DALAM RANGKA
PENANAMAN MODAL ASING
Oleh:
Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut- KKP
1. UU No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja;
2. UU No. 1 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas UU No. 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil;
3. PP No. 5 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko; 4. PP No. 24 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik;
5. PERPRES No. 34 Tahun 2019 Tentang Pengalihan Saham dan Luasan Lahan dalam Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil dan Pemanfaatan Perairan di Sekitarnya dalam rangka PMA;
6. PERMEN KP No. 8 Tahun 2019 Jo Permen KP No. 53 Tahun 2020 Tentang Penatausahaan Izin Pemanfaatan PPK dalam rangka PMA dan Rekomendasi Pemanfaatan PPK dengan Luas kurang dari 100 km2 (seratus kilometer persegi). 7. KEPMEN KP No 24 Tahun 2020 Tentang Besaran Faktor S dalam Penghitungan Tarif
Atas Jenis PNBP yang Berlaku pada Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Dasar Hukum Perizinan
Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil
“Pemanfaatan pulau-pulau kecil dan pemanfaatan perairan di sekitarnya dalam rangka Penanaman Modal Asing harus mendapat izin Menteri - UU No. 1 Tahun 2014 Pasal 26A”
“Setiap Orang yang tidak memiliki Perizinan Berusaha dalam memanfaatkan pulau-pulau kecil dan pemanfaatan perairan di sekitarnya dalam rangka penanaman modal asing sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26A dikenai sanksi administratif
RISIKO TINGGI
DALAM PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL
Kerusakan lingkungan pulau dan ekosistemnya
secara permanen dan tidak dapat dikembalikan;
Kerusakan dan kehilangan sumberdaya
dan keanekaragaman hayati pesisir, laut, &
pulau-pulau kecil;
Kerugian lingkungan jangka panjang akibat
kerusakan dan upaya pemulihan berbiaya
tinggi;
Risiko tinggi kesehatan dan keselamatan kerja
di pulau-pulau kecil;
Konflik horizontal pemanfaatan ruang di pulau-pulau kecil antar
masyarakat;
Kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan
akibat penguasaan dan pemanfaatan oleh PMA/WNA
serta isu penjualan pulau;
Penolakan masyarakat dengan kekerasan dan ancaman keselamatan, tindak kriminalitas, dan kerugian harta benda;
Perizinan di Pulau-pulau Kecil
setelah UU Cipta Kerja
(1) Pemanfaatan pulau-pulau kecil dan pemanfaatan perairan di sekitarnya dalam rangka Penanaman Modal Asing harus mendapat izin Menteri.
(2) Penanaman Modal Asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mengutamakan kepentingan nasional.
(3) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan setelah mendapat rekomendasi dari Bupati/Walikota
(4) Izin pemanfaatan pulau-pulau kecil dan pemanfaatan perairan di sekitarnya dalam rangka penanaman modal asing harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. badan hukum yang berbentuk perseroan terbatas;
b. menjamin akses publik;
c. tidak berpenduduk;
d. belum ada pemanfaatan oleh masyarakat lokal;
e. bekerjasama dengan peserta Indonesia;
f. melakukan pengalihan saham secara bertahap kepada peserta Indonesia;
g. melakukan alih teknologi; dan
h. memperhatikan aspek ekologi, sosial, dan ekonomi pada luasan lahan.
UU No. 1 Tahun 2014 (Pasal 26A)
UU No. 1 Tahun 2014 (Pasal 26A)
Ketentuan Pasal 26A diubah
sehingga berbunyi
sebagai berikut:
“Dalam rangka penanaman modal asing,
pemanfaatan pulau-pulau kecil dan pemanfaatan
perairan di sekitarnya harus memenuhi Perizinan
Berusaha dari Pemerintah Pusat dan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang
penanaman modal”.
Pasal 26B
“Setiap Orang yang tidak memiliki Perizinan
Berusaha dalam memanfaatkan pulau-pulau kecil dan
pemanfaatan perairan di sekitarnya dalam rangka
penanaman modal asing sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26A dikenai sanksi administratif.
