkalan Bun, Palangkaraya,

Banjarmasin dan ke kota-kota lain di pulau Jawa.

3. Potensi Pengembangan Wilayah

Berdasarkan deskripsi karakteristik wilayah yang telah dilakukan

berdasarkan hasil penelitian oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kabupaten Lamandau tentang Kajian Pusat Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten

Lamandau tahun 2009, maka potensi pengembangan wilayah Kabupaten

Lamandau adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan potensi anglomerasi wilayah, kecamatan Bulik memiliki potensi

tertinggi, diikuti kecamatan Sematu Jaya di tempat kedua dan kecamatan

Menthobi Raya di tempat ketiga;

2. Berdasarkan potensi sumber daya manusia, kecamatan Bulik memiliki potensi

tertinggi, diikuti kecamatan Menthobi Raya di tempat kedua dan kecamatan

Sematu Jaya di tempat ketiga;

3. Berdasarkan potensi sumber daya alam (pertanian, perkebunan, peternakan,

perikanan, bahan mineral dan batu bara, serta obyek wisata) kecamatan

yang memiliki potensi tertinggi adalah :

(27)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I I - 6

a. Pertanian, kecamatan Batang Kawa memiliki potensi tertinggi, diikuti

kecamatan Lamandau di tempat kedua dan kecamatan Bulik di tempat

ketiga;

b. Perkebunan, Kecamatan Bulik memiliki potensi tertinggi, diikuti

kecamatan Lamandau di tempat kedua dan kecamatan Menthobi Raya di

tempat ketiga;

c. Peternakan, Kecamatan Bulik memiliki potensi tertinggi, diikuti

kecamatan Delang di tempat kedua dan kecamatan Sematu Jaya di

tempat ketiga;

d. Perikanan, Kecamatan Bulik memiliki potensi tertinggi, diikuti kecamatan

Lamandau di tempat kedua dan kecamatan Belantikan Raya di tempat

ketiga;

e. Bahan Mineral dan Batubara, Kecamatan Belantikan Raya memiliki

potensi tertinggi, diikuti kecamatan Lamandau, Batang Kawa dan Delang

di tempat kedua;

f. Obyek Wisata, Kecamatan Belantikan Raya memiliki potensi tertinggi,

diikuti kecamatan Lamandau di tempat kedua dan kecamatan Delang di

tempat ketiga.

2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan dari aspek kesejahteraan

masyarakat dapat dilihat dari capaian indikator kesejahteraan dan pemerataan

ekonomi, kesejahteraan sosial, serta seni budaya dan olahraga.

2.1.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

A. Pertumbuhan PDRB

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi perekonomian

secara makro adalah data produk domestik regional bruto (PDRB). Terdapat 2

(dua) jenis penilaian produk domestik regional bruto (PDRB) yang dibedakan

(28)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I I - 7

dalam dua jenis penilaian yaitu atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga

konstan. Penyajian PDRB atas dasar harga konstan mengalami perubahan

mendasar sebagai konsekuensi logis berubahnya tahun dasar yang digunakan.

Selain menjadi bahan dalam penyusunan perencanaan, angka PDRB juga

bermanfaat untuk bahan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah

dilaksanakan.

Kondisi Perekonomian Kabupaten Lamandau terlihat dari gambaran

PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) tahun 2007-2011. Rata-rata

pertumbuhan PDRB yang terjadi pada kurun waktu tersebut sebesar 6,06%.

Tahun 2011 pertumbuhan PDRB sebesar 6,52%, berada di bawah

pertumbuhan tingkat Provinsi pada tahun yang sama, yaitu sebesar 6,74%.

Adanya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi tersebut memberikan

pengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan regional perkapita selama

kurun waktu yang sama, yaitu dari Rp.8.964.455,49,- pada tahun 2007

menjadi Rp.9.656.481,58,- pada tahun 2011.

Pertumbuhan ekonomi yang terjadi di Kabupaten Lamandau tersebut,

di samping memberikan dampak positif terhadap kenaikan pendapatan juga

berdampak terhadap terbukanya lapangan kerja baru bagi penduduk.

