• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB. Analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB. Analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV - 1

BAB

4

Analisis Sosial Ekonomi dan

Lingkungan

Setiap pembangunan yang dijalankan tentunya akan memberikan dampak positif maupun negatif. Dampak positif dan negatif ini akan dapat dirasakan oleh berbagai pihak, baik masyarakat yang ada dilingkungan sekitar.Analisis Sosial Ekonomi dan lingkungan dimaksudkan untuk menjadi acuan di dalam menanggulangi dampak langsung terkait dengan pelaksanaan kegiatan yang didanai oleh sumber dana APBN, APBD Provinsi dan APBD Kota. Tujuan dilaksanakan sosial Ekonomi dan lingkungan ini adalah untuk meminimalisasi dampak sosial dan lingkungan (dampak negatif) akibat adanya rencana program/ kegiatan investasi bidang keciptakaryaan di Kabupaten Bengkulu Tengah baik pada saat pra konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi.

Semua kegiatan investasi di bidang keciptakakaryaan yang diperkirakan menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup memerlukan kajian lingkungan berupa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Rencana kegiatan yang wajib AMDAL tertuang dalam Peraturan Menter Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL, maka pihak pemilik kegiatanipemrakarsa) wajib melaksanakan studi AMDAL. Studi AMDAL akan mengidentifikasi kemungkinan terjadinya dampak penting terhadap lingkungan hidup, baik lingkungan alam maupun sosial di sekitar lokasi kegiatan.

Sedangkan kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang tersedia tetap menyusun kajian lingkungan berupa Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) sebagai upaya dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup oleh pemilik kegiatan (pemrakarsa). Pedoman pelaksanaan UKL-UPL tertuang dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.

(2)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV - 2

Rencana kegiatan yang sudah ditetapkan wajib menyusun AMDAL tidak lagi diwajibkan menyusun UKL-UPL. Sedangkan kegiatan yang telah berjalan dan belum memiliki dokumen pengelolaan lingkungan hidup sehingga dalam operasionalnya menyalahi peraturan perundangan di bidang lingkungan hidup, maka kegiatan tersebut tidak bisa dikenakan kewajiban AMDAL. Untuk kasus seperti ini, kegiatan tersebut dikenakan Audit Lingkungan Hidup Wajib sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup nomor 30 tahun 2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Audit Lingkungan yang Diwajibkan. Audit Lingkungan Wajib merupakan dokumen lingkungan yang sifatnya spesifik, dimana kewajiban yang satu secara otomatis menghapuskan kewajiban lainnya kecuali terdapat kondisi-kondisi khusus yang aturan dan kebijakannya ditetapkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup.

Prinsip dasar dalam analisa sosial ekonomi dan lingkungan adalah menjamin bahwa program investasi infrastruktur tidak membiayai investasi apapun yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang serius yang tidak dapat diperbaiki/dipulihkan. Bila terjadi dampak negative maka perlu dipastikan adanya upaya mitigasi yang dapat meminimalkan dampak negatif tersebut, baik pada tahap perencanaan, persiapan maupun tahap pelaksanaannya.

Dalam pengkajian analisa sosial ekonomi dan lingkungan harus mengacu kepada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 11/2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan dan Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah No. 17/KPTS/M/2003 tentang Penetapan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan Bidang Permukiman dan Prasarana Wilayah yang Wajib Dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan.

4.1 Komponen Analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Komponen yang diperhatikan dalam analisis Sosial Ekonomi dan Lingkungan yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan pembangunan infrastruktur. Faktor yang memberikan dampak pada prakonstruksi, konstruksli dan pasca konstruksi. Faktor-faktor tersebut antara lain:

Pembebasan Lahan/Tanah

Dalam perencanaan pembangunan dimungkinkan terdapat sebagian atau seluruhnya lahan/tanah milik perorangan atau kelompok (pemerintah/swasta) yang akan digunakan

(3)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV - 3

sebagai tapak pembangunan infrastruktur sehingga dalam implementasinya akan dilaksanakan pembebasan terhadap lahan/tanah tersebut. Dalam proses pembebasan lahan/tanah tersebut dimunginkan akan menimbulkan dampak terjadinya perselisihan yang membutuhkan penanganan secara komprehensif dengan melibatkan pihak-pihak terkait dengan suatu pendekatan dan cara yang manusiawi dan berkeadilan.

Konflik Sosial

Adanya kepentingan dari orang tertentu yang ingin mengambil keuntungan dari kegiatan pembangunan infrastrukstur. Kurangnya pemahaman masyarakat karena adanya kegiatan pembangunan dan kurangnya sosialisasi dari pemrakarsa kegiatan sehigga menimbulkan isu di masyarakat. Konflik horisontal terjadi karena terjadinya sikap pro dan kontra di masyarakat terhadap rencana pembangunan, selain itu karena terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh oknum ataupun kelompok kepentingan di dalam masyarakat itu sendiri.

Sikap/Persepsi Negatif Masyarakat

Sosialisasi yang tidak berjalan sebagaimana mestinya, aturan main yang sepenuhnya tidak ditegakkan, proses kegiatan pendampingan yang tidak optimal, akan menimbulkan sikap dan persepsi negatif di masyarakat. Masyarakat telah kehilangan kepercayaan terhadap segala kegiatan yang dilaksanakan. Potensi munculnya persepsi negatif masyarakat terutama apabila kegiatan proyek RPIJM menimbulkan dampak negatif terhadap aspek ekonomi, budaya, kesehatan dan lingkungan. Sikap/persepsi negatif yang berakumulasi dalam jangka waktu lama akan menimbulkan keresahan di masyarakat dan berpotensi menimbulkan konflik baik vertikal maupun horizontal.

Marginalisasi Kelompok Perempuan dan Kelompok Rentan Lainnya

Masih terdapat faktor sosial dan budaya yang menghambat kaum perempuan dan kelompok rentan lainnya (lansia, janda, difabel, dan anak-anak) untuk berpartisipasi aktif dalam perencanaan, implementasi, dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan rekonstruksi dan rehabilitasi. Sering kali, para perencana bekerja melalui para elite laki-laki, yang tidak akan mewakili komunitas keseluruhannya, khususnya kaum perempuan. Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya khusus untuk memastikan keterlibatan mereka dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

(4)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV - 4

Lapangan Pekerjaan (Temporer)

Tahapan kegiatan proyek RPIJM Bidang PU Cipta Karya Bengkulu Tengah yang berpotensi menimbulkan dampak terhadap terbukanya kesempatan kerja dan usaha produktif bagi masyarakat adalah tahap pembangunan. Pada tahap ini terdapat kegiatan mobilisasi tenaga kerja yang membutuhkan sejumlah tenaga kerja baik tenaga kerja yang memiliki ketrampilan khusus maupun unskilled. Peluang kerja ini dapat diisi oleh penduduk yang tinggal di sekitar kegiatan pembangunan. Selain peluang kerja, kegiatan-kegiatan tersebut juga dapat menumbuhkan aktifitas usaha masyarakat baik formal maupun informal.

Perubahan Pola Pemikiran dan Peningkatan Kapasitas SDM

Kegiatan proyek RPIJM Bidan PU Cipta Karya berpotensi melahirkan dampak perubahan pola pemikiran dan peningkatan kapasitas SDM di masyarakat misalnya kegiatan PISEW dimana adanya pengorganisasian masyarakat dan penguatan kapasitas kelompok baik pada tahap persiapan, perencanaan maupun tahap pembangunan.

