• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh insentif material, insentif non material, dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, dengan motivasi kerja sebagai variabel moderator. Studi kasus pada karyawan tenaga kependidikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh insentif material, insentif non material, dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, dengan motivasi kerja sebagai variabel moderator. Studi kasus pada karyawan tenaga kependidikan"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH INSENTIF MATERIAL, INSENTIF NON MATERIAL, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN,

DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATOR

Studi Kasus pada Karyawan Tenaga Kependidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh:

Christiana Dwi Ningsih NIM: 132214069

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

Motto dan Persembahan

Bersukacitalah dalam pengharapan Sabarlah dalam kesesakan

Dan bertekunlah dalam doa ~ Roma 12:12

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa Dengan penuh kepercayaan

Kamu akan menerimanya ~ Matius 21:22

Urip iku urup ~ hidup itu nyala: hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa berikan tentu akan lebih baik~dasa pitutur kaping 1

Ngluruk tanpo bolo, menang tanpo ngasorake, sekti tanpo aji-aji, sugih tanpa bondho ~ berjuang tanpa perlu membawa masa, menang tanpa merendahkan atau mempermalukan, berwibawa tanpa mengandalkan kekuatan, kaya tanpa didasari kebendaan~dasa pitutur kaping 4 Jangan alasan untuk diri sendiri

Jika tidak dicoba tak akan tahu Tiada jalan selain maju-selalu

Teruslah melangkah dijalan yang kau pilih ~JKT48 RIVER

(5)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul:

PENGARUH INSENTIF MATERIAL, INSENTIF NON MATERIAL, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN,

DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATOR

Studi Kasus pada Karyawan Tenaga Kependidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

dan diajukan untuk diuji pada tanggal, 13 Juli 2017 adalah hasil karya saya.

Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah – olah sebagai tulisan saya sendiri, dan tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi saya ini digugurkan dan gelar akademik saya yang saya peroleh (S.E.) dibatalkan serta diproses sesuai dengan aturan undang-undang yang berlaku (UU No 22 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 31 Juli 2017 Yang membuat pernyataan,

(6)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Christiana Dwi Ningsih

Nomor Induk Mahasiswa : 132215069

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya tulis ilmiah saya yang berjudul :

“PENGARUH INSENTIF MATERIAL, INSENTIF NON MATERIAL, DAN

GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN,

DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATOR”,

Studi Kasus pada Karyawan Tenaga Kependidikan Universitas Sanata Dharma. Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberi royalti kepada saya selama tetap tercantum nama saya sebagai penulis.

Demikian surat ini saya buat dengan sebenar-benarnya, Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 31 Juli 2017 Yang Menyatakan

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur pada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatNya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Insentif Material, Insentif Non Material dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja

Karyawan Melalui Motivasi Kerja: Studi Kasus pada Karyawan Tenaga

Kependidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta”. Skripsi ini ditulis sebagai

salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi

Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penelitian ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan,

dukungan, bimbingan dari berbagai pihak, skripsi ini tidak dapat terselesaikan

dengan baik. oleh sebab itu, dalam kesempatan ini penulis seacara khusus

menyampaikan ucapak terimakasih kepada:

1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto S.E., M.B.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si., selaku dosen pembimbing I yang bersedia

meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan bimbingan, perhatian,

kritik dan saran yang sangat berharga dengan penuh kesabaran dan

kesungguhan hati sehingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Dra. Yuliana Rini Hardanti, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang juga

bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk membimbing,

mendukung, dan menasehati penulis dengan kesabaran dan kesungguhan hati

dalam menyelesaikan skirpsi ini.

5. Bapak Patrick Vivid Adinata, S.E., M.Si, selaku anggota tim penguji yang

telah memberikan masukan yang sangat berguna.

6. Seluruh dosen dan staf Sekertariat Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma yang telah membantu dan mendukung penulis

(8)

viii

7. Seluruh karyawan tenaga kependidikan Universitas Sanata Dharma yang telah

bersedia menjadi responden dan sudah meluangkan waktu untuk mengisi

kuesioner.

8. Rini Sukesti, wanita yang aku hormati yang tidak pernah lelah memberikan

dukungan, doa, nasehat, kepercayaan dan kasih sayang yang tak terhingga

sampai detik ini. Serta kepada Hariyanto, seseorang yang selalu memberikan

penghidupan yang layak bagiku. Terimakasih juga telah menjadikan aku orang

yang kuat dan tegar dalam menghadapi hidup sehingga membuatku dewasa

dalam menyikapi hidup.

9. Kepada saudara-saudariku yang sudah memberikan keceriaan dirumah ABCD

team, Amanda dan Bima adikku tercinta serta kakakku Daru.

