PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI, BERPIKIR KRITIS, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur)
SKRIPSI
Oleh
HANUM ATIKA RISWANTI 0613010196/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR
i
Assalamualaikum Wr. Wb
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, sehingga tugas penyusunan skripsi dengan judul : “Pengaruh Kemampuan Komunikasi, Berpikir Kritis, dan Kepribadian Terhadap Pemahaman Akuntansi”, dapat terselesaikan dengan baik.
Adapun maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi sebagian persyaratan agar memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di Surabaya.
Sejak adanya ide sampai pada tahap penyelesaian skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar – besarnya :
1. Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani Ichsanudin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi, selaku Pembantu Dekan I Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, SE, MSi, sebagai Ketua Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Ibu Dra. Diah Hari Suryaningrum, MSi, Ak, sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak meluangkan waktunya dalam memberikan bimbingan, pengarahan, dorongan, serta saram umtuk penulis.
ii
Peneliti menyadari bahwa apa yang telah disajikan di dalam penelitian ini masih banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat diharapkan demi kesempurnaan penelitian ini.
Semoga ALLAH SWT selalu melindungi, memberikan balasan dan segala kebaikan atas semua bantuan kepada peneliti.
Akhir kata semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak demi kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ekonomi. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb
Surabaya, Juli 2010
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ...ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
ABSTRAK ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 9
1.3. Tujuan Penelitian... 9
1.4. Manfaat Penelitian... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 11
2.2. Landasan Teori ... 16
2.2.1. Akuntansi ... 16
2.2.1.1. Pengertian Akuntansi ... 16
2.2.1.2. Bidang-bidang Akuntansi... 18
2.2.2. Akuntansi Keperilakuan ... 20
2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan ... 20
2.2.3.2. Tujuan Pemahaman Akuntansi... 22
2.2.4. Komunikasi ... 23
2.2.4.1. Pengertian Komunikasi... 23
2.2.4.2. Unsur Komunikasi ... 23
2.2.4.3. Tipe Komunikasi... 25
2.2.4.4. Fungsi Komunikasi ... 26
2.2.4.5. Gangguan dan Rintangan Komunikasi ... 27
2.2.5. Berpikir Kritis... 29
2.2.5.1. Pengertian Berpikir Kritis ... 29
2.2.5.2. Karakteristik Pemikir Kritis... 30
2.2.5.3. Cara Berpikir Kritis... 31
2.2.5.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kritis... 31
2.2.5.5. Manfaat Berpikir Kritis... 32
2.2.5.6. Berpikir kritis pada Remaja ... 33
2.2.6. Kepribadian ... 34
2.2.6.1. Pengertian Kepribadian... 34
2.2.6.2. Faktor-faktor Kepribadian ... 36
2.2.6.3. Teori Kepribadian ... 37
Akuntansi... 40
2.2.7.3. Pengaruh Kepribadian terhadap Pemahaman Akuntansi.. 41
2.3. Kerangka Pemikiran ... 42
2.4. Hipotesis ... 43
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 44
3.1.1. Definisi Operasional ... 44
3.1.2. Pengukuran Variabel... 45
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 48
3.2.1. Populasi... 48
3.2.2. Sampel... 48
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 48
3.3.1. Jenis Data ... 49
3.3.2. Sumber Data... 50
3.3.3. Metode Pengumpulan Data... 50
3.4. Uji Kualitas Data ... 51
3.4.1. Uji Validitas ... 51
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 52
3.5.2. Heteroskedasitas ... 53
3.5.3. Autokorelasi... 54
3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis... 54
3.6.1. Teknik Analisis ... 54
3.6.2. Uji Hipotesis ... 55
3.6.2.1. Uji Spesifikasi Model F ... 55
3.6.2.2. Uji t ... 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ... 58
4.1.1. Sejarah Singkat UPN “Veteran” Jawa Timur ... 58
4.1.2. Gambaran Umum Fakultas Ekonomi... 60
4.1.3. Gambaran Umum Program Studi Akuntansi ... 60
4.1.4. Visi dan Misi Program Studi Akuntansi ... 61
4.1.4.1. Visi... 61
4.1.4.2. Misi ... 61
4.2. Deskripsi Sampel Penelitian... 62
4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... 63
4.3.1. Kemampuan Komunikasi... 63
4.4. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 69
4.4.1. Uji Kualitas Data ... 69
4.4.1.1. Uji Validitas ... 69
4.4.1.2. Uji Reliabilitas ... 73
4.4.1.3. Uji Normalitas... 74
4.4.2. Uji Asumsi Klasik ... 75
4.4.2.1. Multikolinearitas ... 75
4.4.2.2. Heterokedasitas ... 76
4.4.3. Analisis Regresi Berganda ... 78
4.4.4. Koefisien Determinasi ... 79
4.4.5. Uji Hipotesis... 80
4.4.5.1. Uji Spesifikasi Model F... 80
4.4.5.2. Uji t ... 81
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian... 83
4.6. Konfirmasi Hasil Penelitian dengan Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 88
4.7. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 89
4.8. Keterbatasan Penelitian ... 91
viii DAFTAR PUSTAKA
Tabel 1.2. IPK hasil Survei Pendahuluan... 7
Tabel 2.1. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 15
Tabel 4.1. Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan jenis Kelamin ... 62
Tabel 4.2. Statistik Deskriptif Responden Berdasarkan Usia ... 62
Tabel 4.3. Statistik Deskriptif Responden berdasarkan IPK... 63
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Kemampuan Komunikasi... 64
Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Berpikir Kritis ... 65
Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Kepribadian... 67
Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi dan Nilai Rata-rata Jawaban Responden Mengenai Variabel Pemahaman Akuntansi... 68
Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Komunikasi... 70
Tabel 4.9. Hasil uji validitas variabel Berpikir Kritis ... 71
Tabel 4.10. Hasil Uji Validitas Variabel Kepribadian ... 72
Tabel 4.11. Hasil Uji Validitas Variabel Pemahaman Akuntansi... 72
Tabel 4.12. Hasil Uji Reliabilitas Masing-masing Variabel ... 74
Tabel 4.13. Hasil Uji Normalitas ... 75
Tabel 4.14. Hasil Uji Multikolinearitas ... 76
Tabel 4.18. Hasil uji F Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 81
Tabel 4.19. Hasil Uji t Variabel Bebas dengan Variabel Terikat... 82
Tabel 4.20. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang ... 89
xi
Lampiran 2.1. Tabulasi Variabel Pemahaman Akuntansi (Y) Lampiran 2.2. Tabulasi Variabel Kemampuan Komunikasi (X1)
Lampiran 2.3. Tabulasi Variabel Berpikir Kritis (X2)
Lampiran 2.4. Tabulasi Variabel Kepribadian (X3)
Lampiran 3.1. Data Uji Validitas Variabel Kemampuan Komunikasi (X1)
Lampiran 3.2. Data Uji Validitas Variabel Berpikir Kritis (X2)
Lampiran 3.3. Data Uji Validitas Variabel Kepribadian (X1)
Lampiran 3.4. Data Uji Validitas Pemahaman Akuntansi (Y) Lampiran 4.1. Data Uji Reliabilitas dan Uji Normalitas
Lampiran 4.2. Data Uji Heterokedastisitas dan Uji Multikolinearitas Lampiran 4.3. Persamaan Regresi
Lampiran 4.4. Uji F dan Uji t
THE EFFECT OF COMMUNICATION SKILLS, CRITICAL THINKING, AND PERSONALITY OF UNDERSTANDING OF ACCOUNTING STUDENTS
(Case Study On Accounting Students UPN "Veteran" East Java)
By :
Hanum Atika Riswanti ABSTRACT
Competition in the world of work today more drastically due to globalization. Accounting higher education as an institution that produces graduates in accounting are required not only to master skills in academics but also the ability in the field of value-added skills in competition in the world of work. In carrying out his work in professional, graduate economics faculty requires sufficient understanding of accounting itself. Understanding accounting is an understanding of a student to understand accounting. Here accounting understanding is measured by value accounting introductory courses, intermediate financial accounting, advanced financial accounting, accounting inspection (audit), and accounting theory.
