DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KECENDERUNGAN
KECUANGAN PERUSAHAAN
(Studi Kasus di PT. MawarSebelasSerangBanten)
RanthieLarasVebrianti NIM: 122114004
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kecenderungan kecurangan dan pengendalian internal dan kepuasan kerja di perusahaan. Penelitian ini dilakukan di PT. MawarSebelas.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada 18 responden. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas, reliabilitas, normalitas, dan korelasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang kuat dan negatif antara kecenderungan kecurangan perusahaan dan pengendaian internal. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan yang cukup kuat dan negatif antara kepuasan kerja dan kecenderungan kecurangan perusahaan.
BETWEEN THE INTERNAL CONTROLS AND THE WORK SATISFACTION WITH THE TENDENCY TO DO FRAUD IN THE COMPANY
(The Case Study at PT. Mawar Sebelas)
RanthieLarasVebrianti NIM : 122114004
Sanata Dharma University Yogyakarta 2016
This research aims to analyze the relation between tendency of fraud and both internal controls and work satisfaction in the company. This research was conducted in PT. MawarSebelas.
This research was field research. The data were collected by distributing questioner to 18 respondents. The tests that have been done in this research were the tests in validity, reliability, normality, and correlation.
The results shows a strong and negative connection between the tendency to do fraud inside the company and it’s internal controls.This research also reveals a relatively strong and negative connection between the work satisfaction and the tendency to do fraud inside the company.
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN
INTERNAL DAN KEPUASAN KERJA DENGAN
KECENDERUNGAN KECURANGAN PERUSAHAAN
(Studi Kasus pada PT. Mawar Sebelas)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Ranthie Laras Vebrianti NIM: 122114004
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN
INTERNAL DAN KEPUASAN KERJA DENGAN
KECENDERUNGAN KECURANGAN PERUSAHAAN
(Studi Kasus pada PT. Mawar Sebelas)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh:
Ranthie Laras Vebrianti NIM: 122114004
PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
vi
MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN
When life was in the heaviest storm,
don’t break out,
but pray harder and don’t jump out from the boat
because everything will be allright
as long as God stays in the same boat with us.
“Segala perkara dapat kutanggung
di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku.”
(Fillipi 4:13)
Kupersembahkan untuk:
The only one God and His Son, Jessus Christ
vii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan,
dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada:
1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., PhD., selaku Rektor Universitas Sanata
Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si, Akt, QIA selaku Kaprodi Akuntansi
Universitas Sanata Dharma.
3. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A., selaku pembimbing
yang telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Anik Fitri selaku Direktur Utama PT.Mawar Sebelas Serang Banten
yang telah membantu memberikan izin untuk melakukan penelitian di PT.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iv
PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH... v
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... ix
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii
x
D. Tempat Penelitian ... 24
E. Definisi Operasional Variabel ... 24
F. Sampel atau Partisipan ... 26
B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42
C. Uji Normalitas ... 46
D. Uji Korelasi ... ... 48
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 51
A. Kesimpulan ... 51
B. Keterbatasan Penelitian ... 51
C. Saran ... 52
DAFTAR PUSTAKA ... 53
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skor Pernyataan Angket Likert ... 28
Tabel 3.2 Tingkat Hubungan Koefisien Korelasi ... 31
Tabel 5.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37
Tabel 5.2 Data Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 38
Tabel 5.3 Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 39
Tabel 5.4 Data Responden Berdasarkan Jabatan ... .... 40
Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Kecenderungan Kecurangan Perusahaan... 42
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Pengendalian Internal ... 43
Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja ... 44
Tabel 5.8 Hasil Uji Reliabilitas Kecenderungan Kecurangan Perusahaan.. ....45
Tabel 5.9 Hasil Uji Reliabilitas Pengendalian Internal ... 46
Tabel 5.10 Hasil Uji Reliabilitas Kepuasan Kerja ... 44
Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas Pengendalian Internal, Kepuasan Kerja, dan Kecenderungan Kecurangan Perusahaan ... 47
Tabel 5.12 Hasil Uji Validitas, Normalitas, dan Reliabilitas ... 45
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Segitiga Kecurangan ... 20
xiii
ABSTRAK
ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN INTERNAL
DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KECENDERUNGAN
KECUANGAN PERUSAHAAN (Studi Kasus di PT. Mawar Sebelas)
RanthieLarasVebrianti
NIM: 122114004
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2016
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kecenderungan kecurangan dan pengendalian internal dan kepuasan kerja di perusahaan. Penelitian ini dilakukan di PT. Mawar Sebelas.
Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada 18 responden. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas, reliabilitas, normalitas, dan korelasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang kuat dan negatif antara kecenderungan kecurangan perusahaan dan pengendaian internal. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan yang cukup kuat dan negatif antara kepuasan kerja dan kecenderungan kecurangan perusahaan.
xiv
ABSTRACT
AN ANALYSIS OF THE RELATION
BETWEEN THE INTERNAL CONTROLS AND THE WORK SATISFACTION WITH THE TENDENCY TO DO FRAUD IN THE COMPANY
(The Case Study at PT. MawarSebelas)
RanthieLarasVebrianti NIM : 122114004
Sanata Dharma University Yogyakarta 2016
This research aims to analyze the relation between tendency of fraud andboth internal controls andwork satisfaction in the company. This research wasconducted in PT. MawarSebelas.
This research was field research. The data were collected by distributing questioner to 18 respondents. The tests that have been done in this research were the tests in validity, reliability, normality, and correlation.
The results shows a strong and negative connection between the tendency to do fraud inside the company and it’s internal controls.This research also reveals a relatively strong and negative connection between the work satisfaction and the tendency to do fraud inside the company.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Permasalahan
Kecurangan perusahaan menjadi permasalahan umum yang banyak
diperbincangkan pada berbagai media di Indonesia. Indonesia termasuk negara
yang memiliki tingkat korupsi tertinggi di dunia yaitu peringkat ke 114 dari
seluruhnya 174 negara yang diperiksa (Transparancy International, 2014).
Kecurangan akuntansi di Indonesia dibuktikan dengan adanya likuidasi
beberapa bank, diajukannya manajemen BUMN dan swasta ke pengadilan,
kasus kejahatan perbankan, manipulasi pajak, korupsi di komisi
penyelenggaraan pemilu, dan DPRD (Willopo, 2006).
Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan
sehingga dapat menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang
dirugikan dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan (Alison, 2006).
Kecurangan perusahaan berkaitan dengan korupsi (Willopo, 2006). Tindakan
yang biasanya dilakukan dalam korupsi meliputi manipulasi pencatatan,
penghilangan dokumen, serta mark-up yang merugikan perekonomian negara.