10.Martinus Putu Ardi Kristiyanta, laki-laki yang aku kasihi yang sudah bersedia

mengantarku dan menjemputku ke kampus, memarahiku, menegurku,

berdebat denganku dan menjadikan aku orang yang sabar dan sangat

menguatkanku, membantu untuk semua kelancaran proses dari awal sampai

detik ini dan menyemangatiku dengan luar biasa agar aku terus berkembang.

11.Sahabat-sahabat yang kucintai, Katry, Kress, Sara, Sesi, Agatha, Sigit, Dimas,

Agus, Erwin yang selalu ada disaat kita harus berkumpul untuk membagi

kebahagiaan dan menyemangatiku untuk berjuang menyelesaikan skripsi ini.

12.Teman-teman wanita seperjuanganku, Wati, Ruth dan Neti terimakasih kalian

sudah membantuku dan memberikan solusi atas kendala-kendalaku selama ini,

terimakasih sudah mendukungku sampai detik ini. Terimakasih kepada

teman-teman laki-laki seperjuanganku Aan, Niko, Sakti, Vian dan Angga yang selalu

menjadi teman berkumpul yang asik saat wasting time, teman makan dan

menjadi teman mengobrol yang terbaik.

13.Teman-teman Manajemen angkatan 2013 khususnya kelas B, terimakasih atas

kebersamaannya telah menjadi teman sekelas yang solid selama 4 tahun di

Universitas Sanata Dharma. Terimakasih atas dinamikanya yang mampu

(9)

ix

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang

memberikan bantuan, semangat dan doa kepada penulis sehingga skripsi ini

dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwa skrispi ini masih baanyak kekurangan dan masih

jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun bagi penulis agar dapat belajar lebih baik lagi untuk ke depannya dan

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Yogyakarta, 31 Juli 2017

(10)

x DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiv

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

HALAMAN ABSTRAK ... xvii

HALAMAN ABSTRACT ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Landasan Teori ... 7

1. Insentif... 9

a. Insentif Material ... 9

b. Insentif Non Material ... 9

2. Gaya Kepemimpinan ... 10

a. Sifat-sifat Seorang Pemimpin ... 10

(11)

xi

c. Jenis - Jenis Gaya Kepemimpinan ... 16

3. Motivasi ... 20

a. Teori Abraham H.Maslow ... 21

b. Teori Clayton Aldefer ... 22

c. Teori Hezberg... 22

d. Teori Keadilan ... 23

e. Teori Harapan... 24

f. Teori Penguataan dan Modifikasi Perilaku ... 24

g. Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi ... 24

4. Kinerja... 26

a. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Mangkunegara ... 26

b. Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Sedarmayanti ... 27

B. Penelitian Sebelumnya ... 29

C. Kerangka Konseptual Penelitian ... 31

D. Hipotesis ... 31

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Subjek Dan Objek Penelitian ... 35

a. Subyek Penelitian ... 35

b. Obyek Penelitian ... 35

C. Waktu Dan Lokasi Penelitian ... 35

D. Variabel Penelitian... 36

1. Identifikasi Variabel ... 36

a. Variabel Independen ... 36

b. Variabel Dependen ... 36

c. Variabel Moderator ... 36

2. Definisi Variabel... 37

3. Pengukuran Variabel ... 40

E. Populasi Dan Sampel ... 41

1. Populasi ... 41

(12)

xii

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 42

G. Sumber Data ... 43

H. Teknik Pengumpulan Data ... 43

I. Teknik Analisis Data ... 43

J. Evaluasi Model PLS ... 45

1. Model Pengukuran (Outer Model) ... 45

2. Model Sruktural (Inner Model) ... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 51

A. Sejarah Universitas Sanata Dharma... 51

B. Struktur Organisasi ... 55

C. Visi, Misi dan Motto ... 56

D. Lokasi Universitas Sanata Dharma ... 57

E. Yayasan dan Pimpinan ... 58

F. Universitas ... 58

G. Arti Logo ... 59

BAB V HASIL UJI STATISTIKA DAN PEMBAHASAN ... 60

A. Analisis Deskriptif ... 60

1. Usia ... 60

2. Jenis Kelamin ... 61

3. Pendidikan terakhir ... 61

4. Lama Karyawan Bekerja di Bagian Unit ... 62

5. Lama Karyawan Bekerja di Universitas Sanata Dharma ... 62

6. Besar Gaji dan Seluruh Tunjangan Perbaulan ... 63

B. Analisis Kuantitatif ... 64

1. Menilai Outer Model ... 64

a. Uji Validitas Diskiminan... 65

b. Uji Reliabilitas ... 67

2. Pengujian Struktural Model (Inner Model) ... 68

3. Pengujian Hipotesis ... 69

(13)

xiii

BAB VI KESIMPULAN, SARAN & KETERBATASAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 77