Transparansi dan Akuntabilitas

Penyusunan RPIJM Bidang PU Cipta Karya Bengkulu Tengah dari awal tahapan kegitan sampai akhir kegiatan merupakan hasil dari proses sebuah pendampingan atas pelaku-pelaku penentu keputusan di pemerintahan.Dikatakan transparan karena Tim SATGAS dan instansi terkait memberikan informasi sedetail-detailnya terhadap kebutuhan infrastruktur di wilayahnya. Dikatakan Akuntabel karena RPIJM memuat laporan keuangan tentang kemampuan dan pendapatan asli daerah sehingga mampu melaksanakan sebuah investasi pembangunan yang dianalisa dan diamati oleh konsultan pendamping. .

A.

Komponen Sosial Ekonomi

Komponen sosial ekonomi menjabarkan tentang karakteristik yang ada di suatu wilayah yang mempengaruhi jalannya kegiatan pelaksanaan pembangunan di wilayah tersebut. Rencana kegiatan investasi infrastruktur yang akan dilaksanakan apakah mendapatkan keuntungan bagi masyarakat di

(5)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV - 5

wilayah tersebut ataukah akan menimbulkan konflik sosial di masyarakat. Karakteristik sosial ekonomi, yaitu :

Penguasaan Sumberdaya Lahan

Usulan investasi di dalam RPIJM Bidang PU Cipta Karya Kabupaten Bengkulu Tengah Tahun 2017 – 2021 terhadap lahan yang akan digunakan sangat besar. Terutama di bidang Sanitasi membutuhkan lahan yang cukup luas, seperti pembnagunan Intalsasi Pengolahan Air Limbah (IPLT) dan Pembangunan Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA). Penguasaan sumberdaya lahan perlu dikaji didalam AMDAL bila pembangunan infrastruktur wajib AMDAL dan dokumen UPL/UKL bila tidak wajib AMDAL. Penguasaan lahan oleh masyarakat dan penggunaan lahan tersebut digunakan bagi pembangunan infrastruktur maka pembebasan lahan yang akan dilakukan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku dan trasparan.

Tingkat dan Sumber Pendapatan Penduduk

Pengukuran tingkat penghasilan penduduk didasarkan pada ukuran tingkat penghasilan yang digunakan. Kajian analisa social ekonomi dan lingkungan menjelaskan pendapatan penduduk dan mata pencahariannya sehingga rencana kegiatan investasi infrastruktur di wilayah tersebut dapat berguna di dalam peningkatan pendapatan penduduk di wilayah perencanaan pembangunan infrastruktur. Dan rencana kegiatan investasi infrastruktur tidak akan mengurangi pendapatan penduduk di wilayah pembangunan.

Kesempatan Kerja dan Peluang Usaha

Rencana kegiatan investasi infrastruktur di dalam wilayah terkena pembangunan harus meningkatkan kesempatan kerja dan peluang usaha bagi penduduk yang ada di sekitarnya. Sehingga pencapaian pengurangan pengangguaran dapat tercapai dan tidak menimbulkan urbanisasi besar-besaran dari desa ke kota. Dengan adanya kesempatan kerja dan peluang usaha di wilayah pembangunan infrastruktur akan menambah pendapatan asli daerah dari sektor jasa dan pajak.

(6)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV - 6

B. Komponen Sosial Budaya

Komponen sosial budaya menjabarkan tentang karakteristik kependudukan, budaya, agama, fasilitas pendidikan, mobilitas penduduk, kesehatan masyarakat dan persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan investasi pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan di wilayahnya. Komponen ini juga harus mengantisipasi konflik yang ada di masyarakat dan mengurangi dampak sosial yang akan terjadi akibat kegiatan rencana kegiatan investasi pembangunan infrastruktur.

C.

Komponen Lingkungan

Rencana kegiatan investasi pembangunan infrastruktur tidak akan komponen lingkungan yaitu mengubah kualitas udara, iklim, kualitas air, fisiografi, geologi, tata ruang, tanah, flora, dan fauna yang ada di wilayah pembangunan.

Kajian terhadap komponen lingkungan yang ditimbulkan oleh kegiatan investasi pembangunan infrastruktur bertujuan untuk mengindentifikasi dampak yang timbul dan dapat memperkirakan seberapa besar dampak serta dapat mengurangi dampak negatif dan mengoptimalkan dampak postif untuk pembangunan yang berkelanjutan.

4.2

Metoda Pendugaan Dampak

Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses analisa sosial ekonomi dan lingkungan dalam rencana kegiatan investasi pembangunan RPIJM Bidang PU Cipta Karya:

a. Kajian Dokumen

Dalam rangka melakukan Kajian Dampak Lingkungan proyek, perlu dilakukan kajian

dokumen yakni dengan cara mempelajari dokumen perencanaan pembangunan yang

telah disusun sebelumnya. Studi ini perlu dilakukan terutama untuk melihat berbagai potensi isu-isu lingkungan yang dimungkinkan muncul pada saat implementasi pembangunan.

b. Observasi Lapangan

Observasi lapangan dilakukan dengan cara melihat secara langsung obyek yang menjadi point permasalahan (isu lingkungan) berdasarkan hasil kajian dokumen. Cara ini dilakukan untuk memastikan secara visual sejauh mana dampak yang diperkirakan muncul

(7)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV - 7

dapat atau tidak dapat diatasi. c. Wawancara Mendalam

Selain observasi, wawancara dengan sumber-sumber terkait yang dianggap memahami point permasalahan (isu lingkungan) yang dihasilkan berdasarkan kajian dokumen yang telah dilakukan sebelumnya. Cara ini dilakukan untuk menggali pendapat dan pandangan warga terkait dengan dampak lingkungan yang diperkirakan muncul saat implementasi pembangunan.

d. FGD

Untuk mendapatkan input secara lebih mendalam guna merumuskan Kajian Dampak Lingkungan terhadap perencanaan pembangunan perlu dilakukan suatu kegiatan yang disebut Fokus Grup Diskusi (FGD) dengan menghadirkan tokoh-tokoh lokal dan aparat setempat serta pihak-pihak lain yang dianggap berkompeten. FGD juga berguna untuk menjadi wadah pemecahan masalah jika dalam kajian dokumen, observasi dan wawancara ditemukan hal-hal yang penting untuk dirumuskan solusinya.

4.3 Kajian Analisa Sosial Ekonomi dan Lingkungan 4.3.1 Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Lingkungan merupakan salah satu aspek yang harus dipikirkan lebih jauh sebelum menentukan pembangunan. Hal ini dilakukan agar dapat mengetahui dampak-dampak positif maupun negatif yang akan timbul dari sebuah usaha yang dilakukan. Dampak Positif seperti Kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar yang bertambah yang mana itu dapat mengurangi tingkat pengangguran khususnya di lingkungan masyarakat tersebut.

Usulan kegiatan yang termuat dalam RPIJM Bidang Cipta Karya harus dikaji analisa aspek lingkungan melalui Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS). KLHS adalah proses mengevaluasi pengaruh lingkungan hidup dan menjamin diintegrasikannya prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengambilan keputusan yang bersifat strategis. KLHS berfungsi untuk menelaah efek dan/atau dampak lingkungan dari suatu kebijakan, rencana atau program pembangunan. KLHS menekankan pada aspek keberlanjutan pembangunan dan pengelolaan sumberdaya. Karena itu KLHS merupakan suatu bentuk tindakan strategik dalam menuntun, mengarahkan, dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap

(8)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV - 8

lingkungan dan keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan, rencana dan program.

