• Tidak ada hasil yang ditemukan

LIRIK LAGU ISMAIL MARZUKI SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN POP ART.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LIRIK LAGU ISMAIL MARZUKI SEBAGAI INSPIRASI PENCIPTAAN LUKISAN POP ART."

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Akhir Karya Seni (TAKS)

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Abi Thoyib Norcahyo 11206241017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA DAN KERAJINAN

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)

Tugas Akhir Karya Seni (TAKS)

Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Abi Thoyib Norcahyo 11206241017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA DAN KERAJINAN

FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv

(6)

v

(7)

vi

Pendidikaan Seni Rupa ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam senantiasa dicurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah banyak terlibat dalam penyusunan Tugas Akhir Karya Seni ini. Untuk itu penulis sampaikan terimakasih kepada Dekan FBS UNY Dr. Widyastuti Purbani, M.A., Ketua jurusan Pendidikan Seni Rupa sekaligus dosen Pembimbing Akademik Dwi Retno Sri Amabarwati, S.Sn, M.Sn., beserta keluarga besar Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni UNY yang telah memberikan pelayanan kepada penulis.

Rasa hormat dan terima kasih penulis sampaikan kepada pembimbing dosen Tugas Akhir Karya Seni Drs. Sigit Wahyu Nugroho, M.Si., yang penuh kesabaran, kearifan, dan bijaksanaan telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan yang tak henti-hentinya di sela-sela kesibukannya.

Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua penulis dan teman sejawat jurusan pendidikan seni rupa, handai tolan yang tidak dapat penulis sebutkan satu demi satu yang telah memberikan dukungan moral, materi, dan dorongan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

Semoga segala bantuan dan amal baik yang telah diberikan mendapat pahala dari Tuhan Yang Maha Esa. penulis menyadari tulisan ini jauh dari sempurna, namun dengan penuh harap semoga bermanfaat bagi penulis pribadi khususnya dan pengembangan jurusan Pendidikan Seni Rupa di UNY.

Yogyakarta, 11 Januari 2016 Penulis,

(8)

vii

BAB II KAJIAN SUMBER DAN METODE PENCIPTAN...….. . 6

(9)
(10)

ix

1. Deskripsi Lukisan Sabda Alam ……….. 45

2. Deskripsi Lukisan Patah Cincin ……….. 47

3. Deskripsi Lukisan Wanita ……….. 49

4. Deskripsi Lukisan Sarinah En Jind Uit De Desa …….. 51

5. Deskripsi Lukisan Ratna Juwita ……….. 53

6. Deskripsi Lukisan Juwita Malam ……….. 55

7. Deskripsi Lukisan Kopral Djono ……….. 57

8. Deskripsi Lukisan Slendang Sutra ……….. 59

9. Deskripsi Lukisan Aryati ……… 61

10.Deskripsi Lukisan Melati Di Tapal Batas ……….. 63

BAB IV PENUTUP …….………...……….... 65

Kesimpulan ………...….... 65

(11)

x

Gambar 2 : Kanvas ...………...……… 39

Gambar 3 : Alat ………...………... 41

Gambar 4 : Proses Sketsa Pada Kertas………...……….. 42

Gambar 5 : Proses Melanjutkan Sketsa Pada Kertas ...……….. 42

Gambar 6 : Contoh Pewarnaan Objek Figur Wanita ……….. 44

Gambar 7 : Sabda Alam …………...…………... 45

Gambar 8 : Patah Cincin………...….…. 47

Gambar 9 : Wanita ………...…...….. 49

Gambar 10 : Sarinah Jind Uit de Desa (Sarinah Anak Desa) ...… 51

Gambar 11 : Ratna Juwita ………...……..…… 53

Gambar 12 : Juwita Malam ...………...…..… 55

Gambar 13 : Kopral Djono …...………...……..… 57

Gambar 14 : Selendang Sutra ...……...…. 59

Gambar 15 : Aryati ...….…...….... 61

(12)

xi ABSTRAK

Penulisan ini bertujuan untuk mendiskripsikan tema, konsep, proses, dan bentuk lukisan yang terinspirasi dari lirik lagu Ismail Marzuki sebagai inspirasi penciptaan lukisan bergaya pop art sehingga pembaca dapat mengetahui proses penciptaan karya lukis yang dihasilkan oleh penulis.

Metode penciptaan dilakukan dengan observasi yaitu dengan cara membaca lirik dan mendengarkan lagu Ismail Marzuki, dilanjutkan dengan improvisasi yaitu membuat sketsa alternatif pada kertas dan dipindahkan pada kanvas, dan terakhir dengan visualisasi yaitu pewarnaan dan penyempurnaan bentuk lukisan. Penciptaan karya lukis ini berdasarkan pendekatan ilustratif pop art, melalui penyusunan unsur-unsur seni rupa dengan menggunakan prinsip yang diterapkan dalam karya lukis.pengolahan bentuk dari objek figur wanita, lettering, serta benda-benda yang terdapat pada kehidupan sehari-hari melalui proses ilustrasi hasil pemahaman dari lirik lagu Ismail Marzuki. Dari pembahasan maka dapat disimpulkan :

(13)

1

Pop art atau Popular art adalah sebuah perkembangan seni yang di pengaruhi oleh budaya popular yang terjadi di masyarakat. Pada akhir tahun 1950-an seor1950-ang kritikus asal Inggris Lowr1950-ance Alloway ber1950-anggap1950-an bahwa pop art menggambarkan apa yang ia lihat sebagai perubahan sikap kontemporer pada subjek dan teknik seni, bukannya berisi muatan langka seperti bible, motos, atau legenda yang secara tradisional sering menjadi subjek seni murni namun dalam pop art yang menjadi inspirasi adalah budaya gaya hidup, Pop art di desain berdasarkan dari masyarakat dan untuk masyarakat.

Tiap aliran memiliki ciri khas tersendiri dari gerakan para senimannya, sedangkan pada gerakan pop art sendiri berusaha mengakomodasi berbagai citra dan budaya massa seperti iklan, berita, komik, produk, dan lain sebagainya (Dr. Oei Hong Djien: 2007). Setiap situasi, ruang, dan waktu akan memberikan pengaruh pada penciptaan karya pelukis dan zamannya yang lebih khususnya pada bentuk pop art sendiri dalam senirupa penuh warna-warna cerah, kontras, dan simple. Seperti lukisan Roy Licthenstein dengan tema komik, Collage dari Richad Hamilton, Wedha Abdul Rasyid dengan tokoh-tokoh populer, dan masih banyak lagi bentuk karya yang cukup berbeda dari aliran seni lukis sebelumnya.

(14)

Selama masa perjuangan Indonesia melawan penjajah, pria kelahiran 5 november 1914 itu tak jarang membuat lagu yang membangkitkan semangat kemerdekaan bangsa. Atas jasanya, Ismail Marzuki dinobatkan sebagai salah seorang pahlawan nasional. Tutup usia pada tahun 1958, karya-karya Ismail Marzuki tidak pernah hilang di telan masa seperti “Indonesia Pusaka”, “Halo-halo Bandung”, “sepasang Mata Bola”, “Gugur Bunga”, “Rindu Lukisan” dan lain sebagainya. Setiap lagu

Ismail Marzuki sendiri mewakili kondisi Indonesia pada sekitaran tahun 1930-an hingga 1940-an yang kemudian beliau tuangkan dalam lirik ciptaannya (Leksono: 2014).

Lirik lagu ciptaan Ismail Marzuki difokuskan pada lirik lagu yang bertemakan tentang wanita karena seperti lirik lagu Ismail Marzuki yang tidak lekang oleh zaman terkait dengan beberapa persamaan hal baik permasalahan sosial, percintaan, dan fashion realita wanita yang ada di zaman sekarang. Keindahan yang lahir dari sebuah nyanyian di dukung dengan hadirnya lirik yang di lantunkan lewat nada harmonis, sama halnya dengan karya pada seni rupa. Ismail Marzuki adalah seorang komponis besar Indonesia yang liriknya dapat menjadi sebuah inspirasi penciptaan karya seni rupa khususnya seni lukis.

