• Tidak ada hasil yang ditemukan

SITEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE AHP UNTUK PEMILIHAN SEKOLAH PADA (STUDI KASUS : SMP ISLAM “BAITUL AMIEN SURABAYA).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SITEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE AHP UNTUK PEMILIHAN SEKOLAH PADA (STUDI KASUS : SMP ISLAM “BAITUL AMIEN SURABAYA)."

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

SMP ISLAM “BAITUL AMIEN SURABAYA)

SKRIPSI

Disusun oleh :

NURTIKA SETIOWATI

NPM. 0834010181

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

"

VETERAN

"

J AWA TIMUR

SURABAYA

(2)

SMP ISLAM “BAITUL AMIEN SURABAYA)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Disusun oleh :

NURTIKA SETIOWATI

NPM. 0834010181

J URUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

SURABAYA

(3)

SITEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE

AHP UNTUK PEMILIHAN SEKOLAH PADA (STUDI KASUS :

SMP ISLAM “BAITUL AMIEN SURABAYA)

Disusun O leh :

NURTIKA SETIOWATI

NPM. 0834010181

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Tahun Akademik 2011/2012

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Bar ry Nuqoba, S.Si, M.Kom Wahyu S.J Saputra, S.Kom

NPT. 38411 090 1551 NPT. 3 8608 100295 1

Mengetahui,

Ketua J urusan Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri UPN ”Veteran” J awa Timur

(4)

PEMILIHAN SEKOLAH PADA (STUDI KASUS : SMP ISLAM “BAITUL AMIEN SURABAYA)

Disusun Oleh :

NURTIKA SETIOWATI

NPM. 0834010181

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Teknik Infor matika Fakultas Teknologi Industri

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur Pada Tanggal 14 Desember 2012

Pembimbing : Tim Penguji :

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timur

(5)

PANITIA UJ IAN SKR IPSI / KOMPREHENSIF

Jl. Raya R un gkut Madya Gu nu ng Anyar Telp. (031) 8706369 (Hu nting). Fax. (031) 8706372 Sur abaya 60294

KETERANGAN REVISI

Mahasiswa di bawah ini :

Nama : Nurtika Setiowati

NPM : 0834010181

Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) pra rencana (design) / skripsi ujian lisan, TA

2011/2012 dengan judul:

” SITEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE AHP UNTUK PEMILIHAN SEKOLAH PADA (STUDI KASUS : SMP ISLAM “BAITUL AMIEN SURABAYA)"

Surabaya, Desember 2012

Dosen Penguji yang memerintahkan revisi:

1) Prof. Dr. Ir. Sri Redjeki, MT NIP. 19570314 198603 2 001

2) Rinci Kembang Hapsari, S.Si, M.Kom NIDN. 712 127 701

(6)

iii

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam pembuatan Tugas Akhir ini, penulis mendapat banyak bimbingan dan pengarahan

serta bantuan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini,

dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional

“Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa

Timur.

3. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT. selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika UPN “Veteran” Jawa

Timur.

4. Bapak Firza Prima Aditiawan, S.Kom., Selaku PIA Tugas Akhir Teknik Informatika UPN

“Veteran” Jawa Timur.

5. Bapak Barry Nuqoba, S.Si. M.Kom. selaku dosen pembimbing utama pada proyek Tugas

Akhir ini di UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah banyak memberikan banyak ide,

petunjuk, masukan, bimbingan, dorongan serta bersedia meluangkan waktu untuk

membimbing dan membantu.

6. Bapak Wahyu S.J Saputra, S.Kom selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

masukan, dan bimbingan yang bermanfaat bagi Tugas Akhir ini.

7. Keluarga tercinta, terutama Ibuku tersayang, terima kasih atas semua doa, dukungan dan

upaya serta harapan-harapannya pada saat penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini. Yang

penulis minta hanya doa restunya, sehingga penulis bisa membuat sesuatu yang lebih baik

(7)

iv

8. Buat M as Gandung yang sudah membantu mencari t empat st udi kasus.

9. Buat t emen-temen 2008 khususnya Filla yang sudah membant u memberi pengarahan soal program.

Ika, M ariya dan Vita yang sudah berkenan unt uk meluangkan waktu untuk menemani dan mau

menolong, makasih banyak ya.

10.Buat temen-temen yang lain yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu terimakasih telah

memberikan dorongan dan doa, Terima Kasih yang tak terhingga untuk kalian semua.

(8)

ii

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhhir,

dengan judul “SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE AHP

UNTUK PEMILIHAN SEKOLAH PADA (STUDI KASUS : SMP ISLAM “BAITUL

AMIEN” SURABAYA)”. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah atas Nabi

Muhammad SAW, para kerabat, serta pengikutnya hingga hari kiamat nanti.

Penyusunan Tugas Akhir merupakan sebagian upaya untuk memenuhi syarat kelulusan

studi serta syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Jurusan Teknik Informatika, Fakultas

Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu segala

saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan guna peneympurnaan dimasa

mendatang.

Akhir kata, semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Surabaya, Desember 2012

(9)

v 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Manfaat ... 3

1.6 Metodelogi Pembuatan Skripsi ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Pendukung Keputusan ... 6

2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan ... 7

2.1.2 Konsep Dasar Sistem Pendukung Keputusan ... 7

2.1.3 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan ... 8

2.1.4 Komponen Sistem Pendukung Keputusan ... 8

2.2 Metode AHP (Analitycal Hierarchy Process) ... 9

2.2.1 Pengertian AHP ... 9

2.2.2 Kelebihan AHP ... 10

2.2.3 Prinsip Dasar AHP ... 11

2.2.4 Langkah-langkah Penggunaan AHP ... 13

2.2.5 Kelebihan Dan Kelemahan AHP ... 15

(10)

vi

2.4 Pengertian Rational Rose ... 23

2.5 SQL Server 2005 ... 24

2.5.1 Sekilas Tentang SQL Server 2005 ... 24

2.6 CDM (Conceptual Data Model) ... 26

2.7 PDM (Physical Data Model)... 27

2.8 Perbedaan CDM dan PDM ... 27

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem ... 29

3.1.1 Identifikasi Masalah ... 30

3.1.2 Menetukan Kriteria... 30

3.1.3 Perancangan Hierarki ... 31

3.2 Perancangan Sistem ... 32

3.2.1 Work Flow ... 32

3.2.2 Langkah-langkah perhitungan AHP ... 33

3.2.3 Perancangan Proses ... 44

BAB IV IMLPEMENTASI SITEM 4.1 Spesifikasi Sistem ... 59

4.2 Implementasi Database ... 60

4.2.1 Tabel User ... 60

4.2.2 Tabel Kriteria ... 61

4.3 Implementasi Proses ... 61

4.3.1 Implementasi Proses Login ... 62

4.3.2 Implementasi Proses Perbandingan Antar Kriteria ... 63

4.3.3 Implementasi Proses Sistem Pendukung Keputusan ... 63

4.3.4 Implementasi Detil Perhitungan... 64

(11)

vii

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI

5.1 Ujicoba Perangkat Software ... 66

5.2 Pengujian Software AHP ... 66

5.3 Implementasi Form ... 66

5.3.1 Halaman Utama ... 67

5.3.2 Halaman Menu Login... 67

5.3.3 Halaman Perbandingan Antar Kriteria ... 68

5.3.4 Halaman SPK ... 71

5.3.5 Halaman Detail Perhitungan ... 72

5.3.6 Halaman Hasil Perhitungan ... 74

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan dan Saran ... 76

(12)

Penyusun : Nurtika Setiowati.

Pembimbing I : Barry Nuqoba, S.Si, M.Kom.

Pembimbing II : Wahyu S.J Saputra, S.kom

i

ABSTRAK

Dalam kehidupan, manusia selalu dihadapkan pada beberapa pilihan. Pengambilan

keputusan yang tepat akan sangat berpengaruh pada kehidupan kita kedepannya. Permasalahan

pengambilan keputusan juga dialami oleh siswa yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang

lebih tinggi. Banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan sekolah yang sesuai.

SMA,SMK,STM adalah pilihan pendidikan formal siswa SMP yang akan melanjutukan ke

tingkat atas. Sering dijumpai siswa yang merasa tidak cocok dengan sekolah lanjutan yang

dimasuki.

Oleh karena permasalahan-permasalahan tersebut, dibangunlah suatu aplikasi berupa

sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarki Process), yang

diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan dalam pemilihan sekolah lanjutan.

Setelah melakukan pengujian dan analisis dengan melibatkan perhitungan secara manual

dapat diketahui bahwa hasil yang didapat dari perhitungan manual. Sehingga sistem ini dapat

digunakan untuk membantu siswa untuk melakukan pemilihan sekolah lanjutan yang sesuai.

Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Pemilihan Sekolah Lanjutan, AHP (Analitycal

(13)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan, manusia selalu dihadapkan pada beberapa pilihan.

Pengambilan keputusan yang tepat akan sangat berpengaruh pada kehidupan kita kedepannya. Permasalahan pengambilan keputusan juga dialami oleh siswa yang ingin melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Banyak hal yang perlu

dipertimbangkan dalam pemilihan sekolah maupun jurusan yang sesuai. Kita dapat memanfaatkan teknologi informasi untuk memudahkan siswa memilih sekolah lanjutan yang sesuai dengan kemampuannya.

SMA IPA, SMA IPS, SMA BAHASA, SMK, STM adalah pilihan pendidikan formal siswa SMP yang akan melanjutukan ke tingkat atas. Siswa

yang ingin melanjutkan ke sekolah lanjutan Sering dijumpai siswa yang merasa tidak cocok dengan sekolah lanjutan yang dimasuki. Teknologi informasi yang ada saat ini dapat kita manfaatkan untuk melihat kemampuan siswa sehingga

ketidakcocokan dan kebimbangan pilihan sekolah lanjutan dapat dikurangi.

Salah satu contoh yang akan disorot dalam hal ini adalah cara pemilihan

Sekolah lanjutan yang sesuai dengan kriteria yang ada, dalam hal ini yang bertugas untuk melakukan analisis terhadap pemilihan sekolah lanjutan adalah

siswa

Masalah yang dihadapi pada saat ini oleh siswa saat adalah: kebimbangan pilihan sekolah lanjutan, dan pemilihan sekolah lanjutan yang masih dilakukan

(14)

yang sesuai. Keputusan terahkhir masih terdapat pada pihak siswa. Dalam proses

AHP (Analitycal Hierarchy Processs) secara garis besar merupakan proses membandingkan antara kriteria kedalam alternatif, semakin besar nilai yang

dihasilkan maka memiliki prioritas yang utama untuk sekolah lanjutan tersebut dipilih.

Oleh karena permasalahan-permasalahan tersebut, dibangunlah suatu

aplikasi berupa sistem pendukung keputusan, sehingga dapat memberikan solusi dan diajukan sebagai tugas akhir dengan judul “SISTEM PENDUKUNG

KEPUTUSAN MENGGUNAKAN METODE AHP UNTUK PEMILIHAN SEKOLAH PADA (STUDI KASUS : SMP ISLAM “BAITUL AMIEN” SURABAYA) “

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan masalah dalam Tugas Akhir ini, yaitu :

Bagaimana membuat suatu sistem pendukung keputusan untuk membantu

pemilihan sekolah bagi calon siswa SMP yang ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

1.3 Batasan Masalah

Dalam pembuatan aplikasi ini perlu didefinisikan batasan masalah

(15)

a. Sistem ini dibuat untuk siswa SMP yang kesulitan dalam menentukan

sekolah lanjutan data eksperimen diperoleh dari SMP Islam “Baitul Amien” Surabaya.UNAS yaitu nilai Matematika, nilai Bahasa Indonesia,

nilai Bahasa Inggris, nilai IPA.

b. Alaternatif pilihan sekolah lanjutan dan jurusan dibatasi lima alternatif yaitu : SMA IPA, SMA IPS, SMA BAHASA,SMK, STM.

1.4 Tujuan

Tujuan pembuatan sistem ini adalah membuat sistem pendukung keputusan pemilihan sekolah dan jurusan pada SMP Islam “Baitul Amien” Surabaya menggunakan metode AHP(Analitycal Hierarchy Processs).

1.5 Manfaat

Adanya tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya :

a. Mempermudah pengguna dalam mendapatkan informasi umum tentang

sekolah yang diinginkannya.

b. Memberikan bantuan pada pengguna dalam pengambilan keputusan, untuk

memilih sekolah yang mana yang akan dipilihnya.

1.6 Metodologi Pembuatan Skripsi

Dalam pembuatan tugas akhir ini, penulis akan menjelaskan tentang

(16)

Mengumpulkan referensi baik dari internet, maupun sumber-sumber yang

lainnya mengenai pembuatan Sistem penilaian otomatis jawaban essay menggunakan deteksi similarity serta optimasi yang ada sebagai tambahan

referensi tugas akhir ini.

b. Analisa dan perancangan Aplikasi

Menganalisan dan merancang suatu Sistem penilaian otomatis jawaban essay

menggunakan deteksi similarity ini dengan membandingkan atau melihat aplikasi sejenis.

c. Pembuatan Aplikasi

Pada tahap ini merupakan tahap yang paling banyak memerlukan waktu karena aplikasi yang dibuat harus sesuai dengan algoritma pemrograman yang

bener-bener dibutuhkan, sehingga banyag diakses melalui media internet. d. Uji coba dan evaluasi aplikasi

Pada tahap ini setelah aplikasi selessay dibuat maka dilakukan pengujian aplikasi untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut telah bekerja dengan benar sesuai dengan konsep yang diajukan.

e. Penyusunan Buku Tugas Akhir

Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dari pengerjaan Tugas Akhir. Buku

ini disusun sebagai laporan dari seluruh proses pengerjaan Tugas Akhir. Dari penyusunan buku ini diharapkan dapat memudahkan pembaca yang ingin menyempurnakan dan mengembangkan aplikasi lebih lanjut.

f. Pembuatan Kesimpulan

Pada tahap ini dalam bagian akhir pembuatan Tugas Akhir. Dibuat

(17)

dengan dasar teori yang mendukung dalam pembuatan aplikasi tersebut yang

telah dikerjakan secara keseluruhan.

1.7 Sistematika Penulisan

Pada laporan Tugas Akhir ini akan menjelaskan tentang pembuatan sistem penilaian otomatis jawaban essay menggunakan deteksi similarity. Agar lebih

memahami materi, laporan Tugas Akhir ini dibagi menjadi enam bab yang dilengkapi dengan penjelasan langkah-langkah dan ilustrasinya.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat, Metodologi

Penulisan, dan Sistematika Penulisan.

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang dasar teori yang berkaitan dengan

pembuatan sistem pendukung keputusan menggunakan metode AHP dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual basic 2005 dan

SQL Server 2005 yang digunakan sebagai penunjang serta referensi dalam pembuatan laporan Tugas Akhir ini.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini dijelaskan tentang analisa dan perancangan sistem

(18)

diperlukan dalam membuat sistem pemilihan sekolah lanjutan dan

jurusan menggunakan metode AHP(Analitycal Hierarchy Processs).

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini akan membahas tentang implementasi berdasarkan konsep perancangan yang ada pada BAB III beserta penjelasan tentang kebutuhan sistem supaya aplikasi yang dikerjakan sesuai

dengan tujuan dari penulisan Tugas Akhir.

BAB V UJ I COBA DAN ANALISA SISTEM

Bab ini menjelaskan tentang pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat bisa bekerja sesuai dengan konsep yang sebenarnya.

BAB VI PENUTUP

Bab ini akan menjelaskan tentang Kesimpulan dari keseluruhan isi

dari laporan Tugas Akhir serta Saran yang disampaikan penulis untuk pengembangan aplikasi yang ada demi kesempurnaan aplikasi yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur,

(19)

7

BAB II

TINJ AUAN PUSTAK A

2.1 Sistem Pendukung Keputusa n

2.1.1 Penger tia n Sistem Pendukung Keputusan

Sistem Pendukung Keputusan (SPK), adalah suatu sistem informasi berbasis komputer

yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani

berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan

model . Tujuan adanya SPK, untuk mendukung pengambil keputusan memilih alternatif hasil

pengolahan informasi dengan model-model pengambil keputusan serta untuk menyelesaikan

masalah yang bersifat semi terstruktur dan tidak terstruktur .

SPK dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah. SPK

dirancang sedemikian rupa sehingga dapat digunakan atau dioperasikan dengan mudah oleh

orang yang tidak memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi dan bersifat

alternatif, serta SPK dirancang dengan menekankan pada aspek kemampuan adaptasi yang

tinggi.

2.1.2 Konsep Da sa r Sistem Pendukung Keputusan

Pada awalnya Turban & Aronson (1998), mendefinisikan sistem penunjang keputusan

(Decision Support Systems – DSS) sebagai sistem yang digunakan untuk mendukung dan

membantu pihak manajemen melakukan pengambilan keputusan pada kondisi semi terstruktur

dan tidak terstruktur. Pada dasarnya konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para

(20)

Konsep DSS pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael Scott

Morton, yang selanjutnya dikenal dengan istilah “Management Decision System”. Konsep DSS

merupakan sebuah sistem interaktif berbasis komputer yang membantu pembuatan keputusan

memanfaatkan data dan model untuk menyelesaikan masalah-masalah yang bersifat tidak

terstruktur dan semi terstruktur. DSS dirancang untuk menunjang seluruh tahapan pembuatan

keputusan, yang dimulai dari tahapan mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan,

menentukan pendekatan yang digunakan dalam proses pembuatan keputusan sampai pada

kegiatan mengevaluasi pemilihan alternatif.

2.1.3 Tujua n Sistem Pendukung Keputusan

a. Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur

b. Mendukung manajer dalam mengambil keputusan

c. Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan

2.1.4 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

Adapun komponen-komponen dari SPK adalah sebagai berikut.:

a. Data Management

Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk berbagai situasi

dan diatur oleh software yang disebut Database Management System (DBMS).

b. Model Management

Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau berbagai

model kualitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke sistem suatu kemampuan

(21)

c. Communication

User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui

subsistem ini. Ini berarti menyediakan antarmuka.

d. Knowledge Management

Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak atau

bertindak sebagai komponen yang berdiri sendiri.

Untuk dapat lebih jelas memahami model konseptual SPK, perhatikan gambar 2.1.

Gambar 2.1. Model Konseptual SPK

2.2 Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

2.2.1 Penger tian Analytical Hierarchy Process (AHP)

Pada dasarnya, proses pengambilan keputusan adalah memilih suatu alternatif. AHP

umumnya digunakan dengan tujuan untuk menyusun prioritas dari berbagai alternatif pilihan

(22)

Penentuan prioritas inilah yang merupakan bagian penting dari penggunaan metode AHP

(Mulyono, 1996). Selanjutnya Mulyono (1996), menjelaskan bahwa pada dasarnya metode

AHP merupakan suatu teori umum tentang suatu konsep pengukuran. Metode ini digunakan

untuk menemukan suatu skala rasio baik dari. perbandingan pasangan yang bersifat diskrit

maupun kontinu. Perbandingan-perbandingan ini dapat diambil dari ukuran aktual atau dari

suatu skala dasar yang mencerminkan kekuatan perasaan dan prefensi relatif.

Peralatan utama AHP adalah sebuah hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi

manusia akan prioritas antara satu elemen dengan elemen yang lainnya. Keberadaan hirarki

memungkinkan dipecahnya masalah kompleks atau tidak terstruktur dalam sub-sub masalah, lalu

menyusunnya menjadi suatu bentuk hirarki.

Metode AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty dapat memecahkan masalah

kompleks, dimana kriteria yang diambil cukup banyak, struktur masalah yang belum jelas,

ketidakpastian persepsi pembuat keputusan serta ketidakpastian tersedianya data statistik yang

akurat. Adakalanya timbul masalah keputusan yang sulit untuk diukur secara kuantitatif dan

perlu diputuskan secepatnya dan sering disertai dengan variasi yang beragam dan rumit

sehingga data tersebut tidak mungkin dapat dicatat secara numerik karena data kualitatif saja

yang dapat diukur yaitu berdasarkan pada persepsi, preferensi, pengalaman, dan intuisi.

2.2.2 Kelebihan Analytical Hierarchy Process (AHP)

Beberapa kelebihan penggunaan metode AHP adalah sebagai berikut: (Suryadi dan

Ramdhani, 1998).

a. Struktur yang berbentuk hirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipillih

(23)

b. Memperhatikan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai

kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan.

c. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan keluaran analisis sensitivitas

pembuat keputusan.

2.2.3 Pr insip Da sar AHP

Dalam menyelesaikan permasalahan dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus

dipahami, diantaranya adalah:

a. Membua t Hir a r ki

Sistem yang kompleks bisa dipahami dengan memecahnya menjadi elemen-elemen

pendukung, menyusun elemen secara hirarki, dan menggabungkannya atau mensistesisnya.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.3.

Gambar 2.2 Struktur Hirarki AHP pada Sistem Pendukung Keputusan

b. Penila ia n kr iter ia da n alter na tif

Kriteria dan alternatif dilakukan dengan perbandingan berpasangan. Menurut

(24)

untuk mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala

perbandingan Saaty dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Intensitas Kepentingan

Keterangan

1 Kedua elemen sama penting

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainya

7 Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen yang lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan

Pengisian nilai tabel perbandingan berpasangan dilakukan berdasarkan kebijakan

pembuat keputusan dengan melihat tingkat kepentingan antar satu elemen dengan elemen

yang lainnya. Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari perbandingan kriteria

misalnya A1, A2 dan A3. Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut

akan tampak seperti pada tabel 2.2

Tabel 2.2. Contoh matriks perbandingan berpasangan

Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala

bilangan dari 1 sampai 9 yang dapat dilihat pada Tabel 1. Apabila suatu elemen

dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika elemen i dibandingkan dengan

A1 A2 A3

A1 1

A2 1

(25)

elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j dibandingkan dengan elemen i merupakan

kebalikannya.

2.2.4 Langka h-langkah Penggunaan Metode AHP

Pada dasarnya terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menggunakan

metode AHP, antara lain (Suryadi & Ramdhani 1998):

a. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan

b. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum dilanjutkan dengan

subtujuan-subtujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan

kriteria yang paling bawah

c. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi

relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria

yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari

pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen

dibandingkan elemen lainnya

d. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh nilai judgment

seluruhnya yaitu sebanyak n x [ (n-1)/2 ] buah dengan n adalah banyaknya

elemen yang dibandingkan

e. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya jika tidak konsisten maka

pengambilan data diulangi

f. Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki

g. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai

(26)

judgment dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah

sampai pencapaian tujuan.

h. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilai lebih dari 10% (persen) atau 0,1 maka

penilaian data harus diperbaiki.

Langkah-langkah dalam menggunakan metode AHP yang dilakukan dalam tugas akhir

ini adalah sebagai berikut:

a. Menentukan jenis-jenis kriteria.

b. Menyusun kriteria-kriteria tersebut dalam bentuk matriks berpasangan.

c. Menjumlah matriks kolom.

d. Menghitung nilai elemen kolom kriteria dengan rumus masing-masing elemen

kolom dibagi dengan jumlah matriks kolom.

e. Menghitung nilai prioritas kriteria dengan rumus menjumlah matriks baris hasil

langkah 4 dan hasilnya langkah 5 dibagi dengan jumlah kriteria.

f. Menentukan alternatif-alternatif yang akan menjadi pilihan.

g. Menyusun alternatif-alternatif yang telah ditentukan dalam bentuk matriks

berpasangan untuk masing-masing kriteria. Sehingga akan ada sebanyak n buah

matriks berpasangan antar alternatif.

h. Masing-masing matriks berpasangan antar alternatif sebanyak n buah matriks,

masing-masing matriksnya dijumlah perkolomnya.

i. Menghitung nilai prioritas alternatif masing-masing matriks berpasangan antar

(27)

j. Menguji konsistensi setiap matriks berpasangan antar alternatif dengan rumus

masing-masing elemen matriks berpasangan pada langkah 2 dikalikan dengan

nilai prioritas kriteria. Hasilnya masing-masing baris dijumlah, kemudian hasilnya

dibagi dengan masing-masing nilai prioritas kriteria sebanyak

α

1,

α

2,

α

3,…..

α

n.

k. Menghitung nilai lamda maksimum dengan rumus:

l. Menghitung nilai Indeks Konsisten, dengan rumus :

m. Menghitung Rasio Konsistensi, dengan rumus

Jika CR≤0,1 , maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria yang

diberikan konsisten. Jika CR≥ 0,1 , maka nilai perbandingan berpasangan pada matriks kriteria

yang diberikan tidak konsisten. Sehingga jika tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada

matriks berpasangan pada unsur kriteria maupun alternatif harus diulang.

n. Menyusun matriks baris antar alternatif versus kriteria yang isinya hasil

perhitungan proses langkah g, langkah h, dan langkah i.

o. Hasil akhir berupa prioritas global sebagai nilai yang digunakan oleh pengambil

keputusan berdasarkan nilai yang tertinggi.

2.2.5 Kelebihan dan Kelemaha n AHP

Layaknya sebuah metode analisis, AHP pun memiliki kelebihan dan kelemahan dalam

system analisisnya. Kelebihan-kelebihan analisis ini adalah :

(28)

b. AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model

yang fleksibel dan mudah dipahami.

c. Kompleksitas (Complexity)

d. AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan

pengintegrasian secara deduktif.

e. Saling ketergantungan (Inter Dependence)

f. AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak

memerlukan hubungan linier.

g. Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring)

h. AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen

sistem ke level-level yang berbeda dari masing-masing level berisi elemen yang serupa.

i. Pengukuran (Measurement)

j. AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas.

k. Konsistensi (Consistency)

l. Sintesis (Synthesis)

AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya

masing-masing alternative

m. Trade Off

AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga

orang mampu memilih altenatif terbaik berdasarkan tujuan mereka.

n. Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus)

AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil

(29)

o. Pengulangan Proses (Process Repetition)

AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan

mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan.

AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk

menentukan prioritas

Sedangkan kelemahan metode AHP adalah sebagai berikut:

a. Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa

persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli

selain itu juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan

penilaian yang keliru.

b. Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik

sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk

2.3 Penger tia n UML

Unified Modeling Language (UML) merupakan sistem arsitektur yang bekerja dalam

OOAD (Object-Oriented Analysis/Design) dengan satu bahasa yang konsisten untuk

menentukan, visualisasi, mengkontruksi, dan mendokumentasikan artifact (sepotong informasi

yang digunakan atau dihasilkan dalam suatu proses rekayasa software, dapat berupa model,

deskripsi, atau software) yang terdapat dalam sistem software. UML merupakan bahasa

pemodelan yang paling sukses dari tiga metode OO yang telah ada sebelumnya, yaitu Booch,

(30)

2.3.1 Tujua n UML diantar anya ada la h :

a. Memberikan model yang siap pakai, bahasa pemodelan visual yang ekspresif

untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti

secara umum.

b. Memberikan bahasa pemodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman

dan proses rekayasa.

c. Menyatukan praktek-praktek terbaik yang terdapat dalam pemodelan.

Untuk membuat suatu model, UML memiliki diagram grafis sebagai berikut :

a) Business Use Case model

b) Activity Diagram

c) Use Case model

d) Behavior diagram : Sequence diagram

e) Implementation diagram : Component diagram, Deployment diagram

f) Generate Code

2.3.2 Notasi dalam UML

Dibawah ini merupakan contoh-contoh dan penjelasan dari notasi dalam suatu Unified M odeling

Language (UM L)

a. Actor

(31)

Actor menggambarkan segala pengguna software aplikasi (user). Actor memberikan suatu

gambaran jelas tentang apa yang harus dikerjakan software aplikasi. Sebagai contoh sebuah

actor dapat memberikan input kedalam dan menerima informasi dari software aplikasi, perlu

dicatat bahwa sebuah actor berinteraksi dengan use case, tetapi tidak memiliki kontrol atas use

case. Sebuah actor mungkin seorang manusia, satu device, hardware atau sistem informasi

lainnya.

b. Use Case

Gambar 2.4 Notasi Use Case

Use case menjelaskan urutan kegiatan yang dilakukan actor dan sistem untuk mencapai

suatu tujuan tertentu. Walaupun menjelaskan kegiatan, namun use case hanya menjelaskan apa

yang dilakukan oleh actor dan sistem bukan bagaimana actor dan sistem melakukan kegiatan

tersebut. use case terdiri dari dua macam yaitu :

Yang pertama adalah Use-case Konkret adalah use case yang dibuat langsung karena

keperluan actor. Actor dapat melihat dan berinisiatif terhadapnya. Yang kedua adalah Use-case

Abstrak adalah use case yang tidak pernah berdiri sendiri. Use case abstrak senantiasa termasuk

didalam (include), diperluas dari (extend) atau memperumum (generalize) use case lainnya.

Untuk menggambarkannya dalam use case model biasanya digunakan association relationship

yang memiliki stereotype include, extend atau generalization relationship. Hubungan include

(32)

Hubungan extend antar use case berarti bahwa satu use case merupakan tambahan fungsionalitas

dari use case yang lain jika kondisi atau syarat tertentu terpenuhi.

c. Class

Gambar 2.5 Notasi Class

Class merupakan pembentuk utama dari sistem berorientasi obyek, karena class

menunjukkan kumpulan obyek yang memiliki atribut dan operasi yang sama. Class digunakan

untuk mengimplementasikan interface.

Class digunakan untuk mengabstraksikan elemen-elemen dari sistem yang sedang

dibangun. Class bisa merepresentasikan baik perangkat lunak maupun perangkat keras, baik

konsep maupun benda nyata.

Notasi class berbentuk persegi panjang berisi 3 bagian: persegi panjang paling atas untuk

nama , persegi panjang paling bawah untuk operasi, dan persegi panjang ditengah untuk atribut.

Atribut digunakan untuk menyimpan informasi. Nama atribut menggunakan kata benda

yang bisa dengan jelas merepresentasikan informasi yang tersimpan didalamnya. Operasi

menunjukkan sesuatu yang bisa dilakukan oleh obyek dan menggunakan kata kerja

d. Inter face

(33)

Interface merupakan kumpulan operasi tanpa implementasi dari suatu class.

Implementasi operasi dalam interface dijabarkan oleh operasi didalam class. Oleh karena itu

keberadaan interface selalu disertai oleh class yang mengimplementasikan operasinya. Interface

ini merupakan salah satu cara mewujudkan prinsip enkapsulasi dalam obyek.

e. Interaction

Gambar 2.7 Notasi Interaction

Interaction digunakan untuk menunjukkan baik aliran pesan atau informasi antar obyek

maupun hubungan antar obyek. Biasanya interaction ini dilengkapi juga dengan teks bernama

operation signature yang tersusun dari nama operasi, parameter yang dikirim dan tipe parameter

yang dikembalikan.

f. Note

Gambar 2.8 Notasi Note

Note digunakan untuk memberikan keterangan atau komentar tambahan dari suatu

elemen sehingga bisa langsung terlampir dalam model. Note ini bisa disertakan ke semua elemen

notasi yang lain.

g. Dependency

(34)

Dependency merupakan relasi yang menunjukan bahwa perubahan pada salah satu

elemen memberi pengaruh pada elemen lain. Elemen yang ada di bagian tanda panah adalah

elemen yang tergantung pada elemen yang ada dibagian tanpa tanda panah.

Terdapat 2 stereotype dari dependency, yaitu include dan extend. Include menunjukkan

bahwa suatu bagian dari elemen (yang ada digaris tanpa panah) memicu eksekusi bagian dari

elemen lain (yang ada di garis dengan panah).

Extend menunjukkan bahwa suatu bagian dari elemen di garis tanpa panah bisa disisipkan

kedalam elemen yang ada di garis dengan panah.

h. Association

Gambar 2.10 Notasi Asociation

Association menggambarkan navigasi antar class (navigation), berapa banyak obyek lain

yang bisa berhubungan dengan satu obyek (multiplicity antar class) dan apakah suatu class

menjadi bagian dari class lainnya (aggregation).

Navigation dilambangkan dengan penambahan tanda panah di akhir garis. Bidirectional

navigation menunjukkan bahwa dengan mengetahui salah satu class bisa didapatkan informasi

dari class lainnya. Sementara UniDirectional navigation hanya dengan mengetahui class diujung

garis association tanpa panah kita bisa mendapatkan informasi dari class di ujung dengan panah,

tetapi tidak sebaliknya.

Aggregation mengacu pada hubungan “has-a”, yaitu bahwa suatu class memiliki class

(35)

i. Generalization

Gambar 2.11 Notasi Generalization

Generalization menunjukkan hubungan antara elemen yang lebih umum ke elemen yang

lebih spesifik. Dengan generalization, class yang lebih spesifik (subclass) akan menurunkan

atribut dan operasi dari class yang lebih umum (superclass) atau “subclass is superclass”.

Dengan menggunakan notasi generalization ini, konsep inheritance dari prinsip hirarki dapat

dimodelkan

j. Realization

Gambar 2.12 Notasi Realization

Realization menunjukkan hubungan bahwa elemen yang ada di bagian tanpa panah akan

merealisasikan apa yang dinyatakan oleh elemen yang ada di bagian dengan panah. Misalnya

class merealisasikan package, component merealisasikan class atau interface.

2.4 Penger tia n Rational Rose

Rational Rose adalah software yang memiliki perangkat-perangkat pemodelan secara

visual untuk membangun suatu solusi dalam rekayasa software dan pemodelan bisnis. Rational

(36)

mencetuskan ide pembentukan konsorsium bagi perusahaan-perusahaan yang memakai standar

UML sebagai bahasa pemodelan di perusahaannya. Rational Rose memakai UML.

2.5 SQL SERVER 2005

2.5.1 Sekilas Tentang SQL Ser ver 2005

Pada dasarnya pengertian dari SQL Server itu sendiri adalah bahasa yang dipergunakan

untuk mengakses data dalam basis data relation. Bahasa ini secara defacto adalah bahasa standar

yang digunakan dalam manajemen basis data relasional. Saat ini hampir semua server basis data

yang ada mendukung bahasa ini dalam manajemen datanya. SQL server 2005 merupakan salah

satu produk dari Relational Database Management System (RDBMS)..

SQL Server 2005 merupakan penyempurnaan dari SQL Server 2000 dan ditambah

dengan beberapa fitur baru.

Berikut ini fitur-fitur baru pada SQL Server 2005 :

a. Notification Services

Notification Services adalah servis untuk mengirimkan dan menerima

pemberitahuan (notification). Notification Services dapat mengirimkan pesan tepat waktu

dari database kepada ribuan atau berjuta-juta para langganan di suatu perusahaan.

b. Reporting Services

Reporting Services adalah servis yang memberikan kesempatan dalam

(37)

c. Service Broker

Service Broker adalah suatu teknilogi terbaru pada Microsoft SQL Server 2005

yang membantu developer (programer) database untuk membangun keamanan dan dapat

dipercaya. Sevice Broker menyediakan antrian dan pesan yang dapat dipercaya sebagai

bagian dari Database Engine. Fitur ini menyediakan infrastruktur yang diperlukan untuk

membangun aplikasi berkinerja tinggi.

SQL Server 2005 terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut:

a. Relational Database Engine : komponen utama atau jantung SQL Server 2005.

b. Analysis Services : Basis dari solusi intelijen bisnis yang ampuh (powerful), dan

mendukung aplikasi-aplikasi OLAP (online analytical processing), serta data

minning.

c. Data Transformation Service (DTS): sebuah mesin untuk membuat solusi ekspor

dan impor data, serta untuk mentransformasi data ketika data tersebut

ditransfer.

d. Notification Services: sebuah framework untuk solusi dimana pelanggan akan

dikirimi notifikasi ketika sebuah event muncul.

e. Reporting Services: service yang akan mengambil data dari SQL Server, dan

menghasilkan laporan-laporan.

f. Service broker: sebuah mekanisme antrian yang akan menangani komunikasi

berbasis pesan diantara service.

g. Native HTTP Support: dukungan yang memungkinkan SQL server 2005 yang (jika

(38)

endpoint, sehingga memungkinkan pembangunan sebuah web service untuk SQL

Server tanpa menggunakan IIS.

h. SQL server Agent : akan mengotomatiskan perawatan database dan mengatur task,

event dan alert.

i. .NET CLR (Common Language Runtime): akan memungkinkan pembuatan solusi

menggunakan managed code yang ditulis dalam salah satu bahasa .NET.

j. Replication: serangkaian teknologi untuk menjalin dan mendistribusikan data dan

obyek database dari sebuah database ke database lain, dan melakukan

sinkronisasi untuk menjaga konsistensinya.

k. Full-Text Search: memungkinkan pengindeksan yang cepat dan flexibel untuk query

berbasis kata kunci (terhadap data teks yang disimpan dalam database).

2.6 CDM (Conceptual Dat a M odel)

CDM singkatan dari Conseptual Data Model. CDM dipakai untuk menggambarkan

secara detail struktur basis data dalam bentuk logik. Struktur ini independen terhadap semua

software maupun struktur data storage tertentu yang digunakan dalam aplikasi ini.

CDM (Conceptual Data Model) merupakan Model yang dibuat berdasarkan anggapan

bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta

hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu. Biasanya direpresentasikan dalam bentuk

(39)

Adapun manfaat Penggunaan CDM dalam perancangan database, yaitu memberikan

gambaran yang lengkap dari struktur basis data yaitu arti, hubungan, juga batasan-batasan dan

alat komunikasi antar pemakai basis data, designer, dan analis.

CDM terdiri dari objek yang tidak diimplementasikan secara langsung kedalam basis data

yang sesungguhnya. Model ini dibuat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari

koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara

entitas-entitas itu.

2.7 PDM (Phsical Data M odel)

PDM kependekan dari Physical Data Model. PDM Merupakan model yang

menggunakan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data

tersebut. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom di mana setiap kolom memiliki nama yang

unik.

2.8 Perbedaan CDM dan PDM

a. CDM: Perancangan basis data yang berdasarkan pengumpulan data dan analisis.

Pembuatan CDM adalah suatu tahap dimana melakukan proses indentifikasi dan analisa

kebutuhan-kebutuhan data dan ini disebut pengumpulan data dan analisa. Untuk menentukan

kebutuhan-kebutuhan suatu sistem database, harus mengenal terlebih dahulu bagian-bagian lain

dari sistem informasi yang akan berinteraksi dengan sistem database. Tipe data bersifat general

dan tidak spesifik.

b. PDM: Perancangan database secara fisik

Tipe data bersifat lebih khusus dan spesifik. Perancangan PDM merupakan representasi fisik /

(40)

Menurut ANSI/SPARC, arsitektur basis data terbagi atas tiga level yaitu : Internal/Physical

Level (yang dapat direpresentasikan dengan PDM) berhubungan dengan bagaimana data

disimpan secara fisik (physical storage). External /View Level berhubungan dengan bagaimana

data direpresentasikan dari sisi setiap user. Conceptual/Logical Level (yang dapat

(41)
(42)

29

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini akan menjelaskan mengenai analisa sistem perangkat lunak yang akan dibuat.

Proses perancangan sistem dalam bab ini akan meliputi : analisa sistem dan perancangan sistem .

3.1. Ana lisa Sistem

Aplikasi sistem pendukung keputusan pemilihan sekolah lanjutan, merupakan

sebuah sistem yang bertujuan untuk memberikan sebuah keputusan pemilihan sekolah

lanjutan yang tepat untuk siswa yang sesuai dengan nilai dalam memilih dan menentukan

sekolah. Dengan menggunakan aplikasi ini diharapkan siswa memilih sesuai dengan yang

nilai yang dimiliki, bisa menetukan sekolah mana yang tepat sesuai dengan yang

diinginkan.

Dari analisis permasalahan yang telah dilakukan, maka akan dirancang suatu

sistem pendukung keputusan yaitu dengan melakukan perancangan dan pembuatan

sistem. Hal tersebut dilakukan untuk menggambarkan arus data dalam aplikasi secara

tersetruktur dan jelas, serta menggambarkanproses yang terjadi pada aplikasi, sehingga

dapat menjadi saran dokumentasi sistem yang baik.

Aplikasi ini mengguanakan metode AHP dengan bahasa pemrograman VB.net

2005 dan database SQL server. basis data spk berisi data siswa, data nilai, data kriteria

dan hasil perhitungan Global Prioritas.

(43)

3.1.1 Identifikasi Masalah

Sebelum proses pembuatan sistem dilakukan, tahapan yang terlebih dahulu dilakukan

adalah identifikasi permasalahan yang terdiri dari pengumpulan data pada tempat yang akan

dilakukan penelitian, dalam hal ini adalah SMP BAITUL AMIEN Surabaya.

Pada langkah ini dilakukan peninjauan dan pemahaman terhadap cara proses penentuan

pemilihan sekolah lanjutan di SMP BAITUL AMIEN Surabaya maupun segala proses yang

berhubungan dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Serta dapat mengetahui data-data apa

saja yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan

ketika siswa menentukan sekolah lanjutan, adalah nilai Matematika, nilai Bahasa Indonesia, nilai

Bahasa Inggris, dan nilai IPA. Permasalahan yang timbul dalam menentukan pemilihan sekolah

lanjutan adalah bagaimana menentukan sekolah yang sesuai untuk siswa.

3.1.2 Menentukan Kr iter ia

Langkah selanjutnya adalah menentukan kriteria. Kriteria yang dibuat merupakan rincian

persoalan optimasi untuk menentukan sekolah lanjutan, maka dilakukan pengumpulan data pada

SMP BAITUL AMIEN Surabaya. Dalam kasus ini terdapat kriteria yang akan digunakan dalam

pengambilan keputusan, kriteria ini adalah nilai Matematika, nilai Bahasa Indonesia, nilai

Bahasa Inggris, nilai IPA. Langkah selanjutnya adalah menentukan pilihan. Pilihan ini

didapatkan dari pengamatan atau survei. Pilihan yang didapatkan untuk menentukan sekolah

(44)

Gambar 3.1 Blok Diagram Kriteria

3.1.3 Perancangan hier ar ki

Setelah mengidentifikasi masalah, dan menentukan kriteria maka barulah dapat dibentuk

suatu hierarki Hierarki ini terdiri dari Tujuan, Kriteria, Alternatif. Dimana Tujuan dari Sistem

Pendukung Keputusan adalah untuk menentukan sekolah lanjutan. Kriteria yang digunakan

adalah nilai Matematika, nilai Bahasa Indonesia, nilai Bahasa Inggris, nilai IPA. Alternatif dari

sistem pendukung keputusan ini adalah sekolah lanjutan diantaranya SMA IPA, SMA IPS, SMA

BAHASA, SMK, STM . Hierarki untuk menentukan sekolah lanjutan dapat dilihat pada Gambar

3.2.

Ga mbar 3.2 Diagram Hierarki

(45)

3.2. Perancangan Sistem

Dalam aplikasi ini, dibuat beberapa perancangan yang menjelaskan penggambaran sistem

secara umum dan menyeluruh, sistem perancangan tersebut diantaranya adalah : work flow,

perancangan proses, perancangan data.

3.2.1. Work Flow

Workflow adalah fasilitas komputerisasi atau otomatisasi sebagian atau seluruhnya dari

sebuah proses bisnis. Dokumen, informasi, atau task di proses sesuai dengan aturan prosedural

yang berlaku.

Pembuatan work flow digunakan untuk menggambarkan alur dari sistem meliputi proses,

decision, manual operation dan output dari proses. Work flow dalam sistem ini dapat dilihat

dalam bentuk diagram sebagai berikut :

(46)

Pada Gambar 3.3 menjelaskan tentang langkah-langkah dari proses pengambilan

keputusan pemilihan sekolah lanjutan. Proses dimulai dari guru, guru memberikan nilai secara

manual yang kemudian nilai tersebut diserahkan kepada seorang admin untuk diproses.

Setelah itu admin mulai menginputkan nilai tersebut yang telah diterima dari guru.

Kemudian apabila admin telah selesei menginputkan nilai maka akan langsung dilakukan proses

seleksi AHP, setelah proses seleksi AHP selesei maka akan langsung keluar hasil perhitungan

Global Priority , setelah itu siswa dapat langsung melihat hasil dan mengetahui sekolah mana

yang cocok dan kemudian selesei.

3.2.2. Langka h-Langah Per r hitungan AHP

Gamabar 3.4 menjelaskan tentang bagaimana langkah-langkah dari suatu perhitungan

AHP. Dimana langkah awal memulai adalah dengan memasukkan nilai dari kriteria-kriteria yang

telah ditentukan. Setelah itu menentukan hirarki yang berisikan diantaranya adalah tujuan,

kriteria, dan alternatif. Setelah itu baru melakukan perhitunagn bobot prioritas antar kriteria,

yang kemudian diperiksa konsistensi hirerkinya dengan mengcek nilai CR. Apakah nilai CR

kurang dari atau sama dengan 0,1 jika tidak maka kembali lagi pada proses perhitungan bobot,

dan apabila yam aka langkah selanjutnya adalah menetukan matrik perbandingan antar elemen

(47)

Ga mbar 3.4 Langkah-Langkah Perhitungan AHP

A. Per ba ndingan Anta r Elemen

Perbandingan antar elemen-elemen dengan memperhatikan pengaruh elemen pada level

diatasnya. Pembandingan pertama dilakukan untuk elemen pada level kriteria dengan

memperhatikan level diatasnya yaitu goal.

Tabel 3.1 Penentuan Nilai Perbandingan Antar Kriteria

Perbandingan Nilai

Jika sama penting 1

Jika sedikit lebih penting 3

Jika cukup penting 5

Jika sangat penting 6

Sangat penting sekali 9

(48)

B. Uji Per hitunga n

Pada Uji Perhitungan ini merupakan contoh-contoh proses perhitungan yang akan

dimasukkan ke dalam sistem. Proses perhitungan itu adalah : Penetuan nilai kriteria, dan langkah

uji konsistensi yang dapat di lihat seperti yang ada dibawah ini.

1) Penentuan Nilai Kriteria

Penentuan nilai kriteria merupakan langkah awal dari perhitungan AHP. Dalam

pemilihan sekolah lanjutan ini terdiri dari lima kriteria yaitu: kriteria Matematika, kriteria

kriteria Bahasa Indonesia, kriteria Bahasa Inggris, DAN kriteria IPA.

Kriteria nilai Matematika merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk

pengambilan keputusan, berdasarkan jumlah nilai Matematika yang diperoleh siswa selama

studi.

Kriteria Bahasa Indonesia merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk

pengambilan keputusan, berdasarkan jumlah nilai Bahasa Indonesia yang diperoleh siswa

selama studi.

Kriteria Bahasa Inggris merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan

keputusan, berdasarkan jumlah nilai Bahasa Inggris yang diperoleh siswa selama studi.

Kriteria IPA merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan,

berdasarkan jumlah nilai IPA yang diperoleh siswa selama studi.

Kriteria IPS merupakan persyaratan yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan,

(49)

2) Langkah uji konsistensi:

Lanagkah uji konsistensi adalah langkah dimana tiap-tiap kriteria di hitung kedalam

masing-masing alternative sehingga akan memperoleh hasil untuk prioritas.

Tabel 3.2 Matrik antar Kriteria

Matematika B.Indonesia B.inggris IPA IPS

Matematika 1 2 3 4 5

Tabel 3.2 Digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan nilai eigenvektor utama.

Eigenvektor utama merupakan bobot nilai rata-rata secara keseluruhan, yang diperoleh dari

rata-rata bobot relatif yang dinormalkan masing-masing faktor pada setiap barisnya.

Eigenvektor utama merupakan bobot rasio dari masing-masing faktor.

Tabel 3.3 Matrik Pembagian antar tabel

Matematika B.Indonesia B.inggris IPA IPS

Matematika 0,4386 0,4902 0,4392 0,4211 0,3333

B.Indonesia 0,2193 0,2451 0,2928 0,3158 0,2667

B.inggris 0,1447 0,1225 0,1464 0,2105 0,2

IPA 0,1096 0,0809 0,0732 0,1053 0,1333

IPS 0,0877 0,0613 0,0483 0,0526 0,0667

Tabel 3.3 merupakan hasil dari penormalan dari parameter dari masing-masing

(50)

relatif yang dinormalkan dari parameter Matematika terhadap Matematika pada tabel 3.2

Adalah sebagai berikut 1:2,28=0,4386. Dan hasil yang ada pada tabel 3.4 didapat dari cara

perhitungan yang sama dari tabel 3.2.

Tabel 3.4 Matrik Pembagian antar tabel

Matematika B.Indonesia B.inggris IPA IPS LP Jumlah

Matematika 0,4386 0,4902 0,4392 0,4211 0,3333 2.1224 0,4245

B.Indonesia 0,2193 0,2451 0,2928 0,3158 0,2667 1,3397 0,2679

B.inggris 0,1447 0,1225 0,1464 0,2105 0,2 0,8241 0,1648

IPA 0,1096 0,0809 0,0732 0,1053 0,1333 0,5023 0,1005

IPS 0,0877 0,0613 0,0483 0,0526 0,0667 0,3166 0,0633

Pada tabel 3.4 diatas telah diperoleh hasil Local Priority dan jumlah dari masing-masing

baris kriteria. Local Priority diperoleh dari jumlah dari semua kriteria. Sebagai contoh baris

matematika 0,4386+0,4386+0,4392+0,4211+0,3333=2.1224. Sedangkan kolom jumlah diperoleh dari

Local Priority dibagi banyaknya kriteria. contoh misalkan bari matematika yang memiliki Local

Priority 2.1224:5=0,4245

Selanjutnya mencari λmax dengan mebagi total tiap baris dengan bobot prioritas. Seperti :

(51)

CR = 0,0227:1,12

CR = 0,08989

Tabel 3.5 Table Interval

Nilai Bobot

Pada Tabel 3.5 merupakan interval yang telah ditentukan oleh sekolah. Masing-masing

nilai memiliki bobot yang berbeda. Pada nilai interval inilah yang nantinya akan digunakan

sebagai penilaian. Selanjutnya membuat matrik perbandingan antar elemen pada alternatif

dengan memperhatikan keterkaitan dengan elemen pada kriteria. Tabel 3.6 menjelaskan

keterkaitan alternatif yaitu sekolah lanjutan dengan keterkaitan kriteria nilai Matematika. Dalam

perhitungan ini ditentukan SMA = 6, SMK = 2, dan STM = 4.

Tabel 3.6 Perbandingan Antar Kriteria nilai Matematika

(52)

Pada tabel 3.7 merupakan lanjutan dari tabel 3.6 yaitu hasil dari perbadingan dari

masing-masing alternatif. Pada kolom jumlah merupakan hasil pertambahan dari masing-masing-masing-masing baris.

Sebagai contoh pada baris SMA 2 : 6 =0,33. Dan nilai dari 2 pada tabel 3.7 pada baris SMA

adalah dari penjumlahan tiap-tiap kolom. Selanjutnya membuat matrik perbandingan antar

elemen pada alternatif dengan memperhatikan keterkaitan dengan elemen pada kriteria. Tabel

3.8 menjelaskan keterkaitan alternatif yaitu sekolah lanjutan dengan keterkaitan kriteria nilai

Bahasa Indonesia. Dalam perhitungan ini ditentukan SMA = 4, SMK = 6, dan STM = 5.

Tabel 3.8 Perbandingan Antar Kriteria nilai Bahasa Indonesia

SMA SMK STM

Pada tabel 3.9 merupakan lanjutan dari tabel 3.8 yaitu hasil dari perbadingan dari

masing-masing alternatif. Pada kolom jumlah merupakan hasil pertambahan dari masing-masing-masing-masing baris.

Sebagai contoh pada baris SMA 4 : 6 =0,15. Dan nilai dari 3,75 pada tabel 3.9 pada baris SMA

adalah dari penjumlahan tiap-tiap kolom. Selanjutnya membuat matrik perbandingan antar

(53)

3.10 menjelaskan keterkaitan alternatif yaitu sekolah lanjutan dengan keterkaitan kriteria nilai

Bahsa Inggris. Dalam perhitungan ini ditentukan SMA = 4, SMK = 2, dan STM = 7

Tabel 3.10 Perbandingan Antar Kriteria nilai Bahasa Inggris

SMA SMK STM

SMA 1 4/2 4/7

SMK 2/4 1 2/7

STM 7/4 7/2 1

Tabel 3.11 Lanjutan Tabel 3.10

Pada tabel 3.11 merupakan lanjutan dari tabel 3.10 yaitu hasil dari perbadingan dari

masing-masing alternatif. Pada kolom jumlah merupakan hasil pertambahan dari masing-masing

baris. Sebagai contoh pada baris SMA 2 : 4 = 0,5. Dan nilai dari 3,25 pada tabel 3.11 pada baris

SMA adalah dari penjumlahan tiap-tiap kolom. Selanjutnya membuat matrik perbandingan antar

elemen pada alternatif dengan memperhatikan keterkaitan dengan elemen pada kriteria. Tabel

3.12 menjelaskan keterkaitan alternatif yaitu sekolah lanjutan dengan keterkaitan kriteria nilai

IPA. Dalam perhitungan ini ditentukan SMA = 7, SMK = 1, dan STM = 2

Tabel 3.12 Perbandingan Antar Kriteria nilai IPA

(54)

Tabel 3.13 Lanjutan Tabel 3.12

Pada tabel 3.13 merupakan lanjutan dari tabel 3.12 yaitu hasil dari perbadingan dari

masing-masing alternatif. Pada kolom jumlah merupakan hasil pertambahan dari masing-masing

baris. Sebagai contoh pada baris SMA 1 : 7 =0,14. Dan nilai dari 1,43 pada tabel 3.13 pada baris

SMA adalah dari penjumlahan tiap-tiap kolom. Selanjutnya membuat matrik perbandingan antar

elemen pada alternatif dengan memperhatikan keterkaitan dengan elemen pada kriteria. Tabel

3.14 menjelaskan keterkaitan alternatif yaitu sekolah SMA IPA, SMA IPS, SMA BAHASA,

SMK, STM dengan keterkaitan kriteria nilai IPS. Dalam perhitungan ini ditentukan SMA = 1,

SMK = 7, dan STM = 6

Tabel 3.14 Perbandingan Antar Kriteria nilai IPS

3.15 Lanjutan Tabel 3.14

(55)

Pada tabel 3.15 merupakan lanjutan dari tabel 3.14 yaitu hasil dari perbadingan dari

masing-masing alternatif. Pada kolom jumlah merupakan hasil pertambahan dari masing-masing

baris. Sebagai contoh pada baris SMA 7 : 1 = 7. Dan nilai dari 14 pada tabel 3.15 pada baris

SMA adalah dari penjumlahan tiap-tiap kolom

Setelah membuat matrik perbandingan antar kriteria, maka selanjutnya adalah

menghitung jumlah Prioritas Kriteria dengan cara membagikan tiap kolom dengan jumlah total

dari setiap kolom, kemudian setiap baris dijumlahkan dan dibagi dengan banyaknya kriteria.

Tabel 3.16 Bobot Prioritas Kriteria nilai Matematika

SMA SMK SMK JUMLAH LP

SMA 0,5 0,5 0,5 1,5 0,5

SMK 0,1650 0,1667 0,1667 0,4984 0,1661

STM 0,335 0,3333 0,3333 1,0016 0,3339

Tabel 3.16 adalah tabel prioritas kriteria nilai matematika yang diperoleh dari

perhitungan pada tabel 3.7. Misalkan pada bari s SMA yaitu 1/2 =0,5. Tabel 3.17 adalah tabel

prioritas kriteria nilai matematika yang diperoleh dari perhitungan pada tabel 3.9. Misalkan pada

baris SMA yaitu 1/3,75 =0,2667. Tabel 3.18 adalah tabel prioritas kriteria nilai matematika yang

diperoleh dari perhitungan pada tabel 3.11. Misalkan pada baris SMA yaitu 1/3,25 =0,3077.

Tabel 3.19 adalah tabel prioritas kriteria nilai matematika yang diperoleh dari perhitungan pada

tabel 3.13. Misalkan pada baris SMA yaitu 1/1,43 =0,6993. Tabel 3.20 adalah tabel prioritas

kriteria nilai matematika yang diperoleh dari perhitungan pada tabel 3.15. Misalkan pada baris

(56)

Tabel 3.17 Bobot Prioritas Kriteria nilai Bahasa Indonesia

Tabel 3.18 Bobot Prioritas Kriteria nilai Bahasa Inggris

Tabel 3.19 Bobot Prioritas kriteria nilai IPA

Tabel 3.20 Bobot Prioritas kriteria nilai IPS

SMA SMK STM JUMLAH LP

SMA 0,0714 0,07 0,0726 0,214 0,0713

SMK 0,5 0,5 0,5 1,5 3

STM 0,4286 0,43 0,4274 1,286 0,4287

Tabel 3.21 Tabel perbandingan prioritas Global

Matematika B.Indonesia B.Inggris IPA IPS GP

Bobot 2.1224 1,3397 0,8241 0,5023 0,3166

SMA 0,5 0,2664 0,3073 0,6998 0,0713 2,05

SMK 0,1661 0,4 0,1545 0,0993 3 2,02

STM 0,3339 0,3329 0,4139 0,2009 0,4287 1,73

Setelah semua matrik perbandingan diisi dan diolah maka didapatkan bobot semua

prioritas lokal. Langkah berikutnya adalah melakukan operasi perkalian antara matrik yang

memuat prioritas lokal tersebut sehingga akhirnya akan menghasilkan prioritas global.

(57)

Prioritas lokal dan prioritas global dari pemilihan ditunjukan dengan Tabel 3.21 Seperti

yang terlihat diatas.

3) Konsistensi Logis

Mengurutkan daftar sekolah yang terpilih dari yang terendah samapai yang tertinggi.

Dilihat dari perhitungan dapat diketahui bahwa sekolah yang terpilih adalah SMA IPA,

SMA IPS, SMA BAHASA, SMK, STM .

Tabel 3.22 merupakan hasil dari pengambilan keputusan sekolah lanjutan.

Dimana sudah diurutkan dari presentase yang terbesar sampai presentase terkecil.

Presentase yang paling besar dapat dikatakan bahwa sekolah tersebut adalah sekolah yang

dapat diplih oleh siswa. Sedangkan presentase urutan yang terkecil merupakan sekolah

yang kemungkinan kecil dapat dipilh oleh siswa. Sedangkan urut yang kedua merupakan

alternative pilihan kedua bagi siswa.

Tabel 3.22 Daftar Sekolah Lanjutan

3.2.2 Perancangan Pr oses

Dalam sub-bab ini dijelaskan mengenai perancangan proses dari sistem yang akan dibuat

nantinya. Dalam perancangan proses ini akan dijelaskan dalam perancangan proses

menggunakan UML (Unified Modelling Language).

Sekolah Pilihan Hasil Akhir AHP

SMA 2,05

SMK 2,02

(58)

A. Diagr am Use case

Diagram use case atau use case diagram menyajikan interaksi antara usecase dan actor,

dimana actor dapat berupa orang, peralatan, atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem

yang sedang dibangun. Usecase menggambarkan fungsionalitas sistem atau persyaratan yang

harus dipenuhi sistem dari pandangan pemakai. Use case dari sistem ini dapat dilihat pada

Pada Gambar 3.5 menjelaskan tentang Use case sistem pendukung keputusan, dimana

dalam gambar tersebut menjelaskan :

Pada sistem ini terdapat 2 aktor dan 5 usecase. Aktor yang terdapat pada sistem ini adalah Admin

dan siswa, sedangkan use casenya adalah : Login, Memasukkan data siswa, Menghitung nilai

kriteria, Menghitug Global Priority,menginputkan nilai.

B. Diagram Aktivitas

Diagram aktivitas menggambarkan aliran fungsionalitas sistem. Pada tahap pemodelan

(59)

digunakan untuk menggambarkan aliran kejadian dalam use case. Pada sistem ini terdapat 4

aktivitas, yaitu Login, Mengolah data siswa, Mengolah data kriteria, Menghitug Global Priority.

a. Login

Activity diagram Login menjelaskan aktivitas yang dilakukan oleh admin. Disini

terdapat 5 macam aktivitas yang dilakukan oleh admin pada saat Login. Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada gambar 3.6 dibawah ini.

Start

Ga mbar 3.6 Diagram Aktivitas Login

Pada Gambar 3.6 menjelaskan tentang aktivitas diagram Login, dimana dalam

gambar tersebut menjelaskan :

Aktivitas dimulai dari Start kemudian dilanjutkan dengan membuka form Login, kemudian

memasukkan kode user dan password, setelah iut sistem akan menyeleksi kode dan password

yang dimasukkan, jika sudah benar pengguna akan masuk menu sesuai dan aktivitas berakhir.

(60)

Activity diagram Mengolah nilai kriteria menjelaskan aktivitas yang dilakukan oleh

siswa. Disini terdapat 5 macam aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada saat mengolah nilai

kriteria. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.7 dibawah ini.

NewState

Gamba r 3.7 Diagram Aktivitas Mengolah Nilai Kriteria

Pada Gambar 3.7 menjelaskan tentang aktivitas diagram mengolah nilai kriteria,

dimana dalam gambar tersebut menjelaskan :

Aktivitas dimulai dari Start kemudian dilanjutkan dengan user menginputkan nilai

masing-masing kriteria kemudian sitem mulai menghitung nilai tersebut dan setelah itu hasil

(61)

c. Mengolah Nilai SPK

Activity diagram Mengolah Nilai SPK menjelaskan aktivitas yang dilakukan oleh siswa.

Disini terdapat 5 macam aktivitas yang dilakukan oleh siswa pada saat perhitungan nilai kriteria.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.8 dibawah ini.

Start

Ga mbar 3.8 Diagram Aktivitas Mengolah Nilai SPK

Pada Gambar 3.8 menjelaskan tentang aktivitas diagram Login, dimana dalam

gambar tersebut menjelaskan :

Aktivitas dimulai dari Start kemudian dilanjutkan dengan memasukkan nilai yang akan dijadikan

alternative setelah itu masukkan pula nilai kriteria, kemudian sistem menghitung hasil dari

(62)

B Diagram Sekuensial

Diagram sekuensial atau sequence diagram digunakan untuk menunjukkan aliran

fungsionalitas dalam use case. Diagram sekuensial adalah diagram yang disusun

berdasarkan urutan waktu. Setiap diagram sekuensial mempresentasikan suatu aliran

dari beberapa aliran di dalam use case. Pada sistem ini terdapat 4 sekuensial, yaitu

Login, mengolah data siswa, mengolah nilai kriteria, mengolah nilai Global Priority.

a. Login

Pada tahapan sekuensial Login terdapat 2 0bjek yaitu Admin, Form Login, Tabel User.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.9 dibawah ini.

: FormSPK

Gambar 3.9 Diagram Sekuensial Login

Pada Gambar 3.9 menjelaskan tentang Sekuensial Diagram Login pada sistem ini, dimana

Gambar

Gambar 3.1 Blok Diagram Kriteria
Gambar 3.3 Work Flow SPK Pemilihan Sekolah
Tabel 3.1 Penentuan Nilai Perbandingan Antar Kriteria
Tabel 3.5  Table Interval
+7

Referensi

Dokumen terkait

No Peneliti Judul penelitian Metode Hasil Persamaan dan Perbedaan beberapa Hotel di Medan 4 Wijaya Mukti Sri Utari Universita s Muhamm adiyah Surakarta 2012 Pengaruh

Gap analysis program gizi dan kesehatan di posyandu menunjukkan bahwa bersadarkan dimensi tangibles atau fisik yang dimiliki oleh posyandu adalah sebagai berikut

Secara garis besar makalah filsafat ilmu yang saya susun ini yang berkenaan dengan judul yang saya usung yaitu Logika Inferensi membahas tentang Pengertian Logika,Sejarah Ringkas

Dari hasil penelitian tentang neraca air pada perkebunan kelapa sawit diperoleh kesimpulan bahwa sumber pasokan air pada lokasi penelitian 100% berasal dari curah hujan sebesar

Dengan penuh rasa syukur , penulis telah berhasil menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengelolaan Pembelajaran IPS dengan Contextual Teaching and Learning Pada Siswa

menerapkan pola pengasuhan yang positif pada anak agar dapat.. membentuk karakter positif anak di

Purnomo, Cindy Joto, 2013, Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak, Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Surabaya, Tax &

Berdasarkan analisis data yang dilakukan pada 39 orang peserta didik dengan menyelesaikan soal PISA 2015 pada kategori soal komunikasi matematis, peserta didik