KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN
KADAR BESI AIR SUMUR DI PABELAN KARTASURA SUKOHARJO
ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH
Memenuhi Salah Satu Syarat
Mendapatkan Ijazah S-1 Kesehatan Masyarakat
Disusun Oleh: ARIES SUJARWANTO
J410100090
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN KADAR BESI AIR SUMUR DI PABELAN KARTASURA SUKOHARJO
xii + 45 + 22
ARIES SUJARWANTO J 410 100 090
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura, Surakarta Abstrak
Kadar besi di Kos Ari Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo melebihi standar yaitu 0,8 mg/lt dan dapat diturunkan dengan filtrasi arang aktif dan ijuk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan lama kontak filtrasi dengan media arang aktif dan ijuk terhadap penurunan kadar besi air sumur. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah pretest-posttest dengan kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh sumur yang ada di Desa Pabelan. Jumlah sampel yang digunakan adalah 75 liter, setiap perlakuan membutuhkan 6 liter air dengan 3 kali pengulangan. Hasil uji laboratorium pada kontrol kadar besi rata-rata 0,8 mg/lt. Perlakuan dengan arang aktif (ketebalan 30 cm) dan ijuk (ketebalan 30 cm) dengan lama kontak 4 menit rata-rata kadar besi 0,51 mg/lt, lama kontak 5 menit rata-rata kadar besi sebesar 0,44 mg/lt dan lama kontak 6 menit rata-rata kadar besi menjadi 0,3 mg/lt. Kadar besi setelah perlakuan sudah memenuhi standar baku mutu. Lama kontak yang paling efektif menurunkan kadar besi pada lama kontak 6 menit sebesar 62,5 %. Hasil uji statistik menggunakan anova satu jalur menunjukkan ada pengaruh lama kontak dengan media arang aktif dan ijuk terhadap penurunan kadar besi air sumur sehingga diharapkan penghuni Kos Ari dan masyarakat di Desa Pabelan dapat menerapkan sistem pengolahan ini dengan skala rumah tangga.
ABSTRACT
Effectiveness Activated Charcoal Filter Media And Fibers With Old Contact Variation In The Lower Levels Of Iron Water Well In Pabelan Kartasura Sukoharjo
PENDAHULUAN
Air merupakan kebutuhan pokok untuk kelangsungan hidup manusia,
terutama untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan air dalam
tubuh, contohnya sebagai air minum. Tidak semua air dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan, karena banyak terjadi pencemaran yang diakibatkan oleh
manusia dan oleh alam. Air yang dapat memenuhi kebutuhan rumah tangga
adalah air yang memenuhi standar kualitas air bersih. Hal ini sudah ditetapkan
oleh Departemen Kesehatan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010 (Kemenkes RI No. 492/ Menkes/ Per/ IV/ 2010).
Pada penelitian Rahayu (2004) penurunan besi air menggunakan arang
tempurung kelapa mendekati 91,69% yakni dari kadar besinya 0,53 mg/l turun
menjadi 0,40 mg/l. Kemudian pada penelitian Darmayanti, dkk., (2011) media
filter yang menggunakan kombinasi arang tempurung kelapa, batu bata, pasir, dan
ijuk mampu menyisihkan COD dan deterjen yang lebih banyak dibandingkan
variasi media filter lainnya. Persentase penyisihan COD rata-ratanya mencapai
73,5% dan penyisihan deterjen rata-ratanya 52,9%.
Sedangkan hasil penelitian Nurullita, dkk., (2010) mengenai kesadahan
CaCO3 air sumur artetis sebelum perlakuan rata-rata hasilnya 496,5 mg/l.
Kemudian setelah perlakuan filtrasi dengan variasi lama kontak rata-rata hasilnya
160,4 mg/l. Persentase penurunan kesadahan air sumur artetis setelah melewati
karbon aktif tertinggi pada lama kontak 40 menit (90%) dan terendah pada lama
45%-91%, dimana semakin lama waktu kontak air dengan karbon aktif, penurunan
kesadahan semakin besar.