(15)

yang dominan datar dengan warna yang berbeda dari tiap karya. Pemilihan latar belakang yang datar dan lettering dari penggalan lirik lagu di pilih untuk memberikan fokus gambar sehingga makna dan ceritanya mampu tersampaikan dengan mudah. Dengan demikian dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan seni rupa pada umumnya dan sebagai proses berkesenian pribadi pada khususnya.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat di identifikasi beberapa masalah yang terkait, antara lain:

1. Popular art merupakan salah satu gaya dalam aliran seni lukis.

2. Lagu-lagu popular dari Ismail Marzuki tentang wanita tidak hilang ditelan masa.

3. Tema lirik lagu Ismail Marzuki tentang wanita menjadi sumber inspirasi dalam penciptaan lukisan bergaya pop art.

4. Visualisasi bentuk lukisan dan teknik penciptaan karya lukis dengan tema lirik lagu Ismail Marzuki tentang wanita.

C. PEMBATASAN MASALAH

(16)

D. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat di rumuskan permasalahan yang berkaitan dengan penciptaan karya, yaitu:

1. Bagaimana konsep penciptaan lukisan yang terinspirasi dari lirik lagu Ismail Marzuki tentang wanita.

2. Bagaimana tema penciptaan lukisan yang terinspirasi dari lirik lagu Ismail Marzuki tentang wanita.

3. Bagaimana teknik bentuk lukisan yang terinspirasi dari lirik lagu Ismail Marzuki.

4. Bagaimana penciptaan bentuk lukisan yang terinspirasi dari lirik lagu Ismail Marzuki.

E. TUJUAN

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah :

1. Mendiskripsikan konsep dan tema penciptaan lukisan yang terinspirasi dari lirik lagu Ismail Marzuki tentang wanita.

(17)

F. MANFAAT

Manfaat teoritis:

1. Menambah wawasan tentang konsep penciptaan seni lukis.

2. Menambah pengetahuan tentang penciptaan seni lukis khususnya pop art.

Manfaat praktis:

1. Bagi penulis bermanfaat sebagai sarana pembelajaran dalam proses berkesenian dan sebagai sarana pengkomunikasian ide-ide yang dimiliki. 2. Bagi Universitas Negeri Yogyakarta adalah sebagai tambahan referensi dan

sumber kajian terutama untuk mahasiswa seni rupa.

(18)

6

Seni lukis dapat dikatakan sebagai suatu ungkapan pengalaman estetik seseorang yang dituangkan dalam bidang dua dimensi (dwi matra), dengan menggunakan medium rupa, yaitu garis, warna, tekstur, shape dan sebagainya. Medium rupa dapat dijangkau melalui berbagai macam jenis material seperti tinta, cat/pigmen, tanah liat, semen dan berbagai aplikasi yang memberi kemungkinan untuk mewujudkan medium rupa.

“Seni lukis pada dasarnya merupakan bahasa ungkap dari pengalaman

artistik maupun ideologis yang menggunakan garis dan warna, guna mengungkapkan perasaan, mengekspresikan emosi, gerak, ilusi, maupun ilustrasi dari kondisi subjektif seseorang “ (Susanto: 2011).

Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya seni lukis merupakan bentuk ekspresi atas representasi dari pengalaman dan penangkapan suatu gagasan pribadi dan dalam eksekusinya dengan menggunakan medium rupa dua dimensi atau dwi matra.

2. POP ART DALAM SENI RUPA

(19)

media massa yang populer seperti koran, televisi, iklan dan lain-lain. Pop art sebuah perkembangan seni yang dipengaruhi oleh gejala-gejala budaya populer yang terjadi di masyarakat. Pop art diawali di London pertengahan tahun 1950-an oleh kelompok independen dan tokoh intelektual (Susanto: 2011).

Pop art hadir mengingatkan kita pada seni realitas (bukan realisme). Mengingatkan pada lingkungan dan sesuatu hal yang akrab dengan kita namun sudah kita lupakan atau tidak dianggap. Pop Art mempopulerkan kepada masyarakat akan sesuatu yang berguna dan telah lama terlupakan seperti: sisi lingkungan yang kumuh, polusi pabrik yang menghantui kematian, kehidupan masyarakat kecil yang terlupakan, sejarah yang terlupakan dan hal-hal yang sedang terlupakan mereka ingatkan kembali melalui bentuk karya seni (Kartika: 2004)

(20)

Di Indonesia pop art bisa jadi mulai dikenal pada tahun 1970-an ketika munculnya Gerakan Seni Rupa Baru. Gerakan ini menampakkan adanya kegairahan baru untuk melahirkan karya-karya yang serba baru dan tidak ketinggalan zaman, sehingga tidak mengherankan apabila karya Gerakan Seni Rupa Baru melahirkan karya yang aneh-aneh seperti karya “Pop Art” (Harsono: 1979). Melalui pengintisarian bentuk dan makna,

juga penciptaan lewat stilisasi bentuk atau pengolahan terhadap bentuk dan iramanya, pengkristalisasian ide-ide simbolis dan menjadikan simbol-simbol tersebut sebagai lambang pada seni lukis.

Sehingga dari beberapa pembahasan tersebut mengenai pop art dapat disimpulkan bahwa pop art berasal dari kata Popular art dan aliran ini lebih menyondong pada simbolisme popular atau benda-benda keseharian karena pop art mengingatkan pada seni realitas yang menyinggung pada kehidupan sosial seluruh kalangan masyarakat karena sebelumnya seni hanyalah miliki kalangan atas dan orang berpendidikan saja. Salah satu tokohnya adalah Roy Lichtensien yang dalam karyanya bertemakan komik. Di Indonesia sendiri karya pop art lebih dirasa familiar semenjak era Gerakan Seni Rupa Baru.

3. STRUKTUR SENI RUPA (LUKIS)

(21)

proporsi, dan kontras. Semua itu melebur membentuk satu kesatuan membentuk satu kesatuan menjadi lukisan. Untuk lebih jelasnya di bawah ini ditampilkan table tentang struktur seni lukis.

Tabel

Struktur Seni Lukis

Ideoplastis Fisikoplastis

Konsep, tema, ide, imajinasi  Bentuk visual seperti: titik, garis, bidang, warna, dan

Faktor Ideoplastis dimana faktor ini lebih bersifat rohaniah sebagai dasar penciptaan seni lukis, tidak bisa dilihat secara fisik dengan mata normal, faktor ini meliputi :

1. Ide

(22)

jangka waktu yang tidak menentu terhadap respon yang disengaja maupun tidak pada hal tertentu.

2. Tema (Subject Matter)

Tema adalah pokok pikiran dasar; dasar cerita (yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dsb). Dalam menciptakan karya seni lukis, tema dapat digunakan untuk menyamakan pandangan (persepsi) serta mempermudah pelukis dalam menuangkan ide ke dalam karya dengan menggunakan elemen-elemen visual (unsur seni rupa) seperti garis, warna, tekstur dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1995).

Sedangkan pendapat Kartika sendiri tentang tema adalah tema pokok atau subject matter adalah rangsang cipta seniman dalam usahanya untuk menciptakan bentuk-bentuk yang menyenangkan. Bentuk yang menyenangkan adalah bentuk yang dapat memberikan konsumsi batin manusia secara utuh, dan perasaan keindahan. Kita dapat menangkap harmoni bentuk yang disajikan serta mampu merasakan lewat sensitivitasnya“ (Kartika: 2004).

Jadi dalam setiap kaya seni tentunya terdapat subject matter, yaitu pokok pikiran yang digunakan untuk menciptakan bentuk-bentuk, serta dapat memberikan konsumsi batin dimana hal tersebut dapat dirasakan lewat sensitivitasnya.

3. Konsep

(23)

secara singkat. Pembentukan konsep merupakan konkretisasi indera, suatu proses pelik yang mencangkup penerapan metode, pengenalan seperti perbandingan, analisis, abstraksi, idealisasi dan bentuk-bentuk deduksi yang pelik. Keberhasilan konsep tergantung pada ketepatan pemantulan realitas objektif didalamnya. Konsep sangat berarti dalam berkarya seni. Ia dapat lahir sebelum, bersamaan, maupun setelah pengerjaan sebuah karya seni. Konsep dapat menjadi pembatas berpikir kreator maupun penikmat dalam melihat dan mengapresiasi karya seni. Sehingga kreator maupun penikmat memiliki presepsi dan kerangka berpikir yang sejajar (Susanto: 2011)

Dalam penciptaan Lukisan ini tentunya terdapat konsep atau dasar pemikiran yang sangat penting. Konsep pada umumnya dapat datang sebelum atau bersamaan. Konsep juga bisa berperan sebagai pembatas berpikir kreator maupun penikmat seni. Berikut pembahasan mengenai pengertian konsep (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 2008), Konsep adalah ide tau pengertian yang diabstrakkan secara konkret.

