• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA Pengaruh Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah, Dan Pengelolaan Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA

PEMERINTAH DAERAH

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun Oleh : DEDY BUDI UTOMO

B 200 080 197

FAKULTAS EKONOMI

(2)
(3)

PENGARUH PENGAWASAN, PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH, DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA

PEMERINTAH DAERAH Yang ditulis oleh: DEDY BUDI UTOMO

B.200080197

ABSTRAKSI

Pengelolaan keuangan daerah yang baik perlu ditunjang oleh penerapan sistem akuntansi keuangan daerah yang baik agar penatausahaannya keuangan di daerah memiliki akurasi dan akuntabilitas yang tinggi. Selain itu penerapan sistem akuntansi keuangan daerah salah satu dimensi penting dalam pengelolaan keuangan daerah. Alokasi anggaran publik dilakukan pengawasan dengan baik yang tercemin dalam anggaran pendapatan daerah dapat diperuntukan untuk kepentingan publik.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengawasan, penerapan sistem akuntansi keuangan daerah, dan pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah pada pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di kabupaten Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan data primer yang diperoleh dari kuestioner. Sampel dalam penelitian ini adalah pegawai yang bekerja pada Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah di Kabupaten Sukoharjo. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 53 responden yang diambil teknik convinience sampling. Teknik analisis data digunakan uji regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Pengawasan berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Hal ini ditunjukan dari hasil uji t yang menunjukan nilai thitung (2,177) lebih kecil daripada ttabel (2,021) dengan nilai signifikansi 0,036 < a= 0,05. (2) Penerapan sistem akuntans i keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Hal ini ditunjukan dari hasil uji t, yang menunjukan nilai thitung (0,287) lebih kecil dari ttabel (2,021) dengan nilai signifikansi 0,026 < a= 0,05. (3) Pengelolaan keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah. Hal ini ditunjukan dari hasil uji t, yang menunjukan nilai thitung (2,079) lebih kecil dari ttabel (2,021) dengan nilai signifikansi 0,045 < a= 0,05.

(4)

A. PENDAHULUAN

Reformasi pengelolaan keuangan daerah ditandai dengan terbitnya berbagai

peraturan baru di bidang pengelolaan keuangan negara dan daerah. Berbagai peraturan yang ada diantaranya adalah; Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 58 Tahun 2005; PP

Nomor 71 Tahun 2010; paket Undang-Undang (UU) di bidang keuangan negara yang terdiri dari UU Nomor 17 Tahun 2003, UU Nomor 33 Tahun 2004, serta UU Nomor 8

Tahun 2005. Reformasi pengelolaan keuangan daerah tersebut mengakibatkan terjadinya

perubahan yang mendasar pada pengelolaan keuangan negara dan daerah.

Pada era otonomi, daerah diberi wewenang dan tanggung jawab yang besar untuk

mengelola sumber–sumber keuangan (desentralisasi administratif) demi kemakmuran rakyat di daerahnya. Desentralisasi administratif dimaksudkan untuk mendistribusikan

kewenangan, tanggung jawab, dan pengelolaan sumber–sumber keuangan untuk

menyediakan pelayanan publik (Coralie dalam Rohman, 2007). Pelimpahan tanggung jawab tersebut mencakup pendanaan, perencanaan, pelimpahan manajemen fungsi–fungsi

pemerintahan dari pemerintah pusat kepada aparatur daerah, bahkan ke hierarki yang lebih rendah. Hal ini berakibat pada fungsi dan peran yang harus dimainkan oleh para

pejabat daerah ( Joko Widodo dalam Rohman, 2007)

Pengelolaan keuangan daerah yang baik perlu ditunjang oleh penerapan sistem akuntansi keuangan daerah yang baik agar penatausahaan keuangan di daerah memiliki

akurasi dan akuntabilitas yang tinggi. Selain itu, penerapan atas akuntansi keuangan daerah juga merupakan salah satu dimensi penting yang tidak kalah pentingnya dalam

pengelolaan keuangan daerah. Alokasi anggaran publik dilakukan pengawasan dengan

(5)

untuk kepentingan publik. Suwardjono (2005: 14) menegaskan bahwa akuntansi akan

mempunyai peran yang nyata dalam kehidupan sosial ekonomi kalau informasi yang

dihasilkan oleh akuntansi dapat mengendalikan perilaku pengambil kebijakan ekonomi untuk bertindak menuju ke suatu pencapaian tujuan sosial dan ekonomi negara. Bila

dicermati lebih jauh dalam pengelolaan keuangan daerah, akuntansi menjadi salah satu kendala teknis bagi eksekutif dalam pengelolaan keuangan daerah.

Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan

bukti empiris mengenai :

1. Pengaruh pengawasan terhadap kinerja pemerintah daerah.

2. Pengaruh penerapan sistem akuntansi keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah

3. Pengaruh pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah.

B. LANDASAN TEORI

Kinerja Pemerintah Daerah

Kinerja adalah kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan hasil kerja.

Atmosudirdjo dalam Haryanto (2009) kinerja dapat dijelaskan sebagai suatu kajian

tentang kemampuan suatu organisasi dalam pencapaian tuj uan. Penilaian kinerja dapat dipakai untuk mengukur kegiatan-kegiatan organisasi dalam pencapaian tujuan dan juga

sebagai bahan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja organisasi merupakan suatu prestasi kerja dan proses

(6)

Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah

Menurut Eko (2007) dalam Wawan dan Lia (2009) sistem akuntansi keuangan

daerah adalah serangkaian secara sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan

pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah daerah. Kata Penerapan dalam Kamus Bahasa Indonesia adalah menerapkan, melaksanakan, sesuatu yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pengertian tersebut diatas ditarik kesimpulan bahwa penerapan sistem

akuntansi keuangan daerah merupakan kandungan sistem akuntansi yang terdapat dalam Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagai

pedoman bagi pemerintah daerah mulai dari proses pencatatan, pengklasifikasian, pengkikhtisaran, sampai kepada menyusun dan menyajikan laporan keuangan daerah

Pengelolaan Keuangan Daerah

Menurut Permendagri No.13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 1 Pengelolaan Keuangan Daerah adalah keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan daerah. Devas dalam Abdul Rohman (2009) mengemukakan

bahwa tujuan utama dari pengelolaan keuangan daerah adalah Pertanggungjawaban,

Mampu memenuhi kewajiban, Kejujuran, Hasil guna dan daya guna kegiatan daerah, Pengendalian petugas keuangan pemerintah daerah.

Pengawasan

Menurut Sujamto (1986: 19) pengertian dari pengawasan adalah segala usaha

atau kegiatan untuk mengetahui atau menilai kenyataan yang sebenarnya tentang

(7)

Jenis-Jenis Pengawasan Pengawasan keuangan Negara dan daerah menurut Abdul Halim

(2004: 166) adalah Pengawasan keuangan Negara dan Daerah berdasarkan ruang

lingkupnya dibedakan menurut jenis yaitu Pengawasan Intern dan Pengawasan Ekstern. Berdasarkan subyek yang melakukan pengawasan, dalam sistem administrasi Negara

Indonesia ( LAN-RI,1992 :146-147) yaitu Pengawasan Melekat, Pengawasan Fungsional, Pengawasan Legislatif, Pengawasan Masyarakat.

Hipotesis

H1: Pengawasan berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah

H2: Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah

H3: Pengelolaan Keuangan Daerah berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah

C. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survei. Penelitian ini merupakan field

research, karena dilakukan dalam lingkungan alami yang sesungguhnya. Dengan

demikian, penelitian ini menggambarkan hubungan kausal antara pengawasan, penerapan

sistem akuntansi keuangan daerah, pengelolaan keuangan terhadap kinerja pemerintah daerah.

Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh Pegawai Dinas

Pendapatan Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten

(8)

Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Sukoharjo di sekretariat, bidang

akuntansi, bidang anggaran, bidang kas yang berjumlah 53 orang. Teknik pengambilan

sampel dalam penelitian ini menggunakan convenience sampling. Metode Analisis Data

Data dari responden yang terkumpul dengan instrument kuesioner sebelum diolah lebih lanjut harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan

agar data yang telah diperoleh tersebut benar-benar valid dan realibel. Penelitian ini

menggunakan bantuan program SPSS for windows.

Pengujian hipotesis dilakukan dengan rumus:

? ? ? ?

? ? ?? ? ?? ? ?

Keterangan:

KPD : Kinerja Pemerintah Daerah

a : Nilai intersep (konstan) b1...b4 : Koefisien arah regresi

PGA : Pengawasan

PSAK : Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan PKD : Pengelolaan Keuangan Daerah

e : error

D. HASIL PENELITIAN

(9)

Berdasarkan hasil pengolahan data dengan bantuan SPSS Release 16,00 didapatkan

persamaan regresi sebagai berikut:

KPD = -2,696 + 0,201 PGA + 0,287 PSAK + 0,200 PKD +

Persamaan di atas menunjukkan bahwa nilai konstanta (a) adalah sebesar -2,696; hal ini menunjukkan bahwa apabila tidak terdapat variabel pengawasan, penerapan

sistem akuntansi keuangan, pengelolaan keuangan daerah, maka kinerja pemerintah daerah akan mengalami penurunan dengan nilai -2,696.