Pemenuhan kebutuhan air bersih di rumah Kos Ari di Pabelan diambil
dari sumber air baku sumur. Berdasarkan informasi dari wawancara dengan
penghuni kos di sekitar Kos Ari sebanyak 15 orang yang menggunakan air sumur
di daerah tersebut, kualitas airnya memiliki kadar besi (Fe) masih tinggi. Hal ini
dapat diketahui apabila air ini ditampung di bak mandi akan memberikan endapan
dan noda kekuning-kuningan pada dinding kolam, begitu juga apabila
dipergunakan untuk mencuci akan memberi noda kekuning-kuningan pada
pakaian putih. Dari beberapa ciri di atas menunjukkan bahwa kandungan Fe
dalam air baku tinggi. Memang zat besi diperlukan oleh tubuh tetapi dalam dosis
besar dapat merusak dinding usus, sehingga kematian akan menjadi akibat dari
rusaknya dinding usus ini (Soemirat, 2011).
Dari keterangan tersebut, bisa didukung dari hasil pemeriksaan air di Kos
Ari Pabelan. Pengambilan sampel pada survei pendahuluan yang dilakukan pada
tanggal 7 Juni 2014 dengan sampel air sumur Kos Ari Pabelan didapatkan hasil
0,83 mg/lt. Dengan hasil tersebut maka sudah melebihi nilai ambang batas dari
Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.492/Menkes/Per/IV/2010 sebesar 0,3 mg/lt.
Kemudian air sampel difiltrasi menggunakan ijuk dan arang aktif dengan variasi
lama kontak 6 menit yang menghasilkan penurunan besi pada air menjadi 0,29
mg/lt.
Arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan
dengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. bersifat
adsorben. Ijuk berfungsi sebagai penyaring kotoran yang ukurannya lebih besar.
Ijuk digunakan karena memiliki kelenturan sekaligus kepadatan sehingga mudah
menyaring kotoran besar pada air (Kumalasari dan Satoto, 2011).
Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan, maka dilakukan penelitian
keefektifan media filter arang aktif dan ijuk dengan variasi lama kontak media
filter 4 menit,5 menit, dan 6 menit dalam menurunkan kadar besi air sumur di
Pabelan Kartasura Sukoharjo.
TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui keefektifan media arang aktif dan ijuk dengan
variasi lama kontak dalam menurunkan kadar besi air sumur di Pabelan
Kartasura Sukoharjo.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengukur kadar besi air sumur sebelum filtrasi dengan media arang
aktif dan ijuk.
b. Mengukur kadar besi setelah filtrasi dengan media arang aktif dan ijuk
(1:1) ketebalan 60 cm menggunakan variasi lama kontak 4 menit, 5 menit,
dan 6 menit dalam penurunan kadar besi pada air sumur di Pabelan
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan rancangan
pretest-posttest dengan kelompok kontrol (pretest-posttest with control group design). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh air sumur yang ada di Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo. Sampel pada penelitian ini air sumur yang diambil
dari salah satu sumur warga dimana jumlah sampel yang diperlukan pada
penelitian ini sebanyak 75 liter. Teknik pengambilan sampel ialah dengan
purposive sampling. Pengumpulan data dapat dilakukan dari pengambilan data langsung selama proses filtrasi dengan variasi lama kontak media arang aktif dan
ijuk dengan sampel dan analisis laboratorium. Waktu penelitian ini pada bulan
Juli - Agustus 2014 di Laboratorium Kimia, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Variabel bebasnya adalah keefektifan filtrasi dengan
media arang aktif dan ijuk dengan variasi lama kontak, variabel terikatnya adalah
kadar besi (Fe). Untuk mengetahui tingkat keefektifan arang aktif dan ijuk dengan
variasi lama kontak dalam penurunan kadar besi (Fe) air sumur menggunakan uji
anova.
HASIL PENELITIAN
A. Analisis Univariat
1. pH
Pada Tabel 1 menjelaskan bahwa pengukuran pH air sebelum,
pada kontrol, dan setelah mendapatkan perlakuan dengan cara filtrasi
menit, 5 menit, dan 6 menit dengan replikasi sebanyak 3 kali tidak ada
perubahan yaitu 6,70.
Tabel 1. Hasil Pengukuran pH Air Sumur di Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo pH Sebelum Perlakuan Media Filter (Arang Aktif-Ijuk) dengan Lama Kontak
pH setelah Perlakuan Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/I
V/2010 Ulangan ke
1 2 3
6,70
4 menit 6,70 6,70 6,70
6,5-8,5 5 menit 6 menit 6,70 6,70 6,70 6,70 6,70 6,70 2. Suhu
Tabel 2 menjelaskan bahwa pengukuran suhu air sebelum, pada
kontrol, dan setelah mendapatkan perlakuan dengan cara filtrasi
menggunakan media filter arang aktif dan ijuk, dengan lama kontak 4
menit, 5 menit, dan 6 menit dengan replikasi sebanyak 3 kali tidak ada
perubahan yaitu 270C.
