• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 sekolah dasar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 sekolah dasar"

Copied!
139
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN

PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH

DENGAN METODE BERNYANYI UNTUK KELAS I

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Anggun Mahdalena Manurung NIM: 131134114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN

PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI

PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN CACAH

DENGAN METODE BERNYANYI UNTUK KELAS I

SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Anggun Mahdalena Manurung NIM: 131134114

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan cinta kasih dan berkatNya. 2. Orang tua terbaik Alm.Pandapotan Manurung dan Marihati Simanjuntak

yang selalu mendukung setiap langkah perjuanganku untuk masa depan. 3. Sahabat seperjuangan saya dari masa putih abu-abu Patricia Desty yang

selalu mendukung.

(6)

MOTTO

“Lebih baik mencoba meskipun gagal, daripada tidak mencoba dan tidak gagal”.

(Anggun Mahdalena Manurung)

“Lakukan yang terbaik hari ini sebagai jaminan di masa yang akan datang”.

(Mattew Tuck)

“Jika kamu memiliki keberanian untuk memulai, kamu juga memiliki keberanian untuk sukses”.

(7)
(8)
(9)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PROTOTIPE RANCANGAN PEMBELAJARAN TEMATIK MATEMATIKA MATERI PENJUMLAHAN DAN

PENGURANGAN BILANGAN CACAH DENGAN METODE BERNYANYI UNTUK KELAS I SEKOLAH DASAR

Anggun Mahdalena Manurung Universitas Sanata Dharma

2017

Potensi dalam penelitian ini adalah penerapan Kurikulum 2013 yang menggunakan model pembelajaran tematik integratif. Mata pelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah diberikan di kelas 1 tema 2, subtema 2 yang terintegrasi dengan SBdP (lagu). Dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 20 peserta didik kelas 1, peneliti mendapatkan data: 80% peserta didik kesulitan materi penjumlahan, 65% peserta didik mengalami kesulitan pengurangan. Oleh karena itu, peneliti menyusun 5 lagu (SBdP) yang berisi konsep penjumlahan dan pengurangan. Dengan demikian peneliti mengembangkan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 SD. Tujuan dari penelitian ini menjelaskan prosedur pengembangan prototipe dan mendeskripsikan kualitas prototipe tersebut.

Penelitian pengembangan ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development atau R&D) dengan 6 langkah yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk, 4) validasi evaluasi peneliti mendapatkan data: 100% (20 peserta didik) memahami penjumlahan, 80% (16 peserta didik) memahami pengurangan, dan 100% (20 peserta didik) menuliskan refleksi bahwa mereka senang belajar materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan menggunakan lagu.

(10)

ABSTRACT

DEVELOPING A PROTOTYPE OF MATHEMATICS THEMATIC LEARNING DESIGN CONCERNING ADDITION AND SUBTRACTION MATERIAL BY SONG METHOD FOR PRIMARY SCHOOL STUDENTS AT

GRADE I

Anggun Mahdalena Manurung Sanata Dharma University

2017

Research begins from potential and problem. In this research, potential is implementation curriculum of 2013 using integrative thematic learning methods. Mathematics subjects of addition and subtraction material found in the first grade theme 2 subtheme 2 integrated with SBdP (song). The problems that found from the questionnaire results to 20 learners the first grade researcher get data: 80% of learners have a difficulty in the addition, 65% students interested in the addition and subtraction material. Therefore, the researcher a range 5 song (SBdP) in concept addition and subraction. The researcher develop “Prototype Mathematics learning design concerning thematic addition and subtraction material by song method for first grade”. The perpose of this research to explain prototype development procedure and described the quality of the prototype.

This was a research and development (R&D). There were six steps applied throughout according to Borg and Gall including: 1) the potentiality and problems, 2) data collction, 3) product design, 4) design validation, 5) design revision, and 6) product testing. The results of the research and development of the prototype were validated by a lecturer of mathematicians, art lecturers and first grade elementary school teacher.. The average validation score is 3.3 with very good category, so it is worth to be tested and after being revised.

The experiment was conducted by researcher to 20 learners at first grade of SDN Kawunganten 01 Cilacap on October 4 2017. The evaluation result, the researcher get data: 100% (20 learners ) understand addition material, 80% (16 learners) understand subtraction material, and 100% (20 learners) lists things that makes them happy to study about addition and subtraction material with song.

Keywords: prototype, thematic learning plan, addition and subtraction song

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan atas segala kasih dan penyertaan-Nya yang begitu besar sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika

Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah dengan Metode

Bernyanyi untuk Kelas 1 Sekolah Dasar”. Peneliti menyadari sepenuhnya

bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, semangat, dan dukungan dari berbagi pihak. Oleh karena itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., Kaprodi PGSD, dan dosen pembimbing kedua yang telah meluangkan waktu untuk membimbing dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., Wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan arahan dan bimbingan yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Ignatia Esti Sumarah, M.Hum, Dosen pembimbing pertama yang telah membimbing dalam penyusunan skripsi ini.

5. Para validator yang telah berkenan membantu dalam proses validasi instrumen dan produk.

(12)
(13)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

1.5 Definisi operasional ... 5

1.6 Spesifikasi produk ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Kajian teori ... 8

2.1 l Kurikulum 2013 ... 8

2.1.1.1 Pendidikan karakter ... 8

2.1.1.2 Pembelajaran tematik ... 10

2.1.1.3 Ciri khas pembelajaran tematik ... 11

(14)

2.1.1.5 Karakteristik pembelajaran tematik ... 12

2.1.1.6 Pendekatan saintifik ... 13

2.1.2 Pembelajaran tematik kelas 1 Sekolah Dasar ... 17

2.1.2.1 Matematika ... 17

2.1.2.2 Bilangan cacah ... 19

2.1.2.3 Penjumlahan ... 21

2.1.2.4 Pengurangan ... 25

2.1.3 Metode pembelajaran bernyanyi ... 26

2.1.3.1 Kelebihan dan kekurangan metode bernyanyi ... 29

2.1.3.2 Unsur yang termuat dalam sebuah lagu ... 30

2.1.4 Minat belajar ... 32

2.1.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar peserta didik ... 34

2.1.5 Kecerdasan matematika logis dan kecerdasan musikal... 35

2.1.5.1 Kecerdasan matematika logis ... 35

2.1.5.2 Kecerdasan musikal ... 36

2.1.6 Tugas perkembangan peserta didik usia 7-8 tahun ... 37

2.1.6.1 Tugas perkembangan pribadi ... 37

2.1.6.2 Tugas perkembangan sosial ... 38

2.1.6.3 Tugas perkembangan belajar... 39

2.1.6.4 Tugas perkembangan karir ... 40

2.2 Hasil penelitian yang relevan ... 40

2.3 Kerangka berpikir ... 43

2.4 Pertanyaan penelitian ... 45

BAB III METODE PENELITIAN... 46

3.1 Jenis penelitian ... 46

3.2 Setting penelitian ... 47

3.2.1 Tempat penelitian ... 47

3.2.2 Waktu penelitian ... 47

3.2.3 Subjek penelitian ... 47

3.2.4 Objek penelitian ... 47

(15)