Nilai koefisien regresi untuk variabel pengawasan (b1) menunjukkan nilai 0,201 dengan parameter positif, hal ini menunjukkkan bahwa apabila Pengawasan semakin baik maka akan meningkatkan kinerja pemerintah daerah.

Nilai koefisien regresi untuk variabel Penerapan Sistem Akuntansi (b2) adalah sebesar 0,287 dengan parameter positif, hal ini menunjukkkan bahwa apabila Penerapan sistem akuntansi daerah semakin baik, maka akan meningkatkan kinerja pemerintah

daerah.

Nilai koefisien regresi untuk variabel Pengelolaan Keuangan Daerah (b3) adalah

0,200 dengan parameter positif, hal ini menunjukkkan bahwa apabila Pengelolaan Keuangan Daerah semakin baik, maka akan meningkatan kinerja pemerintah daerah.

Hasil Perhitungan Uji F dengan level of significant sebesar 0,05 diperoleh Fhitung

11,021 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05, dengan demikian model regresi dalam penelitian ini adalah Fit.

(10)

Akuntansi Keuangan, Pengelolaan Keuangan Daerah sedangkan sisanya yaitu 52,1 %

dijelaskan oleh faktor lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini.

Pengujian Hipotesis dan Pembahasan

Uji t dilakukan untuk mengetahui signifikasi pengaruh variabel independen yaitu

Pengawasan, Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan, Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan

Aset Daerah.

a. Hasil Uji Hipotesis 1

Hasil uji t untuk hipotesis 1 pada pengaruh pengawasan terhadap kinerja

pemerintah daerah diperoleh nilai thitung sebesar 2,177 lebih besar dari ttabel sebesar 2,023 dan nilai probabilitas 0,036 yang nilainya lebih kecil dari 0,05, hal ini berarti

H0 ditolak artinya pengawasan berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Askam Tuasikal (2008) dan Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Abdul

Rohman (2009) yang menyatakan bahwa pengawasan berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah, dan membantu para anggota organisasi dalam melaksanakan

tanggung jawab secara efektif dan mencapai kinerja yang lebih baik.

b. Hasil Uji Hipotesis 2

Hasil uji t untuk hipotesis 2 pada pengaruh penerapan sistem akuntansi

keuangan terhadap kinerja pemerintah daerah diperoleh nilai thitung sebesar 2,319 lebih besar dari ttabel sebesar 2,023 dan nilai probabilitas 0,026 yang nilainya lebih kecil

dari 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak artinya penerapan sistem akuntansi keuangan

(11)

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian Abdul Ro hman (2009) tentang

pengaruh implementasi sistem akuntansi, pengelolaan keuangan daerah terhadap

fungsi pengawasan intern dan kinerja pemerintah daerah pada Pemerintah Daerah (Pemda) di Jawa Tengah.. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Implementasi

sistem akuntansi pemerintahan dan implementasi pengelolaan keuangan daerah berpengaruh terhadap fungsi pengawasan intern, (2) Implementasi sistem akuntansi

pemerintahan, implementasi pengelolaan keuangan daerah, dan fungsi pengawasan

intern berpengaruh terhadap kinerja Pemda. c. Hasil Uji Hipotesis 3

Hasil uji t untuk hipotesis 3 pada pengaruh pengelolaan keuangan daerah terhadap kinerja pemerintah daerah diperoleh nilai thitung sebesar 2,079 lebih besar

dari ttabel sebesar 2,023 dan nilai probabilitas 0,045 yang nilainya lebih kecil dari 0,05.

Hal ini berarti H0 ditolak dan artinya pengelolaan keuangan daerah berpengaruh terhadap kinerja pemerintah daerah.

Pengelolan yang baik akan menciptakan laporan keuangan yang baik pula, hal ini dapat mengindikasikan bahwa kinerja yang baik pula pada instansi atau organisasi.