Walapun demikian, tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut masih belum

sepenuhnya dapat menyerap jumlah angkatan kerja yang ada. Tahun 2011

jumlah penduduk yang tergolong angkatan kerja berjumlah 34.051 orang,

sedangkan jumlah angkatan kerja yang bekerja pada tahun yang sama

sebanyak 33.188 orang, sehingga masih terdapat angkatan kerja yang belum

memperoleh pekerjaan.

Berdasarkan nilai dan kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB

Kabupaten Lamandau atas dasar harga konstan tahun 2000 kurun waktu

tahun 2007-2011, sektor pertanian merupakan sektor yang paling dominan

kontribusinya terhadap pembentukan PDRB. Rata-rata kontribusi sektor

pertanian pada kurun waktu tersebut adalah 64,35%. Kemudian urutan

(29)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I I - 8

kedua terbesar dalam pembentukan perekonomian Kabupaten Lamandau

adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel dengan rata-rata kontribusi

sebesar 16,28%, diikuti sektor jasa-jasa diurutan ketiga terbesar dengan

rata-rata kontribusi 10,38%. Selanjutnya diikuti sektor pengangkutan dan

komunikasi dengan rata-rata kontribusi 3,99% diurutan keempat, dan sektor

keuangan, sewa dan jasa perusahaan diurutan kelima dengan rata-rata

kontribusi 2,66%.

Secara lengkap nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB Tahun

2007-2011 atas dasar harga konstan tahun 2000, Kabupaten Lamandau adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.4

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

Kabupaten Lamandau (Juta Rupiah)

NO

Sektor

2007

2008

2009

2010

2011

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

1

Pertanian

329.558,55

66,40

336.657,83

63,97

359.769,46

64,65

376..295,12

63,69

396.808,61

63,06

2

Pertambangan &

Penggalian

2.930,09

0,59

9.284,33

1,76

5.949,38

1,07

7.042,06

1,19

7.529,49

1,20

3

Industri

Pengolahan

3.750,90

0,76

3.965,90

0,75

4.355,19

0,78

4.521,66

0,77

4.806,35

0,76

4

Listrik,Gas & Air

bersih

413,84

0,08

442,72

0,08

560,32

0,10

748,16

0,13

794,11

0,13

5

Konstruksi

1.160,34

0,23

1.263,74

0,24

1.542,08

0,28

1.890,32

0,32

2.099,27

0,33

6

Perdagangan,

Hotel &

Restoran

77.688,07

15,65

85.664,96

16,28

90.031,91

16,18

97.947,17

16,58

105.230,57

16,72

7

Pengangkutan &

Komunikasi

19.174,22

3,86

21.509,36

4,09

22.927,41

4,12

23.972,86

4,06

25.129,68

3,99

8

Keuangan, sewa,

& Js. Perusahaan

12.444,43

2,51

12.975,38

2,47

14.223,94

2,56

16.394,31

2,78

18.639,69

2,96

9

Jasa-jasa

49.178,25

9,91

54.503,11

10,36

57.139,40

10,27

61.934,20

10,49

68.246,17

10,85

PDRB

496.298,68

100 526.267,32

100 556.499,00

100 590.745,88

100 629.283,94

100

PERTUMBUHAN

(%)

5,85

6,04

5,74

6,15

6,52

Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau 2011/2012

PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB) Kabupaten Lamandau periode

tahun 2007-2011 tersebut, menunjukkan arah (

trend

) yang meningkat selama

periode tersebut walaupun laju tingkat pertumbuhannya bersifat fluktuatif.

Tahun 2007 PDRB sebesar Rp.790.708,26,-,

dan tahun 2011 meningkat

menjadi Rp.1.232.139,02,-, terjadi kenaikan sebesar Rp.441.430,76,- atau

terjadi kenaikan sebesar 55,83% selama 5 tahun.

