• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis hubungan antara pengendalian internal dan kepuasan kerja dengan kecenderungan kecurangan perusahaan (studi kasus pada PT. Mawar Sebelas).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis hubungan antara pengendalian internal dan kepuasan kerja dengan kecenderungan kecurangan perusahaan (studi kasus pada PT. Mawar Sebelas)."

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KECENDERUNGAN

KECUANGAN PERUSAHAAN

(Studi Kasus di PT. MawarSebelasSerangBanten)

RanthieLarasVebrianti NIM: 122114004

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2016

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kecenderungan kecurangan dan pengendalian internal dan kepuasan kerja di perusahaan. Penelitian ini dilakukan di PT. MawarSebelas.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada 18 responden. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas, reliabilitas, normalitas, dan korelasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang kuat dan negatif antara kecenderungan kecurangan perusahaan dan pengendaian internal. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan yang cukup kuat dan negatif antara kepuasan kerja dan kecenderungan kecurangan perusahaan.

(2)

BETWEEN THE INTERNAL CONTROLS AND THE WORK SATISFACTION WITH THE TENDENCY TO DO FRAUD IN THE COMPANY

(The Case Study at PT. Mawar Sebelas)

RanthieLarasVebrianti NIM : 122114004

Sanata Dharma University Yogyakarta 2016

This research aims to analyze the relation between tendency of fraud and both internal controls and work satisfaction in the company. This research was conducted in PT. MawarSebelas.

This research was field research. The data were collected by distributing questioner to 18 respondents. The tests that have been done in this research were the tests in validity, reliability, normality, and correlation.

The results shows a strong and negative connection between the tendency to do fraud inside the company and it’s internal controls.This research also reveals a relatively strong and negative connection between the work satisfaction and the tendency to do fraud inside the company.

(3)

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN

INTERNAL DAN KEPUASAN KERJA DENGAN

KECENDERUNGAN KECURANGAN PERUSAHAAN

(Studi Kasus pada PT. Mawar Sebelas)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Ranthie Laras Vebrianti NIM: 122114004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN

INTERNAL DAN KEPUASAN KERJA DENGAN

KECENDERUNGAN KECURANGAN PERUSAHAAN

(Studi Kasus pada PT. Mawar Sebelas)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

Ranthie Laras Vebrianti NIM: 122114004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

vi

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN

When life was in the heaviest storm,

don’t break out,

but pray harder and don’t jump out from the boat

because everything will be allright

as long as God stays in the same boat with us.

“Segala perkara dapat kutanggung

di dalam Dia yang memberikan kekuatan kepadaku.”

(Fillipi 4:13)

Kupersembahkan untuk:

The only one God and His Son, Jessus Christ

(10)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur dan terima kasih kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan,

dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima

kasih yang tak terhingga kepada:

1. Drs. J. Eka Priyatma, M.Sc., PhD., selaku Rektor Universitas Sanata

Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

2. Drs. YP. Supardiyono, M.Si, Akt, QIA selaku Kaprodi Akuntansi

Universitas Sanata Dharma.

3. Dra. YFM. Gien Agustinawansari, M.M., Ak., C.A., selaku pembimbing

yang telah sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Anik Fitri selaku Direktur Utama PT.Mawar Sebelas Serang Banten

yang telah membantu memberikan izin untuk melakukan penelitian di PT.

(11)
(12)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... iv

PERNYATAAN PERSETUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... ix

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xi

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xii

(13)

x

D. Tempat Penelitian ... 24

E. Definisi Operasional Variabel ... 24

F. Sampel atau Partisipan ... 26

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42

C. Uji Normalitas ... 46

D. Uji Korelasi ... ... 48

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 49

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 51

B. Keterbatasan Penelitian ... 51

C. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... 53

(14)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Skor Pernyataan Angket Likert ... 28

Tabel 3.2 Tingkat Hubungan Koefisien Korelasi ... 31

Tabel 5.1 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 37

Tabel 5.2 Data Responden Berdasarkan Jenjang Pendidikan ... 38

Tabel 5.3 Data Responden Berdasarkan Lama Bekerja ... 39

Tabel 5.4 Data Responden Berdasarkan Jabatan ... .... 40

Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Kecenderungan Kecurangan Perusahaan... 42

Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Pengendalian Internal ... 43

Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja ... 44

Tabel 5.8 Hasil Uji Reliabilitas Kecenderungan Kecurangan Perusahaan.. ....45

Tabel 5.9 Hasil Uji Reliabilitas Pengendalian Internal ... 46

Tabel 5.10 Hasil Uji Reliabilitas Kepuasan Kerja ... 44

Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas Pengendalian Internal, Kepuasan Kerja, dan Kecenderungan Kecurangan Perusahaan ... 47

Tabel 5.12 Hasil Uji Validitas, Normalitas, dan Reliabilitas ... 45

(15)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Segitiga Kecurangan ... 20

(16)

xiii

ABSTRAK

ANALISIS HUBUNGAN ANTARA PENGENDALIAN INTERNAL

DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KECENDERUNGAN

KECUANGAN PERUSAHAAN (Studi Kasus di PT. Mawar Sebelas)

RanthieLarasVebrianti

NIM: 122114004

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2016

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kecenderungan kecurangan dan pengendalian internal dan kepuasan kerja di perusahaan. Penelitian ini dilakukan di PT. Mawar Sebelas.

Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada 18 responden. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah uji validitas, reliabilitas, normalitas, dan korelasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan yang kuat dan negatif antara kecenderungan kecurangan perusahaan dan pengendaian internal. Penelitian ini juga menunjukkan hubungan yang cukup kuat dan negatif antara kepuasan kerja dan kecenderungan kecurangan perusahaan.

(17)

xiv

ABSTRACT

AN ANALYSIS OF THE RELATION

BETWEEN THE INTERNAL CONTROLS AND THE WORK SATISFACTION WITH THE TENDENCY TO DO FRAUD IN THE COMPANY

(The Case Study at PT. MawarSebelas)

RanthieLarasVebrianti NIM : 122114004

Sanata Dharma University Yogyakarta 2016

This research aims to analyze the relation between tendency of fraud andboth internal controls andwork satisfaction in the company. This research wasconducted in PT. MawarSebelas.

This research was field research. The data were collected by distributing questioner to 18 respondents. The tests that have been done in this research were the tests in validity, reliability, normality, and correlation.

The results shows a strong and negative connection between the tendency to do fraud inside the company and it’s internal controls.This research also reveals a relatively strong and negative connection between the work satisfaction and the tendency to do fraud inside the company.

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Permasalahan

Kecurangan perusahaan menjadi permasalahan umum yang banyak

diperbincangkan pada berbagai media di Indonesia. Indonesia termasuk negara

yang memiliki tingkat korupsi tertinggi di dunia yaitu peringkat ke 114 dari

seluruhnya 174 negara yang diperiksa (Transparancy International, 2014).

Kecurangan akuntansi di Indonesia dibuktikan dengan adanya likuidasi

beberapa bank, diajukannya manajemen BUMN dan swasta ke pengadilan,

kasus kejahatan perbankan, manipulasi pajak, korupsi di komisi

penyelenggaraan pemilu, dan DPRD (Willopo, 2006).

Kecurangan merupakan bentuk penipuan yang sengaja dilakukan

sehingga dapat menimbulkan kerugian tanpa disadari oleh pihak yang

dirugikan dan memberikan keuntungan bagi pelaku kecurangan (Alison, 2006).

