L A P O R A N TA H U N A N
TIM PENYUSUN
Penasehat:
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Mohamad Nasir
Pengarah Materi:
Sekretaris Jenderal, Ainun Na’im
Penanggungjawab:
Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik, Nada Darmiyanti
Penyunting Materi:
Bhimo Widyo Andoko M.Rif’an Munawir Sadzali Razak
Koordinator Tim Penulis:
Erna Kartika Sari
Tim Penulis:
Guruh Pratama K, Sri Partini, Yoggi Herdani Winatapura, Darwin Santoso, Kasduri, Wigit Jatmiko, Prima Septiani dkk
Foto:
MENINGKATKAN
MARTABAT, DAYA SAING
DAN KESEJAHTERAAN BANGSA
Pendidikan tinggi, ilmu pengetahuan dan teknologi adalah faktor strategik dalam pembangunan untuk meningkatkan daya saing dan kesejahteraan bangsa. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mengemban amanah untuk melaksanakan program-program di bidang pendidikan tinggi dan pengembangan Iptek berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945, Rencana Pembangunan Jangka Menengah 2015-2019, Misi Nawa Cita, dan Rencana Strategik Kemenristekdikti 2015-2019.
Roll-out pesawat N 219 di Hanggar PT Dirgantara Indonesia Bandung
CAPAIAN
2013
2014
2015
Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi
Persentase Lulusan yang Langsung Bekerja
Dosen Berkualifikasi S2/S3
Jumlah Prototipe Laik Industri
Jumlah Produk Inovasi
29,8%
29,1%
...
...
...
...
...
...
68,8%
70,4%
33
,66%
60
,5%
75
,6%
5
10
2015
Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan kepada Pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan, ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi menjabarkan lebih lanjut, bahwa pendidikan tinggi berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, serta mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai humaniora. Untuk mewujudkan amanat Undang-Undang tersebut, Pemerintah telah menetapkan misi Nawa Cita serta menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) dan Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 2015-2019.
Tahun 2015 merupakan langkah awal Kemenristekdikti melaksanakan RPJMN dengan menata ulang organisasi, mengintegrasikan fungsi riset, teknologi, dan pendidikan tinggi, bersamaan dengan menjaga kesinambungan pelayanan dan pelaksanaan program-programnya. Kita bersyukur, dengan segenap dinamikanya, Kemenristekdikti dapat mencapai targetnya, baik dalam memberikan pelayanan pendidikan tinggi, maupun dalam fasilitasi program riset dan pengembangan teknologi, serta inovasi. Akses pendidikan tinggi dan jumlah penduduk usia kuliah yang memperoleh pendidikan tinggi meningkat menjadi 33,66%, dan kualitas pendidikan tinggi diukur dengan program studi yang diakreditasi mencapai hampir 90% dari seluruh program studi. Kemenristekdikti juga mencapai target 5 prototipelaikindustri, dan 10 produk inovasi.
Di tahun konsolidasi (2015) ini, Kemenristekdikti berhasil menjaga peningkatan layanan airmatif, seperti Bantuan Pendidikan Bidikmisi dan program pendidikan tinggi untuk mahasiswa Papua. Kementerian bertekad untuk menjaga komitmen, tidak ada mahasiswa yang memenuhi kualiikasi akademik yang tidak dapat kuliah. Demikian pula kegiatan-kegiatan untuk pengiriman guru ke daerah terluar, terdepan dan tertinggal (Sarjana Mengajar di daerah 3T/ SM3T).
Menjelang tahun 2016, Kementerian diingatkan oleh masih banyaknya aspek yang harus dikejar, adanya ketertinggalan dalam beberapa aspek dibanding dengan negara lain, seperti produktivitas penelitian, pengembangan teknologi dan inovasi, dan juga pada kualitas perguruan tinggi. Dengan semangat Kabinet Kerja, Insya Allah kita dapat menghadapi tantangan tersebut.
Menristekdikti M.Nasir saat menyampaikan pidato dalam acara penandatanganan MoU tentang pemanfaatan jasa layanan perbankan dengan BTN.
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
12 Pilar Penentu
Dayasaing
World economic forum (WEF)
Key for
efficiency-driven
economies
Key for
innovation-driven
economies
Efficiency enhancers
subindex
Pillar 5. Higher education and
training
Pillar 6. Goods market efficiency
Pillar 7. Labor market efficiency
Pillar 8. Financial market
development
Pillar 9. Technological readiness
Pillar 10. Market size
Innovation and sophistication
factors subindex
Pillar 11. Business sophistication
Pillar 12. Innovation
Basic requirements
subindex
Key for
factor-driven
economies
Pillar 1. Institutions
Pillar 2. Infrastructure
Pillar 3. Macroeconomic
environment
Pillar 4. Health and primary
education
GLOBAL COMPETITIVENESS INDEX
Kemenristekdikti berhasil menjaga peningkatan layanan airmatif, seperti
Bantuan Pendidikan Bidikmisi dan program pendidikan tinggi untuk mahasiswa
Papua, “Tidak ada anak pintar yang tidak bisa kuliah”.
Aktiitas belajar kelompok di lingkungan kampus Perpustakaan Universitas Indonesia
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Doc. Foto google
PERINGKAT INDONESIA DALAM GCI 2015
2013
2014
2015
1. Tertiary education enrollment, gross %
2. Availability of research and training services
5. University-industry collaboration in R&D
7. Quality of scientific research institutions
8. PCT patents, applications/million pop
87 77 75
48 50 47
30 30 30
46 41 41
103 106 102
+2
9. Availability of scientists and engineers
10. Capacity for innovation
11. Company spending on R&D
12. Gov’t procurement of advanced tech products
GCI: Global Competitiveness Index (WEF 2015)
+3
=
=
=
= +4
-3
-8
40 31 34
24 22 30
23 24 24
25 13 13
Suasana Praktikum lapangan mahasiswa Universitas Gadjah Mada
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Daftar isi
Meningkatkan Martabat, Daya Saing dan Kesejahteraan Bangsa
Peringkat Indonesia dalam GCI 2015
Daftar Isi 10
9 4
I
Restrukturisasi dan Reformasi
Kemenristekdikti
Deskripsi Singkat Simbol Kemenristekdikti
Visi dan Misi Kemenristekdikti: Mencapai
Nawa Cita dengan Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Organisasi dan Personalia
13
14
15 16
18
Proil Strategik Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristekdikti)
III
Anggaran 2016
Target dan Capaian Indikator Program Kemenristekdikti Tahun 2016
140
142 143
Outlook 2016
IV
Sebaran Perguruan Tinggi
Universitas Politeknik Institut Akademi Komunitas LPNK KOPERTIS 146 148 152 157 Katalog
II
Opini BPK atas Laporan Keuangan
Realisasi Anggaran
Kualitas Pendidikan Tinggi
• Akreditasi dan Penjaminan Kualitas,
Tingkat Nasional, dan Internasional • World Class University
• Akreditasi Internasional • Pendirian PTN Baru
• Penertiban PT Dalam Pembinaan • Akreditasi Institusi
• Akreditasi Program Studi
• Nomor Induk Dosen • Proil Kualikasi Dosen • Mahasiswa Berprestasi
• Pendidikan Magister Menuju Doktor
Untuk Sarjana Unggul (PMDSU) • Bidikmisi
• Beasiswa Armasi Pendidikan Tinggi
(ADiK)
• Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)
Pusat Unggulan Iptek
Taman Sains dan Teknologi (TST) Pendidikan Tinggi Vokasi dan Akademi
Komunitas
Revitalisasi Pendidikan Guru
• Sarjana Mendidik di daerah 3T/SM3T • Menyapa Negeriku
Produktivitas Penelitian Dan Inovasi
• Publikasi Internasional
• Keluaran Penelitian (Forum Inovasi Nasional)
Kerjasama Internasional
Klaster Inovasi Daerah dan Inkubasi
Bisnis Teknologi
Terobosan Inovasi dan Inkubasi Bisnis Kemenristekdikti
Lembaga Penelitian Non Kementerian (LPNK) 22 24 25 26 28 34 38 40 43 47 48 50 52 54 56 64 68 70 74 78 80 84 89 90 92 96 98 111 86
Kinerja Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Menristekdikti M.Nasir disela-sela kunjungan kerja ke Politeknik Negeri Batam (9 Februari 2015), saat menghadiri peringatan Hari Pers Nasional tahun 2015
Menristekdikti M.Nasir bersama Presiden Joko Widodo meninjau Pusat Teknologi Satelit LAPAN di Bogor
PROFIL STRATEGIK
KEMENTERIAN RISET,
TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
I
Restrukturisasi dan Reformasi
Kemenristekdikti
Kemenristekdikti merupakan lembaga baru yang menggabungkan Kementerian Riset dan Teknologi dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada struktur Pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu Jilid II. Kebijakan ini ditujukan untuk meningkatkan eisiensi dan keefektifan struktur yang menangani riset dan teknologi serta pendidikan tinggi, dan dengan demikian struktur baru ini juga merupakan bagian dari proses reformasi birokrasi, dari aspek perubahan struktur makro kementerian, yang
mempunyai posisi strategik dalam mengatur mekanisme kerja dan proses pelayanan publik.