Mekanisme pelaksanaan KLHS meliputi pengkajian pengaruh kebijakan, rencana, dan program terhadap kondisi lingkungan hidup di suatu wilayah, perumusan alternatif penyempurnaan kebijakan dan program serta rekomendasi perbaikan untuk pengambilan keputusan kebijakan dan program yang mengintegrasikan prinsip pembangunan berkelanjutan. KLHS sendiri menurut ketentuan harus memuat kajian mengenai kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan; perkiraan mengenai dampak dan risiko terhadap lingkungan hidup.

Tahapan Pelaksanaan KLHS

Tahapan pelaksanaan KLHS diawali dengan penapisan usulan rencana/program dalam RPIJM per sektor dengan mempertimbangkan isu-isu pokok seperti (1) perubahan iklim, (2) kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati, (3) peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan, (4) penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam, (5) peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan, (6) peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau (7) peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia. Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana program yang disusun teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.

Prosedur pelaksanaan AMDAL terdiri dari berbagai kegiatan utama, yakni: pentapisan awal sub proyek sesuai dengan kriteria persyaratan kajian lingkungan, evaluasi dampak lingkungan; pengklasifikasian/kategorisasi dampak lingkungan dari sub proyek yang diusulkan (lihat Tabel 4.1.), perumusan dokumen SOP, UKL/UPL atau AMDAL (KA-ANDAL, ANDAL dan RKL/RPL), pelaksanaan dan pemantauan pelaksanaan.

Prinsi-prinsip dasar pengamanan (safeguard) adalah sebagai berikut ini:

1. Semua pihak terkait RPIJM wajib memahami, menyepakati dan melaksanakan dengan baik dan konsisten kerangka pengamanan lingkungan dan sosial.

2. Perkuatan kapasitas lembaga pelaksana diperlukan agar pelaksanaan kerangka pengamanan dapat dilakukan secara lebih efektif.

3. Kerangka safeguard harus dirancang sesederhana mungkin, mudah dimengerti, jelas kaitannnya dengan tahap-tahap investasi, dan dapat dijalankan sesuai prinsip dalam kerangka proyek.

(9)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV - 9

4. Prinsip utama safeguard adalah untuk menjamin program investasi infrastruktur tidak mengakibatkan dampak negatif yang serius. Bila terjadi dampak negatif maka perlu dipastikan adanya upaya mitigasi yang dapat meminimalkan dampak negatif tersebut, baik pada tahap perencanaan persiapan maupun tahapan pelaksanaannya.

5. Diharapkan RPIJM tidak membiayai kegiatan investasi yang karena kondisi lokal tertentu tidak memungkinkan terjadinya konsultasi safeguard dengan warga yang secara potensial dipengaruhi dampak lingkungan atau (PAP-Potentially Affected

People) warga terasing dan rentan (IVP-Isolated and Vlnerable People) atau warga

yang terkena dampak pemindahan (DP-Displaced People), secara memadai.

6. Untuk memastikan bahwa safeguard dilaksanakan dengan baik dan benar, maka diperlukan tahap-tahap sebagai berikut:

Setiap keputusan, laporan dan draft perencanaan final yang berkaitan denga kerangka safeguard harus dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak, harus mendapatkan kesempatan untuk ikut mengambil keputusan dan menyampaikan aspirasi dan/atau keberatannya atas rencana investasi yang berpotensi dapat menimbulkan dampak negatif tau tidak diinginkan bagi mereka.

Tabel 4.1

Kategori Pendugaan Dampak Lingkungan

Kategori Dampak Persyaratan Pemerintah

A

Sub proyek dapat mengakibatkan dampak lingkungan yang buruk, berkaitan dengan kepekaan dan keragaman dampak yang ditimbulkan, upaya pemulihan kembali sangat sulit dilakukan

ANDAL dan RKL/RPL*

B

Sub proyek dengan ukuran dan volume kecil, mengakibatkan dampak lingkungan akan tetapi upaya pemulihannya sangat mungkin dilakukan

UKL/UPL C Sub proyek yang tidak memiliki komponen konstruksi dan tidak

mengakibatkan pencemaran udara, tanah dan air. Tidak ada

Catatan:

ANDAL : Analisis Dampak Lingkungan RPL : Rencana Pemantauan Lingkungan UKL : Upaya Pengelolaan Lingkunga UPL : Upaya Pemantauan Lingkungan

* Lihat lampiran bagian III: SK Menteri Lingkungan Hidup No. 17/2001;SK Menteri PU No. 17/KPTS?M/2003; UU No. 23/1997, Pasal 15(1); dan PP No.27/1999, pasal 5(1).

7. Untuk memastikan bahwa safeguard dilaksanakan dengan baik dan benar, maka diperlukan tahap-tahap sebagai berikut:

(10)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

10 8. Setiap keputusan, laporan dan draft perencanaan final yang berkaitan denga kerangka

safeguard harus dikonsultasikan dan didiseminasikan secara luas terutama kepada warga yang berpotensi terkena dampak, harus mendapatkan kesempatan untuk ikut mengambil keputusan dan menyampaikan aspirasi dan/atau keberatannya atas rencana investasi yang berpotensi dapat menimbulkan dampak negatif tau tidak diinginkan bagi mereka.

Selain ketentuan terkait dengan penyediaan tanah/lahan, ketentuan/peraturan lain yang menjadi persyaratan pelaksanaan pembangunan infrastruktur adalah adanya perlindungan/ pelestarian terhadap dampak lingkungan. Prinsip-prinsip dasar dalam penilaian kelayakan lingkungan adalah :

1). Usulan yang diajukan sedapat mungkin menghindari atau mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

2). Usulan tersebut harus mengacu pada Rencana Umum Tata Ruang (RUTR) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR),

3). Usulan yang membawa dampak negatif terhadap lingkungan, dilengkapi dengan perencanaan pengelolaan dampak.

Ukuran dan standar keluarannya adalah : Ada/tidaknya kegiatan yang dibangun atau bahan bangunan yang digunakan tidak termasuk dalam Daftar/List Negatif yang telah ditetapkan; Ada/tidaknya Dampak negatif terhadap Lingkungan dari bangunan yang dibangun; Tersedia atau tidaknya tindakan antisipasi/pengamanan dampak negatif sosial dan lingkungan sesuai dengan prosedur dan ketentuan perundang-undangan.;

Prinsip dasar yang melandasi pengendalian dampak lingkungan dalam program ini adalah meminimumkan efek negatif dan memaksimumkan dampak positif dari setiap kegiatan konstruksi (termasuk dampak negatif atas pembebasan lahan). Oleh sebab itu, maka pendekatan penanganan pengamaman dampak (safeguards) kegiatan, akan dilakukan melalui : a). Desain perencanaan teknis bangunan yang mengacu pada kriteria desain/standar teknis pembangunan infrastruktur yang telah ditetapkan instansi teknis seperti Departemen Pekerjaan Umum; dan b). Pemeriksaan terhadap dampak lingkungan kegiatan skala kecil/sederhana melalui prosedur khusus atau prosedur operasi standar/POS untuk setiap kegiatan infrastruktur yang diusulkan, yaitu Daftar Periksa/Uji Identifikasi Dampak Lingkungan.

Safeguard pada Bidang Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan

kegiatan yang bertujuan untuk mencapai kondisi masyarakat hidup sehat dan sejahtera dalam lingkungan yang bebas dari pencemaran air limbah permukiman. Air limbah yang

(11)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

11 dimaksud adalah air limbah permukiman (municipial wastewater) yang terdiri dari atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air limbah permukiman ini perlu dikelola agar tidak menimbulkan dampak seperti mencemari air permukaan dan air tanah, disamping sangat beresiko menimbulkan penyakit seperti diare, thypus, kolera dan lain-lain.

AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH

Seluruh program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya yang diusulkan oleh Kabupaten/Kota harus sesuai dan memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut ini.

1. Penilaian lingkungan (environtment assesment) dan rencana mitigasi dampak sub-proyek, dirumuskan dalam bentuk:

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) atau Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) dikombinasikan dengan Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL).

Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL).

Standar Operasi Baku (SOP)

Tergantung pada kategori dampak sub proyek yang dimaksud.

2. AMDAL harus dilihat sebagai alat peningkatan kualitas lingkungan. Format AMDAL atau UKL/UPL merupakan bagian tidak terpisahkan dari analisis teknis, ekonomi, sosial, kelembagaan dan keuangan sub-proyek.

3. Sejauh mungkin, subproyek harus menghindari atau meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. Selaras dengan hal tersebut, sub proyek harus dirancang untuk dapat memberikan dampak positif semaksimal mungkin. Sub proyek yang diperkirakan dapat mengakibatkan dampak negatif yang besar terhadap lingkungan, dan dampak tersebut tidak dapat ditanggulangi melalui rancangan dan konstruksi sedemikian rupa harus dilengkapidengan AMDAL.

4. Usulan program investasi infrastruktur Bidang Cipta Karya tidak dapat dipergunakan mendukung kegiatan yang dapat mengakibatkan dampak negatif terhadap habitat alamiah, warga terasing dan rentan, wilayah yang dilindungi, alur laut internasional atau kawasan sengketa. Disamping itu dari usulan RPIJM juga tidak membiayai pembelian, produksi atau penggunaan:

Bahan-bahan perusak ozon Bahan-bahan mengandung asbes.

(12)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

12 Bahan-bahan mengandung B3

Pestisida, herbisida, dan insektisida. Pembangunan bendungan.

Perusakan kekuayaan budaya. Penebangan kayu.

Penjelasan UKL-UPL, Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH), Dokumen Pemantauan Lingkungan Hidup (DPLH), Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (DPPLH), Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan Hidup (SPPLH), yang disampaikan oleh Tim Teknis AMDAL.

Kegiatan yang diprogramkan dapat menimbulkan dampak atau tidak, sebagai rujukan didasarkan pada Lampiran Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 17/KPTS/M/2003 Tanggal : 3 Februari 2003 seperti terlihat pada Tabel 4.3. Berdasarkan ketentuan-ketentuan yang diatur sebagaimana yang diperlihatkan seperti pada tabel 8.2 tersebut, klasifikasi kegiatan yang dapat menjadi potensi dampak serta upaya penanggulangan/mitigasi dapat dilakukan dapat diperlihatkan seperti pada Tabel 4.4

(13)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

13

Tabel 4.2

Ketentuan Pelaksanaan Amdal (Lampiran Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor : 17/KPTS/M/2003)

NO JENIS USAHA/KEGIATAN SKALA

(BESARAN) DASAR PERTIMBANGAN ALASAN ILMIAH KHUSUS

1.

BENDUNGAN/WADUK

a. Pembangunan Bendungan/waduk

Perubahan bentang alam dan bentuk lahan dan eksploitasi sumber daya alam, penggunaan teknologi yang mempengaruhi lingkungan (aspek keamanan bendungan)

Penurunan cadangan quarry, perubahan ekosistem di hulu dan hilir waduk, penggenangan lahan, property milik masyarakat, ketidak puasan atas kompensasi lahan

Tinggi 6m-< 15m

Atau Luas genangan 50 Ha-< 200 Ha Atau daya tamping 100.000-500.000 M3 b. Rehabilitasi Bendungan/waduk

Proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial dan budaya, penggunaan teknologi yang mempengaruhi lingkungan,

Gangguan pasokan air selama waduk dikeringkan, peningkatan keamanan bendungan

Tinggi > 15m

Atau Luas genangan > 200 Ha

Atau daya tamping > 500.000 M3

2.

DAERAH IRIGASI

a. Pembangunan Daerah Irigasi (Luas areal) 500 Ha s/d < 2000 Ha

Perubahan bentang alam, bentuk lahan. eksploitasi sumber daya air, pemanfaatan SD-Air menimbul-kan pemborosan maupun kemerosotan sumber daya air serta mempengaruhi lingkungan sosial budaya

Perubahan ekosistem kawasan peningkatan pencemaran pestisida, peningkatan potensi erosi dan sedimentasi, peningkatan kebutuhan air irigasi, penurunan cadangan air baku irigasi

b. Rehabilitasi dan Peningkatan daerah irigasi Eksploitasi sumber daya air, pemanfaatannya menimbulkan pemborosan dan kemerosotan sumber daya alam serta mempengaruhi lingkungan sosial budaya

Penurunan pasokan air, konflik pemakaian air, perubahan pola tanam dll

Luas areal >1000 Ha

Atau tambahan luas areal 500 Ha s/d < 1000 Ha c. Pencetakan sawah (luas per kelompok/blok) 200 Ha s/d < 500

Ha

Pengaruhnya terhadap lingkungan sosial budaya maupun lingkungan alami

Perubahan pola tanam, konflik pemakaian air irigasi, peningkatan beban kerja P3A

3.

PENGEMBANGAN RAWA

Reklamasi Rawa Pasang Surut (luas areal) 500 Ha s/d <1000 Ha

Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam atau pelindungan cagar budaya

Perubahan ekosistem kawasan yang mempengaruhi sekitarnya

Reklamasi Rawa Non Pasang Surut/lebak (luas areal)

500 Ha s/d <1000 Ha

Perubahan bentang alam dan bentuk lahan. pengaruhnya terhadap pelestarian kawasan konservasi

Perubahan system tata air, peningkatan frekuensi banjir dihilir

(14)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

14

sumber daya alam atau perlindungan cagar budaya serta sosial ekonomi budaya

4

PEMBANGUNAN PENGAMAN PANTAI DAN PERBAIKAN MUARA SUNGAI

a. Sejajar Pantai - tembok/sea wall/revetment

(Panjang) > 1 Km

Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, pengaruhnya terhadap lingkungan sosial budaya

Penurunan stabilitas pantai bagian kiri dan kanan, perubahan estetika, penurunan asset budaya

b. Tegak Lurus - Groin, breakwater (Panjang) 10m s/d < 500 m Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, pengaruhnya terhadap lingkungan sosial budaya

Perubahan keseimbangan pantai yang cenderung merusak sekitamya, perubahan estetika pantai, penurunan nilai asset budaya

5.

NORMALISASI SUNGAI

a. Kota Besar/Metropolitan (panjang atau luas) 1 Km s/d < 5 Km 1 Ha s/d 5 Ha

Perubahan bentang alam dan bentuk lahan,

pengaruhnya terhadap lingkungan sosial ekonomi dan budaya. pengaruh penerapan teknologi pada lingkungan

Perubahan keseimbangan alur sungai, perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang lahannya terpotong proyek

b. Kota Sedang (panjang sungai) 3 Km s/d < 10 Km c. Perdesaan (panjang sungai) 5 Km s/d<15Km

Sodetan Semua Besaran

6.