Sehingga konsep dalam seni lukis adalah pokok pikiran utama yang mendasari pemikiran secara keseluruhan. Konsep sangat penting dalam berkarya seni karena jika sebuah konsep berhasil, maka akan terjadi persepsi dan kerangka berpikir yang sejajar antara kreator dan penikmat sehingga konsep dapat dipahami meskipun secara visual dan menjadikan konsep sebagai sesuatu yang penting dalam sebuah karya.

(24)

Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat. Keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan, dan kemarahan (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1995).

Emosi sedikit banyaknya memberikan kontribusi terhadap konsep dan ide dari seseorang atas respon primer dari indera manusia atau perasaan mengenai suatu hal tertentu.

C. FISIOPLASTIS

Faktor Fisioplastis sendiri lebih bersifat fisik dalam arti seni lukisnya itu sendiri yang meliputi hal-hal yang menyangkut masalah teknis, termasuk organisasi elemen-elemen visual yang terkandung dalam unsur seni rupa dan perinsip seni rupa (Darsono : 2014)

Sedangkan menurut Riski Agung (2013) elemen fisioplastis berupa penerapan estetis menyangkut unsur-unsur rupa, bentuk, garis, warna, ruang, cahaya, dan volume.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa fisioplastis bersifat fisik secara visual yang mana meliputi bentuk, garis, warna, ruang, dan volume.

1. BENTUK (FORM)

(25)

yaitu bentuk yang tercipta karena adanya hubungan timbal balik antara nilai-nilai yang dipancarkan oleh fenomena bentuk fisiknya terhadap tanggapan kesadaran emosionalnya.

Sedangkan bentuk yang dilihat secara umum dalam karya seni rupa, dalam bentuk sendiri bermakna memiliki dimensi tertentu.Dimensi tertentu diantaranya dua dimensi (dwimatra) dan tiga dimensi (trimatra).

Bentuk sendiri dalam sebuah karya tidak selalu ditampilkan apa adanya seperti bentuk yang sudah ada. Dalam pengolahan objek akan terjadi perubahan wujud sesuai dengan selera maupun latar belakang seniman. Perubahan wujud tersebut antara lain :

1. Stilisasi

Merupakan cara penggambaran untuk mencapai bentuk keindahan dengan cara menggayakan objek dan atau benda yang digambar, yaitu dengan cara menggayakan setiap kontur pada objek atau benda tersebut.

2. Distorsi

Penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian karakter, dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada benda atau objek yang digambar.

3. Transformasi

(26)

4. Disformasi

Merupakan penggambaran bentuk yang menekankan pada interpretasi karakter, dengan cara mengubah bentuk objek dengan cara mengubah bentuk objek tersebut dengan hanya sebagian yang dianggap mewakili atau pengambilan unsur tertentu yang mewakili karakter hasil interpretasi yang sifatnya sangat hakiki.

Sehingga dapat disimpulkan dalam perubahan wujud pada bentuk ini dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu stilisasi, distorsi, transformasi, dan disformasi dimana dapat digunakan dan diidentifikasi sesuai gubahan bentuk dari perwujudan bentuk aslinya.

a. Garis

Garis adalah perpaduan sejumlah titik yang sejajar dan sama besar, memiliki dimensi memanjang dan punya arah, bisa pendek, panjang, halus, tebal, berombak, melengkung, lurus dan lain-lain. Karena dimensinya yang berbeda-beda maka garis tidak memiliki ukuran yang ditandai oleh sentimeter tetapi ukuran yang bersifat nisbi, yakni panjang-pendek, tinggi-rendah, besar-kecil, dan tebal-tipis. Garis sangat dominan sebagai unsur karya seni dan dapat disejajarkan dengan peranan warna.Penggunaan garis secara matang dan benar dapat pula membentuk kesan tekstur nada dan nuansa ruang seperti volume. Dalam seni lukis garis dapat pula dibentuk dari perpaduan dua warna (Susanto: 2011).

(27)

goresan. Goresan atau garis yang dibuat seniman akan memberikan kesan psikologis yang berbeda pada setiap garis yang dihadirkan sehingga dari kesan yang berbeda garis mempunyai karakter yang berbeda pada setiap goresan yang lahir dari seniman (Kartika: 2004).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa garis adalah kumpulan titik sama panjang dan mempunyai dimensi yang tidak menentu, sangat dominan pada sebuah karya, kadang menjadi simbol emosi orang yang membuatnya, dan dalam karya seni lukis sendiri garis dapat membuat bidang sendiri meskipun garis dapat terbentuk dalam pertemuan dua warna yang kontras

b. Warna

Warna sebagai getaran atau gelombang yang diterima indra penglihat manusia yang berasal dari pancaran cahaya melalui sebuah benda dan jenis warna adalah dua menurut pembentukannya yaitu warna cahaya atau spektrum dan warna pigmen (Susanto: 2011).

Warna merupakan salah satu bagian terpenting dalam pembuatan sebuah karya lukis.Warna juga dapat digunakan tidak demi bentuk tapi demi warna itu sendiri, untuk mengungkapkan kemungkinan-kemungkinan keindahannya serta digunakan untuk berbagai pengekspresian rasa secara psikologis (Kartika: 2004)

(28)

seni rupa yang lain. Dengan warna seniman dapat mempertegas bentuk-bentuk, suasana dan memberi macam-macam kesan seperti kesan riang, gembira, sedih, gelap, terang, damai, tenang, mencekam, dan lain-lain.

c. Bidang (shape)

“Shape adalah suatu bidang kecil yang terjadi karena dibatasi oleh

sebuah kontur (garis) dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda, atau gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur” (Dharsono

Sony Kartika: 2004).

Lebih lanjut mengenai bidang, jika bidang dikumpulkan dan disusun dapat terbentuk ruang.Ruang merupakan istilah yang dikaitkan dengan bidang dan keluasan, yang kemudian muncul istilah dwimatra dan trimatra (Mikke Susanto: 2011).

Dari beberapa pendapat diatas, bisa disimpulkan warna adalah suatu bidang yang dihasilkan dari bentuk garis atau pertemuan dari warna lain yang menghasilkan bidang secara visual. Dalam seni rupa orang sering mengaitkan ruang adalah bidang yang memilki batas atau limit, walaupun kadang-kadang ruang bersifat tidak berbatas dan dan tidak terjamah. Ruang juga dapat diartikan secara fisik adalah rongga yang yang berbatas maupun yang tidak berbatas.

2. PRINSIP PENYUSUNAN DALAM SENI RUPA

(29)

rupa/desain maupun hukum penyusunan asas seni rupa atau desain. Prinsip dan asas seni rupa meliputi:

a. Harmoni (selaras)

Harmoni atau selaras merupakan paduan unsur-unsur yang berbeda dekat. Jika unsur-unsur estetika dipadu secara berdampingan maka akantimbul kombinasi tertentu dan timbul keserasian/harmoni (Dharsono Sony Kartika: 2004).

Harmoni atau keselarasan adalah tatanan ragawi yang merupakan produk transformasi atau pemberdayagunaan ide-ide dan potensi-potensi bahan dan teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan-aturan yang ideal (Mikke Susanto: 2002).