Secara detail, proses reformasi birokrasi berlanjut sesuai dengan program nasional untuk menjamin adanya birokrasi yang bersih, eisien, dan efektif. Reformasi birokrasi ini menyentuh sampai dengan unit layanan terdepan, seperti Perguruan Tinggi Negeri, Koordinator Perguruan Tinggi Swasta dan lembaga-lembaga penelitian.
Deskripsi Singkat
Simbol Kemenristekdikti
Simbol Kemenristekdikti yang melambangkan teknologi dan sumber daya manusia yang sinergis dan selalu berkait erat dengan menyambut/ menyongsong masa depan yang lebih baik. Terdapat dua elemen utama dalam visualisasi simbol Kemenristekdikti, yaitu (I) Simbol manusia/ orang yang telah disederhanakan yang kemudian lebih dinamis diwakilkan oleh warna “Biru Tua” yang merupakan warna identitas Kemenristekdikti bersama dengan “Biru Muda”; (II) Simbol teknologi yang selalu tumbuh dan berkembang mengikuti jaman, pada simbol ini divisualkan dengan warna
“Biru Muda”. Paduan kedua elemen utama dalam simbol Kemenristekdikti menghasilkan sebuah simbol yang dinamis dan sarat akan makna.
Sebagai lembaga yang baru dengan misi
pembangunan manusia melalui Iptek dan Dikti, aspek kemanusiaan adalah esensi yang menjadi
fokus utama program-program Kementerian
dalam pengembangan pendidikan tinggi,
ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi. Oleh karena itu bentuk logo Kemenristekdikti menggambarkan simbol-simbol dan warna yang
Menristekdikti M.Nasir bersama warga menuju tempat panen perdana padi varietas Sidenuk dengan teknologi IPAT-BO dan inseminasi buatan sexing
mencerminkan sifat dan perilaku kemanusiaan, dinamika ilmu pengetahuan dan teknologi, dan relevansi sinergik antara manusia dengan teknologi.
Visualisasi logo Kemenristekdikti dapat dilihat seperti pada gambar di bawah.
Visi dan Misi Kemenristekdikti:
Mencapai Nawa Cita dengan Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Visi Kemenristekdikti tahun 2015-2019 adalah “Terwujudnya pendidikan tinggi yang bermutu serta kemampuan Iptek dan inovasi untuk mendukung daya saing bangsa”. Pendidikan tinggi yang bermutu dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang berpengetahuan, terdidik dan terampil. Sedangkan kemampuan Iptek dan inovasi dimaknai oleh keahlian sumber daya manusia dan lembaga litbang serta perguruan tinggi dalam melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek yang ditunjang oleh pembangunan faktor input (kelembagaan, sumber daya, dan jaringan).
Pembelajaran & Kemahasiswaan
1
2
3
4
5
KelembagaanSumber Daya
Penelitian & Pengembangan
Inovasi
Meningkatkan Tenaga Terdidik dan Terampil
Berpendidikan Tinggi
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi
dan Lembaga Litbang IPTEK
Meningkatkan Daya Saing Sumber
Daya IPTEKDIKTI
Meningkatkan Produktivitas Penelitian
dan Pengembangan
Meningkatkan Inovasi
ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN RISET
TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
Kunjungan Menteri Sains, Riset dan Teknologi Iran ke Reaktor Serbaguna GA Siwabessy di Puspiptek Serpong
Milestones
Peningkatan Mutu
Kemenristekdikti
1. Penertiban PT yg Tidak taat Azas 2. Science & Technopark 3. Hilirisasi Hasil Penelitian 4. Penataan NIDK 5. Pusat Unggulan IPTEK
6. Lembaga Akreditasi Mandiri PTKes (LAMPTKes) 7. Uji Kompetensi Mahasiswa
Program Profesi Dokter (UKMPPD)
2015
1. Intergarsi Ristek-Dikti 2. UU Keinsinyuran 3. Standar Nasional PT
2014
SM3T
2011
1. UU Dikti 2. BOP-PTN
2012
BIDIKMISI
2010
1. Akademi Komunitas 2. UU Pendidikan Kedokteran
2013
Organisasi dan Personalia
Enam kali mengalami perubahan nama, dan yang terakhir berubah menjadi Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi karena adanya penggabungan dengan salah satu Direktorat Jenderal yang ada di Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, yaitu Ditjen Pendidikan Tinggi.
Berdiri sejak tahun 1962 dengan nama Kementerian Urusan Riset Nasional Republik Indonesia, kemudian tahun 1973 menjadi Menteri Negara Riset. Tahun 1986-2001 berubah nama menjadi Menteri Negara Riset dan Teknologi, dan tahun 2002 sesuai Surat Edaran Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara perihal Penamaan Instansi Pemerintah, Kantor Menteri Negara disebut dengan Kementerian Riset dan Teknologi.
Berdasarkan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2005 Institusi ini disebut Kementerian Negara Riset dan Teknologi atau dengan sebutan Kementerian Negara Ristek. Pada tahun 2009 berdasarkan Peraturan Presiden No.47 Tahun 2009 disebut Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek).
Selanjutnya tahun 2015 berdasarkan Peraturan Presiden No.13 Tahun 2015 Kemenristek disebut menjadi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Amanat Peraturan Presiden tersebut menyatakan bahwa untuk membantu Presiden Republik Indonesia dalam menyelenggarakan pemerintahan negara, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi mempunyai tugas menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang riset, teknologi, dan pendidikan tinggi.
Penambahan fungsi pendidikan tinggi pada Kementerian Riset dan Teknologi berdampak pada bergabungnya Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) yang ada pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Berpisahnya Ditjen Dikti dengan Kemendikbud tahun 2014 bukanlah yang pertama kali, karena berdasarkan Keputusan Presiden nomor 130 tahun 1961, tanggal 14 April 1961 terbentuknya
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Sejarah terbentuknya
KEMENRISTEKDIKTI
Tahun 2002 sesuai Surat Edaran Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara perihal
Penamaan Instansi Pemerintah, Kantor Menteri
Negara disebut dengan Kementerian
Riset dan Teknologi.
Tahun 1986-2001
menjadi Menteri Negara
Riset dan Teknologi
Tahun 1973 berubah nama menjadi
Menteri Negara Riset.
2002
1986-2001
1973
14 April 1961 terbentuknya
Departemen Perguruan Tinggi
dan Ilmu Pengetahuan
(DEPARTIP) yang merupakan
pecahan dari Departemen
Pendidikan, Pengajaran
dan Kebudayaan
(Departemen PP&K)
1961
Tahun 1962
Kementerian Urusan Riset Nasional
Republik Indonesia didirikan
1962
Departemen Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (DEPARTIP) adalah merupakan pecahan dari Departemen Pendidikan Pengajaran dan Kebudayaan (Departemen PP dan K), dan kemudian pimpinan DEPARTIP populer pada saat itu dengan sebutan Menteri PTIP (Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan).
