• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENTIFIC INQUIRY AND SCIENCE ISSUES PADA KETERCAPAIAN 3 RANAH HASIL BELAJAR SISWA SMP.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN IPA BERBASIS SCIENTIFIC INQUIRY AND SCIENCE ISSUES PADA KETERCAPAIAN 3 RANAH HASIL BELAJAR SISWA SMP."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

  • Penulis:
    • Tri Handayani
  • Sekolah: SMP N 2 Tempel
  • Mata Pelajaran: Ilmu Pengetahuan Alam
  • Topik: Pengaruh Pembelajaran IPA Berbasis Scientific Inquiry and Science Issues Pada Ketercapaian 3 Ranah Hasil Belajar Siswa SMP
  • Tipe: thesis
  • Tahun: 2015
  • Kota: Tempel

I. PENDAHULUAN

Bagian ini menjelaskan latar belakang masalah yang dihadapi dalam pembelajaran IPA, terutama terkait dengan pendekatan pembelajaran yang kurang optimal dan hasil belajar siswa yang belum memuaskan. Tiga ranah hasil belajar, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor, menjadi fokus utama dalam evaluasi hasil belajar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues terhadap ketiga ranah tersebut, serta pentingnya pendekatan ini dalam meningkatkan ketercapaian hasil belajar siswa.

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembelajaran yang efektif harus melibatkan interaksi antara guru dan siswa dengan memperhatikan tiga ranah kemampuan siswa: kognitif, afektif, dan psikomotor. Hasil wawancara dengan guru menunjukkan bahwa penilaian hasil belajar masih terfokus pada ranah kognitif, sehingga mengabaikan aspek afektif dan psikomotor yang juga penting. Hal ini berimplikasi pada rendahnya hasil belajar IPA siswa di SMP N 2 Tempel.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang diidentifikasi mencakup penerapan prinsip penilaian yang utuh, pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan kurangnya penerapan pendekatan inquiry dalam pembelajaran IPA. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dan hasil belajar yang tidak optimal, khususnya dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pembelajaran IPA berbasis scientific inquiry and science issues terhadap ketercapaian ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa SMP. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di sekolah.

II. KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka ini membahas teori-teori yang mendasari pembelajaran IPA berbasis scientific inquiry and science issues. Pembelajaran IPA harus melibatkan siswa secara aktif dalam proses penyelidikan, yang bertujuan untuk mengembangkan pemahaman, sikap, dan keterampilan ilmiah. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan ketercapaian hasil belajar siswa di ketiga ranah tersebut.

2.1 Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA yang efektif harus melibatkan siswa dalam penyelidikan yang berorientasi pada inkuiri. Interaksi antara siswa dan guru serta siswa dengan siswa lainnya sangat penting untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan. Kegiatan penyelidikan harus mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan, merencanakan eksperimen, dan menarik kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh.

2.2 Scientific Inquiry

Scientific inquiry adalah pendekatan yang menekankan proses penyelidikan ilmiah. Pembelajaran ini mengajak siswa untuk aktif dalam menemukan pengetahuan melalui pengalaman langsung. Terdapat beberapa tipe inquiry, termasuk inkuiri terbimbing yang cocok untuk siswa yang belum berpengalaman dalam melakukan penyelidikan.

2.3 Science Issues

Pembelajaran berbasis isu sains mengaitkan materi pelajaran dengan isu-isu nyata yang dihadapi siswa. Pendekatan ini mendorong siswa untuk menganalisis dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan IPA dalam konteks sosial, sehingga meningkatkan kesadaran dan keterampilan berpikir kritis siswa.

III. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini adalah quasi-experimental dengan desain pretest-posttest nonequivalent control group. Penelitian ini melibatkan dua kelas, satu sebagai kelas eksperimen yang menerapkan pendekatan scientific inquiry and science issues, dan satu kelas kontrol yang menggunakan pendekatan tradisional. Pengukuran dilakukan melalui instrumen yang telah disiapkan untuk menilai ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues terhadap hasil belajar siswa. Kelas eksperimen menggunakan pendekatan yang diusulkan, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode pembelajaran konvensional.