Abdul Rohman (2008) menyatakan bahwa pengelolaan keuangan yang berorentasi

pada kinerja menunjukkan adanya akuntabilitas kinerja yang terdapat keterkaitan antara sasaran strategis yang ingin dicapai dengan jumlah dana yang dialokasikan

(12)

E. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut

1. Berdasakanp hasil analisa data diketahui Pengawasan berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah, hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 2,177

lebih besar dari ttabel sebesar 2,023 dan nilai probabilitas 0,036 yang nilainya lebih

kecil dari 0,05, artinya H0 ditolak

2. Berdasakan hasil analisa data diketahui Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan

Daerah berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah, hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 2,319 lebih besar dari ttabel sebesar 2,023 dan nilai

probabilitas 0,026 yang nilainya lebih kecil dari 0,05, artinya H0 ditolak.

3. Berdasakan hasil analisa data diketahui Pengelolaan Keuangan Daerah berpengaruh terhadap Kinerja Pemerintah Daerah, hal ini ditunjukkan dengan

nilai thitung sebesar 2,079 lebih besar dari ttabel sebesar 2,023 dan nilai probabilitas 0,045 yang nilainya lebih kecil dari 0,05, artinya H0 ditolak

Saran

Adanya berbagai keterbatasan dan kekurangan dari penelitian ini, maka penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Diharapkan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo lebih memperhatikan faktor penerapan sistem akuntansi keuangan,

(13)

2. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Sukoharjo

diharapkan juga melakukan pengawasan dan pengelolaan keuangan daerah secara

optimal sehingga kinerja pemerintah daerah mengalami peningkatan.

3. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan lebih memperluas jangkauan penelitian

dengan lebih menambahkan sampel penelitian serta variabel-variabel yang lain yang dapat mempengaruhi kinerja pemerintah daerah..

F. DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah. 1997. Mekanisme Pengawasan APBD di Kabupaten Sleman. Tesis S-2 Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tidak dipublikasikan

Andiani, Novi. 2012. Pengaruh Sistem Pengelolaan Keuangan Daerah dan Implementasi Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Fungsi Pengawasan Keuangan Daerah.

Skripsi S-1 Universitas Muhammadiyah Surakarta, tidak dipublikasikan.

Ardiansyah, Andhika. 2010. Pengaruh Pengawasan Fungsional Terhadap Kinerja

Pemerintah Daerah. Skripsi S-1 Universitas Pasundan Bandung. Diunduh dari:

http:www.digilib.unpas.ac.id.

Asrul, Azis. 2009. Analisa Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah pada Pemerintah Gorongtalo. Tesis S-2 Universitas Gadjahmada Yogyakarta. Diunduh dari: http:www.etd.ugm.ac.id.

Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik. Jakarta :Erlangga.

Baswir, Revrisond. 1999. Akuntansi Pemerintahan Indonesia.Yogyakarta: BPFE.

Damanik, U. 2001. Paradigma Baru Pengawasan Keuangan Negara. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Sektor Publik (JAKSP): 2(1): halaman 19-42.

Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: Badan Penerbitan Universitas Diponegoro.

(14)

Halim, Abdul. 2007. Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

Halim, Abdul. 2008. Auditing Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan.Yogyakarta : UPP AMP YKPN.

Haryanto. 2009. Pengukuran Kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten

Jepara Tahun 2007. Tesis S-2 Universitas Gadjahmada Jogyakarta. Diunduh dari: http:www.etd.ugm.ac.id.

Herminingsih. 2009. Pengaruh Partisipasi dalam Penganggarandan Peran Manajerial

Pengelola Keuangan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Tesis S-2

Universitas Diponegoro Semarang. Diunduh dari: Perpustakaan elektronik UNDIP: http:www.e-prints.undip.ac.id.

Indudewi, Dian. 2009. Pengaruh Sasaran Jelas dan Terukur, Insentif, Desentralisasi dan

Pengukuran Kinerja terhadap Kinerja Organisasi. Tesis S-2 Universitas

Diponegoro Semarang. Diunduh dari: Perpustakaan elektronik UNDIP: http:www.e-prints.undip.ac.id.

Indriantoro, Nur, dan Supomo, Bambang. 1999. Metode Penelitian Bisnis untuk Bisnis dan Manajemen. Yogyakarta:BPFE.

LAN RI. 1992. Informasi Pan Nomor 3 Tahun 1. Jakarta: LAN RI.

Latifah, Lyna dan Arifin Sabeni. 2007. Faktor Keperilakuan Organisasi Implementasi Sistem Akuntansi Keuangan Daerah. Proceeding SNA X (Kode ASPP-13) di Universitas Hassanudin Makassar.