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) dalam menjalankan tugas dan fungsinya dibantu oleh tujuh orang pejabat eselon satu, yaitu Sekretaris Jenderal (Sesjen), Inspektur Jenderal (Irjen), lima Direktur Jenderal yang terdiri dari Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan; Kelembagaan Iptek dan Dikti; Sumber Daya Iptek dan Dikti; Penguatan Riset dan Pengembangan; serta Dirjen Penguatan inovasi.
Selain Sesjen, Irjen dan Dirjen, Menristekdikti dibantu oleh tiga orang Staf Ahli yang terdiri dari Staf Ahli Bidang Akademik; Staf Ahli Bidang Infrastruktur serta Staf Ahli Bidang Relevansi dan
Produktivitas, serta dua orang Staf Khusus yang juga membantu Menristekdikti dalam menjalankan tugas dan fungsinya, yaitu Staf Khusus Bidang Kerjasama Dalam dan Luar Negeri, dan Staf Khusus Hubungan Antar Lembaga.
Kemenristekdikti juga mengkoordinasikan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005 tentang Perubahan Keenam atas Keputusan Presiden No. 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian, yang sebelumnya terdapat tujuh lembaga dan kini tinggal enam lembaga antara lain: LIPI, LAPAN, BPPT, BATAN, BAPETEN dan BSN.
I. Proil Strategik Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Ditjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud melebur dengan
Kemristek sehingga menjadi Kemenristekdikti:
- Pengumuman Kabinet Kerja 26 Oktober 2014
- Peraturan Presiden No.13 tahun 2015
2014
Pada Tahun 2009 berdasarkan
Peraturan Presiden No.47 Tahun 2009
disebut Kementerian Riset dan Teknologi.
2009
Pada tahun 2005 berdasarkan
Peraturan Presiden No. 9
Tahun 2005 Institusi ini
disebut Kementerian Negara
Riset dan Teknologi (KNRT)
atau dengan sebutan
Kementerian Negara Ristek.
2005
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
1 2 3
4 5 6
Menteri Riset, Teknologi
dan Pendidikan Tinggi
Mohamad Nasir
1 Sekretaris Jenderal Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Ainun Na’im
2 Inspektur Jenderal
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Jamal Wiwoho
3 Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Intan Ahmad
4 Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek Dikti Patdono Suwignjo
5 Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti Ali Ghufron Mukti
6 Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan Muhammad Dimyati
7 Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe
8 Staf Ahli Bidang Relevansi dan Produktivitas Agus Puji Prasetyono
9 Staf Ahli Bidang Infrasruktur Hari Purwanto
10 Staf Ahli Bidang Akademik Paulina Pannen
11 Staf Khusus Bidang Kerjasama Dalam dan Luar Negeri Abdul Wahid Maktub
12 Staf Khusus Bidang Hubungan Antar Lembaga Lukman Khakim
7 8 9
10 11 12
SEKRETARIAT JENDERAL
INSPEKTORAT JENDERAL STAF AHLI
KETERANGAN :
STAF KHUSUS
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN
DIREKTORAT JENDERAL KELEMBAGAAN IPTEK DIKTI
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA IPTEK DIKTI
DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN RISET DAN PENGEMBANGAN
DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN INOVASI
34 Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek Dikti
John Hendri
35 Direktur Karir dan Kompetensi SDM
Bunyamin Maftuh
36 Direktur Kualifikasi SDM
Muklas Ansori
37 Direktur Sarana dan Prasarana
Hamir Hamzah
38 Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Prakoso
39 Direktur Sistem Riset dan Pengembangan
Ira Nurhayati Djarot
40 Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat
Ocky Karna Radjasa
41 Direktur Pengembangan dan Teknologi Industri
Hotmatua Daulay
42 Direktur Pengelolaan Kekayaan IntelektualSadjuga
43 Sekretaris Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi
Hadirin Suryanegara
44 Direktur Sistem Inovasi
Ophirtus Sumule
45 Direktur Inovasi Industri
Santoso Yudo Warsono
46 Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi
Retno Sumekar
13 Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Wisnu Sardjono Soenarso
14 Kepala Pusat Penelitian, Ilmu Pengetahuan dan TeknologiSri Setiawati
15 Kepala Pusat Data Informasi Iptek Dikti
Andika Fajar
16 Kepala Biro PerencanaanErry Ricardo Nurzal
17 Kepala Biro Sumber Daya Manusia
Ari Hendrarto Saleh
18 Kepala Biro Keuangan dan Umum
Moch Wiwin Darwina
19 Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Ani Nurdiani Azizah
20 Kepala Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik
Nada Darmiyanti S
21 Sekretaris Inspektorat JenderalYusrial Bachtiar
22 Inspektur IMohamad Hardi
23 Inspektur IIDadit Herdikiagung
30 Direktur Lembaga Penelitian dan PengembanganKemal Prihatman
31 Direktur Kawasan Sains dan Teknologi dan Lembaga Penunjang LainnyaLukito Hasta
32 Direktur Pengembangan Kelembagaan Pendidikan Tinggi
Ridwan
33 Direktur Pembinaan Kelembagaan Pendidikan Tinggi
Totok Prasetyo
25 Sekretaris Direktorat Jenderal Pembelajaran dan KemahasiswaanSutrisna Wibawa
26 Direktur PembelajaranParistiyanti Nurwardani
29 Sekretaris Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek DiktiAgus Indarjo
28 Direktur Penjaminan MutuAris Junaidi
27 Direktur Kemahasiswaan dan Penyiapan Karir
Didin Wahidin
24 Inspektur IIIYohanes Indrayono
13 14 15 16 17
19
18
20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30
31 32 33 34 35 36
37 38 39 40 41
44 45 46
42
43
KINERJA RISET, TEKNOLOGI
DAN PENDIDIKAN TINGGI
TAHUN 2015
II
Menristekdikti M.Nasir melepas mobil tenaga surya ITS Widya Wahana V melakukan perjalanan darat ke Bali sebelum bertolak ke kejuaraan dunia di Australia
Opini BPK atas laporan keuangan sebagai target Ristekdikti tahun 2015 yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), setelah sebelumnya di tahun 2014 yaitu Ristek: Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan Dikti: Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), tahun 2013 Ristek: Wajar Dengan Pengecualian (WDP) dan Dikti: Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), serta tahun 2012 Ristek: Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dan Dikti Wajar Dengan Pengecualian (WDP) .
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Opini BPK
atas Laporan Keuangan
WTP
Target Ristekdikti
RISTEK : WTP
DIKTI : WDP
2012
RISTEK : WDP
DIKTI : WTP
2013
RISTEK : WTP
DIKTI : WTP
2014
Realisasi Anggaran
Belanja
Pegawai
Total
Barang
Modal
Bansos
46.412.325.231.000
12.364.015.606.000
Pagu
20.171.215.676.000
11.163.707.538.000
2.713.386.411.000
38.417.757.427.467
11.941.203.407.716
Realisasi
16.101.619.187.644
7.696.006.568.694
2.678.928.263.413
82,50
96,58
79,24
68,91
98,73
%
* Per 31 Desember 2015
Piagam Penghargaan Predikat B tahun 2015 untuk Kemenristekdikti dari KemenPANRB
Kualitas Pendidikan
Tinggi
Akreditasi dan
Penjaminan Kualitas,
Tingkat Nasional, dan
Internasional
Akreditasi merupakan bentuk akuntabilitas kepada publik yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan dan Standar Internasional.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 61 ayat (2) yang menyatakan bahwa ijazah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap prestasi belajar dan/ atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi.
