APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK
MENGANALISA LOKASI TERBAIK MENDIRIKAN
PERUSAHAAN BARU
SKRIPSI
Disusun Oleh :
BASUKI RACHMADNPM : 0534010294
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
ii
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan tugas akhir ini dengan baik dan benar.
Penyusunan Laporan tugas akhir ini merupakan prasyarat dalam mengambil Tugas Akhir. Adapun judul Laporan Praktek Kerja Lapangan ini adalah ” PENERAPAN METODE ALGORITMA FUZZY PADA APLIKASI SISTEM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENGANALISA LOKASI TERBAIK BAGI PERUSAHAAN ”.
Tak lupa pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Basuki Rahmat, SSi, MT selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa Timur yang sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I.
3. Bapak I Gede Susrama MD, ST, M.Kom selaku Dosen Pembimbing II
iii
pada saat penulis menyelesaikan Skripsi dan laporan ini. Yang penulis minta hanya doa restunya, sehingga penulis bisa membuat sesuatu yang lebih baik dari laporan ini.
5. Dosen – Dosen Jurusan Teknik Informatika UPN “VETERAN” JATIM, yang telah membuat kami membuka pikiran dan merubah pola pikir kami.
6. Seluruh Teman Jurusan Informatika, tanpa kecuali khususnya mas Faizal, Sugik, Angga Doel, Djoko, Aan, Putra, Dewi, Inyus, Dee-B dan kawan-kawan W.A yang telah berperan penting membantu penulis baik materil, spirituil dan atas dukungannya ”Terima Kasih Yang sebesar-besarnya, dan bagi Yang belum sidang TA, kapan kalian sidang TA. Semoga sukses selalu buat kalian” Penulis sebagai manusia biasa pasti mempunyai keterbatasan dan banyak sekali kekurangan, terutama dalam pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dalam memperbaiki penulisan laporan ini.
Surabaya, 2010
iv
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .... ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Batasan Masalah ... 3
1.3.Tujuan Dan Manfaat ... 3
1.4.Metodologi Penelitian ... 4
1.5.Sistematika Penulisan ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Konsep Tentang Fuzzy ... 6
2.1.1 Kontrol Logika Fuzzy ... ... 8
2.1.1.1Himpunan Logika Fuzzy ... ... 8
2.1.1.2Fungsi Keanggotaan Himpunan Fuzzy ... ... 9
2.1.1.3Variabel Linguistik ... 12
2.1.1.4Operasi Dasar Himpunan Fuzzy ... 13
2.1.2 Struktur Dasar Sistem Logika Fuzzy ... 14
2.1.2.1Fuzzifikasi …... ... 16
v
2.1.2.4Basis Pengentahuan Fuzzy ... ... 18
2.2 Sistem Pengambilan Keputusan (Decision Support System) ... 19
2.3 Karakteristik dan kemampuan sistem pendukung keputusan ... 20
2.3.1 Komponen Sistem Pendukung Keputusan ... 22
2.3.2 Proses Pengambilan Keputusan ... 23
2.4 Konsep Metode Brown - Gibson ... 27
2.5 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 28
2.5.1 Karakteristik Sistem ... 29
2.5.2 Pengertian Sistem ... 32
2.5.3 Komponen Sistem Informasi ... 32
2.5.4 Pengertian Sistem Informasi Manajemen ... 33
2.5.5 Teknik Memperoleh SIstem Informasi ... 33
vi
3.1.1 Fase Pemahaman…… ... 43
3.1.2 Fase Perancangan…… ... 43
3.1.3 Fase Implementasi…… ... 44
3.2 Perancangan Algoritma Fuzzy…… ... 46
3.2.1 Rule Base Fuzzy (Basis Aturan Fuzzy)…… ... 48
3.2.2 Mekanisme Inferensi Fuzzy…… ... 49
3.2.3 Proses Defuzzifikasi…… ... 50
3.3 Perancangan DSS (Descision Support System) …… ... 54
3.3.1 Basis Data …… ... 55
3.3.1.4.2 Diagram Alir Data Level 1 Pengunjung……... 60
3.3.1.4.3 Diagram Alir Data Level 1 Member…… ... 61
3.3.1.4.4 Diagram Alir Data Level 1 Admin……... 62
3.3.1.5Normalisasi…… ... 63
3.3.1.5.1 Normalisasi Perhitungan Faktor…… ... 63
3.3.1.5.2 Normalisasi Member Faktor…… ... 65
3.3.1.5.3 Normalisasi Hasil Akhir…… ... 66
3.3.1.6Conceptual Data Model (CDM) …… ... 67
3.3.1.7Physical Data Model…… ... 68
3.3.2 Perancangan File Basis Data …… ... 69
vii
3.4 Perancangan Perangkat Lunak…… ... 75
3.4.1 Flowchart Sistem…… ... 76
3.4.2.6Form Analisa Konvensional…… ... 83
3.4.2.7Form Login…… ... 84
3.4.2.8Form Halaman Depan Admin…… ... 85
3.4.2.9Halaman Tampilan Data Admin ... 86
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 88
4.1Perangkat Lunak Yang digunakan…… ... 88
4.2Implementasi Data …… ... 89
4.2.1 Data Tabel Kecamatan… ... 89
4.2.2 Data Tabel Login……... 89
4.2.3 Data Tabel Member... 90
viii
4.2.6 Data Tabel tbfaktor ... 92
4.2.7 Data Tabel tnilaiawal ... 92
4.3Implementasi Aplikasi Desain Antarmuka ... 93
4.3.1 Form Tampilan Halaman Depan ... 93
4.3.2 Form Pendaftaran Member dan Form Login ... 94
4.3.3 Form Halaman Trial Pengunjung ... 95
4.3.4 Form Halaman Admin... 99
5.3Implementasi Aplikasi Desain Antarmuka ... 111
5.3.1 Form Tampilan Home ... 111
5.3.2 Form Pendaftaran dan Login Member ... 112
5.3.3 Halaman Depan Member ... 114
5.3.4 Halaman Form Data Wilayah... 115
5.3.5 Halaman Form Pilih Faktor ... 117
ix
5.3.8 Halaman Cetak Laporan ... 123
5.3.9 Halaman Logout Member ... 124
5.3.10 Halaman Admin ... 125
BAB VI PENUTUP ... 129
6.1Kesimpulan ... 129
6.2Saran ... ... 129
x
Gambar 2.1 Fungsi Keanggotaan Fuzzy ... 7
Gambar 2.2 Fungsi Keanggotaan Crips Set ... 7
Gambar 2.3 Fungsi Keanggotaan Segitiga ... 10
Gambar 2.4 Fungsi Keanggotaan Trapesium ... 11
Gambar 2.5 Fungsi Keanggotaan π ... 12
Gambar 2.6 Sistem Logika Fuzzy dengan Fuzzifikasi dan Defuzzifikasi .. 15
Gambar 2.7 Mekanisme Pengaksesan MySQL Melalui Web Browser ... 38
Gambar 2.8 Hasil Dari File coba1.PHP... 41
Gambar 3.1 Metodologi Penelitian Sistem Pengambilan Keputusan ... 45
Gambar 3.2 SistemFuzzy ... 47
Gambar 3.3 Fungsi Keanggotaan Fuzzy ... 47
Gambar 3.4 Fungsi Keanggotaan Na dan Ke ... 53
Gambar 3.5 Rancangan Global Sist em ... 55
Gambar 3.6 Hubungan ent it y SubSist em Dat a ... 55
Gambar 3.7 Diagram Kont ek Sist em Pengambilan Keput usan ... 56
Gambar 3.8. Diagram berjenjang Sist em Pengambilan Keput usan ... 57
Gambar 3.9 Diagram alir proses perhit ungan fakt or ... 58
Gambar 3.10 Data Flow Diagram Level 0 ... 60
Gambar 3.11 Data Flow Diagram Level 1 Pengunjung ... 61
Gambar 3.12 Data Flow Diagram Level 1 Member ... 62
Gambar 3.13 Data Flow Diagram Level 1 Admin ... 63
Gambar 3.14 Concept ual Dat a M odel ... 68
xi
Gambar 3.17 Flowchart Sistem Lanjutan ... 77
Gambar 3.18 Tampilan Menu Utama... 79
Gambar 3.19 Form Data Wilayah ... 80
Gambar 3.20 Form Daftar ... 81
Gambar 3.21 Form View Bobot ... 82
Gambar 3.22 Form Master Subjektif ... 83
Gambar 3.23 Form Analisa Konvensional ... 84
Gambar 3.24 Form Login ... 85