3.4 Teknik pengumpulan data ... 52

3.4.1 Wawancara ... 52

3.4.2 Kuesioner ... 52

3.5 Instrumen penelitian... 53

3.5.1 Observasi ... 53

3.5.2 Wawancara ... 54

3.5.3 Kuesioner pra penelitian untuk peserta didik ... 55

3.5.4 Kuesioner validasi produk untuk dosen ... 56

3.5.5 Kuesioner validasi untuk guru ... 57

3.6 Teknik analisis data... 58

3.6.1 Data kualitatif ... 58

3.6.2 Data kuantitatif ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ... 60

4.1 Hasil penelitian ... 60

4.1.1 Proses pengembangan ... 60

1. Potensi dan masalah ... 60

2. Pengumpulan data ... 61

3. Desain produk ... 64

4. Validasi desain ... 67

5. Revisi desain ... 72

6. Ujicoba produk ... 80

4.1.2 Deskripsi kualitas prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan untuk kelas 1 Sekolah Dasar dengan metode lagu... 85

4.2 Pembahasan ... 86

4.3 Kelebihan dan kekurangan produk ... 92

4.3.1 Kelebihan produk ... 92

4.3.2 Kekurangan produk ... 92

BAB V PENUTUP ... 93

5.1 Kesimpulan ... 93

(16)
(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Langkah pembelajaran dan kegiatan pembelajaran ... 17

Tabel 3.1 Kisi-kisi lembar observasi ... 53

Tabel 3.2 Pedoman wawancara pra-penelitian ... 54

Tabel 3.3 Kisi-kisi kuesioner untuk peserta didik ... 55

Tabel 3.4 Kisi-kisi validasi kuesioner pra-penelitian ... 56

Tabel 3.5 Kisi-kisi validasi kuesioner untuk guru ... 57

Tabel 3.6 Kriteria penilaian produk ... 60

Tabel 4.1 Hasil wawancara ... 61

Tabel 4.2 Hasil rekap kuesioner pra-penelitian... 63

Tabel 4.3 Hasil rekap validasi ... 67

Tabel 4.4 Pedoman penggolongan kualitas validasi ... 72

Tabel 4.5 Kriteria penilaian produk ... 72

Tabel 4.6 Rekapitulasi pertanyaan refleksi peserta didik ... 84

(18)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan penelitian yang relevan ... 43

Gambar 3.1 Langkah-langkah penelitian dan pengembangan Sugiyono ... 48

Gambar 3.2 Prosedur penelitian dan pengembangan peneliti ... 49

Gambar 4.1 Sampul produk ... 66

Gambar 4.2 Lagu kegiatan pembelajaran... 66

Gambar 4.3 RPP ... 66

Gambar 4.4 Sampul produk sebelum dan sesudah revisi ... 73

Gambar 4.5 Materi penjumlahan dan pengurangan ... 73

Gambar 4.6 Lagu ... 74

Gambar 4.7 RPP ... 79

Gambar 4.8 Peserta didik mengamati lirik lagu ... 81

Gambar 4.9 Peserta didik bertanya kepada guru ... 81

Gambar 4.10 Peserta didik mencoba berhitung ... 82

Gambar 4.11 Peserta didik mengerjakan soal LKS ... 82

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

a. Pedoman wawancara ... 99 b. Hasil wawancara ... 100 Lampiran 2

a. Kisi-kisi kuesioner (pra penelitian) ... 101 b. Validasi kuesioner ... 102 c. Contoh kuesioner peserta didik ... 103 Lampiran 3

a. Validasi prototipe dosen Matematika ... 107 b. Validasi prototipe guru kelas 1 SD ... 110 c. Validasi prototipe dosen seni musik ... 113 Lampiran 4

a. Surat ijin penelitian ... 115 b. Surat keterangan sudah melakukan penelitian ... 116 Lampiran 5

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan spesifikasi produk. Peneliti akan menguraikan satu persatu dari keenam bagian tersebut.

1.1 Latar Belakang

Salah satu kekhasan kurikulum 2013 adalah menekankan pentingnya pembelajaran tematik. Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2011: 147) Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Pembelajaran terdiri dari beberapa konsep materi yang tergabung dalam suatu tema menarik agar peserta didik memiliki pengetahuan.

Pembelajaran tematik kelas 1 semester 1 tema “Kegemaranku” subtema 2

“Gemar Bernyayi dan Menari” pada pembelajaran 3 membahas Matematika,

SBdP, dan bahasa Indonesia. Matematika menjelaskan tentang penjumlahan dan pengurangan, SBdP berisi materi lagu. Hal tersebut adanya lagu (SBdP) yang diintegrasikan ke dalam materi penjumlahan dan pengurangan (Matematika), dan Bahasa Indonesia (mengenal puisi anak/ syair lagu).

(21)

peserta didik, beberapa peserta didik mampu memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah, namun masih ada yang belum memahami konsep penjumlahan dan pengurangan. Sekitar 5 peserta didik mendapatkan nilai di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) namun 15 peserta didik masih mendapat nilai di bawah KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran Matematika di kelas 1 ini adalah 65. Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil nilai peserta didik pada soal latihan mengenai materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah.

Pada tanggal 4 Oktober 2016, peneliti melakukan penyebaran kuisioner kepada 20 peserta didik di kelas 1 SD Negeri Kawunganten 01 Cilacap. Peneliti mendapatkan data: (1) 80% peserta didik mengalami kesulitan penjumlahan bilangan cacah, (2) 65% peserta didik mengalami kesulitan pengurangan bilangan cacah.

Berdasarkan data-data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan “Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika

Materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah dengan Metode Bernyanyi untuk Kelas 1 Sekolah Dasar”. Peneliti mendapatkan inspirasi

metode bernyanyi dengan mengembangkan lagu dalam kaitannya dengan pembelajaran Matematika dari penelitian Martha Christianti (2010) “Pengaruh Musik Instrumental terhadap Hasil Belajar Matematika untuk

Kelas 1 Sekolah Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

(22)

Oleh karena itu, prototipe yang dikembangkan peneliti terdiri dari tiga bagian. Bagian 1 berisi penjelasan mengenai teori penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah. Bagian 2 berisi penjelasan tentang lagu yang digunakan dalam pembelajaran. Terdapat 5 lagu yang telah peneliti kembangkan, lagu 1 dan 2 yaitu pada saat kegiatan pembelajaran, lagu 3 mengenai konsep penjumlahan dan pengurangan, lagu 4 dan 5 tentang mari berhitung. Sedangkan bagian 3 memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP yang dikembangkan disusun berbasis kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. RPP ini dilengkapi dengan penilaian yang diperoleh dari penjabaran indikator, lembar kerja peserta didik baik secara mandiri maupun kelompok dan lampiran materi yang dikembangkan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan metode bernyanyi untuk peserta didik kelas 1? 1.2.2 Bagaimana kualitas prototipe rancangan pembelajaran tematik

(23)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah: 1.3.1 Menguraikan prosedur pengembangan prototipe rancangan

pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 Sekolah Dasar.

1.3.2 Mendeskripsikan kualitas prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 Sekolah Dasar.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Mengembangkan rancangan pembelajaran tematik integratif Matematika materi penjumlahan dan pengurangan yang diintegrasikan dengan SBdP (lagu).

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi peserta didik

(24)

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan inspirasi terkait metode bernyanyi untuk membantu peserta didik dalam memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah. c. Bagi sekolah

Penelitian pengembangan prototipe rancangan pembelajaran Matematika dapat menambah kepustakaan sekolah terkait konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi.

d. Bagi peneliti

Hasil penelitian berupa prototipe rancangan pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi dapat digunakan pada saat peneliti telah menjadi guru.

1.5 Definisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.5.1 Prototipe adalah suatu karya tulis sebagai panduan dari satu objek yang direncanakan yang belum pernah dibuat sebelumnya.

(25)

1.5.3 Matematika adalah ilmu tentang pola bilangan, hubungan antara bilangan, cara berpikir analitis dengan seni, bahasa dan alat yang dipelajari oleh peserta didik mulai dari tingkat dasar sampai lanjut. 1.5.4 Bilangan cacah adalah hubungan bilangan yang digunakan untuk

menyatakan cacah anggota atau kardinalitas suatu himpunan.