Dari beberapa pendapat di atas bahwa harmoni adalah kesesuaian antara unsur-unsur dalam satu komposisi.Kesesuaian atau keselarasan itu didapat oleh perbedaan yang dekat oleh setiap unsur yang terpadu secara berdampingan dalam kombinasi tertentu.Harmoni juga bisa ditimbulkan dari adanya kesatuan yang mengandung kekuatan rasa yang ditimbulkan karena adanya kombinasi unsur-unsur yang selaras antara lain rasa tenang, gembira, sedih, haru dan sebagainya.

b. Kontras

(30)

mengandung oposisi-oposisi seperti gelap-terang, cerah-buram, kasar-halus, besar-kecil dan lain-lain. Dalam hal ini kontras dapat pula memberi peluang munculnya tanda-tanda yang dipakai sebagai tampilan utama maupun pendukung dalam sebuah karya (Mikke Susanto: 2011)

Maka, Kontras yang digunakan dalam karya lukisan penulis menggunakan warna dan bentuk yang berbeda mencolok, misalnya penggunaan warna cerah berdampingandengan warna gelap.

c. Repetisi (Irama)

Irama dalam seni rupa menyangkut persoalan warna, komposisi, garis, maupun lainya. Rhythm atau ritme (irama) adalah urutan atau perulangan yang teratur dari sebuah elemen atau unsur-unsur dalam karya lainnya. Ritme terdiri dari bermacam-macam jenis, seperti repetitif, alternatif, progesif, dan flowing atau ritme yang memperlihatkan gerak berkelanjutan (Susanto: 2011).

Dengan kata lain repetisi menjadi salah satu jenis atau bagian dari pembentuk irama. Repetisi merupakan pengulangan unsur-unsur pendukung karya seni juga pengulangan bentuk-bentuk, teknik atau objek karya seni.

d. Kesatuan (unity)

(31)

sub-azaz dominasi dan subdominasi (yang utama dan kurang utama) dan komponen dalam suatu komposisi karya seni (Susanto: 2011)

Kesatuan adalah kohesi, konsistensi, ketunggalan atau keutuhan, yang merupakan isi pokok dari komposisi. Kesatuan merupakan efek yang dicapai dalam suatu susunan atau komposisi diantara hubungan unsur pendukung karya, sehingga secara keseluruhan menampilkan kesan tanggapan secara utuh (Kartika: 2004).

Bisa disimpulkan bahwa kesatuan merupakan keutuhan secara menyeluruh dalam komposisi yang memberikan kesan tanggapan terhadap setiap unsur pendukung menjadi sesuatu yang satu padu. Dengan kata lain karya yang memiliki kesatuan yang baik setiap unsur akan mewakili sifat unsur secara keseluruhan.

e. Keseimbangan (balance)

Keseimbangan dalam penyusunan adalah keadaan atau kesamaan antara kekuatan yang saling berhadapan dan menimbulkan adanya kesan seimbang secara visual ataupun intensitas kekaryaan. Bobot visual ditentukan oleh ukuran, wujud, warna, tekstur, dan kehadiran semua unsur dipertimbangkan dan memperhatikan keseimbangan (Kartika: 2004).

Keseimbangan, persesuaian materi-materi dari ukuran berat dan memberi tekanan pada stabilitas suatu komposisi karya seni (Susanto: 2011).

(32)

f. Kesederhanaan (simplicity)

Kesederhanaan mencangkup beberapa aspek, diantaranya kesederhanaan unsur, kesederhanaan struktur, dan kesederhanaan teknik (Kartika: 2004).

Kesederhanaan unsur artinya unsur-unsur dalam desain atau komposisi hendaklah sederhana, sebab unsur yang terlalu rumit sering menjadi bentuk yang mencolok dan penyendiri, asing atau terlepas sehingga sulit diikat dalam kesatuan keseluruhan.

Kesederhanaan struktur artinya suatu komposisi yang baik dapat dicapai melalui penerapan struktur yang sederhana, dalam artinya sesuai dengan pola, fungsi atau efek yang dikehendaki.Kesederhanaan teknik artinya sesuatu komposisi jika mungkin dapat dicapai dengan teknik yang sederhana.

g. Aksentuasi (emphasis)

Aksentuasimerupakan pembeda bagian dari satu ungkapan bahasa rupa agar tidak berkesan monoton dan membosankan (Susanto: 2011). Aksen dapat dibuat dengan warna kontras, bentuk berbeda atau irama yang berbeda dari keseluruhan ungkapan.

h. Proporsi

(33)

satu pertimbangan untuk mengukur dan menilai keindahan artistik suatu karya seni (Susanto: 2011).

Proporsi dan skala mengacu kapada hubungan antara bagian dari suatu desain dan bagian antara bagian dengan keseluruhan (Dharsono: 2007).

Proporsi merupakan perbandingan antara bagian-bagian dalam satu bentuk yang serasi.Proporsi berhubungan erat dengan keseimbangan, ritme, dan kesatuan. Keragaman proporsi pada sebuah karya maka akan terlihat lebih dinamis, kreatif dan juga alternatif.

D. LIRIK LAGU ISMAIL MARZUKI

Lirik sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995) diartikan sebagai karya sastra (puisi) yang berisi curahan perasaan pribadi atau bisa juga didefinisikan sebagai susunan kata sebuah nyanyian.

Lirik adalah puisi yang pendek yang mengekspresikan emosi, lirik lagu juga merupakan karya puisi yang dinyanyikan. Sedangkan Pradopo (2000) menyimpulkan bahwa puisi memiliki unsur-unsur berupa emosi, imajinasi, pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indera, susunan kata, kata-kata kiasan, kepadatan dan perasaan pengarang semua hal tersebut terungkap dalam media bahasa.

Puisi itu sendiri menurut Subagio Sastrowardojo dalam “Prinsip -prinsip Kritik Sastra” merupakan inti pernyataan sastra, Demikianlah

(34)

puisi, bahkan pada permulaan masa perkembangan itu, satu-satunya pernyataan sastra yang dipandang kesusastraan ialah puisi (Pradopo: 2007).

Lirik atau puisi adalah seni yang cenderung menyederhanakan deskripsi dengan menangkap inti permasalahan yang ingin diungkapkan, dinyatakan, dicita-citakan dan sebagainya (Bahari: 2008)

Kesederhanaan lirik adalah harmoni yang menjadi kekuatan lagu-lagu ciptaan Ismail Marzuki sehingga mampu menembus dimensi waktu (Majalah rolling Stone edisi Februari 2014). Meski bukan lulusan sekolah atau konservatorium musik, bisa dikatakan Ismail memiliki semua unsur yang diperlukan untuk melahirkan lagu-lagu hits: mulai dari bakat, minat yang besar, pergaulan dengan pemusik dan grup musik, totalitas dalam hidup (konsistensi), serta sense of mission berupa keinginan untuk menyumbangkan sesuatu bagi bangsanya yang sedang berjuang untuk meraih dan mempertahankan kemerdekaan (Leksono: 2014).

Lirik lagu Ismail Marzuki cenderung menceritakan yang ia lihat di sekitarnya, terkait dengan nasib bangsanya, terkait dengan roman muda-mudi, terkait dengan fenomena sosial, menjadi ilham untuk tema lagu-lagunya termasuk lagu yang bertemakan perempuan.

(35)

semua orang baik awam maupun pecinta musik yang cukup serius (Abimanyu: 2014)

E. METODE PENCIPTAAN 1. Observasi

Observasi merupakan langkah awal sebelum memulai menciptakan lukisan. Observasi dilakukan untuk mencari, mengamati, dan mengetahui lirik lagu Ismail Marzuki tentang wanita yang diangkat sebagai objek lukisan. Penulis menggunakan media smartphone untuk mendownload lagu dan melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan tema karya dari berbagai sumber.

2. Tahap Improvisasi

Tahap ini dapat disebut sebagai tahap pembuatan sketsa alternatif, dimana dibuat banyak sketsa yang berkaitan dengan tema maupun konsep setiap karya. Pembuatan sketsa alternatif ini memberikan banyak peluang untuk mengolah komposisi, anatomi yang sesuai gaya tubuh (gesture), dan ekspresi dari objek atau figur. Sketsa pada kertas yang sudah siap dipindahkan ke dalam kanvas. Sketsa berdasarkan pada komposisi yang harmonis, anatomi yang tepat berdasarkan gaya tubuh (gesture) yang ingin ditampilkan, ekspresi wajah yang diinginkan, hingga teknik pewarnaannya yang sesuai. Semua dipertimbangkan sesuai dengan kedalaman cerita yang ingin disampaikan.