This research was carried out a survey using primary data from respondents who becomes the object of research. The sample used 61 students of accounting in 2006. Measurement scale used to measure the variables X and Y by using the interval scale that is not only groups but also to measure the magnitude of individual differences in preferences among individuals. While the scale of the preparation technique using semantic difference method (Semantic Differetial Scale). Data were analyzed using multiple linear regression analysis technique with computer tools.
From the analysis it can be concluded that communication skills, critical thinking, and personality influence the understanding of accounting. While critical thinking variables significantly affect students' understanding of accounting. S1 Accounting accounting student understanding is influenced by communication skills, critical thinking, and personality of 68,4%. The rest was influenced by other factors not examined in this study.
Keyword : Communication Skill, Critical Thinking, Personality, and
PENGARUH KEMAMPUAN KOMUNIKASI, BERPIKIR KRITIS, DAN KEPRIBADIAN TERHADAP PEMAHAMAN AKUNTANSI MAHASISWA
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN ”Veteran” Jawa Timur)
Oleh
Hanum Atika Riswanti
ABSTRAK
Persaingan dalam dunia kerja saat ini semakin tajam akibat adanya globalisasi.
Pendidikan tinggi akuntansi sebagai sebuah institusi yang menghasilkan lulusan dalam
bidang akuntansi dituntut tidak hanya menguasai kemampuan di bidang akademik tetapi juga
kemampuan dalam bidang skill yang memiliki nilai tambah dalam persaingan di dunia kerja.
Dalam melaksanakan pekerjaannya secara professional, lulusan fakultas ekonomi ini
membutuhkan pemahaman yang cukup mengenai akuntansi itu sendiri. Pemahaman
akuntansi merupakan pemahaman seorang mahasiswa untuk mengerti tentang akuntansi.
Disini pemahaman akuntansi diukur berdasarkan nilai mata kuliah pengantar akuntansi,
akuntansi keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutan, pemeriksaan akuntansi
(audit), dan teori akuntansi.
Penelitian ini dilaksanakan secara survey yang menggunakan data primer dari
responden yang menjadi obyek penelitian. Sampel yang digunakan sebanyak 61 Mahasiswa
akuntansi tahun 2006. Skala pengukuran yang dipakai untuk mengukur variabel X dan Y
yaitu dengan menggunakan Skala Interval yang tidak hanya mengelompokkan individu
namun juga mengukur besaran perbedaan preferensi antar individu. Sedangkan teknik
penyusunan skala menggunakan metode perbedaan semantik (Semantik Differetial Scale).
Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi linier berganda
dengan alat bantu komputer.
Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan
kepribadian berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi. Sedangkan variabel berpikir kritis
berpengaruh secara signifikan terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa. Pemahaman akuntansi
mahasiswa S1 Akuntansi dipengaruhi oleh kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian
sebesar 68,4 %. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian
ini.
Kata kunci : Kemampuan komunikasi, Berpikir Kritis, Kepribadian, dan Pemahaman
1.1. Latar Belakang Masalah
Persaingan dalam dunia kerja saat ini semakin tajam akibat adanya
globalisasi. Pendidikan tinggi akuntansi sebagai sebuah institusi yang
menghasilkan lulusan dalam bidang akuntansi dituntut tidak hanya
menguasai kemampuan di bidang akademik, tetapi juga kemampuan di
bidang skill sehingga memiliki nilai tambah dalam bersaing di dunia
kerja.
Dalam Program Studi Akuntansi, mahasiswa akan diberi bekal dan
pemahaman yang cukup menganai penyusunan dan pemeriksaan laporan
keuangan, perencanaan perpajakan, dan juga analisis mengenai laporan
keuangan. Sehingga mahasiswa lulusan akuntansi dapat memperoleh
pemahaman akuntansi yang cukup sebagai bekal di masa depan.
Dalam melaksanakan pekerjaanya secara professional, lulusan
fakultas ekonomi sangat membutuhkan pemahaman yang cukup
mengenai akuntansi itu sendiri. Pada umumnya dalam masyarakat
terdapat anggapan bahwa pendidikan tinggi merupakan persiapan untuk
menghadapi kehidupan di masa depan. Dengan memasuki perguruan
tinggi, seorang mahasiswa diharapkan dapat mempersiapkan diri untuk
menyongsong kehidupannya di masa yang akan datang.
Menurut Soewardjono (1999) dalam Ernawati (2007 : 3) menyatakan
bahwa pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang
untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi. Tingkat pemahaman
akuntansi ini dapat diukur dari nilai mata kuliah yang meliputi nilai
pengantar akuntansi, akuntansi keuangan menengah, nilai akuntansi
keuangan lanjutan, nilai pemeriksaan akuntansi, dan nilai teori akuntansi.
Kemampuan komunikasi juga dianggap sebagai faktor penting untuk
mencapai kesuksesan dalam bidang akuntansi. Pada tahun 1993 ICCA
mengeluarkan satuan tugas khusus, yaitu The Skill for The 21th Century
Task Force, untuk meneliti masalah yang berhubungan dengan perubahan
kebutuhan akuntan pada abad-21. Satuan tugas ini menemukan, bahwa di
abad-21, akuntan yang dibutuhkan adalah yang memiliki kompetensi
sebagai berikut : keterampilan akuntansi, keterampilan komunikasi,
keterampilan negoisasi, keterampilan interpersonal, kemampuan
intelektual, pengetahuan manajerial dan organisasi, serta atribut personal.
Penelitian terdahulu membuktikan bahwa kemampuan dalam
berkomunikasi lisan sangat diperlukan oleh para akuntan praktisi.
Kulberg et al (1989) seperti yang dikutip oleh Aly & Islam (2003)
meneliti delapan Kantor Akuntan Publik terbesar (The Big Eight) dan
mengidentifikasi tiga kemampuan yang dibutuhkan agar menjadi sukses
dalam profesi akuntan, yaitu kemampuan interpersonal, kemampuan
Kemampuan komunikasi seseorang dapat meningkatkan
produktivitas individu maupun kelompok. Setiap orang memiliki
kecenderungan terhadap gaya komunikasi tertentu. Hal ini dipengaruhi
oleh perpaduan antara hereditas dan faktor lingkungan seseorang. Lebih
jauh, proses komunikasi seseorang dipengaruhi oleh gaya komunikasi.
Gaya komunikasi merupakan kombinasi dari berbagai komponen, seperti
pola suara, gerak mata, ekspresi wajah. Agar dapat berkomunikasi
dengan baik, gaya komunikasi haruslah fleksibel, disesuaikan dengan
situasi dan gaya komunikasi orang yang diajak berbicara (Franksiska,
2006 : 75)
Kepribadian seseorang juga mempengaruhi gaya komunikasi
seseorang. Apakah orang itu pendiam, pasif, ceria, ambisius ataupun
mudah bergaul. Kepribadian merupakan pola perilaku, pikiran, dan emosi
yang unik dan relatif stabil yang dimiliki individu dalam usahanya untuk
menyesuaikan diri dan berinteraksi dengan lingkungannya. Kepribadian
terbentuk dari faktor keturunan maupun faktor lingkungan dalam kondisi
situasional. Faktor keturunan merujuk pada faktor – faktor yang
ditentukan sejak lahir. Sedangkan faktor lingkungan merujuk pada
budaya tempat individu dibesarkan, kondisi awal individu, norma
keluarga dan kelompok sosial serta pengaruh yang dialami individu
sepanjang masa hidupnya.
Dunia pendidikan merupakan lahan untuk menggali ilmu maka
merupakan hal yang penting. Menurut Moore (dalam Harnandita, 2008)
kemampuan berpikir kritis tidak berhubungan secara signifikan dengan
tingkat intelegensi. Anak cerdas belum tentu memiliki kemampuan
berpikir kritis yang baik. Kemampuan berpikir kritis dapat
dikembangkan. Dengan pengembangan kemampuan berpikir kritis, maka
akan terbiasa untuk meneliti sebuah masalah dan menganalisa berbagai
solusi untuk menyelesaikan masah tersebut dengan berbasis teori – teori
yang rasional.