Gambar 3.25 Rancangan Menu Halaman Admin ... 86
Gambar 3.26 Rancangan Halaman Utama Admin ... 86
Gambar 3.27 Rancangan Halaman Dat a Fakt or Khusus Admin ... 87
Gambar 3.28 Rancangan Halaman Dat a Wilayah Khusus Admin ... 87
Gambar 4.1 Form Halaman Utama ... 93
Gambar 4.2 Form Pendaftaran Member ... 94
Gambar 4.3 Form Halaman Login ... 95
Gambar 4.4 Form Daftar Wilayah ... 96
Gambar 4.5 Form Pilih Faktor ... 97
Gambar 4.6 Form Bobot Faktor ... 97
Gambar 4.7 Form Analisa Fuzzy ... 98
Gambar 4.8 Form Analisa Konvensional ... 99
Gambar 4.9 Form Halaman Awal Admin ... 100
Gambar 4.10 Halaman Daftar Member Admin... 100
Gambar 4.11 Halaman Daftar Wilayah Admina ... 101
Gambar 4.12 Form Halaman Daftar Faktor ... 102
xii
Gambar 4.15 Form Halaman Input Wilayah Member ... 104
Gambar 4.16 Form Halaman Pilih Dan Tambah Faktor ... 105
Gambar 4.17 Halaman Perhitungan Nilai Awal ... 106
Gambar 5.1 Form Halaman Utama ... 112
Gambar 5.2 Form Pendaftaran Member ... 113
Gambar 5.3 Form Halaman Login ... 114
Gambar 5.4 Halaman Depan Member ... 115
Gambar 5.5 Halaman Data Wilayah Member ... 116
Gambar 5.6 Konfirmasi Input Data Wilayah ... 116
Gambar 5.7 Halaman Pilih Faktor ... 117
Gambar 5.8 Form Edit Dan Tambah Faktor ... 118
Gambar 5.9 Halaman Form Konfirmasi Data Faktor... 119
Gambar 5.10 Halaman Form Master Bobot ... 119
Gambar 5.11 Halaman Form Index Bobot Faktor ... 120
Gambar 5.12 Form Master Bobot Faktor Objektif ... 121
Gambar 5.13 Halaman Konfirmasi Data Inputan Master Bobot... 121
Gambar 5.14 Halaman View Analisa Fuzzy ... 122
Gambar 5.15 Halaman View Analisa Konvensional ... 123
Gambar 5.16 Halaman Cetak Laporan ... 124
Gambar 5.17 Halaman Logout Member ... 124
Gambar 5.18 Form Halaman Awal Admin ... 125
Gambar 5.19 Halaman Daftar Member Admin... 126
Gambar 5.20 Halaman Daftar Wilayah Admin... 127
Gambar 5.21 Form Halaman Faktor ... 128
PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENGANALISA LOKASI
TERBAIK MENDIRIKAN PERUSAHAAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Jurusan Teknik Informatika
Disusun oleh :
BASUKI RACHMAD
NPM. 0534010294
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA
TIMUR
SURABAYA
PENERAPAN METODE ALGORITMA FUZZY PADA APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENGANALISA LOKASI
TERBAIK MENDIRIKAN PERUSAHAAN BARU
Oleh
BASUKI RACHMAD NPM : 0534010294
Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang V Tahun Akademik 2009/2010
Menyetujui,
Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping
Basuki Rahmat, S.Si, MT I Gede Susrama MD,ST, M.Kom NPT. 369 070 602 13 NPT. 370 060 640 210
Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp. (031) 8706369 (Hunting). Fax. (031) 8706372 Surabaya 60294
KETERANGAN REVISI
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut :
Nama : Basuki Rachmad
NPM : 0534010294
Jurusan : Teknik Informatika
Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) pra rencana (design)/ skripsi ujian lisan
gelombang V, TA 2009/2010 dengan judul :
” PENERAPAN METODE ALGORITMA FUZZY PADA APLIKASI SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN LOKASI TERBAIK
MENDIRIKAN PERUSAHAAN BARU ”
Surabaya, 18 Juni 2010
Dosen Penguji yang memerintahkan revisi :
1) Guendra Kusuma, S.Si, M.Kom
{
}
I Gede Susrama MD,ST, M.Kom
PENERAPAN METODE ALGORITMA FUZZY PADA APLIKASI
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN
LOKASI TERBAIK MENDIRIKAN PERUSAHAAN BARU
Oleh :
Basuki Rachmad
NPM : 0534010294
Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 11 Juni 2010
2. 2.
3.
Mengetahui
Dekan Fakultas Teknologi Industri
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur
Ir. Sutiyono, MT NIP. 030191025
Guendra Kusuma W, S.Si, M.Kom
I Gede Susrama MD,ST, M.Kom NPT. 370 060 640 210
Nurcahyo Wibowo, S.Kom, M.Kom NPT. 379 030 401 97
i
PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENGANALISA LOKASI TERBAIK MENDIRIKAN PERUSAHAAN BARU
Penyusun : Basuki Rachmad Pembimbing I : Basuki Rahmat,S.Si,MT
Pembimbing II : I Gede Susrama MD. ST. M.Kom
ABSTRAKSI
Kota-kota besar merupakan daerah yang sangat strategis karena pusat dari perdagangan dan Industri. Hal ini terlihat dari setiap perkembangan yang ada didalam kota-kota besar tersebut yang semakin maju. Perencanaan kota juga sudah mulai berkembang terlihat dengan banyaknya gedung yang baru dibangun. Perkembangan dari setiap kota juga terlihat dari perkembangan penduduknya. Permasalahan yang sering muncul Masih banyak perusahaan-perusahaan yang masih berada di kota. Hal ini akan sangat menyulitkan bagi perencanaan kota yang semakin berkembang. Disamping itu limbah industri sudah mencapai tingkat ketinggian sampai di luar batas terutama bagi perusahaan yang masih ada di kota.
Pada penelitian Tugas Akhir ini, dilakukan pembuatan suatu aplikasi sistem terpadu berupa Decision Suport System (DSS) atau sistem pendukung keputusan untuk mengolah data-data pendukung tersebut dalam bentuk Website yang akan membantu menyelesaikan permasalahan tersebut, dengan memanfaatkan metode algoritma fuzzy, dan perangkat lunak yang digunakan adalah PHP. Yang nantinya akan menjadi sistem informasi secara integral guna mendukung penentuan lokasi pendirian suatu perusahaan yang strategis karena Lokasi akan menentukan dekat tidaknya perusahaan tersebut ke sumber bahan baku ataupun jasa pemasarannya. Dari DSS ini nanti akan didapat berapa nilai dari tiap wilayah yang dinilai dengan kurang cocok, cocok dan mana yang sangat cocok untuk mendirikan suatu perusahaan baru.
.
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kota-kota besar merupakan daerah yang sangat strategis karena pusat dari
perdagangan dan Industri. Hal ini terlihat dari setiap perkembangan yang ada
didalam kota-kota besar tersebut yang semakin maju. Perencanaan kota juga
sudah mulai berkembang terlihat dengan banyaknya gedung yang baru dibangun.
Perkembangan dari setiap kota juga terlihat dari perkembangan penduduknya.
Masih banyak perusahaan-perusahaan yang masih berada di kota. Hal ini
akan sangat menyulitkan bagi perencanaan kota yang semakin berkembang. Oleh
karena itu letak perusahaan yang masih berada di kota sudah tidak sesuai dengan
perkembangan kota, sehingga lokasi perusahaan harus dipindah ke daerah yang
agak jauh dari kota. Disamping itu limbah industri sudah mencapai tingkat
ketinggian sampai di luar batas terutama bagi perusahaan yang masih ada di kota.