C. Keterbatasan ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

III.1 Tabel Skala Likert ... 40

III.2 Tabel Skala Data ... 44

V.1 Tabel Persentase Responden Berdasarkan Usia ... 60

V.2 Tabel Persentase Responden Berdasarakan Jenis Kelamin ... 61

V.3 Tabel Persentase Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 61

V.4 Tabel Persentase Responden Berdasarkan Lama Bekerja di Bagian/Unit ... 62

V.5 Tabel Persentase Responden Berdasarkan Lama Bekerja di USD ... 62

V.6 Tabel Persentase Responden Berdasarkan Lama Besar Gaji dan Seluruh Tunjangan Perbulan ... 63

V.7 Factor Loading... 65

V.8 Hasil Uji Validitas Diskriminan ... 66

V.9 Hasil Uji Keandalan ... 67

V.10 Hasil Uji R-Square ... 68

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

II.1 Kerang ka Konseptual Penelitian ... 31

IV.1 Struktur Organisasi... 55

IV.2 Logo Universitas Sanata Dharma... 59

V.1 Model Struktural ... 68

V.2 Bagan Hasil Uji Koefisien Beta ... 70

V.3 Bagan Hasil Uji t-Statistik ... 70

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ... 83

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 85

Lampiran 2 Identitas Responden ... 91

Lampiran 3 Hasil Kuesioner ... 95

Lampiran 3 Hasil Evaluasi Dengan SmartPLS 3.0 ... 105

(17)

xvii ABSTRAK

PENGARUH INSENTIF MATERIAL, INSENTIF NON MATERIAL, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KARYAWAN,

DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) pengaruh insentif material terhadap kinerja karyawan, 2) pengaruh insentif non material terhadap kinerja karyawan, 3) pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, 4) peran motivasi pada pengaruh insentif material tehadap kinerja karyawan, 5) peran motivasi pada pengaruh insentif non material terhadap kinerja karyawan, 6) peran motivasi pada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan. Teknik pengambilan sampel menggunakan

purposive sampling. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner kepada karyawan tetap tenaga kependidikan. Jumlah responden sebanyak 100 orang. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis deskriptif dengan persentase-persentase sedangkan untuk analisis kuantitatif menggunakan PLS. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) insentif material berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, 2) insentif non material tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, 3) gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, 4) motivasi kerja memperkuat pengaruh insentif material tehadap kinerja karyawan, 5) motivasi kerja tidak memperkuat pengaruh insentif non material terhadap kinerja karyawan, 6) motivasi kerja memperkuat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.

(18)

xviii ABSTRACT

THE INFLUENCE OF MATERIAL INCENTIVE, NON-MATERIAL INCENTIVE, AND LEADERSHIP STYLE ON THE STAFF’S

PERFORMANCE WITH WORK MOTIVATION AS MODERATOR VARIABLE

A case study on the educational staff of Sanata Dharma University Yogyakarta

Christiana Dwi Ningsih Sanata Dharma University

Yogyakarta 2017

The aim of this study is to find out: 1) the influence of material incentive on the

staff’s performance, 2) the influence of non-material incentive on the staff’s

performance, 3) the influence of leadership style on the staff’s performance, 4) motivation’s role to the influence of material incentive on the staff’s performance, 5) motivation’s role to the influence of non-material incentive on staff’s

performance, 6) motivation’s role to the leadership style on the staff’s

performance. The sampling technique used is purposive sampling. The data are gathered by distributing questionnaires to the permanent educational staff in Sanata Dharma University. There are 100 respondents in this study. This study uses the descriptive analysis and quantitative analysis for the data analysis technique. The descriptive analysis technique uses percentages and the qualitative analysis technique uses PLS. The results of this study show that: 1) material

incentive has positive influence on the staff’s performance 2) non-material

incentive doesn’t has positive influence on the staff’s performance, 3) the leadership style has positive influence on the staff’s performance, 4) work motivation strengthens the influence of the material incentive on the staff’s performance, 5) work motivation doesn’t strengthen the influence of non-material

incentive on the staff’s performance, 6) work motivation strengthens the leadership style on the staff’s performance.