Banyaknya kasus kecurangan di Indonesia disebabkan karena beberapa faktor
meliputi tidak ada pengendalian internal dalam suatu organisasi, pengawasan
atau kontrol yang lemah, tingkat kejujuran yang rendah, karakter dari setiap
karena beberapa kondisi yang menyebabkan hal tersebut benar-benar terjadi
atau biasa disebut dengan fraud triangle (Amin Widajaja, 2013:228). Fraud
triangle terdiri dari tekanan, kesempatan, dan sikap/rasionalisasi. Tekanan
berarti ada tekanan dari pihak manajemen untuk melakukan kecurangan.
Kesempatan berarti terdapat situasi di dalam suatu instansi yang memungkinan
untuk melakukan kecurangan. Sikap/rasionaliasi menunjukkan suatu sikap
dimana suatu instansi merasionalisasikan tindakan yang tidak jujur/kecurangan.
Oleh karena itu, penerapan pengendalian internal di dalam suatu
organisasi dirasa mampu mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan
perusahaan. Menurut laporan COSO, pengendalian internal merupakan suatu
proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel
lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk menyediakan keyakinan
memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan meliputi keandalan pelaporan
keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta
efektifitas dan efisiensi operasi. Pengendalian internal terdiri dari kebijakan
dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa
tujuan tertentu suatu entitas akan tercapai (Abdul Halim, 2003). Selain
menerapkan pengendalian internal, suatu organisasi daiharapkan juga
memperhatikan faktor kepuasan kerja karyawan. Karyawan atau sumber daya
manusia merupakan faktor yang berperan penting dalam kegiatan operasional
di dalam perusahaan. Karyawan yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang
tinggi cenderung akan bekerja lebih efektif daripada karyawan yang memiliki
dilihat dengan membandingkan input yang diberikan oleh karyawan dengan
output yang diterima oleh karyawan. Input dapat berupa pendidikan,
keterampilan, dan lain-lain. Output dapat berupa gaji, penghargaan, fasilitas,
dan lain sebagainya. Kepuasan kerja akan memberikan dampak terhadap
perilaku yang dihasilkan karyawan ketika melaksanakan pekerjaannya.
Karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi diharapkan jauh dari
perilaku kecurangan perusahaan dengan ada atau tidak ada penerapan
pengendalian internal di suatu organisasi.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa pengendalian internal
dan kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap
kecenderungan kecurangan perusahaan. Oleh sebab itu, penulis mencoba
meneliti faktor-faktor tersebut untuk mengetahui hubungan antara
pengendalian internal dan kepuasan kerja dengan kecenderungan kecurangan
perusahaan.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana hubungan antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan perusahaan?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan perusahaan.
2. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara kepuasan kerja dengan kecenderungan kecurangan perusahaan.
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis mengenai
hubungan antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan
perusahaan dan hubungan antara kepuasan kerja dengan kecurangan
perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada manajer
atau auditor internal mengenai hubungan antara pengendalian internal
dengan kecenderungan kecurangan perusahaan dan hubungan antara
kepuasan kerja dengan kecurangan perusahaan.
3. Bagi Penelitian Selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan
referensi tentang hubungan antara pengendalian internal dengan
kecenderungan kecurangan perusahaan dan hubungan antara kepuasan kerja
E.Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan secara umum dibagi ke dalam enam bab yang materinya
dijabarkan sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan
Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, batasan penelitian,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
sistematika penulisan.
Bab II: Landasan Teori
Bab ini berisi teori yang berhubungan dengan pengendalian
internal, kepuasan kerja, dan kecederungan kecurangan perusahaan
yang akan digunakan untuk mendukung proses penelitian, analisis
data, dan pembahasan masalah yang diteliti.
Bab III: Metode Penelitian
Bab ini berisi uraian mengenai jenis penelitian, subjek penelitian,
objek penelitian, tempat penelitian, definisi operasional variabel,
sampel atau partisipan, data, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
Bab IV: Gambaran Umum Perusahaan
Bab V: Analisis Data dan Pembahasan
Bab ini berisi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan.
Bab VI: Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis data, keterbatasan
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Pengendalian Internal
1. Definisi Pengendalian Internal
Pengendalian internal menurut laporan COSO adalah suatu proses yang
dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam
suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai
berkenaan dengan pencapaian tujuan meliputi :
a. Keandalan pelaporan keuangan.
b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
c. Efektivitas dan efisiensi operasi.
Laporan COSO menyatakan konsep fundamental dalam beberapa definisi
berikut:
a. Pengendalian Internal merupakan suatu proses yang berarti pengendalian
internal adalah alat untuk mencapai suatu akhir, bukan akhir itu sendiri.
Pengendalian internal terdiri atas serangkaian tindakan yang terintegrasi
dalam infrastruktur suatu entitas.
b. Pengendalian internal bukan hanya suatu kebijakan dan
formulir-formulir, tetapi juga individu yang berada pada berbagai tingkatan
c. Pengendalian internal diharapkan mampu memberikan keyakinan yang
memadai, bukan keyakinan mutlak, kepada manajemen dan dewan
direksi dalam suatu entitas karena adanya keterbatasan yang melekat pasa
pengendalian internal dan siperlukan pertimbangan biaya dan manfaat
dari pengadaan pengendalian.
d. Pengendalian internal diarahkan pada pencapaian tujuan entitas yang
berkaitan dengan pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.
Suatu sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang
dirancang untuk memberikan jaminan yang wajar kepada manajemen bahwa
perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya (Arens, 2015:340).
2. Tujuan Pengendalian Internal
Pada umumnya manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam merancang
pengendalian internal (Arens, 2015:340), yaitu:
a. Reliabilitas pelaporan keuangan
Manajemen memikul tanggung jawab hukum maupun profesional untuk
memastikan bahwa informasi telah disajikan secara wajar sesuai dengan
persyaratan pelaporan kerangka kerja akuntansi yang berlaku umum.
Tujuan pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan
b. Efisiensi dan efektivitas
Pengendalian dalam perusahaan mendorong pemakaian sumber daya
secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran – sasaran
perusahaan. Tujuan penting dari pengendalian ini adalah memperoleh
informasi keuangan dan nonkeuangan yang akurat tentang operasi
perusahaan untuk keperluan pengambilan keputusan.
c. Ketaatan pada hukum dan peraturan
Setion 404 mengharuskan semua perusahaan publik mengeluarkan
laporan tentang keefektifan pelaksanaan pengendalian internal atas
pelaporan keuangan. Selain mematuhi hukum dalam section 404,
organisasi – organisasi publik, nonpublik, dan nirlaba diwajibkan
mematuhi berbagai hukum dan peraturan.