(36)

Dalam visualisasi digunakan pendekatan-pendekatan terkait penggunaan teori dan teknik yang berhubungan dengan masalah yang diangkat (dalam teori) atau kecenderungan yang dipakai (dalam praktek karya). Pada karya luki sini penulis menggunakan pendekatan pop art. Penggunaan pendekatan pop art karena cerita yang disajikan dalam karya mengenai wanita yang terinspirasi oleh lirik lagu populer Ismail marzuki. Selain itu karya-karya ditampilkan secara sederhana yang terinspirasi dari karya-karya pop art yang telah ada sebelumnya. Secara gaya penggambaran objek, digunakan gaya penggambaran ilustratif yang diolah sedemikian rupa sesuai dengan pendekatan pop art. Kemudian juga digunakan berbagai inspirasi karya lukis seperti lukisan WPAP dan lettering.

F. PENDEKATAN PENCIPTAAN

(37)

arab dan penggunaan kertas pada abad ke-13. Selanjutnya, seni ilustrasi pernaskahan juga dipengaruhi oleh unsur-unsur kesenian Barat (Saidi: 2008).

Idealisme merupakan aliran yang mementingkan khayal atau fantasi untuk menunjukkan keindahan dan kesempurnaan sungguhpun tidak sesuai dengan kenyataan (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 1995).Hal ini menunjukkan dalam penerapan idealisme dalam karya merupakan murni rekaan dari seniman dan kebenarannya menurut seniman itu sendiri. Dari idealisme itulah maka setiap seniman memiliki karakter dalam mengungkapkan ide atau gagasan dalam karyanya. Karakter (ciri khas) dari seorang seniman dapat terlihat dari fisik karya.

Berkaitan dengan hal tersebut seperti pendapat yang diutarakan oleh Jakob Sumardjo (2000) bahwa nilai yang bisa ditemukan dalam karya seni ada dua yaitu nilai bentuk (indrawi) dan nilai isi (dibalik yang indrawi), dalam artian ketika nilai bentuk dicapai akan selalu diiringi munculnya penilaian terhadap nilai non fisik yang ada dibalik karya tersebut walaupun hal tersebut bersifat subyektif.

(38)

Pada seni rupa penggunaan sifat garis dan warna dalam penciptaan bentuk merupakan dasar penciptaan seni lukis para seniman Indonesia (kusnadi: 1977).

Hal itulah yang merangsang untuk menciptakan atau mengekspresikan imajinasi atau khayalan penulis dalam karya seni lukis pop art dua dimensional karena memang landasan karya ilustratif yang cukup membangun pola pengkaryaan penulis sendiri yaitu bagaimana mengilustrasikan sebuah kalimat dan menggayakan beberapa kaya melalui lirik lagu.

G. Karya inspirasi 1. Roy Lichtenstein

Roy Licthenstein atau nama lengkapnya ketika lahir Roy Fox Lichtenstein terlahir pada tanggal 27 Oktober 1923 dan wafat pada 29 September 1997. Sebagian pekerjaannya dipengaruhi oleh bentuk iklan-iklan terkenal dan buku komik. Menurutnya, pop art bukanlah American Painting, namun hanyalah industri lukisan saja.

Salah satu karya lukisan Roy Lichtestein menggambarkan pesawat tempur menembakkan roket ke sebuah pesawat musuh, dengan ledakan merah dan kuning. Gaya kartun diperkuat dengan penggunaan huruf "Whaam!" Dan kotak caption "i pressed the fire control.. and a head of me rockets blazed through the sky..” (dalam bahasa Indonesia berarti :“Aku

(39)

langit ...")denganukuran 170X 400cm. “Whaam!” mengikuti tema berbasis komik strip dari beberapa lukisan sebelumnya dan dibuat antara tahun 1962 dan 1964. Ini adalah salah satu dari dua lukisan-perang bertema besar terkenalnya. Dan saat ini tersimpan sebagai salah satu koleksi benda seni Tate Gallery London (Ade Kusrianto: 2011)

Roy Lichtestein “Whaam!”.

1964

“Go for Barouque”

(40)

2. Wedha Abdul Rasyid

Wedha Abdul Rasyid adalah seniman dari indonesia. Lahir di Pekalongan pada tanggal 10 Maret 1951. Dikenal sebagai pencipta aliran WPAP (Wedha Pop Art Potrait) atau dulunya ia sebut FMB (Foto Marak Berkotak), atas jasanya ini ia di juluki bapak ilustrasi Indonesia.

Ia berprofesi sebagi ilustrator sejak dekade 1970-an, mulai 1977, ketika begabung dengan majalah Hai, ia banyak membuat ilustrasi seperti karya fiksi Lupus. Pada tahun 1990, Wedha kemudian merencanakan cara baru untuk menggambar ilustrasi wajah. Hal ini dilakukan karena penurunan daya pengelihatannya karena usia yang telah mencapai 40 tahun sehingga sulit untuk menggambar wajah dalam bentuk yang realistis dan detail. Wedha kemudian mencoba ilustrasi bergaya kubisme untuk gambarnya. Gaya ini kemudian tumbuh dan semakin populer sebagai bagian dari gaya pop art.

(41)

Wedha Abdul rasyid

“Potret Diri”

H. ALAT, BAHAN DAN TEKNIK SENI LUKIS 1. Alat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), alat adalah benda yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu.Dalam berkarya seni lukis, alat disebut juga media (sesuatu yang dapat membuat tanda goresan), dapat berupa kuas, pensil, penghapus, ballpoint, palet, pisau palet, dan lain-lain.

2. Bahan

(42)

3. Teknik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), teknik adalah cara membuat/melakukan sesuatu, metode/sistem mengerjakan sesuatu. Umumnya dalam seni lukis teknik berkarya dibagi dua, yaitu teknik basah dan teknik kering.Teknik basah merupakan cara melukis menggunakan medium yang bersifat basah atau dengan pelarut air dan minyak cair. Seperti: cat air, cat minyak, cat poster, tempera, dan tinta. Teknik kering merupakan cara melukis dengan bahan kering, tanpa harus dilarutkan dengan medium air atau minyak sudah dapat digunakan. Seperti :charcoal (arang gambar), pensil, arang, dan lain-lain.

(43)

31

BAB III

PEMBAHASAN DAN HASIL PENCIPTAAN

A. Konsep Visualisasi

Konsep representasi dalam memvisualisasikan lirik lagu ciptaan Ismail Marzuki secara ilustratif pop art dengan maksud untuk memperjelas penggambaran yang terdapat dalam tiap lirik lagu Ismail Marzuki. Dimana lagu yang bersifat audio atau dapat dirasakan dengan mendengarkan menggunakan telinga dan lirik lagu kemudian divisualkan menjadi karya lukisan.Visualisasi lirik menjadi sebuah ide awal dalam berkarya seni lukis, mulai dari mendengarkan lagu, membaca liriknya dan kemudian memahaminya. Berbagai tema menarik dari lirik tersebut memberikan gagasan untuk memvisualkannya dengan pencapaian ilustratif. Dengan menciptakan pengolahan objek manusia dipadukan dengan penyusunan lettering yang bebas dalam penggayaan bentuknya, pengolahan teknik WPAP manual pada bidang geometris dengan warna-warna kontras pada figur manusia khususnya wanita yang akan digambarkan dengan maksud untuk menyamarkan bentuk vulgar atau unsur sensual dalam bentuk dekoratif agar lukisan dapat diterima khalayak umum serta mempertimbangkan prinsip-prinsip dasar seni rupa.

B. Tema Visualisasi

(44)

bagi penikmatnya. Pada setiap karya lukisan, lirik lagu Ismail Marzuki tentang wanita dipilih penulis sebagai tema. Dari 193 lirik lagu yang diciptakan Ismail Marzuki, melalui pertimbangan setiap lagu mewakili setiap keadaanya tersendiri dan didasari atas kebutuhan berkarya seni rupa maka dipilihlah 10 lirik lagu tentang wanita yang memberi inspirasi untuk diangkat dalam karya seni lukis dengan gaya pop art. Sepuluh lirik lagu yang divisualisasikan pada lukisan diantaranya Sabda Alam, Patah Cincin, Wanita, Sarinah En Jind Uit De (Sarinah Anak Desa), Ratna Juwita, Juwita Malam, Kopral Jono, Selendang Sutra, Aryati, dan Melati Di Tapal Batas. Adapun kesepuluh lirik dari lagu Ismail Marzuki yang bertemakan wanita sebagai berikut sebagai berikut : Namun ada kala pria tak berdaya Tekluk lutut disudut kerling wanita

(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)

2) Patah Cincin

Jauh di sana, di lembah raya

(45)

Namun kasihku tidak setia

(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)

Gerak gayamu ringan memikat hati muda teruna

Mekar bersinar menyilaukan mata

Halus wanita bak sutra dewangga

Senyummu meruntuhkan mahkota

(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)

4) Sarinah En Jind Uit De (Sarinah Anak Desa), Lagu ini adalah lagu pertama yang diciptakan oleh Ismail Marzuki dengan lirik yang ditulis menggunakan bahasa Belanda.