Kecurangan perusahaan berkaitan dengan korupsi (Willopo, 2006). Tindakan

yang biasanya dilakukan dalam korupsi meliputi manipulasi pencatatan,

penghilangan dokumen, serta mark-up yang merugikan perekonomian negara.

Banyaknya kasus kecurangan di Indonesia disebabkan karena beberapa faktor

meliputi tidak ada pengendalian internal dalam suatu organisasi, pengawasan

atau kontrol yang lemah, tingkat kejujuran yang rendah, karakter dari setiap

(19)

karena beberapa kondisi yang menyebabkan hal tersebut benar-benar terjadi

atau biasa disebut dengan fraud triangle (Amin Widajaja, 2013:228). Fraud

triangle terdiri dari tekanan, kesempatan, dan sikap/rasionalisasi. Tekanan

berarti ada tekanan dari pihak manajemen untuk melakukan kecurangan.

Kesempatan berarti terdapat situasi di dalam suatu instansi yang memungkinan

untuk melakukan kecurangan. Sikap/rasionaliasi menunjukkan suatu sikap

dimana suatu instansi merasionalisasikan tindakan yang tidak jujur/kecurangan.

Oleh karena itu, penerapan pengendalian internal di dalam suatu

organisasi dirasa mampu mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan

perusahaan. Menurut laporan COSO, pengendalian internal merupakan suatu

proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel

lainnya dalam suatu entitas yang dirancang untuk menyediakan keyakinan

memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan meliputi keandalan pelaporan

keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta

efektifitas dan efisiensi operasi. Pengendalian internal terdiri dari kebijakan

dan prosedur yang diterapkan untuk memberikan keyakinan memadai bahwa

tujuan tertentu suatu entitas akan tercapai (Abdul Halim, 2003). Selain

menerapkan pengendalian internal, suatu organisasi daiharapkan juga

memperhatikan faktor kepuasan kerja karyawan. Karyawan atau sumber daya

manusia merupakan faktor yang berperan penting dalam kegiatan operasional

di dalam perusahaan. Karyawan yang memiliki tingkat kepuasan kerja yang

tinggi cenderung akan bekerja lebih efektif daripada karyawan yang memiliki

(20)

dilihat dengan membandingkan input yang diberikan oleh karyawan dengan

output yang diterima oleh karyawan. Input dapat berupa pendidikan,

keterampilan, dan lain-lain. Output dapat berupa gaji, penghargaan, fasilitas,

dan lain sebagainya. Kepuasan kerja akan memberikan dampak terhadap

perilaku yang dihasilkan karyawan ketika melaksanakan pekerjaannya.

Karyawan yang memiliki kepuasan kerja yang tinggi diharapkan jauh dari

perilaku kecurangan perusahaan dengan ada atau tidak ada penerapan

pengendalian internal di suatu organisasi.

Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa pengendalian internal

dan kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap

kecenderungan kecurangan perusahaan. Oleh sebab itu, penulis mencoba

meneliti faktor-faktor tersebut untuk mengetahui hubungan antara

pengendalian internal dan kepuasan kerja dengan kecenderungan kecurangan

perusahaan.

B.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Bagaimana hubungan antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan perusahaan?

(21)

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan perusahaan.

2. Mengetahui dan menganalisis hubungan antara kepuasan kerja dengan kecenderungan kecurangan perusahaan.

D.Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis mengenai

hubungan antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan

perusahaan dan hubungan antara kepuasan kerja dengan kecurangan

perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan kepada manajer

atau auditor internal mengenai hubungan antara pengendalian internal

dengan kecenderungan kecurangan perusahaan dan hubungan antara

kepuasan kerja dengan kecurangan perusahaan.

3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

referensi tentang hubungan antara pengendalian internal dengan

kecenderungan kecurangan perusahaan dan hubungan antara kepuasan kerja

(22)

E.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan secara umum dibagi ke dalam enam bab yang materinya

dijabarkan sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan

Bab ini menjelaskan latar belakang masalah, batasan penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II: Landasan Teori

Bab ini berisi teori yang berhubungan dengan pengendalian

internal, kepuasan kerja, dan kecederungan kecurangan perusahaan

yang akan digunakan untuk mendukung proses penelitian, analisis

data, dan pembahasan masalah yang diteliti.

Bab III: Metode Penelitian

Bab ini berisi uraian mengenai jenis penelitian, subjek penelitian,

objek penelitian, tempat penelitian, definisi operasional variabel,

sampel atau partisipan, data, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

Bab IV: Gambaran Umum Perusahaan

(23)

Bab V: Analisis Data dan Pembahasan

Bab ini berisi deskripsi data, analisis data, dan pembahasan.

Bab VI: Penutup

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis data, keterbatasan

(24)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Pengendalian Internal

1. Definisi Pengendalian Internal

Pengendalian internal menurut laporan COSO adalah suatu proses yang

dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam

suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai

berkenaan dengan pencapaian tujuan meliputi :

a. Keandalan pelaporan keuangan.

b. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

c. Efektivitas dan efisiensi operasi.

Laporan COSO menyatakan konsep fundamental dalam beberapa definisi

berikut:

a. Pengendalian Internal merupakan suatu proses yang berarti pengendalian

internal adalah alat untuk mencapai suatu akhir, bukan akhir itu sendiri.

Pengendalian internal terdiri atas serangkaian tindakan yang terintegrasi

dalam infrastruktur suatu entitas.

b. Pengendalian internal bukan hanya suatu kebijakan dan

formulir-formulir, tetapi juga individu yang berada pada berbagai tingkatan

(25)

c. Pengendalian internal diharapkan mampu memberikan keyakinan yang

memadai, bukan keyakinan mutlak, kepada manajemen dan dewan

direksi dalam suatu entitas karena adanya keterbatasan yang melekat pasa

pengendalian internal dan siperlukan pertimbangan biaya dan manfaat

dari pengadaan pengendalian.

d. Pengendalian internal diarahkan pada pencapaian tujuan entitas yang

berkaitan dengan pelaporan keuangan, kepatuhan dan operasi.

Suatu sistem pengendalian internal terdiri dari kebijakan dan prosedur yang

dirancang untuk memberikan jaminan yang wajar kepada manajemen bahwa

perusahaan mencapai tujuan dan sasarannya (Arens, 2015:340).

2. Tujuan Pengendalian Internal

Pada umumnya manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam merancang

pengendalian internal (Arens, 2015:340), yaitu:

a. Reliabilitas pelaporan keuangan

Manajemen memikul tanggung jawab hukum maupun profesional untuk

memastikan bahwa informasi telah disajikan secara wajar sesuai dengan

persyaratan pelaporan kerangka kerja akuntansi yang berlaku umum.

Tujuan pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan

(26)

b. Efisiensi dan efektivitas

Pengendalian dalam perusahaan mendorong pemakaian sumber daya

secara efisien dan efektif untuk mengoptimalkan sasaran – sasaran

perusahaan. Tujuan penting dari pengendalian ini adalah memperoleh

informasi keuangan dan nonkeuangan yang akurat tentang operasi

perusahaan untuk keperluan pengambilan keputusan.

c. Ketaatan pada hukum dan peraturan

Setion 404 mengharuskan semua perusahaan publik mengeluarkan

laporan tentang keefektifan pelaksanaan pengendalian internal atas

pelaporan keuangan. Selain mematuhi hukum dalam section 404,

organisasi – organisasi publik, nonpublik, dan nirlaba diwajibkan

mematuhi berbagai hukum dan peraturan.