1.5.5 Penjumlahan adalah menggabungkan dua kelompok atau lebih bilangan atau kuantitas.

1.5.6 Pengurangan

Pengurangan adalah mencari perbedaan di antara dua bilangan dengan cara menghilangkan sebuah bilangan dari bilangan yang lain. 1.5.7 Lagu adalah seni nada atau suara dalam urutan, kombinasi dan hubungan temporal yang biasanya di iringi dengan alat musik untuk

menghasikan musik yang mengandung irama atau suara berirama yang disebut dengan lagu.

1.5.8 Metode bernyanyi adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dilagukan, dimana syair tersebut berkaitan dengan materi yang akan diajarkan oleh guru kepada peserta didik.

1.6 Spesifikasi Produk

Spesifikasi produk yang dikembangkan peneliti adalah sebagai berikut: 1.6.1 Bagian Pertama merupakan bagian yang menjelaskan mengenai teori

pembelajaran Matematika dan SBdP tema 2 “Kegemaranku”, subtema 2

“Gemar Bernyanyi dan Menari”; untuk pembelajaran 3. Penjelasan

(26)

penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah. Pada setiap penjelasannya akan dilengkapi dengan menggunakan gambar yang menerangkan mengenai materi tersebut.

1.6.2 Cover prototipe berjudul “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah dengan Metode Bernyanyi untuk Kelas 1 SD” yang di dalamnya

terdapat kata pengantar, pendahuluan, daftar isi, dan isi prototipe. 1.6.3 Bagian kedua menjelaskan tentang lagu yang digunakan dalam

pembelajaran. Terdapat 5 lagu yang telah peneliti kembangkan, lagu 1 dan 2 pada saat kegiatan pembelajaran penjumlahan dan pengurangan, lagu 3 mengenai konsep Matematika, lagu 4 dan 5 mari berhitung. Semua lagu mencakup materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan mengintegrasikan SBdP (lagu).

1.6.4 Bagian ketiga memuat perangkat pembelajaran berupa RPP. RPP yang dikembangkan berbasis Kurikulum 2013 yang menggunakan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran. RPP ini juga dilengkapi dengan penilaian yang diperoleh dari penjabaran indikator, lembar kerja peserta didik secara mandiri maupun kelompok.

1.6.5 Prototipe dicetak dalam ukuran A4.

(27)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan tentang landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Pembahasan teori ini terdiri dari beberapa bagian yaitu kajian teori, hasil penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian

2.1 Kajian Teori

Pada kajian teori ini akan menguraikan teori yang berkaitan dengan penelitian yaitu: (1) Kurikulum 2013: pendidikan karakter, pendekatan tematik, dan pendekatan saintifik. (2) Matematika: bilangan cacah, penjumlahan, dan pengurangan. (3) SBdP: metode pembelajaran bernyanyi, kelebihan dan kekurangan metode bernyanyi, serta unsur yang termuat dalam sebuah lagu. (4) Minat belajar: faktor eksternal, dan faktor internal. (5) Tugas perkembangan peserta didik usia 7-8 tahun.

2.1.1 Kurikulum 2013

Dalam kekhasan dari kurikulum 2013 yaitu menekankan pentingnya pendidikan karakter, pembelajaran tematik, dan pendekatan saintifik. Berikut uraian dari kekhasan kurikulum 2013 tersebut.

2.1.1.1 Pendidikan Karakter

(28)

mengembangkan potensi nurani atau afektif peserta didik sebagai manusia dan warga negara yang memiliki nilai-nilai bangsa. Kedua, mengembangkan kebiasaan dan perilaku terpuji, sejalan dengan nilai-nilai

universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. Ketiga, menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa. Keempat, mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri, kreatif, dan berwawasan kebangsaan. Kelima, mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman, jujur, penuh kreativitas, dan persahabatan, berkebangsaan tinggi, dan penuh kekuatan (Zubaedi, 2011: 18).

Kekhasan kurikulum 2013 untuk mendidik karakter peserta didik yang terdiri atas kompetensi inti (meliputi sikap spritual dan sikap sosial), kompetensi inti pengetahuan dan kompetensi inti keterampilan. Dalam kompetensi lulusan terdiri dari tiga hal yaitu kompetensi sikap (KI 1 dan KI 2), kompetensi pengetahuan (KI 3), dan kompetensi keterampilan (KI 4). Kompetensi sikap mencakup elemen proses, individu, sosial, dan alam. Kompetensi pengetahuan mencakup elemen proses, objek dan subjek. Kompetensi keterampilan mencakup proses, abstrak, dan konkret (Kemendikbud, 2014: 10).

(29)

2.1.1.2 Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik (Prastowo, 2014: 54). Pembelajaran tematik menjadi salah satu jenis dari pembelajaran terpadu. Pembelajaran tematik merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. (Depdiknas dalam Trianto, 2010: 79).

Menurut Poerwadarminta (dalam Majid 2014: 80) pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada peserta didik. Tema adalah pokok pemikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta dalam Majid, 2014: 80).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, maka dapat dipahami bahwa pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu, dalam pembahasannya tema ditinjau dari berbagai mata pelajaran. Sebagai contoh, tema “benda-benda disekitarku”

(30)

menggunakan tema yang dapat memberikan pengalaman menarik saat kegiatan pembelajaran.

2.1.1.3 Ciri Khas Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki arti penting dalam keterlibatan peserta didik dalam proses belajar secara aktif sehingga peserta didik memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya serta menekankan penerapan konsep belajar. Berikut merupakan ciri khas dari pembelajaran tematik, Daryanto (2014: 4):

1. Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan peserta didik Sekolah Dasar.

2. Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan peserta didik.

3. Membantu mengembangkan keterampilan berfikir peserta didik. 4. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti

kerjasama, toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

2.1.1.4 Manfaat Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik memiliki manfaat tersendiri, berikut merupakan manfaat dari pembelajaran tematik, Daryanto (2014: 4):

(31)

2. Peserta didik mampu melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab isi/materi pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat, bukan tujuan akhir.

3. Pembelajaran menjadi utuh sehingga peserta didik akan mendapat pengertian mengenai proses dan materi yang tidak terpecah-pecah. 4. Dengan adanya pemaduan antar mata pelajaran maka penguasaan

konsep akan semakin baik dan meningkat.

2.1.1.5 Karakteristik Pembelajaran Tematik

Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, menurut Daryanto (2014: 5) pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut:

1. Berpusat pada peserta didik

Pembelajaran tematik berpusat pada peserta didik (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator yaitu memberikan kemudahan-kemudahan kepada peserta didik untuk melakukan aktivitas belajar. 2. Memberikan pengalaman langsung

(32)

3. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas

Dalam pembelajaran tematik pemisahan antar mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. Fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan peserta didik. 4. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran

Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh. Hal ini diperlukan untuk membantu peserta didik dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

5. Bersifat fleksibel

Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan peserta didik dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan peserta didik berada. 6. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

7. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

8. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.

2.1.1.6 Pendekatan Saintifik

(33)

mengidentifikasi atau menemukan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Hosnan, 2014: 34). Pendekatan saintifik dapat membantu pengembangan sikap spritual, sikap sosial, kemampuan berpikir, dan keterampilan.

Pendekatan pembelajaran yang menekankan kolaborasi dan kerjasama di antara peserta didik. Pendekatan saintifik merupakan salah satu pendekatan pembelajaran ilmiah. Mulyasa (2014) mengungkapkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan saintifik menekankan pada keterlibatan peserta didik dalam berbagai kegiatan yang dilakukan secara aktif dengan mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

Majid (2014) mengungkapkan bahwa penerapan pendekatan saintifik bertujuan untuk pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi dapat berasal dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru.