II. Kinerja Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015 Doc. Foto Humas UGM
5
TOP
World Class
University
QS Top Universities 2015/2016
358
Rangking Rangking Rangking Rangking Rangking
Universitas Indonesia
431-440 551-600
701 +
701 +
Peringkat PT versi RISTEKDIKTI
1
Institut Teknologi Bandung (ITB)
10
11
Universitas Diponegoro (UNDIP)
2
Universitas Gadjah Mada (UGM)
9
Universitas Sebelas Maret (UNS)
3
Institut Pertanian Bogor (IPB)
8
Universitas Airlangga (UNAIR)
7
Universitas Padjadjaran (UNPAD)
4
Universitas Indonesia (UI)
6
Universitas Brawijaya (UB)
5
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Universitas Hasanuddin (UNHAS)
Tingkat daya saing perguruan tinggi Indonesia dalam kancah persaingan global adalah salah satu indikator yang dikenakan pada Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi untuk periode 2015-2019 seperti diamanatkan dalam Rencana Strategis Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Target pencapaian lima perguruan tinggi Indonesia masuk dalam top 500 perguruan tinggi terbaik dunia bukanlah target yang mudah untuk dicapai. Perlu disusun rencana pendampingan yang sistematis dan diimplementasikan secara konsisten pada lima perguruan tinggi unggulan Indonesia yaitu: Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Airlangga agar dapat masuk atau tetap berada pada
daftar top 500 perguruan terbaik dunia.
Di dunia saat ini terdapat beberapa pemeringkatan perguruan tinggi yang dilakukan oleh berbagai lembaga internasional antara lain QS World University Ranking (QS WUR),
Times Higher Education (THE), dan Shanghai Jiao Tong Ranking (SJT). Pada pemeringkatan THE dan SJT tidak terdapat perguruan tinggi di Indonesia
yang masuk dalam top 500.
Kampus Universitas Negeri Makassar
II. Kinerja Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015
Doc. Foto Maghis P.J
Di dunia saat ini terdapat beberapa pemeringkatan perguruan tinggi yang dilakukan oleh berbagai lembaga internasional antara lain QS World University Ranking (QS WUR), Times Higher Education (THE), dan Shanghai Jiao Tong Ranking (SJT). Pada pemeringkatan THE dan SJT tidak terdapat perguruan tinggi di Indonesia yang masuk dalam top 500. Pada QS WUR tahun 2015 terdapat 9 (sembilan) perguruan tinggi Indonesia dalam top 800, dengan urutan; (1) Universitas Indonesia, (2) Institut Teknologi Bandung, (3) Universitas Gadjah Mada, (4) Universitas Airlangga, (5) Institut Pertanian Bogor, (6) Universitas Diponegoro, (7) Institut Teknologi Sepuluh Nopember, (8) Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan (9) Universitas Brawijaya.
Untuk mencapai tujuan di atas, Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah menyusun gugus tugas dan merancang hibah untuk membantu 5 (lima) perguruan tinggi unggulan Indonesia di atas masuk dalam top 500 perguruan tinggi terbaik dunia atau World Class University (WCU).
Pada tahun 2015, Direktorat Pembinaan Kelembagaan Perguruan Tinggi telah menyusun empat skema untuk peningkatan reputasi perguruan tinggi Indonesia menuju World Class University. Program yang dibuat ditujukan terhadap lima perguruan tinggi yang memiliki potensi untuk masuk peringkat 500 besar dunia versi QS. Deskripsi masing-masing skema program tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menghadiri workshop dan Konferensi Internasional yang diadakan oleh QS World University Ranking (QS),
Times Higher Education (THE), dan Shanghai Jiao Tong Ranking (SJT).
2. Melakukan sosialisasi dan workshop tentang World University Ranking di 5 Perguruan Tinggi Indonesia yang berpotensi masuk peringkat 500 besar dunia versi QS World University Ranking (QS).
3. Mengumpulkan, evaluasi, dan presentasi data via website lima Perguruan Tinggi Indonesia yang berpotensi masuk peringkat 500 besar dunia versi QS World University Ranking (QS).
4. Melakukan monitoring dan evaluasi lima Perguruan Tinggi Indonesia yang berpotensi masuk peringkat 500 besar dunia
Program klasiikasi pemeringkatan perguruan tinggi Indonesia sudah pada tahap analisis data dan informasi yang dibutuhkan dalam menghasilkan peta mutu manajemen perguruan tinggi Indonesia sebagai dasar klasiikasi tersebut, yaitu mencakup a) Kualitas Sumber
Pada QS WUR tahun 2015
terdapat 9 (sembilan) perguruan
tinggi Indonesia dalam top 800
Jumlah Perguruan Tinggi
Masuk 500 Top Dunia
Daya Manusia, b) Kualitas Manajemen, c) Kualitas Kegiatan Kemahasiswaan, dan d) Kualitas Penelitian dengan rincian komponen yang digunakan.
Kemenristekdikti berupaya mempertahankan
dan meningkatkan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia agar masuk dalam 500 besar dunia melalui skema pendanaan khusus. Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi mengalokasikan pendanaan khusus untuk mendorong peningkatan reputasi akademik beberapa perguruan tinggi di tingkat internasional. Skema pendanaan ini didasarkan pada pencapaian reputasi akademik selama ini, khususnya keberhasilan dalam mencapai peringkat 500 besar dunia atau 200 tingkat Asia.
Pendanaan program peningkatan reputasi
akademik perguruan tinggi pada tahun anggaran 2016 diintegrasikan dalam usulan rencana program dan kegiatan pada DIPA masing-masing perguruan tinggi dan atau Rencana Bisnis Anggaran (RBA) pada tahun 2016. Sebagai tindak lanjut dari penyusunan rencana program dan kegiatan tersebut, perguruan tinggi diharuskan membuat usulan lengkap program dan kegiatan peningkatan reputasi akademik perguruan tinggi menuju World Class University
Rata-rata rasio IPK aktual terhadap
IPK maksimum pada satu periode pelaporan
Kualitas Kegiatan Kemahasiswaan
Jumlah capaian (emas, perak dan perunggu) pada PEKAN Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS)
Prestasi pada lomba internasional
Lomba Minat dan Bakat dan Mahasiswa Berprestasi (MAWAPRES)
Kualitas Kegiatan
Penelitian Capaian kinerja penelitian sesuai kriteria Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DP2M)
Jumlah dokumen terindeks scopus /
dosen tetap
Jumlah artikel ilmiah terindeks scopus /
dosen tetap
(WCU) yang berisi rancangan program secara rinci yang dilaksanakan dan target indikator yang akan dicapai untuk menuju World Class University (WCU).
Pendanaan untuk mendukung program dan kegiatan World Class University (WCU) di atas merupakan mekanisme pendanaan yang berbasis kinerja (performance-based budgetting), di mana Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi bersama-sama perguruan tinggi penerima dana menyepakati serangkaian indikator kinerja berikut target yang harus dicapai oleh pihak perguruan tinggi.
Sejalan dengan rencana strategis Kemenristekdikti dan rencana strategis Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, secara umum program ini dimaksudkan untuk mendorong terwujudnya perguruan tinggi berkualitas, dikelola secara otonom dalam lingkungan organisasi yang sehat, sehingga mampu menghasilkan keluaran yang bermutu dan berdaya saing tinggi. Secara khusus pendanaan ini ditujukan untuk mendorong peningkatan reputasi akademik perguruan tinggi menuju World Class University (WCU).
Beberapa Kerjasama Internasional
Bidang Penelitian
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
K
erjasama
internasional
menghasilkan mobilitas
mahasiswa,
dosen dan peneliti,
joint research,
joint degree
programs
Non-Aligned Movement (NAM)
Teheran, Iran, 22-24 February 2015
Teheran Declaration
ASEAN Committee on Science and Technology (COST),
6 November 2015 ASEAN Plan of Action on Science,
technology and Innovation (APASTI) 2015 – 2020
OECD-ASEAN+3
Daejeon, Seoul, 19-20 October 2015
The Daejeon Declaration
Doc. Foto Humas UGM
Beberapa Kerjasama
Joint
Research
II. Kinerja Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015
UI - IPB -ITB
UGM - ITS - UNAIR
UNHAS - UNRAM
UNPAT
Monash - ANU
Univ of Melbourne
Univ of Sydney - CSIRO
Univ of T
asmania
Kesehatan - Energi
Pangan dan Pertanian
Infrastruktur
Resilient communities
LAPAN - UNRAM - IPB
UGM - KKP - ITB
UNAND - UI - UNEJ
UNHAS
Natural Disaster Prevention
Bioresources
Infectious Diseases Control
Environment
Yamaguchi University Fukushima Medican University Akita University - Chiba University Sophia University - Nagoya University
Future University Hakodate Kwansei Gakuin University Saitama Medical University University of Hiroshima
Hokkaido University Kyoto University Kitasato University
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
19
Prodi
14
Prodi
27
Prodi
20
Prodi
Prodi
2
Prodi
1
Lembaga akreditasi:
No Universitas Prodi/Fakultas Jenjang Lembaga Akreditasi and Quality Assurance Tahun
1 Institut Teknologi
Bandung (ITB) Teknik Elektro, Teknik Kelautan, Teknik Fisika,
Teknik Kimia, Teknik
Informatika,Teknik Industri, Teknik Lingkungan,
S-1 ABET, America
(Accreditation Board for Engineering
and Technology)
2011- 2015
Biologi, Fisika, Matematika,
Astronomi, Biologi,
Mikrobiologi, dan Farmasi
Klinik
S-1 ASIIN e.V.