(46)

Zij stampte haar padi tot bras

En zoong daar bij en hell aardig liedje Voor kromo die lacht in het gras Zij tooide haar konde met bloemen Geplukt uit God vrije natuur Dan lachte en bloosde Sarinah En kromo geraakte vol vuur Sarinah.. Sarinah..

Kind uit de desa bent jij voor mij Sarinah.. sarinah..

Kind uit de desa bent jij

Terjemahan dalam bahasa Indonesia : Sarinah anak desa

Ia menumbuk padinya menjadi beras Sambil menyanyikan lagu amat indah Untuk si dia yang bersantai diatas rumput Ia menghiasi kondenya dengan bunga Yang ia ambil dari alam bebas sekitar Lalu tertawalah sarinah sambil tersipu malu Da hati si dia berkobar-kobar

Sarinah.. Sarinah..

Engkau adalah anak desa bagiku Sarinah.. Sarinah..

Engkau adalah anak dari desa

(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)

5) Ratna Juwita

Tampak molek juwita, Oo pujaan dewata Laksana permata, berkilau cahayanya Murni wangi bagai raksamala

Dengan hiasan dewangga, menggugah darah pujangga Untuk melukisnya, dengan pucuk penanya

Oh ratna indah juwita

(47)

6) Juwita Malam

Engkau gemilang malam cemerlang

Bagaikan bintang timur yang sedang mengambang

Tak jemu-jemu mata memandang

(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)

7) Kopral Jono

Oo kopral jono, gadis mana yang tak kenal akan dikau

Oo kopral jono, gadis mana yang tak rindu akan dikau

Gayamu yang perkasa, mirip banget panglima

Ramah tamahmu membikin gila hati wanita

(48)

Oo kopral jono, dikau buah tutur gadis dan remaja

Oo kopral jono, dikau sensasi gadis gunung dan kota

Aksimu bung very good, seperti mas robinhood

Dengan jambulmu semua gadis bertekuk lutut

oo.. oo.. kopral jono 4X

(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)

8) Selendang Sutra

Selendang sutra, tanda mata darimu

Telah kuterima, mulai di saat itu

Selendang sutra, mulai saat itu

(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)

9) Aryati

Aryati, dikau mawar asuhan rembulan

Aryati, dikau gemilang seni pujaan

(49)

Ujung jarimu kucium mesra tadi malam

Dosakah hamba memuja dikau dalam mimpi

Hanya dalam mimpi..

Aryati, dikau mawar di taman khayalku

Tak mungkin tuan terpetik daku

Walaupun demikian nasibku

Namun aku bahagia seribu satu malam

(Ninok Leksono dalam buku Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman: 2014)

10)Melati Di Tapal Batas

Engkau gadis muda jelita, bagai sekuntum melati

Engkau sumbangkan jiwa raga, di tapal batas bekasi

Engkau dinamakan Srikandi, pendekar putri sejati

Engkau turut jejak pemuda, turut mengawal ading

Oh Pendekar putri yang cantik

Dengarlah panggilan ibu

Sawahading rindu menanti

Akan sumbangkan baktimu

Duhai putri muda remaja, suntingan ading halaman

Kembali kepangkuan bunda, berbakti kita diadding

(50)

Lirik lagu karya Ismail Marzuki tersebut ditulis pada kisaran tahun 1930-1940. Penulis menarik tema wanita yang terkandung dari lirik lagu tersebut pada kehidupan budaya masa kini dimana wanita pada masa kini lebih modern baik dari segi gaya hidup hingga cara bersosialisasi dari pada wanita masa lalu dan wanita masa kini yang lebih berani mengekspresikan diri seperti yang bisa disaksikan pada media sosial. Selain itu, mengolah sekaligus memadukan persamaan hal yang terkandung dalam lirik lagu ciptaan Ismail Marzuki dimasa dulu dengan penggayaan masa sekarang atau menggunakan penggayaan popular art.

C. Proses dan teknik visualisasi

Dalam penciptaan sebuah karya seni rupa mutlak diperlukan adanya bahan, alat serta teknik untuk mengelolanya sedemikian rupa agar tercipta sebuah karya.Keseluruhan karya yang disajikan menggunakan bahan-bahan dan teknik yang biasa digunakan untuk melukis secara konvensional meliputi:

1. Bahan a. Kanvas

(51)

b. Kertas

Kertas digunakan untuk membuat sketsa-sketsa awal dan eksplorasi figur wanita dan lettring penggalan lirik.

c. Cat

Cat yang digunakan adalah cat akrilik dengan pelarut air. Medium ini dipilih karena sifatnya yang dapat dilarutkan dengan air, cepat kering, dan cenderung pekat sehingga sesuai untuk pewarnaan yang menggunakan teknik pelakat.

Gambar 1: Cat akrilik

(52)

2. Alat

a. Kuas

Kuas yang digunakan adalah kuas cat air dengan berbagai ukuran dan bentuk. Kuas dengan ujung berbentuk runcing digunakan untuk membuat outline dan menjangkau daerah-daerah yang sempit. Sedangkan yang berbentuk rata digunakan untuk membuat blok warna dengan jangkauan daerah yang lebih luas.

b. Kain Lap

Kain lap merupakan perangkat yang tidak bisa ditinggalkan selama proses melukis karena sisa cat yang berada pada kuas berisiko mengganggu saat menggunakan warna yang baru.

c. Pensil

Pensil digunakan pada saat pembuatan sketsa.Membuat sketsa menggunakan pensil lebih menghemat waktu dibandingkan jika menggunakan cat secara langsung pada permukaan kertas karena sifatnya yang yang kering dan dapat dihapus jika terjadi kesalahan. d. Penghapus

(53)

e. Tempat air

Bisa menggunakan benda yang bisa menampung air.Berperan untuk membersihkan kuas setelah digunakan untuk mengecat satu warna.

Gambar 3: Alat

3. Teknik Penciptaan

Teknik mutlak diperlukan dalam penciptaan sebuah karya, penguasaan bahan dan alat merupakan salah satu faktor penting yang harus dikuasai dalam berkarya agar dapat dicapai visualisasi yang sesuai dengan yang diinginkan.Adapun dalam teknik penciptaan, dengan menerapkan beberapa hal yang menjadi tenik pembuatan serta proses penciptaan karya penulis, diantaranya adalah:

1) Menentukan objek dari beberapa penggal lirik lagu Ismail Marzuki tentang wanita.

(54)

3) Membuat sketsa obyek pada kertas dengan pensil.

4) Memindah sketsa objek pada kertas pada kanvas dengan membuat sketsa ulang sesuai sketsa pada kertas.

5) Membuat outline pada figur wanita

6) Memberikan warna-warna pada objek lukisan. 7) Membuat lettering langsung pada kanvas. 8) Melakukan finishing.