Mardiasmo. 2001. Perencanaan Keuangan Publik sebagai Tuntutan dalam Pelaksanaan Pemerintahan Daerah yang Bersih dan Berwibawa. Jakarta. Diskusi Panel Nasional. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi Offset.

Mahsun, Mohamad. 2009. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta :BPFE.

Mulyadi. 2001. Balance Scorecard:Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatgandakan Kinerja Keuangan Perusahaaan. Jakarta :Salemba Empat.

Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang No 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

(15)

Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah No. 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah.

Republik Indonesia. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Republik Indonesia. 2007. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 59 Tahun 2007 sebagai

Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Republik Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

Rohman, Abdul. 2007. Pengaruh Peran Manajerial Pengelola Keuangan dan Fungsi Pemeriksaan Intern terhadap Kinerja Pemerintah Daerah (Survei pada Pemda Kota, Kabupaten di Provinsi Jawa Tengah). Jurnal MAKSI, Vol. 7, no. 2, Agustus: halaman 206-220.

________, 2009. Pengaruh Implementasi Sistem Akuntansi, Pengelolaan Keuangan Daerah terhadap Fungsi Pengawasan dan Kinerja Pemerintah Daerah (Survei pada Pemda di Jawa Tengah). Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 9, No. 1, Februari: halaman 21-32.

Roviyantie, Devi. 2012. Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan. Jurnal Akuntansi, Volume 1 Nomer 1.

Sekaran, Uma. 2006. Metode untuk Penelitian Bisnis. Jakarta : Salemba Empat. Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sujamto. 1983. Beberapa Pengertian tentang Pengawasan. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sukmana, Wawan dan Anggarsari, Lia. 2009. Pengaruh Pengawasan Intern dan Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. Jurnal Akuntansi dan Bisnis Universitas Siliwangi. Vol.4, No.1.

Sumiati. 2013. Pengaruh Penerapan Sistem Pemerintah Daerah, Akuntabilitas keuangan,

ketaatan pada perundangan terhadap Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah.

Tesis S2 Universitas Riau. Diunduh dari: http:www.repository.unri.ac.id.

Suparno. 2010. Pengaruh Akuntabilitas Keuangan Daerah, Value for Money, Kejujuran,

Tranparansi dan Pengawasan terhadap Pengelolaan Keuangan Daerah. Tesis S-2

(16)

Susmanto, Bintang. 2008. Pengawasan Intern pada Kementerian Koordinator Bidang

Kesejahteraan Rakyat. Diunduh dari: Kementerian Koordinator Bidang

Kesejahteraan Rakyat. http://www.menkokesra.go.id/content/view/117/323/.

Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan, Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.

Tuasikal, Askam. 2008. Pengaruh Pengawasan, Pemahaman Sistem Akuntansi Keuangan dan Pengelolaan Keuangan Terhadap Kinerja Unit Satuan Kerja Pemerintah Daerah. Journal Finance dan Banking Universitas Pattimura Ambon. Vol. 10, Juni. halaman. 66-88.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara mengidentifikasi korban adalah dengan pengukuran sefalik indeks, yaitu perbandingan antara lebar kepala maksimum dengan panjang kepala maksimum.. Sefalik indeks dapat

1) Pada penelitian Email Server kali ini Penulis melakukan pembatasan kapasitas harddisk untuk penyimpanan email yang digunakan oleh user sebesar 50 MB (Megabyte)

Hasil penelitian disebutkan bahwa, kerangka epistemologi pemikiran politik Islam yang bercorak abad klasik dan pertengahan sudah saatnya untuk direkonstruksi sesuai dengan

Judul pada penelitian ini adalah Analisa Pengaruh Produk, Kualitas Pelayanan, Harga, dan Store Atmosphere terhadap Minat Beli di Dream of Kahyangan Art Resto

Pada tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.Hasi penelitian ini diperoleh bahwa pembelajaran menulis cerita dengan

Negara yang memiliki sistem ekonomi politik yang inklusif akan berpotensi menjadi negara kaya, sedangkan negara yang memiliki sistem ekonomi politik yang ekstraktif tinggal

dengan ditanggapi aktif oleh peserta didik dari kelompok lainnya sehingga diperoleh sebuah pengetahuan baru yang dapat dijadikan sebagai bahan diskusi

฀EPADA PESERTA PELELANGAN YANG ฀EBERATAN, DIBERI฀AN ฀ESEMPATAN UNTU฀ MENYAMPAI฀AN SANGGAHAN ฀HUSUSNYA MENGENAI ฀ETENTUAN DAN PROSEDUR YANG TELAH