(19)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pada umumnya rata-rata usia karyawan pada sebuah perusahaan

ataupun instansi termasuk dalam kategori usia produktif. Usia yang

dianggap produktif adalah 30-34 tahun (http://careernews.id). Hal ini

dikarenakan pada usia tersebut biasanya karyawan sudah memiliki jenjang

karir dan pengalaman kerja yang cukup. Selain itu, ketika seorang

karyawan berada dalam usia tersebut, kemampuan dan relasi yang

dimiliknya sedang berada dalam usia puncak. Usia produktif sangat

penting bagi sebuah perusahaan karena sumber daya manusia ialah pelaku

dari seluruh perusahaan tingkat perencanaan sampai evaluasi untuk

mencapai tujuan organisasi. Keberadaan sumber daya di dalam suatu

perusahaan yang memegang peranan sangat penting tersebut, harus

dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga potensi setiap sumber daya

manusia yakni karyawan, mampu memberikan hasil yang optimal.

Universitas Sanata Dharma merupakan salah satu perguruan tinggi

di Yogyakarta yang telah berdiri sejak tahun 1995, memiliki karyawan

yang sangat loyal dalam bekerja dan telah bekerja selama belasan tahun.

Rata-rata usia karyawannya sudah memasuki usia lanjut dalam rentan usia

41-50 tahun. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah terkait

kinerjanya. Masalahnya, Universitas Sanata Dharma memiliki karyawan

(20)

yang mayoritas telah memasuki usia lanjut, sehingga dimungkinkan

terjadinya penurunan kinerja karyawan.

Oleh karena permasalahan di atas, diperlukan adanya semangat

dan gairah kerja untuk meningkatkan kinerja karyawannya. Semangat dan

gairah kerja akan tercipta pada setiap diri karyawan apabila karyawan itu

merasa terdorong atau terangsang dengan motivasi yang diberikan oleh

perusahaan yang bersangkutan, oleh karena itu untuk membangkitkan

semangat dan gairah kerja karyawan diperlukan adanya motivasi. Motivasi

adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku

manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil kerja yang

optimal (Hasibuan, 2005:141).

Adanya motivasi yang diberikan perusahan kepada karyawan

tentunya tidak lepas dari adanya usaha dari perusahaan kepada karyawan,

salah satunya yaitu dengan memberikan insentif yang cukup kepada

karyawannya. Pada dasarnya, insentif merupakan pemberian perusahaan

atas prestasi kerja karyawannya, untuk mewujudkan hubungan mutualisme

antara perusahaan dengan karyawan. Pemberian insentif juga akan

memberikan dorongan motivasi agar karyawan dapat bekerja lebih

maksimal. Insentif terdiri dari dua jenis insentif yaitu finansial atau

materiil dan non materiil. Insentif non material adalah fasilitas kerja,

pemberian insentif akan memberikan dampak positif pada pencapaian

tujuan perusahaan (Hadirandja, 2002:265). Pemberian insentif dari

(21)

karyawan untuk bekerja lebih giat sebagai alat motivasi, karena motivasi

kerja sangat penting untuk meningkatkan kinerja karyawan.

Namun, motivasi dan adanya usaha untuk meningkatkan kinerja

karyawan tersebut, tentunya tidak lepas dari gaya kepemimpinan seorang

pemimpin. Menurut Rivai (2011:42), gaya kepemimpinan adalah

sekumpulan ciri yang digunakan pimpinan untuk mempengaruhi bawahan

agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya

kepemimpinan adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan

diterapkan oleh seorang pimpinan. Kepemimpinan yang baik akan

mendorong terciptanya kinerja perusahaan yang baik pula.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengadakan

penelitian dengan mengambil judul “Pengaruh Insentif Material, Insentif

Non Material, dan Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan,

dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Moderator”. Studi Kasus pada

Karyawan Tenaga Kependidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, maka masalah

dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah insentif material berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan?

2. Apakah insentif non material berpengaruh positif terhadap kinerja

(22)

3. Apakah gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan?

4. Apakah motivasi kerja memperkuat pengaruh insentif material

terhadap kinerja?

5. Apakah motivasi kerja memperkuat pengaruh insentif non material

terhadap kinerja?

6. Apakah motivasi kerja memperkuat pengaruh gaya kepemimpinan

terhadap kinerja?

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti membatasi masalah yang diteliti, hal ini

mengingat keterbatasan dan kemampuan peneliti. Adapun batasan masalah

dalam penelitian ini adalah:

1. Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Insentif material yang diteliti adalah suatu insentif yang diberikan

kepada karyawan dalam bentuk uang yang berupa tunjangan-tunjangan

meliputi tunjangan hari tua, tunjangan hari raya, tunjangan kesehatan

dan tunjangan belajar anak yang menempuh pendidikan di Universitas

Sanata Dharma.