(Akkreditierungsagentur
für Studiengänge der
Ingenieurwissenschaften, der Informatik, der Naturwissenschaften und der Mathematik e.V.), Jerman
2015
Teknik Arsitektur, Kebijakan
S-1 KAAB
(Korea Architectural Acrcediting
Board)
2013
Kimia, S-1 RSC
(Royal Society of Chemistry), London 2013
Teknik Geodesi, S-1 AUN-QA
(ASEAN University Network)
2013
MBA, Magister Terapan
ABEST21
(The Alliance of Business Education
and Scholarship for Tomorrow, a 21st
Century Organization)
2013
2 Universitas Binus Teknik Industri, Teknik
Sipil, dan Sistem Komputer
ABET 2015
3 Institut Pertanian Bogor
Ilmu dan Teknologi Pangan S-1 IFT
(Institute of Food Technologists)
2010
Teknologi Industri
Pertanian
ABET 2012
Ilmu dan Teknologi
Kelautan
IMaREST
(Institute of Marine Engineering,
Science and Technology)
2013
Hasil Hutan SWTS
(Society of Wood Sciene and Technology)
2015
Teknik Mesin dan Biosistem JABEE
(Japanese Acreditation Board for Engineering Education)
2015
Argonomi dan Hortikultura,
Proteksi Tanaman, Budidaya Perairan, lmu Produksi dan Teknologi
Peternakan, Ilmu Nutrisi,
dan Teknologi Pakan, Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat,
Silvikultur, Ilmu Ekonomi,
Agribisnis, dan Gizi Masyarakat
AUN-QA 2013-2014
Akreditasi Internasional 6 Perguruan Tinggi
No Universitas Prodi/Fakultas Jenjang Lembaga Akreditasi Tahun
4 Universitas
Brawijaya
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
ABEST21 2012
Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian
IFT
5 Universitas Gadjah
Mada (UGM) Sistem Informasi Manajemen Kesehatan
(SIMKES), Akuntan,
Manajemen
S-2 IMIA
(International Medical Informatics
Association)
2012
Fakultas Ekonomi dan
Bisnis
AACSB
(Association to Advance Collegiate
School of Businnes)
2009-2015
Akuntansi, Manajemen S3 RSC
Kimia, FMIPA S1 ASIIN
Teknik Kimia S1 Institution of Chemical Engineers
(IChemE)
Akuntansi, Kehutanan,
Teknik elektro, IHPT, TI, Matematika, Ilmu
Komunikasi, Manajemen dll
S1 23 Prodi oleh AUN QA
6 Universitas
Indonesia Ilmu Ekonomi AUN-DIES 2013
Teknik Sipil, Teknik Mesin, Arsitektur, Teknik Elekho, TeknikKimia, Teknik Metalurgi dan Material, Kimia, Manajemen,
Teknik Industri,
Akuntansi, Psikologi, Pendidikan Dokter, Kesehatan Masyarakat,
Ilmu Komputer, Teknik Sipil (re asses), Sosiologi,
Kesejahteraan Sosial
S-1 AUN-QA 2008-2013
lmu Kesehatan Masyarakat S-2 APACH
Magister Manajemen, FE S-2 ABEST21 2012
II. Kinerja Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015
Doc. Foto Humas Padjajaran
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Pendirian
baru
berbentuk Institut
(Institut Teknologi serta
Institut Seni Budaya Indonesia)
15 Universitas
12 Politeknik
27
10
Pendirian PTN Baru
10
6
5
4
1
1
Jawa-Madura
Sumatera
Kalimantan
Sulawesi
Papua
NTT
4
3
1
2
Jawa-Madura
Sumatera
Kalimantan
Papua
Dari PTS
Tujuan Penegerian
• Menjaga persatuan bangsa • Negara hadir untuk
menyediakan layanan pendidikan tinggi di daerah-daerah yang belum berkembang
II. Kinerja Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015
1. Universitas Bangka Belitung
2. Politeknik Manufaktur Negeri
Bangka Belitung
3. Universitas Musamus
4. Universitas Borneo
5. Politeknik Negeri Batam
Tahun
2010
1. Univ. 19 Nop Kolaka
2. Univ. Teuku Umar
3. Univ. Siliwangi
4. Univ. Tidar Magelang
5. Univ. Timor
6. UPN “Veteran” Jatim
7. UPN “Veteran” Jakarta
8. UPN “Veteran” Yogyakarta
9. Univ. Singaperbangsa
10. Institut Teknologi Kalimantan *
11. Institut Teknologi Sumatera *
12. ISBI Aceh *
13. ISBI Bandung *
14. ISBI Kalimantan *
15. ISBI Sulawesi *
16. Politeknik Tanah Laut
17. Politeknik Ketapang
18. Politeknik Neg. Cilacap
19. Politeknik Indramayu
Tahun
2014
Tahun
2011
1. Politeknik Bengkalis
2. Politeknik Nusa Utara
3. Politeknik Balikpapan
4. Universitas Raja Ali Haji
Tahun
2012
1. Politeknik Negeri Madiun
Tahun
2013
1. Universitas Sulawesi Barat
2. Universitas Samudra Langsa
3. Politeknik Negeri Sambas
4. Politeknik Neg. Madura *
5. Politeknik Neg. Subang*
6. Politeknik Neg. Fakfak*
7. ISBI Tanah Papua *
8. Politeknik Neg. Banyuangi
* Pendirian PTN Baru (murni) selain itu PT Swasta yang dinegerikan
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Penertiban PT
Dalam Pembinaan
23
Perguruan Tinggi
dalam Pembinaan
28 Des 2015
99
Perguruan Tinggi
dalam Pembinaan
01 Des 2015
122
Perguruan Tinggi
dalam Pembinaan
23 Nop 2015
576
Perguruan Tinggi
tidak sehat
Mei 2014
243
Perguruan Tinggi
Non-aktif
29 Sept 2015
10
PTSKonflik internal dalam proses hukum PTS dalam prosespembinaan untuk diaktifkan
22
11
PTSdicabut ijinnya
Doc. Foto Humas UI
Daftar Perguruan Tinggi Dalam Pembinaan (Desember 2015)
No Perguruan Tinggi Status
1 Akademi Keperawatan Sapta
Karya
Pembinaan/ Konflik 2 Akademi Kebidanan Sapta Karya Pembinaan/Konflik
3 Universitas Kejuangan 45 Jakarta Pembinaan
4 Sekolah Tinggi Manajemen Imni Pembinaan
5 Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Cakrawala Pembinaan
6 Sekolah Tinggi Ilmu Hukum
Dharma Andhiga Pembinaan
7 Sekolah Tinggi Teknologi Geusan Ulun Pembinaan
8 Akademi Manajemen Informatika Dan Komputer Yasika Pembinaan
9 AMIK PGRI Tangerang Pembinaan
10 Akademi Kebidanan Al-Ishlah Cilegon Pembinaan
11 Universitas Teknologi Surabaya Pembinaan
12 Institut Sains Dan Teknologi
Palapa Pembinaan
13 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Pemuda
Pembinaan/ Konflik
14 Universitas PGRI Kupang Pembinaan/Konflik
15 STIKES Yahya Bima Pembinaan/Konflik
16 Universitas Sari Putra Indonesia
Tomohon
Pembinaan/ Konflik 17 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Budi Utomo Manado Pembinaan/Konflik
18 Akademi Keperawatan Pemda
Sengkang Pembinaan
19 Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen
Sumbar Pembinaan
20 STIE Prakarti Mulya Pembinaan
21 Akademi Sekretari Dan
Manajemen Jambi Pembinaan
22 Akademi Kebidanan Martapura Pembinaan/Konflik
23 Universitas Darussalam Ambon Pembinaan/Konflik
Perguruan tinggi didedikasikan untuk: (1) menguasai, memanfaatkan, mendiseminasikan, mentransformasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks), (2) mempelajari, mengklariikasikan dan melestarikan budaya, serta (3) meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Oleh karena itu perguruan tinggi sebagai lembaga melaksanakan fungsi tridharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, serta mengelola iptek.