Pada tingkat Perguruan tinggi, penilaian prestasi akademik
dinyatakan dengan IPK (Indeks Prestasi Kumulatif). Indeks prestasi
kumulatif merupakan angka yang menunjukkan prestasi atau kemajuan
belajar mahasiswa secara kumulatif mulai dari semester pertama sampai
dengan semester paling akhir yang telah ditempuh. Adapun predikat
kelulusan program sarjana dalam Pedoman Peraturan Program Studi
Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur dengan
akreditasi A yaitu :
IPK Predikat
1 2,00 - 2,75 Memuaskan
2 2,76 - 3,50 Sangat memuaskan
3 3,51 - 4,00 Dengan pujian (Cum Laude)
Fenomena yang terjadi saat ini, sebagian peserta didik yang memiliki
IPK yang bagus tetapi pada saat menghadapi ujian lisan cenderung untuk
tidak dapat mengungkapkannya secara lisan kepada dosen penguji.
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur cenderung
diam ketika berhadapan langsung dengan dosen pengujinya. Ketika
ditanyakan alasannya, subyek menjawab bahwa mereka tidak dapat
berpikir jika berhadapan langsung. Subyek lebih suka apabila ujian
diadakan secara tertulis, bukan lisan. Hal ini disebabkan kurangnya
pemahaman akuntansi pada mahasiswa yang diukur dari mata kuliah
yang telah ditempuh oleh mahasiswa akuntansi. Sebagaimana hasil
survey pendahuluan yang telah dilakukan terhadap 25 mahasiswa sebagai
sampel pada penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 1.1 Survey Pendahuluan
Jawaban
No Item Pertanyaan STP TP RR P SP Total
1 1 0 2 15 7 25
Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah
Pengantar Akuntansi 4% 0% 8% 60% 28% 100%
2 0 3 7 15 0 25
Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah
AKM I 0% 12% 28% 60% 0% 100%
3 0 7 7 10 1 25
Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah
AKM II 0% 28% 28% 40% 4% 100%
4 0 5 13 6 1 25
Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah
AKL I 0% 20% 52% 24% 4% 100%
5 0 8 11 5 1 25
Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah
AKL II 0% 32% 44% 20% 4% 100%
6 0 4 4 16 1 25
Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah
Pemeriksaan Audit I 0% 16% 16% 64% 4% 100%
7 0 8 8 6 3 25
Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah
Pemeriksaan Audit II 0% 32% 32% 24% 12% 100%
8 0 10 6 8 1 25
Apakah anda sudah mengerti isi kandungan mata kuliah
Teori Akuntansi 0% 40% 24% 32% 4% 100%
Keterangan STP : Sangat Tidak Paham TP : Tidak Paham
RR : Ragu-ragu
P : Paham
SP : Sangat Paham
Berdasarkan hasil survei terhadap 25 mahasiswa akuntansi
universitas pembangunan nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya
angkatan 2006 menunjukkan bahwa 60% mahasiswa paham terhadap
mata kuliah pengantar akuntansi dan 28% mahasiswa sangat paham
terhadap mata kuliah pengantar akuntansi. Hasil survei untuk mata kuliah
AKM I menunjukkan bahwa 60% mahasiswa paham terhadap
pemahaman mata kuliah AKM I dan 28% ragu-ragu terahadap mata
kuliah AKM I. Hasil survei untuk mata kuliah AKM II menunjukkan
bahwa 28% mahasiswa ragu-ragu terhadap pemahaman mata kuliah
AKM II dan 28% mahasiswa tidak paham terhadap pemahaman mata
kuliah AKM II. Hasil survei untuk mata kuliah AKL I menunjukkan
bahwa 52% mahasiswa ragu-ragu terhadap pemahaman mata kuliah AKL
I. Hasil survei untuk mata kuliah AKL II menunjukkan bahwa 32%
mahasiswa kurang paham terhadap pemahaman mata kuliah AKL II dan
44% mahasiswa ragu-ragu terhadap pemahaman mata kuliah AKL II.
Hasil survei untuk pemeriksaan mata kuliah Pemeriksaan Akuntasi I
menunjukkan bahwa 64% mahasiswa paham dengan pemahaman mata
kuliah Pemeriksaan Akuntansi I. Hasil suvei untuk mata kuliah
pemeriksaan akuntansi II menunjukkan bahwa 32% mahasiswa tidak
sedangkan 32% mahasiswa menyatakan ragu-ragu terhadap pemahaman
mata kuliah pemeriksaan akuntansi II. Hasil survei untuk mata kuliah
Teori akuntansi menunjukkan bahwa 40% mahasiswa tidak paham
dengan pemahaman mata kuliah Teori akuntansi sedangkan 32%
mahasiswa menyatakan paham terhadap pemahaman mata kuliah Teori
Akuntansi.
Selain itu Hal tersebut juga diperkuat dengan nilai hasil Indeks
Prestasi Kumulatif mahasiswa Akuntansi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jatim yang menempati prosentasi terbesar adalah
pada kisaran >3,0 seperti dalam tabel di bawah ini :
Tabel 1.2
IPK hasil survei pendahuluan Mahasiswa Tahun Ajaran 2006 Indeks Prestasi Kumulatif
< 2,5 2,5 – 3,0 > 3,0
0% 16% 84% Sumber : Survei Pendahuluan
Berdasarkan tabel 1.2, menunjukkan bahwa mahasiswa jurusan
akuntansi tahun ajaran 2006 di UPN “Veteran” rata – rata memiliki
tingkat IPK yang tinggi, lebih dari 3,0 ada sebesar 84%, jika kita lihat
kembali hasil survei pendahuluan, menurut rata-rata mahasiswa akuntansi
memilih jawaban ragu-ragu, padahal nilai IPK mereka bagus yaitu di atas
3,0. Hal ini menunjukkan kalau terbukti secara nyata di lapangan
kurangnya pemahaman akuntansi pada mahasiswa, karena begitu mereka
diuji secara lisan dengan adanya forum diskusi kelas dan tanya jawab,
Suwardjono (2005) ini karena mahasiswa kebanyakan mempunyai
perilaku untuk hanya datang, duduk, dengar, dan catat dikurangi berpikir
(D3C-B).
Dengan adanya fenomena tersebut dapat disimpulkan bahwa
pemahaman pada bidang pokok akuntansi mahasiswa UPN “Veteran”
Jatim masih kurang, hal ini diduga disebabkan karena mahasiswa kurang
mengetahui potensi yang ada dalam diri mereka sendiri, seingga
mahasiswa kurang mampu mengembangkannya secara optimal.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Ernawati (2007) dengan judul
“Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Akuntansi pada
Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur” menujukkan bahwa Minat,
Motivasi, Kualitas dan Potensi Tenaga Pengajar, Media Pendidikan
berpengaruh secara signifikan terhadap tingkat pemahaman akuntansi
teruji kebenarannya. Sedangkan motivasi tidak memiliki pengaruh yang
dominan terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa.
Penelitian ini berguna untuk mengetahui indeks prestasi kumulatif
mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang terakreditasi “A”
dengan pemahaman akuntansinya. Dalam hal ini apakah indeks prestasi
kumulatif yang diperoleh mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Uiversitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur telah
Dari hasil uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Kemampuan Komunikasi,
Berpikir Kritis, dan Kepribadian Terhadap Pemahaman Akuntansi
Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa Akuntansi UPN
“Veteran” Jawa Timur).”
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapatlah dikemukakan rumusan
masalah yaitu,”Apakah kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan
kepribadian mempunyai pengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada
mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur?”
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka
tujuan dari penelitian ini adalah “untuk membuktikan pengaruh
kemampuan komunikasi, berpikir kritis dan kepribadian terhadap
pemahaman akuntansi mahasiswa Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur”
1.4. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini, diharapkan hasil penelitian dapat digunakan
1. Bagi Akademik
Dapat menjadi salah satu sumber informasi dan bahan pertimbangan
untuk mengkaji materi-materi yang berhubungan dengan
kemampuan komunikasi, pemikiran kritis dan kepribadian
mahasiswa, sehingga akan didapatkan hasil yang optimal bagi proses
belajar mahasiswa.
2. Bagi Peneliti
Memperoleh informasi tambahan dan pemahaman yang lebih baik
tentang kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian
terhadap pemahaman akuntansi mahasiswa.