3. Insentif non material yang akan diteliti adalah suatu bentuk

penghargaan seperti pemberian pujian lisan atau tulisan, promosi dan

(23)

4. Gaya kepemimpinan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah cara

pemimpin dalam mengambil keputusan, hubungan pemimpin dengan

karyawan dan cara pemimpin memperlakukan karyawan.

5. Motivasi yang akan diteliti adalah perkerjaan seseorang, keberhasilan

yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier,

pengakuan orang lain serta hubungan seorang karyawan dengan

atasannya dan hubungan seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya.

6. Kinerja yang akan diteliti adalah kualitas kerja, kerja sama antar

karyawan, luas pengetahuan tentang pekerjaan, kemandirian, ketepatan

waktu dan komitmen kerja.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh insentif material terhadap kinerja

karyawan.

2. Untuk mengetahui pengaruh insentif non material terhadap kinerja

karyawan.

3. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja

karyawan.

4. Untuk mengetahui peran motivasi kerja pada pengaruh insentif

material terhadap kinerja.

5. Untuk mengetahui peran motivasi kerja pada pengaruh insentif non

(24)

6. Untuk mengetahui peran motivasi kerja pengaruh gaya kepemimpinan

terhadap kinerja.

E. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh

beberapa pihak diantaranya adalah:

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan

pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan langkah-langkah

yang akan diambil untuk menentukan kebijaksanaan di masa yang

akan datang, khususnya dibidang sumber daya manusia.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan berguna

sebagai salah satu referensi bagi pembaca yang berminat untuk

meneliti topik yang serupa maupun sebagai bahan pertimbangan

penelitian-penelitian selanjutnya.

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dalam bidang

sumber daya manusia dan juga sebagai sarana penerapan teori-teori

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1) Insentif

Menurut Simora (dalam Kadarisman, 2012:182), kompensasi

insentif (incentive compensation) adalah program-program

kompensasi yang mengaitkan bayaran (pay) dengan produktivitas.

Berdasarkan uraian tersebut, berikut yang perlu dielaborasi adalah

guna lebih mendorong produktivitas kerja yang lebih tinggi, banyak

organisasi yang menganut sistem insentif sebagai bagian dari sistem

imbalan yang berlaku bagi para karyawan atau organisasi. Dengan

demikian, insentif merupakan bentuk pembayaran langsung yang

didasarkan atau dikaitkan dengan kinerja dan gain sharing yang

dengan kinerja dimaksudkan sebagai pembagian keuntungan bagi

pegawai akibat peningkatan produktivitas atau penghematan biaya.

Kedua bentuk diatas pada umumnya dilakukan sebagai strategi untuk

meningkatkan produktivitas dan efisiensi oleh perusahaan atau

organisasi dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam

dunia bisnis.

Menurut Rivai maupun Hariandja (dalam Kadarisman,

2012:184) insentif diartikan sebagai kinerja dengan gain sharing,

sebagai pembagian keuntungan bagi karyawan akibat peningkatan

produktivitas atau penghematan biaya. Lebih lanjut Rivai dan

(26)

Hariandja menjelaskan bahwa sistem ini merupakan bentuk lain dari

kompensasi langsung diluar gaji dan upah yang merupakan

kompensasi tetap, yang disebut sistem kompensasi berdasarkan kinerja

(pay for performance plan). Berdasarkan uraian tersebut, berikut yang

perlu dielaborasi adalah bahwa dalam pemberian insentif finansial

berdasarkan berdasarkan jumlah hasil pekerjaan karyawan yang

dinyatakan dalam unit produksi, berarti merupakan direct

compensation atau imbalan jasa yang langsung terkait dengan prestasi

kerja, atau bayaran lebih yang diberikan karena pegawai harus berkerja

ekstra keras untuk berbagai keadaan atau kondisi kerja yang kurang

nyaman.

Menurut Yunarsih dan Suwanto (dalam Kadarisman, 2012:19)

insentif adalah penghargaan atau imbalan yang diberikan untuk

memotivasi pekerja atau anggota organisasi agar memotivasi dan

produktivitas kerjanya tinggi, sifatnya tidak tetap atau

sewaktu-sewaktu. Adapun menurut Widodo (2015:168), pemberian insentif

dapat berupa pemberian secara positif dan negatif, yang dimaksud

dengan pemberian insentif positif adalah pemberian perusahaan yang

dapat merangsang karyawan dengan cara pemberian hadiah, bonus,

pujian, pemberian secara positif juga berupa non material. Pemberian

insentif secara negatif apabila karyawan kurang berprestasi atau

(27)

diberikan sanksi, peringatan, hukuman, training dan sebagainya,

kepada karyawan yang prestasinya dibawah standar.