Lokasi akan menentukan dekat tidaknya perusahaan tersebut ke sumber
bahan baku ataupun jasa pemasarannya. Jarak dari perusahaan ke dua tempat ini
juga menentukan pula metode transportasi yang digunakan.Dilihat dari luas
wilayah, masih banyak lahan yang memadai untuk membangun perusahaan agar
perencanaan kota dapat berjalan dengan baik. Dari segi transportasi juga tidak
begitu sulit karena hal itu dapat dilakukan dengan menggunakan truk atau
kendaraan lainnya ke kota sehingga dapat langsung dikirim ke luar daerah. Selain
itu juga ada alasan perusahaan memilih daerah sebagai lokasi pabriknya adalah
1. upah buruh relatif lebih murah
2. harga tanah relatif lebih murah daripada di kota-kota besar dan tanah yang
luas banyaknya tersedia untuk kemungkinan perluasan
3. banyak mempunyai hubungan transportasi ke kota-kota besar sebagai
pasar untuk barang-barang yang dihasilkannya
4. pajak-pajak pada umumnya lebih rendah daripada kota-kota besar
5. biaya-biaya gedung/bangunan biasanya lebih murah/rendah
6. adanya persediaan tenaga kerja yang besar dibandingkan dengan
daerah-daerah yang jauh di luar kota
7. sedikitnya pembolosan karena kesempatan kerja disini kurang
Di daerah belum terdapat sistem informasi yang secara integral maka
penerapannya sangat sulit terutama untuk perusahaan-perusahaan yang sudah
berkembang atau yang sedang berkembang. (Maarif, M.S, Tanjung, H. 2003)
Untuk itu perlu adanya suatu sistem informasi yang akan dikembangkan
ke dalam bentuk Data sistem terpadu untuk mengolah data-data pendukung
tersebut, dengan memanfaatkan metode algoritma fuzzy, dan perangkat lunak
yang digunakan adalah PHP. yang akan dapat memecahkan masalah yang timbul
baik itu bagi perusahaan ataupun bagi pihak perencanaan kota itu sendiri.
1.2 Perumusan Masalah
Dari permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat
dirumuskan segala permasalahan yang akan dijadikan pokok pembahasan didalam
• Bagaimana Merancang suatu sistem pendukung keputusan untuk
menentukan penempatan perusahaan-perusahaan atau industri-industri di
daerah-daerah tertentu dengan menggunakan metode algoritma fuzzy.
• Bagaimana menerapkan metode fuzzy pada bahasa pemrograman website
dengan PHP
1.3 Batasan Masalah
• Merancang suatu sistem pendukung keputusan untuk menentukan penempatan
perusahaan-perusahaan atau industri-industri di daerah-daerah tertentu dengan
menggunakan metode algoritma fuzzy.
• Pembuatan program dengan menggunakan PHP
• Penentuan nilai awal dengan metode Brown-Gibson.
• Di buat rule-rule base secara statik berdasarkan metode diatas dalam sistem.
• Tidak membahas database-nya, sebagai penyimpan data
1.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari Skripsi ini adalah :
• Membuat sistem informasi secara integral guna mendukung penentuan lokasi
perusahaan yang strategis
• Membuat sistem pendukung keputusan dengan menggunakan Algoritma
Logika Fuzzy, dengan PHP
Dan Manfaat yang dapat diambil nantinya adalah :
• Memahami program pengambilan keputusan yang digunakan
• Mengerti dan mengetahui lokasi yang strategis dan terbaik bagi perusahaan
• Mengetahui variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi penempatan
perusahaan
1.5 Metodologi Penulisan
Penulis dalam Skripsi ini nantinya akan menggunakan metode :
• Study literatur
Mempelajari dan pengumpulan data dan informasi dengan mempelajari
buku-buku acuan dan literatur yang berhubungan dengan materi penulisan
skripsi.
• Perancangan software dan Pembuatan software
Yaitu merancang dari pada sistem secara keseluruhan perangkat
lunak.dan pembuatan atau realisasi dari sistem
• Tes dan analisa
Yaitu mencoba hasil rancangan perangkat lunak dan menganalisa hasil
percobaan yang dilakukan.
• Pembuatan Laporan
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika Pembahasan Penulisan Skripsi ini nantinya tersusun atas
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menerangkan tentang latar belakang permasalahan yang ada,
batasan permasalahan, tujuan dan manfaat dari penulisan Skripsi ini,
sampai pada metodologi.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Semua teori dasar yang diperlukan untuk penulisan Skripsi terdapat
pada bab ini.
BAB III : PERENCANAAN SISTEM
Dalam bab ini dijelaskan tentang cara perencanaan dan desain dari
sistem.
BAB IV : IMPLEMENTASI PROGRAM
Pada bab ini akan dijelaskan tentang implementasi dan hasil
perancangan beserta penjelasan dan penggunaan program yang telah
dibuat.
BAB V : UJI COBA DAN EVALUASI
Bab ini melakukan metode percobaan dan pengamatan terhadap sistem
yang telah direncanakan
BAB VI : PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran-saran sebagai hasil
6
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Tentang Fuzzy
Fuzzy dalam bahasa inggris berarti tidak tentu (indistunc), kabur (blurred),
tidak secara jelas terfokus. Istilah fuzzy sets pertama kali diperkenalkan oleh Prof.
Lutfi Z. untuk mengadaptasikan konsep kekaburan ke dunia teknis. Dari konsep
dasar ini maka lahirlah salah satu cabang rekayasa yang dikenal dengan fuzzy
engineering.
Sebagai contoh konsep diatas adalah usia manusia (merupakan contoh dari
linguistik), yang dapat bernilai tua, muda setengah baya yang sulit dilihat
batasan-batasannya.Dengan menggunakan sistem komputer konvensional tentu saja sulit
untuk mengolah variabel-variabel tersebut. Maka munculah konsep Fuzzy.
Penentuan batasan tentang usia atau hal-hal lain yang bersifat kabur
tergantung dari mereka yang menentukan, atau pembuat aturan fuzzy tersebut.
Suatu misal batasan usia muda. Kita menganggap usia muda antara 15 sampai
pada usia 35 tahun, kita tahu bahwa memang usia 10 tahun bukanlah usia muda.
Konsep fuzzy menyajikan nilai keanggotaan suatu keadaan pada variabel tertentu
dengan harga diantara 0 dan 1 (Gambar 2.1.). Dengan demikian variabel yang
sifatnya abstrak dan subyektif dapat dinyatakan secara numerik atau angka,
sehingga mudah dilakukan pengolahan.
Apabila dibandingkan dengan fuzzy sistem biner terasa janggal dan aneh
keadaan tertentu (crisp sets : pada Gambar 2.2.). Suatu misal usia kita 35 tahun,
kita masih dianggap muda namun setelah lebih satu hari kita sudah dianggap tua.
Gambar 2.1. Fungsi Keanggotaan Fuzzy
Cara bekerja secara fuzzy memang adalah jiplakan cara kerja otak manusia
dalam mengendalikan segala sesuatu, dan ini terbukti lebih canggih dari
pengendali apapun. Meskipun kita tidak tahu model matematika dari sistem yang
akan dikendalikan, kita mampu mengendalikan dengan baik. Dengan keunggulan
tersebut maka diadakan usaha agar fuzzy menjadi sebuah pengendali.
2.1.1 Kontrol Logika Fuzzy
Kontrol logika fuzzy termasuk dalam kategori inteligent kontrol.
Keunggulan kontrol logika fuzzy ini ialah kemampuannya dalam menggabungkan
besaran numerik dan besaran linguistik. Kontrol logika fuzzy berusaha meniru
logika manusia dalam mengendalikan suatu plant. Manusia dalam menanggapi
suatu kejadian atau fenomena alam, manusia selalu menanggapinya secara
kualitatif dengan memakai pernyataan linguistik. Nilai tanggapan manusia ini
bersifat kabur, samar tidak pasti (Fuzzy). Kemudian manusia juga mengeluarkan
respon secara kualitatif pula, dengan bahasa linguistik.
2.1.1.1 Himpunan Fuzzy
Suatu himpunan fuzzy F dalam semesta X didefinisikan sebagai kumpulan
pasangan x dan fungsi keanggotaan µF(x). Derajat keanggotaan µF(x)
mempunyai nilai dalam interval antara [0,1] untuk tiap nilai x pada X. Nilai fungsi
keanggotaan menunjukkan tingkat keanggotaan elemen x dalam F, jika µF (x) = 1
maka menunjukkan bahwa x merupakan anggota penuh F. Tetapi jika µF (x) = 0
maka x bukan anggota dari F.
Secara umum himpunan fuzzy dinotasikan sebagai berikut :
F = { (x, µF (x) ) | x ∈ X }
Bila x diskrit denagn n elemen, F dapat dinyatakan sebagai :
F = µ1(x) / x1 + µ2(x) / x2 + µ3(x) / x3 + … + µn(x) / xn
Notasi-notasi '+' dan '/' diatas bukan merupakan operasi aritmatik penjumlahan
dan pembagian, tetapi menyatakan operator gabungan dan penghubung nilai fuzzy
dan tingkat keanggotaan.
Bila x kontinyu, F dapat dinyatakan sebagai :
F = ∫µF (x) / x ... (2.2)
Dalam himpunan fuzzy F, x dinamakan support / pendukung F. Untuk
kasus dimana µF(x) = 0.5 disebut dengan titik silang atau crossover.