(30)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I I - 9

Secara terperinci nilai dan kontribusi sektor dalam pembentukan PDRB

Kabupaten Lamandau tahun 2007 sampai dengan 2011 atas dasar harga

berlaku adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5

Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007 s.d 2011

Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Lamandau (Juta Rupiah)

N

O

Sektor

2007

2008

2009

2010

2011

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

(Rp)

%

1 Pertanian

557.918,34

70,56

587.365,73

67,63

635.100,30

67,52

735.995,45

67,96

838.512,59

68,05

2

Pertambangan &

Penggalian

4.958,67

0,63

15.401,63

1,77

10.056,53

1,07

13.197,25

1,22

16.092,83

1,31

3

Industri

Pengolahan

5.341,62

0,68

6.142,28

0,71

6.959,18

0,74

7.490,87

0,69

8.130,07

0,66

4

Listrik,Gas & Air

bersih

626,34

0,08

698,07

0,08

933,12

0,10

1.342,69

0,12

1.545,17

0,13

5 Konstruksi

1.463,77

0,19

1.733,22

0,20

2.239,87

0,24

2.773,15

0,26

3.293,12

0,27

6

Perdagangan,

Hotel & Restoran

115.103,77

14,56

135.239,40

15,57

149.254,88

15,87

165.415,93

15,27

181.340,20

14,72

7

Pengangkutan &

Komunikasi

27.274,75

3,45

32.587,80

3,75

35.883,75

3,82

38.178,26

3,53

42.121,15

3,42

8

Keuangan, sewa,

& Js.Perusahaan

16.750,49

2,12

18.928,44

2,18

21.723,22

2,31

26.290,22

2,43

30.736,95

2,49

9 Jasa-jasa

61.270,50

7,75

70.370,97

8,10

78.419,72

8,34

92.241,49

8,52

110.366,94

8,96

PDRB

790.708,26

100

868.467,55

100

940.570,56

100

1.082.925,32

100

1.232.139,02

100

PERTUMBUHAN

(%)

14,09

9,83

8,30

15,13

13,78

Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau 2011/2012

Nilai dan kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB Kabupaten

Lamandau atas dasar harga berlaku pada tabel 2.5 di atas, sama seperti nilai

dan kontribusi sektor terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Lamandau

atas dasar harga konstan tahun 2000, sektor pertanian merupakan sektor

yang paling dominan kontribusinya terhadap pembentukan PDRB. Rata-rata

kontribusi sektor pertanian pada kurun waktu tersebut adalah 68,05%.

Kemudian urutan kedua terbesar dalam pembentukan perekonomian

Kabupaten Lamandau adalah sektor perdagangan, restoran dan hotel

jasa-jasa dengan rata-rata kontribusi sebesar 14,72%, diikuti sektor jasa-jasa-jasa-jasa

diurutan ketiga terbesar dengan rata-rata kontribusi 8,96%. Selanjutnya

diikuti sektor pengangkutan dan komunikasi dengan rata-rata kontribusi

3,42% diurutan keempat, dan sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan

diurutan kelima dengan rata-rata kontribusi 2,49%.

(31)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I I - 10

Kemudian dari sisi perkembangan nilai kontribusi sektor dalam PDRB

tahun 2007-2011, baik atas dasar harga berlaku (ADHB) dan harga konstan

(ADHK), terdapat sektor yang mengalami penurunan kontribusi dalam

pembentukan PDRB dan sebaliknya terdapat beberapa sektor yang mengalami

peningkatan walaupun masih relatif kecil dan terdapat sektor yang

kontribusinya relatif tetap. Sektor yang mengalami penurunan kontribusi adalah

sektor pertanian, industri pengolahan, pengangkutan dan komunikasi keuangan,

sewa, dan jasa perusahaan. Sektor yang mengalami peningkatan kontribusi

adalah sektor: pertambangan dan penggalian, konstruksi, perdagangan, hotel

dan restoran, dan jasa-jasa. Sedangkan sektor yang relatif tetap/sama

kontribusinya adalah sektor listrik, gas dan air bersih. Berikut adalah data

Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011 Atas Dasar

Harga Berlaku (Hb) dan harga Konstan (Hk) Kabupaten Lamandau.