Turunan UU Cipta Kerja
PP No. 5 Tahun 2021
Tentang
Penyelenggaraan Perizinan Berusaha
Berbasis Risiko
Perizinan Berusaha pada subsektor pengelolaan ruang laut sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a yang ditetapkan berdasarkan hasil analisis
risiko kegiatan usaha terdiri atas:
a.
Pengusahaan pariwisata alam perairan di kawasan konservasi;
b.
Pengangkatan benda muatan kapal tenggelam;
c.
Produksi garam;
d.
Biofarmakologi;
e.
Bioteknologi;
f.
Pemanfaatan air laut selain energy;
g.
Pelaksanaan reklamasi;
h.
Pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan di
sekitarnya dalam rangka Penanaman Modal Asing;
i.
Pemanfaatan jenis ikan yang dilindungi dan/atau yang termasuk dalam
appendix CITES, selain appendix I;
j.
Pemanfaatan pasir laut.
Pasal-pasal Penting
Pepres 34 Tahun 2019
Tentang Pengalihan Saham dan Luasan Lahan dlm pemanfatan PPK
Pasal
Isi
Perseroan terbatas
yang melakukan pemanfaatan pulau-pulau kecil dan
pemanfaatan Perairan di Sekitarnya
wajib melakukan Pengalihan Saham kepada
Peserta Indonesia paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dan dilaksanakan
dalam
jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun sejak diterbitkannya izin
/ tanda
daftar usaha.
Besaran nilai Saham
yang akan dialihkan kepada Peserta Indonesia sebagaimana
ditetapkan berdasarkan kesepakatan para pihak
pemegang Saham
melalui Rapat
Umum Pemegang Saham
.
15 Ayat 3
Peraturan Presiden
No. 34 Tahun 2019
Tentang
Pengalihan Saham dan Luasan Lahan
dalam Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil
dan Pemanfaatan Perairan di Sekitarnya
dalam rangka PMA.
(1) Pulau Kecil yang akan dimanfaatkan,
paling sedikit 30%
(tiga puluh persen) dari luas pulau
dikuasai langsung
oleh negara.
(2) Luasan lahan dalam rangka
pemanfaatan pulau
-pulau
kecil oleh perseroan terbatas
paling banyak 70% (tujuh
puluh persen) dari luas pulau
.
(3)
Perseroan terbatas
sebagaimana dimaksud pada ayat
(2)
wajib mengalokasikan
paling sedikit
30%
(tiga puluh
persen) dari luasan lahan yang dikuasai
untuk ruang
terbuka hijau
.
Batasan Pemanfaatan Lahan di Pulau-Pulau Kecil (PMA dan PMDN)
Ilustrasi Penjelasan Pasal 11 PERPRES No. 34 Tahun 2019 dan Pasal 10 PERMEN KP No. 8 Tahun 2019, Permen Agraria
& Tata Ruang/Kepala BPN No. 17 Tahun 2016, terkait aturan luasan lahan dalam pemanfaatan pulau-pulau kecil:
1. Paling sedikit 30% dari luas pulau dikuasai langsung oleh Negara (kawasan lindung, kepentingan publik)
2. Paling banyak 70% (tujuh puluh persen) dari luas pulau dapat dimanfaatkan oleh Pelaku Usaha.
3. Pelaku Usaha wajib mengalokasikan paling sedikit 30% dari luasan lahan yang dimanfaatkan untuk ruang terbuka
hijau.
1
2
3
Illustrasi Pulau Liwutonkidi,
Kab. Buton Selatan
30%
70%
RTH
Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan atau pemilikan pulau kecil secara private/pribadi pada seluruh pulau
Peraturan Menteri KP
No. 53 Tahun 2020
Tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan No 18 tahun 2019
tentang Penatausahaan Izin Pemanfaatan
PPK dalam rangka PMA dan Rekomendasi
Pemanfaatan PPK dengan Luas kurang
dari 100 km2 (seratus kilometer persegi).