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Doc. Foto Kemendikbud
Akreditasi Institusi
80,07%
Perguruan Tinggi
Belum Terakreditasi
3,422
4.274
Perguruan Tinggi
19,93%
Perguruan Tinggi
Terakreditasi
852
0C
B
A
100 200 300 400 500 600
586
240
26
WILAYAH
Luar Jawa
Jawa
Total
418
343
852
PT
TERAKREDITASI
1.788
1.634
3.422
PT BELUM
DIAKREDITASI
2.206
2.068
4.271
TOTAL
PT
PT TERAKREDITASI
3
23
26
A
92
148
240
B
323
263
286
C
Perguruan Tinggi Indonesia juga belum mampu berkompetisi dengan Perguruan Tinggi negara lain bahkan masih tertinggal dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara sekalipun. Sejumlah lembaga internasional secara berkala melakukan survei untuk menyusun peringkat universitas terbaik dunia dan menempatkan universitas-universitas di Indonesia, bahkan yang berstatus paling baik di Indonesia sekalipun berada pada posisi yang masih rendah.
Mutu program studi merupakan cerminan dari totalitas keadaan dan karakteristik masukan, proses, keluaran, hasil, dan dampak, atau layanan/kinerja program studi yang diukur berdasarkan sejumlah standar yang ditetapkan. Kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Memberikan jaminan bahwa institusi perguruan tinggi yang terakreditasi telah memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), sehingga mampu memberikan perlindungan bagi masyarakat dari penyelenggaraan perguruan tinggi yang tidak memenuhi standar. 2. Mendorong perguruan tinggi untuk terus menerus
melakukan perbaikan dan mempertahankan mutu yang tinggi.
3. Hasil akreditasi dapat dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan dalam transfer kredit perguruan tinggi, pemberian bantuan dan alokasi dana, serta pengakuan dari badan atau instansi yang lain.
Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PDPT) adalah pelaksana Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2015, yang merupakan pusat kumpulan data penyelenggara pendidikan tinggi seluruh perguruan tinggi yang terintegrasi secara nasional. PDPT berfungsi sebagai sumber informasi bagi lembaga
Akreditasi diperlukan untuk
menjamin mutu dari suatu
lembaga pendidikan
Jumlah Perguruan Tinggi
Berakreditasi A (Unggul)
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Doc. Foto Humas Universitas Negeri Medan
akreditasi untuk melakukan akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi, serta pemerintah untuk melakukan pengaturan, perencanaan, pengawasan, pemetaan dan evaluasi. Selain itu, berfungsi bagi pembinaan dan koordinasi Program Studi dan Perguruan Tinggi, serta masyarakat untuk mengetahui kinerja Program Studi dan Perguruan Tinggi.
Akreditasi diperlukan untuk menjamin mutu dari suatu lembaga pendidikan. Tapi sayangnya saat ini masih banyak Perguruan Tinggi (PT) yang belum terakreditasi, termasuk beberapa PT negeri. Walaupun demikian jumlah PT swasta yang belum terakreditasi jauh lebih banyak daripada PT negeri. Penilaian akreditasi meliputi:
• Kurikulum dari setiap program pendidikan • Jumlah tenaga pendidik
• Keadaan mahasiswa
• Kordinasi pelaksanaan pendidikan, termasuk persiapan sarana dan prasarana
• Kesiapan administrasi akademik, kepegawaian, keuangan dan rumah tangga dari perguruan tinggi.
Terdapat 26 Perguruan Tinggi (PT) yang terakreditasi A di Indonesia, termasuk :
• 16 Universitas Negeri • 3 Institut Negeri • 1 Politeknik Negeri • 6 Universitas Swasta
dan 210 PT yang terakreditasi B, yaitu: • 34 Universitas Negeri
• 3 Institut Negeri • 11 Politeknik Negeri
• 162 diantaranya terdiri dari Univ. swasta, Akademi, UIN, IAIN, dan Sekolah Tinggi
Berdasarkan data PDPT pada bulan Mei 2015 terdapat 243 PT telah di non aktif.
Untuk itu, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi bekerjasama dengan Koodinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis), ABPTSI (Asosiasi Badan Perguruan Tinggi Swasta Indonesia), dan APTISI (Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia) untuk melakukan pembinaan terhadap perguruan tinggi ‘non aktif’. Istilah ‘non aktif’ telah direvisi menjadi ‘Pembinaan’, sebanyak 243 perguruan tinggi dalam pembinaan.
Kemenristekdikti, di bawah Koordinator Direktur Pembinaan Kelembagaan Pendidikan Tinggi telah menurunkan tim khusus untuk turun langsung melakukan pembinaan pada kampus-kampus non aktif, saat ini jumlah Perguruan Tinggi (PT) ‘non aktif’ tinggal 23 (per 28 Desember 2015) dengan pembaharuan data dari PDPT.
II. Kinerja Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015 Doc. Foto Lab. Kimia UNM
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Doc. Foto Humas UI
88%
Program Studi
Terakreditasi
19,047
21.657
Program Studi
12%
Program Studi
Belum Terakreditasi
2,610
0
C
B
A
1250 2500 5,000 7,000 9,000 10,000
9,577
7,685
1,785
WILAYAH
Luar Jawa
Jawa
Total
9,694
9,353
19,047
PRODI
TERAKREDITASI
1,052
1,558
2,610
PRODI BELUM
DIAKREDITASI
10,746
10,911
21,657
TOTAL
PRODI
PRODI TERAKREDITASI
507
1,278
1,785
A
3,620
4,065
7,685
B
5,567
4,010
9,577
C
Akreditasi
Program Studi
Permenristekdikti
Nomor 26 tahun 2015
Nisbah dosen sedikit
≤ Desember 2015
28 Desember 2015
Nisbah dosen meningkat
NIDN
2016
NIDN
NIDK
NUP
2015
Persyaratan NIDK
Perjanjian kerja Kualifikasi akademik sesuai UU Peneliti/Praktisi/Dosen pensiun Berlaku hingga 70 tahun (prof)
65 Tahun (selain Prof)
Persyaratan NUP
Dosen tidak tetap/tutor/instruktur Kualifikasi akademik sesuai UU
Berlaku hingga 70 tahun
Nomor Induk Dosen
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Doc. Foto Humas Nusa Cendana
Demi meningkatkan kuantitas dan relevansi dosen dengan perguruan tinggi, dilakukanlah upaya pemberian Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) yang mengacu pada Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2015, mengenai Nomor Induk Dosen Khusus.