D. Tahapan Visualisasi a. Sketsa

Gambar 4 dan 5: Proses sketsa pada kertas dan di dilanjutkan sketsa pada kanvas

(55)

Marzuki yang akan diangkat menjadi sebuah tema lukisan guna meningkatkan rasa dan kualitas lukisan tanpa keluar dari makna lirik lagu tersebut.

b. Proses Pewarnaan

(56)

Gambar 6: Contoh Pewarnaan objek figur wanita

c. Finishing (Penyelesaian)

(57)

d. Bentuk Lukisan

1. Deskripsi lukisan Sabda Alam

Gambar 7: Sabda Alam Cat Akrilik di atas Kanvas

100x120 cm 2015

(58)

digambarkan menghadap kiri bidang kanvas dengan mengenakan kostum boxing untuk wanita, pada kostum sendiri dominan garis atau kontur warna hitam, putih, dan merah. Dengan rembut panjang yang lurus digambarkan perpaduan garis atau kontur dengan warna hitam dan putih. Tubuh wanita digambarkan dengan pengolahan teknik WPAP manual dengan aksentuasi warna-warna yang saling kontras satu dengan yang lainnya. Selain ditampilkan objek utama, objek pendamping juga ditampilkan sekaligus mendapatkan komposisi keseimbangan atau balance dan proprsi visual lukisan yang menjadikan kesatuan. Figur pria pada bagian kanan bidang kanvas digambarkan dengan garis-garis atau kontur hitam dan putih pada seluruh kostumnya yang digambarkan dengan kontur biru dan putih. Sedangkan pada sisi kiri kanvas digambarkan bunga matahari secara simbolik dengan kontur hitam yang digambarkan secara repetisi menjadi kelopak bunga dengan teknik plakat berwarna kuning dan pada bagian tengah bunga digambarkan dengan garis atau kontur berwarna kuning dan oranye. Dengan pertimbangan komposisi keseimbangan dan pertimbngan bentuk sesuai lirik yang dibawakan maka pada bagian sisi kiri bawah terdapat lettering yang bertuliskan “dijadikan perhiasan” dengan pewarnaan merah muda dan

(59)

sederhana dengan menggunakan warna hijau tua yang selaras dengan figur pendamping dalam bentuk flat dan polos mengisi keseluruhan bidang kanvas yang masih dalam perannya sebagai latar belakang.

2. Deskripsi lukisan Patah Cincin

Gambar 8 :Patah Cincin Cat akrilik diatas kanvas

(60)

Digambarkan figur wanita sebagai center point dengan setengah badan pada sisi tengah bagian bawah bidang kanvas dengan posisi termenung dengan tangan kanan menyangga dagu menggunakan tangan kanannya. Dengan judul yang sama dengan lagu inspirasinya yaitu “Patah Cincin” dilukiskan pada media kanvas dengan ukuran 100 x 140 cm menggunakan teknik plakat. Khusus pada penggambaran badandengan teknik WPAP manual dengan aksentuasi penuh warna-warna kontras satu dengan lainnya, begitu pula pakaian berlengan panjang yang digunakan didominasi warna kuning dan penggambaran gradasi pada lekukan baju dengan warna diantaranya oranye muda dan kontur hitam yang bertujuan mempertegas. Pada rambut digambarkan dengan garis atau kontur berwarna hitam dan putih dan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan maka teknik yang dipakai adalah penerapan salah satu prinsip seni rupa yaitu pengulangan.Selanjutnya, pada figur atau objek pendamping dibelakang objek utama digambarkan secara ilustratif dengan kesederhanaangaris atau kontur hitam dengan warna yang digunakan adalah warna hitam, sepasang pria dan wanita dalam keadaan sedang bercengkrama pada seting interior ruang yaitu dalam kamar tidur dan perbaduan harmonis dengan latar belakang yang menggunakan warna ungu magentayang datar, sedangkan pada sisi kiri dan kanan bidang kanvas diantara kedua bahu objek utama ditampilkan lettering yang bertuliskan “namun kekasih tidak setia” secara berirama menggunakan warna kuning. Kesatuan

(61)

3. Deskripsi Lukisan Wanita

Gambar 9:Wanita Cat akrilik diatas kanvas

(62)

Dilukisan dengan teknik plakat pada kanvas berukuran 100 x 110 centimeter sebuah figur dengan proporsi wanita tersenyum pada bagian tengah bidang kanvas dengan pose sedang membawa senjata api berjenis AK47 dengan posisi berdiri santai memakai kacamata hitam berframe merah dan senyuman yang lebar sumringah menjadi bagian center point pada lukisan ini. Rambut panjang berombak dengan belahan sebelah kiri pada figur wanita yang digambarkan dengan garis atau kontur hitam dan putih dengan berpola irama sedangkan pada bagian tubuh sendiri khusus dengan menggunakan teknik WPAP manual dari aksentuasi warna-warna kontras anatar satu dengan yang lainnya, mengenakan perhiasan gelang dan cincin yang digambarkan secara ilustratif dan simbolik dengan warna kuning, coklat, dan putih. Begitu pula dengan kostum yang dikenakan yaitu kostum bikini glamour dengan warna kuning, putih, coklat, dan merah marun. Dengan pertimbangan penyusunan prinsip seni rupa dalam komposisi dan keseimbangan atau balance maka pada bagian sisi kiri dan kanan bidang kanvas atau pada sisi kiri dan kanan diantara berdirinya objek utama terdapat lettering dengan tulisan “gerak gayamu memikat hati” dengan prinsipirama dengan menggunakan

(63)

4. Deskripsi lukisan Sarinah en jind uit de desa (Sarinah anak desa)

Gambar 10 : Sarinah En Jind Uit De Desa (Sarinah Anak Desa) Cat akrilik diatas kanvas

(64)

Lukisan dengan ukuran 100 x 110 centimeter pada media kanvas ini berjudul “Sarinah En Jind Uit De Desa(Sarinah Anak Desa)”. Kesederhanaan

pada latar belakang berwarna kuning polos yang memenuhi seluruh bidang kanvas sebagai latar belakang atau background dengan keseimbangan objek utama pada sisi tengah bidang kanvas yang menjadi center pointproporsi figur yang menggambarkan sesosok wanita penjual jamu gendong yang dilukiskan dengan ilustratif dan lukitnya digambarkan dengan dengan teknik WPAP manual dengan aksentuasi warna-warna kontras satu dengan yang lainnya. Keseluruhan bentuk lukisan menggunakan teknik plakat kecuali figur wanita yang menggunakan teknik WPAP manual dimana lebih mempertegas fungsinya sebagai objek utama. Objek wanita digambarkan mengenakan baju adat jawa yaitu sebuah kebaya dan pada bagian bawahan yang dikenakan digambarkan dengan penggayaan dekoratif dengan warna cerah yang kontras tentunya. Komposisi lettering yang berirama dengan penggayaan yang sederhana bertuliskan “En Kromo gerkte vol vour.. sarinah.. sarinah..”pada

(65)

5. Deskripsi lukisan Ratna Juwita

Gambar 11: Ratna Juwita Cat akrilik diatas kanvas

100x100 cm 2015

Karya dengan judul “Ratna Juwita” berukuran 100 X 100 cm yang

(66)
(67)

6. Deskripsi lukisan Juwita Malam

Gambar 12: Juwita Malam Cat akrilik diatas kanvas

(68)

Karya berukuran 100 x 110 centimeter yang dilukisan pada media kanvas dengan judul “Juwita Malam” menggunakan teknik plakat. Warna

(69)

7. Deskripsi lukisan Kopral Djono

Gambar 13: Kopral Djono Cat akrilik diatas kanvas

(70)

Karya dengan judul “Kopral Djono” dilukisakan pada media kanvas

dengan ukuran 100 X 110 centimeter mengunakan teknik plakat pada keseluruhan. Pada sisi kiri bawah bidang kanvas digambarkan dua figur wanita sebagai figur utama yang menjadi center point dengan penggambaran menggunakan teknik khusus yaitu teknik WPAP manual sebagai aksentuasi dengan warna-warna kontras anatara satu dengan yang lainnya, digambarkan secara ilustratif figur wanita pada posisi kiri bidang kanvas dengan penggayaan rambut mengombak digambarkan dengan kontur atau garis berwarna hitam dan putih mengenakan baju dengan warna merah yang digambarkan secara sederhana, ekspresi gembira dari raut wajah dengan tangan kanannya memegang dan sedang tersenyum sembari menjilat es krim bermotif army. Nampak figur wanita kedua dengan prespektif seakan lebihh jauh dari figur wanita didekatnya yang digambarkan dengan teknik WPAP manual juga secara aksentuasi dengan warna-warna kontras, kontur hitam dan putih membentuk rambut dan mengenakan kacamata berwarna hitam. Baju yang digambarkan secara sederhana atau simple dengan posisi tersenyum lebar sembari menjilat es krim yang dibawa dengan tangan kirinya. Latar belakang atau background dibuat polos dan sederhana pada keseluruhan bidang kanvas agar letteringyang dituliskan “dikau sensasi gadis gunung dan kota” nampak jelas dan mempermudah dalam penyampaiannya,bentuk

(71)

8. Deskripsi lukisan Selendang Sutra

Gambar 14:Selendang Sutra Cat akrilik diatas kanvas

(72)