(2) Pemanfaatan PPK dengan luas di bawah 100 km2 harus memenuhi ketentuan
(3) Ketentuan pemanfaatan PPK dengan luas di bawah 100 km2 dijabarkan
dalam jenis kegiatan pemanfaatan dengan memperhatikan luasan, topografi,
dan tipologi pulau
(4) Jenis kegiatan pemanfaatan PPK dengan luas di bawah 100 km2 meliputi:
a.Kegiatan yang diperbolehkan;
b.Kegiatan yang diperbolehkan dengan syarat; dan
c.Kegiatan yang tidak diperbolehkan.
(5) Jenis kegiatan Pemanfaatan PPK dengan luas di bawah 100 km2
selengkapnya sebagaimana Lampiran II.
Peraturan Menteri KP
No. 53 Tahun 2020
Tentang
Perubahan atas Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan No 18 tahun 2019
tentang Penatausahaan Izin Pemanfaatan
PPK dalam rangka PMA dan Rekomendasi
Pemanfaatan PPK dengan Luas kurang
dari 100 km2 (seratus kilometer persegi).
(1)
Ketentuan pemanfaatan PPK dengan luas di bawah 100 km2 digunakan
sebagai pedoman dalam penyusunan RTRW dan/atau RDTR.
(2)
Dalam hal RTRW dan/atau RDTR telah ditetapkan, pedoman sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) digunakan pada saat peninjauan kembali RTRW
dan/atau RDTR.
(3)
Dalam hal ketentuan pemanfaatan pulau-pulau kecil dengan luas di bawah
100 km2 belum dijadikan pedoman dalam penyusunan RTRW dan/atau
RDTR,
pemanfaatan pulau-pulau kecil dengan luas di bawah 100 km2
wajib mendapatkan Rekomendasi Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil
dengan luas di bawah 100 km2 dari Menteri
.
IZIN PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL DALAM RANGKA
PENANAMAN MODAL ASING
(KBLI 68111)
RUANG LINGKUP
Usaha Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dalam rangka Penanaman Modal Asing, yang
kegiatannya meliputi: pengembangan gedung/bangunan untuk dioperasikan sendiri (untuk
penyewaan ruang-ruang di gedung/bangunan tersebut), kegiatan pemanfaatan tanah atau
sewa-menyewa tanah di pulau-pulau kecil untuk pengembangan pariwisata, budidaya laut,
usaha perikanan dan kelautan, serta industri perikanan secara lestari, pertanian, peternakan,
beserta sarana dan prasarana pendukungnya, dan/atau usaha lain yang sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Tingkat risiko (RBA) tinggi, sehingga memerlukan NIB + Izin
Kewenangan pada Menteri Kelautan dan Perikanan.
PERSYARATAN USAHA
IZIN PEMANFAATAN PPK DALAM RANGKA PMA
a.
Permohonan pemenuhan komitmen Izin Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil dalam rangka PMA
Kepada Menteri Kelautan dan Perikanan;
b.
Rekomendasi dari Bupati/Walikota;
c.
Bukti pembayaran Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP);
d.
Dokumen rencana usaha yang meliputi:
• Penjelasan Rencana usaha dan Jenis Kegiatan;
• Peta lokasi pemanfaatan pulau, luasan dan koordinat geografis;
• Rencana pemberian akses publik;
• Rencana Pengalihan Teknologi;
• Rencana Kerjasama dengan Peserta Indonesia;
• Rencana Pengalihan Saham secara bertahap kepada Peserta Indonesia; dan
• Pertimbangan aspek ekologi, sosisal budaya dan ekonomi.
1. Penyampaian permohonan pemenuhan komitmen dari pelaku usaha
kepada KKP
paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja
terhitung sejak tanggal
terbitnya Izin Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil dalam rangka PMA atau
Rekomendasi Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil, yang belum efektif dari
BKPM melalui sistem OSS.