3. Keterbatasan Pengendalian Internal
Keterbatasan pengendalian internal (Sunyoto, 2013:159) adalah:
a. Kesalahan dalam pertimbangan
Manajemen dan personel lainnya terkadang melakukan pertimbangan
yang kurang matang dalam pengambilan keputusan bisnis, atau dalam
tugas – tugas rutin karena kekurangan informasi, keterbatasan waktu,
atau penyebab lainnya.
b. Kemacetan
Kemacetan dapat terjadi karena petugas salah mengerti dengan instruksi,
kelelahan. Perpindahan personel sementara atau tetap atau perubahan
sistem atau prosedur bisa juga mengakibatkan kemacetan.
c. Kolusi
Kolusi dilakukan oleh seseorang pegawai dengan pegawai lainnya, atau
dengan pelanggan atau pemasok bisa tidak terdeteksi oleh pengendalian
internal.
d. Pelanggaran oleh manajemen
Manajemen bisa melakukan pelanggaran atas kebijakan atau prosedur
untuk tujuan tidak sah, seperti keuntungan pribadi atau membuat laporan
keuangan menjadi tampak baik.
e. Biaya dan manfaat
Biaya penyelenggaraan pengendalian internal seharusnya tidak melebihi
manfaat yang akan diterima. Oleh karena itu walaupun pengendalian
internal untuk suatu hal diperlukan, namun kadang tidak diterapkan
karena pengorbanannya tidak sepadan dengan manfaat yang diterima.
4. Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO)
COSO adalah suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada
tahun 1985. The Committee of Sponsoring Organization of The Treadway
Committee (COSO) dibentuk untuk mendefinisikan kembali pengendalian
intern dan kriteria untuk menentukan efektivitas suatu sistem pengendalian
yang terdiri dari empat jilid laporan berdasarkan hasil riset, diskusi,
perdebatan, pertimbangan, draft, eksposur yang diajukan kepada konstituen.
Laporan COSO menggambarkan pandangan dari banyak partisipan,
meliputi lima anggota organisasi yang mensponsori yakni The American
Institute of Certified Public Accountants (AICPA), The Institute of Internal
Auditors (IIA), The American Accounting Association (AAA), The Institute
of Management Accountants (IMA), anggota direksi, direktur auditor
intern,dan lain-lain. Laporan COSO 1992 mengubah cara pandang terhadap
pengendalian intern. Meskipun laporan COSO merupakan definisi
konsensus, namun isinya dibangun untuk memberikan suatu kerangka kerja
pengendalian intern umum. Laporan COSO didesain untuk mengakomodasi
perspektif berbagai pihak, serta memuaskan kebutuhan semua kelompok
yang berhubungan dengan pengendalian intern.
5. Fungsi Pengendalian Internal
Fungsi pengendalian internal adalah:
a. Preventif adalah pengendalian untuk mencegah kesalahan-kesalahan baik
berupa kekeliruan maupun ketidakberesan yang terjadi dalam operasi.
b. Detective adalah pengendalian untuk mendeteksi kesalahan, kekeliruan
dan penyimpangan yang terjadi.
c. Corrective adalah pengendalian untuk memperbaiki kelemahan,
d. Directive adalah pengendalian untuk mengarahkan agar pelaksanaan
dilakukan dengan tepat dan benar.
e. Compensative adalah pengendalian untuk menetralisasi kelemahan pada
aspek kontrol yang lain.
6. Komponen Pengendalian Internal
Internal Control yang dikeluarkan COSO, yaitu kerangka kerja
pengendalian internal yang paling luas diterima di Amerika Serikat,
menguraikan lima komponen pengendalian internal yang dirancang dan
diimplementasikan oleh manajemen untuk memberikan kepastian yang
layak bahwa tujuan pengendaliannya akan tercapai (Arens, 2015:345) .
Komponen pengendalian internal COSO (Boynton, 2002:374) meliputi:
a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menetapkan suasana suatu organisasi yang
mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya.
Lingkungan pengendalian merupakan fondasi dari semua komponen
pengendalian internal lainnya.
b. Penilaian Risiko
Penilaian risiko merupakan pengidentifikasian dan analisis entitas
mengenai risiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang
membentuk suatu dasar mengenai bagaimana risiko harus dikelola.
Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang
membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan.
d. Informasi dan Komunikasi
Informasi dan komunikasi merupakan pengidentifikasian, penangkapan,
dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu waktu
yang membuat orang mampu melaksanakan tanggung jawabnya.
e. Pemantauan
Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja
pengendalian internal pada suatu waktu.
AICPA mengemukakan bahwa suatu Sistem Pengendalian Intern yang
memuaskan akan bergantung sekurang-kurangnya empat unsur
pengendalian intern adalah sebagai berikut:
a. Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional
secara tepat.
b. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik berguna
untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta
milik, hutang-hutang, pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya.
c. Praktek-praktek yang sehat haruslah dijalankan didalam melakukan
tugas-tugas dan fungsi-fungsi setiap bagian dalam organisasi.
Praktek-praktek yang sehat dalam Buku Internal Auditing (Sawyer’s, 2001; 61)
melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, sehingga hasil yang
diharapkan perusahaan dapat tercapai dengan efisien dan efektif.
d. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawab.
B.Kepuasan Kerja
1. Definisi Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan
mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja,
kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan,
luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan (Hasibuan,
2001:202). Robbins (2003) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah
perilaku individual terhadap pekerjaannya. Organisasi yang karyawannya
mendapatkan kepuasan di tempat kerja cenderung akan bekerja lebih efektif
daripada organisasi yang karyawannya kurang mendapatkan kepuasan
kerja. Orang yang paling tidak merasa puas adalah mereka yang mempunyai
keinginan paling banyak, namun mendapat yang paling sedikit. Sedangkan
yang merasa paling puas adalah orang yang menginginkan banyak dan
mendapatkannya.
Ciri perilaku pekerja yang puas adalah mereka yang mempunyai
motivasi tinggi untuk bekerja, mereka lebih senang dalam melakukan
pekerjaannya, sedangkan ciri pekerja yang kurang puas adalah mereka yang
2. Aspek – Aspek Kepuasan Kerja
Aspek – aspek kepuasan kerja menurut Sariati (2000)adalah:
a. Pekerjaan yang menantang
Orang lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka
peluang untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan untuk
menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik. Karakteristik tersebut
membuat pekerjaan menjadi menantang secara mental.
b. Gaji yang Adil
Karyawan menginginkan sistem panggajian yang sejalan dengan harapan
mereka. Bila pembayaran itu kelihatan adil berdasarkan pada permintaan
pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pembayaran
masyarakat, kepuasan mungkin akan dihasilkan.
c. Kondisi kerja yang mendukung
Karyawan merasa prihatin dengan kondisi lingkungan kerja mereka jika
menyangkut masalah kenyamanan pribadi maupun masalah kemudahan
untuk dapat bekerja dengan baik. Banyak studi yang menunjukan bahwa
para karyawan lebih menyukai lingkungan fisik yang tidak berbahaya
atau yang nyaman. Selain itu kebanyakan karyawan lebih suka bekerja
tidak jauh dari rumah, dalam fasilitas yang bersih dan relatif modern,
d. Dukungan dari Rekan Kerja
Sebagain karyawan memiliki kebutuhan akan interaksi social. Oleh
karena itu, tidak heran jika seorang karyawan memiliki rekan kerja yang
suportif dan bersahabat dapat meningkatkan kepuasan kerja.
