• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANNUAL REPORT 2015 VERSI LOW RESS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANNUAL REPORT 2015 VERSI LOW RESS"

Copied!
164
0
0

Teks penuh

(1)

L A P O R A N TA H U N A N

(2)
(3)

TIM PENYUSUN

Penasehat:

Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir

Pengarah Materi:

Sekretaris Jenderal, Ainun Na’im

Penanggungjawab:

Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik, Nada Darmiyanti

Penyunting Materi:

Bhimo Widyo Andoko M.Rif’an Munawir Sadzali Razak

Koordinator Tim Penulis:

Erna Kartika Sari

Tim Penulis:

Guruh Pratama K, Sri Partini, Yoggi Herdani Winatapura, Darwin Santoso, Kasduri, Wigit Jatmiko, Prima Septiani dkk

Foto:

(4)

MENINGKATKAN

MARTABAT, DAYA SAING

DAN KESEJAHTERAAN BANGSA

Pendidikan tinggi, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah faktor strategik dalam pembangunan untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan bangsa. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengemban amanah untuk melaksanakan program-program di bidang pendidikan tinggi dan pengembangan Iptek berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019, Misi Nawa Cita, dan Rencana Strategik Kemenristekdikti 2015-2019.

Roll-out pesawat N 219 di Hanggar PT Dirgantara Indonesia Bandung

(5)

CAPAIAN

2013

2014

2015

Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi

Persentase Lulusan yang Langsung Bekerja

Dosen Berkualifikasi S2/S3

Jumlah Prototipe Laik Industri

Jumlah Produk Inovasi

29,8%

29,1%

...

...

...

...

...

...

68,8%

70,4%

33

,66%

60

,5%

75

,6%

5

10

2015

(6)

Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi menjabarkan lebih lanjut, bahwa pendidikan tinggi berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora. Untuk mewujudkan amanat Undang-Undang tersebut, Pemerintah telah menetapkan misi Nawa Cita serta menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) dan Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 2015-2019.

Tahun 2015 merupakan langkah awal Kemenristekdikti melaksanakan RPJMN dengan menata ulang organisasi, mengintegrasikan fungsi riset, teknologi, dan pendidikan tinggi, bersamaan dengan menjaga kesinambungan pelayanan dan pelaksanaan program-programnya. Kita bersyukur, dengan segenap dinamikanya, Kemenristekdikti dapat mencapai targetnya, baik dalam memberikan pelayanan pendidikan tinggi, maupun dalam fasilitasi program riset dan pengembangan teknologi, serta inovasi. Akses pendidikan tinggi dan jumlah penduduk usia kuliah yang memperoleh pendidikan tinggi meningkat menjadi 33,66%, dan kualitas pendidikan tinggi diukur dengan program studi yang diakreditasi mencapai hampir 90% dari seluruh program studi. Kemenristekdikti juga mencapai target 5 prototipelaikindustri, dan 10 produk inovasi.

Di tahun konsolidasi (2015) ini, Kemenristekdikti berhasil menjaga peningkatan layanan airmatif, seperti Bantuan Pendidikan Bidikmisi dan program pendidikan tinggi untuk mahasiswa Papua. Kementerian bertekad untuk menjaga komitmen, tidak ada mahasiswa yang memenuhi kualiikasi akademik yang tidak dapat kuliah. Demikian pula kegiatan-kegiatan untuk pengiriman guru ke daerah terluar, terdepan dan tertinggal (Sarjana Mengajar di daerah 3T/ SM3T).

Menjelang tahun 2016, Kementerian diingatkan oleh masih banyaknya aspek yang harus dikejar, adanya ketertinggalan dalam beberapa aspek dibanding dengan negara lain, seperti produktivitas penelitian, pengembangan teknologi dan inovasi, dan juga pada kualitas perguruan tinggi. Dengan semangat Kabinet Kerja, Insya Allah kita dapat menghadapi tantangan tersebut.

Menristekdikti M.Nasir saat menyampaikan pidato dalam acara penandatanganan MoU tentang pemanfaatan jasa layanan perbankan dengan BTN.

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

(7)

12 Pilar Penentu

Dayasaing

World economic forum (WEF)

Key for

efficiency-driven

economies

Key for

innovation-driven

economies

Efficiency enhancers

subindex

Pillar 5. Higher education and

training

Pillar 6. Goods market efficiency

Pillar 7. Labor market efficiency

Pillar 8. Financial market

development

Pillar 9. Technological readiness

Pillar 10. Market size

Innovation and sophistication

factors subindex

Pillar 11. Business sophistication

Pillar 12. Innovation

Basic requirements

subindex

Key for

factor-driven

economies

Pillar 1. Institutions

Pillar 2. Infrastructure

Pillar 3. Macroeconomic

environment

Pillar 4. Health and primary

education

GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX

(8)

Kemenristekdikti berhasil menjaga peningkatan layanan airmatif, seperti

Bantuan Pendidikan Bidikmisi dan program pendidikan tinggi untuk mahasiswa

Papua, “Tidak ada anak pintar yang tidak bisa kuliah”.

Aktiitas belajar kelompok di lingkungan kampus Perpustakaan Universitas Indonesia

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Doc. Foto google

(9)

PERINGKAT INDONESIA DALAM GCI 2015

2013

2014

2015

1. Tertiary education enrollment, gross %

2. Availability of research and training services

5. University-industry collaboration in R&D

7. Quality of scientific research institutions

8. PCT patents, applications/million pop

87 77 75

48 50 47

30 30 30

46 41 41

103 106 102

+2

9. Availability of scientists and engineers

10. Capacity for innovation

11. Company spending on R&D

12. Gov’t procurement of advanced tech products

GCI: Global Competitiveness Index (WEF 2015)

+3

=

=

=

= +4

-3

-8

40 31 34

24 22 30

23 24 24

25 13 13

Suasana Praktikum lapangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada

(10)

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Daftar isi

Meningkatkan Martabat, Daya Saing dan Kesejahteraan Bangsa

Peringkat Indonesia dalam GCI 2015

Daftar Isi 10

9 4

I

Restrukturisasi dan Reformasi

Kemenristekdikti

Deskripsi Singkat Simbol Kemenristekdikti

Visi dan Misi Kemenristekdikti: Mencapai

Nawa Cita dengan Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi Organisasi dan Personalia

13

14

15 16

18

Proil Strategik Kementerian Riset,

Teknologi dan Pendidikan Tinggi

(Kemenristekdikti)

III

Anggaran 2016

Target dan Capaian Indikator Program Kemenristekdikti Tahun 2016

140

142 143

Outlook 2016

IV

Sebaran Perguruan Tinggi

Universitas Politeknik Institut Akademi Komunitas LPNK KOPERTIS 146 148 152 157 Katalog

II

Opini BPK atas Laporan Keuangan

Realisasi Anggaran

Kualitas Pendidikan Tinggi

• Akreditasi dan Penjaminan Kualitas,

Tingkat Nasional, dan Internasional • World Class University

• Akreditasi Internasional • Pendirian PTN Baru

• Penertiban PT Dalam Pembinaan • Akreditasi Institusi

• Akreditasi Program Studi

• Nomor Induk Dosen • Proil Kualikasi Dosen • Mahasiswa Berprestasi

• Pendidikan Magister Menuju Doktor

Untuk Sarjana Unggul (PMDSU) • Bidikmisi

• Beasiswa Armasi Pendidikan Tinggi

(ADiK)

• Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)

Pusat Unggulan Iptek

Taman Sains dan Teknologi (TST) Pendidikan Tinggi Vokasi dan Akademi

Komunitas

Revitalisasi Pendidikan Guru

• Sarjana Mendidik di daerah 3T/SM3T • Menyapa Negeriku

Produktivitas Penelitian Dan Inovasi

• Publikasi Internasional

• Keluaran Penelitian (Forum Inovasi Nasional)

Kerjasama Internasional

Klaster Inovasi Daerah dan Inkubasi

Bisnis Teknologi

Terobosan Inovasi dan Inkubasi Bisnis Kemenristekdikti

Lembaga Penelitian Non Kementerian (LPNK) 22 24 25 26 28 34 38 40 43 47 48 50 52 54 56 64 68 70 74 78 80 84 89 90 92 96 98 111 86

Kinerja Riset, Teknologi, dan Pendidikan

(11)

Menristekdikti M.Nasir disela-sela kunjungan kerja ke Politeknik Negeri Batam (9 Februari 2015), saat menghadiri peringatan Hari Pers Nasional tahun 2015

(12)

Menristekdikti M.Nasir bersama Presiden Joko Widodo meninjau Pusat Teknologi Satelit LAPAN di Bogor

(13)

PROFIL STRATEGIK

KEMENTERIAN RISET,

TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN

TINGGI

I

(14)

Restrukturisasi dan Reformasi

Kemenristekdikti

Kemenristekdikti merupakan lembaga baru yang menggabungkan Kementerian Riset dan Teknologi dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada struktur Pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan eisiensi dan keefektifan struktur yang menangani riset dan teknologi serta pendidikan tinggi, dan dengan demikian struktur baru ini juga merupakan bagian dari proses reformasi birokrasi, dari aspek perubahan struktur makro kementerian, yang

mempunyai posisi strategik dalam mengatur mekanisme kerja dan proses pelayanan publik.