KANALISASI / KANAL BANJIR

a. Kota Besar/Metropolitan 1 Km s/d < 5 Km

Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, pengaruhnya terhadap lingkungan sosial ekonomi dan budaya

Perubahan keseimbangan alur sungai, kestabilan dasar dan tebing sungai, perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang lahannya terpotong kanal

Panjang kanal 2 Ha s/d 5 Ha

Atau luas pembebasan lahan 2 Ha s/d 5 Ha b. Kota Sedang (panjang kanal) 3 Km s/d < 10 Km c. Perdesaan (panjang kanal) 5 Km s/d < 15 Km

7

JALAN TOL/LAYANG (FLYOVER)

a. Pembangunan jalan layang dan sub way (panjang) < 2 Km

Perubahan bentang a!am dan bentuk lahan, pengamhnya terhadap lingkungan fisik-kimia dan biologi serta sosial ekonomi budaya

Bangkitan LHR, kemacetan lalu lintas, kebisingan, getaran, emisi gas buang, gangguan visual, ketidak puasan atas nilai kompensasi lahan

b. Peningkatan jalan tol dengan pembebasan lahan

(panjang) Semua Besaran

c. Peningkatan Jalan tol tanpa pembebasan lahan

(panjang) >5 Km

8.

JALAN RAYA

a. Bangunan/peningkatan jalan dengan pelebaran diluar DAMIJA Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, pengaruhnya terhadap lingkungan fisik-kimia dan

Bangkitan LHR, kebisingan, getaran, emisi gas buang, gangguan visual, gangguan lalu lintas setempat, a-1. Kota Besar/Metropolitan

(15)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

15

- Panjang 1 Km s/d <5 Km biologi serta sosial ekonomi budaya perubahan system aliran permukaan.

- Atau luas 2 Ha s/d < 5 Ha

a-2. Kota Sedang

- Panjang 3 Km s/d <10 Km

- Atau luas 5 ha s/d 10 Ha

a-3. Perdesaan -inter urban (panjang) 5 Km s/d <30 Km b. Peningkatan dengan pelebaran didalam DAMIJA

b-1. Kota Besar/Metropolitan -Arteri/ kolektor

(panjang) > = 10 Km

9.

JEMBATAN (Pembangunan Baru)

Kota Besar (panjang) > = 20 m

Perubahan bentang alam dan bentuk lahan. pengaruhnya terhadap lingkungan fisik-kimiawi-biologi dan sosial ekonomi

Gangguan terhadap pengaliran sungai, Bangkitan LHR, kemacetan lalu lintas, kebisingan, getaran, emisi gas buang, gangguan visual, ketidak puasan atas nilai kompensasi lahan,

Kota Sedang kebawah (panjang) > = 60 m

10.

PERSAMPAHAN

a. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan system control landfill atau

Sanitary landfill Perubahan bentang alam dan bentuk lahan. pengaruh penggunaan teknologinya terhadap lingkungan fisik-kimia dan sosial ekonomi budaya, introduksi jenis hewan

Gangguan kesehatan, estetika, bau, asap pembakaran, emisi bio gas (H2S, NOx. SOx.COx, dioxin), pencemaran air tanah maupun air permukaan oleh

Luas < 10 Ha

Kapasitas < 10.000 ton

b. TPA didaerah pasang surut

- Luas < 5 Ha

kedalam proses pembusukan, kecuali untuk lokasi yang berada di bantaran sungai

Tidak dibangun di sekitar sungai / berbatasan langsung dengan sungai

leachate (air lindi), gangguan cacing), gangguan lalat, keluhan penduduk sekitar terhadap keberadaan tempat pembuangan sampah disekitar dll

- Kapasitas < 5.000 ton

b. Pembangunan Transfer Station (kapsitas

operasionai) < 1000 ton/hari

c. Pembangunan Incenerator Semua Ukuran d. Bangunan Komposting dan daur ulang (kapasitas

sampah baku)

> 4 ton/hari > 500 m2

11.

PEMBANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

a. Kota Metropolitan (luas) 2 Ha s/d < 25 Ha Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, eksploitasi dan pemanfaatan sumber daya alam. yang

Perubahan tata guna lahan skala kawasan, pembahan daya dukung dan tingkat pelayanan kota, bangkitan b. Kota Besar (luas) 2 Ha s/d < 50 Ha

(16)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

16

c. Kota Sedang, kecil (luas) 2 Ha s/d < 100 Ha

menimbulkan pemborosan & kemerosotan, pengaruhnya terhadap lingkungan fisik-kimiawi, biologi, sosial ekonomi dan budaya

LHR, bangkitan sampah dan limbah, pembahan tingkat konsumsi air bersih, pembahan koeffisien KDB & KLB, pembahan volume run-off, perubahan kawasan resapan air, kesenjangan sosial dengan masyarakat sekitar

12.

PEREMAJAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

a. Kota Metropolitan & Besar > = 1 Ha

Perubahan bentuk lahan. pengaruhnya terhadap lingkungan sosial, ekonomi dan budaya dan pelestarian cagar budaya

Pembahan kepadatan penduduk. perubahan tingkat pelayanan prasarana & sarana kota. perubahan kondisi sosial ekonomi dan budaya, kehilangan bangunan bersejarah atau peningkatan nilai asset bangunan bersejarah

b. Kota Sedang > = 2Ha

c. Revitalisasi kawasan (memfungsikan kembali

kawasan) > = 1 Ha

13.

PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) DAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL)

IPLT < 2 Ha Perubahan bentuk lahan, pengaruh proses teknologi terhadap Iingkungan fisik, kimiawi, biologi, sosial, ekonomi dan budaya

Gangguan kesehatan, estetika, bau, pembahan kualitas air tanah maupun air permukaan sekitar PILT/IPAL, pembahan pola mata pencaharian masyarakat sekitar

IPAL < 3 Ha

14.

PEMBANGUNAN SISTEM PERPIPAAN AIR LIMBAH (SEWERAGE)

Kota Besar/ Metropolitan (luas Layanan) < 500 Ha

Penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungsn fisik-kimiawi, proses dan hasil kegiatannya memperngaruhi lingkungan

Gangguan lalu lintas, kerusakan prasarana dan sarana umum.ketidak puasan atas nilai kompensasi

15.

DRAINASE PERMUKIMAN PERKOTAAN

a. Pembangunan saluran di Kota Besar & Metropolitan

Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik-kimiawi. proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial, ekonomi dan budaya

Gangguan lalu lintas, kerusakan prasarana dan sarana umum. ketidak puasan atas nilai kompensasi kerusakan property atau kompensasi pembebasan lahan,

perubahan kualitas air di bagian hilir saluran. *) Pembangunan drainase sekunder dan tertier di kota sedang kemungkinan melewati pemukiman padat

- Drainase Utama (panjang) < 5 Km - Drainase Sekunder dan Tertier (panjang) 1 Km-5 Km b. Pembangunan Saluran di Kota Sedang

Drainase Utama (panjang) < 10 Km Drainase Sekunder dan Tertier (panjang) 2 Km -10 Km *) c. Pembangunan Saluran di Kota Kecil (panjang) > 5 Km

16.

PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG Meliputi apartemen / perkantoran dan Rumah Sakit

Kelas A, B, C

(luas lantai) < 10.000 m2

Perubahan bentuk lahan. proses teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik-kimia, hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial, ekonomi, budaya,

Gangguan lalu lintas, kebisingan. kesehatan, getaran, gangguan genangan local (dewatering). gangguan cahaya, kebakaran. bangkitan LHR, Air limbah,

(17)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

17

flora fauna, penubahan intensitas bangunan gedung terhadap lingkungan

Sampan, peningkatan kebutuhan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan (air bersih, air limbah, jalan akses, drainase, area parkir), perubahan KDB, KLB, peningkatan kaki lima (PKL), peningkatan emisi gas, bahan yang bersifat ozon

17

AIR BERSIH PERKOTAAN

a. Pembangunan jaringan distribusi (luas layanan) 100 Ha s/d <500 Ha

Penerapan teknotoginya mempengaruhi lingkungan fisik-kimiawi. proses dan hasilnya mempengafuhl lingkungan sosial budaya, eksploitasi Sumber Daya Air yang pemanfaatannya berpotensi menimbulkan pemborosan maupun kerusakan sumber daya alam, ekologi waduk

Gangguan lalu lintas, kecemburuan sosial antar konsumen air bersih, konflik pemakaian sumber daya air, perubahan pasokan air, penurunan muka tanah (land subsident) akibat penyedotan air tanah yang berlebihan, intrusi air asin, perubahan kualitas air di badan penerima limbah hasil proses pengolahan air *) Skala Besaran wajib UKL/UPL untuk pengambilan dari mata air > 5 l/dt s/d < 50 l/dt (khususnya di P. Jawa dan pulau-pulau kecil lainnya)

*) Sepanjang belum diatur oleh Instansi yang berwenang b. Pembangunan Jaringan pipa transmisi (panjang) 2 Km s/d <10 Km

c. Pengambilan airbaku dan sungai, danau dan sumber air lainnya (debit)

50 l/dt s/d <250 l/dt*) d. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air dengan

pengolahan lengkap (debit) >50 l/dt e. Pengambilan air tanah dalam (debit) > 5 l/dt dan < 50 l/dt

18.

PEMBANGUNAN KAWASAN TERPADU

Pembangunan meliputi Permukiman, Perkantoran, pendidikan, Olah Raga, Kesehatan, Tempat Ibadah, Pusat Perdagangan & Perbelanjaan

Luas lahan 5 Ha

Perubahan bentuk lahan. penerapan teknologinya mempergaruhi lingkungan fisik-kimia, biologi, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial. ekonomi dan budaya

Gangguan lalu lintas, kebisingan, getaran, genangan local, bangkitan LHR, sampah, air limbah, peningkatan kebutuhan pelayanan prasarana dan sarana perkotaan (air bersih, sanitasi, sampah, drainase, areal parker), perubahan KLB, KDB, peningkatan PKL

Atau luas lantai bangunan < 10.000 m2

19.

PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN UNTUK PEMINDAHAN PENDUDUK DAN ATAU PERMUKIMAN KEMBALI

a.Jumlah penduduk yang dipindahkan 50KK - 200KK

Perubahan bentang alam dan bentuk lahan, eksploitasi sumber daya alam, proses dan hasilnya mempengaruhi lingkungan sosial ekonomi, budaya, penerapan teknologinya mempengaruhi lingkungan fisik-kimia-biologi, mempengaruhi pelestarian kawasan konservasi sumber daya alam

Perubahan tata guna lahan kawasan, ketidak puasan atas pemberian kompensasi penggantian dan bangunan, adaptasi dengan penduduk sekitar. perubahan ekosistem kawasan, perubahan daya dukung kawasan (lahan, sumber daya air, pertanian, kehutanan, perkebunan dll), perubahan koefisien run off, perubahan KDB, KLB Catatan:

*)Kedalam kegiatan ini termasuk kawasan yang dipersiapkan untuk menampung pengungsi dan memukimkan kembali, penduduk yang dipindahkan akibat pembangunan proyek misalnya waduk, jalan, bencana alam dan bencana sosial, dll. b. Atau luas lahan kawasan 2 Ha - 100 Ha

(18)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

18

Tabel 4.3

Pengelolaan Dampak Kegiatan

No POTENSI/SUMBER DAMPAK

NEGATIF ALTERNATIF UPAYA PENANGGULANGAN/MITIGASI

PRASARANA JALAN, JEMBATAN, GORONG-GORONG, TAMBATAN PERAHU

1

Resiko Longsor akibat Kegiatan Galian/Timbunan Tanah diarea lereng/tebing

Pemindahan trase/jalur jalan atau bangunan ke tempat lain yang lebih aman

Batasi pemindahan tanah hanya pada musin kering/panas Dibangun tanggul atau turap penahan

Tampingan diperlandai

Penanaman Vegetasi/jerami didaerah kemiringan

Dipasang pelindung tebing diarea terkena arus sungai/pantai 2 Jembatan mengganggu lalu lintas

perahu Perletakan jembatan diperbaiki/disesuaikan 3 Jembatan/T.Perahu merubah

arah/aliran sungai

Tata letak dipindahkan untuk menghindari masalah Perletakan jembatan diperbaiki/disesuaikan

Dipasang pelindung tebing diarea terkena arus sungai/pantai 4 Meningkatnya erosi pada tebing Tampingan diperlandai

Penanaman Vegetasi/jerami didaerah kemiringan

5 Meningkatnya erosi pada saluran pinggir/samping

Dasar saluran diperlandai

Dipasang penahan pelindung tebing saluran

Dipasang gorong2 bantu untuk mengurangi debit (sub drainase) Perkerasan khusus pada badan jalan disekitar saluran, seperti beton, aspal, dll.

6 Jalan tanah meningkatkan debu

Permukaan jalan dipadatkan

Permukaan jalan diberikan perkerasan dari bahan berbutir kasar (kerikil/sirtu)

7 Jalan menutup/memotong aliran air

alamiah/drainase Dipasang gorong2 sesuai aliran alamiah/drainase 8 Saluran samping/drainase terjadi

pendangkalan/ sedimentasi

Drainase dibuat dari bahan pasangan batu/bata atau beton Drainase dibuat mengikuti kemiringan alamiah

Drainase dibuat sampai ketempat pembuangan atau saluran kota yang ada (terintegrasi)

9 Jalan baru akan menebang banyak

pohon-pohon Pemindahan trase/jalur jalan ke tempat lain yang lebih aman 10

Tidak ada pembuangan akhir /ada genangan air dari drainase/Gorong-gorong

Drainase dibuat sampai ketempat pembuangan akhir (seperti sungai, laut) atau terintegrasi dengan Sistem Drainase kota;

11 Bangunan tidak nyaman/aman

Dibuat pagar pengaman pada Tikungan Jalan yang tajam Dibuat penahan longsor diderah tebing/lereng atau badan jalan Dibuat pagar pengaman pada jembatan dan di pintu masuk/ keluar jembatan (kiri+kanan)

Dibuat tembok pengaman pada gorong-gorong (kiri+kanan) 12 Belum terjamin O&P kegiatan Dibentuk O&P kegiatan dan ada rencana kegiatan pemeliharaan

(19)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

19

No POTENSI/SUMBER DAMPAK

NEGATIF ALTERNATIF UPAYA PENANGGULANGAN/MITIGASI

PRASARANA IRIGASI

1

Resiko Longsor akibat Kegiatan Galian/Timbunan Tanah di area lereng/tebing

Pemindahan jalur Saluran atau bangunan ke tempat lain yang lebih aman

Batasi pemindahan tanah hanya pada musin kering/panas Dibangun tanggul atau turap penahan

Tampingan diperlandai

Penanaman Vegetasi/jerami didaerah kemiringan

Dipasang pelindung tebing diarea terkena arus sungai/pantai 2 Meningkatnya erosi pada tebing atau

dinding saluran tanah

Tampingan diperlandai

Penanaman Vegetasi/jerami di daerah kemiringan Dipasang penahan pelindung tebing saluran 3 Konsentrasi air tidak terkendali

disaluran/sawah

Pengaturan penggunaan Air Dibuat pintu-pintu air 4

Saluran terjadi

pendangkalan/sedimentasi akibat erosi dari dinding sal. Tanah/Tebing

Dasar saluran diperlandai

Saluran dibuat dari bahan pasangan batu atau beton Saluran dibuat mengikuti kemiringan alamiah