3. Fungsi dan Manfaat Kepuasan Kerja
Fungsi kepuasan kerja menurut Luthans (1995) adalah:
a. Untuk meningkatkan disiplin pekerja dalam bekerja. Pekerja akan datang
tepat waktu dan akan menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
b. Untuk meningkatkan semangat kerja dan loyalitas pekerja terhadap
perusahaan.
Manfaat kepuasan kerja bagi pekerja adalah:
a. Jika kepuasan kerjanya tercapai, pekerja akan terhindar dari stres kerja
yang tinggi.
b. Kepuasan kerja membuat pekera betah bekerja, meningkatkan komitmen,
dan setia pada pekerjaannya.
c. Meningkatkan produktifitas pekerja.
d. Meningkatkan semangat dalam bekerja.
e. Meningkatkan tanggung jawab pada pekerjaan.
f. Menjadi ikhlas dalam bekerja sehingga perasaan pekerja menjadi senang
g. Menjadikan pekerja lebih peduli kepada pekerjaan dan organisasi.
h. Terjalin hubungan yang baik antar rekan kerja
Manfaat kepuasan kerja bagi organisasi adalah:
a. Menjadi indikator baiknya perencanaan dan manajemen sumber daya
manusia.
b. Membuat pekerja loyal kepada pekerjaannya dan tidak melamar kerja
pada organisasi lain.
c. Proses operasional dapat berjalan lancar tanpa kendala dan tepat waktu.
d. Peraturan organisasi ditaati pekerja secara menyeluruh, sehingga
terwujud lingkungan kerja yang disiplin.
e. Organisasi mendapatkan bantuan penuh dari pekerja karena pekerja
merasa turut memiliki organisasi.
f. Meningkatnya kinerja pekerja turut meningkatkan kualitas dan kuantitas
produk keluaran organisasi.
g. Penggunaan sumber daya yang efektif akan ikut meningkatkan efektifitas
biaya organisasi.
h. Dengan atau tanpa pengawasan dari pihak organisasi (supervisor),
C.Kecurangan Peusahaan
1. Definisi Kecurangan Perusahaan
Institut of Internal Auditors (IIA) dalam Sawyers (2006:339)
menjelaskan bahwa kecurangan adalah serangkaian tindakan-tindakan tidak
wajar dan ilegal yang sengaja dilakukan untuk menipu.Tindakan ini
dilakukan untuk memperoleh keuntungan bagi suatu organisasi yang
dilakukan baik oleh orang dalam maupun luar organisasi tersebut. Tidak
jarang kecurangan sering dilakukan oleh sumber daya manusia yang ada
dalam perusahaan yang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan itu
sendiri. Tindakan pencegahan kecurangan menurut Tunggal (2010:231)
dapat dilakukan dengan cara:
a. Membangun struktur pengendalian intern yang baik.
b. Mengefektifkan aktivitas pengendalian internal.
c. Meningkatkan kultur organisasi yang dapat dilakukan dengan
mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.
d. Mengefektifkan fungsi internal audit.
e. Menciptakan struktur penggajian yang wajar dan pantas.
f. Mengadakan rotasi dan kewajiban bagi pegawai untuk mengambil hak
cuti.
g. Memberikan sanksi yang tegas kepada mereka yang melakukan
kecurangan dan memberikan penghargaan kepada mereka yang
h. Membuat program bantuan kepada pegawai yang mendapatkan kesulitan
baik dalam hal keuangan maupun non keuangan.
i. Menetapkan kebijakan perusahaan terhadap pemberian-pemberian dari
luar harus diinformasikan dan dijelaskan kepada orang-orang yang
dianggap perlu agar jelas mana yang berupa hadiah dan mana yang
berupa sogokan.
j. Menyediakan sumber-sumber tertentu dalam rangka mendeteksi
kecurangan karena kecurangan sulit ditemukan dalam pemeriksaan yang
biasa-biasa saja.
k. Menyediakan saluran-saluran untuk melaporkan telah terjadinya
kecurangan hendaknya diketahui oleh staff agar dapat diproses pada jalur
yang benar.
2. Penyebab Kecurangan Perusahaan
Tiga kondisi kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang
curang dan penyalahgunaan aset (Arens, 2015:398)
a. Insentif/Tekanan
Manajemen atau pegawai lain merasakan insentif atau tekanan untuk
melakukan kecurangan.
b. Kesempatan
Kesempatan adalah situasi yang membuka kesempatan bagi manajemen
c. Sikap/Rasionalisasi
Ada sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan
manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur atau
mereka berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat
mereka merasionalisasi tindakan yang tidak jujur.
Gambar 2.1: Segitiga Kecurangan
Sumber: Arens (2015:398)
3. Pencegahan Kecurangan Perusahaan
Wilopo (2006) mengemukakan bahwa upaya menghilangkan kecurangan
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Mengefektifkan pengendalian internal termasuk penegakan hukum.
b. Perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian.
Tekanan
c. Pelaksanaan good governance.
d. Memperbaiki moral dari pengelola perusahaan yang diwujudkan dengan
mengembangkan sikap komitmen terhadap perusahaan, negara, dan
masyarakat.
D.Kerangka Pemikiran
Hasil penelitian Willopo (2006) menyatakan bahwa pengendalian
internal yang efektif memberikan pengaruh yang signifikan dan negatif
terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Hal tersebut menunjukkan
bahwa semakin efektif pengendalian internal di suatu perusahaan, semakin
rendah kecenderungan kecurangan akuntansi oleh manajemen perusahaan.
Penelitian Aprishella (2014) menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif dan
signifikan antara keefektifan pengendalian internal dengan kecenderungan
kecurangan akuntansi. Penelitian Delfi menyatakan bahwa efektifitas
pengendalian internal memiliki pengaruh negatif terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi. Penelitian Adelin (2013) menyatakan bahwa efektivitas
pengendalian internal berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan
kecurangan akuntansi, artinya semakin efektif pengendalian internal
perusahaan, semakin rendah kecenderungan kecurangan akuntansi.