Himpunan fuzzy yang penyokong tunggal dengan tingkat keanggotaan µF(x) = 1
disebut dengan fuzzy tunggal atau fuzzy singelton.
2.1.1.2 Fungsi Keanggotaan Himpunan Fuzzy
Fungsi keanggotaan ialah suatu fungsi untuk menentukan derajat
keanggotaan dalam pendefinisian himpunan fuzzy tergantung pada bentuk yang
akan digunakan. Tetapi secara umum ada dua macam metode pendefenisian yaitu
secara numerik dan secara fungsi.
Fungsi keanggotaan yang didefenisikan secara numerik menggunakan
penyokong diskrit. Sedangkan fungsi keanggotaan yang didefinisikan dalam
bentuk fungsi yaitu dengan mengambil nilai bentuk fungsi untuk tiap penyokong
Derajat keanggotaan suatu nilai ditentukan oleh bentuk dari fungsi
keanggotaan yang digunakan. Ada beberapa bentuk fungsi keanggotaan yang
sering digunakan, yaitu :
1. Fungsi Segitiga (Triangular function)
Gambar 2.3. Fungsi Keanggotaan Segitiga
Representasi matematik dari fungsi keanggotaan segitaiga yaitu :
0 , Jika x < a
(x-a) / (b-a) , Jika a x b
T (x; a,b,c) = (c-x) / (c-x) , Jika b < x < c
0 , Jika x > c
Gambar 2.4. Fungsi KeanggotaanTrapesium
0 , Jika x < a
(x-a) / (b-a) , Jika a < x < b
T (x; a,b,c) = 1 , Jika b < x < c
(c-x) / (c-x) , Jika b < x < c
0 , Jika x > c
3. Fungsi π (phi function)
Representasi matematis fungsi keanggotaan fungsi phi yaitu :
S(x; c-b, c-b/2,c) , untuk x < c
Gambar 2.5. Fungsi Keanggotaan π
2.1.1.3 Variabel Linguistik
Untuk merepresentasikan cara berfikir manusia, teori himpunan fuzzy
menggunakan variabel linguistik. Variabel linguistik ini berisi
ungkapan-ungkapan yang bersifat kualitatif yang berfungsi untuk menyatakan kondisi dari
variabel-variabel proses.
Ungkapan-ungkapan kualitatif ini terus mengikuti proses berfikir manusia
sampai suatu keputusan yang diungkapkan secara kualitatif pula. Misalnya : "Jika
temperatur melebihi dari set point yang telah ditentukan , maka perkecil harga
gain proporsional yang diinputkan ke kontroller".
Pemilihan variabel-variabel linguistik sebagai aksi pengendalian
memegang peranan sangat penting dalam menentukan perfomansi unit
pengendalian logika fuzzy. Pada kontrol logika fuzzy setiap variabel masukkan
dan keluaran dikelompokkan dalam variabel-variabel linguistik seperti tujuh
NS (negative small), ZE (zero), PS (positive small), PM (positive medium), dan
PB (positive big).
Jumlah variabel linguistik yang digunakan mempengaruhi pada kehalusan
(smoothing) dari respon sistem yang dihasilkan kontroller logika fuzzy. Karena
semakin banyak variabel linguistik akan dapat mendekati kondisi real dari nilai
sesungguhnya.
2.1.1.4 Operasi Dasar Himpunan Fuzzy
Pada dasarnya himpunan fuzzy mempunyai banyak sekali operasi fungsi,
tetapi yang digunakan untuk perhitungan di sistem pengendalian hanya beberapa
saja yaitu operator gabungan (Union), operasi irisan (Intersection) dan operator
perkalian (Algebraic Product).
Untuk lebih memperjelas ketiga operator ini maka misalkan ada dua
variabel A dan B sebagai himpunan fuzzy dalam semesta pembicaraan X dengan
fungsi keanggotaan µA(x) dan µB(x), maka operasi dasar himpunan fuzzy yang
dinyatakan dengan operator gabungan, operator irisan dan operator perkalian
ialah:
a. Gabungan (Union)
Gabungan dua himpunan fuzzy A dan B dengan masing-masing fungsi
keanggotaannya µA(x) dan µB(x) dinyatakan dengan :
b. Irisan (Intersection)
Irisan dua himpunan fuzzy A dan B dengan fungsi keanggotaan µA(x) dan
dinyatakan sebagai berikut:
Untuk semua x ∈ X... (2.4)
c. Perkalian aljabar (algebraic product)
Perkalian aljabar dari dua himpunan fuzzy A dan B yang mempunyai
fungsi keanggotaan µA(x) dan µB(x) dinyatakan sebagai berikut :
untuk semua x ∈ X ... (2.5)
2.1.2 Struktur Dasar Sistem Logika Fuzzy
Sistem logika fuzzy adalah sistem yang berhubungan langsung dengan
konsep tentang fuzzy (yaitu fuzzy sets, linguistik variabel, dan lainnya). Secara
garis besar dibedakan menjadi tiga bagian yaitu sistem logika fuzzy murni (pure
fuzzy logic system), sistem fuzzy Sugeno dan Takagi serta fuzzy logic sistem
dengan fuzzifikasi dan defuzzifikasi. Dari ketiga sistem tersebut, fuzzy logic
sistem fuzzifikasi dan defuzzifikasi memiliki keunggulan tersendiri. Yaitu
pertama masukan (input) dan keluaranya merupakan variabel yang nyata. Kedua,
sistem ini menyediakan hubungan untuk digabungkan dengan if_then rule dari
tenaga ahli (human expert). Ketiga, kita memiliki kebebasan untuk menentukan
memilih atau menentukan sistem fuzzy logic mana yang paling cocok untuk
mengendalikan suatu plant tertentu.
Sistem logika fuzzy yang akan digunakan adalah menggunakan
defuzzifikasi rata-rata tengah (center average defuzzyfier), aturan penalaran hasil,
fuzzyfikasi singleton dan fungsi keanggotaan gaussian yang dinyatakan dalam
bentuk (wang 1994) :
... (2.6)
Parameter yang dapat diubah-ubah dari sistem logika fuzzy diatas adalah
dimana : V adalah semesta pembicaraan pada keluaran sedangkan Ui adalah
semesta pembicaraan pada masing-masing masukannya.
2.1.2.1 Fuzzifikasi
Sinyal umpan balik yang didapat dari sensor berupa besaran non fuzzy
(Crisp). Besaran ini harus ditransformasikan ke dalam bentuk besaran fuzzy
dengan bantuan faktor perskala (scaling factor). Faktor perskala diatur sedemikian
rupa sehingga seluruh variabel masukan proses terpetakan dalam semesta
pembicaraan (universe of discourse) yang telah ditentukan. Penentuan faktor skala
untuk sfe (scaling factor error) dan sfde (scaling factor delta error) dilakukan
dengan metode heruistik secara coba-coba.
2.1.2.2. Defuzzifikasi
Defuzzifikasi pada dasarnya adalah pemataan ruang aksi kontrol
pengendali fuzzy (domain fuzzy) ke dalam ruang aksi penegendalian non-fuzzy
(domain crisp)
Secara umum defuzzifikasi dapat dinyatakan dalam bentuk,
Zo = defuzzifier(z) ... (2.7)
Metode defuzzifikasi yang digunakan adalah metode center of grafity
(COG) atau center of area (COA), secara diskrit metode ini dapat dinyatakan
sebagai berikut :
Dimana Zo adalah aksi pengendalian dalam domain crisp, µi(z) adalah
nilai keanggotaan (faktor bobot) yang merupakan hasil dari aturan inferensi
Max-min atau Max-Dot atau, z adalah nilai tengah fungsi keanggotaan aksi
pengendalian fuzzy.
2.1.2.3 Mekanisme Inferensi Fuzzy
Metode inferensi yang banyak digunakan untuk kontroller logika fuzzy
pada saat ini ada dua yaitu metode inferensi max-min dan metode inferensi
Max-Dot. Kedua jenis inferensi ini menggunakan penalaran GMP (General Modus
Ponen), yaitu penalaran langsung. Untuk memahami kedua metode ini, asumsikan
ada kontrol logika fuzzy yang hanya mempunyai dua basis aturan :
aturan 1 : Jika x adalah A1 dan y adalah B1, maka z adalah c.
aturan 2 : Jika x adalah A2 dan y adalah B2, maka z adalah c
Faktor bobot (fire stength) dari aturan ini dinyatakan dengan αi.