Berdasarkan hal di atas menurut Widodo (2015:168) pemberian

insentif dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

a) Insentif material adalah pemberian perusahaan kepada karyawan

berupa materi seperti uang dan barang, yang dapat diberikan

berupa bonus, komisi, dan profit sharing, insentif ini bernilai

ekonomi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan kepada

karyawan.

b) Insentif non material adalah pemberian perusahaan kepada

karyawan berupa penghargaan seperti pemberian gelar secara

resmi, tanda jasa atau medali, piagam penghargaan, promosi,

pemberian pujian lisan atau tulisan, pemberian hak untuk memakai

sesuatu atribut jabatan dan ucapan terimakasih secara formal dan

non formal.

Dari kedua jenis pemberian insentif tersebut, dapat ditarik

kesimpulan bahwa metode insentif yang adil dan layak merupakan

daya penggerak yang merangsang terciptanya pemeliharaan karyawan.

Karena dengan pemberian insentif karyawan merasa mendapat

perhatian dan pengakuan terhadap prestasi kerjanya, sehingga

semangat kerja dan sikap loyal karyawan akan lebih baik. Selain itu,

(28)

karyawan agar mau bekerja dengan baik agar mencapai produktivitas

yang tinggi .

2) Gaya Kepemimpinan

Menurut Waridin dan Guritno (dalam Tampi, 2014) gaya

kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dirancang sedemikian

rupa untuk mempengaruhi bawahannya agar dapat memaksimalkan

kinerja yang dimiliki bawahannya sehingga kinerja organisasi dan

tujuan organisasi dapat dimaksimalkan. Seorang pemimpin harus

menerapkan gaya kepemimpinan untuk mengelola bawahannya,

karena seorang pemimpin akan sangat mempengaruhi keberhasilan

organisasi dalam mencapai tujuannya. Menurut Tjiptono (dalam

Tampi, 2014) gaya kepemimpinan adalah suatu cara yang digunakan

pemimpin dalam berinteraksi dengan bawahannya. Sementara itu,

Harsey (dalam Tampi, 2014) mengatakan bahwa gaya kepemimpinan

adalah pola tingkah laku (kata-kata dan tindakan-tindakan) dari

seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain.

a) Sifat-sifat yang Harus Dimiliki Seorang Pemimpin

Adapun menurut Terry (dalam Martoyo, 2000:182-184) terdapat

sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin adalah sebagai

berikut ini:

(1) Penuh Energi (Energic)

Untuk tercapainya kepemimpinan yang baik memang

(29)

jasmani maupun rohani. Seorang pemimpin harus sanggup

bekerja dalam jangka waktu panjang dan dalam waktu yang

tidak tertentu. Sewaktu-waktu dibutuhkan tenaganya, ia harus

sanggup melaksanakannya, dan mental benar-benar diperlukan

bagi seorang pemimpin.

(2) Memiliki Stabilitas Emosi

Seorang pemimpin yang efektif harus melepaskan diri dari

purbasangka, kecurigaan atau berpersepsi jelek terhadap

bawahan-bawahannya dan tidak boleh cepat naik pitam.

Sebaliknya ia harus tegas, konsekuen dan konsisten dalam

tindakan-tindakannya, percaya diri sendiri dan memiliki jiwa

sosial terhadap bawahanya.

(3) Memiliki Pengetahuan Tentang Hubungan Antara Mansuia

(Human Relation)

Mengingat tugas yang penting dari seseorang pemimpin adalah

memimpin dan memajukan orang bawahannya, maka seorang

pemimpin harus mengetahui benar tentang hal-ikhwal manusia

dan hubungan anatara manusia tersebut. Ia harus mengetahui

banyak tentang sifat-sifat orang, bagaimana mereka

mengadakan reasksi terhadap sesuatu tindakan atau situasi

yang bermacam-macam, apa dan bagaimana

kemampuan-kemampuan yang dimiliki untuk melaksanakan tugas yang

(30)

(4) Motivasi Pribadi

Keinginan untuk dapat memimpin harus datang dari dorongan

batin pribadinya sendiri, dan bukan paksaaan dari luar dirinya.

Kekuatan dari luar dirinya hanya bersifat menstimulir saja

terhadap keinginan-keinginan untuk menjadi pemimpin. Hal

semacam itu tercermin dalam keteguhan pendiriannya,

kemauan yang keras dalam bekerja, antusiasme dalam bekerja,

dan penerapan sifat-sifat prbadi yang baik dalam pekerjaannya.