Secara detail, proses reformasi birokrasi berlanjut sesuai dengan program nasional untuk menjamin adanya birokrasi yang bersih, eisien, dan efektif. Reformasi birokrasi ini menyentuh sampai dengan unit layanan terdepan, seperti Perguruan Tinggi Negeri, Koordinator Perguruan Tinggi Swasta dan lembaga-lembaga penelitian.

(15)

Deskripsi Singkat

Simbol Kemenristekdikti

Simbol Kemenristekdikti yang melambangkan teknologi dan sumber daya manusia yang sinergis dan selalu berkait erat dengan menyambut/ menyongsong masa depan yang lebih baik. Terdapat dua elemen utama dalam visualisasi simbol Kemenristekdikti, yaitu (I) Simbol manusia/ orang yang telah disederhanakan yang kemudian lebih dinamis diwakilkan oleh warna “Biru Tua” yang merupakan warna identitas Kemenristekdikti bersama dengan “Biru Muda”; (II) Simbol teknologi yang selalu tumbuh dan berkembang mengikuti jaman, pada simbol ini divisualkan dengan warna

“Biru Muda”. Paduan kedua elemen utama dalam simbol Kemenristekdikti menghasilkan sebuah simbol yang dinamis dan sarat akan makna.

Sebagai lembaga yang baru dengan misi

pembangunan manusia melalui Iptek dan Dikti, aspek kemanusiaan adalah esensi yang menjadi

fokus utama program-program Kementerian

dalam pengembangan pendidikan tinggi,

ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi. Oleh karena itu bentuk logo Kemenristekdikti menggambarkan simbol-simbol dan warna yang

Menristekdikti M.Nasir bersama warga menuju tempat panen perdana padi varietas Sidenuk dengan teknologi IPAT-BO dan inseminasi buatan sexing

(16)

mencerminkan sifat dan perilaku kemanusiaan, dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi, dan relevansi sinergik antara manusia dengan teknologi.

Visualisasi logo Kemenristekdikti dapat dilihat seperti pada gambar di bawah.

Visi dan Misi Kemenristekdikti:

Mencapai Nawa Cita dengan Riset,

Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Visi Kemenristekdikti tahun 2015-2019 adalah “Terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan Iptek dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa”. Pendidikan tinggi yang bermutu dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang berpengetahuan, terdidik dan terampil. Sedangkan kemampuan Iptek dan inovasi dimaknai oleh keahlian sumber daya manusia dan lembaga litbang serta perguruan tinggi dalam melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek yang ditunjang oleh pembangunan faktor input (kelembagaan, sumber daya, dan jaringan).

Pembelajaran & Kemahasiswaan

1

2

3

4

5

Kelembagaan

Sumber Daya

Penelitian & Pengembangan

Inovasi

Meningkatkan Tenaga Terdidik dan Terampil

Berpendidikan Tinggi

Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi

dan Lembaga Litbang IPTEK

Meningkatkan Daya Saing Sumber

Daya IPTEKDIKTI

Meningkatkan Produktivitas Penelitian

dan Pengembangan

Meningkatkan Inovasi

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RISET

TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Kunjungan Menteri Sains, Riset dan Teknologi Iran ke Reaktor Serbaguna GA Siwabessy di Puspiptek Serpong

(17)

Milestones

Peningkatan Mutu

Kemenristekdikti

1. Penertiban PT yg Tidak taat Azas 2. Science & Technopark 3. Hilirisasi Hasil Penelitian 4. Penataan NIDK 5. Pusat Unggulan IPTEK

6. Lembaga Akreditasi Mandiri PTKes (LAMPTKes) 7. Uji Kompetensi Mahasiswa

Program Profesi Dokter (UKMPPD)

2015

1. Intergarsi Ristek-Dikti 2. UU Keinsinyuran 3. Standar Nasional PT

2014

SM3T

2011

1. UU Dikti 2. BOP-PTN

2012

BIDIKMISI

2010

1. Akademi Komunitas 2. UU Pendidikan Kedokteran

2013

(18)

Organisasi dan Personalia

Enam kali mengalami perubahan nama, dan yang terakhir berubah menjadi Kementerian Riset,

Teknologi, dan Pendidikan Tinggi karena adanya penggabungan dengan salah satu Direktorat Jenderal yang ada di Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan, yaitu Ditjen Pendidikan Tinggi.

Berdiri sejak tahun 1962 dengan nama Kementerian Urusan Riset Nasional Republik Indonesia, kemudian tahun 1973 menjadi Menteri Negara Riset. Tahun 1986-2001 berubah nama menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi, dan tahun 2002 sesuai Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara perihal Penamaan Instansi Pemerintah, Kantor Menteri Negara disebut dengan Kementerian Riset dan Teknologi.

Berdasarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 Institusi ini disebut Kementerian Negara Riset dan Teknologi atau dengan sebutan Kementerian Negara Ristek. Pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan Presiden No.47 Tahun 2009 disebut Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).

Selanjutnya tahun 2015 berdasarkan Peraturan Presiden No.13 Tahun 2015 Kemenristek disebut menjadi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Amanat Peraturan Presiden tersebut menyatakan bahwa untuk membantu Presiden Republik Indonesia dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan

Tinggi mempunyai tugas menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang riset, teknologi, dan pendidikan tinggi.

Penambahan fungsi pendidikan tinggi pada Kementerian Riset dan Teknologi berdampak pada bergabungnya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang ada pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

Berpisahnya Ditjen Dikti dengan Kemendikbud tahun 2014 bukanlah yang pertama kali, karena berdasarkan Keputusan Presiden nomor 130 tahun 1961, tanggal 14 April 1961 terbentuknya

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Sejarah terbentuknya

KEMENRISTEKDIKTI

Tahun 2002 sesuai Surat Edaran Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Negara perihal

Penamaan Instansi Pemerintah, Kantor Menteri

Negara disebut dengan Kementerian

Riset dan Teknologi.

Tahun 1986-2001

menjadi Menteri Negara

Riset dan Teknologi

Tahun 1973 berubah nama menjadi

Menteri Negara Riset.

2002

1986-2001

1973

14 April 1961 terbentuknya

Departemen Perguruan Tinggi

dan Ilmu Pengetahuan

(DEPARTIP) yang merupakan

pecahan dari Departemen

Pendidikan, Pengajaran

dan Kebudayaan

(Departemen PP&K)

1961

Tahun 1962

Kementerian Urusan Riset Nasional

Republik Indonesia didirikan

1962

(19)

Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (DEPARTIP) adalah merupakan pecahan dari Departemen Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (Departemen PP dan K), dan kemudian pimpinan DEPARTIP populer pada saat itu dengan sebutan Menteri PTIP (Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan).

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibantu oleh tujuh orang pejabat eselon satu, yaitu Sekretaris Jenderal (Sesjen), Inspektur Jenderal (Irjen), lima Direktur Jenderal yang terdiri dari Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan; Kelembagaan Iptek dan Dikti; Sumber Daya Iptek dan Dikti; Penguatan Riset dan Pengembangan; serta Dirjen Penguatan inovasi.