Penelitian Ananda (2014) menyatakan bahwa kepuasan kerja
berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin puas karyawan atas
akuntansi, begitu juga sebaliknya semakin tidak puas karyawan atas
pekerjaannya maka akan semakin tinggi kecenderungan kecurangan akuntansi.
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian terdahulu, peneliti
menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengendalian internal dan
kepuasan kerja dengan kecenderungan kecurangan perusahaan. Jika semakin
kuat pengendalian internal di suatu entitas maka kecenderungan kecurangan
perusahaan akan berkurang. Begitu juga sebaliknya, jika pengendalian internal
semakin lemah maka kecenderungan kecurangan perusahaan akan semakin
bertambah. Jika karyawan di suatu entitas memiliki tingkat kepuasan kerja
yang tinggi maka kecenderungan kecurangan perusahaan di suatu entitas akan
berkurang. Begitu juga sebaliknya, jika karyawan di suatu entitas memiliki
tingkat kepuasan kerja yang rendah maka kecenderungan keurangan akuntansi
akan semakin bertambah.Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
H1:Ada hubungan antara pengendalian internal dengan
kecenderungankecurangan perusahaan.
H2 : Ada hubungan antara kepuasan kerja dengan kecenderungankecurangan perusahaan.
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah:
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono
(2003:14) penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data
yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Penelitian ini
melihat hubungan antara pengendalian internal dan kepuasan kerja dengan
kecenderungan kecurangan perusahaan.
B.Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT. Mawar Sebelas.
C.Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah:
1. Prosedur atau peraturan yang ada di perusahaan.
2. Kepuasan kerja karyawan yang ditinjau dari:
a. Gaji
b. Rekan Kerja
c. Atasan
d. Pekerjaan
3. Penerapan pengendalian internal berdasarkan 5 komponen pengendalian
internal dalam COSO framework yang meliputi control environment, risk
assessment, control activities, information and communication, monitoring.
D.Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT. Mawar Sebelas yang berada di Komp.
Tegal Padang, Jalan Mawar No. 11, RT. 002/ RW. 014, Drangong, Taktakan,
Kota Serang, Banten.
E.Definisi Operasional Variabel 4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut, nilai/sifat dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara yang telah
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari informasinya serta ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012:38). Penelitian ini memiliki tiga variabel,
yaitu:
a. Kecenderungan Kecurangan Perusahaan (Y)
Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecurangan perusahaan
terdiri dari 15 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Tiro (2014)
dengan menggunakan skala likert 1 – 5.IAI (2001) menjelaskan
kecurangan sebagai salah saji yang timbul dari kecurangan dalam
pelaporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak
dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia. Pertanyaan kuesioner terkait variabel kecenderungan
kecurangan perusahaan adalah pertanyaan nomor 1 – 10.
b. Pengendalian Internal (X1)
COSO (2013) mendefinisikan pengendalian internal (Internal Control)
sebagai berikut : "Internal control is a process, affected by an entity's
board of directors, management, and other personnel, designed to
provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives
relating to operations, reporting, and compliance". Pengertian
pengendalian internal tersebut dapat dipahami bahwa pengendalian
internal adalah proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen,
dan personil lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai
mengenai efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan
keuangan, serta kepetuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengendalian internal terdiri
dari lima item pertanyaan yang dikembangkan oleh Wilopo (2006).
Respons dari responden diukur dengan skala Likert 1 – 5. Indikator dari
variabel pengendalian internal adalah lima komponen pengendalian
1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
2) Penilaian Risiko (Risk Assessment)
3) Informasi dan Komunikasi
4) Kegiatan Pengendalian (Control Activities)
5) Pemantauan (Monitoring)
c. Kepuasan Kerja (X2)
Kepuasan kerja (job satisfaction) menurut Handoko(2000:193) adalah
keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
bagaimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan
kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengendalian internal terdiri
dari lima item pertanyaan yang dikembangkan oleh Wahab (2012).
Respons dari responden diukur dengan skala Likert 1 – 5. Indikator dari
variabel kepuasan kerja menurut Sariati (2000) adalah:
1) Pekerjaan yang menantang
2) Gaji yang adil
3) Kondisi kerja yang mendukung
4) Dukungan dari rekan kerja
F. Sampel atau Partisipan
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2012:80). Populasi dari penelitian ini adalah 18 karyawan yang bekerja di PT.
Mawar Sebelas. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki populasi (Sugiyono, 2012:81). Sampel dalam penelitian ini adalah 18
karyawan yang bekerja di PT. Mawar Sebelas.
G.Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data
primer adalah data asli yang dikumpulakan sendiri oleh peneliti untuk
menjawab masalah penelitiannya secara khusus ( Istijanto, 2006). Skala data
yang digunakan dalam penelitia ini adalah skala likert. Skala likert digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat danpersepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai
gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Setiap pernyataan yang
bersifat positif diberi nilai kuantitatif 5, 4, 3, 2, 1, sedangkan untuk pernyataan
Tabel 3.1 Skor Pernyataan Angket Likert
No.
Sifat Pernyataan
Jawaban
SS S N TS STS
1. Positif 5 4 3 2 1
2. Negatif 1 2 3 4 5
Sumber: Azwar, 1995
H.Teknik Pengumpulan Data
Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner.
Metode kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara menggunakan
daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk dijawab dengan
memberikan angket. Kuisioner yang disebarkan kepada responden berupa
daftar pernyataan tertulis kepada responden mengenai masalah yang berkaitan
dengan objek yang diteliti. Kuisioner berisi tentang variabel terikat
(kecurangan perusahaan) dan variabel bebas (pengendalian internal dan
kepuasan kerja) dengan menggunakan skala likert yang memiliki rentang nilai
1 sampai 5.
I. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah:
1. Mengumpulkan data
Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada 18 karyawan
2. Melakukan Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Ghozali, 2013:52). Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai
r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2. Jika nilai r
hitung > r tabel maka pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid. Namun,
jika nilai r hitung < r tabel maka pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan
tidak valid.
3. Melakukan Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel
atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten
atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:47). Pengukuran reliabilitas
dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali
saja. Pengukuran dilakukan hanya satu kali dan kemudian hasilnya
dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban
pertanyaan. Suatu cariabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
cronbach alpha > 0,70.
4. Melakukan Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi sebuah data
mengikuti atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2008:30) untuk
dilihat dari nilai residual. Dikatakan normal jika nilai residual yang
dihasilkan di atas nilai signifikan yang ditetapkan.