3. Keterbatasan Pengendalian Internal

Keterbatasan pengendalian internal (Sunyoto, 2013:159) adalah:

a. Kesalahan dalam pertimbangan

Manajemen dan personel lainnya terkadang melakukan pertimbangan

yang kurang matang dalam pengambilan keputusan bisnis, atau dalam

tugas – tugas rutin karena kekurangan informasi, keterbatasan waktu,

atau penyebab lainnya.

b. Kemacetan

Kemacetan dapat terjadi karena petugas salah mengerti dengan instruksi,

(27)

kelelahan. Perpindahan personel sementara atau tetap atau perubahan

sistem atau prosedur bisa juga mengakibatkan kemacetan.

c. Kolusi

Kolusi dilakukan oleh seseorang pegawai dengan pegawai lainnya, atau

dengan pelanggan atau pemasok bisa tidak terdeteksi oleh pengendalian

internal.

d. Pelanggaran oleh manajemen

Manajemen bisa melakukan pelanggaran atas kebijakan atau prosedur

untuk tujuan tidak sah, seperti keuntungan pribadi atau membuat laporan

keuangan menjadi tampak baik.

e. Biaya dan manfaat

Biaya penyelenggaraan pengendalian internal seharusnya tidak melebihi

manfaat yang akan diterima. Oleh karena itu walaupun pengendalian

internal untuk suatu hal diperlukan, namun kadang tidak diterapkan

karena pengorbanannya tidak sepadan dengan manfaat yang diterima.

4. Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO)

COSO adalah suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk pada

tahun 1985. The Committee of Sponsoring Organization of The Treadway

Committee (COSO) dibentuk untuk mendefinisikan kembali pengendalian

intern dan kriteria untuk menentukan efektivitas suatu sistem pengendalian

(28)

yang terdiri dari empat jilid laporan berdasarkan hasil riset, diskusi,

perdebatan, pertimbangan, draft, eksposur yang diajukan kepada konstituen.

Laporan COSO menggambarkan pandangan dari banyak partisipan,

meliputi lima anggota organisasi yang mensponsori yakni The American

Institute of Certified Public Accountants (AICPA), The Institute of Internal

Auditors (IIA), The American Accounting Association (AAA), The Institute

of Management Accountants (IMA), anggota direksi, direktur auditor

intern,dan lain-lain. Laporan COSO 1992 mengubah cara pandang terhadap

pengendalian intern. Meskipun laporan COSO merupakan definisi

konsensus, namun isinya dibangun untuk memberikan suatu kerangka kerja

pengendalian intern umum. Laporan COSO didesain untuk mengakomodasi

perspektif berbagai pihak, serta memuaskan kebutuhan semua kelompok

yang berhubungan dengan pengendalian intern.

5. Fungsi Pengendalian Internal

Fungsi pengendalian internal adalah:

a. Preventif adalah pengendalian untuk mencegah kesalahan-kesalahan baik

berupa kekeliruan maupun ketidakberesan yang terjadi dalam operasi.

b. Detective adalah pengendalian untuk mendeteksi kesalahan, kekeliruan

dan penyimpangan yang terjadi.

c. Corrective adalah pengendalian untuk memperbaiki kelemahan,

(29)

d. Directive adalah pengendalian untuk mengarahkan agar pelaksanaan

dilakukan dengan tepat dan benar.

e. Compensative adalah pengendalian untuk menetralisasi kelemahan pada

aspek kontrol yang lain.

6. Komponen Pengendalian Internal

Internal Control yang dikeluarkan COSO, yaitu kerangka kerja

pengendalian internal yang paling luas diterima di Amerika Serikat,

menguraikan lima komponen pengendalian internal yang dirancang dan

diimplementasikan oleh manajemen untuk memberikan kepastian yang

layak bahwa tujuan pengendaliannya akan tercapai (Arens, 2015:345) .

Komponen pengendalian internal COSO (Boynton, 2002:374) meliputi:

a. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian menetapkan suasana suatu organisasi yang

mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya.

Lingkungan pengendalian merupakan fondasi dari semua komponen

pengendalian internal lainnya.

b. Penilaian Risiko

Penilaian risiko merupakan pengidentifikasian dan analisis entitas

mengenai risiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang

membentuk suatu dasar mengenai bagaimana risiko harus dikelola.

(30)

Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang

membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan.

d. Informasi dan Komunikasi

Informasi dan komunikasi merupakan pengidentifikasian, penangkapan,

dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu waktu

yang membuat orang mampu melaksanakan tanggung jawabnya.

e. Pemantauan

Pemantauan merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja

pengendalian internal pada suatu waktu.

AICPA mengemukakan bahwa suatu Sistem Pengendalian Intern yang

memuaskan akan bergantung sekurang-kurangnya empat unsur

pengendalian intern adalah sebagai berikut:

a. Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tepat.

b. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik berguna

untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta

milik, hutang-hutang, pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya.

c. Praktek-praktek yang sehat haruslah dijalankan didalam melakukan

tugas-tugas dan fungsi-fungsi setiap bagian dalam organisasi.

Praktek-praktek yang sehat dalam Buku Internal Auditing (Sawyer’s, 2001; 61)

(31)

melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya, sehingga hasil yang

diharapkan perusahaan dapat tercapai dengan efisien dan efektif.

d. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawab.

B.Kepuasan Kerja

1. Definisi Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan

mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja,

kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan,

luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan (Hasibuan,

2001:202). Robbins (2003) mengemukakan bahwa kepuasan kerja adalah

perilaku individual terhadap pekerjaannya. Organisasi yang karyawannya

mendapatkan kepuasan di tempat kerja cenderung akan bekerja lebih efektif

daripada organisasi yang karyawannya kurang mendapatkan kepuasan

kerja. Orang yang paling tidak merasa puas adalah mereka yang mempunyai

keinginan paling banyak, namun mendapat yang paling sedikit. Sedangkan

yang merasa paling puas adalah orang yang menginginkan banyak dan

mendapatkannya.

Ciri perilaku pekerja yang puas adalah mereka yang mempunyai

motivasi tinggi untuk bekerja, mereka lebih senang dalam melakukan

pekerjaannya, sedangkan ciri pekerja yang kurang puas adalah mereka yang

(32)

2. Aspek – Aspek Kepuasan Kerja

Aspek – aspek kepuasan kerja menurut Sariati (2000)adalah:

a. Pekerjaan yang menantang

Orang lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi mereka

peluang untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan untuk

menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik. Karakteristik tersebut

membuat pekerjaan menjadi menantang secara mental.

b. Gaji yang Adil

Karyawan menginginkan sistem panggajian yang sejalan dengan harapan

mereka. Bila pembayaran itu kelihatan adil berdasarkan pada permintaan

pekerjaan, tingkat keterampilan individu, dan standar pembayaran

masyarakat, kepuasan mungkin akan dihasilkan.

c. Kondisi kerja yang mendukung

Karyawan merasa prihatin dengan kondisi lingkungan kerja mereka jika

menyangkut masalah kenyamanan pribadi maupun masalah kemudahan

untuk dapat bekerja dengan baik. Banyak studi yang menunjukan bahwa

para karyawan lebih menyukai lingkungan fisik yang tidak berbahaya

atau yang nyaman. Selain itu kebanyakan karyawan lebih suka bekerja

tidak jauh dari rumah, dalam fasilitas yang bersih dan relatif modern,

(33)

d. Dukungan dari Rekan Kerja

Sebagain karyawan memiliki kebutuhan akan interaksi social. Oleh

karena itu, tidak heran jika seorang karyawan memiliki rekan kerja yang

suportif dan bersahabat dapat meningkatkan kepuasan kerja.