Selain Sesjen, Irjen dan Dirjen, Menristekdikti dibantu oleh tiga orang Staf Ahli yang terdiri dari Staf Ahli Bidang Akademik; Staf Ahli Bidang Infrastruktur serta Staf Ahli Bidang Relevansi dan

Produktivitas, serta dua orang Staf Khusus yang juga membantu Menristekdikti dalam menjalankan tugas dan fungsinya, yaitu Staf Khusus Bidang Kerjasama Dalam dan Luar Negeri, dan Staf Khusus Hubungan Antar Lembaga.

Kemenristekdikti juga mengkoordinasikan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005 tentang Perubahan Keenam atas Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian, yang sebelumnya terdapat tujuh lembaga dan kini tinggal enam lembaga antara lain: LIPI, LAPAN, BPPT, BATAN, BAPETEN dan BSN.

I. Proil Strategik Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Ditjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud melebur dengan

Kemristek sehingga menjadi Kemenristekdikti:

- Pengumuman Kabinet Kerja 26 Oktober 2014

- Peraturan Presiden No.13 tahun 2015

2014

Pada Tahun 2009 berdasarkan

Peraturan Presiden No.47 Tahun 2009

disebut Kementerian Riset dan Teknologi.

2009

Pada tahun 2005 berdasarkan

Peraturan Presiden No. 9

Tahun 2005 Institusi ini

disebut Kementerian Negara

Riset dan Teknologi (KNRT)

atau dengan sebutan

Kementerian Negara Ristek.

2005

(20)

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

1 2 3

4 5 6

Menteri Riset, Teknologi

dan Pendidikan Tinggi

Mohamad Nasir

1 Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Ainun Na’im

2 Inspektur Jenderal

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Jamal Wiwoho

3 Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Intan Ahmad

4 Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek Dikti Patdono Suwignjo

5 Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti

6 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati

7 Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe

8 Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Agus Puji Prasetyono

9 Staf Ahli Bidang Infrasruktur Hari Purwanto

10 Staf Ahli Bidang Akademik Paulina Pannen

11 Staf Khusus Bidang Kerjasama Dalam dan Luar Negeri Abdul Wahid Maktub

12 Staf Khusus Bidang Hubungan Antar Lembaga Lukman Khakim

7 8 9

10 11 12

SEKRETARIAT JENDERAL

INSPEKTORAT JENDERAL STAF AHLI

KETERANGAN :

STAF KHUSUS

DIREKTORAT JENDERAL

PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN

DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DIKTI

DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DIKTI

DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN

DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI

(21)

34 Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti

John Hendri

35 Direktur Karir dan Kompetensi SDM

Bunyamin Maftuh

36 Direktur Kualifikasi SDM

Muklas Ansori

37 Direktur Sarana dan Prasarana

Hamir Hamzah

38 Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

Prakoso

39 Direktur Sistem Riset dan Pengembangan

Ira Nurhayati Djarot

40 Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat

Ocky Karna Radjasa

41 Direktur Pengembangan dan Teknologi Industri

Hotmatua Daulay

42 Direktur Pengelolaan Kekayaan IntelektualSadjuga

43 Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi

Hadirin Suryanegara

44 Direktur Sistem Inovasi

Ophirtus Sumule

45 Direktur Inovasi Industri

Santoso Yudo Warsono

46 Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi

Retno Sumekar

13 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Wisnu Sardjono Soenarso

14 Kepala Pusat Penelitian, Ilmu Pengetahuan dan TeknologiSri Setiawati

15 Kepala Pusat Data Informasi Iptek Dikti

Andika Fajar

16 Kepala Biro PerencanaanErry Ricardo Nurzal

17 Kepala Biro Sumber Daya Manusia

Ari Hendrarto Saleh

18 Kepala Biro Keuangan dan Umum

Moch Wiwin Darwina

19 Kepala Biro Hukum dan Organisasi

Ani Nurdiani Azizah

20 Kepala Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik

Nada Darmiyanti S

21 Sekretaris Inspektorat JenderalYusrial Bachtiar

22 Inspektur IMohamad Hardi

23 Inspektur IIDadit Herdikiagung

30 Direktur Lembaga Penelitian dan PengembanganKemal Prihatman

31 Direktur Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang LainnyaLukito Hasta

32 Direktur Pengembangan Kelembagaan Pendidikan Tinggi

Ridwan

33 Direktur Pembinaan Kelembagaan Pendidikan Tinggi

Totok Prasetyo

25 Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan KemahasiswaanSutrisna Wibawa

26 Direktur PembelajaranParistiyanti Nurwardani

29 Sekretaris Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek DiktiAgus Indarjo

28 Direktur Penjaminan MutuAris Junaidi

27 Direktur Kemahasiswaan dan Penyiapan Karir

Didin Wahidin

24 Inspektur IIIYohanes Indrayono

13 14 15 16 17

19

18

20 21 22 23 24

25 26 27 28 29 30

31 32 33 34 35 36

37 38 39 40 41

44 45 46

42

43

(22)

KINERJA RISET, TEKNOLOGI

DAN PENDIDIKAN TINGGI

TAHUN 2015

II

(23)

Menristekdikti M.Nasir melepas mobil tenaga surya ITS Widya Wahana V melakukan perjalanan darat ke Bali sebelum bertolak ke kejuaraan dunia di Australia

(24)

Opini BPK atas laporan keuangan sebagai target Ristekdikti tahun 2015 yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), setelah sebelumnya di tahun 2014 yaitu Ristek: Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan Dikti: Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), tahun 2013 Ristek: Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dan Dikti: Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), serta tahun 2012 Ristek: Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan Dikti Wajar Dengan Pengecualian (WDP) .

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Opini BPK

atas Laporan Keuangan

WTP

Target Ristekdikti

RISTEK : WTP

DIKTI : WDP

2012

RISTEK : WDP

DIKTI : WTP

2013

RISTEK : WTP

DIKTI : WTP

2014

(25)

Realisasi Anggaran

Belanja

Pegawai

Total

Barang

Modal

Bansos

46.412.325.231.000

12.364.015.606.000

Pagu

20.171.215.676.000

11.163.707.538.000

2.713.386.411.000

38.417.757.427.467

11.941.203.407.716

Realisasi

16.101.619.187.644

7.696.006.568.694

2.678.928.263.413

82,50

96,58

79,24

68,91

98,73

%

* Per 31 Desember 2015

Piagam Penghargaan Predikat B tahun 2015 untuk Kemenristekdikti dari KemenPANRB

(26)

Kualitas Pendidikan

Tinggi

Akreditasi dan

Penjaminan Kualitas,

Tingkat Nasional, dan

Internasional

(27)

Akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas kepada publik yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan dan Standar Internasional.

Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 61 ayat (2) yang menyatakan bahwa ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan/ atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.

II. Kinerja Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015 Doc. Foto Humas UGM

(28)

5

TOP

World Class

University

QS Top Universities 2015/2016

358

Rangking Rangking Rangking Rangking Rangking

Universitas Indonesia

431-440 551-600

701 +

701 +

Peringkat PT versi RISTEKDIKTI

1

Institut Teknologi Bandung (ITB)

10

11

Universitas Diponegoro (UNDIP)

2

Universitas Gadjah Mada (UGM)

9

Universitas Sebelas Maret (UNS)

3

Institut Pertanian Bogor (IPB)

8

Universitas Airlangga (UNAIR)

7

Universitas Padjadjaran (UNPAD)

4

Universitas Indonesia (UI)

6

Universitas Brawijaya (UB)

5

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Universitas Hasanuddin (UNHAS)

(29)

Tingkat daya saing perguruan tinggi Indonesia dalam kancah persaingan global adalah salah satu indikator yang dikenakan pada Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk periode 2015-2019 seperti diamanatkan dalam Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Target pencapaian lima perguruan tinggi Indonesia masuk dalam top 500 perguruan tinggi terbaik dunia bukanlah target yang mudah untuk dicapai. Perlu disusun rencana pendampingan yang sistematis dan diimplementasikan secara konsisten pada lima perguruan tinggi unggulan Indonesia yaitu: Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Airlangga agar dapat masuk atau tetap berada pada

daftar top 500 perguruan terbaik dunia.