Tabel 2. Hasil Pengukuran Suhu Air Sumur di Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo
Suhu Sebelum Perlakuan
(0C)
Media Filter (Arang Aktif-Ijuk) dengan Lama Kontak
Suhu setelah Perlakuan (0C) Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/I
V/2010 Ulangan ke
1 2 3
27
4 menit 27 27 27
B. Analisis Bivariat
Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa ada penurunan kadar besi air
sebelum, pada kontrol dan setelah mendapatkan perlakuan dengan cara filtrasi
menggunakan media filter arang aktif dan ijuk dengan variasi lama kontak 4
menit, 5 menit, serta 6 menit. Rata-rata kadar besi sebelum difiltrasi sebesar 0,8
mg/lt dan rata-rata kadar besi kontrol sebesar 0,8 mg/lt. Lama kontak yang
menurunkan kadar besi paling banyak yaitu selama 6 menit, dengan rata-rata
kadar besi setelah difiltrasi sebesar 0,3 mg/lt dan lama kontak yang
menurunkan kadar besi paling sedikit yaitu selama 4 menit, dengan rata-rata
kadar besi setelah difiltrasi sebesar 0,51 mg/lt.
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kadar Besi Air Sumur di Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo
Kadar Besi (mg/l)
Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/I
V/2010 Sebelum Replikasi Kontrol
Setelah Perlakuan Arang Aktif-Ijuk 4 menit Arang Aktif-Ijuk 5 menit Arang Aktif-Ijuk 6 menit 0,8
1 0,8 0,52 0,41 0,32
0,3 mg/liter 2 0,8 0,49 0,45 0,28
3 0,8 0,51 0,46 0,3
Tabel 4 menunjukkan efektivitas media filter arang aktif-ijuk dengan
variasi lama kontak 4 menit, 5 menit, dan 6 menit dalam penurunan besi air
sumur. Kadar besi sebelum difiltrasi sebesar 0,8 mg/lt. Sedangkan pada
penurunan besi dengan lama kontak 4 menit sebesar 0,51 mg/lt dengan
efektivitas 36,25 %. Pada penurunan besi dengan lama kontak 5 menit sebesar
0,44 mg/lt dengan efektivitas 45 %. Sedangkan penurunan kadar besi yang
paling efektif sesudah difiltrasi yaitu dengan lama kontak 6 menit sebesar 0,3
mg/lt dengan efektivitas 62,5%.
Tabel 4. Efektivitas Penurunan Kadar Besi Air Sumur di Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo dengan Media Filter Arang Aktif dan Ijuk dengan Variasi Lama
Kontak
Lama Kontak
Rata-rata Kadar Besi
Efektivitas Pengolahan (%) Sebelum
Filtrasi (mg/lt)
Sesudah Filtrasi
(mg/lt)
Penurunan (mg/lt)
4 menit 0,8 0,51 0,29 36,25
5 menit 0,8 0,44 0,36 45
Berdasarkan Tabel 5 diketahui nilai p = 0,000 ≤α = 0,01 sehingga Ho
ditolak dan Ha diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan dari variasi
lama kontak pada media filter arang aktif-ijuk dalam menurunkan kadar besi
air sumur di Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo.
Tabel 5. Hasil Uji Anova Perbedaan Keefektifan Media Arang Aktif dan Ijuk dengan Variasi Lama Kontak dalam Menurunkan Kadar Besi Air Sumur di
Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo
Jumlah
Kuadrat Df Mean Square F Sig.
Antara Grup .399 3 .123 399.300 .000
Dalam Grup .003 8 .000
Total .402 11
PEMBAHASAN A. pH
Pada penelitian ini, pH air diukur sebelum, pada kontrol, dan setelah
mendapatkan perlakuan dengan cara filtrasi menggunakan media filter arang
aktif dan ijuk dengan variasi lama kontak 4 menit, 5 menit, dan 6 menit. Alat
untuk mengukur pH adalah kertas lakmus. Pengukuran dilakukan sebelum,
pada kontrol dan perlakuan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali setelah
melewati media filter. Dari hasil pengukuran pH air sebelum, pada kontrol
maupun setelah mendapatkan perlakuan diperoleh hasil yang sama yaitu pH
sebesar 6,70. Hal ini menunjukkan bahwa pH air tidak mempengaruhi
pemeriksaan kadar besi. Menurut Permenkes RI No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, pH yang
diperbolehkan. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan
mempunyai pH sekitar 6,5 – 7,5.