3. Fungsi dan Manfaat Kepuasan Kerja

Fungsi kepuasan kerja menurut Luthans (1995) adalah:

a. Untuk meningkatkan disiplin pekerja dalam bekerja. Pekerja akan datang

tepat waktu dan akan menyelesaikan tugasnya sesuai dengan waktu yang

telah ditentukan.

b. Untuk meningkatkan semangat kerja dan loyalitas pekerja terhadap

perusahaan.

Manfaat kepuasan kerja bagi pekerja adalah:

a. Jika kepuasan kerjanya tercapai, pekerja akan terhindar dari stres kerja

yang tinggi.

b. Kepuasan kerja membuat pekera betah bekerja, meningkatkan komitmen,

dan setia pada pekerjaannya.

c. Meningkatkan produktifitas pekerja.

d. Meningkatkan semangat dalam bekerja.

e. Meningkatkan tanggung jawab pada pekerjaan.

f. Menjadi ikhlas dalam bekerja sehingga perasaan pekerja menjadi senang

(34)

g. Menjadikan pekerja lebih peduli kepada pekerjaan dan organisasi.

h. Terjalin hubungan yang baik antar rekan kerja

Manfaat kepuasan kerja bagi organisasi adalah:

a. Menjadi indikator baiknya perencanaan dan manajemen sumber daya

manusia.

b. Membuat pekerja loyal kepada pekerjaannya dan tidak melamar kerja

pada organisasi lain.

c. Proses operasional dapat berjalan lancar tanpa kendala dan tepat waktu.

d. Peraturan organisasi ditaati pekerja secara menyeluruh, sehingga

terwujud lingkungan kerja yang disiplin.

e. Organisasi mendapatkan bantuan penuh dari pekerja karena pekerja

merasa turut memiliki organisasi.

f. Meningkatnya kinerja pekerja turut meningkatkan kualitas dan kuantitas

produk keluaran organisasi.

g. Penggunaan sumber daya yang efektif akan ikut meningkatkan efektifitas

biaya organisasi.

h. Dengan atau tanpa pengawasan dari pihak organisasi (supervisor),

(35)

C.Kecurangan Peusahaan

1. Definisi Kecurangan Perusahaan

Institut of Internal Auditors (IIA) dalam Sawyers (2006:339)

menjelaskan bahwa kecurangan adalah serangkaian tindakan-tindakan tidak

wajar dan ilegal yang sengaja dilakukan untuk menipu.Tindakan ini

dilakukan untuk memperoleh keuntungan bagi suatu organisasi yang

dilakukan baik oleh orang dalam maupun luar organisasi tersebut. Tidak

jarang kecurangan sering dilakukan oleh sumber daya manusia yang ada

dalam perusahaan yang dapat menyebabkan kerugian bagi perusahaan itu

sendiri. Tindakan pencegahan kecurangan menurut Tunggal (2010:231)

dapat dilakukan dengan cara:

a. Membangun struktur pengendalian intern yang baik.

b. Mengefektifkan aktivitas pengendalian internal.

c. Meningkatkan kultur organisasi yang dapat dilakukan dengan

mengimplementasikan prinsip-prinsip Good Corporate Governance.

d. Mengefektifkan fungsi internal audit.

e. Menciptakan struktur penggajian yang wajar dan pantas.

f. Mengadakan rotasi dan kewajiban bagi pegawai untuk mengambil hak

cuti.

g. Memberikan sanksi yang tegas kepada mereka yang melakukan

kecurangan dan memberikan penghargaan kepada mereka yang

(36)

h. Membuat program bantuan kepada pegawai yang mendapatkan kesulitan

baik dalam hal keuangan maupun non keuangan.

i. Menetapkan kebijakan perusahaan terhadap pemberian-pemberian dari

luar harus diinformasikan dan dijelaskan kepada orang-orang yang

dianggap perlu agar jelas mana yang berupa hadiah dan mana yang

berupa sogokan.

j. Menyediakan sumber-sumber tertentu dalam rangka mendeteksi

kecurangan karena kecurangan sulit ditemukan dalam pemeriksaan yang

biasa-biasa saja.

k. Menyediakan saluran-saluran untuk melaporkan telah terjadinya

kecurangan hendaknya diketahui oleh staff agar dapat diproses pada jalur

yang benar.

2. Penyebab Kecurangan Perusahaan

Tiga kondisi kecurangan yang berasal dari pelaporan keuangan yang

curang dan penyalahgunaan aset (Arens, 2015:398)

a. Insentif/Tekanan

Manajemen atau pegawai lain merasakan insentif atau tekanan untuk

melakukan kecurangan.

b. Kesempatan

Kesempatan adalah situasi yang membuka kesempatan bagi manajemen

(37)

c. Sikap/Rasionalisasi

Ada sikap, karakter, atau serangkaian nilai-nilai etis yang membolehkan

manajemen atau pegawai untuk melakukan tindakan yang tidak jujur atau

mereka berada dalam lingkungan yang cukup menekan yang membuat

mereka merasionalisasi tindakan yang tidak jujur.

Gambar 2.1: Segitiga Kecurangan

Sumber: Arens (2015:398)

3. Pencegahan Kecurangan Perusahaan

Wilopo (2006) mengemukakan bahwa upaya menghilangkan kecurangan

dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Mengefektifkan pengendalian internal termasuk penegakan hukum.

b. Perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian.

Tekanan

(38)

c. Pelaksanaan good governance.

d. Memperbaiki moral dari pengelola perusahaan yang diwujudkan dengan

mengembangkan sikap komitmen terhadap perusahaan, negara, dan

masyarakat.

D.Kerangka Pemikiran

Hasil penelitian Willopo (2006) menyatakan bahwa pengendalian

internal yang efektif memberikan pengaruh yang signifikan dan negatif

terhadap kecenderungan kecurangan akuntansi. Hal tersebut menunjukkan

bahwa semakin efektif pengendalian internal di suatu perusahaan, semakin

rendah kecenderungan kecurangan akuntansi oleh manajemen perusahaan.

Penelitian Aprishella (2014) menyatakan bahwa terdapat pengaruh negatif dan

signifikan antara keefektifan pengendalian internal dengan kecenderungan

kecurangan akuntansi. Penelitian Delfi menyatakan bahwa efektifitas

pengendalian internal memiliki pengaruh negatif terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi. Penelitian Adelin (2013) menyatakan bahwa efektivitas

pengendalian internal berpengaruh signifikan negatif terhadap kecenderungan

kecurangan akuntansi, artinya semakin efektif pengendalian internal

perusahaan, semakin rendah kecenderungan kecurangan akuntansi.

Penelitian Ananda (2014) menyatakan bahwa kepuasan kerja

berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi. Hal ini menunjukkan bahwa semakin puas karyawan atas

(39)

akuntansi, begitu juga sebaliknya semakin tidak puas karyawan atas

pekerjaannya maka akan semakin tinggi kecenderungan kecurangan akuntansi.

Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian terdahulu, peneliti

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengendalian internal dan

kepuasan kerja dengan kecenderungan kecurangan perusahaan. Jika semakin

kuat pengendalian internal di suatu entitas maka kecenderungan kecurangan

perusahaan akan berkurang. Begitu juga sebaliknya, jika pengendalian internal

semakin lemah maka kecenderungan kecurangan perusahaan akan semakin

bertambah. Jika karyawan di suatu entitas memiliki tingkat kepuasan kerja

yang tinggi maka kecenderungan kecurangan perusahaan di suatu entitas akan

berkurang. Begitu juga sebaliknya, jika karyawan di suatu entitas memiliki

tingkat kepuasan kerja yang rendah maka kecenderungan keurangan akuntansi

akan semakin bertambah.Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1:Ada hubungan antara pengendalian internal dengan

kecenderungankecurangan perusahaan.

H2 : Ada hubungan antara kepuasan kerja dengan kecenderungankecurangan perusahaan.

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah:

(40)

23

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono

(2003:14) penelitian kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data

yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan. Penelitian ini

melihat hubungan antara pengendalian internal dan kepuasan kerja dengan

kecenderungan kecurangan perusahaan.

B.Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di PT. Mawar Sebelas.

C.Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah:

1. Prosedur atau peraturan yang ada di perusahaan.

2. Kepuasan kerja karyawan yang ditinjau dari:

a. Gaji

b. Rekan Kerja

c. Atasan

d. Pekerjaan

(41)

3. Penerapan pengendalian internal berdasarkan 5 komponen pengendalian

internal dalam COSO framework yang meliputi control environment, risk

assessment, control activities, information and communication, monitoring.

D.Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Mawar Sebelas yang berada di Komp.

Tegal Padang, Jalan Mawar No. 11, RT. 002/ RW. 014, Drangong, Taktakan,

Kota Serang, Banten.

E.Definisi Operasional Variabel 4. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut, nilai/sifat dari orang, objek atau

kegiatan yang mempunyai banyak variasi tertentu antara yang telah

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari informasinya serta ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012:38). Penelitian ini memiliki tiga variabel,

yaitu:

a. Kecenderungan Kecurangan Perusahaan (Y)

Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecurangan perusahaan

terdiri dari 15 item pertanyaan yang dikembangkan oleh Tiro (2014)

dengan menggunakan skala likert 1 – 5.IAI (2001) menjelaskan

kecurangan sebagai salah saji yang timbul dari kecurangan dalam

pelaporan keuangan dan salah saji yang timbul dari perlakuan tidak

(42)

dengan pencurian aktiva entitas yang berakibat laporan keuangan tidak

disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di

Indonesia. Pertanyaan kuesioner terkait variabel kecenderungan

kecurangan perusahaan adalah pertanyaan nomor 1 – 10.

b. Pengendalian Internal (X1)

COSO (2013) mendefinisikan pengendalian internal (Internal Control)

sebagai berikut : "Internal control is a process, affected by an entity's

board of directors, management, and other personnel, designed to

provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives

relating to operations, reporting, and compliance". Pengertian

pengendalian internal tersebut dapat dipahami bahwa pengendalian

internal adalah proses yang melibatkan dewan komisaris, manajemen,

dan personil lain, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai

mengenai efektivitas dan efisiensi operasi, keandalan pelaporan

keuangan, serta kepetuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengendalian internal terdiri

dari lima item pertanyaan yang dikembangkan oleh Wilopo (2006).

Respons dari responden diukur dengan skala Likert 1 – 5. Indikator dari

variabel pengendalian internal adalah lima komponen pengendalian

(43)

1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

2) Penilaian Risiko (Risk Assessment)

3) Informasi dan Komunikasi

4) Kegiatan Pengendalian (Control Activities)

5) Pemantauan (Monitoring)

c. Kepuasan Kerja (X2)

Kepuasan kerja (job satisfaction) menurut Handoko(2000:193) adalah

keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan

bagaimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan

kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.

Instrumen yang digunakan untuk mengukur pengendalian internal terdiri

dari lima item pertanyaan yang dikembangkan oleh Wahab (2012).

Respons dari responden diukur dengan skala Likert 1 – 5. Indikator dari

variabel kepuasan kerja menurut Sariati (2000) adalah:

1) Pekerjaan yang menantang

2) Gaji yang adil

3) Kondisi kerja yang mendukung

4) Dukungan dari rekan kerja

F. Sampel atau Partisipan

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

(44)

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2012:80). Populasi dari penelitian ini adalah 18 karyawan yang bekerja di PT.

Mawar Sebelas. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki populasi (Sugiyono, 2012:81). Sampel dalam penelitian ini adalah 18

karyawan yang bekerja di PT. Mawar Sebelas.

G.Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer adalah data asli yang dikumpulakan sendiri oleh peneliti untuk

menjawab masalah penelitiannya secara khusus ( Istijanto, 2006). Skala data

yang digunakan dalam penelitia ini adalah skala likert. Skala likert digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat danpersepsi seseorang atau sekelompok orang

tentang fenomena. Variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Setiap pernyataan yang

bersifat positif diberi nilai kuantitatif 5, 4, 3, 2, 1, sedangkan untuk pernyataan

(45)

Tabel 3.1 Skor Pernyataan Angket Likert

No.

Sifat Pernyataan

Jawaban

SS S N TS STS

1. Positif 5 4 3 2 1

2. Negatif 1 2 3 4 5

Sumber: Azwar, 1995

H.Teknik Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah metode kuesioner.

Metode kuesioner adalah metode pengumpulan data dengan cara menggunakan

daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk dijawab dengan

memberikan angket. Kuisioner yang disebarkan kepada responden berupa

daftar pernyataan tertulis kepada responden mengenai masalah yang berkaitan

dengan objek yang diteliti. Kuisioner berisi tentang variabel terikat

(kecurangan perusahaan) dan variabel bebas (pengendalian internal dan

kepuasan kerja) dengan menggunakan skala likert yang memiliki rentang nilai

1 sampai 5.

I. Teknik Analisis Data

Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian ini adalah:

1. Mengumpulkan data

Data dikumpulkan dengan menyebarkan kuesioner kepada 18 karyawan

(46)

2. Melakukan Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut

(Ghozali, 2013:52). Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai

r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df) = n – 2. Jika nilai r

hitung > r tabel maka pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid. Namun,

jika nilai r hitung < r tabel maka pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan

tidak valid.

3. Melakukan Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel

atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten

atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013:47). Pengukuran reliabilitas

dalam penelitian ini dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali

saja. Pengukuran dilakukan hanya satu kali dan kemudian hasilnya

dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban

pertanyaan. Suatu cariabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

cronbach alpha > 0,70.

4. Melakukan Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah distribusi sebuah data

mengikuti atau mendekati normal. Menurut Ghozali (2008:30) untuk

(47)

dilihat dari nilai residual. Dikatakan normal jika nilai residual yang

dihasilkan di atas nilai signifikan yang ditetapkan.