Di dunia saat ini terdapat beberapa pemeringkatan perguruan tinggi yang dilakukan oleh berbagai lembaga internasional antara lain QS World University Ranking (QS WUR),

Times Higher Education (THE), dan Shanghai Jiao Tong Ranking (SJT). Pada pemeringkatan THE dan SJT tidak terdapat perguruan tinggi di Indonesia

yang masuk dalam top 500.

Kampus Universitas Negeri Makassar

II. Kinerja Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015

Doc. Foto Maghis P.J

(30)

Di dunia saat ini terdapat beberapa pemeringkatan perguruan tinggi yang dilakukan oleh berbagai lembaga internasional antara lain QS World University Ranking (QS WUR), Times Higher Education (THE), dan Shanghai Jiao Tong Ranking (SJT). Pada pemeringkatan THE dan SJT tidak terdapat perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam top 500. Pada QS WUR tahun 2015 terdapat 9 (sembilan) perguruan tinggi Indonesia dalam top 800, dengan urutan; (1) Universitas Indonesia, (2) Institut Teknologi Bandung, (3) Universitas Gadjah Mada, (4) Universitas Airlangga, (5) Institut Pertanian Bogor, (6) Universitas Diponegoro, (7) Institut Teknologi Sepuluh Nopember, (8) Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan (9) Universitas Brawijaya.

Untuk mencapai tujuan di atas, Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menyusun gugus tugas dan merancang hibah untuk membantu 5 (lima) perguruan tinggi unggulan Indonesia di atas masuk dalam top 500 perguruan tinggi terbaik dunia atau World Class University (WCU).

Pada tahun 2015, Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi telah menyusun empat skema untuk peningkatan reputasi perguruan tinggi Indonesia menuju World Class University. Program yang dibuat ditujukan terhadap lima perguruan tinggi yang memiliki potensi untuk masuk peringkat 500 besar dunia versi QS. Deskripsi masing-masing skema program tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menghadiri workshop dan Konferensi Internasional yang diadakan oleh QS World University Ranking (QS),

Times Higher Education (THE), dan Shanghai Jiao Tong Ranking (SJT).

2. Melakukan sosialisasi dan workshop tentang World University Ranking di 5 Perguruan Tinggi Indonesia yang berpotensi masuk peringkat 500 besar dunia versi QS World University Ranking (QS).

3. Mengumpulkan, evaluasi, dan presentasi data via website lima Perguruan Tinggi Indonesia yang berpotensi masuk peringkat 500 besar dunia versi QS World University Ranking (QS).

4. Melakukan monitoring dan evaluasi lima Perguruan Tinggi Indonesia yang berpotensi masuk peringkat 500 besar dunia

Program klasiikasi pemeringkatan perguruan tinggi Indonesia sudah pada tahap analisis data dan informasi yang dibutuhkan dalam menghasilkan peta mutu manajemen perguruan tinggi Indonesia sebagai dasar klasiikasi tersebut, yaitu mencakup a) Kualitas Sumber

Pada QS WUR tahun 2015

terdapat 9 (sembilan) perguruan

tinggi Indonesia dalam top 800

Jumlah Perguruan Tinggi

Masuk 500 Top Dunia

(31)

Daya Manusia, b) Kualitas Manajemen, c) Kualitas Kegiatan Kemahasiswaan, dan d) Kualitas Penelitian dengan rincian komponen yang digunakan.

Kemenristekdikti berupaya mempertahankan

dan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia agar masuk dalam 500 besar dunia melalui skema pendanaan khusus. Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengalokasikan pendanaan khusus untuk mendorong peningkatan reputasi akademik beberapa perguruan tinggi di tingkat internasional. Skema pendanaan ini didasarkan pada pencapaian reputasi akademik selama ini, khususnya keberhasilan dalam mencapai peringkat 500 besar dunia atau 200 tingkat Asia.

Pendanaan program peningkatan reputasi

akademik perguruan tinggi pada tahun anggaran 2016 diintegrasikan dalam usulan rencana program dan kegiatan pada DIPA masing-masing perguruan tinggi dan atau Rencana Bisnis Anggaran (RBA) pada tahun 2016. Sebagai tindak lanjut dari penyusunan rencana program dan kegiatan tersebut, perguruan tinggi diharuskan membuat usulan lengkap program dan kegiatan peningkatan reputasi akademik perguruan tinggi menuju World Class University

Rata-rata rasio IPK aktual terhadap

IPK maksimum pada satu periode pelaporan

Kualitas Kegiatan Kemahasiswaan

Jumlah capaian (emas, perak dan perunggu) pada PEKAN Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS)

Prestasi pada lomba internasional

Lomba Minat dan Bakat dan Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES)

Kualitas Kegiatan

Penelitian Capaian kinerja penelitian sesuai kriteria Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M)

Jumlah dokumen terindeks scopus /

dosen tetap

Jumlah artikel ilmiah terindeks scopus /

dosen tetap

(WCU) yang berisi rancangan program secara rinci yang dilaksanakan dan target indikator yang akan dicapai untuk menuju World Class University (WCU).

Pendanaan untuk mendukung program dan kegiatan World Class University (WCU) di atas merupakan mekanisme pendanaan yang berbasis kinerja (performance-based budgetting), di mana Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi bersama-sama perguruan tinggi penerima dana menyepakati serangkaian indikator kinerja berikut target yang harus dicapai oleh pihak perguruan tinggi.

Sejalan dengan rencana strategis Kemenristekdikti dan rencana strategis Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, secara umum program ini dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya perguruan tinggi berkualitas, dikelola secara otonom dalam lingkungan organisasi yang sehat, sehingga mampu menghasilkan keluaran yang bermutu dan berdaya saing tinggi. Secara khusus pendanaan ini ditujukan untuk mendorong peningkatan reputasi akademik perguruan tinggi menuju World Class University (WCU).

(32)

Beberapa Kerjasama Internasional

Bidang Penelitian

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

K

erjasama

internasional

menghasilkan mobilitas

mahasiswa,

dosen dan peneliti,

joint research,

joint degree

programs

Non-Aligned Movement (NAM)

Teheran, Iran, 22-24 February 2015

Teheran Declaration

ASEAN Committee on Science and Technology (COST),

6 November 2015 ASEAN Plan of Action on Science,

technology and Innovation (APASTI) 2015 – 2020

OECD-ASEAN+3

Daejeon, Seoul, 19-20 October 2015

The Daejeon Declaration

Doc. Foto Humas UGM

(33)

Beberapa Kerjasama

Joint

Research

II. Kinerja Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015

UI - IPB -ITB

UGM - ITS - UNAIR

UNHAS - UNRAM

UNPAT

Monash - ANU

Univ of Melbourne

Univ of Sydney - CSIRO

Univ of T

asmania

Kesehatan - Energi

Pangan dan Pertanian

Infrastruktur

Resilient communities

LAPAN - UNRAM - IPB

UGM - KKP - ITB

UNAND - UI - UNEJ

UNHAS

Natural Disaster Prevention

Bioresources

Infectious Diseases Control

Environment

Yamaguchi University Fukushima Medican University Akita University - Chiba University Sophia University - Nagoya University

Future University Hakodate Kwansei Gakuin University Saitama Medical University University of Hiroshima

Hokkaido University Kyoto University Kitasato University

(34)

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

19

Prodi

14

Prodi

27

Prodi

20

Prodi

Prodi

2

Prodi

1

Lembaga akreditasi:

(35)

No Universitas Prodi/Fakultas Jenjang Lembaga Akreditasi and Quality Assurance Tahun

1 Institut Teknologi

Bandung (ITB) Teknik Elektro, Teknik Kelautan, Teknik Fisika,

Teknik Kimia, Teknik

Informatika,Teknik Industri, Teknik Lingkungan,

S-1 ABET, America

(Accreditation Board for Engineering

and Technology)

2011- 2015

Biologi, Fisika, Matematika,

Astronomi, Biologi,

Mikrobiologi, dan Farmasi

Klinik

S-1 ASIIN e.V.