Saluran pembuangan dibuat sampai ketempat pembuangan 5 Belum terjamin O&P kegiatan Dibentuk O&P kegiatan dan ada kegiatan pemeliharaan

PRASARANA AIR BERSIH

1 Galian Sumur (sumur dangkal) longsor

Dibuat turap penahan tanah

Dinding Sumur menggunakan Cincin Beton 2

Galian sumur dalam/bor bisa memunculkan bahan2 tambang yang bisa berbahaya, seperti minyak,gas

Koordinasi dengan dinas pertambangan & geologi/ instansi terkait sebelum kegiatan dimulai;

3

Kualitas air sumur bercampur mineral/bahan2 berbahaya bagi kesehatan

Dilakukan Pengujian kualitas air sebelum dimanfaatkan 4 Sumur Gali (sumur dangkal) longsor Dinding Sumur dibuat menggunakan Cincin Beton 5 Sumur terlalu dekat dengan

MCK/WC Lokasi Sumur dan Septicktank/Resapan minimal 11 meter 6 Air Sumur tercampur air

permukaan/Air Rembesan

Dibuat bibir sumur yang cukup tinggi

Lokasi Sumur dicari tempat yang tidak sering banjir

7 Mata Air tercampur air permukaan Dibuat Pelindung disekitar mata air untuk mencegah air masuk Daerah sekitar mata air diberi pelindung jalur hijau

8 Belum terjamin O&P kegiatan Dibentuk O&P kegiatan dan ada kegiatan pemeliharaan

PRASARANA MCK, JAMBAN, SALURAN LIMBAH RUMAHTANGGA

1

Tidak ada saluran pembungan limbah cair domestik (MCK, Jamban, Air Cucian Dapur,dsb)

Dibuat saluran pembuangan sampai ketempat pembuangan atau drainase yang ada

Dibuat Septictank dan Resapan untuk MCK/Jamban 2

Pipa sanitasi dipermukaan tanah yang sangat rawan thd sinar matahari, terinjak, dan kenakalan manusia

Tanam pipa sanitasi dari kakus keseptictank

Buat Lubang Kontrol dan Pipa Udara untuk septicktank 3

Bangunan MCK, Jamban, Drainase air limbah, tidak sesuai standar teknis

Desain/Spesifikasi teknis disesuaikan dengan ketentuan standar teknis bangunan

4 Septicktank/Resapan MCK/WC terlalu dekat dengan Sumur.

Jarak lokasi Septicktank/Resapan dengan Sumur minimal 11 meter

(20)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

20

No POTENSI/SUMBER DAMPAK

NEGATIF ALTERNATIF UPAYA PENANGGULANGAN/MITIGASI

sesuai jenis tanah tanah 6

Tidak ada pembuangan akhir dari saluran MCK, WC, Saluran Limbah Rumah Tangga/ada genangan air

Dibuat Drainase sampai ketempat pembuangan akhir (seperti sungai, laut) atau terintegrasi dengan Sistem Drainase kota; 7 Belum terjamin O&P kegiatan Dibentuk O&P kegiatan dan ada rencana kegiatan pemeliharaan

PRASARANA DRAINASE PERMUKIMAN

1.

Resiko Longsor akibat Kegiatan Galian/Timbunan Tanah diarea lereng/tebing

Pemindahan jalur atau bangunan ke tempat lain yang lebih aman Batasi pemindahan tanah hanya pada musin kering/panas Dibangun tanggul atau turap penahan

Tampingan diperlandai

Penanaman Vegetasi/jerami didaerah kemiringan Dipasang penahan pelindung tebing saluran 2 Meningkatnya erosi pada tebing

Tampingan diperlandai

Penanaman Vegetasi/jerami di daerah kemiringan Dipasang penahan pelindung tebing saluran

3

Saluran terjadi pendangkalan/sedimentasi akibat erosi dari dinding sal. Tanah/Tebing

Dasar saluran diperlandai

Saluran dibuat dari bahan pasangan batu atau beton Saluran dibuat mengikuti kemiringan alamiah

Saluran pembuangan dibuat sampai ketempat pembuangan 4 Tidak ada pembuangan akhir

drainase/ada genangan air

Drainase dibuat sampai ketempat pembuangan akhir (seperti sungai, laut) atau terintegrasi dengan Sistem Drainase kota; 5 Bangunan Drainase Tiidak sesuai

standar teknis

Desain/Spesifikasi teknis disesuaikan dengan ketentuan standar teknis bangunan

6 Belum terjamin O&P kegiatan Dibentuk O&P kegiatan dan ada kegiatan pemeliharaan

PRASARANA PERSAMPAHAN

1 Bangunan Sampah Tiidak sesuai standar teknis

Desain/Spesifikasi teknis disesuaikan dengan ketentuan standar teknis bangunan

2 Tidak ada Pembuangan Sampah dari

TPS TPS dibuat terintegrasi dengan Sistem persampahan kota; 3 Belum terjamin O&P kegiatan

Persampahan Dibentuk O&P kegiatan dan ada kegiatan pemeliharaan Sumber : pedoman pelakanaan pnpm mandiri perkotaan

4.3.2 Aspek Sosial Ekonomi

Aspek sosial ekonomi dalam penyelenggaraan pembangunan sangat perlu dipertimbangan, karena akan langsung berdampak terhadap masyarakat. Penyelenggaraan pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya terkait dengan kebutuhan masyarakat agar dapat tumbuh dan berkembang kerarah yang lebih baik dalam lingkungan yang sehat, berjatidiri dan

(21)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

21

berkelanjutan. Dalam konteks ini, masyarakat dipandang sebagai objek, karena itu yang menjadi titik tekan penyediaan infrastruktur adalah kebutuhan mereka. Namun seingkali dalam penyediaannya dapat berimplikasi cukup luas. Karena itu dalam aspek sosial ini perlu dipertimbangkan berbagai dampak negatif dari investasi program infrastruktur agar tidak mengakibatkan dampak negatif yang serius yang tidak dapat diperbaiki/dipulihkan. Apabila diduga terjadi dampak negati maka, perlu dipastikan adanya upaya mitigasi yang dapat meminimalkan dampak negatif tersebut, baik pada tahap perencanaan, persipan maupun tahap pelaksanaan serta pengoperasian dan pemeliharaan, guna mendukung pembangunan infrastruktur. Untuk kepentingan tersebut, terdapat beberapa prinsip dasar yang perlu dicermati sebagai berikut:

1. Menempatkan masyarakat sebagai pelaku (ujung tombak) dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi (termasuk dalam penyediaan infrastruktur).

2. Memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pemelihataan (Pemerintah sebagai fasilitator dan hormati hak masyarakat, serta kearifan lokal/keberagaman budayanya).

3. Mendorong agar stakeholder mampu bertindak secara transparan, akuntabel, dan professional dalam perencanaan dan pelaksanaan.

4. Mendorong perkuatan kelembagaan yang mewadahi berbagai aspirasi dari berbagai stakeholder.

Prinsip-prinsip dasar tersebut dimaksudkan agar masyarakat sebagai subjek dan juga objek pembangunan, dapat turut serta dalam menentukan nasibnya. Artinya, setiap tahapan penyelenggaraan pembangunan, membutuhkan peranserta masyarakat. Keterlibatan masyarakat dapat diidentifikasi sebagai berikut:

Masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama dan seluas-luasnya untuk berperan aktif dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Peran masyarakat dapat berupa: a. pengawasan sosial;

b. pemberian saran, pendapat, usul, keberatan, pengaduan; dan/atau c. penyampaian informasi dan/atau laporan.