(34)

yang baru dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan pengalaman yang ada sebelumnya.

Pendekatan saintifik merupakan pendekatan yang berpusat kepada peserta didik. Pendapat yang diungkapkan oleh Daryanto (2014), yaitu:

a. Mengamati (Observasi)

Metode mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Metode ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Menurut Daryanto (2014) bahwa metode mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki nilai kebermaknaan yang tinggi.

b. Menanya

Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik secara luas untuk bertanya mengenai yang sudah dilihat, disimak, atau dibaca. Daryanto (2014) mengungkapkan bahwa guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya pada saat itu juga membimbing atau memandu peserta didik belajar dengan baik.

c. Menalar

(35)

maupun hasil dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kegiatan ini dilakukan untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi tersebut.

d. Mencoba

Hasil belajar yang nyata atau otentik dapat membuat peserta didik mencoba atau melakukan percobaan. Daryanto (2014) mengungkapkan bahwa aplikasi mencoba atau eksperimen untuk mengembangkan berbagai ranah tujuan belajar yaitu sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

e. Mengkomunikasikan

(36)

Tabel 2.1 Langkah Pembelajaran dan Kegiatan Pembelajaran Langkah Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran

Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau

dengan alat).

Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak

dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa diamati (dimulai dari pertanyaann faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

Mengumpulkan informasi/eksperimen

a. Melakukan eksperimen.

b. Membaca sumber lain selain buku teks. c. Mengamati objek/kejadian/aktivitas. d. Wawancara dengan narasumber. Mengolah

informasi/mengasosiasikan

a. Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan informasi. b. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan

berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

2.1.2 Pembelajaran Tematik Kelas I Sekolah Dasar

Dari kekhasan Kurikulum 2013 terdapat pembelajaran tematik yang diajarkan di jenjang pendidikan SD sampai SMA dan salah satunya adalah Sekolah Dasar. Menurut Hendrifiana (2015) mengungkapkan bahwa jenjang pendidikan SD ini terdapat kelas 1-6 yang akan difokuskan pada penelitian ini kelas 1. Tema yang terdapat di kelas 1 tema 2 “Kegemaranku” subtema 2

“Gemar Bernyanyi dan Menari” pada pembelajaran 3. Mata pelajaran yang

terkait adalah Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah, SBdP menyanyikan sebuah lagu. Berikut pembahasan yang akan diuraikan.

2.1.2.1 Matematika

(37)

Matematika dasar yang diajarkan pada anak usia dini adalah mengenal angka. Pada tahapan ini yang paling utama bagi anak untuk perkembangan pembelajaran Matematika selanjutnya. Pelajaran Matematika ini, akan mengembangkan kemampuan mengolah angka atau berhitung pada peserta didik.

Haryono (2014: 6) mengemukakan bahwa Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan yang sifatnya pasti (eksakta) yang digunakan sebagai pengetahuan dalam proses belajar proses belajar. Definisi Matematika menurut Johnson dan Rising (dalam Runtukahu dan Selpius, 2014: 28) adalah bahasa simbol tentang berbagai gagasan dengan menggunakan istilah-istilah yang didefinisikan secara cermat, jelas dan akurat. Matematika dikatakan akurat karena perhitungannya yang bersifat matematis dan pasti. Johnson, Reys (dalam Runtukahu, 2014: 29) beranggapan bahwa Matematika adalah studi tentang pola dan hubungan, cara berpikir dengan strategi organisasi, analisis dan sintetis, seni, bahasa dan alat untuk memecahkan masalah-masalah abstrak dan praktis.

(38)

mempermudah otak untuk merekam, mengingat sehingga apa yang sudah dipelajari dapat dibaca kembali. Dengan mencatat, peserta didik mampu mengingat pembelajaran secara terstruktur pada apa yang telah dipelajarinya selama ini. Matematika dikatakan juga memiliki fungsi seni. Matematika memiliki karakteristik keindahan, keteraturan dan keterurutan (Reys dalam Runtukahu dan Selpius, 2014: 40). Matematika yang banyak menggunakan simbol, membuat garis, titik, siku atau bentuk geometri lain juga harus memperhatikan kerapian. Kerapian dalam penulisan ini akan berdampak baik bagi pembaca. Ketika tulisan rapi dan tertata, maka niat untuk belajar akan bertambah, sedangkan penulisan yang kurang rapi dapat membuat ketidak fokusan belajar sehingga apa yang dibaca tidak begitu jelas. Oleh karena itu, perlu adanya keteraturan dalam membuat simbol Matematika agar dapat dinikmati dari segi keindahannya.

Dari pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Matematika bersifat pasti dalam ilmu pengetahuan yang memiliki simbol untuk menyatakan sesuatu secara ringkas. Matematika di kelas 1 SD salah satunya mengajarkan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah. Sebelum memasuki konsep penjumlahan dan pengurangan, peserta didik harus memahami terlebih dahulu konsep bilangan cacah, sehingga dapat paham lebih lanjut tentang penjumlahan dan pengurangan.

2.1.2.2 Bilangan cacah

(39)

anggota sama sekali, maka anggota bilangan cacah dinyatakan dengan “nol” dan dinyatakan dengan lambang “0”. Jika anggota dari suatu

himpunan hanya terdiri atas satu anggota saja, maka bilangan cacah anggota himpunan adalah “satu” dan dinyatakan dengan lambang “1”.

Demikian seterusnya sehingga peserta didik dapat mengenal barisan bilangan cacah himpunan yang dinyatakan dengan lambang sebagai berikut:

0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,...

Tanda “...” diartikan sebagai “dan seterusnya”. Maka bilangan tersebut

dapat diartikan sebagai bilangan cacah. Berikut ini terkait dengan operasi penjumlahan dan pengurangan pada bilangan cacah.

a. Operasi penjumlahan pada bilangan cacah

Operasi penjumlahan pada bilangan cacah merupakan suatu aturan yang mengaitkan setiap pasang bilangan cacah dengan suatu bilangan cacah yang lain. Jika a dan b adalah bilangan cacah, maka jumlah dari kedua bilangan tersebut dilambangkan dengan “a + b” yang dibaca “a

tambah b”.

Sistem bilangan cacah terhadap operasi penjumlahan mempunyai beberapa sifat yaitu: (1) sifat pertukaran, (2) sifat identitas, (3) sifat pengelompokkan.

1. Sifat pertukaran: “untuk setiap bilangan cacah a dan b, berlaku:

a + b = b + a“.

2. Sifat identitas: “untuk setiap bilangan cacah a, berlaku:

(40)

3. Sifat pengelompokan: “untuk setiap bilangan cacah a, b, dan c,

berlaku:

(a + b) + c = a + (b + c)”.

b. Operasi pengurangan pada bilangan cacah

Operasi pengurangan pada bilangan cacah merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan. Dalam operasi pengurangan bilangan cacah a dikurangi dengan bilangan cacah b menghasilkan bilangan cacah c (dilambangkan dengan a – b = c), maka operasi penjumlahan yang terkait adalah b + c = a.

1. Operasi pengurangan tidak memenuhi sifat pertukaran, sebab tidak setiap a dan b berlaku a – b = b – a. Sebagai contoh: 4 –2 ≠ 2 – 4. 2. Operasi pengurangan juga tidak memenuhi sifat identitas, sebab bisa

ditemukan adanya bilangan cacah a sehingga a –0 ≠ 0 – a.