(Akkreditierungsagentur

für Studiengänge der

Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik e.V.), Jerman

2015

Teknik Arsitektur, Kebijakan

S-1 KAAB

(Korea Architectural Acrcediting

Board)

2013

Kimia, S-1 RSC

(Royal Society of Chemistry), London 2013

Teknik Geodesi, S-1 AUN-QA

(ASEAN University Network)

2013

MBA, Magister Terapan

ABEST21

(The Alliance of Business Education

and Scholarship for Tomorrow, a 21st

Century Organization)

2013

2 Universitas Binus Teknik Industri, Teknik

Sipil, dan Sistem Komputer

ABET 2015

3 Institut Pertanian Bogor

Ilmu dan Teknologi Pangan S-1 IFT

(Institute of Food Technologists)

2010

Teknologi Industri

Pertanian

ABET 2012

Ilmu dan Teknologi

Kelautan

IMaREST

(Institute of Marine Engineering,

Science and Technology)

2013

Hasil Hutan SWTS

(Society of Wood Sciene and Technology)

2015

Teknik Mesin dan Biosistem JABEE

(Japanese Acreditation Board for Engineering Education)

2015

Argonomi dan Hortikultura,

Proteksi Tanaman, Budidaya Perairan, lmu Produksi dan Teknologi

Peternakan, Ilmu Nutrisi,

dan Teknologi Pakan, Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,

Silvikultur, Ilmu Ekonomi,

Agribisnis, dan Gizi Masyarakat

AUN-QA 2013-2014

Akreditasi Internasional 6 Perguruan Tinggi

(36)

No Universitas Prodi/Fakultas Jenjang Lembaga Akreditasi Tahun

4 Universitas

Brawijaya

Fakultas Ekonomi dan

Bisnis

ABEST21 2012

Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian

IFT

5 Universitas Gadjah

Mada (UGM) Sistem Informasi Manajemen Kesehatan

(SIMKES), Akuntan,

Manajemen

S-2 IMIA

(International Medical Informatics

Association)

2012

Fakultas Ekonomi dan

Bisnis

AACSB

(Association to Advance Collegiate

School of Businnes)

2009-2015

Akuntansi, Manajemen S3 RSC

Kimia, FMIPA S1 ASIIN

Teknik Kimia S1 Institution of Chemical Engineers

(IChemE)

Akuntansi, Kehutanan,

Teknik elektro, IHPT, TI, Matematika, Ilmu

Komunikasi, Manajemen dll

S1 23 Prodi oleh AUN QA

6 Universitas

Indonesia Ilmu Ekonomi AUN-DIES 2013

Teknik Sipil, Teknik Mesin, Arsitektur, Teknik Elekho, TeknikKimia, Teknik Metalurgi dan Material, Kimia, Manajemen,

Teknik Industri,

Akuntansi, Psikologi, Pendidikan Dokter, Kesehatan Masyarakat,

Ilmu Komputer, Teknik Sipil (re asses), Sosiologi,

Kesejahteraan Sosial

S-1 AUN-QA 2008-2013

lmu Kesehatan Masyarakat S-2 APACH

Magister Manajemen, FE S-2 ABEST21 2012

(37)

II. Kinerja Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015

Doc. Foto Humas Padjajaran

(38)

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Pendirian

baru

berbentuk Institut

(Institut Teknologi serta

Institut Seni Budaya Indonesia)

15 Universitas

12 Politeknik

27

10

Pendirian PTN Baru

10

6

5

4

1

1

Jawa-Madura

Sumatera

Kalimantan

Sulawesi

Papua

NTT

4

3

1

2

Jawa-Madura

Sumatera

Kalimantan

Papua

Dari PTS

Tujuan Penegerian

• Menjaga persatuan bangsa • Negara hadir untuk

menyediakan layanan pendidikan tinggi di daerah-daerah yang belum berkembang

(39)

II. Kinerja Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015

1. Universitas Bangka Belitung

2. Politeknik Manufaktur Negeri

Bangka Belitung

3. Universitas Musamus

4. Universitas Borneo

5. Politeknik Negeri Batam

Tahun

2010

1. Univ. 19 Nop Kolaka

2. Univ. Teuku Umar

3. Univ. Siliwangi

4. Univ. Tidar Magelang

5. Univ. Timor

6. UPN “Veteran” Jatim

7. UPN “Veteran” Jakarta

8. UPN “Veteran” Yogyakarta

9. Univ. Singaperbangsa

10. Institut Teknologi Kalimantan *

11. Institut Teknologi Sumatera *

12. ISBI Aceh *

13. ISBI Bandung *

14. ISBI Kalimantan *

15. ISBI Sulawesi *

16. Politeknik Tanah Laut

17. Politeknik Ketapang

18. Politeknik Neg. Cilacap

19. Politeknik Indramayu

Tahun

2014

Tahun

2011

1. Politeknik Bengkalis

2. Politeknik Nusa Utara

3. Politeknik Balikpapan

4. Universitas Raja Ali Haji

Tahun

2012

1. Politeknik Negeri Madiun

Tahun

2013

1. Universitas Sulawesi Barat

2. Universitas Samudra Langsa

3. Politeknik Negeri Sambas

4. Politeknik Neg. Madura *

5. Politeknik Neg. Subang*

6. Politeknik Neg. Fakfak*

7. ISBI Tanah Papua *

8. Politeknik Neg. Banyuangi

* Pendirian PTN Baru (murni) selain itu PT Swasta yang dinegerikan

(40)

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Penertiban PT

Dalam Pembinaan

23

Perguruan Tinggi

dalam Pembinaan

28 Des 2015

99

Perguruan Tinggi

dalam Pembinaan

01 Des 2015

122

Perguruan Tinggi

dalam Pembinaan

23 Nop 2015

576

Perguruan Tinggi

tidak sehat

Mei 2014

243

Perguruan Tinggi

Non-aktif

29 Sept 2015

10

PTSKonflik internal dalam proses hukum PTS dalam proses

pembinaan untuk diaktifkan

22

11

PTS

dicabut ijinnya

Doc. Foto Humas UI

(41)

Daftar Perguruan Tinggi Dalam Pembinaan (Desember 2015)

No Perguruan Tinggi Status

1 Akademi Keperawatan Sapta

Karya

Pembinaan/ Konflik 2 Akademi Kebidanan Sapta Karya Pembinaan/Konflik

3 Universitas Kejuangan 45 Jakarta Pembinaan

4 Sekolah Tinggi Manajemen Imni Pembinaan

5 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Cakrawala Pembinaan

6 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum

Dharma Andhiga Pembinaan

7 Sekolah Tinggi Teknologi Geusan Ulun Pembinaan

8 Akademi Manajemen Informatika Dan Komputer Yasika Pembinaan

9 AMIK PGRI Tangerang Pembinaan

10 Akademi Kebidanan Al-Ishlah Cilegon Pembinaan

11 Universitas Teknologi Surabaya Pembinaan

12 Institut Sains Dan Teknologi

Palapa Pembinaan

13 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Pemuda

Pembinaan/ Konflik

14 Universitas PGRI Kupang Pembinaan/Konflik

15 STIKES Yahya Bima Pembinaan/Konflik

16 Universitas Sari Putra Indonesia

Tomohon

Pembinaan/ Konflik 17 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Budi Utomo Manado Pembinaan/Konflik

18 Akademi Keperawatan Pemda

Sengkang Pembinaan

19 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen

Sumbar Pembinaan

20 STIE Prakarti Mulya Pembinaan

21 Akademi Sekretari Dan

Manajemen Jambi Pembinaan

22 Akademi Kebidanan Martapura Pembinaan/Konflik

23 Universitas Darussalam Ambon Pembinaan/Konflik

(42)

Perguruan tinggi didedikasikan untuk: (1) menguasai, memanfaatkan, mendiseminasikan, mentransformasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks), (2) mempelajari, mengklariikasikan dan melestarikan budaya, serta (3) meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Oleh karena itu perguruan tinggi sebagai lembaga melaksanakan fungsi tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta mengelola iptek.