5. Melakukan Uji Korelasi Korelasi
Korelasi linear berganda merupakan alat ukur mengenai hubungan yang
terjadi antara variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Dengan
korelasi linear berganda, keeratan atau kuat tidaknya hubungan antara
variabel-variabel tersebut dapat diketahui. Karakteristik dari koefisien
korelasi adalah:
a. Sampel dari koefisien korelasi diidentifikasi oleh huruf r.
b. R menunjukkan arah dan kekuatan dari hubungan linear antar variabel
berskala rasio atau interval.
c. Nilainya dari -1 sampai dan sama dengan +1
d. Sebuah nilai yang mendekati 0 menunjukkan sedikit hubungan
antarvariabel.
e. Sebuah nilai yang mendekati 1 menunjukkan sebuah arah atau hubungan
positif atarvariabel (jika variabel yang satu meningkat maka variabel
yang lainnya akan meningkat juga).
f. Sebuah nilai -1 menunjukkan hubungan kebalikan atau negatif
antarvariabel (jika variabel yang satu meningkat maka variabel yang
Tabel 3.2 Tingkat Hubungan Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,00 Sangat Kuat
0,60 – 0,79 Kuat
0,40 – 0,59 Cukup Kuat
0,20 – 0,39 Rendah
0,00 – 0,19 Sangat Rendah
32
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A.Profil Perusahaan
PT. Mawar Sebelas berdiri pada tanggal 8 Oktober 2012 diawaki oleh
orang-orang profesional dan terlatih dalam bidang pelayanan jasa
keamanan/pegamanan baik di lingkungan pemerintahan maupun swasta. PT.
Mawar Sebelas memiliki personil dan instruktur yang sangat teruji, tangguh,
dan terlatih secara profesional dengan sistem outsourcing dalam rangka
memenuhi kebutuhan klien di seluruh wilayah Indonesia. PT. Mawar Sebelas
menyiapkan personil security yang terlatih, loyal, jujur, dan bertanggung jawab
dengan seleksi profesional melalui pendidikan fisik maupun mental sebelum
diterjunkan ke lokasi penugasan agar dapat memberikan pelayanan secara
maksimal serta tanggap akan kemauan klien.
B.Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi PT. Mawar Sebelas adalah memberikan pelayanan jasa security yang
2. Misi PT. Mawar Sebelas adalah:
a. Pendidikan dan pelatihan personil yang terintegrasi dalam sistem
pengamanan profesional melalui mitra pelayanan outsourcing.
b. Keamanan personal, perusahaan, dan lingkungan sekitar terpelihara dari
rasa tanggung jawab besar dalam rangka memelihara stabilitas
keamanan.
c. Berusaha menciptakan kepuasan dan kenyamanan klien secara terpadu
dengan sistem yang terintegrasi dalam standar pelayanan keamanan.
d. Berperan aktif dalam program pemerintah untuk pengamanan swakarsa
yang ahli, terdidik, dan terlatih sesuai hukum dan ketentuan yang
berlaku.
C.Motto
D. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT. Mawar Sebelas
Sumber: PT. Mawar Sebelas
Direktur Utama
E.Program Manajemen
Program manajemen di PT. Mawar Sebelas meliputi:
1. Recruitment, seleksi, dan pelatihan.
2. Pembuatan standart operating procedure (SOP) yang teruji.
3. Monitor pelaksanaan SOP, supervisi lapangan penugasan setiap saat disertai
inspeksi rutin secara mendadak.
4. Koordinasi eksternal dengan mitra kerja.
F. Sasaran Program
Sasaran program di PT. Mawar Sebelas meliputi:
1. Kesiapan mental dan fisik dari personil dalam bertugas lebih baik.
2. Personil akan siap untuk menghadapi gejolak yang bersifat internal dan
eksternal.
3. Pergantian personil dapat dilakukan sesuai dengan permintaan klien.
4. Maximum security, minimum risk.
5. Patroli dan monitoring sistem.
G.Operasional Area
Operasional area yang ada di PT. Mawar Sebelas meliputi:
1. Recruitment security
2. Seleksi dan pelatihan
3. Standard Operating Procedure (SOP)
5. Koordinasi eksternal
6. Penerapan administrasi dan absensi yang tepat
7. Pelaksanaan jurnal dan laporan rutin
8. Pelaksanaan patroli rutin 24 jam di setiap area
9. Evaluasi kinerja anggota di lapangan
H.Sumber Daya Manusia
1. Kriteria recruitment security di PT. Mawar Sebelas adalah:
a. Pendidikan minimal SLTA/sederajat.
b. Usia 18 sampai dengan 35 tahun.
c. Tinggi dan berat badan minimal 168 cm / 66 kg.
d. Sehat jasmani dan rohani
e. Tidak memiliki tatto
f. Surat kelakuan baik dari POLRI
37
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A.Deskripsi Data
Bab ini akan menjelaskan semua pengujian yang dilakukan, yaitu uji
validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan uji korelasi. Perhitungan dalam
pengujian validitas, reliabilitas, normalitas, dan korelasi diolah dengan
menggunakan program SPSS 23.0. Data pada penelitian ini dikumpulkan
dengan menyebarkan kuesioner kepada semua karyawan yang bekerja di PT.
Mawar Sebelas sebanyak 18 orang berdasarkan jabatan dengan tingkat
pengembalian 100%. Deskripsi karakteristik responden terdiri dari jenis
kelamin, jenjang pendidikan, dan lama bekerja di perusahaan. Hasil analisis
karakteristik responden sebagai berikut:
1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin responden dikelompokkan menjadi dua, yaitu laki-laki dan
perempuan.
Tabel 5.1 Data responden berdasarkan jenis kelamin
S
Sumber: data primer diolah
Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)
Laki-laki 13 orang 72,2%
Perempuan 5 orang 27,8%
Berdasarkan data dari tabel 5.1 diketahui bahwa sebagian besar
karyawan di PT. Mawar Sebelas berjenis kelamin laki-laki. Informasi
yang diperoleh dari tabel 5.1 menunjukkan jumlah karyawan laki-laki
di PT. Mawar Sebelas sebanyak 13 orang atau sebesar 72,2% dari total
responden, sedangkan jumlah karyawan perempuan di PT. Mawar
Sebelas sebanyak 5 orang atau sebesar 27,8% dari total responden.
2. Pendidikan Terakhir
Tingkat pendidikan terakhir responden dibagi menjadi lima kelompok, yaitu
SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas), Diploma, S1, S2, dan S3.