3. Operasi pengurangan juga tidak memenuhi sifat pengelompokan, sebab bisa diperoleh bilangan-bilangan cacah a, b, dan c sehingga (a – b) –c ≠ a – (b - c). Misalnya jika a = 8, b = 4, dan c = 2. Maka (a – b) – c = (8 – 4) – 2 = 2. Sedangkan a – b (b – c) = 8 – (4 – 2) = 6

2.1.2.3 Penjumlahan

(41)

merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. (Runtukahu, 2014: 105). Hal tersebut ditegaskan kembali oleh Runtukahu (2014: 111) bahwa konsep penjumlahan dan pengurangan harus dikembangkan dari pengalaman nyata.

(42)

Berikut merupakan paparan dari materi tersebut: 1. Penjumlahan satuan (sebagai contoh 2 + 4)

Pada konsep ini merupakan masa transisi dari bentuk pengajaran verbal (dengan kata-kata) ke bentuk pengajaran tulis. Pada tahap ini perlu melakukan proses dengan menggunakan jari tangan. Proses yang dilakukan sebagai berikut: 2 (‘DUA’ dengan dua jari tangan

diangkat) + (‘ditambah') 4 (‘EMPAT’ dengan menambahkan satu

persatu jari dari satu sampai dengan empat) = (‘sama dengan’)

(enam jari tangan diangkat) yang kemudian dituliskan 6 (‘ENAM).

2. Penjumlahan puluhan (sebagai contoh 6 + 7)

Pada konsep ini sudah muncul konsep abstrak tentang asosiasi posisi ‘puluhan’. Pada proses ini dapat dilakukan dengan cara

sebagai berikut: 6 (enam dengan empat jari tangan diangkat) + (‘ditambah’) 7 (tujuh dengan satu persatu jari tangan dari satu

sampai dengan empat ditambahkan). Pada penjumlahan ketiga, kesepuluh jari telah terangkat maka peserta didik menuliskan angka 1 ‘satu’ pada kertas, dan kemudian melanjutkan membilang lagi

sampai selesai. Hasilnya yaitu (tiga jari tangan diangkat dan angka 1 ‘satu’ pada kertas) yang kemudian dituliskan sebagai 13 ‘tigabelas’.

(43)

1. Sifat tertutup

Pada operasi penjumlahan bilangan, hasil dari operasi tersebut akan menghasilkan bilangan bulat positif. Setiap bilangan bulat positif a dan b berlaku a + b = c, dengan c merupakan bilangan bulat positif. Contoh:

22 + 12 = 34

22 dan 12 merupakan bilangan bulat positif, sedangkan 34 juga merupakan bilangan bulat positif.

2. Sifat Komulatif

Komulatif dalam hal ini disebut pertukaran. Pada operasi penjumlahan sifat komulatif berarti penjumlahan dua atau lebih selalu diperoleh hasil yang sama walaupun dua atau lebih bilangan tersebut ditukar tempatnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan a + b = b + a.

Contoh:

22 + 12 = 12 + 22 = 34 3. Mempunyai unsur identitas

Nol (0) merupakan unsur identitas pada operasi penjumlahan. Hal ini berarti apabila bilangan bulat positif dijumlahkan dengan 0, maka hasil dari operai tersebut adalah bilangan itu sendiri. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa sifat tersebut berarti

(44)

2.1.2.4 Pengurangan

Kompetensi selanjutnya yang dipelajari untuk kelas I Sekolah Dasar adalah pengurangan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 616), pengurangan adalah proses, cara serta perbuatan mengurangi atau mengurangkan, sedangkan mengurangi adalah mengambil sebagian, menjadikan berkurang (KBBI, 2008: 616). Dengan kata lain, pengurangan adalah proses mengurangi atau mengambil sebagian dari hasil yang telah diperoleh. Pengertian lain tentang pengurangan juga disampaikan oleh Sukayati (2011: 24) berpendapat bahwa pengurangan merupakan kebalikan dari penjumlahan, namun tidak memiliki beberapa sifat yang dimiliki oleh penjumlahan. Dari dua pengertian tersebut dapat diartikan bahwa pengurangan merupakan kebalikan dari operasi penjumlahan dan digunakan untuk mencari selisih pada benda.

(45)

2.1.3 Metode Pembelajaran Bernyanyi

Secara etimologi, metode berasal dari kata method yang artinya suatu cara kerja yang sistematis untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara atau sistem yang digunakan dalam pembelajaran yang bertujuan agar peserta didik dapat mengetahui, memahami, mempergunakan, dan menguasai bahan pembelajaran (Fadhilah, 2012: 161).

Menurut Kamus Bahasa Indonesia bernyanyi adalah mengeluarkan suara bernada atau berlagu. Nyanyian atau lagu adalah komponen musik pendek yang terdiri atas perpaduan lirik dan lagu/nada. Dalam lirik terdapat susunan kata-kata yang menggandung arti/makna, yang berbeda-beda sesuai tujuan dibuatnya nyanyian.

Metode bernyanyi merupakan metode pembelajaran yang menggunakan syair-syair yang dilagukan. Pada umumnya syair-syair tersebut disesuaikan dengan materi-materi yang akan diajarkan oleh guru kepada peserta didik. Bernyanyi membuat suasana belajar menjadi riang dan bergairah sehingga perkembangan peserta didik dapat distimulasi secara optimal (Fadhilah, 2012: 175). Metode bernyanyi juga dapat diartikan sebagai metode pembelajaran yang melantunkan kata atau kalimat yang dinyanyikan.

(46)

perasaan untuk berkomunikasi. Fungsi nyanyian bagi peserta didik adalah sebagai berikut:

a. Bahasa emosi, dimana dengan nyanyian peserta didik dapat mengungkapkan perasaannya, rasa senang, lucu, kagum dan haru. b. Bahasa nada, karena nyanyian dapat didengar, dapat dinyanyikan

dan dikomunikasikan.

c. Bahasa gerak, gerak pada nyanyian tergambar pada birama (gerak/ketukan yang tertukar), pada irama (gerak/ketukan panjang penjeng, tidak teratur) dan pada melodi (gerakan tinggi rendah). Berdasarkan uraian tersebut menunjukkan bahwa bernyanyi merupakan kegiatan yang disukai oleh peserta didik. Dengan bernyanyi dapat memberikan kepuasan, kegembiraan, dan kebahagiaan bagi peserta didik sehingga dapat mendorong peserta didik untuk giat belajar (Ma’rifah,

2009).

Nyanyian atau lagu dalam penelitian ini sifatnya adalah untuk membantu peserta didik dalam memahami materi dan bisa menghafal sebuah rumus atau ciri-ciri yang dapat dipraktekkan langsung di sekolah atau di luar sekolah. Setyoadi (Fadhilah (2012) menyebutkan bahwa manfaat penggunaan lagu (menyanyi) dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Sarana relaksasi dengan menetralisasi denyut jantung dan gelombang otak.

(47)

c. Menciptakan proses pembelajaran lebih humanis dan menyenangkan.

d. Sebagai jembatan dalam mengingat materi pembelajaran.

e. Membangun retensi dan menyentuh emosi dan rasa etika peserta didik.

f. Proses internalisasi nilai yang terdapat pada materi pembelajaran. g. Mendorong motivasi belajar peserta didik.

Wiyani dan Barnawi (2012), menyebutkan bahwa langkah-langkah metode pembelajaran melalui bernyanyi terdiri dari:

1. Tahap perencanaan, terdiri dari: a. Penetapan tujuan pembelajaran. b. Penetapan materi pembelajaran.

c. Menetapkan metode dan teknik pembelajaran. d. Menetapkan evaluasi pembelajaran.