3. Bagi Pembaca
Memberikan informasi kepada pembaca tentang cara komunikasi
yang baik dan tepat serta berpikir kritis untuk meningkatkan kualitas
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu yang dipergunakan dalam
penelitian berikut ini adalah :
a. Eko Wahyu Saputro (2006)
Judul “Pengaruh Keinginan Memperoleh Gelar Akutan, Pemahaman
Tentang Manfaat Gelar Akuntan, dan Tipe Kepribadian terhadap
Motivasi Menyelesaikan Studi Tepat Waktu di Jurusan Akuntansi”
- Permasalahan : Apakah keinginan memperoleh gelar akuntan,
pemahaman tentang manfaat gelar akuntan, dan tipe
kepribadian berpengaruh signifikan terhadap motivasi
mnyelesaikan studi di Jurusan Akuntansi?
- Hipotesis : Diduga Keinginan memperoleh gelar akuntan,
pemahaman tentang manfaat gelar akuntan dan tipe
kepribadian berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi
menyelesaikan studi di jurusan akuntansi. Keinginan
memperoleh gelar akuntansi berpengaruh paling dominan
terhadap motivasi menyelesaikan studi di Jurusan Akuntansi
- Kesimpulan : Keinginan memperoleh gelar akuntan,
pemahaman tentang manfaat gelar akuntan, dan tipe kepribadin
1),
mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap Motvasi
Menyelesaikan Studi (Y), tidak terbukti kebenarannya.
Variabel yang terbukti berpengaruh dominan adalah
pemahaman tentang manfaat gelar akuntan (X2).
b. Diah H S dan Nurjanti (2007)
Judul “Kemampuan Mahasiswa Berkomunikasi Lisan Melalui
Proses Belajar Mengajar”
- Permasalahan : apakah terdapat perbedaan tingkat ketakutan
berkomunikasi (communication apprehension) antara
mahasiswa tingkat baru dengan mahasiswa tingkat akhir.
- Hipotesis : terdapat perbedaan tingkat ketakutan berkomunikasi
lisan antara mahasiswa baru dengan mahasiswa tingkat akhir.
- Kesimpulan : pengujian hipotesis yang menyebutkan bahwa
terdapat perbedaan tingkat ketakutan dalam berkomunikasi
lisan antara mahasiswa baru dengan mahasiswa tingkat akhir
dapat diterima. Hasil mean tingkat ketakutan berkomunikasi
lisan mahasiswa baru lebih besar dari pada mahasiswa lama.
Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa baru lebih takut untuk
berkomunikasi lisan sehingga kemampuan berkomunikasi
-
c. Lilik Ernawati (2007)
Judul “Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pemahaman
Akuntansi pada Mahasiswa Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur”
- Permasalahan :
1. Apakah minat, motivasi, dan potensi tenaga pengajar serta
media pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi?
2. Apakah motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi?
- Hipotesis :
1. Diduga minat, motivasi, kualitas, dan potensi tenaga pengajar
serta media pendidikan berpengaruh signifikan tehadap tingkat
pemahaman akuntansi.
2. Diduga motivasi berpengaruh dominan terhadap tingkat
pemahaman akuntansi
- Kesimpulan :
1. Hipotesis yang menyataka bahwa : “Diduga Minat, Motivasi,
Kualitas dan Potensi Tenaga Pengajar, Media Pendidikan
berpengaruh signifikan terhadap tingkat pemahaman
2. Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa : “Diduga motivasi
berpengaruh dominan terhadap tingkat pemahaman akuntansi”
tidak terbukti kebenarannya.
d. Agatha Girda Venariesta (2009)
Judul “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman Akuntansi
pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional
“Veteran” Jawa Timur”
- Permasalahan : Apakah minat, kompetensi tenaga, metode
pengajaran, serta media pendidikan berpengaruh positif
terhadap pemahaman pemeriksaan akuntansi pada mahasiswa
akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Jawa Timur
- Hipotesis : diduga minat, kompetensi tenaga pengajar, metode
pengajaran, dan media pendidikan berpengaruh positif terhaap
pemahaman akuntansi.
- Kesimpulan : Hipotesis yang menyatakan bahwa minat,
kompetensi pengajar, dan media pendidikan berpengaruh
positif terhadap pemahaman pemeriksaan akuntansi tidak
terukti kebenarannya. Terjadi pada variabel metode pengajaran
hasilnya adalah tidak berpengaruh secara negatif terhadap
pemahaman Pemeriksaan Akuntansi (Auditing) pada
pengajar, dan media pendidikan berpengaruh positif terhadap
pemahaman pemeriksaan akuntansi.
Tabel 2.1
Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Alat
Analisis 1 Saputro (2006) Pengaruh
Nasional
2.1. Landasan Teori
2.2.1 Akuntansi
2.2.1.1. Pengertian Akuntansi
Ziegel dan Marconi (1989) dalam Akuntansi Keprilakuan
(Ikhsan dan Ishak, 2005 : 4) mendefinisikan sebagai suatu disiplin
waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu
pemakai internal dan eksternal da;am proses pengambilan keputusan
ekonomi.
Perspektif yang lebih luas ditawarkan oleh American Accounting
Association (AAA) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, dan pengkomunikasian informasi
ekonomi yang memungkinkan pembuatan pertimbangan dan
keputusan berinformasi oleh pemakai informasi dan yang terkini
(Ikhsan dan Ishak, 2005 : 5).
Accounting Principle Board (APB) Statemen No. 4
mendefinisikan akuntansi sebagai suatu kegiatan jasa. Fungsinya
adalah memberikan informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran
uang, mengenai suatu badan ekonomi yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi sebagai dasar
memilih diantara berbagai alternatif (Harahap 2007 : 5)
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi
merupakan suatu proses pengindentifikasian, pengukuran dan
pengkomunikasian informasi ekomomi yang fungsinya memberikan
informasi kuantitatif, umumnya dalam ukuran uang mengenai suatu
badan ekonomi untuk membantu pemakai internal dan eksternal
2.2.1.2. Bidang-bidang Akuntansi
Seperti halnya bidang-bidang kegiatan yang lain, akuntansi juga
memiliki bidang – bidang khusus sebagai akibat dari perkembangan
zaman. Perkembangan ini kemudian menjadi dasar pemikiran dalam
perkembangan kurikulum pendidikan akuntansi. Materi-materi
khusus yang dipelajari dalam bidang studi akuntansi adalah :
a. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)
Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi
secara keseluruhan. Ia berhubungan dengan pelaporan keuangan
untuk pihak-pihak diluar perusahaan. (Soemarso 2002 : 7)
b. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)
Bidang ini berhubungan dengan audit secara bebas terhadap
laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun
tujuan utama audit adalah agar informasi akuntansi yang
disajikan dapat lebih dipercaya, namun ada tujuan-tujuan lain
yang dapat dicakup. Misalnya, memastikan ketaatan terhadap
kebijakan, prosedur, atau peraturan serta menilai efisiensi dan
efektivitas suatu kegiatan. (Soemarso 2002 : 7)
c. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Titik sentral dalam akuntansi manajemen adalah informasi untuk
manajemen perusahaan. Beberapa kegunaan dari akuntansi
memonitor arus kas, dan menilai alternatif dalam pengambilan
keputusan. (Soemarso 2002 : 7).
d. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Bidang ini menekankan pada penetapan dan kontrol atas biaya.
Ia terutama berhubungan dengan biaya produksi suatu barang.