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Profil Kualifikasi Dosen
62,42%
(57,5%)
2014
2014
2014
Dosen
142,583
S2
S1/D4
S3
/Spes
24,45%
(29,7%)
Dosen
55,846
13,16%
(12,9%)
Dosen
29,996
Doc. Foto Lab. Sejarah UNM
Perguruan Tinggi
Mahasiswa
Dosen
Negeri
Swasta
Total
Negeri
Swasta
Total
Negeri
Swasta
Total
PT 121 3,070 3,191 2,224,055 4,490,308 6,714,363 72,156 154,079 226,235
PTA 76 936 1,012 377,737 171,324 549,061 11,464 7,852 19,316
PTK 176 9 175 129,415 0 129,415 9,493 0 9,493
Total 372 4,006 4,378 2,731,207 4,661,632 7,392,839 93,113 161,931 255,044
PT = Semua perguruan tinggi dibawah Kemenristekdikti (PT umum)
PTA = Perguruan tinggi agama dibawah Kementerian Agama PTK = Perguruan tinggi kedinasan, semua selain RISTEKDIKTI
dan Kementerian Agama
Keterangan: * PT Aktif
* Mahasiswa Aktif dan Cuti (Jenjang Diploma dan S1) * Dosen Aktif, Cuti, Ijin Belajar, Tugas di Instansi Lain
dan Tugas Belajar
33,66%
APK PT =
Rekap Nasional Semester Genap 2015/2016
APK Desember 2015
APK PT Jumlah penduduk kuliah PT x 100 Jumlah penduduk usia 19-23 tahun
Sumber: http://forlap.dikti.go.id/ diakses 23 Des 2015, 21:51
Laporan Tahunan 2015 Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Jumlah Mahasiswa
Peraih Emas Tingkat
Nasional dan
Internasional
Tahun 2015
Mahasiswa Berprestasi
Sumber: Cakip Belmawa
II. Kinerja Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015
Doc. Foto dari berbagai sumber (Humas PTN & Googgle)
Perguruan Tinggi memiliki peran dan fungsi strategis dalam mewujudkan UU Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta bertanggung jawab. Oleh karena itu dosen harus mempunyai kualiikasi akademik minimum dan Sertiikasi Pendidik Profesional sesuai jenjang kewenangan mengajarnya. Amanat tersebut juga secara jelas tertuang dalam pasal 46 ayat 2 UU Nomor 14 2005 tentang Guru dan Dosen, bahwa dosen harus memiliki kualiikasi akademik minimum: (a) lulusan program magister untuk program diploma atau program sarjana; dan (b) lulusan program doktor untuk program pascasarjana.
Sampai akhir 2013, tenaga dosen yang tercatat di Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi adalah 154.968 dosen dengan komposisi kualiikasi akademis 54% setara magister (S2), 11% doktor (S3), dan 36% sarjana atau diploma. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai target yang diamanatkan oleh UU masih sangat diperlukan upaya peningkatan kualiikasi akademik dosen ke tingkat doktor (S3) sehingga memenuhi kualiikasi untuk mengajar di program pascasarjana sesuai PERMENPAN No 17 2013 Tentang Jabatan Fungsional Dosen Dan Angka Kreditnya.
Adapun koridor baru bagi penyelenggaraan pendidikan doktor yang diluncurkan untuk membantu mendorong peningkatan kuantitas dan kualitas adalah Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU). Mahasiswa angkatan pertama program ini telah memulai pendidikan pada tahun ajaran 2013. Dari hasil monitoring
Pendidikan Magister
Menuju Doktor Untuk
Sarjana Unggul (PMDSU)
Menristekdikti M.Nasir bersama Walikota Bandung Ridwan Kamil dalam acara talkshow “Indonesia Mencari Doktor” di Aula Timur ITB
dan evaluasi (Monev) tim Dikti menunjukkan bahwa terobosan ini cukup berhasil menarik minat para lulusan S1 unggul untuk berpartisipasi dalam program PMDSU di bawah bimbingan para profesor handal dengan track record penelitian dan publikasi internasional. Program PMDSU dapat meningkatkan sinergi antara pendidikan dan penelitian, sehingga peningkatan jumlah doktor yang memiliki atmosfer penelitian yang unggul pun dapat dipercepat.
Rekap beasiswa PMDSU batch 1 terdiri dari enam PTN, meliputi Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi 10 Nopember, Universitas Andalas, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Indonesia.
Rekap Beasiswa PMDSU batch II gelombang 1 tercatat bertambah menjadi delapan PTN, meliputi Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Andalas, Universitas Diponegoro, Universitas Sriwijaya, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Airlangga.
Selanjutnya, rekap Beasiswa PMDSU batch II gelombang 2 bertambah menjadi 10 perguruan tinggi, meliputi Institut Pertanian Bogor, Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Sumatera Utara, dan Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Universitas Syiah Kuala.
Sementara itu, data PMDSU berdasarkan jumlah pelamar adalah sejumlah 71 mahasiswa pada batch 1 dari 6 PTN penyelenggara; 3.459 mahasiswa pada Batch II Gelombang I dari delapan PTN penyelenggara; dan 1.736 mahasiswa pada batch II Gelombang II dari 10 PTN penyelenggara.
PROGRAM PMDSU PELAMAR MAHASISWAPENERIMA PROMOTORJUMLAH PENYELENGGARAJUMLAH PTN
BATCH I 71 57 27 6 BATCH II Gel I 3459 134 59 8 BATCH II Gel II 1736 202 142 10
BIDIKMISI
menciptakan pendidikan
yang berkeadilan
diberikan kepada
252.292
mahasiswa dari keluarga
berekonomi kurang mampu
252.292
mahasiswa BIDIKMISI
Menristekdikti M.Nasir berkunjung ke salah satu penerima beasiswa Bidikmisi di kota Malang
II. Kinerja Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Tahun 2015
0
50,000
200,000
100,000
300,000
2011
2010 2012 2013 2014 2015
PENERIMA BIDIKMISI
20,000 30,000 42,137
61,668 63,080 60,000
50.000
92.137
153.805
216.885 276.885
Keterangan:
Kumulatif Tahunan
BIODATA BIDIKMISI
KINERJA AKADEMIK
MAHASISWA BIDIKMISI
Distribusi IPK Rata-Rata Nasional
Semester Genap Tahun 2014
50
%
24
%
12
%
11
%
2%
0,
5%
<2.0
2.00-2.74
2.75-2.99
3.00-3.49
3.51-3.99
4.00
Range IPK
<2,00
2,00-2,74
2,75-2,99
3,00-3,49
3,51-3,99
4,00
Total
3.392
15.294
17.581
73.047
34.135
706
144.155
Total
Jumlah Mahasiswa
155
1.103
1.495
5.554
2.499
96
10.902
D3
37
230
359
1.403
812
50
2.891
D4
3200
1.3961
1.5727
66.090
30.824
560
130.361
S1
KINERJA AKADEMIK MAHASISWA BIDIKMISI
Penyerahan dan diskusi Beasiswa Airmasi Pendidikan Tinggi oleh
Menristekdikti bersama mahasiswa di Universitas Hasanudin, Makassar
Sosok pemuda hampir seperempat abad berbaju seragam putih dan berkaca mata, gambaran intelektual yang tiada diragukan, dengan tekad dan percaya diri yang tinggi enam tahun lalu ia lepas kesempatan mendapatkan beasiswa Bidikmisi ketika hasil ujian menentukannya diterima sebagai mahasiswa Fasilkom UI.
Kesempatan berikutnya di tahun yang sama melalui ujian program mandiri yang diselenggarakan Universitas Indonesia (UI), Indra demikian sosok pemuda itu disapa, diterima sebagai mahasiswa pada Fakultas Kedokteran UI tahun 2010.
Adanya Program subsidi silang yang ada di UI telah membantu Indra melakukan pembayaran kuliah di semester pertama FKUI hanya dengan Rp. 2,5 juta. Rupanya rezeki memang selalu berpihak kepadanya, dua minggu menjalani kuliah, Indra yang selalu optimis dalam menjalani kehidupan direkomendasikan UI menerima program Bidikmisi.
Program beasiswa yang kala itu pertama kali digulirkan pemerintah di tahun 2010, rupanya belum mencapai target, sehingga Universitas Indonesia bisa merekomendasikan Indra mendapatkan beasiswa tersebut dengan berbagai macam persyaratan administratif yang harus dipenuhi, antara lain proil keluarganya yang kurang beruntung, catatan prestasi yang pernah dicapai dan referensi tetangga di Payakumbuh, tempat Indra dibesarkan.
“Sangat disayangkan pada saat itu banyak yang tidak tahu bahwa pemerintah punya konsen yang
Karena Optimis, Indra
Berhasil Menjadi Seorang
Dokter
sangat besar terhadap program pendidikan, sehingga kuota tidak terisi secara maksimal. Yang ada di benak mereka kuliah itu mahal, apalagi di Jakarta. Karenanya sosialisasi yang terarah dan tepat sasaran perlu lebih dipersiapkan.” Ungkap Indra.