Peran masyarakat dilakukan untuk :

a. meningkatkan kepedulian dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. b. meningkatkan kemandirian, keberdayaan masyarakat, dan kemitraan;

c. menumbuhkembangkan kemampuan dan kepeloporan masyarakat;

d. menumbuhkembangkan ketanggapan masyarakat untuk melakukan pengawasan sosial;

(22)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

22

e. mengembangkan dan menjaga budaya dan kearifan lokal dalam rangka pelestarian lingkungan hidup.

f. Meningkatkan kegiatan perekonomian yang berdampak pada kemajuan wilayah.

Secara substansial, aspek sosial yang akan dikaji dalam konteks peranserta masyarakat dalam penyediaan infrastruktur Bidang Cipta Karya ini adalah:

Aspek Sosial Ekonomi Pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Aspek Sosial Ekonomi Pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Aspek Sosial Ekonomi Pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

a. Aspek Sosial Ekonomi Pada Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Penyediaan infrastruktur sangat berpengaruh dalam meningkatkan tarap hidup yang lebih baik dalam lingkungan yang sehat, berjatidiri dan berkelanjutan. Dalam konteks tersebut, terdapat beberapa komponen sosial ekonomi yang perlu diperhatikan dalam penyelenggaraan program, yaitu: “berupaya untuk melakukan pencegahan terhadap dampak sosial di satu pihak, dan di lain pihak, melakukan penanganan dan sekaligus solusi terhadap dampak sosial yang terjadi serta pembangunan yang dilaksanakan memberikan dampak positif dalam peningkatan perekonomian”. Beberapa kemungkinan dampak sosial ekonomi dan tindakan yang perlu dilakukan adalah:

1. Setiap kegiatan masing-masing sektor harus didasarkan pada Rencana Induk/Master Plan Dokumen yang dimaksud diperlukan sebagai dasar konsepsional dan menjadi rujukan perencanaan selanjutnya. Dokumen ini perlu disosialisasikan kepada pihak-pihak terkait secara berjenjang sesuai dengan level/tingkatan yang menjadi lingkup tugasnya masing-masing.

Sejauh ini, dokumen-dokumen sektoral tersebut masih belum dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bengkulu Tengah. Untuk itu perlu didorong agar terjadi peningkatan kapasitas institusional pemerintah, swasta dan masyarakat.

2. Setiap Dokumen Perencanaan dan usulan pembangunan perlu dilakukan Konsultasi Tingkat Daerah

Tahapan ini perlu dilakukan sebagai upaya kanalisasi aspirasi berbagai pihak terkait, terutama masyarakat, agar dapat meyalurkan aspirasinya dan mengungkapkan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh kegiatan pembangunan didaerahnya. Pelaksanaan ini sebagai wujud pelaksanaan penyelenggaraan pembangunan yang baik (good governance), yang dilakukan dalam rangka :

(23)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

23 Masyarakat bisa menyalurkan keinginan dan tuntutannya kepada pemerintah . Terlibat aktif dalam proses pembuatan keputusan

Pelaksana utama kebijakan

3. Setiap usulan kegiatan perlu dilengkapi jastifikasi teksnis 4. Perlu dilakukan Pelembagaan (institusionalization)

Pelembagaan ini perlu dilakukan dalamrangka pelaksanaan prinsip-prinsip keberlajutan dalam proses partisipasi dengan semangat dialogis yang sesuai dengan kebutuhan, potensi dan peruntukannya suatu program pembangunan dirancang. Selain dari itu, pelembagaan ini juga dapat dijadikan indikator kinerja.

b. Aspek Sosial Ekonomi pada Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya Pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya secara lokasi, besaran kegiatan, dan durasi berdampak terhadap masyarakat. Untuk meminimalisir terjadinya konflik dengan masyarakat penerima dampak maka perlu dilakukan beberapa langkah antisipasi antara lain:

1. prasarana harus dapat dipastikan bahwa tapak (site) yang akan dipergunakan telah memiliki status lahan yang jelas. Terkait dengan hal ini, pengadaan lahan dan pemberian kompensasi untuk tanah dan bangunan telah dilakukan satu tahun sebelum pelaksanaan fisik kegiatan dilakukan. Demikianjuga halnya apabila terdapat dengan pemindahan penduduk (resettlement) harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga penduduk yang terpindahkan mendapat peluang ikut menikmati manfaat proyek. Hal ini termasuk mendapat kompensasi yang wajar atas kerugian, serta bantuan dalam pemindahan dan pembangunan kembali kehidupannya di lokasi yang baru

2. Setiap kegiatan yang akan dibangun perlu tersosialisasikan sebelum pelaksanaan dilakukan. Apabila dimungkinkan, dilakukan proses dialogis dalam rangka mencari umpan balik (padback) yang sesuai dengan kebutuhan dan peruntukan program.

3. Sebelum pelaksanaan kegiatan, pihak pelaksana melakukan pengecekan kepada pihak terkait mengenai kebenaran kepemilikan dan status lahan.

c. Aspek Sosial Ekonomi pada Pasca Pelaksanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Output kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya seharusnya memberi manfaat bagi masyarakat. Manfaat tersebut diharapkan minimal dapat terlihat secara kasat mata dan secara sederhana dapat terukur. Dalam kaitan ini, peranserta masyarakat yang dapat dilakukan Pasca Pembangunan antara lain adalah:

(24)

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) KABUPATEN BENGKULU TENGAH TAHUN 2017-2021

DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN BENGKULU TENGAH IV -

24

1. Membangun mitra lokal dalam rangka pengendalian dan pengelolaan atas asset properti bangunan dan lingkungan agar dapat berjalan sebagaimana yang telah ditetapkan secara terkendali dan menerus. Mitra lokal ini sebagai katalisator pembangunan yang dapat menjembatani kepentingan antar stakeholders, yang secara kelembagaan dapat diintegrasikan dengan aspek pelembagaan (institusionalization) pada tapan perencanaan. 2. Pengembangan institusional mitra lokal, dimaksudkan agar mitra lokal mempunyai

kompetensi berupa; partisipasi dan ketrampilan teknis dalam melakukan fasilitasi pengendalian dan pengelolaan aset

3. Pasca pembangunan infrastruktur diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. .

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan instrumen penilaian ini akan difokuskan kepada tes bersifat formatif yang dalikukan untuk mengevaluasi hasil belajar anak setelah memperoleh materi dari

Merupakan teknik pengumpulan data dengan cara menanyakan langsung kepada staf/ karyawan instansi mengenai informasi/ data yang diperlukan dalam membuat tugas akhir tentang

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis untuk efektivitas pajak daerah keseluruhan pajak daerah selalu mencapai target, namun untuk masing – masing pajak

diberikan kewenangan oleh peraturan perundang-undangan untuk membentuk peradilan khusus sengketa pemilihan umum kepala daerah, maka dapat meminimalisir kesalahan, karena

Syok Hipovolemik Penurunan volume intravaskuler ↓curah jantung Perembesan cairan interstisial Aldosteron, ADH ↑ volume ↑ curah jantung Kehilangan cairan berlanjut ↓

17.1 Penyedia berkewajiban untuk memulai pelaksanaan pekerjaan pada Tanggal Mulai Kerja, dan melaksanakan pekerjaan sesuai dengan program mutu, serta melaksanakan

Pengumuman kelima tim yang lolos seleksi berkas tanggal 08 November 2012 melalui telepon oleh panitia dan pengumuman melalui website : gema.sakti1@gmail.com Jika salah satu tim

Jika pencarian tidak berhasil menemukan data yang dicari, maka perlu menambahkan data tersebut ke dalam berkas yang sudah ada, dikenal dengan algoritma pencarian dan penyisipan