Untuk input xo dan yo mempunyai faktor bobot 1 dan 2, dapat dinotasikan
sebagai berikut :
α1 = µAi (Xo) ΛBi (Yo)
α2 = µA2 (Xo) ΛB2 (Yo)
- Inferensi Max-Min
Dalam inferensi max-min operator yang digunakan untuk inflikasi fuzzy
ialah operator minimum Mamdani. Notasi dari inferensi minimum Mamdani ialah
sebagai berikut :
(
( ))(
( ))
)
(w 1 Ci w 2 c2 w
c α µ α µ
Dimana C ialah konsekuen dari implikasi minimum Mamdani, sedangkan ialah
keputusan dari masing-masing basis aturan.
- Inferensi Max-Dot.
Pada metode inferensi max-dot operator yang digunakan untuk implikasi
fuzzy ialah operator perkalian Larsen (product Larsen). Adapun keputusan dari
masing-masing aturan kontrol dinyatakan sebagai berikut α1.µCi(W). Konsequen
hasil implikasi product Larsen dapat ditulis sebagai berikut :
αc(W)= (α1.µci(W)) (α2.µc2(W))
2.1.2.4 Basis pengetahuan fuzzy
Basis pengetahuan fuzzy terdiri dari dua bagian yaitu basis aturan (rule
base) dan basis data (data base). Basis pengetahuan merupakan perluasan dari
metode inferensi fuzzy. Perluasan metode ini disesuaikan dengan model dari
sistem pengendalian yang akan dirancang. Metode GMP kemudian diperluas
menjadi aturan fuzzy yang berbentuk MISO (multi input single output).
Adapun bentuk aturan kontrol itu ialah :
Aturan 1 : Jika x adalah A1 dan Y adalah B1, maka z adalah C1.
Aturan 2 : Jika x adalah A2 dan y adalah B2, maka z adalah C2 ...
Aturan N : Jika x adalah An dan y adalah Bn, maka z adalah Cn
Input : x adalah A' dan y adalah B'
Dimana x, y dan z ialah variabel linguistik yang mempresentasikan variabel
keadaan proses dan variabel kontrol An, Bn, Cn adalah nilai linguistik untuk
variabel x, y, z pada semesta pembicaraan X,Y dan Z
2.2Sistem Pengambilan Keputusan (Decision Support System)
Sistem pengambilan keputusan mempunyai berbagai pengertian yang terus
berkembang sesuai dengan perkembangan aplikasi sistem pendukung dalam
permasalahan manajemen. Litle (tahun 1995) mendefinisikan SPK sebagai
kumpulan prosedur yang berbasis model untuk memproses data dan melakukan
justifikasi untuk membantu manajer dalam pengambilan keputusan. Untuk
menuju sukses, suatu sistem harus memenuhi beberapa syarat yaitu sederhana,
kuat, mudah dikendalikan, adaptif, mudah untuk dimodifikasi. Perkembangan
SPK memunculkan konsep baru seperti penggunaan konsep stuktur address yang
menimbulkan pro kontra dengan munculnya ide bahwa permasalahan yang tidak
terstruktur harus dibuat terstruktur. Bounzech (tahun 1995) mendefinisikan SPK
sebagai system berbasis komputer yang terdiri dari 3 komponen yang interaktif,
yaitu:
1. Sistem bahasa
Merupakan komunikasi antara pengguna dengan komponen lain dalam SPK
2. Sistem Pengetahuan
Merupakan kumpulan pengetahuan yang utama termasuk dalam SPK sebagai
data / prosedur. 3. Sistem pemrosesan masalah yang merupakan
Sedangkan Keen (tahun 1995) menerapkan SPK kedalam situasi dimana
sistem akhir dapat dikembangkan melalui proses adaptif yang terdiri dari
proses belajar dan evaluasi. Pengertian SPK yang diberikan Keen (tahun
1995) adalah SPK sebagai hasil proses pengembangan dimana pengguna,
pembangun SPK dan SPK itu sendiri mempunyai kemampuan untuk
mempengaruhi satu sama lain yang menghasilkan sebuah evolusi dan pola
yang digunakan.
2.3 Karakteristik dan kemampuan sistem pendukung keputusan
Secara umum tidak ada konsesus tentang pengertian SPK secara
khusus, termasuk karakteristik dan kemampuan SPK, berikut ini merupakan
karakteristik SPK (tahun 1995) :
1. mendukung pengambilan keputusan terutama pada situasi semi terstruktur
atau tidak terstruktur sama sekali dengan menyatukan keputusan yang
dibuat manusia dan informasi dari komputer
2. mendukung berbagai level manajemen mulai dari eksekutif atas sampai
manajer bawah
3. mendukung bukan hanya keputusan perseorangan tetapi juga untuk
kelompok (group). Permasalahan yang terstruktur sering kali
membutuhkan keterlibatan berbagai elemen organisasi dalam hal ini
individu-individu dari berbagai departemen
4. mendukung pengambilan keputusan yang bersifat independen maupun
5. mendukung semua tahapan dalam pross pengambilan keputusan mulai dari
tahapan penyelidikan, desain, pemilihan sampai dengan implementasi
6. mendukung berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan. Hal ini
menyebabkan SPK harus sesuai dengan atribut-atribut yang dimiliki
pengambilan keputusan
7. adaptif dengan waktu. Pengambil keputusan harus bersikap reaktif, karena
dihadapkan pada kondisi yang harus berubah dan menyesuaikan SPK
dengan perubahan-perubahan tersebut. Pleksibel SPK memungkinkan
pengguna (user) untuk menambahkan, menghapus, menggabungkan atau
mengatur kembali elemen-elemen dasar. Hal ini akan memberikan
kemampuan analisa yang cepat
8. mudah digunakan, pengguna harus merasa akrab dengan system yang
dihadapi. Karakteritik semacam user Friendlines, fleksibel, bedaya grafis
buat dalam dialog dengan bahasa umum dengan meninggkatkan
keefektifan SPK. Karakteristik diatas menuntut bentuk SPK interaktif
9. meningkatkan ektifitas pengambilan keputusan (akurasi, kecepatan,
kualitas) daripada meningkatkan efisiennya (biaya, termasuk biaya
pemrosesan komputer)
10.dapat dikendalikan oleh pengambil keputusan dalam langkah-langkah
proses penyelesaian keputusan. SPK ditujukan untuk mendukung
pengambil keputusan bukan untuk menggantikan. Pengambil keputusan
dengan menghentikan dan mengabaikan rekomendasi yang diberikan oleh
11.mengajarkan untuk belajar, yang memungkinkan untuk diungkapkannya
kebutuhan dan perbaikan sistem. Hal ini memunculkan proses
pengembangan yang kotinyu
12.mudah untuk dibangun, program harus mampu membangun sendiri atau
sistem yang sederhana. Sistem yang lebih besar dapat dikembangkan
dalam organisasi dengan bantuan spesialis sistem informasi
13.menggunakan modal sehingga memungkinkan untuk memunculkannya
percobaan dalm berbagai strategi dengan konfigurasi yang berbeda
14.dilengkapi dengan komponen pengetahuan (pada SPK tingkat lanjut) yang
memberikan kemampuan penyelesaian masalah yang rumit secara efektif
dan efisien
2.3.1 Komponen sistem pendukung keputusan
Sistem pendukung keputusan terdiri dari komponen-komponen SPK yaitu;
Manajemen data
Manajemen data terdiri dari database yang berisi data yang berhubungan
dengan situasi dan dikelola oleh perangkat lunak yang yang disebut dengan
database manajement sistem (DBMS)
Manajemen model
Sebuah paket perangkat lunak yang mencakup model kuantitatif untuk
finansial, statistik dan management science yang mendukung analisis sistem
dan juga merupakan software management
Pengguna mampu berkomunikasi dan memberi perintah kepada SPK melalui
subsistem ini. Subsistem ini merupakan perangkat lunak antar proses dengan
pengguna
Manajemen pengetahuan
Subsistem ini merupakan subsistem opsional yang dapat mendukung
subsistem lain atau berlaku sebagai komponen yang independen
2.3.2 Proses pengambilan keputusan
Mengacu Simon (tahun 1995), proses pengambilan keputusan meliputi 3
fase penyelidikan, perancangan, dan pemilihan, fase keempat yaitu implementasi
yang ditambahkan kemudian. Dimulai dari tahapan penyelidikan yaitu
penelusuran kenyataan yang terjadi dan masalah yang muncul diidentifikasi dan
didefinisikan. Tahap perancangan menghasilkan suatu model yang
menyederhanakan sistem yang ditinjau. Tahap pemilihan yang menunjukkan
solusi dari model yang dikembangkan. Bila solusi yang didapat dianggap telah
sesuai maka tahap implementasi dapat dilakukan
Pengembangan SPK merupakan proses yang sangat rumit. Proses ini
meliputi kebutuhan teknis seperti pemilihan hardware sesuai dengan pengenalan
tingkah laku dari para pengguna SPK karena sifat permasalahan SPK yang semi
terstruktur ataupun tidak terstruktur, maka kebutuhan informasi dari para manager
pengguna SPK akan berubah dan begitu juga SPKnya.
Tahapan dalam pengembangan SPK yaitu :
Perencanaan, berhubungan dengan pemunculan kebutuhan dan diagnosa
permasalahan. Dalam hal ini tujuan dan sasaran dari SPK didefinisikan
Tahapan B
Riset, berusaha mengidentifikasi pendekatan yang relevan dalam memenuhi
kebutuhan pengguna dan menyesuaikan dengan sumber daya yang tersedia
Tahapan C
Analisa dan desain konseptual, berusaha mendapatkan pendekatan terbaik dan
sumber daya yang dibutuhkan untuk diterapkan
Variabel-variabel yang Digunakan
1. Lokasi Pasar
Lokasi pasar adalah salah satu factor yang juga perlu diperhatikan dalam
proses penetuan letak lokasi perusahaan. Lokasi perusahaan tergantung pada
macam produk yang dihasilkan, pasar ini bisa secara luas tersebar atau
terpusatkan. Apabila suatu pasar diterapkan untuk terpusatkan pada lokasi
tertentu maka perusahaan yang akan didirikan haruslah diletakkan berdekatan
dengan lokasi pasar tersebut, sedangkan apabila pasar yang kita supplay
ternyata tersebar di beberapa lokasi tertentu maka kita dapat menempatkan
pasar pada titik beratnya.
2. Lokasi Sumber Bahan Baku
Lokasi dari sumber bahan baku untuk produksi sangat berpengaruh dalam
menentukan lokasi perusahaan yang akan didirikan. Karena sifat dari proses
manafacturingnya yang memaksa untuk berdekatan dengan lokasi bahan
3. Alat Angkutan
Masalah tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas transfortasi adalah juga merupakan
faktor yang sangat penting dalam menentukan lokasi dari perusahaan yang
akan didirikan. Maka dari itu ada beberapa pertimbangan yang harus
dilakukan seperti :
• Macam atau jenis fasilitas transportasi yang ada pada asal dan tujuan
• Relatif biaya dari masing-masing transportasi tersebut
• Derajat kepentingan pengiriman barang tersebut
• Kondisi-kondisi khusus yang diharapkan dalam proses pengiriman
tersebut
4. Sumber Energi
Hampir dapat dipastikan bahwa semua industri akan memerlukan tenaga
listrik untuk berbagai macam kebutuhan dalam proses produksinya. Secara
umum sebagian perusahaan akan lebih senang untuk membeli energi ini
daripada harus membuat instalasi listrik sendiri. Biasanya public utility akan
pula dapat mensupplay energi pada tinggkat biaya yang lebih murah
dibandingkan bila harus menyediakan sendiri.
5. Iklim
Iklim atau cuaca secara nyata banyak mempengaruhi efektifitas, efisiensi dan
tingkah laku pekerja perusahaan dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.
Berdasarkan penelitian, manusia akan dapat bekerja dengan nyaman di dalam
ruangan yang temperaturnya dapat dijaga sekitar 20 derajat Celsius.
Pendirian perusahaan pada lokasi tertentu akan tertentu akan
mempertimbangkan pula tersedianya tenaga kerja yang cukup, yang tidak saja
harus dilihat dari jumlahnya akan tetapi juga harus ditinjau dari segi
kemampuan dan ketrampilan yang diperlukan. Selain itu tingkat upah harus
juga dipetimbangkan.
7. Undang-undang Sistem Perpajakan
Aturan atau uandang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah baik tingkat
pusat maupun tingkat daerah akan pula mempengaruhi proses pemilihan
lokasi perusahaan. Beberapa aspek dari operasi yang diatur oleh
undang-undang adalah berupa jam kerja, usia kerja minimal, dan kondisi-kondisi kerja
lainnya. Disamping itu besar kecilnya pajak yang disetorkan oleh industri
akan berbeda-beda tergantung dimana lokasi perusahaan tersebut akan
didirikan.
8. Sikap Masyarakat Setempat
Sikap masyarakat setempat dimana perusahaan tersebut hendak didirikan
ikut pula menjadi dasar pertimbangan yang cukup penting artinya. Sosial
cultural, adat istiadat, tradisi, dan tingkat pendidikan rata-rata dari anggota
masyarakat merupakan aspek penting didalam penyelesaian masalah-masalah
perburuhan, perselisihan dan lain-lain yang menyangkut masalah industrial
relation.
9. Dan beberapa Variabel yang dapat di tambahkan di dalam sistem nantinya,
disesuaikand engan kebutuhan dari perusahaan itu sendiri.
2.4Konsep Metode Brown Gibson
Brown-Gibson dikembangkan untuk menganalisa dan mengevaluasi lokasi
pabrik / industri berdasarkan konsep ”preference of measurement” yang
mengkombinasikan faktor-faktor obyektif (kuantitatif) dan subyektif (kualitatif).
Dalam penentuan nilai awal yang nanti akhirnya memberikan keluaran atau output
sebagai nilai terbesar dari suatu lokasi yang paling cocok digunakan sebagai
lokasi pabrik / industry tersebut.
Adapun langkah-langkah penerapan metode brown-gibson adalah sebagai
berikut :
1 Eliminasi setiap alternatif site lokasi yang secara sepintas jelas-jelas tidak
layak dan feasibel untuk dipilih. Misalnya: tidak tersedianya suplai energi
ataupun utilities lainnya dalam kapasitas yang dibutuhkan.
2 Hitung dan tetapkan “performance measuremants”dari faktor obyektif (of)
untuk setiap alternatif lokasi.
... (2.9)
3 Tentukan faktor-faktor yang memberi pengaruh signifikan dan harus
dipertimbangkan pada saat menetapkan lokasi pabrik. Faktor-faktor ini
bersifat subjektif.
4 Tetapkan rating faktor (Wij), dimana j=1,2,...n untuk setiap faktor subjektif
yang ada dengan membandingkan dan menilai salah satu faktor terhadap
5 Buat ranking juga dengan pairwise comparison, berdasarkan faktor subjektif
yang ditetapkan untuk masing-masing alternatif lokasi. Ranking ini
dinotasikan sebagai Rij (0 ≤ Rij ≤ 1 dan ∑ Rij = 1).
6 Penilaian adalah sebagai berikut:
• Poin = 1, berarti “lebih baik”
• Poin =0, berarti “lebih jelek”
• Poin sama-sama nol atau satu berarti “sama”
7 Tetapkan faktor subjektif (Sfi) dengan cara mengkombinasikan sebagai
berikut:
... (2.10)
8 Kombinasikan faktor objektif dan subjektif. Sebelumnya perlu dihitung
terlebih dahulu faktor mana yang lebih penting apakah faktor objektif
(bobot=k) atau faktor subjektif (bobot=1-k). Perhitungan ini akan
menghasilkan Location Preference Measure (LPM) untuk setiap alternatif
lokasi yang ada:
LPMi = k (Ofi) + (1-k) (Sfi) ……… (2.11)
9 Lokasi yang dipilih adalah lokasi dengan nilai LPM tertinggi.
2.5Konsep Dasar Sistem Dan Informasi
Sistem adalah kesatuan beberapa keadaan, metode teknik dan kumpulan
diharapkan. Disini jelas dikemukakan bahwa suatu sistem tidak akan lepas dari
elemen pokoknya yaitu input dan output. Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai
suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem). Sebagai
misal, sistem komputer dapat terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem
perangkat lunak. Masing-masing subsistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem
yang lebih kecil lagi atau terdiri dari kompoonen-komponen. Subsistem perangkat
keras (Hardware) dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat keluaran dan
alat simpanan luar. Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling
berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran sistem
tersebut dapat tercapai. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa
sehinngga dicapai suatu kesatuan yang terpadu dan terintegrasi.
2.5.1 Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain
mempunyai komponen-komponen (Components), batas sistem (Boundaray),
lingkungan luar sistem (Enviroment), penghubung (Interface), masukan (Input),
keluaran (Output), pengolahan (Process)
a. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen
bagian-bagain dari sistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem
itu sendiri yang akan menjalankan suatu fungsi tertentu dan akan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat
mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan Supra Sistem.