Tabel 2.6

Perkembangan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun 2007-2011

Atas Dasar Harga Berlaku (Hb) dan harga Konstan (Hk)

Kabupaten Lamandau

NO

Sektor

2007

2008

2009

2010

2011

Hb

Hk

Hb

Hk

Hb

Hk

Hb

Hk

Hb

Hk

%

%

%

%

%

%

%

%

%

%

1

Pertanian

70,56

66,40

67,63

63,97

67,52

64,65

67,96

63,69

68,05

63,06

2

Pertambangan

& Penggalian

0,63

0,59

1,77

1,76

1,07

1,07

1,22

1,19

1,31

1,20

3

Industri

Pengolahan

0,68

0,76

0,71

0,75

0,74

0,78

0,69

0,77

0,66

0,76

4

Listrik,Gas &

Air bersih

0,08

0,08

0,08

0,08

0,10

0,10

0,12

0,13

0,13

0,13

5

Konstruksi

0,19

0,23

0,20

0,24

0,24

0,28

0,26

0,32

0,27

0,33

6

Perdagangan,

Hotel &

Restoran

14,56

15,65

15,57

16,28

15,87

16,18

15,27

16,58

14,72

16,72

7

Pengangkutan

& Komunikasi

3,45

3,86

3,75

4,09

3,82

4,12

3,53

4,06

3,42

3,99

8

Keuangan,

sewa, & Js.

Perusahaan

2,12

2,51

2,18

2,47

2,31

2,56

2,43

2,78

2,49

2,96

9

Jasa-jasa

7,75

9,91

8,10

10,36

8,34

10,27

8,52

10,49

8,96

10,85

PDRB

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

100,00

Sumber: Buku Analisis Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Lamandau 2011/2012

(32)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I I - 11

Berdasarkan besaran kontribusi kelompok sektor terhadap pembentukan

PDRB kurun waktu 2007-2011, maka perekonomian Kabupaten Lamandau

masih bertumpu pada kelompok sektor primer (meliputi sektor; pertanian,

pertambangan dan penggalian) sebagai kelompok sektor yang kontribusinya

paling besar. Rata - rata kontribusi kelompok sektor primer adalah sebesar

69,55%, diikuti kelompok sektor tersier (meliputi sektor; perdagangan, hotel

dan restoran, pengangkutan dan komunikasi, keuangan, persewaan dan jasa

perusahaan serta jasa-jasa) sebesar 29,43% dan kelompok sektor sekunder

(meliputi sektor; industri pengolahan, listrik dan air bersih, dan

bangunan/konstruksi) sebesar 1,03%.

Tabel 2.7

Pertumbuhan Kontribusi Sektor dan PDRB

Atas Dasar Harga Berlaku (Hb)

dan Harga Konstan (Hk) Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2011

Sektor

Pertumbuhan

Hb

Hk

%

%

Pertanian

-2,51

-3,34

Pertambangan & Penggalian

0,68

0,61

Industri Pengolahan

-0,02

0

Listrik,Gas & Air bersih

0,05

0,05

Konstruksi

0,08

0,1

Perdagangan, Hotel & Restoran

0,16

1,07

Pengangkutan & Komunikasi

-0,03

0,13

Keuangan, sewa, & Jasa Perusahaan

0,37

0,45

Jasa-jasa

1,21

0,94

PDRB

Tabel 2.8

Struktur Perekonomian Kabupaten Lamandau Menurut Kelompok

Sektor Atas Dasar Harga Berlaku 2000, Tahun 2007-2011 (Persen)

Kelompok

Sektor

2007 2008 2009

2010

2011

Rata-rata

Primer

71,19 69,41 68,59 69,18

69,36

69,55

Sekunder

0,94

0,99

1,08

1,07

1,05

1,03

Tersier

27,87 29,60 30,33 29,75

29,59

29,43

PDRB

100

100

100

100

100

100

(33)

Kabupaten Lamandau – Provinsi Kalimantan Tengah

I I - 12

B. PDRB Per Kapita

PDRB per kapita atas harga berlaku berguna untuk menunjukkan nilai

PDRB per-kepala atau satu orang penduduk. Sedangkan PDRB per kapita atas

harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi

perkapita penduduk suatu daerah. PDRB per kapita dihitung berdasarkan

pendapatan regional netto atas dasar biaya faktor dibagi dengan jumlah

penduduk regional pertengahan tahun.