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Doc. Foto Kemendikbud

(43)

Akreditasi Institusi

80,07%

Perguruan Tinggi

Belum Terakreditasi

3,422

4.274

Perguruan Tinggi

19,93%

Perguruan Tinggi

Terakreditasi

852

0

C

B

A

100 200 300 400 500 600

586

240

26

WILAYAH

Luar Jawa

Jawa

Total

418

343

852

PT

TERAKREDITASI

1.788

1.634

3.422

PT BELUM

DIAKREDITASI

2.206

2.068

4.271

TOTAL

PT

PT TERAKREDITASI

3

23

26

A

92

148

240

B

323

263

286

C

(44)

Perguruan Tinggi Indonesia juga belum mampu berkompetisi dengan Perguruan Tinggi negara lain bahkan masih tertinggal dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara sekalipun. Sejumlah lembaga internasional secara berkala melakukan survei untuk menyusun peringkat universitas terbaik dunia dan menempatkan universitas-universitas di Indonesia, bahkan yang berstatus paling baik di Indonesia sekalipun berada pada posisi yang masih rendah.

Mutu program studi merupakan cerminan dari totalitas keadaan dan karakteristik masukan, proses, keluaran, hasil, dan dampak, atau layanan/kinerja program studi yang diukur berdasarkan sejumlah standar yang ditetapkan. Kegiatan ini bertujuan untuk:

1. Memberikan jaminan bahwa institusi perguruan tinggi yang terakreditasi telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), sehingga mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyelenggaraan perguruan tinggi yang tidak memenuhi standar. 2. Mendorong perguruan tinggi untuk terus menerus

melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi.

3. Hasil akreditasi dapat dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam transfer kredit perguruan tinggi, pemberian bantuan dan alokasi dana, serta pengakuan dari badan atau instansi yang lain.

Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) adalah pelaksana Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2015, yang merupakan pusat kumpulan data penyelenggara pendidikan tinggi seluruh perguruan tinggi yang terintegrasi secara nasional. PDPT berfungsi sebagai sumber informasi bagi lembaga

Akreditasi diperlukan untuk

menjamin mutu dari suatu

lembaga pendidikan

Jumlah Perguruan Tinggi

Berakreditasi A (Unggul)

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Doc. Foto Humas Universitas Negeri Medan

(45)

akreditasi untuk melakukan akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi, serta pemerintah untuk melakukan pengaturan, perencanaan, pengawasan, pemetaan dan evaluasi. Selain itu, berfungsi bagi pembinaan dan koordinasi Program Studi dan Perguruan Tinggi, serta masyarakat untuk mengetahui kinerja Program Studi dan Perguruan Tinggi.

Akreditasi diperlukan untuk menjamin mutu dari suatu lembaga pendidikan. Tapi sayangnya saat ini masih banyak Perguruan Tinggi (PT) yang belum terakreditasi, termasuk beberapa PT negeri. Walaupun demikian jumlah PT swasta yang belum terakreditasi jauh lebih banyak daripada PT negeri. Penilaian akreditasi meliputi:

• Kurikulum dari setiap program pendidikan • Jumlah tenaga pendidik

• Keadaan mahasiswa

• Kordinasi pelaksanaan pendidikan, termasuk persiapan sarana dan prasarana

• Kesiapan administrasi akademik, kepegawaian, keuangan dan rumah tangga dari perguruan tinggi.

Terdapat 26 Perguruan Tinggi (PT) yang terakreditasi A di Indonesia, termasuk :

• 16 Universitas Negeri • 3 Institut Negeri • 1 Politeknik Negeri • 6 Universitas Swasta

dan 210 PT yang terakreditasi B, yaitu: • 34 Universitas Negeri

• 3 Institut Negeri • 11 Politeknik Negeri

• 162 diantaranya terdiri dari Univ. swasta, Akademi, UIN, IAIN, dan Sekolah Tinggi

Berdasarkan data PDPT pada bulan Mei 2015 terdapat 243 PT telah di non aktif.

Untuk itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bekerjasama dengan Koodinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis), ABPTSI (Asosiasi Badan Perguruan Tinggi Swasta Indonesia), dan APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) untuk melakukan pembinaan terhadap perguruan tinggi ‘non aktif’. Istilah ‘non aktif’ telah direvisi menjadi ‘Pembinaan’, sebanyak 243 perguruan tinggi dalam pembinaan.

Kemenristekdikti, di bawah Koordinator Direktur Pembinaan Kelembagaan Pendidikan Tinggi telah menurunkan tim khusus untuk turun langsung melakukan pembinaan pada kampus-kampus non aktif, saat ini jumlah Perguruan Tinggi (PT) ‘non aktif’ tinggal 23 (per 28 Desember 2015) dengan pembaharuan data dari PDPT.

II. Kinerja Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015 Doc. Foto Lab. Kimia UNM

(46)

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Doc. Foto Humas UI

(47)

88%

Program Studi

Terakreditasi

19,047

21.657

Program Studi

12%

Program Studi

Belum Terakreditasi

2,610

0

C

B

A

1250 2500 5,000 7,000 9,000 10,000

9,577

7,685

1,785

WILAYAH

Luar Jawa

Jawa

Total

9,694

9,353

19,047

PRODI

TERAKREDITASI

1,052

1,558

2,610

PRODI BELUM

DIAKREDITASI

10,746

10,911

21,657

TOTAL

PRODI

PRODI TERAKREDITASI

507

1,278

1,785

A

3,620

4,065

7,685

B

5,567

4,010

9,577

C

Akreditasi

Program Studi

(48)

Permenristekdikti

Nomor 26 tahun 2015

Nisbah dosen sedikit

≤ Desember 2015

28 Desember 2015

Nisbah dosen meningkat

NIDN

2016

NIDN

NIDK

NUP

2015

Persyaratan NIDK

Perjanjian kerja Kualifikasi akademik sesuai UU Peneliti/Praktisi/Dosen pensiun Berlaku hingga 70 tahun (prof)

65 Tahun (selain Prof)

Persyaratan NUP

Dosen tidak tetap/tutor/instruktur Kualifikasi akademik sesuai UU

Berlaku hingga 70 tahun

Nomor Induk Dosen

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Doc. Foto Humas Nusa Cendana

(49)

Demi meningkatkan kuantitas dan relevansi dosen dengan perguruan tinggi, dilakukanlah upaya pemberian Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) yang mengacu pada Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015, mengenai Nomor Induk Dosen Khusus.

(50)

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Profil Kualifikasi Dosen

62,42%

(57,5%)

2014

2014

2014

Dosen

142,583

S2

S1/D4

S3

/Spes

24,45%

(29,7%)

Dosen

55,846

13,16%

(12,9%)

Dosen

29,996

Doc. Foto Lab. Sejarah UNM

(51)

Perguruan Tinggi

Mahasiswa

Dosen

Negeri

Swasta

Total

Negeri

Swasta

Total

Negeri

Swasta

Total

PT 121 3,070 3,191 2,224,055 4,490,308 6,714,363 72,156 154,079 226,235

PTA 76 936 1,012 377,737 171,324 549,061 11,464 7,852 19,316

PTK 176 9 175 129,415 0 129,415 9,493 0 9,493

Total 372 4,006 4,378 2,731,207 4,661,632 7,392,839 93,113 161,931 255,044

PT = Semua perguruan tinggi dibawah Kemenristekdikti (PT umum)

PTA = Perguruan tinggi agama dibawah Kementerian Agama PTK = Perguruan tinggi kedinasan, semua selain RISTEKDIKTI

dan Kementerian Agama

Keterangan: * PT Aktif

* Mahasiswa Aktif dan Cuti (Jenjang Diploma dan S1) * Dosen Aktif, Cuti, Ijin Belajar, Tugas di Instansi Lain

dan Tugas Belajar

33,66%

APK PT =

Rekap Nasional Semester Genap 2015/2016

APK Desember 2015

APK PT Jumlah penduduk kuliah PT x 100 Jumlah penduduk usia 19-23 tahun

Sumber: http://forlap.dikti.go.id/ diakses 23 Des 2015, 21:51

(52)

Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi

Jumlah Mahasiswa

Peraih Emas Tingkat

Nasional dan

Internasional

Tahun 2015

Mahasiswa Berprestasi

Sumber: Cakip Belmawa

(53)

II. Kinerja Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015

Doc. Foto dari berbagai sumber (Humas PTN & Googgle)

(54)

Perguruan Tinggi memiliki peran dan fungsi strategis dalam mewujudkan UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu dosen harus mempunyai kualiikasi akademik minimum dan Sertiikasi Pendidik Profesional sesuai jenjang kewenangan mengajarnya. Amanat tersebut juga secara jelas tertuang dalam pasal 46 ayat 2 UU Nomor 14 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa dosen harus memiliki kualiikasi akademik minimum: (a) lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana; dan (b) lulusan program doktor untuk program pascasarjana.