Fungsi utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan
menganalisis data mengenai biaya, baik biaya yang telah maupun
yang akan terjadi. (Soemarso 2002 : 8)
e. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
Laporan akuntansi yang digunakan untuk tujuan perpajakan
berbeda dengan laporan untuk tujuan lain. Hal ini disebabkan
oleh berbedanya konsep tentang transaksi dan terjadinya
keuangan, metode pengukuran dan cara pelaporan. Untuk tujuan
pajak, konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan serta
bagaimana mengukur dan melaporkannya ditetapkan oleh
peraturan perpajakan. (Soemarso 2002 : 8).
f. Akuntansi Pemerintahan (Government Accounting)
Bidang ini mengkhususkan diri dalam pencatatan dan pelaporan
transaksi-transaksi yang terjadi di badan pemerintahan. Ia
menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan
(business aspect) dari administrasi keuangan Negara. (Soemarso
g. Sistem Akuntansi (Accounting System)
Bidang ini menyediakan informasi keuangan maupun
non-keuangan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi
secara efektif. Melalui sistem ini diproses informasi yang
diperlukan untuk menyusun laporankepada pemegang saham,
kreditur, badan-badan pemerintah, pimpinan perusahaan,
pegawai, dan pihak-pihak lain. (Soemarso 2002 : 9)
h. Akuntansi Keprilakuan (Behavioural Accounting)
Bidang ini menggunakan metodologi ilmu pengetahuan perilaku
untuk melengkapi gambaran informasi dengan mengukur dan
melaporkan faktor manusia yang mempengaruhi keputusan
bisnis dan hasil mereka (Ikhsan dan Ishak, 2005: 4).
2.2.2. Akuntansi Keperilakuan
2.2.2.1. Pengertian Akuntansi Keperilakuan
Akuntansi merupakan suatu sistem yang mengasilkan laporan
keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan para
pemakainya, sedangkan ilmu keprilakuan adalah merupakan bagian
dari ilmu sosial yang membahas tentang perilaku manusia. Jadi
akuntansi keprilakuan dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
menghubungkan manusia dengan sistem akuntansi (Ikhsan dan Ishak,
2.2.2.2. Tujuan Akuntansi Keperilakuan
Tujuan dari akuntansi keperilakuan adalah untuk melakukan
pengukuran dan evaluasi tindakan yang berhubungan dengan kegiatan
perusahaan dan pengambilan keputusan, baik bersifat internal
maupun eksternal (Ikhsan dan Ishak, 2005 : 4 )
2.2.3. Pemahaman Akuntansi
2.2.3.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi
Agar seorang dosen dan mahasiswa dapat berinteraksi dengan
baik diperlukanlah suatu pemahaman. Pemahaman seorang
mahasiswa akuntansi pada dasarnya merupakan pemahaman
keseluruhan kepribadiannya dengan segala latar belakang dan
interaksinya dengan lingkungannya. Paham dalam kamus bahasa
Indonesia memiliki arti pandai atau mengerti benar, sedangkan
pemahaman adalah proses, cara, perbuatan memahami atau
memahamkan. Hal ini berarti orang yang memiliki pemahaman
akuntansi merupakan orang yang pandai dan mengerti benar akan
akuntansi. Dalam hal ini pemahaman akuntansi di ukur dengan
menggunakan nilai mata kuliah akuntansi yaitu pengantar akuntansi,
akuntansi keuangan menengah, akuntansi keuangan lanjutan,
auditing, dan teori akuntansi. Mata kuliah tersebut merupakan mata
kuliah yang menggambarkan unsur-unsur akuntansi secara umum
Jadi, mahasiswa dapat dikatakan menguasai atau memahami
apabila ilmu akuntansi yang diperolehnya selama ini dapat diterapkan
dalam keidupan bermasyarakat atau dengan kata lain dapat
dipraktekkan di dunia kerja, dan seberapa mengarti seorang
mahasiswa terhadap apa yang telah dipelajari dalam hal ini mengacu
pada mata kuliah akuntansi pokok.
2.2.3.2. Tujuan Pemahaman Akuntansi
Tujuan pemahaman akuntansi menurut Suwardjono (1999)
dalam Praptiningsih (2009) adalah :
1. Memahamkan pengetahuan tanpa menimbulkan kekeliruan
tentang arti akuntansi, artinya jangan sampai mahasiswa
mempunyai wawasan yang sempit mengenai ruang lingkup
akuntansi baik sebagai pengetahuan maupun sebagai bidang
pekerjaan.
2. Menanamkan sikap positif terhadap pengetahuan akuntansi
yang cukup luas lingkupnya, khususnya untuk mereka yang
tidak mengambil jurusan akuntansi
3. Memotivasi agar pengetahuan akuntansi dimanfaatkan dalam
praktik bisnis atau organisasi lainnya yang keberhasilannya
2.2.4. Komunikasi
2.2.4.1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis
yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan
antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata
bahasa Latin Communico, yang artinya membagi (Cherry dalam
Cangara, 2009).
Sebuah definisi yang dibuat oleh kelompok sarjana komunikasi
yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antarmanusia
(human communication) bahwa komunikasi merupakan suatu
transaksi proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur
lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antarsesama
manusia; (2) melalui pertukaran informasi; (3) untuk menguatkan
sikap dan tingkah laku orang lain; serta (4) berusaha mengubah sikap
dan tingkah laku itu (Cangara, 2009)
Berdasarkan berbagai definisi di atas maka dapat disimpulkan
bahwa komunikasi merupakan interaksi antar pribadi, dimana
terdapat pertukaran informasi yang bertujuan untuk membangun
hubungan antar manusia.
2.2.4.2. Unsur Komunikasi
Aristoteles, ahli filsafat Yunani Kuno dalam bukunya Rhetorica
yang mendukungnya, yakni siapa yang berbicara, apa yang
dibicarakan, dan siapa yang mendengarkan (Cangara 2009 : 22)
Menurut Cangara (2009) unsur-unsur komunikasi adalah :
1. Sumber
Sering disebut pengirim atau komunikator.
2. Pesan
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah
sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima.
3. Media
Media merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan
pesan dari sumber kepada penerima.
4. Penerima
Merupakan pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim
oleh sumber.
5. Pengaruh
Pengaruh atau efek adalah perbedaan antara apa yang
dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum
dan sesudah menerima pesan.
6. Tanggapan Balik
Ada yang beranggapan bahwa umpan balik sebenarnya
adalah salah satu bentuk daripada pengaruh yang berasal dari
berasal dari unsur lain seperti pesan dan media, meski pesan
belum sampai pada penerima.
7. Lingkungan
Lingkungan atau situasi adalah faktor-faktor tertentu yang
dapat memengaruhi jalannya komunikasi.
2.2.4.3. Tipe Komunikasi
Menurut Cangara (2009 : 30) tipe komunikasi dibagi menjadi
empat yaitu :
1. Komunikasi dengan diri sendiri
Merupakan proses komunikasi yang terjadi di dalam diri
individu, atau dengan kata lain proses berkomunikasi dengan
diri sendiri.
2. Komunikasi antarpribadi
Proses komunikasi yang berlangsung antara dua orang atau
lebih secara tatap muka.
3. Komunikasi Publik
Merupakan suatu proses komunikasi dimana pesan-pesan
disampaikan oleh pembicara dalam situasi tatap muka di
depan khalayak yang lebih besar.
4. Komunikasi Massa
Merupakan proses komunikasi yang berlangsung dimana
khalayak yang sifatnya msssal melalui alat-alat yang bersifat
mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film.
2.2.4.4. Fungsi Komunikasi
Harold D. Lasswell (Cangara 2009 : 59) mengemukakan bahwa
fungsi komunikasi antara lain :
1. Manusia dapat mengontrol lingkungannya
2. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada
3. Melakukan transformasi warisan social kepada generasi
berikutnya.
Selain itu, fungsi komunikasi juga bisa ditelusuri dari tipe
komunikasi itu sendiri yaitu :
1. Komunikasi dengan Diri sendiri berfungsi untuk
mengembangkan kreatifitas imajinasi, memahami dan
mengendalikan diri serta meningkatkan kematangan berfikir
sebelum mengambil keputusan.
2. Komunikasi antar pribadi berfungsi untuk meningkatkan
hubungan insan (human relations), menghindari dan
mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi
ketidakpastian sesuatu serta berbagi pengetahuan dan
pengalaman dengan orang lain.
3. Komunikasi Publik berfungsi untuk menumbuhkan semangat
kebersamaan, memengaruhi orang lain, memberi informasi,
4. Komunikasi Massa berfungsi untuk menyebarluaskan
informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan
ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hidup
seseorang.