Tabel 5.2 Data responden berdasarkan jenjang pendidikan
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel 5.2, diketahui bahwa
karyawan PT. Mawar Sebelas yang memiliki pendidikan terakhir SLTA
berjumlah 6 orang atau sebesar 33,3% dari total responden, karyawan yang
memiliki pendidikan terakhir Diploma berjumlah 2 orang atau sebesar
11,1% dari total responden, karyawan yang memiliki pendidikan terakhir S1
berjuimlah 10 orang atau sebesar 55,6% dari total responden dan tidak ada
Pedidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase (%)
SLTA 6 orang 33,3%
Diploma 2 orang 11,1%
S1 10 orang 55,6%
S2 0 0%
S3 0 0%
karyawan di PT. Mawar Sebelas dengan pendidikan terakhir S2 dan S3.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel 5.2, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja di PT. Mawar Sebelas
memiliki tingkat pendidikan terakhir S1.
3. Pengalaman Bekerja di Perusahaan
Tabel 5.3 menunjukkan informasi responden berdasarkan lama bekerja di
perusahaan.
Tabel 5.3 Data responden berdasarkan lama bekerja di PT. Mawar Sebelas
Lama Bekerja Jumlah Responden Persentase (%)
1 Tahun 1 orang 5,5%
2 Tahun 5 orang 27,8%
3 Tahun 5orang 27,8%
4 Tahun 7 orang 38,9%
Total 18 orang 100%
Sumber: data primer diolah
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel 5.3, diketahui bahwa
karyawan PT. Mawar Sebelas yang bekerja selama 1 tahun berjumlah 1
orang atau sebesar 5,5% dari total responden, karyawan yang bekerja
selama 2 tahun berjumlah 5 orang atau sebesar 27,8% dari total responden,
karyawan yang bekerja selama 3 tahun berjumlah 5 orang atau sebesar
27,8% dari total responden, dan karyawan yang bekerja selama 4 tahun
4. Jabatan
Tabel 5.4 menunjukkan informasi responden berdasarkan jabatan di
perusahaan.
Tabel 5.4 Data responden berdasarkan jabatan di PT. Mawar Sebelas
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel 5.4, diketahui bahwa
karyawan PT. Mawar Sebelas yang menduduki jabatan sebagai direktur
utama berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total responden, karyawan
yang menduduki jabatan sebagai direktur keuangan berjumlah 1 orang atau
sebesar 5,55% dari total responden, karyawan yang menduduki jabatan
sebagai sekretaris berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total
Jabatan Jumlah Responden
Persentase (%)
Direktur Utama 1 orang 5,55%
Direktur Keuangan 1 orang 5,55%
Sekretaris 1 orang 5,55%
Direktur Operasional 1 orang 5,55%
Direktur Umum 1 orang 5,55%
Manager HRD 1 orang 5,55%
Staff HRD 1 orang 5,55%
Direktur Binlat 1 orang 5,55%
Manager Operasional 1 orang 5,55%
Manager K9 1 orang 5,55%
Manager Pembinaan 1 orang 5,55%
Manager Pelatihan 1 orang 5,55%
responden, karyawan yang menduduki jabatan sebagai direktur operasional
berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total responden, karyawan yang
menduduki jabatan sebagai direktur umum berjumlah 1 orang atau sebesar
5,55% dari total responden, karyawan yang menduduki jabatan sebagai
manager HRD berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total responden,
karyawan yang menduduki jabatan sebagai staff HRD berjumlah 1 orang
atau sebesar 5,55% dari total responden, karyawan yang menduduki jabatan
sebagai direktur binlat berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total
responden, karyawan yang menduduki jabatan sebagai manager operasional
berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total responden, karyawan yang
menduduki jabatan sebagai manager K9 berjumlah 1 orang atau sebesar
5,55% dari total responden, karyawan yang menduduki jabatan sebagai
manager pembinaan berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total
responden, karyawan yang menduduki jabatan sebagai manager pelatihan
berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total responden, karyawan yang
menduduki jabatan sebagai manager logistik dan urdal berjumlah 1 orang
atau sebesar 5,55% dari total responden, karyawan yang menduduki jabatan
sebagai manager HUMAS berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total
responden, karyawan yang menduduki jabatan sebagai inventaris berjumlah
1 orang atau sebesar 5,55% dari total responden, karyawan yang menduduki
jabatan sebagai sarana dan prasarana berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55%
dari total responden, karyawan yang menduduki jabatan sebagai pengemudi
yang menduduki jabatan sebagai kebersihan berjumlah 1 orang atau sebesar
5,55% dari total responden.
B.Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Ghozali, 2013:52). Pengujian menggunakan tingkat signifikan 5% dengan
kriteria pengujian apabila nilai r hitung > r tabel maka butir pertanyaan
dinyatakan valid, sebaliknya jika nilai r hitung <r tabel maka butir
pertanyaan dinyatakan tidak valid. Peneliti melakukan pengujian validitas
dengan bantuan IBM SPSS Statistic 23 dan hasilnya diketahui sebagai
berikut:
a. Kecenderungan Kecurangan Perusahaan
Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Kecenderungan Kecurangan Perusahaan
Item Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
1 0,887 0,468 Valid
Pada tabel 5.5 dapat diketahui bahwa semua pernyataan valid dengan nilai r
hitung lebih besar dari nilai r tabel. Nilai r tabel pada tingkat signifikan 0,05
dengan degree of freedom (df) = n – 2. Jumlah responden pada penelitian ini
sebanyak 18 orang berdasarkan jabatan, maka 18 – 2 = 16 sehingga dapat
diketahui nilai r tabel sebesar 0,468.
b. Pengendalian Internal
Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Pengendalian Internal
Item Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
11 0,881 0,468 Valid
Sumber: data primer diolah
Pada tabel 5.6 dapat diketahui bahwa semua pernyataan valid
dengan nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Nilai r tabel pada
responden pada penelitian ini sebanyak 18 orang, maka 18 – 2 = 16
sehingga dapat diketahui nilai r tabel sebesar 0,468.
c. Kepuasan Kerja
Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja
Item Pernyataan
r hitung r tabel Keterangan
28 0,520 0,468 Valid
29 0,520 0,468 Valid
30 0,822 0,468 Valid
31 0,822 0,468 Valid
32 0,822 0,468 Valid
Sumber: data primer diolah
Pada tabel 5.7 dapat diketahui bahwa semua pernyataan valid dengan
nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Nilai r tabel pada tingkat
signifikan 0,05 dengan degree of freedom (df) = n – 2. Jumlah responden
pada penelitian ini sebanyak 18 orang berdasarkan jabatan, maka 18 – 2
= 16 sehingga dapat diketahui nilai r tabel sebesar 0,468.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisoner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah
konsisten dari waktu ke waktu (Imam Ghozali, 2011:47). Uji reliabilitas
pada penelitian ini dilakukan dengan cara one shoot. Pengukuran dilakukan
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Suatu variabel dikatakan
reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,70 ( Nunnally, 1994 dalam Imam
Ghozali, 2013: 48). Semakin tinggi nilai Cronbach’s Alpha (mendekati 1) menunjukkan semakin tinggi konsistensi internal reliabilitasnya. Peneliti
melakukan pengujian reliabilitas dengan bantuan IBM SPSS Statistic 23 dan
hasilnya diketahui sebagai berikut:
a. Kecenderungan Kecurangan Perusahaan
Hasil uji reliabilitas pada tabel 5.8 menjelaskan bahwa cronbach’s alpha sebesar 0,946 terbukti lebih besar dari 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa
10 pernyataaan terkait kecenderungan kecurangan akuntansi adalah
reliable.