Karya berikutnya dengan judul lukisan “Selendang Sutra” berukuran 100 X 110 cm dilukis pada media kanvas menggunakan teknik plakat. Figur wanita sebagai objek utama adalahcenter point pada sisi tengah bidang kanvas, figur digambarkan secara ilustratif dengan menggunakan teknik WPAP manual dan aksentuasi berwana kontras antara satu dengan yang lainya. Figur wanita digambarkan dalam pose berdiri dengan bibir yang tersenyum lebar dan pandangan matanya melihat kedepan sembari kedua tangan memegang erat selendang dengan penggambaran secara ilustratif menggunakan kontur atau garis berwarna hijau dengan garis penguat berwarna hitamyang dikalungkan menyilang dengan proporsi yang seimbang serta mengenakan baju berwarna merah muda dengan penggambaran yang simple dan polos dengan tambahan drawfery secara sederhana dan ilustratif, begitupun juga penggambaran pada rambut yang tidak panjang dengan kontur atau garis berwarna hitam dan putih secara pengulangan. Pada karya lukisan ini bagian lettering berada di sisi atas bidang kanvas dan pada bagian bawah bidang kanvas dengan betuliskan “selendang sutra” dengan warna kontras

(73)

9. Deskripsi lukisan Aryati

Gambar 15: Aryati Cat akrilik diatas kanvas

(74)

Karya dengan judul “Aryati” berukuran 110 X 100 centimeter ini

dilukisan diatas media kanvas mengunakan teknik plakat. Latar belakang atau background dengan warna merah muda yang datar dan polos menampilkan kesederhanaan dan lebih memfokuskan objek dan lettering. Ditampilkan objek utama figur wanita yang menjadi centter point dengan ekspresi tersipu bahagia dalam penggambaran ilustratif dengan menggunakan teknik khusus yaitu teknik WPAP manual dan aksentuasi pada warna-warna yang saling kontras satu dengan yang lainnya. Untuk rambut panjang yang tergerai lepas digambarkan dengan garis atau kontur secara pengulangan yangmenggunakan pemilihan warna hitam dan warna putih. Selain itu pose figur wanita sembari mencium wangi bunga mawar yang dilukiskan secara simbolik dengan mata terpejam penuh senyuman bahagia dan ujung jari tangan kirinya memegang pipi sebelah kirinya. Figur wanita mengenakan baju untuk tidur berwarna merah dengan bandana berwarna merah yang digambarkan secara ilustratif. Selain itu, pada bagianlettering dengan penggayaan berbeda dari tiap kata penggalan lirik yang bertuliskan “dosakah hambamimpi berkasih dengan tuan” dengan dominan warna yang sama yaitu biru muda menjadikan irama

(75)

10.Deskripsi masalah Melati Di Tapal Batas

Gambar 16: Melati Di Tapal Batas Cat akrilik diatas kanvas

(76)
(77)

65

BAB IV PENUTUP

Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Konsep visualisasi wanita di masa lalu yang dihubungkan dengan wanita jaman sekarang secara visual dengan cara menyamarkan sensualitasnya kedalam bentuk lukisan yang datar disertai dengan teknik WPAP manual hanya pada objek utama saja sehingga sensualitas wanita tersamarkan dan bermaksud menciptakaan efek geometris yang artistik dari bentuk lukisan yang diciptakan selain itu bentuk lukisan ilustratif dengan maksud untuk mempermudah penyampaian penggambaran yang digambarkan sesuai cerita dari tiap lirik lagu yang diangkat dalam lukisan.

2. Tema penciptaan lukisan lirik lagu Ismail Marzuki berdasarkan 10 lirik lagu tentang wanita yang memberi inspirasi untuk diangkat dalam karya seni lukis. Sepuluh lirik lagu yang divisualisasikan pada lukisan diantaranya Sabda Alam, Patah Cincin, Wanita, Sarinah En Jind Uit De (Sarinah Anak Desa), Ratna Juwita, Juwita Malam, Kopral Jono, Selendang Sutra, Aryati, dan Melati Di Tapal Batas.

(78)

tentang wanita dan memindahkannya pada sketsa kertas dan diteruskan memindahkannya lagi sketsa pada media kanvas. Bahan dan alat pada proses visualisasi yang digunakan meliputi : pensil, penghapus, kertas, kanvas, cat akrilik, kuas, dan tempat air.

(79)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Kusrianto, Adi, Dan Made Arini. 2011. History Of Art. Jakarta : PT Elex

Media Komputindo.

Leksono, Ninok. 2014. Seabad Ismail Marzuki Senandung Melintas Zaman.

Jakarta : PT Kompas Media Nusantara.

Storey, Jhon. 2006. Cultural Studies Dan Kajian Budaya Pop. Yogyakarta :

Jalasutra.

Djien, Dr Hong Oei. 2012. Seni Dan Mengoleksi Seni : Kumpulan Tulisan.

Jakarta : KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)

Iskandar, Popo. 2000. Alam Pikiran Seniman. Bandung: Yayasan Popo

Iskandar &YayasanAksara Indonesia.

Izzaty, Rita Eka, Dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta:

UNY Press.

Kartika, Dharsono Sony. 2004. Seni Rupa Modern. Bandung: Rekayasa

(80)

Sp, Soedarso. 2000. Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern. Jakarta : CV.

Studio Delapan Puluh Enterprise bekerja sama dengan Badan Penerbit

ISI Yogyakarta.

Susanto, Mikke. 2003. Membongkar Seni Rupa. Yogyakarta: Jendela.

_____________. 2011. Diksi Seni Rupa: Kumpulan Istilah & Gerakan Seni

Rupa (edisi revisi). Yogyakarta: DictiArt Lab & Djagad Art House.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 4. 2008.

MAJALAH

 Rolling Stone, februari 2014.

 Concept, April 2007

 Visual Arts, Juni/Juli 2007

SITUS INTERNET

(81)

 http://aiirm59.blogspot.co.id/2012/07/aliran-seni-lukis-pop-art.html

 http://dgi-indonesia.com/wedhas-pop-art-portrait/

http://desaingrafisindonesia.wordpress.com/2008/07/18/wedhas-pop-art-portrait/

 http://onclickads.net/afu.php?zoneid=5131

 http://www.fredtezar.com/2013/07/apa-itu-wpap-dan-sejarah-singkat.html

http://viapurwawisesasiregar.blogspot.co.id/2014/10/makalah-tentang-pengertian-dan.html

 http://www.researchgate.net/publication/46765436_Metode_Proses_Penci

ptaan_Simbolisasi_Bentuk_Dalam_Ruang_Imaji_Rupa

 http://www.artchive.com/artchive/W/lichenstein.html

 http://www.artgalleryabc.com/monet/blog

Gambar

Gambar 2: Kanvas
Gambar 3: Alat
Gambar 4 dan 5: Proses sketsa pada kertas dan di dilanjutkan sketsa pada kanvas
Gambar 6: Contoh Pewarnaan objek figur wanita
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tema, konsep, visualisasi teknik, dan bentuk kegiatan Abdi Dalem Keraton Yogyakarta sebagai sumber inspirasi

Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, teknik, bentuk dan proses visualisasi lukisan dengan judul “Teknologi Gadget Sebagai Inspirasi Penciptaan

Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, bentuk dan teknik penciptaan lukisan dengan judul tikus sebagai sumber inspirasi dalam lukisan. Metode yang

Konsep penciptaan dalam karya illustrasi adalah memvisualisasikan lirik Lagu Padang Bulan. Lagu ini menceritakan tentang kegiatan anak-anak ketika terjadi padang bulan atau

Tujuan penulisan Tugas Akhir Karya Seni ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, teknik, dan bentuk penciptaan lukisan bergaya Dekoratif yang terinspirasi

Tujuan penulisan ini adalah untuk mendeskripsikan konsep, tema, teknik, bentuk dan visualisasi lukisan. Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu

Keraton Yogyakarta sebagai sumber inspirasi penciptaan lukisan. Metode yang digunakan dalam penciptaan lukisan yaitu eksplorasi tema, eksplorasi teknik, eksekusi, dan

1.) Konsep penciptaan karya yaitu untuk memvisualisasikan lirik dari grup band The Doors sesuai interpretasi penulis. Inspirasi dari lagu The Doors kemudian