2.2.4.5. Gangguan dan Rintangan Komunikasi
Meski gangguan dan rintangan komunikasi dapat dibedakan,
tetapi sebenarnya rintangan komunikasi bisa juga terjadi disebabkan
karena adanya gangguan. Gangguan atau rintangan komunikasi pada
dasarnya dapat dibedakan atas tujuh macam (Cangara, 2009 : 153),
yakni :
1. Gangguan Teknis
Terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam
berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi
yang ditransmisi melalui saluran mngalami kerusakan.
2. Gangguan Semantik dan Psikologis.
Gangguan Semantik ialah gangguan komunikasi yang
disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan
(Blake, 1979). Gangguan semantik sering terjadi karena :
a. Kata-kata yang digunakan terlalu banyak memakai jargon
bahasa asing sehingga sulit imengertioleh khalayan
tertentu.
b. Bahasa yang digunakan pembicara berbeda dengan
c. Struktur bahasa yang digunakan tidak sebagaimana
mestinya, sehingga membingungkan penerima.
d. Latar belakang budaya yang menyebabkan salah persepsi
terhadap simbol-simbol bahasa yang digunakan.
Rintangan Psikologis terjadi karena adanya gangguan yang
disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu.
3. Rintangan Fisik
Rintangan fisik merupakan rintangan yang disebabkan karena
kondisi geografis. Dalam komunikasi antar manusia,
rintangan fisik juga bisa diartikan karena adanya gangguan
organik, yakni tidak berfungsinya salah satu pancaindra paa
penerima.
4. Rintangan Status
Rintangan status ialah rintangan yang disebabkan karena
jarak sosial di antara peserta komunikasi.
5. Rintangan Kerangka Berpikir
Rintangan kerangka berpikir ialah rintangan yang disebabkan
adanya perbedaan persepsi antara komunikator dengan
khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam
berkomunikasi. Hal ini disebabkan karena latar belakang
6. Rintangan Budaya
Rintangan budaya ialah rintangan yang terjadi yang
disebabkan adanya perbedaan norma, kebebasan, dan
nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi.
2.2.5. Berpikir Kritis
2.2.5.1. Pengertian Berpikir Kritis
Harsanto (2005, dalam Harnandita, 2008) menyebutkan bahwa
berpikir kritis adalah salah satu cara menjadi orang kritis, dimana
diperlukan pikiran yang terbuka, jelas dan berdasarkan fakta. Seorang
pemikir kritis harus mampu memberi alasan atas pilihan keputusan
yang diambilnya. Ia harus bisa menjawab pertanyaan mengapa
keputusan seperti itu diambil. Hal ini tidak jauh berbeda dengan
definisi berpikir kritis yang dikemukakan oleh Santrock (2003) yaitu
berpikir kritis adalah penggalian makna atas suatu masalah secara
lebih mendalam, berpikiran terbuka terhadap pendekatan dan
pandangan yang berbeda-beda, dan menetapkan untuk diri sendiri
hal-hal yang akan diyakini atau dilakukan.
Tahun 1909 John Dewey mengemukakan istilah reflective
thinking yang pada saat ini dikenal dengan sebutan berpikir kritis.
Menurutnya pada dasarnya berpikir kritis adalah active process (harus
persistan and careful (tidak langsung loncat kesimpulan tetapi
dipikirkan terlebih dahulu), dan ground which support (dipikirkan
alasan mempercayai sesuatu serta implikasinya) dengan demikian
keterampilan menalar adalah elemen kunci berpikir kritis (Nurfitri,
2008)
Berdasarkan berbagai definisi yang telah disebutkan, maka
dapat disimpulkan bahwa definisi berpikir kritis adalah
kecenderungan dan kemampuan seseorang untuk membuat dan
menilai kesimpulan berdasarkan bukti yang ada dari sebuah
informasi, yang dijadikan dasar untuk memutuskan tindakan atau
hal-hal yang akan diyakini.
2.2.5.2. Kharakteristik Pemikir Kritis
Berikut ini adalah indikator berpikir kritis yang disebutkan
oleh Wade (1995) adalah :
1. Kegiatan merumuskan pertanyaan
2. Menguji data-data
3. Membatasi permasalahan
4. Menganalisis berbagai pendapat dan bias.
5. Menghindai pertimbangan yang sangat emosional.
6. Menghindari penyederhanaan berlebihan
7. Mempertimbangkan berbagai interpretasi.
2.2.5.3. Cara Berpikir Kritis
Berpikir kritis bukan hanya berpikir logis dan analitis, tetapi
juga rasional dan obyektif. Agar menjadi seorang yang berpikir kritis,
ada lima langkah yang harus dilalui, yaitu :
1. Mempunyai sikap berpikir kritis
2. Mengenali dan menghindari hambatan berpikir kritis
3. Mengidentifikasi argument
4. Mengevaluasi sumber informasi
5. Mengevaluasi argumen (Nurfitri, 2008 : 29)
2.2.5.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kritis
Dalam Harnandita (2008), faktor-faktor yang mempengaruhi
berpikir kritis antara lain :
1. Keluarga
Keluarga mempunyai pengaruh yang sangat kuat terhadap
perkembangan anak terutama pada saat berlangsungnya proses
belajar mengajar dan berpikir kritis. Keluarga sebagai kelompok
sosial terkecil dari masyarakat berfungsi sebagai tempat
pendidikan yang paling utama. Dengan adanya perhatian dari
orang tua, suasana rumah yang damai, aman, dan sejahtera akan
mendukung minat belajar dan hasil belajar serta menunjang anak
untuk berpikiran kritis. Sebaliknya apabila suasana rumah kacau
akan mengakibatkan minat belajar dan hasil belajar yang buruk
2. Lingkungan Sekolah
Sekolah ikut membantu dalam membimbing anak agar
berhasil dalam kehidupannya. Sekolah dalam hal ini bukan hanya
tergantung dari faktor guru, anak dan gedung tetapi semua faktor
yang ada dalam hal menunjang berhasilnya pendidikan anak,
pembagian jam pelajaran dan disiplin sekolah.
3. Lingkungan Budaya
Lingkungan budaya mencakup hasil budaya dan teknologi
yang dapat dijadikan sumber belajar dan mengembangkan pikiran
kritis dan aktif dan dapat menjadi faktor pendukung pengajaran.
Dalam konteks ini termasuk sistem nilai norma dan adat
kebiasaan.
4. Lingkungan Individu
Lingkungan individu meliputi individu-individu sebagai
suatu pribadi berpengaruh terhadap individu lainnya. Lingkungan
ini juga dapat mempengaruhi proses belajar dan perkembangan
pikiran aktif untuk berpikir kritis.
2.2.5.5. Manfaat Berpikir Kritis
Elder & Paul (1996) menyebutkan bahwa berpikir kritis dapat
memberikan banyak manfaat bagi mahasiswa, baik dalam hal
pemahaman materi maupun pemanfaatannya dalam kehidupan
1. Mempelajari suatu materi secara mendalam dan lebih bertahan
lama
2. Mampu menjelaskan dan mengaplikasikan apa yang telah
dipelajari
3. Dapat menghubungkan materi yang dipelajari antar mata kuliah
4. Peningkatan kuantitas dan kualitas pertanyaan di ruang kuliah
5. Memahami suatu materi dengan lebih baik
6. Mengikuti arahan dosen dengan lebih baik
7. Pemahaman yang lebih baik terhadap materi yang disampaikan
dosen
8. Meningkatkan kemampuan menulis siswa
9. Mampu mengaplikasikan hal-hal yang telah dipelajari di kampus
dalam kehidupan sehari-hari
10. Meningkatkan motivasi belajar mahasiswa
11. Mampu berkembang secara progresif saat proses pembelajaran.
2.2.5.6. Berpikir Kritis pada Remaja
Berpikir kritis diperlukan dalam kehidupan sehari-hari seorang
remaja, baik di dalam maupun di ruang kuliah. Berikut ini adalah
berpikir kritis yang diperlukan oleh remaja dalam kehidupan
sehari-hari :
1. Mencari dimana keberadaan bukti terbaik bagi subyek yang
2. Mengevaluasi kekuatan bukti untuk mendukung
argument-argumen yang berbeda.
3. Menyimpulkan berdasarkan bukti-bukti yang telah ditentukan.
4. Membangun penalaran yang dapat mengarahkan pendengar ke
simpulan yang telah ditetapkan berdasarkan bukti-bukti yang
mendukungnya.