Ayah Indra seorang pedagang yang penghasilannya tidaklah sebesar seorang pedagang pada umumnya, dan Ibunda adalah seorang Ibu rumah tangga. Indra dilahirkan sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara pasangan suami istri, Bapak Afrizal dan Ibu Syari’ah. Pada saat itu, Kakaknya pun sedang menempuh kuliah di ITB, terbayang oleh Indra bagaimana beban yang harus ditanggung orangtuanya. Namun hal itu tidak menyurutkan tekadnya untuk menjadi dokter meski adanya keterbatasan inansial.
“Masyarakat tidak perlu pesimis jika terkendala dengan masalah inasial. Dengan adanya program pemerintah seperti Bidikmisi, tidak hanya bebas uang kuliah namun mahasiswa diberikan pula uang saku perbulan. Mudah mudahan program Bidikmisi dapat terus berlanjut sehingga mampu menjembatani potensi-potensi yang dimiliki oleh putra-putri terbaik bangsa ini.”
Dengan Bidikmisi, tak sepeserpun Indra mengeluarkan biaya selama menempuh kuliah, yang ada Ia malah menerima uang saku sebesar Rp.600.000,- setiap bulannya. Apakah dengan uang 600 ribu itu cukup untuk menghidupi biaya yang tidak ringan di Ibu kota Jakarta? Bagaimana mengantisipasinya?
Alumni BIDIKMISI
Indra tersenyum, 600.000 rupiah tentu tidaklah cukup untuk memenuhi tingginya biaya hidup yang ada di Jakarta. Namun, sangat membantu tentunya. Untuk mengantisipasi kebutuhan biaya hidup di Jakarta yang tidak sedikit, Indra juga aktif mengajar privat dan bimbingan belajar. Dengan tambahan dari uang yang diperoleh lewat mengajar ini, Indra dapat memenuhi biaya hidup nya tanpa harus menambah beban bagi kedua orangtuanya.
Tahun 2014 Indra berhasil menyelesaikan S.Ked dengan IPK 3,15, dan setahun kemudian Ia menyelesaikan pendidikan profesi sebagai dokter dengan IPK 3,5. “hanya 75% yang dapat menyelesaikan tepat waktu” jawabnya
Saat ini Indra bekerja di departemen Urologi RSCM sambil menunggu program internsip selama satu tahun di RS yang ditunjuk Kementerian Kesehatan untuk mendapatkan legalisasi praktek Mandiri dari KKI (Konsil Kedokteran Indonesia). Ketentuan ini merupakan bagian dari perkembangan UU No.23 tahun 2013 terkait mutu lulusan pendidikan dokter serta sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat dan pengguna jasa layanan kedokteran. Kenapa dokter muda ini memilih bekerja di departemen Urologi? menurutnya, meniti karier nantinya sebagai spesialis Urolog bersifat longlasting, karena sangat seimbang antara ilmu bedah dan ilmu medisnya. Jika sudah tidak muda lagi masih bisa berkontribusi di dunia kedokteran. “Perlu kekuatan mental dan isik yang besar untuk melakukan pembedahan.” Ujarnya.
Ketika ditanya mengenai program pemerintah tentang RS Pendidikan, dokter muda alumni Bidikmisi ini menyatakan sangat mendukung, karena seharusnya memang setiap Unversitas yang memiliki Fakultas Kedokteran, memiliki RS Pendidikan. Rumah Sakit Umum seperti RSCM misalnya merupakan RS Rujukan Nasional yang dirasanya tidak optimal untuk mendidik S1 Kedokteran, karena pasien di RSCM kasusnya sudah terlalu advance/lanjut, biasanya sudah tidak tertangani. Sedangkan untuk dokter umum pembelajarannya harus yang mudah, ringan dahulu, disinilah yang kurang tepat. “Dengan dibuatnya RS Pendidikan kompetensi dokter umum itu bisa tercapai.” Imbuhnya.
Sebagai putra daerah asal Padang Panjang, Sumatera Barat, Dokter Indra setelah menyelesaikan program internsip akan mendedikasikan dirinya kembali ke daerah. Ini bukan paksaan, karena tidak menjadi bagian dari program Bidikmisi, namun kesadaranlah yang menuntunnya kembali ke asal dimana Ia dilahirkan dan dibesarkan untuk memberi manfaat bagi masyarakat di sana. Seperti cita-cita yang Ia pupuk sejak kecil, dimana menjadi dokter karena terinspirasi sosok dokter yang tinggal tidak jauh dari rumah orangtuanya di Padang Panjang, Sumatera Barat.
Mengutip Bung Karno: “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” Maka jika saja ada dokter Indra-dokter Indra lain sepuluh saja secara simultan, dan... Indonesia akan mengguncang dunia. Sukses dan Mulia.
Penerima beasiswa Bidikmisi Dokter Indra Fahlevi bekerja di departemen Urologi RSCM
Selama menjalani kuliah, tidak ada kendala yang cukup berarti. Hal yang lumrah saja sebagai
penyandang tunarungu adalah semua hal yang bersifat
audio. Seperti saat Ujian semester, materi ujian yang
keluar adalah yang disampaikan dosen secara oral di
kelas, jika teman saya tidak mencatatnya, saya sudah pasti tidak tahu jawaban soal karena memang saya
tidak bisa mendengar
Gubuk sangat sederhana berdinding separuh anyaman bambu dan papan di desa Karanganyar Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah itu telah menjadi saksi bisu dimana Mukhanif kecil penyandang difabel di usia 11 tahun, kala itu kelas 6 SD, kini telah meraih gelar Sarjana Sastra dari UGM dan berprofesi sebagai penulis. Novel karyanya berjudul “Jejak Pejalan Sunyi” diterbitkan oleh Grasindo.
Terlahir sebagai anak kedua dari tujuh bersaudara. Ibu Mukhanif hanya seorang ibu rumah tangga, sedangkan ayahnya bekerja sebagai guru honorer pada SMA swasta dengan honor kotor sekitar Rp. 800.000 per bulan. Namun lebih sering menerima Rp. 600.000 per bulan karena selalu dikurangi hutang. Karenanya tak pernah sedikit pun terbersit di benak Mukhanif, penyandang tuna rungu ini dapat melanjutkan sekolah di Perguruan Tinggi, apalagi diterima di universitas tertua dan besar di Indonesia, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM), karena ia bukan hanya penyandang difabel saja, tetapi juga berasal dari keluarga dengan ekonomi yang serba terbatas. Sempat terpikir olehnya untuk realistis menerima sebuah takdir.
Meski mengalami keterbatasan, Mukhanif adalah siswa yang pandai. Sejak di SD sampai SMA ia
Difabel Bukan Halangan
Untuk Maju & Berkarya
selalu dapat rangking 2 besar. Pihak sekolah, SMA Ma’arif NU Karanganyar Kabupaten Purbalingga merekomendasikannya mengikuti bimbingan belajar persiapan masuk perguruan tinggi yang diselenggarakan Yayasan Mata Air dan GP Ansor di Yogya dengan format Pesantren Kilat (Sanlat). Panitia Sanlat tidak hanya membantu siswa untuk menembus Perguruan Tinggi, tetapi juga membantu mengurus beasiswa antara lain Bidikmisi, karena sebagian besar peserta Sanlat dari kalangan siswa tidak mampu.
Mukhanif lulus dari Fakultas Ilmu Budaya UGM, Jurusan Sastra Indonesia dalam waktu 3,5 tahun dengan IPK 3.59. Ia memilih jurusan sastra Indonesia adalah karena minat menulis sejak SMA. Kala itu, ketika belum mendapat kejelasan menerima beasiswa bidik misi, Ayah Mukhanif sempat mengutarakan untuk mengurungkan niatnya kuliah, jika beasiswa tidak jelas. Bapak tidak sanggup. Ungkap Mukhanif melalui tulisannya. Karena untuk membiayai kuliah selama tiga bulan, dananya didapat dari meminjam. Untuk mendapatkan beasiswa Bidikmisi tidaklah sulit selain direkomendasikan karena memiliki nilai yang baik, stabil dan melengkapi berkas-berka