(5) Kemahiran Mengadakan Komunikasi

Seorang pemimpin harus mampu dan cakap dalam

mengutarakan gagsan baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini

sangat penting bagi pemimpin untuk dapat mendorong maju

bawahannya, memberikan ataupun menerima informasi bagi

kemajuan organsasi dan kepentingan bersama.

(6) Kecakapan Mengajar

Sering kita dengar bahwa seorang pemimpin yang baik

dasarnya adalah seorang guru yang baik. Mengajar adalah jalan

terbaik untuk memajukan orang-orang ataupun menyadarkan

orang-orang atas pentingnya tugas-tugas yang dibebankan dan

sebagainya. Pemimpin harus memberikan petunjuk-petunjuk

mengoreksi kesalahan-kesalahan yang terjadi, mengajukan

(31)

(7) Kecakapan Sosial

Seorang pemimpin harus mengetahui benar tentang manusia

atau masayarakat, kemampuan-kemampuannya maupun

kelemahan-kelemahannya. Ia harus memiliki kemampuan

bekerja sama dengan orang-orang berbagai ragam

sifat-sifatnya, sehingga mereka benar-benar segan penuh

kemampuan dan kesetiaan bekerja dibawah kepemimpinannya.

Seorang pemimpin harus pandai mengadakan pendekatan

terhadap orang-orang dan menghargai pendapat-pendapat atau

pandangan-pandangan orang lain.

(8) Kemampuan Teknis

Meskipun dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat

kepemimpinan seseorang, makin kurang diperlukan

kemampuan teknis ini, karena lebih mengutamakan managerial

skillnya, namun kemampuan teknis ini masih diperlukan juga.

Karena dengan dimilikinya kemampuan teknis ini seorang

pemimpin akan lebih mudah mengadakan koreksi bila terjadi

suatu kesalahan pelaksanaan tugas dari bawahannya.

b) Gaya Kepemimpinan

Menurut Handoko (2011:299) gaya-gaya kepemimpinan pada

pandangan kedua tentang perilaku kepemimpinan memusatkan

pada gaya pemimpin dalam hubungannya dengan bawahan. Para

(32)

dengan orientasi tugas (task-oriented) dan gaya dengan

berorientasi karyawan (employee-oriented). Manajer berorientasi

tugas mengarahkan dan mengawasi bawahan secara tertutup untuk

menjamin bahwa tugas dilaksanakan sesuai yang diinginkannya.

Manajer dengan gaya kepemimpinan ini lebih memperhatikan

pelaksanaan pekerjaan dari pada pengembangan dan pertumbuhan

karyawan. Manajer berorientasi karyawan mencoba untuk lebih

memotivasi bawahan dibanding mengawasi mereka. Mereka

mendorong para anggota kelompok untuk melaksanakan

tugas-tugas dengan memberikan kesempatan bawahan untuk

berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, menciptakan suasana

persahabatan serta hubungan-hubungan selain mempercayai dan

menghormati dengan anggota kelompok. Menurut Siagian (dalam

Tampi, 2014), terdapat lima gaya kepemimpinan, yaitu:

(1) Tipe Pemimpin Otokratik

Seorang pemimpin yang otokratik ialah seorang pemimpin

yang:

(a) Menganggap organisasi sebagai milik pribadi

(b) Mengidentikan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi

(c) Menganggap bahwa sebagai alat semata-mata

(d) Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat

(33)

(f) Dalam tindaknya penggeraknya sering mempergunakan

approach yang mengandung unsur paksaan dan punitif

(bersifat menghukum).

(2) Tipe Pemimpin Militeristik

Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud

seorang pemimpin tipe militeristik berbeda dengan seorang

pemimpin modern. Seorang pemimpin yang bertipe militeristik

ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:

(a) Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang

sering dipergunakan

(b) Dalam menggerakan bawahannya senang bergantung pada

pangkat dan jabatan

(c) Senang kepada formalitas yang berlebih-lebihan

(d) Menuntut disiplin yang tinggi dan kaku dari bawahannya.

(3) Tipe Pemimpin yang Paternalistik

(a) Menganggap bahwa sebagai manusia yang tidak dewasa

(b) Bersikap terlalu melindungi

(c) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahannya untuk

mengambil keputusan

(d) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk

mengambil inisiatif

(e) Jarang memberikan kesempatan kepada bawahan untuk

(34)

(f) Sering bersikap mau tahu.

(4) Tipe Pemimpin Kharismatik

Harus diakui bahwa untuk keadaan tentang seorang pemimpin

yang demikian sangat diperlukan, akan tetapi sifatnya yang

negatif mengalahkan sifatnya yang positif.