5. Memilih contoh yang terbaik untuk lebih dapat menjelaskan
makna dari argument yang disampaikan
6. Menyediakan bukti-bukti untuk mengilustrasikan argument
tersebut (Sembel, 2008)
2.2.6. Kepribadian
2.2.6.1. Pengertian Kepribadian
Beberapa orang bersifat pasif dan pendiam, sementara yang
lainnya ceria dan agresif. Ketika kita menggambarkan orang dari segi
karakteristiknya, seperti pendiam, setia, ambisius, atau suka bergaul,
kita mengkategorikan mereka dari segi sifat-sifat kepribadian.
Menurut Robbins (2001), kepribadian seseorang merupakan suatu
konsep dinamis yang menggambarkan pertumbuhan dan
pengembangan dari system psikologis keseluruhan dari seseorang.
Menurut Behling dan Eikel tidak ada cirri kepribadian yang sifatnya
Kepribadian menurut Gibson, dkk (1996 : 156) adalah
serangkaian ciri yang relatif mantap, kecenderngan yang sebagian
besar dibentuk oleh faktor keturunan dan faktor sosial, kebudayaan,
dan lingkungan. Dalam mendefinisikan kepribadian ada beberapa
prinsip pada umumnya yang diterima ahli psikologi, yaitu :
1. Kepribadian adalah suatu keseluruhan yang terorganisasi. Apabila
tidak demikian maka individu itu tidak akan mempunyai arti.
2. Kepribadian kelihatannya diorganisasi dalam pola-pola. Pola ini
sedikit banyak dapat diamati dan diukur.
3. Walaupun kepribadian itu mempunyai dasar biologis, tetai
perkembangan khususnya adalah hasil dari lingkungan sosial dan
kebudayaan.
4. Kepribadian memiliki segi-segi yang dangkal, seperti sentiment
atau perasaan mengenai wewenang atau etika kerja.
5. Kepribadian mencakup ciri-ciri umum dank has. Setiap orang
berbeda dari setiap orang lain dalam beberap hal, sedangkan
dalam beberapa hal serupa.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa kepribadian merupakan sesuatu yang ada dalam diri seseorang
2.2.6.2. Faktor-faktor Kepribadian
Kepribadian seseorang dewasa sekarang umumnya dianggap
terbentuk baik dari faktor lingkungan, dalam kondisi situasional
(Robbins, 2001 : 50-52)
1. Keturunan
Tiga arus riset yang berbeda memberikan beberapa
kredibilitas kepada argumen bahwa hereditas atau keturunan
memainkan satu bagian penting dalam menentukan
kepribadian seseorang. Arus pertama melihat pada tiang
fondasi genetik dan perilaku dan tempramen manusia di
kalangan anak-anak kecil. Arus kedua mengemukakan studi
tentang dua anak kembar yang dipisahkan pada saat lahir.
Arus ketiga memeriksa konsistensi dalam kepuasan jabatan
sepanjang waktu dan sepanjang situasi.
2. Lingkungan
Diantara faktor-faktor yang memberikan tekanan pada
informasi kepribadian adalah budaya. Lingkungan
memainkan satu peran penting dalam membentuk
kepribadian kita.
3. Situasi
Situasi mempengaruhi efek dari keturunan dan lingkungan
terhadap kepribadian. Kepribadian seorang individu,
dalam situasi-situasi berbeda. Permintaan yang bervariasi
dari situasi yang berbeda menimbulkan aspek yang berbeda
dari kepribadian seseorang.
2.2.6.3. Teori Kepribadian
Pendekatan teoritis dalam Gibson, dkk (1996 : 157) yang
banyak memahami kepribadian dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu
:
1. Pendekatan ciri/sifat (trait Theories)
Menurut Allport, ciri merupakan bagian yang membentuk
kepribadian, petunjuk jalan bagi tindakan, sumber keunikan
individu. Ciri (Trait) didefinisikan sebagai kecenderungan
yang dapat diduga, yang merupakan perilaku berbuat dengan
cara yang konsisten dan khas.
2. Teori Psikodinamis
Teori psikodinamis menurut Freud adalah susunan
personalitas atau kepribadian seseorang itu dapat
menjelaskan dengan kerangka ketidaksadaran. Freud percaya
bahwa ada tiga hal penting yang saling berhubungan, dan
berlawanan (konflik). Ketiga hal tersebut adalah :
a. Identitas Diri (ID)
Merupakan bagian dari kepribadian primitif dan tidak
sadar, yang menjadi gudang bagi perangsang pokok.
tanpa mempertimbangkan apakah hal-hal yang diinginkan
itu mungkin atau dapat diterima secara moral.
b. Superego
Adalah gudang nilai-nilai individu termasuk sikap moral
yang dibentuk oleh masyarakat. Superego dapat
disamakan dengan hati nurani.
c. Ego
Berfungsi sebagai penengah dalam pertentangan. Ego
mewakili gambaran seseorang mengenai suatu kenyataan
fisik dan sosial. Suatu gambaran mengenai apa yang akan
menimbulkan sesuatu dan hal-hal yang mungkin terjadi
dalam dunia yang dialaminya. Bagian dari tugas ego
adalah memilih tindakan yang member keputuasan
kepada desakan hati tanpa menimbulkan akibat yang
tidak dikehendaki.
3. Teori Humanistik
Teori ini menekankan pentingnya cara berpersepsi terhadap
dunia mereka dan kekuatan yang mempengaruhinya.
Pendekatan Carl Rogers atas pemahaman kepribadian adalah
Humanistic atau terpusat pada orang (people centered). Ia
menasehatkan agar kita mendengarkan apa dikatakan orang
mengenai dirinya sendiri dan memperlihatkan pandangan
berkeyakinan bahwa perangsang organism manusia yang
paling mendasar adalah tertuju pada perwujudan diri, usaha
keras yang terus menerus untuk mewujudkan potensi yang
melekat pada dirinya.
2.2.7. Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
2.2.7.1.Pengaruh Komunikasi terhadap Pemahaman Akuntansi
Komunikasi merupakan salah satu cara penyampaian materi dari
penajar ke mahasiswanya. Seorang pengajar yang baik hendaknya
memiliki kemampuan komunikasi yang baik. Hal ini dimasudkan
agar mahasiswanya dapat mengetahui dan memahami hal-hal yang
disampaikan oleh pengajar. Demikian pula dalam hal penyampaian
materi. Agar mahasiswa dapat memahami akuntansi dengan baik,
pengajar hendaknya dapat memahami khalayak. Komunikator juga
hendaknya mempermudah bahasa yang digunakan, sehingga khalayak
(dalam hal ini adalah mahasiswa) dapat memahami penjelasan yang
diberikan oleh komunikator (pengajar) (Cangara, 2009).
Menurut Teori Analisis Transaksional yang dikemukakan oleh
Eric Berne, dalam konteks komunikasi, Analisis Transaksional dapat
diartikan sebagai mengurai secara sistematis proses pertukaran pesan
yang bersifat timbal balik di antara perilaku komunikasi. Dalam
Analisis Transaksional, akan diketahui apa yang sesungguhnya terjadi
dan bagaimana kita mengidentifikasi, memahami, dan mengendalikan
aspek-aspek yang terkait dengan komunikasi yang sedang
berlangsung (Santoso dan Setianingsih, 2010).
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
komunikasi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap
pemahaman setiap individu, sehingga dapat dikatakan pula bahwa
kemampuan komunikasi juga berpengaruh tehadap pemahaman
akuntansi yang dimiliki oleh setiap mahasiswa.
2.2.7.2. Pengaruh Berpikir Kritis terhadap Pemahaman Akuntansi
Berpikir kritis memerlukan pikiran yang terbuka, jelas dan
berdasarkan fakta. Seorang pemikir kritis harus mampu memberi
alasan atas pilihan putusan yang diambilnya. Pengembangan berpikir
kritis merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan pendidikan
secara menyeluruh, tidak hanya membantu mahasiswa memperoleh
pengetahuan, tetapi yang terpenting adalah menjamin mahasiswa
dapat berpikir efektif (Nurfitri, 2008). Menurut Freud, dalam diri
seseorang terdapat tiga hal penting yang saling berhubungan dan
berlawanan konflik. Ego yang berfungsi sebagai penengah merupakan
gambaran dari seseorang mengenai suatu kenyataan fisik dan sosial.