Tabel 5.8 Hasil Uji Reliabilitas Kecenderungan Kecurangan Perusahaan
Sumber: data primer yang diolah
b. Pengendalian Internal
Hasil uji reliabilitas pada tabel 5.9 menjelaskan bahwa cronbach’s
alpha sebesar 0,940 terbukti lebih besar dari 0,70. Hal ini menunjukkan
bahwa 17 pernyataaan terkait pengendalian internal adalah reliable.
Tabel 5.9 Hasil Uji Reliabilitas Pengendalian Internal
Sumber: data primer yang diolah
c. Kepuasan Kerja
Hasil uji reliabilitas pada tabel 5.10 menjelaskan bahwa
cronbach’s alpha sebesar 0,742 terbukti lebih besar dari 0,70. Hal ini
menunjukkan bahwa 5 pernyataaan terkait kepuasan kerja adalah
reliable.
Tabel 5.10 Hasil Uji Reliablitas Kepuasan Kerja
Sumber: data primer diolah
C.Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,
2013:160). Uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S) dilakukan untuk
mendeteksinormalitas data. Jika nilai probabilitas signifikan ≥ 0,05 maka data
berdistribusi normal, begitu juga sebaliknya jika nilai probabiliras signifikan ≤
0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Husein Umar, 2011:180). Peneliti
melakukan uji normalitas dengan bantuan IBM SPSS Statistic 21 dan hasilnya
diketahui sebagai berikut:
Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas Pengendalian Internal,Kepuasan Kerja, dan KecenderunganKecurangan Perusahaan
Sumber: data primer diolah
Hasil uji normalitas pada tabel 5.11 menjelaskan bahwa nilai probabilitas
signifikan sebesar 0,572 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal.
Tabel 5.12 Hasil Uji Validitas, Normalitas, dan Reliabilitas
Pengujian
Hasil Pengujian
Uji Validitas Valid
Uji Reliabilitas Reliable
Uji Normalitas Normal
Sumber: data olahan
Kolmogorov-Smirnov Z ,783
Asymp. Sig. (2-tailed) ,572
D.Uji Korelasi
Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan linear
antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukkan hubungan fungsional atau
dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen
dengan variabel independen (Ghozali, 2013:96). Jika nilai sig. < 0,05 maka Ho
ditolak, sebaliknya jika nilai sig. > 0,05 maka Ho diterima.
Tabel 5.13 Tabel Hasil Uji Korelasi
Correlations
Correlation Coefficient 1,000
Sig. (2-tailed) .
N 18
PI Correlation Coefficient -,758**
Sig. (2-tailed) ,000
N 18
Kepuasan Kerja
Correlation Coefficient -,497*
Sig. (2-tailed) ,036
N 18
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwaSpearman correlation antara
pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan perusahaan memiliki
nilai -0,758. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan yang kuat dan negatif
antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan perusahaan.
Nilai Sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 menunjukkan ada hubungan antara
Berdasarkan tabel 5.13 juga diketahui bahwa Spearman correlation antara
kepuasan kerja dengan kecenderungan kecurangan perusahaan memiliki nilai
-0,497. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan yang cukup kuat dan negatif
antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan perusahaan.
Nilai Sig. (2-tailed) 0,036<0,05 menunjukkan ada hubungan antara kepuasan
kerja dengan kecenderungan kecurangan perusahaan.
E.Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil uji korelasi pada tabel 5.13 menunjukkan hasil Spearman
Correlation sebesar -0,758. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat
dan negatif antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan
perusahaan.Semakin kuat pengendalian internal di suatu entitas maka
kecenderungan kecurangan perusahaan akan semakin rendah. Begitu juga
sebaliknya, semakin lemah pengendalian internal di suatu entitas maka
kecenderungan kecurangan perusahaan akan semakin tinggi. Nilai Sig.
(2-tailed) sebesar 0,000<0,05 menunjukkan ada hubungan antara pengendalian
internal dengan kecenderungan kecurangan perusahaan. Penelitian ini
membuktikan teori Arens (2015:349) yang menyatakan bahwa salah satu
komponen dalam pengendalian internal adalah penilaian risiko atas pelaporan
keuangan adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi
dan menganalisis risiko-risiko yang relevan dengan penyusunan laporan
keuangan yang sesuai dengan Generally Accepted Accounting Principles
tersebut sebagai bagian dari perancangan dan pelaksanaan pengendalian
internal untuk meminimalkan kekeliruan serta kecurangan. Auditor menilai
risiko untuk memutuskan bukti yang dibutuhan dalam audit. Hasil penelitian
ini didukung oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya dilakukan oleh
Willopo (2006) bahwa pengendalian internal yang efektif memberikan
pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap kecenderungan kecurangan
akuntansi.
Hasil uji korelasi pada tabel 5.13menunjukkan hasil Spearman Correlation
sebesar -0,497. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang cukup kuat dan
negatif antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan
perusahaan. Semakin tinggi kepuasan kerja karyawan di suatu entitas maka
kecenderungan kecurangan perusahaan akan semakin rendah. Begitu juga
sebaliknya, semakin rendah kepuasan kerja karyawan di suatu entitas maka
kecenderungan kecurangan perusahaan akan semakin tinggi. Nilai Sig.
(2-tailed) 0,036<0,05 menunjukkan ada hubungan antara kepuasan kerja dengan
kecenderungan kecurangan perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Ananda (2014) bahwa kepuasan
kerja berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kecenderungan kecurangan
51
BAB VI
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai analisis hubungan
antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan perusahaan,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Ada hubungan yang kuat dan negatif antara pengendalian internal dan
kepuasan kerja dengan kecenderungan kecurangan perusahaan.
2. Ada hubungan yang cukup kuat dan negatif antara kepuasan kerja dengan
kecenderungan kecurangan perusahaan
B.Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak hadir saat
responden melakukan pengisian kuesioner sehingga responden tidak dapat
langsung bertanya kepada peneliti ketika ada pernyataan atau pertanyaan yang