B. Suhu
Suhu air diukur sebelum, pada kontrol, dan setelah mendapatkan
perlakuan dengan cara filtrasi menggunakan media filter arang aktif dan ijuk
dengan variasi lama kontak 4 menit, 5 menit, dan 6 menit. Pengukuran pada
kontrol dan perlakuan dilakukan replikasi sebanyak 3 kali. Alat yang
digunakan untuk mengukur suhu adalah thermometer. Dari hasil pengukuran suhu air baik sebelum, pada kontrol maupun setelah mendapatkan perlakuan
diperoleh hasil yang sama yaitu 270C. Hal ini menunjukkan bahwa suhu air
tidak mempengaruhi pemeriksaan kadar besi air. Menurut Permenkes RI No.
492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum, suhu yang
diperbolehkan adalah ±30C suhu udara, sehingga suhu air masih dalam batas
suhu normal.
C. Kadar Besi
Pemeriksaan kadar besi sebelum perlakuan sebesar 0,8 mg/lt. Kadar
besi pada air tersebut sudah melebihi standar yang telah ditetapkan oleh
Permenkes RI No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air
minum, yaitu kadar besi maksimum yang diperbolehkan adalah 0,3 mg/lt.
Setelah semuanya di replikasi sebanyak 3 kali dari berbagai variasi
lama kontak, didapatkan hasil yang berbeda kadar besinya dari sebelum di
filtrasi, pada kontrol, dan setelah difiltrasi. Pada kontrol rata-rata kadar besi
hasilnya 0,8 mg/lt, setelah difiltrasi menggunakan arang aktif-ijuk dengan
0,44 mg/lt, dan setelah 6 menit didapatkan 0,3 mg/lt. Berdasarkan Tabel 4
diketahui keefektifan penurunan kadar besi dengan media arang aktif-ijuk
dengan variasi lama kontak 4 menit sebesar 36,25%, lama kontak 5 menit
sebesar 45%, dan lama kontak 6 menit sebesar 62,5%. Dengan demikian,
lama kontak yang mampu menurunkan kadar besi di bawah standar dan
paling efektif yaitu lama kontak yang 6 menit dengan nilai efektivitas 62,5%.
Pada penelitian pada penelitian Darmayanti, dkk., (2011) media filter
yang menggunakan kombinasi arang tempurung kelapa, batu bata, pasir, dan
ijuk mampu menyisihkan COD dan deterjen yang lebih banyak dibandingkan
variasi media filter lainnya. Persentase penyisihan COD rata-ratanya
mencapai 73,5% dan penyisihan deterjen rata-ratanya 52,9%. Namun dalam
penelitian ini kombinasi ijuk dengan arang aktif juga bisa menurunkan kadar
besi air dengan efektivitas 62,5%. Sehingga ijuk juga mampu sebagai media
filter penurun besi air.
Berdasarkan hasil analisis anova diperoleh nilai p = 0,000 ≤ α = 0,01,
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada perbedaan yang
signifikan dari berbagai lama kontak 4 menit, 5 menit, dan 6 menit dalam
menurunkan kadar besi air sumur di Desa Pabelan Kartasura Sukoharjo.
Kadar besi pada kontrol atau tanpa menggunakan media dengan perlakuan
menggunakan media arang aktif-ijuk dengan lama kontak 6 menit hasilnya
0,500 ada beda secara signifikan (sig = 0,000) karena sig ≤ 0,01 dengan
rata-rata perbedaan pada lama kontak 5 menit 0,360 dan lama kontak 4 menit
pada media filter arang aktif-ijuk dengan lama kontak 6 menit. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa media filter arang aktif dan ijuk yang paling efektif
dalam menurunkan kadar besi air sumur adalah menggunakan variasi lama
kontak 6 menit dengan efektivitas 62,5%.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Nurullita, dkk., (2010),
persentase penurunan kesadahan air sumur artetis setelah melewati karbon
aktif tertinggi pada lama kontak 40 menit (90%) dan terendah pada lama
kontak 10 menit (45%). Persentase penurunan kesadahan berkisar antara
45%-91%, dimana semakin lama waktu kontak air dengan karbon aktif,
penurunan kesadahan semakin besar. Pada penelitian ini juga semakin lama
waktu kontak air dengan arang aktif, penurunan besi air akan semakin besar.