5. Melakukan Uji Korelasi Korelasi

Korelasi linear berganda merupakan alat ukur mengenai hubungan yang

terjadi antara variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Dengan

korelasi linear berganda, keeratan atau kuat tidaknya hubungan antara

variabel-variabel tersebut dapat diketahui. Karakteristik dari koefisien

korelasi adalah:

a. Sampel dari koefisien korelasi diidentifikasi oleh huruf r.

b. R menunjukkan arah dan kekuatan dari hubungan linear antar variabel

berskala rasio atau interval.

c. Nilainya dari -1 sampai dan sama dengan +1

d. Sebuah nilai yang mendekati 0 menunjukkan sedikit hubungan

antarvariabel.

e. Sebuah nilai yang mendekati 1 menunjukkan sebuah arah atau hubungan

positif atarvariabel (jika variabel yang satu meningkat maka variabel

yang lainnya akan meningkat juga).

f. Sebuah nilai -1 menunjukkan hubungan kebalikan atau negatif

antarvariabel (jika variabel yang satu meningkat maka variabel yang

(48)

Tabel 3.2 Tingkat Hubungan Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

0,60 – 0,79 Kuat

0,40 – 0,59 Cukup Kuat

0,20 – 0,39 Rendah

0,00 – 0,19 Sangat Rendah

(49)

32

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A.Profil Perusahaan

PT. Mawar Sebelas berdiri pada tanggal 8 Oktober 2012 diawaki oleh

orang-orang profesional dan terlatih dalam bidang pelayanan jasa

keamanan/pegamanan baik di lingkungan pemerintahan maupun swasta. PT.

Mawar Sebelas memiliki personil dan instruktur yang sangat teruji, tangguh,

dan terlatih secara profesional dengan sistem outsourcing dalam rangka

memenuhi kebutuhan klien di seluruh wilayah Indonesia. PT. Mawar Sebelas

menyiapkan personil security yang terlatih, loyal, jujur, dan bertanggung jawab

dengan seleksi profesional melalui pendidikan fisik maupun mental sebelum

diterjunkan ke lokasi penugasan agar dapat memberikan pelayanan secara

maksimal serta tanggap akan kemauan klien.

B.Visi dan Misi Perusahaan

1. Visi PT. Mawar Sebelas adalah memberikan pelayanan jasa security yang

(50)

2. Misi PT. Mawar Sebelas adalah:

a. Pendidikan dan pelatihan personil yang terintegrasi dalam sistem

pengamanan profesional melalui mitra pelayanan outsourcing.

b. Keamanan personal, perusahaan, dan lingkungan sekitar terpelihara dari

rasa tanggung jawab besar dalam rangka memelihara stabilitas

keamanan.

c. Berusaha menciptakan kepuasan dan kenyamanan klien secara terpadu

dengan sistem yang terintegrasi dalam standar pelayanan keamanan.

d. Berperan aktif dalam program pemerintah untuk pengamanan swakarsa

yang ahli, terdidik, dan terlatih sesuai hukum dan ketentuan yang

berlaku.

C.Motto

(51)

D. Struktur Organisasi

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. Mawar Sebelas

Sumber: PT. Mawar Sebelas

Direktur Utama

(52)

E.Program Manajemen

Program manajemen di PT. Mawar Sebelas meliputi:

1. Recruitment, seleksi, dan pelatihan.

2. Pembuatan standart operating procedure (SOP) yang teruji.

3. Monitor pelaksanaan SOP, supervisi lapangan penugasan setiap saat disertai

inspeksi rutin secara mendadak.

4. Koordinasi eksternal dengan mitra kerja.

F. Sasaran Program

Sasaran program di PT. Mawar Sebelas meliputi:

1. Kesiapan mental dan fisik dari personil dalam bertugas lebih baik.

2. Personil akan siap untuk menghadapi gejolak yang bersifat internal dan

eksternal.

3. Pergantian personil dapat dilakukan sesuai dengan permintaan klien.

4. Maximum security, minimum risk.

5. Patroli dan monitoring sistem.

G.Operasional Area

Operasional area yang ada di PT. Mawar Sebelas meliputi:

1. Recruitment security

2. Seleksi dan pelatihan

3. Standard Operating Procedure (SOP)

(53)

5. Koordinasi eksternal

6. Penerapan administrasi dan absensi yang tepat

7. Pelaksanaan jurnal dan laporan rutin

8. Pelaksanaan patroli rutin 24 jam di setiap area

9. Evaluasi kinerja anggota di lapangan

H.Sumber Daya Manusia

1. Kriteria recruitment security di PT. Mawar Sebelas adalah:

a. Pendidikan minimal SLTA/sederajat.

b. Usia 18 sampai dengan 35 tahun.

c. Tinggi dan berat badan minimal 168 cm / 66 kg.

d. Sehat jasmani dan rohani

e. Tidak memiliki tatto

f. Surat kelakuan baik dari POLRI

(54)

37

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Data

Bab ini akan menjelaskan semua pengujian yang dilakukan, yaitu uji

validitas, uji reliabilitas, uji normalitas, dan uji korelasi. Perhitungan dalam

pengujian validitas, reliabilitas, normalitas, dan korelasi diolah dengan

menggunakan program SPSS 23.0. Data pada penelitian ini dikumpulkan

dengan menyebarkan kuesioner kepada semua karyawan yang bekerja di PT.

Mawar Sebelas sebanyak 18 orang berdasarkan jabatan dengan tingkat

pengembalian 100%. Deskripsi karakteristik responden terdiri dari jenis

kelamin, jenjang pendidikan, dan lama bekerja di perusahaan. Hasil analisis

karakteristik responden sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden dikelompokkan menjadi dua, yaitu laki-laki dan

perempuan.

Tabel 5.1 Data responden berdasarkan jenis kelamin

S

Sumber: data primer diolah

Jenis Kelamin Jumlah Responden Persentase (%)

Laki-laki 13 orang 72,2%

Perempuan 5 orang 27,8%

(55)

Berdasarkan data dari tabel 5.1 diketahui bahwa sebagian besar

karyawan di PT. Mawar Sebelas berjenis kelamin laki-laki. Informasi

yang diperoleh dari tabel 5.1 menunjukkan jumlah karyawan laki-laki

di PT. Mawar Sebelas sebanyak 13 orang atau sebesar 72,2% dari total

responden, sedangkan jumlah karyawan perempuan di PT. Mawar

Sebelas sebanyak 5 orang atau sebesar 27,8% dari total responden.

2. Pendidikan Terakhir

Tingkat pendidikan terakhir responden dibagi menjadi lima kelompok, yaitu

SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas), Diploma, S1, S2, dan S3.

Tabel 5.2 Data responden berdasarkan jenjang pendidikan

Sumber: data primer diolah

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel 5.2, diketahui bahwa

karyawan PT. Mawar Sebelas yang memiliki pendidikan terakhir SLTA

berjumlah 6 orang atau sebesar 33,3% dari total responden, karyawan yang

memiliki pendidikan terakhir Diploma berjumlah 2 orang atau sebesar

11,1% dari total responden, karyawan yang memiliki pendidikan terakhir S1

berjuimlah 10 orang atau sebesar 55,6% dari total responden dan tidak ada

Pedidikan Terakhir Jumlah Responden Persentase (%)

SLTA 6 orang 33,3%

Diploma 2 orang 11,1%

S1 10 orang 55,6%

S2 0 0%

S3 0 0%

(56)

karyawan di PT. Mawar Sebelas dengan pendidikan terakhir S2 dan S3.

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel 5.2, dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja di PT. Mawar Sebelas

memiliki tingkat pendidikan terakhir S1.

3. Pengalaman Bekerja di Perusahaan

Tabel 5.3 menunjukkan informasi responden berdasarkan lama bekerja di

perusahaan.