3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lembar observasi, soal pretest-posttest, dan lembar observasi sikap ilmiah. Instrumen ini dirancang untuk mengukur ketercapaian ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa secara komprehensif.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan dari pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues terhadap ketiga ranah hasil belajar siswa. Analisis data menggunakan uji Manova menunjukkan bahwa pendekatan ini efektif dalam meningkatkan ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa.

4.1 Pengaruh pada Ranah Kognitif

Pengaruh pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues terhadap ranah kognitif siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan nilai signifikansi 0,036. Hal ini menunjukkan bahwa siswa lebih mampu memahami dan menerapkan konsep IPA setelah mengikuti pembelajaran ini.

4.2 Pengaruh pada Ranah Afektif

Peningkatan ranah afektif mencapai 34,0% dengan nilai signifikansi 0,000, menunjukkan bahwa siswa menunjukkan sikap positif dan motivasi yang lebih tinggi terhadap pembelajaran IPA setelah penerapan pendekatan ini.

4.3 Pengaruh pada Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor juga mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 15,0% dengan nilai signifikansi 0,002, menunjukkan bahwa siswa lebih aktif dan terampil dalam melakukan percobaan dan kegiatan praktikum IPA.

V. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa pembelajaran IPA berbasis scientific inquiry and science issues berpengaruh positif terhadap ketercapaian ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa. Oleh karena itu, disarankan agar guru menerapkan pendekatan ini dalam pembelajaran IPA untuk meningkatkan hasil belajar siswa secara menyeluruh.

5.1 Simpulan

Pembelajaran berbasis scientific inquiry and science issues efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada ketiga ranah yang diteliti. Pendekatan ini mampu mengajak siswa untuk lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

5.2 Saran

Disarankan agar guru-guru IPA di SMP menerapkan pendekatan ini secara konsisten dan memberikan pelatihan kepada guru lain untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di sekolah.

Referensi Dokumen

  • Statistik Konsep Dasar dan Aplikasinya ( Agus Irianto )
  • Reforming Science Teaching: What Research says about Inquiry ( Ronal D. Anderson )
  • Memahami Metode-Metode Penelitian ( Andi Prastowo )
  • Pengembangan Critikal Thinking Mahasiswa Melalui Penerapan Pendekatan Inquiry pada Matakuliah Pendidikan Sains ( Asri Widowati )
  • Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS ( Imam Ghozali )

Gambar

Tabel 1. Tahapan Pendekatan Inkuiri
Tabel 2. Langkah Inkuiri Menurut Beberapa Ahli
Tabel 4. Dimensi dan Indikator Sikap Ilmiah
Gambar 1. Diagram Alur Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ditetapkannya kembali Kurikulum 2006 (KTSP) pada tahun 2014, maka model pembelajaran Arcs diharapkan menjadi salah satu bentuk desain pembelajaran dengan

Di dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Depdiknas,2006) dinyatakan bahwa tujuan mata pelajaran matematika di sekolah untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah

Berdasarkan dari hasil wawancara yang dilakukan pada guru mata pelajaran IPA, hasil belajar yang dimiliki oleh siswa dalam pelajaran IPA baik didalam kelas

Dengan mengkaji struktur kurikulum IPA SMP/MTs melalui interpretasi dan analisis Kompetensi Dasar (KD), serta melihat pada Himpunan Fatwa MUI bidang POM dan IPTEK,

Depdiknas (2006) menyatakan, “...karakteristik antara lain: berpusat pada siswa; memberikan pengalaman langsung; pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas; menyajikan

Dengan mengkaji struktur kurikulum IPA SMP/MTs melalui interpretasi dan analisis Kompetensi Dasar (KD), serta melihat pada Himpunan Fatwa MUI bidang POM dan IPTEK,

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sering disebut dengan pendidikan sains merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk

Hasil Belajar IPA Siswa Menggunakan Media Audiovisual Lebih Tinggi dari Menggunakan Media Konvensional Selama proses penelitian dalam pelaksanaan belajar mengajar mata pelajaran IPA