Pertumbuhan PDRB yang positif yang terjadi di Kabupaten Lamandau

kurun waktu tahun 2007-2011 menunjukkan adanya peningkatan aktivitas

ekonomi di wilayah ini. Walaupun demikian sasaran utama dari perkembangan

ekonomi regional bukan saja untuk meningkatkan nilai tambah sektoral tetapi

juga meningkatkan taraf hidup masyarakat yang tercermin dari PDRB perkapita

dan pendapatan regional perkapita.

Produk domestik regional bruto (PDRB) perkapita penduduk Kabupaten

Lamandau kurun waktu 2007-2011 menunjukkan kenaikan terus menerus

setiap tahun. Rata-rata pertumbuhan PDRB perkapita atas dasar harga berlaku

adalah 10,34%. Tahun 2007 PDRB perkapita atas dasar harga berlaku sebesar

Rp.

13.960.244,67 dan tahun 2011 menjadi Rp.18.907.407,46,-, naik sebesar

Rp.4.659.110,43,-. Secara terperinci PDRB Perkapita Tahun 2007 s.d 2011 Atas

Harga Berlaku Kabupaten Lamandau adalah sebagai berikut:

Tabel 2.9

PDRB Perkapita Tahun 2007 s.d 2011 Atas Harga Berlaku

Kabupaten Lamandau

Uraian

2007

2008

2009

2010

2011

Nilai PDRB

(Jutaan Rp)

790.708,26

868.467,55

940.570,56

1.082.925,32

1.232.139,02

Jumlah

Penduduk

tengah th (jiwa)

56.640

58.706

61.442

63.199

65.167

PDRB perkapita

(Rp/jiwa)

13.960.244,67 14.793.505,72 15.308.267,31

17.135.165,38

18.907.407,46

Gambar

Tabel 2.25 Evaluasi dan Realisasi RKPD Tahun Lalu
TABEL 3.1 REALISASI DAN PROYEKSI PENDAPATAN DAERAH  KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2011-2015
Tabel 3.2 REALISASI DAN PROYEKSI PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH  KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2011-2015
Tabel 3.3 REALISASI DAN PROYEKSI PAGU INDIKATIF BELANJA TIDAK LANGSUNG  KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2011-2015
+4

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat di Kelurahan Harjosari I, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan yang berlangsung selama 2 (dua) hari ini, dapat disimpulkan

Di Desa Akesahu Gamsungi Kecamatan Jailolo Timur Kabupaten Halmahera Barat terdapat titik mata air panas, Berdasarkan informasi adanya titik panas bumi tersebut

Pada tahun 2011 unit usaha KUD Misaya Mina Eretan Wetan terdapat 4 unit usaha, diantaranya: unit tempat pelelangan ikan, unit bahan alat perikanan (BAP) dan solar packer

bahwa pengajaran sastra semakin menjauhkan anak didik dari karya sastra. Pendapat tersebut mengacu terhadap penggunaan satu sumber belajar dan pemberian contoh

Dalam rangka pelaksanaan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005 Tentang

Berdasarkan penilaian dari aspek non finansial yang terdiri dari aspek pasar, aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan SDM serta aspek lingkungan,

safeguard harus dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak, harus mendapatkan kesempatan untuk ikut

Diumumkan kepada peserta Penerimaan Calon Karyawan Yarsi Sumbar tahap II tahun 2016, bahwa berdasarkan hasil seleksi administrasi, jumlah peserta yang dinyatakan lulus