Tabel 5.3 Data responden berdasarkan lama bekerja di PT. Mawar Sebelas

Lama Bekerja Jumlah Responden Persentase (%)

1 Tahun 1 orang 5,5%

2 Tahun 5 orang 27,8%

3 Tahun 5orang 27,8%

4 Tahun 7 orang 38,9%

Total 18 orang 100%

Sumber: data primer diolah

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel 5.3, diketahui bahwa

karyawan PT. Mawar Sebelas yang bekerja selama 1 tahun berjumlah 1

orang atau sebesar 5,5% dari total responden, karyawan yang bekerja

selama 2 tahun berjumlah 5 orang atau sebesar 27,8% dari total responden,

karyawan yang bekerja selama 3 tahun berjumlah 5 orang atau sebesar

27,8% dari total responden, dan karyawan yang bekerja selama 4 tahun

(57)

4. Jabatan

Tabel 5.4 menunjukkan informasi responden berdasarkan jabatan di

perusahaan.

Tabel 5.4 Data responden berdasarkan jabatan di PT. Mawar Sebelas

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari tabel 5.4, diketahui bahwa

karyawan PT. Mawar Sebelas yang menduduki jabatan sebagai direktur

utama berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total responden, karyawan

yang menduduki jabatan sebagai direktur keuangan berjumlah 1 orang atau

sebesar 5,55% dari total responden, karyawan yang menduduki jabatan

sebagai sekretaris berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total

Jabatan Jumlah Responden

Persentase (%)

Direktur Utama 1 orang 5,55%

Direktur Keuangan 1 orang 5,55%

Sekretaris 1 orang 5,55%

Direktur Operasional 1 orang 5,55%

Direktur Umum 1 orang 5,55%

Manager HRD 1 orang 5,55%

Staff HRD 1 orang 5,55%

Direktur Binlat 1 orang 5,55%

Manager Operasional 1 orang 5,55%

Manager K9 1 orang 5,55%

Manager Pembinaan 1 orang 5,55%

Manager Pelatihan 1 orang 5,55%

(58)

responden, karyawan yang menduduki jabatan sebagai direktur operasional

berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total responden, karyawan yang

menduduki jabatan sebagai direktur umum berjumlah 1 orang atau sebesar

5,55% dari total responden, karyawan yang menduduki jabatan sebagai

manager HRD berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total responden,

karyawan yang menduduki jabatan sebagai staff HRD berjumlah 1 orang

atau sebesar 5,55% dari total responden, karyawan yang menduduki jabatan

sebagai direktur binlat berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total

responden, karyawan yang menduduki jabatan sebagai manager operasional

berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total responden, karyawan yang

menduduki jabatan sebagai manager K9 berjumlah 1 orang atau sebesar

5,55% dari total responden, karyawan yang menduduki jabatan sebagai

manager pembinaan berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total

responden, karyawan yang menduduki jabatan sebagai manager pelatihan

berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total responden, karyawan yang

menduduki jabatan sebagai manager logistik dan urdal berjumlah 1 orang

atau sebesar 5,55% dari total responden, karyawan yang menduduki jabatan

sebagai manager HUMAS berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55% dari total

responden, karyawan yang menduduki jabatan sebagai inventaris berjumlah

1 orang atau sebesar 5,55% dari total responden, karyawan yang menduduki

jabatan sebagai sarana dan prasarana berjumlah 1 orang atau sebesar 5,55%

dari total responden, karyawan yang menduduki jabatan sebagai pengemudi

(59)

yang menduduki jabatan sebagai kebersihan berjumlah 1 orang atau sebesar

5,55% dari total responden.

B.Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner

mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut

(Ghozali, 2013:52). Pengujian menggunakan tingkat signifikan 5% dengan

kriteria pengujian apabila nilai r hitung > r tabel maka butir pertanyaan

dinyatakan valid, sebaliknya jika nilai r hitung <r tabel maka butir

pertanyaan dinyatakan tidak valid. Peneliti melakukan pengujian validitas

dengan bantuan IBM SPSS Statistic 23 dan hasilnya diketahui sebagai

berikut:

a. Kecenderungan Kecurangan Perusahaan

Tabel 5.5 Hasil Uji Validitas Kecenderungan Kecurangan Perusahaan

Item Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

1 0,887 0,468 Valid

(60)

Pada tabel 5.5 dapat diketahui bahwa semua pernyataan valid dengan nilai r

hitung lebih besar dari nilai r tabel. Nilai r tabel pada tingkat signifikan 0,05

dengan degree of freedom (df) = n – 2. Jumlah responden pada penelitian ini

sebanyak 18 orang berdasarkan jabatan, maka 18 – 2 = 16 sehingga dapat

diketahui nilai r tabel sebesar 0,468.

b. Pengendalian Internal

Tabel 5.6 Hasil Uji Validitas Pengendalian Internal

Item Pernyataan r hitung r tabel Keterangan

11 0,881 0,468 Valid

Sumber: data primer diolah

Pada tabel 5.6 dapat diketahui bahwa semua pernyataan valid

dengan nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Nilai r tabel pada

(61)

responden pada penelitian ini sebanyak 18 orang, maka 18 – 2 = 16

sehingga dapat diketahui nilai r tabel sebesar 0,468.

c. Kepuasan Kerja

Tabel 5.7 Hasil Uji Validitas Kepuasan Kerja

Item Pernyataan

r hitung r tabel Keterangan

28 0,520 0,468 Valid

29 0,520 0,468 Valid

30 0,822 0,468 Valid

31 0,822 0,468 Valid

32 0,822 0,468 Valid

Sumber: data primer diolah

Pada tabel 5.7 dapat diketahui bahwa semua pernyataan valid dengan

nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel. Nilai r tabel pada tingkat

signifikan 0,05 dengan degree of freedom (df) = n – 2. Jumlah responden

pada penelitian ini sebanyak 18 orang berdasarkan jabatan, maka 18 – 2

= 16 sehingga dapat diketahui nilai r tabel sebesar 0,468.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisoner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten dari waktu ke waktu (Imam Ghozali, 2011:47). Uji reliabilitas

pada penelitian ini dilakukan dengan cara one shoot. Pengukuran dilakukan

(62)

mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Suatu variabel dikatakan

reliabel jika nilai Cronbach Alpha > 0,70 ( Nunnally, 1994 dalam Imam

Ghozali, 2013: 48). Semakin tinggi nilai Cronbach’s Alpha (mendekati 1) menunjukkan semakin tinggi konsistensi internal reliabilitasnya. Peneliti

melakukan pengujian reliabilitas dengan bantuan IBM SPSS Statistic 23 dan

hasilnya diketahui sebagai berikut:

a. Kecenderungan Kecurangan Perusahaan

Hasil uji reliabilitas pada tabel 5.8 menjelaskan bahwa cronbach’s alpha sebesar 0,946 terbukti lebih besar dari 0,70. Hal ini menunjukkan bahwa

10 pernyataaan terkait kecenderungan kecurangan akuntansi adalah

reliable.

Tabel 5.8 Hasil Uji Reliabilitas Kecenderungan Kecurangan Perusahaan

Sumber: data primer yang diolah

b. Pengendalian Internal

Hasil uji reliabilitas pada tabel 5.9 menjelaskan bahwa cronbach’s

alpha sebesar 0,940 terbukti lebih besar dari 0,70. Hal ini menunjukkan

bahwa 17 pernyataaan terkait pengendalian internal adalah reliable.

(63)

Tabel 5.9 Hasil Uji Reliabilitas Pengendalian Internal

Sumber: data primer yang diolah

c. Kepuasan Kerja

Hasil uji reliabilitas pada tabel 5.10 menjelaskan bahwa

cronbach’s alpha sebesar 0,742 terbukti lebih besar dari 0,70. Hal ini

menunjukkan bahwa 5 pernyataaan terkait kepuasan kerja adalah

reliable.