2. Tahap pelaksanaan terdiri dari:

a. Kegiatan awal yaitu guru memperkenalkan lagu yang akan dinyanyikan bersama dan memberi contoh bagaimana seharusnya lagu itu dinyanyikan serta memberikan arahan bagaimana bunyi tepuk tangan yang mengiringinya.

b. Kegiatan tambahan yaitu peserta didik diajak mendramatisasikan lagu.

(48)

3. Tahap penilaian dilakukan dengan memakai pedoman observasi untuk mengetahui sejauh mana perkembangan yang telah dicapai peserta didik secara individual maupun kelompok.

2.1.3.1 Kelebihan dan Kekurangan Metode Bernyanyi

Metode bernyanyi memiliki manfaat yang penting bagi peserta

didik, metode ini memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari metode bernyanyi yaitu (Masykur, 2004: 69):

a. Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan. b. Memperbanyak kesiapan serta penguasaan keterampilan dalam

proses belajar kognitif atau pengenalan peserta didik.

c. Dapat membangkitkan semangat kegairahan belajar peserta didik. d. Dapat mengarahkan cara belajar peserta didik sehingga memiliki

motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.

Musbikin (Prasetya, 2010) menyebutkan bahwa menyanyi juga memiliki kelebihan sebagai berikut:

a. Dapat merangsang imajinasi peserta didik. b. Dapat memicu kreatifitas peserta didik.

c. Memberi stimulus yang cukup kuat terhadap otak sehingga mendorong kognitif peserta didik dengan cepat.

Metode pembelajaran bernyanyi juga memiliki kelemahan, yaitu (Masykur, 2004):

(49)

b. Peserta didik harus berani berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitarnya dengan baik.

c. Metode ini hanya mementingkan proses pengertian, kurang memperhatikan perkembangan atau pembentukan sikap dan keterampilan.

d. Ketika kelas terlalu besar, metode ini kurang efektif digunakan. e. Tidak memberikan kesempatan untuk berfikir secara kreatif.

Metode pembelajaran bernyanyi diwujudkan dalam sebuah lagu. Dalam sebuah lagu termuat unsur-unsur pembuatan lagu yaitu lirik lagu, notasi, irama, dan birama. Berikut penjelasan mengenai unsur yang termuat dalam sebuah lagu.

2.1.3.2 Unsur yang termuat dalam sebuah lagu

a. Lirik lagu

(50)

Pada penelitian ini lirik lagu disusun berdasarkan tema 2 “Kegemaranku” dan subtema 2 “Gemar Bernyanyi dan Menari” pada

kelas 1 SD. b. Notasi

Kata notasi musik berasal dari notation (berasal dari bahasa inggris) yang maknanya adalah Angka-angka. Dalam bahasa Indonesia notasi musik sering disebut not musik. Not musik adalah ekspresi musik yang dituangkan dalam bentuk simbol yang berwujud angka atau gambar not balok. Menurut Boneo (2003: 299) notasi adalah lambang atau tulisan musik, sedangkan notasi balok adalah tulisan musik dengan mempergunakan lima garis datar guna menunjuk tinggi rendahnya suatu nada.

Notasi musik adalah sistem penulisan karya musik. Dalam notasi musik, nada dilambangkan oleh not. Dalam notasi angka, not ditentukan dengan angka 1 (do), 2 (re), 3 (mi), 4 (fa), 5 (sol), 6 (la) dan 7 (si).

Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa notasi musik adalah angka atau gambar yang menunjukkan tinggi rendahnya suatu nada. Pada penelitian ini lagu disusun dengan menggunakan notasi yang mudah dimengerti oleh peserta didik kelas 1 SD.

c. Irama

(51)

irama adalah variasi horizontal dan aksen dari suatu suara yang teratur. Irama sangat berkaitan dengan ketukan dan tempo. Irama akan menentukan karakteristik ciptaan musik.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa irama adalah alunan panjang pendeknya bunyi dan nada dalam sebuah lagu atau nyanyian. Pada penelitian ini menggunakan irama senang dan gembira agar peserta didik semakin tertarik dan semangat untuk menyanyikan lagu.

d. Birama

Birama adalah suatu tanda untuk menunjukkan jumlah ketukan

dalam satu ruas birama. Satu ruas birama ditunjukkan oleh batas-batas garis vertikal yang disebut garis birama. Sedangkan menurut (Ma’rifah, 2009) Birama adalah ketukan yang tercipta pada sebuah lagu nyanyian. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa birama adalah suatu tanda jumlah ketukan pada sebuah lagu nyanyian.

2.1.4 Minat Belajar

Minat merupakan rasa ketertarikan, perhatian, keinginan lebih yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan. Minat tersebut akan menetap dan berkembang pada peserta didik untuk memperoleh dukungan dari lingkungannya yang berupa pengalaman. Pengalaman akan diperoleh dengan mengadakan interaksi dengan dunia luar, baik melalui latihan maupun belajar.

(52)

paksaan sehingga dapat menyebabkan perubahan pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku.

Menurut Slameto (2003: 57) indikator peserta didik minat belajar sebagai berikut:

a. Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu yang dipelajari secara terus-menerus.

b. Ada rasa suka dan senang terhadap sesuatu yang diminatinya. c. Memperoleh sesuatu kebanggaan dan kepuasan pada suatu yang

diminati.

d. Lebih menyukai hal yang lebih menjadi minatnya daripada hal yang lainnya.

Menurut Slameto (2010: 180) beberapa indikator minat belajar yaitu perasaan senang, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan peserta didik. Berikut ini penjelasan masing-masing indikator yang dapat memunculkan minat belajar peserta didik.

a. Perasaan senang

Peserta didik yang memiliki perasaan senang terhadap mata pelajaran, maka peserta didik tidak mempunyai perasaan terpaksa untuk belajar.

b. Ketertarikan peserta didik

(53)

c. Perhatian peserta didik

Menurut Slameto (2010: 105) perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungannya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya. Minat dan perhatian peserta didik merupakan konsentrasi aktivitas terhadap pengalaman dan pengertian. Peserta didik memiliki minat pada objek tertentu dengan sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.

d. Keterlibatan peserta didik

Ketertarikan seseorang akan obyek yang mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari objek tersebut.

2.1.4.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Peserta Didik

Menurut Syah (2003: 132) faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar sebagai berikut:

1. Faktor Internal

Faktor dalam diri peserta didik meliputi dua aspek yakni: a. Aspek fisiologis

Kondisi jasmani dan tegangan otot yang menandai tingkat kebugaran tubuh peserta didik, hal ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam pembelajaran.

b. Aspek psikologis

(54)

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal terdiri dari dua macam yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

a. Lingkungan sosial

Lingkungan sosial terdiri dari sekolah, keluarga, masyarakat, dan teman sekelas.

b. Lingkungan nonsosial

Lingkungan nonsosial terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, faktor materi pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah dan tempat tinggal.

3. Faktor Pendekatan Belajar

Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan peserta didik dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.

2.1.5 Kecerdasan Matematika Logis dan Kecerdasan Musikal

Berikut ini ada sembilan kecerdasan menurut Gardner yaitu: 1) Intelegensi linguistik, 2) Intelegensi matematika-logis, 3) Intelegensi ruang visual, 4) Intelegensi kinestetik, 5) Intelegensi musikal, 6) Intelegensi interpersonal, 7) Intelegensi intrapersonal, 8) Intelegensi lingkungan, 9) Intelegensi eksistensial. Penelitian ini akan mengembangkan kecerdasan matematis-logis dan intelegensi musikal.