Sampai akhir 2013, tenaga dosen yang tercatat di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi adalah 154.968 dosen dengan komposisi kualiikasi akademis 54% setara magister (S2), 11% doktor (S3), dan 36% sarjana atau diploma. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai target yang diamanatkan oleh UU masih sangat diperlukan upaya peningkatan kualiikasi akademik dosen ke tingkat doktor (S3) sehingga memenuhi kualiikasi untuk mengajar di program pascasarjana sesuai PERMENPAN No 17 2013 Tentang Jabatan Fungsional Dosen Dan Angka Kreditnya.

Adapun koridor baru bagi penyelenggaraan pendidikan doktor yang diluncurkan untuk membantu mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas adalah Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Mahasiswa angkatan pertama program ini telah memulai pendidikan pada tahun ajaran 2013. Dari hasil monitoring

Pendidikan Magister

Menuju Doktor Untuk

Sarjana Unggul (PMDSU)

Menristekdikti M.Nasir bersama Walikota Bandung Ridwan Kamil dalam acara talkshow “Indonesia Mencari Doktor” di Aula Timur ITB

(55)

dan evaluasi (Monev) tim Dikti menunjukkan bahwa terobosan ini cukup berhasil menarik minat para lulusan S1 unggul untuk berpartisipasi dalam program PMDSU di bawah bimbingan para profesor handal dengan track record penelitian dan publikasi internasional. Program PMDSU dapat meningkatkan sinergi antara pendidikan dan penelitian, sehingga peningkatan jumlah doktor yang memiliki atmosfer penelitian yang unggul pun dapat dipercepat.

Rekap beasiswa PMDSU batch 1 terdiri dari enam PTN, meliputi Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi 10 Nopember, Universitas Andalas, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Indonesia.

Rekap Beasiswa PMDSU batch II gelombang 1 tercatat bertambah menjadi delapan PTN, meliputi Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Andalas, Universitas Diponegoro, Universitas Sriwijaya, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Airlangga.

Selanjutnya, rekap Beasiswa PMDSU batch II gelombang 2 bertambah menjadi 10 perguruan tinggi, meliputi Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Universitas Syiah Kuala.

Sementara itu, data PMDSU berdasarkan jumlah pelamar adalah sejumlah 71 mahasiswa pada batch 1 dari 6 PTN penyelenggara; 3.459 mahasiswa pada Batch II Gelombang I dari delapan PTN penyelenggara; dan 1.736 mahasiswa pada batch II Gelombang II dari 10 PTN penyelenggara.

PROGRAM PMDSU PELAMAR MAHASISWAPENERIMA PROMOTORJUMLAH PENYELENGGARAJUMLAH PTN

BATCH I 71 57 27 6 BATCH II Gel I 3459 134 59 8 BATCH II Gel II 1736 202 142 10

(56)

BIDIKMISI

menciptakan pendidikan

yang berkeadilan

diberikan kepada

252.292

mahasiswa dari keluarga

berekonomi kurang mampu

252.292

mahasiswa BIDIKMISI

(57)

Menristekdikti M.Nasir berkunjung ke salah satu penerima beasiswa Bidikmisi di kota Malang

II. Kinerja Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015

0

50,000

200,000

100,000

300,000

2011

2010 2012 2013 2014 2015

PENERIMA BIDIKMISI

20,000 30,000 42,137

61,668 63,080 60,000

50.000

92.137

153.805

216.885 276.885

Keterangan:

Kumulatif Tahunan

BIODATA BIDIKMISI

(58)

KINERJA AKADEMIK

MAHASISWA BIDIKMISI

Distribusi IPK Rata-Rata Nasional

Semester Genap Tahun 2014

50

%

24

%

12

%

11

%

2%

0,

5%

<2.0

2.00-2.74

2.75-2.99

3.00-3.49

3.51-3.99

4.00

(59)

Range IPK

<2,00

2,00-2,74

2,75-2,99

3,00-3,49

3,51-3,99

4,00

Total

3.392

15.294

17.581

73.047

34.135

706

144.155

Total

Jumlah Mahasiswa

155

1.103

1.495

5.554

2.499

96

10.902

D3

37

230

359

1.403

812

50

2.891

D4

3200

1.3961

1.5727

66.090

30.824

560

130.361

S1

KINERJA AKADEMIK MAHASISWA BIDIKMISI

Penyerahan dan diskusi Beasiswa Airmasi Pendidikan Tinggi oleh

Menristekdikti bersama mahasiswa di Universitas Hasanudin, Makassar

(60)

Sosok pemuda hampir seperempat abad berbaju seragam putih dan berkaca mata, gambaran intelektual yang tiada diragukan, dengan tekad dan percaya diri yang tinggi enam tahun lalu ia lepas kesempatan mendapatkan beasiswa Bidikmisi ketika hasil ujian menentukannya diterima sebagai mahasiswa Fasilkom UI.

Kesempatan berikutnya di tahun yang sama melalui ujian program mandiri yang diselenggarakan Universitas Indonesia (UI), Indra demikian sosok pemuda itu disapa, diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Kedokteran UI tahun 2010.

Adanya Program subsidi silang yang ada di UI telah membantu Indra melakukan pembayaran kuliah di semester pertama FKUI hanya dengan Rp. 2,5 juta. Rupanya rezeki memang selalu berpihak kepadanya, dua minggu menjalani kuliah, Indra yang selalu optimis dalam menjalani kehidupan direkomendasikan UI menerima program Bidikmisi.

Program beasiswa yang kala itu pertama kali digulirkan pemerintah di tahun 2010, rupanya belum mencapai target, sehingga Universitas Indonesia bisa merekomendasikan Indra mendapatkan beasiswa tersebut dengan berbagai macam persyaratan administratif yang harus dipenuhi, antara lain proil keluarganya yang kurang beruntung, catatan prestasi yang pernah dicapai dan referensi tetangga di Payakumbuh, tempat Indra dibesarkan.

“Sangat disayangkan pada saat itu banyak yang tidak tahu bahwa pemerintah punya konsen yang

Karena Optimis, Indra

Berhasil Menjadi Seorang

Dokter

sangat besar terhadap program pendidikan, sehingga kuota tidak terisi secara maksimal. Yang ada di benak mereka kuliah itu mahal, apalagi di Jakarta. Karenanya sosialisasi yang terarah dan tepat sasaran perlu lebih dipersiapkan.” Ungkap Indra.

Ayah Indra seorang pedagang yang penghasilannya tidaklah sebesar seorang pedagang pada umumnya, dan Ibunda adalah seorang Ibu rumah tangga. Indra dilahirkan sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara pasangan suami istri, Bapak Afrizal dan Ibu Syari’ah. Pada saat itu, Kakaknya pun sedang menempuh kuliah di ITB, terbayang oleh Indra bagaimana beban yang harus ditanggung orangtuanya. Namun hal itu tidak menyurutkan tekadnya untuk menjadi dokter meski adanya keterbatasan inansial.

“Masyarakat tidak perlu pesimis jika terkendala dengan masalah inasial. Dengan adanya program pemerintah seperti Bidikmisi, tidak hanya bebas uang kuliah namun mahasiswa diberikan pula uang saku perbulan. Mudah mudahan program Bidikmisi dapat terus berlanjut sehingga mampu menjembatani potensi-potensi yang dimiliki oleh putra-putri terbaik bangsa ini.”

Dengan Bidikmisi, tak sepeserpun Indra mengeluarkan biaya selama menempuh kuliah, yang ada Ia malah menerima uang saku sebesar Rp.600.000,- setiap bulannya. Apakah dengan uang 600 ribu itu cukup untuk menghidupi biaya yang tidak ringan di Ibu kota Jakarta? Bagaimana mengantisipasinya?