Yakni dengan lama kontak yang 6 menit yang paling efektif dengan
efektivitas mencapai 62,5%.
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kadar besi sebelum dilakukan filtrasi yaitu 0,8 mg/lt.
2. Kadar besi setelah difiltrasi dengan media filter arang aktif-ijuk dengan
lama kontak 4 menit yaitu 0,51 mg/lt; kadar besi setelah difiltrasi dengan
media filter arang aktif-ijuk dengan lama kontak 5 menit yaitu 0,44
mg/lt; kadar besi setelah difiltrasi dengan media filter arang aktif-ijuk
3. Terdapat perbedaan keefektifan lama kontak 4 menit, 5 menit, dan 6
menit dalam menurunkan kadar besi air sumur. Keefektifan penurunan
besi dengan lama kontak 4 menit adalah 36,25 %. Keefektifan penurunan
besi dengan lama kontak 5 menit adalah 45 %. Keefektifan penurunan
besi dengan lama kontak 6 menit adalah 62,5 %.
4. Lama kontak 6 menit pada filtrasi dengan media arang aktif dan ijuk
lebih efektif dalam menurunkan kadar besi air sumur
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
Harapannya agar masyarakat melakukan pengolahan sebelum
menggunakan air sumur dengan filtrasi dengan media arang aktif dan ijuk
dengan lama kontak 6 menit per 6 liternya, terutama warga yang
berpenghuni di Kos Ari RT: 1/ 2 Pabelan. Masyarakat diharapkan dapat
melakukan cara ini secara mandiri dikarenakan air yang mengandung
kadar besi tinggi dapat menimbulkan kerugian-kerugian, baik pada
kesehatan maupun lingkungan.
2. Bagi Instansi
Harapannya agar Instansi Pemberdayaan, Kesehatan, Lingkungan
Hidup, maupun instansi lainnya dapat menggunakan filtrasi dengan media
filter arang aktif dan ijuk untuk cara alternatif dalam penurunan kadar besi
pada air.
a. Peneliti lain dapat mencoba membandingkan media filter arang aktif
dan ijuk dengan media filter yang lain, misalnya pasir aktif dan ijuk
dengan dikombinasikan untuk menurunkan kadar besi dengan lama
kontak serta ketebalan yang berbeda.
b. Selain itu dapat menggunakan media filter arang aktif dan ijuk untuk
menurunkan parameter lain selain besi, misalnya kesadahan dan Mn
dengan lama kontak yang sama.
c. Peneliti lain dapat meneliti tingkat kejenuhan media arang aktif dan
ijuk, sehingga dapat diketahui kapan arang aktif dan ijuk harus
diganti.
DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, Khayan, Kasjono H.S. 2011. Teknologi Pengolahan Air Minum.
Yogyakarta: Gosyen Publishing
Darmayanti, L., Handayani YL., Josua. 2011. Pengaruh Penambahan Media Pada Sumur Resapan Dalam Memperbaiki Kualitas Air Limbah Rumah Tangga. Jurusan Teknik Sipil. Jurnal Fakultas Teknik: Universitas Riau.
Depkes RI. 2010. Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Jakarta
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius
Joko T. 2010. Unit Produksi dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Yogyakarta:
Graha Ilmu
Kartasapoetra, Sutedjo M.M. 2010. Teknologi Konservasi Tanah dan Air. Edisi Kedua. Jakarta:Rineka Cipta
Kodoatie, Roestam S. 2008. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. Edisi Revisi. Yogyakarta: Penerbit Andi
Kumalasari F., Satoto Y. 2011. Teknik Praktis Mengolah Air Kotor Menjadi Air Bersih. Bekasi: Laskar Aksara
Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurullita, U., Astuti, R., Arifin, Arifin, M. Z. 2010. Pengaruh Lama Kontak
Karbon Aktif Sebagai Media Filter Terhadap Persentase Penurunan
Kesadahan CaCO3 Air Sumur Artesis. Jurnal Kesehatan Masyarakat
Indonesia Vol. 6. No. 1: 48-56
Rahayu, T. 2004. Karakteristik Air Sumur Dangkal di Wilayah Kartasura Dan Upaya Penjernihannya. Jurnal Penelitian Sains & Teknologi Vol. 5. No. 2: 104-124. Surakarta:UMS
Soemirat, J. 2011. Kesehatan Lingkungan. Revisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press
Soemirat, J. 2000. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press