2.1.5.1 Kecerdasan Matematika-logis

(55)

secara matematis, (2) berpikir logis, (3) pemecahan masalah, (4) pertimbangan deduktif dan induktif, (5) ketajaman pola-pola dan hubungan-hubungan. Setiap peserta didik mempunyai tingkat kecerdasan matematis-logis yang berbeda.

Kecerdasan matematis-logis merupakan kepekaan dan kemampuan untuk mengamati pola-pola logis dan numerik (bilangan) serta kemampuan untuk berpikir rasional/logis. (Syamsu, 2015: 109).

Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan matematis-logis adalah suatu kemampuan atau keahlian yang menggunakan angka dengan baik, melakukan penalaran dengan benar dan melakukan pertimbangan deduktif-induktif serta mengetahui pola-pola dan hubungan. Proses berpikir deduktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang besar kepada hal-hal yang kecil. Proses berpikir induktif artinya cara berpikir dari hal-hal yang kecil kepada hal-hal yang besar. Oleh karena itu orang yang kuat dalam kecerdasan ini sangat senang berhitung, bertanya dan melakukan eksperimen.

2.1.5.2 Kecerdasan Musikal

Gardner (dalam Syamsu, 2015: 109) kecerdasan musikal merupakan kemampuan untuk menghasilkan dan mengapresiasikan ritme, nada, dan bentuk-bentuk ekspresi musik.

(56)

pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan kemampuan matematika dalam diri seorang peserta didik.

Ciri-ciri kecerdasan musikal:

a. Peka nada dan menyanyikan lagu dengan tepat. b. Dapat mengikuti irama.

c. Mendengarkan musik dengan tingkat ketajaman yang lebih.

Dalam hal ini orang yang ahli dalam inteligensi musikal dapat memainkan, alat musik dan menyanyi. Peserta didik akan merasa sangat senang dalam berbagai bentuk musik yang dimainkan maupun dinyanyikan.

2.1.6 Tugas Perkembangan Peserta Didik Usia 7-8 Tahun

Ada empat tugas perkembangan peserta didik yaitu tugas perkembangan pribadi, tugas perkembangan sosial, tugas perkembangan belajar, dan tugas perkembangan karir.

2.1.6.1 Tugas Perkembangan Pribadi

(57)

Tugas-tugas perkembangan pada masa sekolah:

a. Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan. Pada masa sekolah peserta didik sudah sampai pada taraf penguasaan otot, sehingga sudah dapat melakukan permainan-permainan ringan seperti sepak bola, loncat tali, dan sebagainya.

b. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis. Pada tugas ini yaitu: (1) mengembangkan kebiasaan untuk memelihara badan seperti kebersihan, keselamatan diri, dan kesehatan. (2) mengembangkan sikap positif terhadap dirinya.

Pengembangan sikap terhadap diri sendiri sebagai individu yang berkembang melalui salah satu cara yaitu melatih sikap-sikap saat bernyanyi. Pada penelitian ini peserta didik juga dituntut untuk mengenal dan dapat memelihara kesehatan dalam dirinya, dan kesadaran menghargai jiwa dan raga diri sendiri.

2.1.6.2 Tugas Perkembangan Sosial

(58)

Menurut Dahlan (2016: 69) tugas perkembangan pada masa sekolah yaitu belajar bergaul dengan teman sebaya. Peserta didik dapat belajar menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Pergaulan peserta didik dengan teman sebaya diliputi perasaan senang.

Peserta didik merupakan makhluk sosial yang mampu belajar berkawan dengan teman sebaya, bergaul, dan bekerjasama. Melalui kegiatan bernyanyi bersama, peserta didik dapat menjalin keakraban, dan bekerjasama. Oleh karena itu peserta didik dapat menciptakan sikap positif terhadap orang lain.

2.1.6.3 Tugas Perkembangan Belajar

Menurut Dahlan (2016: 69) tugas perkembangan belajar pada masa ini, peserta didik belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung. Selain itu, belajar mengembangkan konsep sehari-hari. Pada tugas perkembangan ini peserta didik dapat melihat, mendengar segala sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain Sedangkan menurut Gendon & Srihastuti (2011: 9) menjelaskan bahwa pada masa ini peserta didik dapat: (1) mengembangkan sikap, kebiasaan dan cara-cara belajar yang baik, (2) berlatih menetapkan cita-cita dan rencana pendidikan lanjutan, (3) mencapai prestasi belajar secara optimal sesuai bakat dan kemampuannya, dan (4) memiliki keterampilan untuk menghadapi tes ujian.

(59)

melaksanakan tugasnya di sekolah dan perkembangan belajarnya lebih lanjut dibidang karir pada masa depan.

2.1.6.4 Tugas Perkembangan Karir

Menurut Kartadinata (dalam Gendon & Srihastuti 2011: 9) tugas perkembangan karir peserta didik pada masa ini yaitu (1) mengenali macam dan ciri berbagai jenis pekerjaan, (2) mengembangkan cita-cita terhadap berbagai pilihan pekerjaan dan belajar merencanakan masa depan, (3) menyesuaikan pengembangan kemampuan, keterampilan, dan minat dengan kecenderungan arah cita-cita pekerjaan.

Peserta didik yang memiliki kemampuan dalam bernyanyi, maka prototipe ini dapat menjadi inspirasi bagi mereka untuk merencanakan masa depan yang berkaitan dengan seni musik. Peserta didik dapat membuat rencana sesuai dengan kemampuan yang telah dimilikinya.

Dari empat tugas perkembangan tersebut, peserta didik diharapkan mampu: (1) mengembangkan sikap terhadap dirinya sebagai individu yang berkembang, (2) melalui kegiatan bernyanyi, peserta didik dapat bekerjasama dalam membina hubungannya dengan teman sebaya, (3) memahami salah satu cara belajar matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan metode lagu, (4) dapat menjadi inspirasi bagi mereka untuk merencanakan masa depan berkaitan dengan seni musik.

2.2 Penelitian yang Relevan

(60)

Dasar”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian

musik instrumental terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas 1 Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian musik instrumental terhadap hasil belajar Matematika siswa kelas 1 Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen mengingat tujuan penelitian ini adalah menguji hipotesis yaitu terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberi instrumental terhadap hasil belajar siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Diana Sulistyowati (2015) “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kurikulum 2013 untuk Siswa

(61)

menggunakan pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery learning.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Suprihyatun (2012) “Meningkatkan Hasil Belajar Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan

(62)

melebihi indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan sebesar 80%. Dengan demikian penggunaan media manipulatif terbukti dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa serta hasil belajar peserta didik.

Gambar 2.1 Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Peneliti terinspirasi jika Matematika materi penjumlahan dan pengurangan dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaran Matematika

Penelitian yang

Pengaruh musik instrumental

terhadap hasil belajar

matematika siswa kelas 1

Sekolah Dasar

Diana Sulistyowati (2015)

pengembangan perangkat

pembelajaran kurikulum 2013

untuk siswa kelas II SD subtema

tugas-tugas sekolahku di SD

Negeri Plaosan 1

Suprihyatun (2012)

Meningkatkan hasil belajar penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah melalui media

manipulatif pada siswa

Sekolah Dasar

Penelitian yang akan dilakukan berjudul:

Pengembangan Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik Matematika

Materi Penjumlahan dan Pengurangan untuk Kelas I Sekolah Dasar dengan

(63)

untuk kelas 1 SD serta pengaruh musik instrumental terhadap hasil belajar Matematika.

Ketiga penelitian tersebut menjadi acuan peneliti untuk mengembangkan sebuah prototipe. Prototipe yang peneliti kembangkan berupa rancangan pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi. Prototipe tersebut dapat dijadikan sarana pembelajaran (baik di dalam maupun di luar kelas) untuk memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah.