2. Penyampaian bukti pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP)
paling lambat 7 (tujuh) hari kalender
sejak pelaku usaha
menerima Surat Perintah Pembayaran (SPP) PNBP.
DURASI PEMENUHAN
PERSYARATAN USAHA
PEMENUHAN KOMITMEN PELAKU USAHA
(OFFLINE) KE PTSP KKP Paling lama 10 Hari sejak Izin Terbit
Dari OSS (Belum Efektif)
PELAKU USAHA PENDAFTARAN KE OSS BKPM
IZIN USAHA MELALUI OSS BKPM
Dengan Komitmen: Syarat:
1. NIB 2. NPWP
Screening:
Perseroan Terbatas dan PMA
OSS Menerbitkan Izin Pemanfaatan PPK dan Notifikasi ke PTSP KKP
1. Permohonan Pemenuhan Komitmen Izin; 2. Rekomendasi Bupati/Walikota
3. Dokumen Rencana Usaha;
a) Penjelasan Rencana usaha dan Jenis Kegiatan;
b) Peta lokasi pemanfaatan pulau, luasan dan koordinat geografis; c) Rencana pemberian akses publik;
d) Rencana Pengalihan Teknologi;
e) Rencana Kerjasama dengan Peserta Indonesia;
f) Rencana Pengalihan Saham secara bertahap kepada Peserta Indonesia; dan
g) Pertimbangan aspek ekologi, sosisal budaya dan ekonomi. Persyaratan Umum dan Teknis
Verifikasi Dokumen dan Lapangan untuk Pemenuhan Komitmen (Durasi total 17 hari kerja) Analisis Hasil Verifikasi Lapangan YA/TIDAK? YA TIDAK KKP Notifikasi ke OSS IZIN BERLAKU EFEKTIF IZIN BATAL Tim Teknis, Dirjen, MKP Bayar PNBP
Per Juni 2021 akan ada Perubahan dalam Sistem OSS Berbasis Risiko, menyesuaikan UU CK dan Turunannya
Jadwal PTSP KKP: SENIN s.d. RABU
JAM 08.00-12.00
BAGAN ALUR
PEMBERIAN IZIN PEMANFAATAN
PULAU-PULAU KECIL DAN PERAIRAN DISEKITARNYA
Tahapan Perizinan Pemanfaatan PPK dan Perairan di sekitarnya
dalam Rangka Penanaman Modal Asing
1. Pemohon mengajukan Permohonan ke BKPM secara online
2. Perwakilan KKP di BKPM memproses semua permohonan perizinan yang masuk terkait perizinan di KKP dan selanjutnya meneruskan ke PTSP KKP untuk diproses lebih lanjut
3. PTSP KKP memeriksa kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan, apabila sudah lengkap maka selanjutnya disampaikan secara offline kepada Unit kerja terkait untuk dilakukan verifikasi
4. Evaluasi kelengkapan dokumen meliputi:
a) Penjelasan Rencana usaha dan Jenis Kegiatan;
b) Peta lokasi pemanfaatan pulau, luasan dan koordinat geografis; c) Rencana pemberian akses publik;
d) Rencana Pengalihan Teknologi;
e) Rencana Kerjasama dengan Peserta Indonesia;
f) Rencana Pengalihan Saham secara bertahap kepada Peserta Indonesia; dan g) Pertimbangan aspek ekologi, sosisal budaya dan ekonomi.
5. KKP melakukan verifikasi (evaluasi dokumen dan verfikasi lapangan) dalam waktu 10 hari kerja dan selanjutnya memberikan persetujuan atau penolakan izin pemanfaatan Pulua-pulau Kecil dan perairan disekitarnya dalam rangka PMA kepada BKPM sebagaimana format terlampir 6. KKP mengeluarkan surat perintah membayar PNBP. Dan pelaku usaha diberi waktu maksimal 7 (tujuh) hari kerja untuk membayar PNBP 7. BKPM menerbitkan izin pemanfaatan pulau-pulau kecil dan perairan disekitarnya dalam rangka PMA
1. Izin Pemanfaatan PPK dalam rangka PMA
a.
berlaku 30 tahun
dan dapat diperpanjang;
b. Masa Berlaku Berakhir bila : masa berlaku habis, dicabut, atau dikembalikan secara
sukarela oleh pemegang izin.
2.
Tarif Izin Pemanfaatan
PPK = 5% × Faktor S
Faktor S= Rp616.482.125,00
5% × Faktor S =
Rp30.824.106,23/Ha
(Dasar :PP 75/2015 & Kepmen KP No. 24/2020)
MASA BERLAKU, BERAKHIRNYA, DAN TARIF PNBP
IZIN PEMANFAATAN PPK DALAM RANGKA PMA
Faktor S adalah Nilai valuasi sistem lingkungan yang dihitung berdasarkan hasil analisis yang terganggu dan/atau terdampak
akibat kegiatan pemanfaatan pulau-pulau-kecil dan perairan di sekitarnya
Tarif Izin
PNBP
PENILAIAN
KESESUAIAN USAHA
IZIN PEMANFAATAN PPK DALAM RANGKA PMA
Penilaian Kesesuaian dilakukan dengan
verifikasi dokumen
persyaratan dan
verifikasi
lapangan
, berdasarkan penilaian:
a. Kesesuaian dengan Rencana Tata Ruang dan/atau Rencana Detail Tata Ruang;
b. Rekomendasi dari Bupati/Walikota;
c. Batas luasan lahan pemanfaatan pulau kecil;
d. Rencana usaha;
e. Kesesuaian dengan daya dukung dan kerentanan pulau;
f. Kesesuaian peta dan lokasi usaha;
g. Jenis kegiatan yang diperbolehkan, diperbolehkan dengan syarat, dan tidak
diperbolehkan jika lokasi di pulau-pulau kecil dengan luas di bawah 100 km2;
h. Besaran nilai PNBP yang dibayarkan.
PENGAWASAN
PERIZINAN PEMANFAATAN PPK
Cakupan:
Kesesuaian dengan Standar Perizinan Berusaha Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil;
Cara Pengawasan:
• Melalui Pengawasan Rutin: Laporan pelaku usaha & inspeksi lapangan melalui kunjungan
fisik atau virtual
• Melalui Pengawasan Insidental. Berdasarkan pengaduan masyarakat dan/atau pelaku
usaha, melalui inspeksi lapangan atau virtual.
Pelaksana Pengawasan:
POLSUS PWP3K
Inspeksi Lapangan Dilakukan dengan cara:
• Memasuki dan memeriksa lokasi kegiatan pemanfaatan PPK;
• Memeriksa kesesuaian dokumen perizinan dan dokumen pendukung;
• Memeriksa proses kegiatan pemanfaatan PPK;
• Mendokumentasikan kegiatan pengawasan, kesesuaian pelaksanaan sesuai
izin/rekomendasi;
Pasal 18 (Perubahan UU No. 1 Tahun 2014) Angka 28.
Pasal 71A ayat (1)
Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16A, Pasal 26B, dan Pasal 71 dapat
berupa:
a. peringatan tertulis
b. penghentian sementara kegiatan;
c. penutupan lokasi;
d. pencabutan Perizinan Berusaha;
e. pembatalan Perizinan Berusaha; dan/atau
f. denda administratif.
Pasal 73A
• “Setiap orang yang memanfaatkan pulau kecil dan perairan di sekitarnya dalam rangka
penanaman modal asing yang
tidak memiliki Perizinan Berusaha
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 26A yang
mengakibatkan perubahan fungsi ruang
dipidana dengan pidana
penjara
paling lama
4 (empat) tahun
dan
denda
paling banyak Rp2.000.000.000,00 (
dua
miliar rupiah
)
Pasal 317
ayat (2)
Sanksi administratif
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
(tidak memiliki izin)
terdiri
atas:
a. peringatan/teguran tertulis;
b. paksaan pemerintah;
c. denda administratif;
d. pembekuan Perizinan Berusaha; dan/atau
e. pencabutan Perizinan Berusaha
Pasal 320
ayat (3)
Besaran denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri dari:
b. Pelanggaran terhadap pemanfaatan pulau-pulau kecil dan pemanfaatan perairan di
sekitarnya dalam rangka PMA yang
tidak memiliki Perizinan Berusaha
dikenakan
denda administratif sebesar
5% (lima persen) dikali total nilai investasi;
Sanksi dan Denda Administratif
dalam PP No. 5 Tahun 2021
CONTOH PERMOHONAN IZIN PEMANFAATAN PPK DALAM RANGKA PMA
Direktorat Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
Ditjen Pengelolaan Ruang Laut
Kementerian Kelautan dan Perikanan
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Gedung Mina Bahari III lantai 8
Jakarta Pusat, Telp/Fax : 021-3522058
TIPOLOGI PULAU-PULAU INDONESIA
Pulau Pulau Kecil
Proses Pembentukan
P. Vulkanik
Umumnya berbukit
P. Karang
Karang timbul, datar dan rendah, rawan tsunami dan abrasi
P. Alluvium
Endapan sedimen Dataran rendah, datar
dan dinamis
Topografi dan Potensi
Sumberdaya Air
P. Dataran
Permukaannuya datar dan tidak ada beda
tinggi yang nyata
P. Berbukit
Terdapat beda tinggi permukaan yang cukup
berarti
LAMPIRAN II PERMEN KP NO. 53 TAHUN 2020
JENIS KEGIATAN
PEMANFAATAN PULAU-PULAU KECIL DENGAN LUAS DI
BAWAH 100 KM2 (SERATUS KILOMETER PERSEGI)
YANG DIPERBOLEHKAN
,
YANG DIPERBOLEHKAN DENGAN SYARAT,
DAN YANG TIDAK DIPERBOLEHKAN
53 Tahun 2020
… lanjutan
CONTOH
PULAU-PULAU KECIL
YANG
PROSPEKTIF DAN TERDAPAT RENCANA
PEMANFAATAN
(ATAU EKSISTING) OLEH INVESTASI
DALAM RANGKA PENANAMAN MODAL ASING
Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau
CTRL+Klik Untuk Telusuri
2°30'53.3“LU 106°02'50.0“BT
Pulau Cempedak
Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau
CTRL+Klik Untuk Telusuri
0°50'38.3“LU 104°42'14.2“BT
INSET
Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau
CTRL+Klik Untuk Telusuri
INSET
Pulau Pahawang
Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung
CTRL+Klik Untuk Telusuri
5°40'33.1“LS 105°13'10.1“BT
INSET
CTRL+Klik Untuk Telusuri
Kabupaten Nias Selatan, Provinsi Sumatera Utara
INSET
Luas: 29.075 Ha
CTRL+Klik Untuk Telusuri
Pulau Kusu
Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara
INSET
Luas: 39.650 Ha
CTRL+Klik Untuk Telusuri
0°25'41.0“LS 127°44'26.6“BT
Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara
INSET
CTRL+Klik Untuk Telusuri
3°02'33.5“LS 122°24'24.8“BT
Pulau Paku
Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah
INSET
Luas: 6.789 Ha
Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat
CTRL+Klik Untuk Telusuri
0°29'02.1“LS 130°21'19.2“BT
INSET
Luas: 53.540 Ha
Pulau Augusta
Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat
CTRL+Klik Untuk Telusuri
0°38'59.4“LS 130°34'31.2“BT
INSET
Luas: 23.461 Ha
P. Pabahanan
Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur
CTRL+Klik Untuk Telusuri
2°14'12.3“LU 118°37'50.0“BT
INSET
Luas: 1.808 Ha
P. Bakungan Besar & P. Bakungan Kecil
Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur
CTRL+Klik Untuk Telusuri