Tabel 5.10 Hasil Uji Reliablitas Kepuasan Kerja

Sumber: data primer diolah

C.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2013:160). Uji statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S) dilakukan untuk

(64)

mendeteksinormalitas data. Jika nilai probabilitas signifikan ≥ 0,05 maka data

berdistribusi normal, begitu juga sebaliknya jika nilai probabiliras signifikan ≤

0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Husein Umar, 2011:180). Peneliti

melakukan uji normalitas dengan bantuan IBM SPSS Statistic 21 dan hasilnya

diketahui sebagai berikut:

Tabel 5.11 Hasil Uji Normalitas Pengendalian Internal,Kepuasan Kerja, dan KecenderunganKecurangan Perusahaan

Sumber: data primer diolah

Hasil uji normalitas pada tabel 5.11 menjelaskan bahwa nilai probabilitas

signifikan sebesar 0,572 lebih besar dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data

berdistribusi normal.

Tabel 5.12 Hasil Uji Validitas, Normalitas, dan Reliabilitas

Pengujian

Hasil Pengujian

Uji Validitas Valid

Uji Reliabilitas Reliable

Uji Normalitas Normal

Sumber: data olahan

Kolmogorov-Smirnov Z ,783

Asymp. Sig. (2-tailed) ,572

(65)

D.Uji Korelasi

Analisis korelasi bertujuan untuk mengukur kekuatan hubungan linear

antara dua variabel. Korelasi tidak menunjukkan hubungan fungsional atau

dengan kata lain analisis korelasi tidak membedakan antara variabel dependen

dengan variabel independen (Ghozali, 2013:96). Jika nilai sig. < 0,05 maka Ho

ditolak, sebaliknya jika nilai sig. > 0,05 maka Ho diterima.

Tabel 5.13 Tabel Hasil Uji Korelasi

Correlations

Correlation Coefficient 1,000

Sig. (2-tailed) .

N 18

PI Correlation Coefficient -,758**

Sig. (2-tailed) ,000

N 18

Kepuasan Kerja

Correlation Coefficient -,497*

Sig. (2-tailed) ,036

N 18

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel 5.13 diketahui bahwaSpearman correlation antara

pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan perusahaan memiliki

nilai -0,758. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan yang kuat dan negatif

antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan perusahaan.

Nilai Sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05 menunjukkan ada hubungan antara

(66)

Berdasarkan tabel 5.13 juga diketahui bahwa Spearman correlation antara

kepuasan kerja dengan kecenderungan kecurangan perusahaan memiliki nilai

-0,497. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan yang cukup kuat dan negatif

antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan perusahaan.

Nilai Sig. (2-tailed) 0,036<0,05 menunjukkan ada hubungan antara kepuasan

kerja dengan kecenderungan kecurangan perusahaan.

E.Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil uji korelasi pada tabel 5.13 menunjukkan hasil Spearman

Correlation sebesar -0,758. Hal ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat

dan negatif antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan

perusahaan.Semakin kuat pengendalian internal di suatu entitas maka

kecenderungan kecurangan perusahaan akan semakin rendah. Begitu juga

sebaliknya, semakin lemah pengendalian internal di suatu entitas maka

kecenderungan kecurangan perusahaan akan semakin tinggi. Nilai Sig.

(2-tailed) sebesar 0,000<0,05 menunjukkan ada hubungan antara pengendalian

internal dengan kecenderungan kecurangan perusahaan. Penelitian ini

membuktikan teori Arens (2015:349) yang menyatakan bahwa salah satu

komponen dalam pengendalian internal adalah penilaian risiko atas pelaporan

keuangan adalah tindakan yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi

dan menganalisis risiko-risiko yang relevan dengan penyusunan laporan

keuangan yang sesuai dengan Generally Accepted Accounting Principles

(67)

tersebut sebagai bagian dari perancangan dan pelaksanaan pengendalian

internal untuk meminimalkan kekeliruan serta kecurangan. Auditor menilai

risiko untuk memutuskan bukti yang dibutuhan dalam audit. Hasil penelitian

ini didukung oleh penelitian yang dilakukan sebelumnya dilakukan oleh

Willopo (2006) bahwa pengendalian internal yang efektif memberikan

pengaruh yang signifikan dan negatif terhadap kecenderungan kecurangan

akuntansi.

Hasil uji korelasi pada tabel 5.13menunjukkan hasil Spearman Correlation

sebesar -0,497. Hal ini menunjukkan ada hubungan yang cukup kuat dan

negatif antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan

perusahaan. Semakin tinggi kepuasan kerja karyawan di suatu entitas maka

kecenderungan kecurangan perusahaan akan semakin rendah. Begitu juga

sebaliknya, semakin rendah kepuasan kerja karyawan di suatu entitas maka

kecenderungan kecurangan perusahaan akan semakin tinggi. Nilai Sig.

(2-tailed) 0,036<0,05 menunjukkan ada hubungan antara kepuasan kerja dengan

kecenderungan kecurangan perusahaan. Hasil penelitian ini didukung oleh

penelitian yang sebelumnya dilakukan oleh Ananda (2014) bahwa kepuasan

kerja berpengaruh signifikan dan negatif terhadap kecenderungan kecurangan

(68)

51

BAB VI

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai analisis hubungan

antara pengendalian internal dengan kecenderungan kecurangan perusahaan,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

1. Ada hubungan yang kuat dan negatif antara pengendalian internal dan

kepuasan kerja dengan kecenderungan kecurangan perusahaan.

2. Ada hubungan yang cukup kuat dan negatif antara kepuasan kerja dengan

kecenderungan kecurangan perusahaan

B.Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah peneliti tidak hadir saat

responden melakukan pengisian kuesioner sehingga responden tidak dapat

langsung bertanya kepada peneliti ketika ada pernyataan atau pertanyaan yang

Gambar

Gambar 2.1 Segitiga Kecurangan ..........................................................
Gambar 2.1: Segitiga Kecurangan
Gambar 2.2: Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1 Skor Pernyataan Angket Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

1) Setiap tabel terdiri dari kata tabel, nomor urut, judul/nama, tabel (kotak tabel) yang bersangkutan, serta keterangan dan sumber tabel (jika ada). Masing-masing

Dari 14 galur cabai besar yang diuji berdasarkan hasil kriteria kejadian penyakit layu bakteri hanya terdapat dua kriteria yaitu tahan dan sangat tahan.. Selain

Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah bimbingan dan pelatihan sosialisasi inovasi teknologi pengembangan demplot budidaya pangan lokal ubi

Pengaruh dosis inokulum dan lama fermentasi dengan Phanerochaete chysosporium dan Neurospora crassa terhadap perubahan protein kasar, serat kasar serta retensi

[r]

Dynotest Portable dapat digunakan untuk mengukur Torsi dan Horse Power sepeda motor dengan baik. Perbedaan hasil antara Dynotest Portable dengan Dynotest

Seperti disampaikan oleh kepala sekolah MI Nurul Huda Candisari bapak SP dalam wawancara:“Supervisi akademik yang ada di sekolahan kami, penerapanya adalah pada awal

Keberadaan Majelis Taklim Mutiara Lampu Toae bertujuan untuk mewujudkan kehidupan masyarakat yang memiliki pemahaman mengenai agamanya secara memadai yang ditunjukkan