Sehingga ia berperan dalam memilih tindakan yang memberi
keputusan tanpa menimbulkan akibat yang tidak sesuai dengan hati.
Menurut Santrock (dalam Wardani, 2003) berpikir kritis
Seorang pemikir kritis harus mampu memberikan alasan atas pilihan
putusan yang diambilnya. Mahasiswa seharusnya mengoleksi
pengetahuan dengan kualitas pemahaman yang lebih baik. Dengan
penarapan cara berpikir kritis, diharapkan mahasiswa mampu
memahami materi terlebih dahulu dan berpikiran aktif terhadap
materi-materi yang diberikan oleh pengajar sehingga dapat
menambah peningkatan pemahaman akuntansinya. Dengan demikian
terdapat pengaruh positif antara berpikir kritis dengan pemahaman
akuntansi pada mahasiswa.
2.2.7.3. Pengaruh Kepribadian terhadap Pemahaman Akuntansi
Menurut Teori Humanistik yang ditentukan oleh Freud,
kepribadian disebabkan oleh karena orang-orang yang menghadapi
rangsangan fundamental, sebuah pertempuran berkelanjutan antara
kedua bagian dari kepribadian yakni apa yang dinamakan dengan The
ID dan Superego yang dimoderasi oleh ego (Gibson, dkk, 1996).
Menurut teori ini, pengajar harus memahami perilaku siswa dengan
mencoba memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila
ingin merubah perilakunya, pengajar harus berusaha merubah
keyakinan atau pandangan siswa yang ada. Combs (1912-1999)
berpendapat bahwa yang penting ialah bagaimana membuat siswa
untuk memperoleh arti bagi pribadinya dari materi pelajaran tersebut
Dengan demikian tampak bahwa kepribadian setiap siswa
sangat berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi yang
diperolehnya.
2.3. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
maka diagram kerangka pemikiran dari penelitian adalah :
Kepribadian (X3)
Berpikir Kritis (X2)
Kemampuan Komunikasi (X1)
Pemahaman Akuntansi (Y)
Regresi Linier Berganda
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
2.4. Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis yang dapat
dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut :
“Kemampuan komunikasi, berpikir kritis, dan kepribadian mempunyai
pengaruh terhadap pemahaman akuntansi pada mahasiswa Program
Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
3.1.1 Definisi Operasional
Definisi operasional menurut Nazir (2005 : 126) adalah suatu
definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan
arti atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu
operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut.
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Terikat (X)
Variabel terikat dalam penelitian ini antara lain :
1. Kemampuan Komunikasi (X1)
Kemampuan komunikasi tidak hanya mengacu pada cara
dimana kita berkomunikasi dengan orang lain. Tetapi meliputi
banyak hal seperti bagaimana cara kita menanggapi lawan bicara,
gerakan tubuh, serta mimik muka, nada suara kita dan banyak hal
lainnya.
2. Berpikir Kritis (X2)
Berpkir kritis merupakan penggalian makna suatu masalah
secara lebih medalam, berpikiran terbuka terhadap pendekatan
dan pandangan yang berbeda-beda, dan menetapkan untuk diri
sendiri hal-hal yang akan diyakini atau dilakukan.
3. Kepribadian (X3)
Kepribadian merupakan cirri khas seseorang atau karakteristik
individu yang membedakan orang tersebut dengan orang lain
2. Variabel Bebas (Y)
Untuk variabel bebas (Y) penelitian ini adalah :
Pemahaman Akuntansi (Y)
Mengacu pada pengertian dan pemahaman mahasiswa tentang
akuntansi. Dalam hal ini, seberapa mengerti seorang mahasiswa
terhadap ilmu akuntansi yang telah dipelajari diukur dari pemahaman
dalam mata kuliah akuntansi pokok.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Skala pengukuran yang dipakai untuk mengukur variabel X dan Y
yaitu dengan menggunakan Skala Interval, (Sekaran, 2006; 18) yang
tidak hanya mengelompokkan individu menurut kategori tertentu dan
menentukan urutan kelompok, namun juga mengukur besaran
perbedaan preferensi antar individu.
Sedangkan teknik penyusunan skalanya menggunakan metode
perbedaan semantik (Semantik Differetial Scale) yaitu skala yang
tersusun dalam satu garis kontinum dengan jawaban sangat positifnya
terletak di sebelah kanan, jawaban sangat negatif terletak di sebelah
kiri atau sebaliknya. Skala ini digunakan untuk mengukur
obyek-obyek yang bersifat psikologikal, sosial maupun fisik (Sumarsono,
Variabel Kemampuan Komunikasi (X1) diukur dengan
menggunakan skala Interval dengan instrument yang berupa
pertanyaan atau kuesioner skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Tidak Pernah Selalu
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak pernah dengan
pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara
sangat tidak pernah dengan selalu. Kesimpulannya jawaban dengan
nilai 1 sampai 3 cenderung sangat tidak pernah dengan pertanyaan
yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung selalu
dengan pertanyaan yang di berikan.
Variabel Berpikir Kritis (X2) diukur dengan menggunakan skala
Interval dengan instrument yang berupa pertanyaan atau kuesioner
skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Tidak Pernah Selalu
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak pernah dengan
pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara
sangat tidak pernah dengan selalu. Kesimpulannya jawaban dengan
nilai 1 sampai 3 cenderung sangat tidak pernah dengan pertanyaan
yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung selalu
Variabel Kepribadian (X3) diukur dengan menggunakan skala
Interval dengan instrument yang berupa pertanyaan atau kuesioner
skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Tidak Pernah Selalu
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak pernah dengan
pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara
sangat tidak pernah dengan selalu. Kesimpulannya jawaban dengan
nilai 1 sampai 3 cenderung sangat tidak pernah dengan pertanyaan
yang diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung selalu
dengan pertanyaan yang diberikan.
Variabel Pemahaman Akuntansi (Y) diukur dengan menggunakan
skala Interval dengan instrument yang berupa pertanyaan atau
kuesioner skala 7 poin dengan pola sebagai berikut :
1 2 3 4 5 6 7
Sangat Tidak Paham Sangat Paham
Jawaban dengan nilai 1 berarti cenderung tidak setuju dengan
pertanyaan yang diberikan, nilai 4 merupakan nilai tengah antara
sangat tidak setuju dengan setuju. Kesimpulannya jawaban dengan
nilai 1 sampai 3 cenderung sangat tidak setuju dengan pertanyaan yang
diberikan, jawaban antara 5 sampai 7 berarti cenderung setuju dengan
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.2. Populasi
Menurut (Sumarsono 2004:44) populasi adalah kelompok
subyek/obyek yang memiliki ciri-ciri atau kharakteristik tertentu yang
berbeda dengan kelompok subyek/obyek orang lain, dan kelompok
tersebut dikenai generalisasi dari penelitian. Populasi dalam penelitian
ini adalah mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur kelas pagi tahun ajaran 2006 yang
telah mendaftar untuk mengikuti bimbingan skripsi, yaitu sebanyak
159 orang.
3.2.3. Sampel
Menurut (Sumarsono 2004 : 91) sampel merupakan bagian dari
sebuah populasi, yang memiliki ciri dan karakteristik yang sama
dengan populasi tersebut. Dalam penelitian ini teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah probability sampling dengan teknik
simple random sampling yaitu teknik pengambilan sampel anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu (Sugiono, 2006 : 93). Untuk menentukan besarnya
sampel yang akan diambil digunakan persamaan rumus SLOVIN
Keterangan :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi yang diambil ( 159 mahasiswa)
e = persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir, yaitu 10 %
Maka :
n = 61 mahasiswa
Sehingga jumlah sampel yang di butuhkan dalam penelitian ini
sebanyak 61 mahasiswa.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.2. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu ataupun perseorangan (Umar, 2009 : 42). Data
primer dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh
secara langsung dari jawaban responden melalui penyebaran
kuesioner.
2. Data Sekunder
Data Sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau