• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi komunikasi pembangunan dalam pengembangan pariwisata Islamidi Kota Lhokseumawe - Repository UIN Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi komunikasi pembangunan dalam pengembangan pariwisata Islamidi Kota Lhokseumawe - Repository UIN Sumatera Utara"

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

I M P L E M E N T A S I K O M U N I K A S I P E M B A N G U N A N D A L A M P E N G E M B A N G A N P A R I W I S A T A I S L A M I

D I KOTA LHOKSEUMAWE

Diajukan Oleh: MUHAMMAD IKHSAN

NIM : 10 KOMI 2042

Program Studi

KOMUNIKASI ISLAM

PROGRAM PASCA SARJANA IAIN SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

Muhammad Ikhsan, 10 KOMI 2042 “ IMPLEMENTASI KOMUNIKASI PEMBANGUNAN DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA ISLAMI DI KOTA LHOKSEUMAWE, 2012

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi komunikasi pembangunan dalam pengembangan pariwisata islami di Kota Lhokseumawe. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor faktor yang menjadi penghambat dan penndukung implementasi komunikasi pembangunan dalam pengembangan pariwisata Islami di Kota Lhokseumawe.

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori yang dikemukakan oleh Schramn dan dikembangkan oleh Sumadi Dilla, konsep komunikasi pembangunan dalam teori difusi dan inovasi yang dikembangkan oleh Harold Rogers.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif yaitu berdasarkan atas pertimbangan bahwa yang hendak dicari dalam penelitian ini, data yang akan menggambarkan dan melukiskan realita yang terjadi di lapangan sesuai dengan fokus penelitian. Penelitian ini di lakukan di Dinas Pariwisata Lhokseumawe, data yang dikumpulkan dengan cara wawancara yang mendalam, observasi non partisipan dan studi dokumentasi. Informan dalam penelitian ini berjumlah 4 (empat) orang yang terdiri dari 2 (dua) orang dari Dinas Pariwisata yaitu kepala Dinas Pariwisata dan staff pengembangan pariwisata, 1 (satu) orang dari Dinas Syariat Islam yaitu kepala dinas syariat Islam dan 1 (satu) orang dari elemen masyarakat yang diwakilkan oleh ketua kelompok/LSM. Pemilihan dilakukan dengan subjek penelitian, yaitu pemilihan informan berdasarkan pada tujuan penelitian. Teknik analis data dilakukan melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan data. Pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan yakni: derajat (dependability) dan kepastian (confirmability).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi komunikasi pembangunan dalam pengembangan pariwisata Islami di Kota Lhokseumawe sangat penting untuk diterapakan. Karena komunikasi pembangunan akan mempermudah pengembangan pariwisata Islami di Lhokseumawe, ini akan tercipta melalui komunikasi pemerintah dengan masyarakat secara dua arah serta merobah pemahaman negatif masyarakat terhadap perkembangan pariwisata.

Berdasarkan hasil temuan, implementasi komunikasi pembangunan dalam pengembangan pariwisata Islami dapat merobah pemikiran masyarakat dari yang negatif kepada positif, sehingga pengembangan pariwisata akan terealisasi dengan baik.

(3)

صخلملا

د حم

، اسحا

10 KOMI 2042

"

يف

يو ت

يف لا

اا تاا

ي ل

حايسلا

يماسإا

يف

اموسك

يد لا

"

.2012

لكا لا

ي لا

تثحب

يف

ه

سا دلا

وه

يف ت

ي ت

اا تاا

يف

ي ت

حايسلا

يماسإا

يف

اموسك

.

اك

غلا

نم

ه

سا دلا

لي ح ل

يف ت

ا تاا

ا غأ

ي لا

يف

ي ت

حايسلا

يماسإا

يف

يدم

اموسك

.

ي ن

مد س لا

يف

ه

سا دلا

وه

يو ت

و فم

ي لا

، اا تاا

، اا تاا

يو ت

م

و ع

، ا تاا

ي ن

ا ناا

ا باا

يف

اجم

يو ت

اا تاا

.

دق

جأ

ثح لا

اد ساب

ج ن

يعون

و ل

نم

سا

يفص

و ي

ع

اسأ

ا ا عاا

ي لا

م ي

ا ناا

ل

ثح لا

ه ع

يف

ه

، سا دلا

إف

اناي لا

ي لا

ف ت

حضوت

ي ح

أ

دحي

يف

ا ه

اج لا

ا ف

يك ل

وح لا

.

دق

جأ

ثح لا

يف

ا

حايسلا

، اموسك

مي قا

هي تا

.

اناي لا

ي لا

ا ع ج

ابا لا

، ع لا

قا لا

يغ

ا م

سا

قئاثولا

.

ني

لا

يف

ه

سا دلا

نم

س خ

و ت

نم

ني ثا

نم

ب م

، حايسلا

ني ثا

نم

ا لا

نم

ئا

عي لا

يماسإا

دحا

نم

صا ع

ع ج لا

.

م ي

اي خاا

نع

قي

خا

ا يع

،ف اه

اي خا

نم

ني

لا

ءا ب

ع

احبأ

يعوضوم

.

سد ه

اناي لا

ل ح لا

نم

اخ

دحلا

نم

، اناي لا

ع

، اناي لا

ا سا

جئا لا

نم

اناي لا

.

ا ي لا

حص

اناي لا

ا ي ي

يه

:

ج

ني يلا

.

أ

جئا لا

أ

يف ت

ا تاا

ا غأ

ي لا

يف

ي ت

حايسلا

يماسإا

يف

اموسك

لاعف

ادج

.

أ

اسإا

اا تاا

ي س

حايسلا

يف

مي قا

هي تا

يماسإا

، د س لا

م يس

ا ن

نم

اخ

اا تا

مو حلا

عم

ع ج لا

نم

ا ن ش

أ

يغت

ا ساب

م ف

ع ج لا

ي سلا

حايس ل

.

ا ا سا

ل

،جئا لا

ح

س ي

يف ل

ي ت

اا تاا

يف

يو ت

حايسلا

يماسإا

فوس

يغي

و ع

ا لا

نم

ي سلا

ل

، يباجيإا

ثيحب

فوس

ق ح ت

يف

يو ت

ءا لا

حايسلا

ا يأ

.

،كل ل

هنإف

نم

عقو لا

أ

ب م

حايسلا

ع ج لا

ي ح لا

ءا ل

حايس

عم

اموسك

(4)

ABSTRACT

Muhammad Ikhsan, 10 KOMI 2042 "THE IMPLEMENTATION OF DEVELOPMENTAL COMMUNICATION IN DEVELOPING ISLAMIC TOURISM IN LHOKSEUMAWE CITY." 2012.

The problems examined in this study is the implementation of developmental communication in developing islamic tourism in Lhokseumawe. The purpose of this study was to analyze the implementation of developmental communication in developing Islamic tourism in the city of Lhokseumawe.

Theory used in this study is the theory propounded by Schramn and developed by Sumadi Dilla, concept development communication and innovation diffusion theory developed by Harold Rogers.

The research was conducted using a qualitative approach to the type of descriptive study is based on considerations that are going to look for in this study, the data that will describe and illustrate the reality that occurs in the field according to the research focus.The research was conducted at the Department of Tourism Lhokseumawe, data collected by in-depth interviews, non-participant observation and documentation study.Informants in this study amounted to 4 (four) people consisting of 2 (two) people from the Tourism Department and Tourism Department staff head of tourism development, 1 (one) of the Department of Islamic Shari'a Islamic Shari'a is the head office and one person from the community element represented by the head of the group / NGOs. Selection is made by the subject of research, namely the selection of informants based on objective research. Engineering data analyst through data reduction, data presentation, and inference data. Date validity checks performed are: degrees (dependability) and certainty (Confirmability).

The results showed that the implementation of developmental communication in developing Islamic tourism in Lhokseumawe was very effective, because Islamic communications will build tourism in Aceh with Islamic-based, it will be created through government communication with the

society continuously that will change people’s negative understanding of the

tourism.

Based on the findings, the the implementation of developmental communication in developing Islamic tourism will change Islamic society thought from negative to positive, as the result, the construction and tourism development will be realized as well.

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN………..

i

ABSTRAK………...

ii

KATA PENGANTAR……….

v

TRANSLITASI………

vii

DAFTAR ISI………

xi

DAFTAR TABEL………

xiii

DAFTAR GAMBAR………..

xiv

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang ……….……….

1

B. Rumusan Masalah………...

8

C. Batasan Istilah…………..………

9

D. Tujuan Penelitian…….…….………

12

E. Manfaat Penelitian………..……….. ..

(6)

F. Garis-garis Besar Isi Tesis………

13

BAB II LANDASAN TEORI

A. Komunikasi Pembangunan Dalam Pengembangan Pariwisata………….

15

1. Pengertian Komunikasi Pembangunan...

16

2. Konsep Komunikasi Pembangunan ... 21

3. Per kembangan Ilmu Komunikasi Pembangunan...

22

4. Teori Difusi dan Inovasi Dalam Komunikasi Pembangunan 26

B. Komunikasi Pembangunan Dalam pengembangan Pariwisata

Masyarakat Islami...

30

1. Pengembangan Pariwisata Islami...

35

2. Ciri-ciri Pembangunan Pariwisata Islami…...

37

3. Unsur-Unsur Pokok Perencanaan Dalam Komunikasi

Pembangunan...

38

4. Proses dan Siklus Perencanaan Pembangunan

Pariwisata Islami………...

(7)

C. Kajian Islam Terhadap Pengembangan Pariwisata Islami...

43

1. Pembangunan Pariwisata dan Pelaksanaan Syariat Islam....

47

2. Pengembangan Pariwisata Masyarakat...

50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………..

58

A.Pendekatan Penelitian...

58

B.Sumber Data Penelitian... 59

C.Teknik Pengumpulan Data... 59

D.Teknik Analisis Data... 62

E. Teknik Keabsahan Data... 63

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN...

65

A.Gambaran Umum Tentang Lokasi Penelitian………

65

B.Implementasi Komunikasi Pembangunan Dalam

Pengembangan Pariwisata Islami di Kota Lhokseumawe...

77

C.Faktor Penghambat dan Pendukung Pengembangan

Pariwisata Islami di Kota Lhokseumawe……….

91

D.Pembahasan………..

(8)

BAB V PENUTUP……….

103

A. Kesimpulan………

103

B. Saran ……….

105

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setelah sekian lama hidup dalam penuh ketakutan serta perang yang tiada

hentinya, tidak ada rasa kenyamanan bagi masyarakat Aceh. Kondisi ini

mengakhibatkan Aceh tertinggal dalam segala bidang pembangunan, baik itu

pembangunan fisik maupun peningkatan bidang ilmu pengetahuan. Dengan

penandatanganan kesepakatan perjanjian perdamaian antara Republik Indonesia

dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) tepatnya pada tanggal 15 Agustus 2005.

Perjanjian tersebut lebih dikenal dengan MoU Helsinki. Perundingan perdamain

itu menjadi memori tersendiri bagi seluruh masyarakat Aceh hingga sekarang.

Hasil dari penderitaan panjang masyarakat serta do’a dari para rakyat Aceh

hingga membuahkan hasil yang sangat istimewa, yaitu berkembangan ilmu

pengetahuan dalam setiap lapisan masyarakat Aceh yang semakin produktif

adalah hasil positif dari kegagalam pada masa lalu.

Pembangunan semakin terus meningkat akhir-akhir ini, pasca bencana

alam Tsunami melanda Aceh banyak menuai perubahan perkembangan dari

berbagai sektor. Mulai pembangunan fisik hingga pengembangan dibidang ilmu

pengetahuan khususnya ilmu yang bertujuan meningkatkan taraf pemberdayaan

masyarakat yang tidak luput dari pandangan agama dan budaya. Pada umumnya

masyarakat Aceh menganut agama Islam hingga Aceh disebut sebagai Serambi

Mekkah, dan sangat kental dengan adat kebudayaan yang bercorak khas Islam.

Kepribadian masyarakat Aceh yang mandiri, saling bekerja sama serta

persatuan yang tinggi bagai ikatan sapu lidi bersama membangun daerah dari

ketertinggalan pasca konflik. Sehingga membawa Aceh memperoleh otonomi

daerah serta Qanun Wali Nanggroe yang tertulis dalam Undang-Undang

Pemerintahan Aceh (UUPA). Sesuai dengan isi dari (UUPA) yang mulai

diterapkan oleh pemerintah, masyarakat Aceh diberikan kebebesan hak hak

pengelolaan daerah sebagai penambahan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD)

daerah Aceh sendiri.

(10)

Pulau Sumatera merupakan salah satu pulau besar bagian dari negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Terdiri dari sepuluh propinsi dengan

berbagai kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) dan keragaman pesona budaya dan

tidak terlepas pada tuntutan untuk memajukan wilayah melalui pembangunan di

berbagai sektor. Lima tahun terahir (2005-2010) pertumbuhan investasi (asing dan

domestik) di Indonesia mencapai hampir 80% namun pertumbuhan tersebut masih

terkonsentrasi di pulau Jawa. Sementara, hampir 20% lainnya tersebar di

Sumatera dan Kalimantan (BKPM 2010). Padahal, pulau Sumatera dengan

berbagai kekuatan ekonomi telah menjadi penopang bagi kekuatan ekonomi

nasional melalui kontribusi terhadap Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Nasional

sebesar 21,55%.1

Disparitas pertumbuhan investasi yang besar ini telah berdampak pada

rendahnya laju pertumbuhan ekonomi di Sumatera, bila dibandingkan dengan

berbagai potensi SDA yang dimiliki. Dengan demikian, perlu dilakukan terobosan

dan gerakan bersama melalui Forum Rapat Kerja Gubernur Rakorgub

se-Sumatera dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait, seperti pengusaha,

anggota DPR/DPD RI Kaukus Sumatera untuk mendorong percepatan

pertumbuhan investasi di Sumatera. Melalui kebijakan transformasi kekayaan

SDA comparative advantages menuju kekayaan yang berkelanjutan dan berdaya

saing comparative advantages serta perumusan kebijakan insentif fisikal untuk

menstimulasi pertumbuhan investasi di Pulau Sumatera khususnya di Kota

Lhokseumawe .

Kemajuan industri pariwisata di dunia umumnya dan di Indonesia

khususnya telah berkembang semakin pesat. Perkembangan industri tersebut tidak

hanya berdampak pada peningkatan penerimaan devisa negara, juga telah mampu

memperluas kesempatan berusaha dan menciptakan lapangan pekerjaan baru bagi

masyarakat dalam rangka mengurangi pengangguran di daerah. Industri

pariwisata diberbagai wilayah di Indonesia, khususnya Pulau Sumatera juga sudah

mulai bangkit dan berperan dalam mendukung upaya pemeliharaan dan penguatan

1

(11)

nilai-nilai sosial budaya serta membangun kesadaran masyarakat terhadap upaya

konservasi lingkungan.

Pulau Sumatera dalam Bahasa Sanskerta disebut (Swarnadwipa) atau

“tanah emas” adalah salah satu pulau terluas di Indonesia yang memiliki karakter

alam yang menarik dan keragaman potensi wisata alam dan budaya. Pulau yang

memiliki luas sekitar 473.606 km persegi sudah seharusnya menjadi daerah tujuan

wisata unggulan bagi wisatawan baik lokal dan mancanegara. Beberapa objek

wisata yang menjadi unggulan seperti Danau toba di Sumatera Utara dan Taman

Nasional Gunung Leuser, Pulau Sabang, pantai Lhok nga di Aceh.

Untuk melanjutkan pariwisata Pulau Sumatera sebagai daerah tujuan

wisata internasional, perlu dirancang sebuah strategi pembangunan industri

pariwisata yang bersifat terpadu dan menyeluruh. Melalui Grand Design

pengembangan pariwisata sumatera yang didukung dengan konsistensi anggaran

dan sumberdaya manusia. Pembuatan grand design tersebut perlu melibatkan

peran serta dan kerjasama Pemerintah Provinsi, pelaku industri pariwisata dan

tokoh masyarakat se-Sumatera melalui prinsip cooperative marketing mencakup

databes potensi pariwisata. Promosi dan pemasaran objek dan daya tarik wisata

“travel pattern”, kampanye “Visit Sumatera Year”, Sumatera Calender Of Event, Sumatera Expo dan Sumatera Joint Promotion dalam dan luar negeri

pengembangan SDM bidang pariwisata.

Penciptaan Branding Image sebagai icon atau lambang persatuan

pariwisata Sumatera juga penting untuk memperkenalkan dan membangun

pencitraan positif tentang periwisata Sumatera. Dengan berbagai keistimewaan,

keunikan dan perbedaan, baik dari aspek alam, budaya, masyarakat, makanan dan

bahasa. Kita sering mendengar branding pariwisata, seperti Malaysia Truly Asia ,

Amazing Thailand atau Wonderful Indonesia.

Bagaimana dengan branding wisata Sumatera dengan berbagai latar

belakang budaya dan karakteristik daerahnya yang unik, apakah branding

Sumatera dengan Exotic Sumatera, Beatiful Sumatera atau Unforgetable

Sumatera bagaimana dengan icon atau logonya. Mungkin saja mengambil latar

(12)

Gajah Sumatera, Museum Tsunami Aceh, Tanah Gayo Leuser (TNGL) bisa saja

dijadikan sebagai sebuah lambang.

Sebuah branding image yang diciptakan harus mengandung nilai-nilai

historical yang kuat, penuh filosofi dan mencerminkan karakter daerah setempat.

Semua ini dapat dilakukan dengan melibatkan peran tenaga ahli dengan

memperhatikan sepenuhnya latar belakang daerah di Sumatera yang bersifat

kekinian dan memiliki nilai tambah, sekaligus dirancang secara kreatif dan

inovatif melalui prinsip marketing.

Sebagai aplikasi dari UU No. 32 tahun 2004 tentang kepariwisataan,

memberikan peluang bagi setiap Pemerintah Kabupaten dan Kota di Indonesia

untuk merencanakan dan mengelola pembangunan daerahnya sendiri. Tuntutan

bagi partisipasi aktif masyarakat dalam proses pembangunan dari perencanaan,

pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Masyarakat sebagai komponen utama

dalam pembangunan pariwisata berbasis masyarakat mempunyai peran penting

dalam menunjang pembangunan pariwisata.

Setiap daerah berhak untuk mengembangkan potensi lokal yang bersumber

dari alam, sosial budaya atau ekonomi masyarakat. UU No 9 Tahun 1990 tentang

kepariwisataan menyatakan “bahwa masyarakat memiliki kesempatan yang sama

dan seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan kepariwisataan”.2 Peran serta masyarakat dalam memelihara sumber daya alam dan budaya yang

dimiliki merupakan andil yang besar dan berpotensi menjadi daya tarik

wisatawan.

Disisi lain Aceh lebih punya potensi untuk mengelola segala jenis sumber

daya alam untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD), salah satunya

yaitu pengelolaan objek pariwasata yang bisa dikembangkan dan tidak terlepas

dari peran serta masyarakat, guna meminimalisir angka pengangguran serta

peningkatan taraf ekonomi masyarakat. Pemamfaatan potensi cagar budaya serta

pengembangan masyarakat sangat mendukung lajunya pembangunan suatu

daerah.

2

(13)

Pengembangan potensi wisata alam dan kebudayaan dalam perspektif

kemandirian lokal merupakan perwujudan interkoneksitas dalam tatanan

masyarakat yang dilakukan secara mandiri oleh tatanan itu sendiri. Guna

meningkatkan kualitas tatanan dengan tetap memelihara kelestarian alam dan

nilai-nilai budaya lokal, serta obyek wisata alam dan wisata budaya yang ada

dalam suatu daerah tertentu. Selama ini pengembangan pariwisata daerah

ditujukan untuk mengembangkan potensi lokal yang bersumber dari alam, sosial

budaya ataupun ekonomi guna memberikan kontribusi bagi pemerintah daerah,

sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut

di atas, saat ini perencanaan pengembangan pariwisata menggunakan community

approach atau community based development. Tidak terlepas dari konsep yang

diperankan oleh komunikasi pembangunan Islam dimana peningkatan taraf

komunikasi dalam membangun kembali khasanah ke-Islaman yang lebih efektif

dalam tatatanan masayarakat sosial saat ini. Konsep ini sangat cocok untuk

diterapkan di Aceh, Mengingat rencana pemerintah Aceh saat ini yang sedang

menggagas pelaksanaan Syariat Islam di Aceh secara kaffah.

Laju perkembangan pembangunan di Aceh pasca konflik dan tsunami

terus berkembang pesat, baik infrastruktur maupun manajemen pemerintahan

terus mengalami perubahan banyak perubahan yang signifikan di Aceh masa

sekarang ini. Pertumbuhan pembangunan Aceh ini tidak terlepas dari dukungan

masyarakat Aceh khususnya yang senantiasa menjaga perdamaian Aceh, serta

peran pemerintah pusat yang memberikan konstribusi pembahagian hasil migas

yang lebih dibandingkan pada masa orde baru maupun masa reformasi dulu. Saat

ini PAD Aceh masih sangat terfokus dengan dan migas. Contohnya, hampir dari

50% dari ABPD Kota Lhokseumawe bersumber dari biaya pajak restribusi PT.

ARUN sebagai salah satu pabrik pengeboran minyak yang sudah beroperasi

semenjak 1974, namun dalam waktu dekat ini, diperkirakan 2014 nantinya

PT.Arun akan angkat kaki dari Aceh dan tidak ada lagi restribusi pajak yang

disumbangkan untuk APBD Kota Lhokseumawe.3

3

(14)

Pemerintah melalui kementerian terkait beserta jajarannya, seperti

Kemenkue Republik Indonesia, Kemenbudpar RI, Kementerian PU, Bappenas,

perlu terlibat langsung sesuai dengan fungsi dan kewenangan yang dimiliki dalam

rangka mendukung kemajuan Sumatera masa depan melalui rencana aksi bertahap

jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.

Berangkat dari permasalahan diatas pemerintah Kota Lhokseumawe mulai

berpikir kritis guna mengantispasi permasalahan tersebut sejak dini, sektor mana

yang akan diangkat untuk penyumbang utama dalam rangka pemenuhan

kebutuhan APBD di daerah Kota Lhokseumawe. Hanya dari objek pariwisata

yang bisa diandalkan sebagai penghasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) guna

memenuhi kebutuhan pembiayaan daerah nantinya pasca peninggalan PT. Arun.

Wujud upaya serta kesadaran masyarakat dalam pengelolaan objek wisata ini

yang akan menjadi penyumbang utama. Maka dari itu pemerintah Kota

Lhokseumawe mewacanakan pengembangan objek wisata di Kota Lhokseumawe

dengan berbasiskan masyarakat yang ada di sekitar Kota Lhokseumawe. Selain

pengembangan objek wisata program ini juga dinilai dapat mengurangi angka

pengangguran di Kota Lhokseumawe.

Sebagai komponen utama dalam pariwisata berbasis masyarakat,

masyarakat lokal mempunyai peran yang sangat penting dalam menunjang

pembangunan pariwisata. Peran serta warga lokal dalam memelihara sumber daya

alam dan budaya yang dimiliki merupakan andil yang besar dan berpotensi

menjadi daya tarik wisatawan. Intinya pembangunan pariwisata dalam

mengimplementasikan ketiga prinsip tersebut akan sulit terwujud ketika

masyarakat setempat merasa diabaikan, hanya sebagai objek, serta merasa

terancam oleh kegiatan pariwisata di daerah Kota Lhokseumawe.

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan unsur-unsur diatas, maka kata

kunci dari pembangunan pariwisata, khusunya di Kota Lhokseumawe adalah

bagaimana membangun partisipasi masyarakat sehingga peduli dengan dunia

pariwisata. Masyarakat dilibatkan dalam perencanaan pengembangan pariwisata

(15)

masyarakat. Tantangan serta peluang yang dihadapi dengan menggunakan

sumberdaya lokal atas prinsip pemberdayaan masyarakat.

Selanjutnya proses pemandirian masyarakat yang bertujuan meningkatkan

serta mensejahterakan taraf hidup masyarakat tidak terlepas dari dukungan

pemerintah yang selalu memberi dukungan penuh dalam pelaksanaan ini. Menurut

penulis objek wisata sangat cocok untuk dijadikan sebagi pilot proyek dari

pengembangan yang berbasis masyarakat sebelum pemerintah mengupayakan

pengembangan dari sektor lain, misalnya peningkatan commudity pertanian,

pembudidayaan ikan. Berangkat kepada proses pemandirian masyarakat maka

lahirlah program dari Pemerintah Kota Lhokseumawe untuk membuat objek

wisata yang dikelola lansung oleh masyarakat yang berada di wilayah sekitar

objek wisata tersebut, namun tetap memperhatikan nilai-nilai khas budaya

keagamaan dan menjujung tinggi adat istiadat di daerah tersebut.

Untuk saat ini Kota Lhokseumawe sedang mengembangkan tiga lokasi

objek wisata yang mempunyai nilai khas dan panorama tersendiri antara lain :

objek wisata waduk raksasa Moen Geudong. Baru saja selesai dikerjakan pada

tahun 2009, sehingga mengantarkan Kota Lhokseumawe memperoleh gelar

anugerah Adipura pada tahun 2010 Oleh Bapak Presiden Susilo Bambang

Yudhyono. Objek pariwisata pantai Ujong Blang yang menperlihatkan panorama

keindahan laut selat Malaka, lokasi ini sudah jauh hari sebelumnya menjadi objek

wisata masyarakat lokal, pendatang bahkan turis mancanegara sering berkunjung

ke daerah ini.

Satu lagi objek yang sangat menarik dan mempunyai nilai sejarah

perjuangan kemerdekaan yaitu benteng peninggalan Jepang di masa penjajahan

dulu, benteng ini masih berdiri kokoh serta mempunyai terowongan bawah tanah

yang jauhnya diperkirakan 5 (lima) KM dan tembus ke pesisir pantai. Benteng ini

terletak di bukit daerah desa Blang Payang Kecamatan Muara Satu Kota

Lhokseumawe. Inilah yang menjadi objek wisata andalan di Kota Lhokseumawe

dan tidak luput pula peran kebudayaan yang siap mendukung proses

(16)

Usaha-usaha pengembangan pariwisata yang berorientasi pada

masyarakat lokal masih minim, Hal ini dikarenakan masyarakat tidak memiliki

kemampuan secara finansial dan keahlian yang berkualitas untuk mengelolanya

atau terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata yang berbasiskan alam dan

budaya. Sehingga perlunya partisipasi aktif masyarakat untuk menjadi tuan rumah

yang baik, menyediakan sesuatu yang terbaik sesuai kemampuan, ikut menjaga

keamanan, ketentraman, keindahan dan kebersihan lingkungan, memberikan

kenangan dan kesan yang baik bagi wisatawan dalam rangka mendukung

program sapta pesona. Menanamkan kesadaran masyarakat dalam rangka

pengembangan desa wisata.

Bentuk pemandirian masyarakat inilah yang seharusnya dijalankan

diseluruh pelosok nusantara bukan hanya saja di Kota Lhokseumawe, kegiatan

pengelolaan tempat objek wisata sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah

karena banyak sekali sisi posistif dari pelaksanaan pariwisata berbasis masyarakat.

Pertama Dalam proses pelaksanaan wisata Indonesia dapat memperkenalkan

corak dan khas budaya asli Indonesia atau suatu daerah tertentu, bila hal ini

dilakukan oleh masyarakat lokal. Kedua dapat menjadi objek penambahan PAD di

suatu daerah tertentu. Ketiga dapat mengurangi angka pengangguran di suatu

kawasan tertentu.

Berangkat dari paparan latar belakang penulis berencana menyelesaikan

sebuah penelitian yang berjudul Implementasi Komunikasi Pembangunan Dalam Pengembangan Pariwisata Islami di Kota Lhokseumawe.

B. Rumusan Masalah

Dari paparan latar belakang masalah di atas, yang menjadi permasalahan

pokok dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana Implementasi Komunikasi Pembangunan Dalam

Pengembangan Pariwisata Islami Di Kota Lhokseumawe?

2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung pengembangan

(17)

C. Batasan Istilah

Dalam setiap penelitiaan ada hal yang tak pernah luput dari seorang

peneliti yaitu batasan istilah yang ada dalam penelitian tersebut, lebih mudah bagi

si peneliti untuk membahas penelitiannya. Untuk menghindari kesalah pahaman

bagi para pembaca dalam memahami isi tesis ini, maka perlu dijelaskan istilah

-istilah penting yang terdapat dalam judul, diantaranya sebagai berikut:

1. Implementasi Komunikasi Pembangunan

Implementasi secara etimologi artinya pelaksanaan. Sedangkan secara terminologi implementasi artinya melakukan sesuatu untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.4

Untuk mengetahui arti dari kedua komponen kata tersebut oleh penulis mengutip dari beberapa pendapat tentang komunikasi pembangunan. Kata komunikasi berasal dari bahasa Latin communis artinya sama, communico,

communication, atau communicare yang berarti membuat sama (to make common). Secara bahasa komunikasi mengharapkan suatu pikiran, makna, atau pesan dianut secara sama.5

Jika ingin membicarakan definisi pembangunan, dalam berbagai tulisan kata pembangunan selalu dikaitkan dengan istilah modernisasi, perubahan sosial, industrialisasi, westernisasi, pertumbuhan (growth) dan evolusi sosio-kultural.6 Rogers mengartikan pembangunan sebagai proses-proses yang terjadi pada level atau tingkatan sistem sosial, sedangkan modernisasi menunjuk pada proses yang terjadi pada level individu. Yang paling sering, kalaupun kedua istilah itu dibedakan, maka pembangunan dimaksudkan yang terjadi pada bidang ekonomi atau lebih mencakup seluruh proses yang analog dan seiring dengan itu, dalam masyarakat secara keseluruhan.7

Selain itu, menurut Kleinjans pembangunan bukanlah soal teknologi,

tetapi pencapaian pengetahuan dan ketrampilan baru, tumbuhnya suatu kesadaran

baru, perluasan wawasan manusia, meningkatnya semangat kemanusiaan dan

suntikan kepercayaan diri. Pengertian yang lain adalah “Development is a process

4

Poerwadarminta Dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), h. 377

5

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h. 41

6

Zulkarnaen Nasution, Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya

(Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2002), h. 81

7

(18)

through which the quality of life of the people is improved: spiritual and material

terms: with/without ouxider’s assistance. 8Jika diterjemahkan artinya mendekati sebagai berikut: pembangunanadalah proses untuk meningkatkan taraf hidup atau

kesejahteraan sosial dan ekonomi, yang dilaksanakan oleh masyarakat sendiri

dengan atau tanpa bantuan dari pihak luar. Proses peningkatan taraf hidup atau

kesejahteraan sosial dan ekonomi tersebut diukur dari norma yang dianut oleh

masyarakat setempat. Kalau pembangunan tersebut dilakukan oleh masyarakat

sendiri, maka perlu adanya partisipasi. Tanpa partisipasi, maka pembangunan

tidak akan berjalan .

Tehrenian mengartikan istilah kemajuan (progress), pembangunan

(development) dan modernisasi sebagai suatu fenomena historis yang sama, yaitu

suatu tradisi dari masyarakat agraris kemasyarakatan industrial. Arjomand

berpendapat suatu konsep pembangunan menunjukkan bias evolusioner.

Sedangkan Berger memandang modernisasi sebagai suatu rangkaian fenomena

historis yang jauh lebih spesifik yang diasosiasikan dengan tumbuhnya

masyarakat-masyarakat industrial.9

Berdasarkan berbagai pemikiran yang dikemukakan para ahli komunikasi, menyimpulkan bahwa “Komunikasi pembangunan merupakan proses penyebaran informasi, penerangan, pendidikan dan keterampilan, rekayasa sosial dan perubahan perilaku. Komunikasi pembangunan dipandang sebagai proses psikologis, proses sebagai tindakan komunikasi yang

berkesinambungan, terarah, dan bertujuan. Proses ini berhubungan dengan aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental, dalam melakukan perubahan. Kredibilitas sumber, isi pesan dan saluran komunikasi sangat berpengaruh dan menentukan perubahan perilaku.”10

Kedua pengertian di atas merupakan acuan dari komunikasi pembangunan

pada umumnya. Sedangkan konsep komunikasi pembangunan khas Indonesia

dapat didefinisikan sebagi berikut: Komunikasi pembangunan adalah proses

penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada khalayak guna

mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka meningkatkan

8

Harold rogers dalam, Zulkarnaen Nasution, Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya (Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2002), h. 46

9

Zulkarnaen Nasution, Komunikasi Pembangunan: Pengenalan Teori dan Penerapannya

(Jakarta: Raja Grapindo Persada, 2002), h. 82

10

(19)

kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam keselarasannya dirasakan

secara merata oleh seluruh rakyat”.11

2. Pariwisata Islami

Dalam bahasa Inggris wisata disebut dengan “tour” yang berarti berdarma wisata dan berjalan-jalan melihat pemandangan. Sedangkan secara etimologis pariwisata berasal dari bahasa Sangsekerta yaitu kata “pari” yang berarti halus, maksudnya mempunyai tatakrama tinggi dan “wisata” yang berarti kunjungan atau perjalanan untuk melihat secara bertatakarama tinggi.12

dalam UU Kepariwisataan No. 10/2009, pariwisata adalah berbagai macam

kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Wisatawan sendiri adalah

orang yang melakukan wisata. Oleh Komisi PBB disederhanakan sebagai setiap orang

yang datang ke suatu negara karena alasan lain untuk tujuan berimigrasi dan yang

tinggal paling sedikit 24 jam dan paling lama 6 bulan dalam setahun . Jadi dapat

disimpulkan bahwa Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk

melihat-lihat suatu keindahan alam dengan tujuan mencari suatu kesenangan dengan

bertatakrama yang baik.

Pariwisata Islami diartikan “perbedaan halus atau warna yang sedikit berbeda

seperti biasanya” sedangkan Islami adalah “ajaran agama islam” penulis

menyimpulkan bahwa masyarakat Islami adalah suatu keadaan masyarakat atau situasi berlangsung sesuai dengan ketentuan dan ajaran yang dianjurkan dalam Islam yang telah di tetapkan baik tingkah laku, perbuatan maupun perkataan.

Pariwisata Islami dapat diartikan penyesuaian dengan konteks pelaksanaan

syariat Islam. Konsep ini terkait dengan harapan agar daerah wisata terbebas dari

alkohol, judi, diskotik, zina, makanan dijamin halal, busana Islami, pemisahan laki-laki

dan perempuan pada area sort dan fitness, tersedia mushalla disetiap lokasi wisata,

pengelolaan wisata yang dibiayai dengan sistem syariat, atraksi Islami, membentuk

masyarakat pariwisata Islami, pusat makanan dan restoran yang memiliki kepastian

halal, kerajinan cenderamata yang Islami, dan sebagainya.13

11

Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya : 2005), h. 92.

12Inu Kencana “yafi’I,

Pengantar Ilmu Pariwisata, ( Bandung: Mandar Maju : 2009), h. 15

13

(20)

D. Tujuan Penelitian

Sementara tujuan dari penelitian proposal tesis ini, adalah :

1. Untuk menganalisis implementasi komunikasi pembangunan dalam

pengembangan pariwisata Islami di Kota Lhokseumawe.

2. Untuk menganalisis faktor penghambat dan pendukung pengembangan

pariwisata Islami di Kota Lhokseumawe.

E. Mamfaat Penelitian

Dengan penelitian ini, diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dalam pengembangan wisata yang ada di Kota Lhokseumawe kepada

masyarakat untuk bisa memanfaatkan potensi alam yang ada, mengkaji, memahami dan melaksanakan teori komunikasi pembangunan dalam praktek pengembangan pariwisata Islami. Di samping itu sebagai masukan kepada pemerintah Kota Lhokseumawe dalam pengelolaan objek wisata guna meningkatkan pendapatan daerah serta tidak memarginalkan penduduk setempat. Serta peningkatan wawasan ilmu pengetahuan baik dikalangan akademisi, pengusaha dan masyarakat umum lainnya serta masyarakat Kota Lhokseumawe khususnya. Penelitian akan lebih berguna manakala Kota Lhoksemawe yang notabane sebagai bagian dari kawasan Nanggroe Aceh Darussalam, di mana pemerintah daerah mempunyai potensi keindahan alam, sejarah besar kemerdekaan dijadikan sebagai objek wisata Islami, hingga Kota Lhokseumawe yang dulunya dikenal sebagai kota petro dolar kini berubah menjadi bandar pariwisata Islam . Setidaknya penelitian ini menjadi masukan-masukan tambahan karena langsung bersumber dari masyarakat itu sendiri.

Ada dua hal yang sangat berguna dari penelitian ini, pertama; manfaat keilmuan (teoritis), yakni penelitian ini akan memberikan masukan terhadap pemerintah dalam pengelolaan pariwisata yang berbasis masyarakat Islami. Kedua ; manfaat praktis, yakni penelitian ini akan memberi manfaat yang penting tentang metode-metode yang efektif, di mana pemerintah daerah dapat menerapkan nilai-nilai hukum Islam secara konsekwen kedalam

masyarakatnya.

F. Garis Besar Isi Tesis

Untuk mengarahkan penelitian ini, maka perlu disusun garis besar isi tesis yang terdiri dari bab dan sub-sub bab, yaitu :

(21)

Bab kedua memaparkan implementasi komunikasi pembangunan dalam pembangunan objek wisata yang berbasis masyarakat yang bernuansa Islami , di antaranya memaparkan : implemensi komunikasi pembangunan objek wisata berbasis masyarakat Islami.

Bab ketiga, pembahasan mengenai Metode dan Teknik Penelitian, yang

akan menguraikan tentang; tempat dan waktu penelitian, metode dan pendekatan

penelitian, sumber data dan objek penelitian, teknik analisis data penelitian.

Bab empat merupakan uraian tentang temuan/hasil penelitian. Pada bab ini

akan diuraikan; apa saja yang bisa dilakukan dengan diterapkannya komunikasi

pembangunan dalam peningkatan pariwisata berbasis masyarakat yang bernuansa

islami, serta hambatan dan kemudahannya dalam proses pengembangan

pariwasata di Kota Lhokseumawe.

Bab kelima, yaitu penutup terdiri dari kesimpulan dan saran saran.

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Komunikasi Pembangunan Dalam Pengembangan Pariwisata

Komunikasi pada dasarnya dapat terjadi dalam berbagai konteks

kehidupan manusia. Peristiwa komunikasi tidak saja berlangsung dalam

kehidupan manusia namun komunikasi juga terjadi dalam kehidupan mahkluk

hidup lainnya, namun yang lebih dikaji dalam ilmu komunikasi adalah

komunikasi yang terjalin antara manusia dengan manusia (human

communication). Ilmu komunikasi adalah merupakan ilmu pengetahuan sosial

yang bersifat multidisipliner, artinya pendekatan yang digunakan dalam ilmu

komunikasi berasal dan berkolerasi dengan berbagai bidang keilmuan lainnya

seperti, linguistik, politik, sosiologi, psikologi, antropologi, dan ekonomi.

Disebabkan objek kajian materialnya sama dengan ilmu sosial lainnya, ilmu

(22)

yang dilandasi oleh ilmu-ilmu dasar serta perkembangan landasan ilmu

komunikasi itu sendiri.14

Pasca Perang Dunia ke- II: Keprihatinan terhadap kondisi negara-negara

yang menjadi korban perang. Keterpurukan, keterbelakangan, kemiskinan,

ketidakberdayaan harus segera ditanggulangi Penghujung era 60-an ide

pemikiran untuk membangun kehancuran akibat perang dunia kedua.

Diperkenalkannya konsep komunikasi pembangunan. Adapun konsep

komunikasi pembangunan berasal dari teori komunikasi digunakan untuk

menjembatani arus informasi baru dari pemerintah ke masyarakat atau sebaliknya,

yaitu dari masyarakat kepada pemerintah untuk kemudian kembali kepada

masyarakat itu sendiri. Teori komunikasi pembangunan digunakan sebagai

karakteristik bentuk perubahan yang diinginkan secara terarah dan progresif dari

satu kondisi ke kondisi lain, atau dari satu keadaan menuju keadaan yang lebih

baik secara filosofis. Konsep komunikasi pembangunan diantaranya meliputi

jurnalisme pembangunan, komunikasi penunjang pembangunan, dan komunikasi

pembangunan.

1. Pengertian Komunikasi Pembangunan

Komunikasi pembangunan merupakan sebuah ilmu baru dalam khasanah

ilmu komunikasi yang semakin berkembang pesat pada akhir darsa warsa ini. Laju

arus komunikasi terus mengarah pada pembangunan suatu baik itu daerah

tertinggal ataupun pembangunan daerah berkembang kepada daerah maju. Pada

dasarnya komunikasi pembangunan merupakan ilmu yang secara Teoretis: lahir

dari hasil sintetis, koreksi dan transformasi secara ilmiah dan alamiah. Secara

praktis komunikasi pembangunan merupakan tuntutan dan respon dari proses

pencarian model pembangunan yang menginginkan perubahan dalam masyarakat

dan negara bahkan dunia.15

14

Rohajat Harun, Komunikasi Pembangunan dan Perubahan Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo 2011) , h. 16

15

(23)

Biersted dalam ilmu komunikasi teori dan praktek mengemukakan, dalam

menyusun ilmu, menganggap jurnalistik sebagai ilmu dalam hal ini adalah ilmu

terapan. Hal ini tidak mengherankan, karena pada tahun ia menulis bukunya itu

nyakni pada tahun 1457, journalism di Amerika Serikat sudah berkembang

menjadi ilmu science dan bukan sekedar pengetahuan (knowledge). Oleh sebab

itulah di Amerika Serikat muncul communication science atau lebih akrab lagi

disebut communicolog.

Komunikasi pembangunan dapat dilihat dalam arti yang luas dan terbatas.

Dalam arti yang luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi

komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di

antara semua pihak yang terlibat dalam usaha pembangunan; terutama antara

masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian

pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan. Sedang dalam arti sempit,

komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara, serta teknik

penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang

berasal dari pihak yang menggerakkan pembangunan dan ditujukan kepada

masyarakat luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang dituju dapat

memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan

yang disampaikan.

Dalam penyelenggaraan pembangunan, diperlukan suatu sistem

komunikasi agar terjalin komunikasi efektif dan memiliki makna yang mampu

mengarahkan pencapaian tujuan pembangunan. Hal itu perlu sekali dilakukan

karena proses pembangunan melibatkan berbagai elemen masyarakat. Komunikasi

pembangunan ini harus mengedepankan sikap aspiratif, konsultatif dan

relationship. Karena pembangunan tidak akan berjalan dengan optimal tanpa

adanya hubungan sinergis antara pelaku dan obyek pembangunan. Apalagi proses

pembangunan ke depan cenderung akan semakin mengurangi peran pemerintah,

seiring semakin besarnya peran masyarakat.

Konsep komunikasi pembangunan sangat membuka peluang untuk

mendorong komunikasi intensif melalui dialog dengan kelompok-kelompok

(24)

publik sebelum diputuskan. Berbagai kelompok yang perlu dilibatkan dalam

kemitraan antara lain Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),

pers dan berbagai elemen pendukung pembangunan lainnya. Agar komunikasi

pembangunan berjalan dengan efektif, maka diperlukan suatu pusat komunikasi

yang menjadi rujukan dari pelaku-pelaku pembangunan maupun pihak-pihak yang

berkompeten dalam penyelenggaraan pembangunan untuk memperoleh informasi

dan koordinasi pembangunan secara terpadu.

Dari uraian di atas maka penulis mengemukakan pengertian komunikasi

pembangunan secara lebih jelasnya lagi, Komunikasi pembangunan sebagai suatu

strategi yang menekankan pada perlunya sosialisasi pembangunan kepada para

pelaku pembangunan daerah dan masyarakat secara umum melalui berbagai

media strategis. Penggunaan media-media strategis tersebut sangat disesuaikan

dengan karakteristik khalayak sasaran yang berkepentingan dengan informasi

pembangunan. Suatu cabang teori atau praktek komunikasi yang mempunyai

kaitan dengan penerapan pengertian yang mendalam dari teori komunikasi untuk

menunjuk permasalahan pengembangan dan modernisasi. Tujuannya yaitu

menemukan strategi untuk mengerahkan orang-orang dan sebagai konsekwensi

sumber daya, untuk tujuan pengembangan (The Free Encyclopedia. Development

Communication).

Proses penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok orang kepada

khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka

meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah, yang dalam

keselarasannya dirasakan secara merata oleh seluruh rakyat. Suatu wilayah yang

luas untuk menemukan pendekatan dari seseorang kepada khalayak dari berbagai

ideologi dengan pendekatan metodologis, dengan menggarisbawahi pentingnya

penekanan interaktif dan proses partisipasi untuk perluasan informasi dari

masyarakat yang sedang berproses. Charles Berger menjelaskan proses yang

dilalui individu dalam merencanakan perilaku komunikasi mereka, kajian dari

perencanaan merupakan hiasan dari ilmu kognitif.16

16

(25)

Komunikasi yang berdampak langsung pada hal-hal yang berkaitan

dengan pembangunan untuk mencapai tujuan-tujuan dalam pembangunan itu

Usaha-usaha terorganisir menggunakan proses komunikasi dan media untuk

membawa kemajuan sosial dan ekonomi, umumnya di negara-negara

berkembang. Usaha yang terorganisir untuk mengunakan proses komunikasi dan

media dalam meningkatkan taraf sosial dan ekonomi, yang secara umum

berlangsung dalam negara sedang berkembang. Berdasarkan pandangan dan

kenyataan yang berkembang, dapat dirangkum dalam dua perspektif pengertian

komunikasi pembangunan:

1. Dalam arti luas

Melibatkan masalah yang luas: komunikasi politik, komunikasi

sosial-budaya, dan kebijakan komunikasi. Komunikasi pembangunan dalam arti luas

meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan

secara timbal balik di antara masyarakat dan pemerintah, mulai dari proses

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan.

2. Dalam arti sempit

Dalam arti sempit pengertian komunikasi pembangunan adalah segala

upaya, cara dan teknik penyampaian gagasan dan keterampilan pembangunan

yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan kepada masyarakat

yang menjadi sasaran, agar dapat memahami, menerima dan berpartisipasi dalam

pembangunan. Dalam konteks ini komunikasi pembangunan dilihat sebagai

rangkaian usaha mengomunikasikan pembangunan kepada masyarakat, agar

mereka ikut serta dalam memperoleh manfaat dari kegiatan pembangunan yang

dilaksanakan oleh suatu bangsa. Usaha tersebut mencakup studi, analisis,

promosi, evaluasi, dan teknologi komunikasi untuk seluruh sektor pembangunan.

Pengertian ini tercermin dalam sejumlah kegiatan sistematis yang dilakukan oleh

berbagai badan, dan lembaga yang bersifat lokal, nasional maupun internasional

dalam menyebarkan gagasan pembangunan kepada khalayak ramai. Komunikasi

(26)

berbagai disiplin ilmu: desain instruksional, jurnalisme, periklanan, pemasaran,

teknik, psikologi, antropologi, teater dan seni visual untuk memproduksi program

komunikasi.

Proses komunikasi tertua dalam sejarah peradaban manusia di dunia ini,

dan sejalan dengan perkembangan zaman, bentuk komunikasinya terus

berkembang. Melalui komunikasi manusia saling membentuk pengertian

dengan lingkungannya. Komunikasi juga dapat menumbuhkan persahabatan,

memelihara kasih-sayang, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan

peradaban. Tetapi dengan komunikasi manusia bisa saling bermusuhan, saling

benci, menanamkan perpecahan, bahkan menciptakan peperangan.

Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan dan

politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup

ratusan tahun sebelum Masehi. Akan tetapi studi Aristoteles hanya berkisar pada

retorika dalam lingkungan kecil. Baru pada pertengahan abad ke-20, ketika

dunia dirasakan semakin kecil akibat revolusi industri dan revolusi teknologi

elektronik maka pada abad sekarang menyadari pentingnya komunikasi, untuk

ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge) menjadi ilmu (science).

Komunikasi sangat penting dalam seluruh aspek kehidupan manusia

disadari atau tidak, manusia belajar berkomunikasi sepanjang hidupnya.

Komunikasi dapat menentukan kualitas hidup manusia. Komunikasi erat

kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Komunikasi

begitu esensial bagi manusia, sehingga jika ingin menelaah tentang manusia dan

apa yang dilakukannya, juga harus menoleh pada komunikasi.

Studi komunikasi menjadi penting karena banyak permasalahan yang

timbul akibat komunikasi. Manusia, tidak dapat hidup sendirian, karena secara

kodrati merupakan makhluk sosial, yang juga sekaligus makhluk individu.

Manusia harus hidup bermasyarakat. Komunikasi merupakan sebuah fenomena

pemenuhan kebutuhan manusia, terutama kebutuhan sosialnya, sejak puluhan

ribu tahun lampau. Sebagai sebuah disiplin ilmu sekaligus seni,(mutual

understanding) atau makna bersama antara partisipan komunikasi secara efektif

(27)

komunikasi dibutuhkan oleh semua orang dari berbagai latar belakang kehidupan.

Komunikasi didefinisikan sebagai proses penyampaian suatu pesan dalam

bentuk lambang bermakna sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide,

informasi, kepercayaan, harapan, himbauan, dan sebagainya, yang dilakukan

seseorang kepada orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tak

langsung melalui media, dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, atau

perilaku.17 Dalam konteks kehidupan dan peradaban manusia, komunikasi dalam banyak hal menyebabkan proses sosial, proses budaya, proses pembangunan

bangsa, proses politik yang mengikutsertakan nilai-nilai yang dihayati oleh

individu dan masyarakat sehingga mempersatukan bangsa. Komunikasi dan

pembangunan merupakan dua hal yang penting dalam perkembangan

kehidupan. Keduanya dapat dikatakan sebagai hal yang tidak terelakkan, dan

telah menjadi bagian dari rangkaian agenda aktivitas masyarakat sehari-hari.

2. Konsep Komunikasi Pembangunan

Pada awal abad ke-19, sedikitnya ada tiga perkembangan penting yang

terjadi. Pertama, adalah telepon, telegrap, radio, TV, dan lain-lain. Kedua,

pecahnya Perang Dunia ke-I dan ke-II memberi bentuk dan arah pada bidang

kajian ilmu komunikasi yang terjadi di masa ini. Aspek-aspek yang diteliti

mencakup penggunaan teknologi baru dalam pendidikan formal, keterampilan

komunikasi, strategi komunikasi instruksional, serta (reading) dan (listening).

Sementara di bidang penelitian komunikasi komersial, dampak iklan terhadap

khalayak serta aspek-aspek lainnya yang menyangkut industri media mulai

berkembang sejalan dengan tumbuhnya industri periklanan dan penyiaran

broadcasting.

Jerman dan Perancis, merupakan pusat intelektual terkemuka di dunia.

Periode setelah Perang Dunia ke-II sampai tahun 1960-an disebut sebagai periode

konsolidasi. Karena pada masa ini konsolidasi dari pendekatan ilmu komunikasi

17

(28)

sebagai suatu ilmu pengetahuan sosial bersifat (multidisipliner) mencakup

berbagai ilmu mulai terjadi. Kristalisasi Ilmu Komunikasi ditandai oleh dua hal;

(1) Adanya adopsi perbendaharaan istilah-istilah yang dipakai secara seragam, (2)

Munculnya buku-buku yang membahas tentang pengertian komunikasi telah

menjadi suatu pendekatan yang lintas disipliner dalam arti mencakup berbagai

disiplin ilmu lainnya.

Sedikitnya ada 7 (tujuh) pokok diantaranya; Claude E. Shannon, Norbert

Wiener, Harold Lasswell. ( Institute of communication Research) yang didirikan

Schramm di Illinois pada tahun 1947, merupakan Lembaga Pendidikan Tinggi

Ilmu Komunikasi yang pertama di Amerika Serikat. Sementara itu dua tokoh

lainnya yakni , Claude E. Shannon dan Norbert Wiener disebut sebagai

insinyur-insinyur komunikasi. Istilah (Mass Communication) Komunikasi Masa dan

(Communication Research) Penelitian Komunikasi mulai banyak dipergunakan.

Masuknya bidang studi komunikasi mulai diperjelas dan dibagi dalam

empat bidang tataran komunikasi intrapribadi, komunikasi antar pribadi,

komunikasi kelompok dan organisasi, dan komunikasi macro-sosial serta

komunikasi massa.18 Sejak tahun 1960-an perkembangan ilmu komunikasi semakin kompleks dan mengarah pada spesialisasi. Menurut Rogers (1986)

perkembangan studi komunikasi sebagai suatu disiplin telah mulai memasuki

periode (take off ) tinggal landas sejak tahun 1950. Periode masa sekarang juga

disebut sebagai periode teknologi komunikasi dan informasi. Kemajuan teknologi

komunikasi dan informasi seperti komputer, VCR, TV Cable parabola.

Tumbuhnya industri media yang nampaknya tidak hanya bersifat nasional

tetapi juga regional dan global. Ketergantungan terhadap situasi ekonomi dan

politik global internasional khususnya dalam konteks center (periperhy). Semakin

gencarnya kegiatan pembangunan ekonomi di seluruh negara. Semakin meluasnya

proses demokratisasi ekonomi dan politik. Arus penyebaran dan pemusatan

informasi regional dan global, aspek-aspek politik dan ekonomi informasi,

kompetisi antar industri media, dampak sosial dari teknologi interaktif seperti

18

(29)

komputer, komunikasi manusia mesin, dampak telekomunikasi terhadap

hubungan antar budaya, serta aspek-aspek yang menyangkut manajemen

informasi. Pendekatan disiplin ekonomi mulai diterapkan, karena disadari bahwa

informasi dimasa sekarang ini merupakan yang mempunyai nilai tambah.

3. Perkembangan llmu Komunikasi Pembangunan

Komunikasi pembangunan merupakan disiplin ilmu dan praktikum

komunikasi dalam konteks negara-negara yang sedang berkembang, terutama

komunikasi untuk perubahan sosial yang terencana. Komunikasi pembangunan

bertujuan untuk meningkatkan pembangunan manusia yang berarti menghapuskan

kemiskinan, pengangguran, dan ketidakadilan Quebral dan Gomes dalam

Development of Communication: Some Implications Hal utama yang dilakukan

komunikasi pembangunan; (1) Membuka pemahaman, (2) Wawasan berpikir, (3)

Pengayaan pengetahuan dan keterampilan, (4) Pemberdayaan masyarakat secara

menyeluruh.19

Selanjutnya tiga aspek yang menjadi faktor pendukung komunikasi

pembangunan yang saling berkaitan, (1) Pendekatan yang berfokus pada

pembangunan suatu bangsa, dan bagaimana media massa dapat menyumbang

dalam upaya tersebut. Disini politik dan fungsi-fungsi media massa dalam

pengertian yang umum merupakan objek studi, sekaligus masalah yang

meyangkut struktur organisasional dan kepemilikan, serta kontrol terhadap media.

Untuk studi ini digunakan istilah kebijakan komunikasi dan merupakan

pendekatan yang paling luas dan bersifat umum. (2) Pendekatan yang lebih

spesifik memahami peranan media massa dalam pembangunan nasional. Menurut

pendekatan ini, media massa sebagai pendidik atau guru, dan idenya adalah

bagaimana media massa dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan kepada

masyarakat berbagai keterampilan, dan dalam kondisi tertentu memengaruhi sikap

mental dan perilaku mereka. Persoalan utama pendekatan ini, bagaimana media

dapat dipakai secara efisien untuk mengajarkan pengetahuan tertentu bagi

masyarakat suatu bangsa. (3) Pendekatan yang berorintasi pada perubahan yang

19

(30)

terjadi pada suatu komunitas lokal atau desa. Pendekatan ini berkonsentrasi pada

bagaimana aktivitas komunikasi dapat dipakai dalam menyebarkan ide-ide,

produk dan cara-cara baru di suatu desa atau wilayah.

Pada dasarnya ada tiga komponen utama pendukung suksesnya proses

komunikasi; (1) Komunikator : aparat pemerintah atau masyarakat, (2) Pesan

pembangunan: Program-program pembangunan, (3) Komunikan : masyarakat luas

yang menjadi sasaran (desa/kota). Komunikasi pembangunan merupakan suatu

strategi yang menekankan pada perlunya sosialisasi pembangunan kepada para

pelaku pembangunan berupa penyebaran pesan oleh seseorang atau sekelompok

kepada khalayak guna mengubah sikap, pendapat, dan perilakunya dalam rangka

meningkatkan kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah untuk mencapai tujuan

pembangunan yang manfaatnya dapat dirasakan secara merata oleh seluruh

rakyat.

Dari beberapa pendapat diatas maka dapat ditarik benang merah bahwa

komunikasi pembangunan menganut prinsip-prinsip modernisasi dalam

pembangunan, dengan tidak lagi memposisikan pemerintah lebih tinggi daripada

rakyat yang hanya membentuk pola komunikasi (top down). Karena di negara

yang menganut sistem politik terbuka, sebagaimana yang menjadi tuntutan dan

cita-cita era reformasi ini idealnya memandang rakyat dalam posisi setara.

Pola komunikasi yang relevan adalah bottom up dan horizontall. Dengan

pola tersebut maka proses pembangunan sejak perencanaan dapat dilakukan

secara bersama dengan melibatkan semua pihak baik obyek, pelaku, maupun

fasilitator. Karena dengan adanya komunikasi yang baik maka perbedaan latar

belakang dan kepentingan tidak lagi menjadi penghambat pembangunan.

Komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi sebagai suatu

aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik di antara semua pihak yang

terlibat dalam usaha pembangunan, terutama antara masyarakat dengan

pemerintah. Sejak dari proses perencanaan kemudian pelaksanaan dan penilaian

terhadap pembangunan. Komunikasi pembangunan merupakan segala upaya

dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan

(31)

ditujukan kepada masyarakat luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat

yang dituju dapat memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan

gagasan- gagasan yang disampaikan.

Dalam karyanya, Schramm merumuskan tugas pokok komunikasi pembangunan dalam suatu perubahan sosial dalam rangka pembangunan

nasional, yaitu; (1) Menyampaikan kepada masyarakat, informasi tentang

pembangunan nasional, agar mereka memusatkan perhatian pada kebutuhan

akan perubahan, kesempatan dan cara mengadakan perubahan, sarana-sarana

perubahan, dan membangkitkan aspirasi nasional, (2) Memberikan kesempatan

kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses

pembuatan keputusan, memperluas dialog agar melibatkan semua pihak yang

membuat keputusan mengenai perubahan, memberi kesempatan kepada

para pemimpin masyarakat. Untuk memimpin dan mendengarkan pendapat

rakyat kecil, dan menciptakan arus informasi yang berjalan lancar dari bawah

ke atas, (3) Mendidik tenaga kerja yang diperlukan pembangunan, sejak orang

dewasa, hingga anak-anak, sejak pelajaran baca tulis, hingga keterampilan teknis

yang mengubah hidup masyarakat.20

Media massa menurut Schramm secara sendirian atau bersama lembaga

lain dapat melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut ; (1)Sebagai pemberi

informasi tanpa media massa sangatlah sulit untuk menyampaikan informasi

secara cepat dan tepat waktu seperti yang diharapkan oleh suatu negara yang

sedang membangun. (2) Pembuatan keputusan dalam hal ini media massa

berperan sebagai penunjang karena fungsi ini menuntut adanya

kelompok-kelompok diskusi yang akan membuat keputusan, dan media massa

menyampaikan bahan untuk didiskusikan serta memperjelas masalah yang

sedang diperbincangkan. (3) Sebagai Pendidik. Sebagian dapat dilaksanakan

sendiri oleh media massa, sedangkan bagian yang lainnya dikombinasikan

dengan komunikasi antarpribadi. Misalkan program-program pendidikan luar

sekolah, atau siaran pendidikan. Media massa terdiri dari (1) media cetak, yaitu

20

(32)

surat kabar dan lain sebagainnya, (2) Media elektronik, Yaitu radio siaran, televisi

dan media online (internet). 21

Peran lain bagi media massa menurut Schramm, antara lain; (1) Meluaskan

wawasan masyarakat, (2) Memfokuskan perhatian masyarakat kepada

pembangunan, (3) Meningkatkan aspirasi, (4) Membantu mengubah sikap dan

praktek yang dianut, (5) Memberi masukan untuk saluran komunikasi antar

pribadi, (6) Memberi status, (7) Memperlebar dialog kebijakan, (8)

Menegakkan norma-norma sosial, (9) Membantu membentuk selera, (10)

Mempengaruhi nilai-nilai yang kurang teguh dianut dan menyalurkan sikap

yang lebih kuat.22

Ada beberapa peran yang dapat dilakukan komunikasi pembangunan,

antara lain: (1) Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan

membujukkan nilai-nilai, sikap mental, dan bentuk perilku yang menunjang

modernisasi, (2) Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan

baru, mulai dari baca-tulis ke pertanian, hingga ke keberhasilan lingkungan,

hingga reparasi mobil, (3) Media massa dapat bertindak sebagai pengganda

sumber-sumber daya pengetahuan, (4) Media massa dapat mengantarkan

pengalaman-pengalaman yang seolah-olah dialami sendiri, sehingga

mengurangi biaya psikis yang ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang

mobile, (5) Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan

perangsang untuk bertindak nyata, (6) Komunikasi dapat membantu masyarakat

menemukan norma-norma baru dan keharmonisan dari masa transisi.23

4. Teori Difusi dan Inovasi Dalam Komunikasi Pembangunan

Difusi adalah proses tersebarnya suatu inovasi ke dalam sistem sosial

melalui saluran komunikasi selama periode waktu tertentu. Dalam kaitannya

dengan sistem sosial, difusi juga merupakan suatu jenis perubahan sosial, yaitu

proses terjadinya perubahan struktur dan fungsi dalam suatu sistem sosial. Ketika

21

Elvinaro Ardiandto dkk, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, ( Bandung: Refika Offset, 2009) h. 40

22

Ibid

23

(33)

inovasi baru diciptakan, disebarkan, dan diadopsi atau ditolak anggota sistem

perubaha sosial, maka konsekuensinya yang utama adalah terjadinya perubahan

sosial. Difusi teknologi adalah kegiatan adopsi dan penerapan hasil inovasi secara

lebih intensif oleh penemunya dan pihak-pihak lain dengan tujuan untuk

meningkatkan daya guna potensinya.

Sedangkan inovasi adalah kegiatan penelitian, pengembangan, atau

perekayasaan yang bertujuan mengem-bangkan penerapan praktis nilai dan

konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses

produksi (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang

Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan

dan Teknologi). Difusi inovasi diartikan sebagai suatu proses penyebaran inovasi

dari satu individu kepada individu lainnya dalam suatu sistem sosial yang sama .

Seringkali teori difusi dipandang sebagai suatu proses otonom yang datang

dari langit, yang pasti akan menyebarkan ide-ide tentang peningkatan pendapatan

dan kemakmuran, yang oleh karena itu menjamin pemerataannya di antara

anggota masyarakat.

Difusi inovasi termasuk ke dalam pengertian peran komunikasi secara luas

dalam mengubah masyarakat melalui penyebarserapan ide-ide dan hal-hal yang

baru. Berlangsungnya suatu perubahan sosial, diantaranya disebabkan

diperkenalkannya ataupun dimasukkannya hal-hal, gagasan-gagasan, dan ide-ide

yang baru. Hal-hal baru tersebut dikenal sebagai inovasi.

Komunikasi memiliki peran dalam pelaksanaan pembangunan. Hedebro

dalam Nasution mengidentifikasi tiga aspek komunikasi dan pembangunan yang

berkaitan dengan tingkat analisanya, yaitu ; (1) Pendekatan yang berfokus pada

pembangunan suatu bangsa, dan bagaimana media massa dapat menyumbang

dalam upaya tersebut. Disini politik dan fungsi-fungsi media massa dalam

pengertian yang umum merupakan objek studi, sekaligus masalah-masalah yang

menyangkut struktur organisasional dan pemilikan, serta kontrol terhadap media.

Untuk studi jenis ini, sekarang digunakan istilah kebijakan komunikasi dan

(34)

Pendekatan yang juga dimaksudkan untuk memahami peranan media massa

dalam pembangunan nasional, namun lebih jauh spesifik. Persoalan utama dalam

studi ini adalah bagaimana media dapat dipakai secara efisien, untuk mengajarkan

pengetahuan tertentu bagi masyarakat suatu bangsa, (3) Pendekatan yang

berorientasi kepada perubahan yang terjadi pada suatu komunitas lokal atau desa.

Studi jenis ini mendalami bagaimana aktivitas komunikasi dapat dipakai untuk

mempromosikan penerimaan yang luas akan ide-ide dan produk baru.24

Dari sekian banyak ulasan para ahli mengenai peran komunikasi

pembangunan, peran yang dapat dilakukan komunikasi dalam pembangunan,

yakni; (1) Komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan

membujukkan nilai-nilai, sikap mental, dan bentuk perilaku yang menunjang

modernisasi, (2) Komunikasi dapat mengajarkan keterampilan-keterampilan baru,

mulai dari baca-tulis ke pertanian, hingga ke keberhasilan lingkungan, hingga

reparasi mobil.

Proses perencanaan pembangunan adalah rangkaian kegiatan yang

dilakukan untuk menyusun perencanaan pembangunan yang berlangsung terus

menerus dan saling berkaitan sehingga membentuk suatu siklus perencanaan

pembangunan. Proses perencanaan pembangunan dimulai dari pengumpulan

informasi untuk perencanaan, penganalisasian dan perumusan kebijaksanaan

hingga kegiatan peramalan (forecasting). Untuk lebih lengkapnya, sebagai

berikut:

Media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumber-sumber daya

pengetahuan ; (1) Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman

yang seolah-olah dialami sendiri, sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis

untuk menciptakan kepribadian yang mobile. (2) Komunikasi dapat meningkatkan

aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak nyata (3) Komunikasi dapat

membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan keharmonisan dari

masa transisi, (4) Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk

berpartisipasi dalam pembuatan keputusan di tengah kehidupan masyarakat, (5)

24

(35)

Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang bercirikan

tradisi

Gambar

Tabel 1
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3 Keadaan Geografi Kota Lhokseumawe
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan yang terdapat dalam tradisi tari Seudati masyarakat Kota Lhokseumawe Aceh analisis epistemologi Islam ialah untuk menjadikan sebuah momen dimana

[r]

Berikutnya adalah pemerintahan Sultan Sulaiman Syariful Alamsyah (1866−1946) di mana Kesultanan Serdang melakukan beberapa tindakan strategis karena semakin kuatnya tekanan

Komite madrasah yang merupakan bagian dari stake holder yang ada yang mempunyai andil atau peran dalam memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan di Madrasah

a. Landasan filosofis di mana pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan kurikulum 2013

Pada tahun yang sama 2014, Muhammadar menulis sebuah tesis dengan judul ,” Kedudukan Ulama dan Uleebalang Sebagai Elit Sosial Politik Aceh” 28. Secara umum penelitian ini

isterimu itu mempunyai anak, Maka kamu mendapat seperempat dari harta yang. ditinggalkannya sesudah dipenuhi wasiat yang mereka buat atau

Produktivitas akan tinggi jika ahli waris mempunyai kesadaran dalam menggunakan modal untuk usaha sebanyak 31 orang atau 31.0%.. Adapun