Alumni BIDIKMISI

(61)

Indra tersenyum, 600.000 rupiah tentu tidaklah cukup untuk memenuhi tingginya biaya hidup yang ada di Jakarta. Namun, sangat membantu tentunya. Untuk mengantisipasi kebutuhan biaya hidup di Jakarta yang tidak sedikit, Indra juga aktif mengajar privat dan bimbingan belajar. Dengan tambahan dari uang yang diperoleh lewat mengajar ini, Indra dapat memenuhi biaya hidup nya tanpa harus menambah beban bagi kedua orangtuanya.

Tahun 2014 Indra berhasil menyelesaikan S.Ked dengan IPK 3,15, dan setahun kemudian Ia menyelesaikan pendidikan profesi sebagai dokter dengan IPK 3,5. “hanya 75% yang dapat menyelesaikan tepat waktu” jawabnya

Saat ini Indra bekerja di departemen Urologi RSCM sambil menunggu program internsip selama satu tahun di RS yang ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan legalisasi praktek Mandiri dari KKI (Konsil Kedokteran Indonesia). Ketentuan ini merupakan bagian dari perkembangan UU No.23 tahun 2013 terkait mutu lulusan pendidikan dokter serta sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat dan pengguna jasa layanan kedokteran. Kenapa dokter muda ini memilih bekerja di departemen Urologi? menurutnya, meniti karier nantinya sebagai spesialis Urolog bersifat longlasting, karena sangat seimbang antara ilmu bedah dan ilmu medisnya. Jika sudah tidak muda lagi masih bisa berkontribusi di dunia kedokteran. “Perlu kekuatan mental dan isik yang besar untuk melakukan pembedahan.” Ujarnya.

Ketika ditanya mengenai program pemerintah tentang RS Pendidikan, dokter muda alumni Bidikmisi ini menyatakan sangat mendukung, karena seharusnya memang setiap Unversitas yang memiliki Fakultas Kedokteran, memiliki RS Pendidikan. Rumah Sakit Umum seperti RSCM misalnya merupakan RS Rujukan Nasional yang dirasanya tidak optimal untuk mendidik S1 Kedokteran, karena pasien di RSCM kasusnya sudah terlalu advance/lanjut, biasanya sudah tidak tertangani. Sedangkan untuk dokter umum pembelajarannya harus yang mudah, ringan dahulu, disinilah yang kurang tepat. “Dengan dibuatnya RS Pendidikan kompetensi dokter umum itu bisa tercapai.” Imbuhnya.

Sebagai putra daerah asal Padang Panjang, Sumatera Barat, Dokter Indra setelah menyelesaikan program internsip akan mendedikasikan dirinya kembali ke daerah. Ini bukan paksaan, karena tidak menjadi bagian dari program Bidikmisi, namun kesadaranlah yang menuntunnya kembali ke asal dimana Ia dilahirkan dan dibesarkan untuk memberi manfaat bagi masyarakat di sana. Seperti cita-cita yang Ia pupuk sejak kecil, dimana menjadi dokter karena terinspirasi sosok dokter yang tinggal tidak jauh dari rumah orangtuanya di Padang Panjang, Sumatera Barat.

Mengutip Bung Karno: “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Maka jika saja ada dokter Indra-dokter Indra lain sepuluh saja secara simultan, dan... Indonesia akan mengguncang dunia. Sukses dan Mulia.

Penerima beasiswa Bidikmisi Dokter Indra Fahlevi bekerja di departemen Urologi RSCM

(62)

Selama menjalani kuliah, tidak ada kendala yang cukup berarti. Hal yang lumrah saja sebagai

penyandang tunarungu adalah semua hal yang bersifat

audio. Seperti saat Ujian semester, materi ujian yang

keluar adalah yang disampaikan dosen secara oral di

kelas, jika teman saya tidak mencatatnya, saya sudah pasti tidak tahu jawaban soal karena memang saya

tidak bisa mendengar

Gubuk sangat sederhana berdinding separuh anyaman bambu dan papan di desa Karanganyar Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah itu telah menjadi saksi bisu dimana Mukhanif kecil penyandang difabel di usia 11 tahun, kala itu kelas 6 SD, kini telah meraih gelar Sarjana Sastra dari UGM dan berprofesi sebagai penulis. Novel karyanya berjudul “Jejak Pejalan Sunyi” diterbitkan oleh Grasindo.

Terlahir sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara. Ibu Mukhanif hanya seorang ibu rumah tangga, sedangkan ayahnya bekerja sebagai guru honorer pada SMA swasta dengan honor kotor sekitar Rp. 800.000 per bulan. Namun lebih sering menerima Rp. 600.000 per bulan karena selalu dikurangi hutang. Karenanya tak pernah sedikit pun terbersit di benak Mukhanif, penyandang tuna rungu ini dapat melanjutkan sekolah di Perguruan Tinggi, apalagi diterima di universitas tertua dan besar di Indonesia, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), karena ia bukan hanya penyandang difabel saja, tetapi juga berasal dari keluarga dengan ekonomi yang serba terbatas. Sempat terpikir olehnya untuk realistis menerima sebuah takdir.

Meski mengalami keterbatasan, Mukhanif adalah siswa yang pandai. Sejak di SD sampai SMA ia

Difabel Bukan Halangan

Untuk Maju & Berkarya

selalu dapat rangking 2 besar. Pihak sekolah, SMA Ma’arif NU Karanganyar Kabupaten Purbalingga merekomendasikannya mengikuti bimbingan belajar persiapan masuk perguruan tinggi yang diselenggarakan Yayasan Mata Air dan GP Ansor di Yogya dengan format Pesantren Kilat (Sanlat). Panitia Sanlat tidak hanya membantu siswa untuk menembus Perguruan Tinggi, tetapi juga membantu mengurus beasiswa antara lain Bidikmisi, karena sebagian besar peserta Sanlat dari kalangan siswa tidak mampu.

Mukhanif lulus dari Fakultas Ilmu Budaya UGM, Jurusan Sastra Indonesia dalam waktu 3,5 tahun dengan IPK 3.59. Ia memilih jurusan sastra Indonesia adalah karena minat menulis sejak SMA. Kala itu, ketika belum mendapat kejelasan menerima beasiswa bidik misi, Ayah Mukhanif sempat mengutarakan untuk mengurungkan niatnya kuliah, jika beasiswa tidak jelas. Bapak tidak sanggup. Ungkap Mukhanif melalui tulisannya. Karena untuk membiayai kuliah selama tiga bulan, dananya didapat dari meminjam. Untuk mendapatkan beasiswa Bidikmisi tidaklah sulit selain direkomendasikan karena memiliki nilai yang baik, stabil dan melengkapi berkas-berka

Referensi

Dokumen terkait

antara biaya agensi dan prosedur akuntansi, pertimbangkan skema kompensasi manajemen pada abad kesembilan belas. Beberapa skema kompensasi manajemen pada

Untuk wilayah pesisir timur (Stasiun 1) Desa Gebang Mekar menjadi wilayah yang termasuk kategori cukup sesuai (S3) untuk dilakukan rehabilitasi ekosistem

peningkatan profesionalismenya. Supervisi tersebut berkaitan dengan proses pembelajaran yang dimulai dari perencanaan kemudian diwujudkan dalam pelaksanaan yang dilakukan

Pembuatan sabun mandi dengan reaksi saponifikasi fase cair dari tristearin (RBDPS) dan soda kaustik (NaOH) dan menghasilkan produk samping gliserol

Sebagai kesimpulannya, kajian ini memperlihatkan bahawa globalisasi membawa impak yang besar dari sudut positif malah turut meningglakan kesan negatif kepada bidang ekonomi,

Untuk masing–masing tipe untuk perawatan yang perlu dilakukan, disini yang perlu dilakukan terhadap bagian–bagian pendukung dari injection pump tersebut diantaranya

d) Buku digital adalah buku dalam bentuk media pembelajaran yang terdiri dari teks, gambar, video yang dapat dibaca pada komputer atau perangkat elektronik portable lainnya

Head Office Repre se ntative Office Share Administration