Sedangkan didalam suatu subsistem masih dimungkinkan terdapat lagi
subsistem-subsistem lain yang lebih kecil lagi sampai akhirnya tinggallah
yang disebut dengan komponen atau elemen-elemen tunggal.
b. Batas Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan
sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini
memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu
sistem menunjukkan ruang lingkup (Scope) dari sistem tersebut.
c. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun yang berada diluar batas dari
sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat
bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.
Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan
dengan sendirinya harus tetap dijaga dan dipelihara.
d. Penghubung Sistem
Penghubung sistem merupakan media penghubung antara satu subsistem
dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan
sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem dengan subsistem yang
untuk subsistem yang lainnya dengan malalui penghubung ini. Dengan
penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya
yang membentuk suatu kesatuan.
e. Masukan Sistem
Masukan sistem adalah segala sesuatu yang dapat dimasukkan kedalam
sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (Maintenance input) dan
masukan sinyal (Signal input). Maintenance input adalah energi yang
dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah
energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam
suatu sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan
untuk mengoperasikan komputer dan data adalah signal input untuk diolah
menjadi informasi.
f. Keluaran Sistem
Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini dapat berupa masukan untuk
subsistem yang ada atau mungkin masukan bagi Supra sistem.
g. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai bagian pengolahan sistem sendiri atau
mungkin sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolahan sistem adalah
sesuatu yang merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem akan
mengolah data masukan berupa data transaksi barang dan data-data lainnya
2.5.2 Pengertian Informasi
Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan
lebih berarti bagi yang menerimanya. Data yang diolah melalui suatu model
menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat
suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu
tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Kejadian-kejadian
even adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.
Didalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah
perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Misalnya penjualan
adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang.
Informasi mempunyai kualitas yang baik jika memenuhi tiga komponen
dasar berikut :
1. Akurat : Informasi harus bebas dari kesalahan.
2. Relevan : Informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya.
3. Tepat waktu : Karena informasi merupakan landasan dalam suatu
pengambilan keputusan, maka informasi yang datang tidak boleh
terlambat.
2.5.3 Komponen Sistem Informasi
Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan
blok bangunan (Building block) yaitu blok masukan (Input block), blok model
Sebagai suatu sistem, keempat blok tersebut masing-masing saling berinteraksi
satu sama lainnya membentuk satu kesatuan mencapai sasarannnya.
2.5.4 Pengertian Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi
dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh
semua tingkat manajemen. Sistem informasi manajemen dibentuk untuk
memberikan informasi yang tepat bagi seorang manajer dalam memecahkan suatu
masalah dan sekaligus mengambil keputusan. Sistem akan mengolah fakta dan ide
dari lingkungan, kemudian disajikan dalam bentuk informasi. Konsep sistem
manusia mesin berarti sejumlah pekerjaan akan sangat baik jika dilaksanakan oleh
mesin, sehingga akan timbul interaksi antara manusia dan mesin. Beberapa sistem
informasi manajemen tersebut dapat dipadukan on-line sehingga perubahan yang
terjadi pada suatu sistem atau subsistem secara otomatis meng-update subsistem
yang lain.
2.5.5 Teknik Memperoleh Informasi
Ada beberapa cara yang digunakan analis untuk memperoleh
informasi. Interaksi langsung digunakan untuk mengumpulkan data primer,
sementara data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber yang ada. Mengamati
atau mewawancarai seseorang melakukan pekerjaan adalah contoh pengumpulan
data. Beberapa cara pengumpulan data :
Salah satu teknik pengumpulan data suatu proses adalah mengamati proses
tersebut. Pada waktu melakukan observasi atau pengamatan, analis sistem
dapat juga berpartisipasi atau mengamati saja orang-orang yang sedang
melakukan kegiatan tertentu yang sedang diobservasi itu. Seringkali dalam
sistem analis dan desain akan menjalani suatu sistem untuk mengamati
aliran-aliran informasi dari segi-segi keputusan yang penting sekali.
2. Wawancara
Wawancara telah diakui sebagai pengumpulan data yang penting dan banyak
dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan
analis sistem sebagai pewawancara untuk mengumpulkan data secara tatap
muka langsung dengan orang yang diwawancarainya. Seperti halnya dengan
teknik pengumpulan data yang lain wawancara bukanlah satu-satunya teknik
yang terbaik di semua situasi.
3. Questioner
Questioner dapat dianggap sebagai bentuk wawancara terstruktur dengan
pertanyaan-pertanyaan yang didesain agar dapat dijawab tanpa harus bertatap
muka.
2.6 Kebutuhan-Kebutuhan Sistem
2.6.1 Alir Dokumen ( Document Flow )
Bagan alir dokumen (Document flowchart) atau disebut juga bagan alir
formulir (Form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang
Formulir adalah suatu dokumen yang memuat informasi konstan yang
tercetak dan mempunyai bagian luang untuk diisi dengan variabel. Bagi
perusahaan tentunya harus mencatat transaksi setiap harinya, yang mana semua
ini harus dikonversikan dari satu media ke media lainnya dan dimanipulasi
berulang-ulang yang pada akhirnya berakhir pada suatu formulir yang berguna
bagi manajer di dalam mengambil keputusan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan juga tergantung dari
formulir-formulir yang digunakan.
Dari uraian diatas maka dapat kita ambil kesimpulan bahwa alasan
pemakaian formulir adalah untuk memudahkan suatu arus, proses dan analisa,
yaitu berupa :
1) Penyusunan data.
2) Meminimumkan waktu pencatatan dan penghapusan penulisan data
konstan.
3) Memungkinkan kontrol terhadap kegiatan.
4) Mengurangi terjadinya kesalahan tulis menulis.
5) Menyampaikan informasi penting dari satu orang ke orang lain baik
dalam suatu organisasi maupun antar organisasi.
2.6.2 Sistem Flowchart ( Flowchart System )
Sistem flowchart merupakan alat bantu yang banyak digunakan untuk
menggambarkan sistem secara phisik dengan simbol-simbol bagan alir yang
menunjukkan secara tepat arti phisiknya seperti simbol : terminal, hard disk,
2.7 Desain Sistem
Desain sistem adalah suatu proses penyiapan spesifikasi yang terperinci
untuk mengembangkan sistem baru. Langkah permulaan desain sistem adalah
rencana pengembangan yang telah dipersiapkan selama analisa sistem yang
disetujui oleh manajemen.
Desain sistem dimulai dengan spesifikasi output yang diperlukan.
Selanjutnya menentukan isi dan format input suatu sistem dan file yang kemudian
diikuti desain mengenai langkah-langkah pengolahan, prosedur-prosedur dan
pengendalian-pengendalian. Pada penyelesaian proses desain sistem harus
dipersiapkan rencana implementasi sistem yang baru.
2.7.1 Desain Input
Masukkan (Input) merupakan awal dimulainya proses informasi
komputerisasi. Bahan mentah dari innformasi adalah data yang terjadi dari
transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Hasil dari sistem informasi tidak lepas
dari data yang dimasukkan. Bila sampah yang dimasukkan maka akan keluar
sampah pula (Garbage in garbage out). Supaya tidak dihasilkan sampah seperti
kasus diatas maka input yang dihasilkan sistem informasi harus tidak boleh
berupa sampah. Oleh karena itu desain input yang dibuat haruslah berusaha
membuat suatu sistem yang dapat menerima input yang bukan sampah.
2.7.2 Desain Output
Setelah mengetahui kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru yang
desain, isi terinci dan format output harus dipersiapkan dan ditetapkan. Tahap ini
perlu berkonsultasi dengan para pemakai output sistem untuk menentukan data
spesifik atau informasi apa yang diperlukan oleh mereka, bagaimana mereka
memakai data / informasi dan format apa yang menurut mereka sesuai dengan
kebutuhan mereka. Secara ringkas tahapan-tahapan mendesain output adalah :
a. Memilih metode penyampaian informasi (layar/printer).
b. Mendesain bentuk layoutnya.
c. Menyusun sistem informasi agar lengkap dan mudah dibaca. Untuk itu perlu
diperhatikan :
- Beri judul pada setiap informasi yang diberikan.
- Semua data tepat dibawah judul tiap kolom.
- Beri ringkasan pada tempat-tempat tertentu.
- Harus berurutan.
2.8 Mengenal Database
DBMS merupakan singkatan dari Database Management System.
DBMS merupakan perangkat lunak atau program komputer yang dirancang
secara khusus untuk memudahkan pengelolaan database. Salah satu macam
DBMS yang populer dewasa ini berupa RDBMS (Relational Database
Management System), yang menggunakan model basis data relasional atau
dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan.
MySQL merupakan salah satu contoh dari bentuk produk RDBMS
yang sangat populer dilingkungan Linux, tetapi juga tersedia pada Windows.
yang melayani permintaan akses terhadap database). Gambar 2.3
memperlihatkan mekanisme pengaksesan MySQL melalui Web browser.
Gambar 2.7 Mekanisme Pengaksesan MySQL Melalui Web Browser
2.9 Definisi MySQL
Berikut ini akan dijelaskan mengenai beberapa definisi MySQL
untuk memperjelas pengertian tentang software ini :
1 MySQL adalah sistem pengaturan relational database.
Suatu relational database, menyimpan data dalam bentuk tabel-tabel yang
kemudian akan diletakkannya semua data dalam satu ruang penyimpanan
yang besar.
2 MySQL adalah Open Source Software (perangkat lunak).
Open Source artinya bahwa software tersebut memungkinkan untuk
digunakan dan dimodifikasi oleh siapa saja.
3 MySQL menggunakan GPL (GNU General Public License)
Untuk menentukan apakah seseorang memenuhi persyaratan untuk
seseorang merasa tidak nyaman dengan GPL atau ingin menggunakan
MYSQL untuk aplikasi bisnis, maka orang tersebut dapat membeli lisensi
yang bersifat komersial.
2.9.1 Koneksi Database MySql dengan PHP
Berikut penulisan fungsi script untuk koneksi ke database
MySQL :
1. mysql_connect()
Perintah ini digunakan untuk melakukan koneksi ke server
database MySQL, fungsi ini memiliki format penulisan sebagai
berikut. mysql_connect (host, username, password) ;
2. mysql_select_db()
Perintah ini digunakan untuk memilih database yang ada di
server MySQL, fungsi ini memiliki format penulisan sebagai berikut.
mysql_select_db (nama_database, pengenal_koneksi) ;
3. mysql_query()
Perintah ini digunakan untuk melakukan query atau
menjalankan permintaan terhadap sebuah tabel atau sejumlah tabel
database, fungsi ini memiliki format penulisan sebagai berikut.
mysql_query (permintaan, pengenal koneksi) ;
2.10 Pengertian PHP
PHP merupakan bahasa interpreter yang hampir mirip dengan
digunakan bersamaan dengan WML sehingga pembangunan situs website
dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. PHP dapat digunakan untuk
melakukan update database, menciptakan database, dan mengerjakan
perhitungan matematika. PHP dapat di unduh gratis melalui situs
http://www.PHP.net. Menurut dokumen resmi PHP, PHP adalah singkatan
dari Hypertext Preprocessor.
PHP merupakan bahasa script (berbentuk script) yang menyatu
dengan HTML dan dijalankan pada server side. Artinya semua sintaks yang
kita berikan akan sepenuhnya dijalankan pada server sedangkan yang
dikirimkan ke browser (client side) hanya hasilnya saja. Secara khusus, PHP
dirancang untuk membangun sebuah web dinamis. Artinya, ia dapat
membentuk suatu tampilan berdasarkan permintaan yang up to date. Misalnya
isi database ditampilkan ke dalam halaman web. Pada prinsipnya , PHP
mempunyai fungsi yang sama dengan scipt seperti ASP (Active Server Page),
Cold Fusion dan lain-lain. Untuk menjalankan PHP dibutuhkan web server.
Yang sering digunakan adalah Apacheweb server.
2.10.1 Dasar-dasar PHP
PHP dijalankan dalam file berekstensi .PHP, .PHP3 atau phtml,
tetapi secara umum ekstensi file PHP adalah (.PHP). Kode PHP menyatu
dengan tag HTML dalam satu file. Kode PHP diawali dengan tag <? atau
<?dan ditutup dengan ?>.
Gambar 2.8 Hasil Dari File coba1.PHP
2.10.2 Kelebihan PHP
PHP mempunyai 4 kelebihan yaitu 4P (Four Pee) :
1) Practical / Praktis
PHP adalah bahasa pemrograman yang sangat longgar
dalam penulisan, dan ini meningkatkan kepraktisan buat para
penggunanya. Misalnya saja programmer tidak diharuskan untuk
menuliskan atau menghapus variabel.
Walaupun kadang mereka juga tidak bisa mengatakan
dengan mudah yang kemudian dipanggil dalam sebuah skrip, menebak
formula terbaik dalam penetapan variabel secara otomatis kemudian
menghapus variabel dan dan mengembalikan resource ke sistem
setelah skrip berhasil di eksekusi. Pada akhirnya, PHP mampu
membuat programmer lebih berpikir pada tujuan akhir dari project
yang akan dibuat.
2) Power
halaman dinamis, memanipulasi form, dan dapat dihubungkan dengan
database. Selain yang disebutkan tadi, ternyata PHP juga dapat
melakukan hal – hal di bawah ini :
1 Membuat dan memanipulasi file Macromedia Flash, gambar, dan
Portable Document Format PDF.
2 Berkomunikasi dengan LDAP.
3 Berkomunikasi dengan banyak protocol, termasuk IMAP, POP3
dan NNTP.
4 Berkomunikasi dengan credit-card processing solution.
3) Possibility
Jarang ada developer PHP yang terikat pada suatu
implementasi pemecahan masalah. Dilain sisi, ada banyak pilihan yang
ditawarkan oleh PHP. Contohnya ada pada database yang didukung
oleh PHP. Kurang lebih semuanya ada 25 database, termasuk Adabas
D, dBase, FrontBase, Hyperwave, IBM DB2, Informix, Ingres,
Interbase, mSQL, direct MS-SQL, MySQL, Oracle, Oyrimos,
PostgreSQL, Solid, Sybase, Unix dbm dan Velocis.
Kemampuan sting – parsing juga bisa dianggap sebagai
banyaknya kemungkinan yang ditawarkan oleh PHP. Dalam hal ini,
PHP memiliki lebih dari 85 function untuk memanipulasi string.
Kelebihan ini tak hanya akan menawarkan keleluasaan untuk
melakukan operasi string yang kompleks, namun juga menjembatani
43
P E R A N C A N G A N
3.1 Alur Sistem Pengambilan Keputusan
Dalam Tugas akhir ini sistem pengambilan keputusan terbagi dalam
beberapa fase yaitu fase pemahaman, fase perancangan dan fase implementasi,
dalam tiap fase memiliki beberapa tahap sebagai berikut :
3.1.1 Fase Pemahaman
1. Perumusan masalah : Merumuskan permasalahan yang ada agar mudah
dipahami dan lebih terfokus pada salah satu bidang, dalam hal ini masalah
yang dirumuskan adalah penentuan lokasi yang baik untuk mendirikan sebuah
perusahaan yang bergerak dibidang perkayuan.
2. Penelitian Awal : Melakukan studi literatur dan penelitian langsung untuk
mengetahui kondisi dari suatu daerah yang sebenarnya guna memberi
gambaran bagi peneliti dalam merancang model sistem pengambilan
keputusan (SPK).
3. Analisa kebutuhan dan pengembangan teknik : Melakukan analisa terhadap
ketersediaan dan kebutuhan data yang akan diambil guna proses pengambilan
keputusan untuk menentukan lokasi terbaik untuk didirikannya perusahaan.
3.1.2 Fase Perancangan
1. Perancangan DSS
merancang data apa saja yang akan diperlukan dalam SPK sehingga
memudahkan untuk proses perancangan selanjutnya serta data apa saja
yang digunakan sebagai data kunci (kode).
2. Model Base :
merancang model dalam SPK yang disesuaikan dengan fungsinya
berdasarkan data yang telah dikumpulkan dalam proses sebelumnya.
3. Dialog Base :
membuat rancangan dialog antar komponen SPK sesuai dengan model
yang telah dibuat agar terjadi hubungan atau interaksi didalamnya.
4. Pengambilan Data :
proses pengambilan data yang telah ditentukan sebelumnya guna
pengukuran produktivitas perusahaan dan kelengkapan dalam SPK (basis
data).
5. Penyelesaian Model :
menyelesaikan model yang telah ada dan rancangan SPK agar bisa
digunakan setelah data yang terkumpul valid.
3.1.3 Fase Implementasi
1. Rencanakan Implementasi : setelah model SPK selesai dibuat maka
dilakukan persiapan implementasi terhadap SPK tersebut, perencanaan ini