Prototipe rancangan pembelajaran tersebut peneliti susun untuk menjawab permasalahan peserta didik di SD Negeri Kawunganten 01 Cilacap. Permasalahan yang ada yaitu peserta didik kesulitan dalam berhitung penjumlahan dan pengurangan, padahal penjumlahan dan pengurangan sangat penting dipahami peserta didik terutama di Sekolah Dasar. Prototipe rancangan pembelajaran juga peneliti kembangkan untuk menumbuhkan minat belajar peserta didik melalui metode bernyanyi dengan lagu sehingga membantu peserta didik memahami materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah.

Hal tersebut mendorong peneliti untuk mengembangkan sebuah prototipe berjudul “Prototipe Rancangan Pembelajaran Tematik

Matematika materi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah dengan Metode Bernyanyi untuk Kelas 1 Sekolah Dasar” yang terdiri dari cover,

(64)

2.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan teori di atas, maka pertanyaan dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana prosedur pengembangan prototipe rancangan pembelajaran

tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 Sekolah Dasar?

(65)

46

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III dalam metode penelitian ini akan membahas tentang: jenis penelitian, setting penelitian, prosedur pengembangan, uji validasi produk, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti merupakan metode penelitian pengembangan atau sering disebut dengan Research and Development atau R&D. Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tertentu (Sugiyono, 2014: 407). Research and Development (R&D) adalah proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Syaodih, 2008: 164). Berdasarkan dua pendapat ahli, dapat disimpulkan bahwa Research and Development jenis penelitian yang menghasilkan dan mengembangkan suatu produk tertentu dengan cara yang sistematis.

(66)

3.2 Setting Penelitian

Setting penelitian ini akan membahas tentang tempat penelitian, waktu penelitian subjek penelitian, dan objek penelitian.

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Kawunganten 01 yang beralamat di Jalan Raya Kawunganten No. 326, Karangsari, Kabupaten Cilacap.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini membutuhkan waktu selama 8 bulan yaitu pada bulan Agustus 2016 sampai bulan Febuari 2017.

3.2.3 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas 1 SD Negeri Kawunganten 01 pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017, dengan jumlah 20 peserta didik yang berusia sekitar 7-8 tahun.

3.2.4 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah pengembangan “Prototipe rancangan pembelajaran Matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 Sekolah Dasar”.

3.3 Prosedur Pengembangan

(67)

penjelasan mengenai sepuluh langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut Sugiyono (2014).

(68)

Gambar 3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan yang digunakan oleh peneliti

Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah dengan Metode Bernyanyi untuk Kelas 1 SD

Tahap I

 Pembagian Lembar Kuisioner Pra Penelitian

 Menentukan lagu

 Membuat lagu

 Merancang prototipe rancangan pembelajaran matematika penjumlahan dan pengurangan dengan metode bernyanyi

 Pengumpulan kritik dan saran ahli

 Revisi prototipe rancangan pembelajaran

Matematika penjumlahan dan

pengurangan dengan metode bernyanyi

(69)

Berikut ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang digunakan oleh peneliti.

Langkah 1: Potensi dan Masalah

Penelitian ini dari adanya potensi dan masalah. Potensi yang peneliti lihat adalah pembelajaran tematik kelas 1 semester 1 tentang Matematika (materi penjumlahan dan pengurangan) dan SBdP (lagu). Namun potensi tersebut menjadi tidak terlihat dengan munculnya masalah: 80% peserta didik mengalami kesulitan penjumlahan bilangan cacah, 65% peserta didik mengalami kesulitan pengurangan bilangan cacah.

Langkah 2: Pengumpulan data

Pada tahap pengumpulan data, peneliti mengumpulkan data menggunakan kuesioner dan pedoman wawancara. Penyebaran kuesioner dilakukan di SD Negeri Kawunganten 01 Cilacap dengan jumlah 20 peserta didik. Data awal yang diperoleh melalui kuesioner tersebut disajikan sebagai acuan dalam mempertimbangkan desain produk yang akan dikembangkan peneliti. Hal tersebut agar produk yang akan dikembangkan dapat berguna dan membantu pihak yang membutuhkan. Pada penelitian ini peneliti memberikan solusi untuk membantu mengajarkan materi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi.

Langkah 3: Desain Produk

(70)

penjumlahan dan pengurangan, lagu 3 mengenai konsep Matematika, lagu 4 dan 5 mari berhitung, (3) RPP yang mengintegrasikan mata pelajaran tematik Matematika (penjumlahan dan pengurangan) dan SBdP (lagu). Judul desain produk penelitian ini adalah “Prototipe rancangan

pembelajaran tematik Matematika materi penjumlahan dan pengurangan dengan metode bernyanyi untuk kelas 1 Sekolah Dasar”.

Langkah 4: Validasi Desain

Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk akan lebih efektif untuk digunakan. Tujuan dari validasi desain ini adalah untuk memperbaiki kekurangan produk yang telah dibuat. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk yang dirancang tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kekurangan dan kelebihannya. Validasi pertama pada seorang dosen yang berkompeten di bidang Matematika, validasi kedua dosen seni musik, dan validasi ketiga kepada guru kelas 1 SD.

Langkah 5: Revisi Desain

(71)

Langkah 6: Uji Coba Produk

Setelah revisi desain kemudian dilakukan uji coba produk. Peneliti melakukan uji coba produk di SD Negeri Kawunganten 01 Cilacap kepada 20 peserta didik. Uji coba produk tersebut bertujuan untuk mengetahui lagu ini benar-benar memiliki kualitas dan keefektifan untuk membantu pemahaman terhadap proses, dan konsep Matematika serta minat belajar peserta didik. Dalam uji coba produk peserta didik diberi lembar refleksi untuk mengetahui apakah peserta didik dapat memahami konsep penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah dengan metode bernyanyi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

3.4.1 Wawancara

Menurut Estberg (dalam Sugiyono, 2015: 317) wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam topik tertentu. Wawancara tidak terstruktur adalah suatu bentuk wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

3.4.2 Kuesioner

Gambar

Tabel 2.1 Langkah Pembelajaran dan Kegiatan Pembelajaran
gambar not balok. Menurut Boneo (2003: 299) notasi adalah lambang
Gambar 2.1 Penelitian yang Relevan
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut Sugiyono
+7

Referensi

Dokumen terkait

Padahari ini Selasa tanggal Satu bulan Maret tahun Dua Ribu Enam Belas pukul 15.59 WIB, Panitia Pengadaan Pokja I Jasa Konsultansi Tahun 2016 berdasarkan SK Nomor :

menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran peserta didik, 6) mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan pengasihan-Nya yang sungguh berlimpah, sehingga penulis dapat

Apakah menurut Bapak/Ibu/Sdr/i keadaaan Kantor Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Nias Utara, sudah sesuai dengan standart?.

itu, spora tumbuh dengan ukuran yang lebih panjang karena akan berfungsi. sebagai

Patogenisitas Jamur Entomopatogen Beauveria bassiana Balsamo (Deuteromycetes: moniliales) Pada Larva Spodoptera litura Fabricius (Lepidoptera: Noctuidae).. W.,

Sebagaimana penjelasan pada ayat (1), Transmigrasi Swakarsa Mandiri yang dilaksanakan oleh masyarakat baik secara kelompok maupun perseorangan maupun kelompok yang

Pada Penelitian ini akan direncanakan perbaikan tanah dasar untuk perencanaan oprit timbunan yaitu preloading yang dikombinasikan dengan Prefabricated Vertical