(5) Tipe Pemimpin Demokratik

Pengetahuan tentang kepemimpinan telah membuktikan bahwa

tipe pemimpin yang demokratis lah yang paling tepat untuk

organisasi modern karena:

(a) Ia senang menerima saran, pendapat dan bahkan kritikan

dari bawahan

(b) Selalu berusaha mengutamakan kerjasama tim dalam usaha

mencapai tujuan

(c) Selalu berusaha menjadikan lebih sukses dari padanya

(d) Selalu berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya

sebagai pemimpin.

c) Jenis-Jenis Gaya Kepemimpinan

Menurut Robins (dalam Tampi, 2014) mengidentifikasi empat jenis

gaya kepemimpinan:

(1) Gaya Kepemimpinan Kharismatik

Para pengikut terpacu kemampuan kepemimpinan yang heroik

(35)

perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka. Terdapat lima karakteristik

pokok pemimpin kharismatik:

(a) Visi Dan Artikulasi

Memiliki visi ditujukan dengan sasaran ideal yang berharap

masa depan lebih baik dari pada status quo, dan mampu

mengklarifikasi pentingnya visi yang dapat dipahami orang

lain.

(b) Risiko Personal

Pemimpin kharismatik bersedia menempuh risiko personal

tinggi, menanggung biaya besar, dan terlibat ke dalam

pengorbanan diri untuk meraih visi.

(c) Peka terhadap Lingkungan

Mereka mampu menilai secara realistis kendala lingkungan

dan sumber daya yang dibutuhkan untuk membuat

perubahan.

(d) Kepekaan terhadap Kebutuhan Pengikut

Pemimpin kharismatik perseptif (sangat pengertian)

terhadap kemampuan orang lain dan responsive terhadap

kebutuhan dan perasaan mereka.

(e) Perilaku Tidak Konvensional

Pemimpin kharismatik terlibat dalam perilaku yang

(36)

(2) Gaya Kepemimpinan Transaksional

Pemimpin transaksional merupakan pemimpin yang memandu

atau memotivasi para pengikut mereka menuju sasaran yang

ditetapkan dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas.

Gaya kepemimpinan transaksional lebih berfokus pada

hubungan pemimpin-bawahan tanpa adanya usaha untuk

menciptakan perubahan bagi bawahannya. Terdapat empat

karakteristik pemimpin transaksional:

(a) Imbalan kontingen: kontrak pertukaran imbalan atas upaya

yang dilakukan, menjanjikan imbalan atas kinerja baik,

mengakui pencapaian.

(b) Manajemen berdasar pengecualian (aktif): melihat dan

mencari penyimpangan dari aturan dan standar, menempuh

tindakan perbaikan.

(c) Manajemen berdasar pengecualian (pasif): mengintervensi

hanya jika standar tidak dipenuhi.

(d) Laissez-Faire: melepas tanggung jawab, menghindari

pembuatan keputusan.

(3) Gaya Kepemimpinan Transformasional

Pemimpin transformasional mencurahkan perhatian pada

hal-hal dan kebutuhan pengembangan masing-masing pengikut.

Pemimpin transformasional mengubah kesadaran para pengikut

(37)

memandang masalah lama dengan cara-cara baru, dan mereka

mampu menggairahkan, membangkitkan, dan mengilhami para

pengikut untuk mengeluarkan upaya ekstra demi mencapai

sasaran kelompok. Ada empat karakteristik pemimpin

transformasional:

(a) Kharisma: memberikan visi dan rasa atas misi,

menanamkan kebanggaan, meraih penghormatan dan

kepercayaan.

(b) Inspirasi: mengkomunikasikan harapan tinggi,

menggunakan simbol untuk memfokuskan pada usaha,

menggambarkan maksud penting secara sederhana.

(c) Stimulasi intelektual: mendorong intelegensia, rasionalitas,

dan pemecahan masalah secara hati-hati.

(d) Pertimbangan individual: memberikan perhatian pribadi,

melayani karyawan secara pribadi, melatih dan menasehati.

(4) Gaya Kepemimpinan Visioner

Kemampuan menciptakan dan mengartikulasikan visi yang

realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa depan

organisasi yang tengah tumbuh dan membaik. Visi ini jika

diseleksi dan diimplementasikan secara tepat, mempunyai

kekuatan besar yang bisa mengakibatkan terjadinya lompatan

awal ke masa depan dengan membangkitkan keterampilan,

(38)

3) Motivasi

Istilah motivasi ( Motivation ) atau motif ( Motive ) berasal dari

bahasa latin yakni “movere” yang berarti dorongan atau menggerakkan

(to move), istilah motivasi paling tidak memuat tiga unsur essensial

yaitu : pertama, faktor pendorong atau pembangkit motif baik internal

maupun eksternal. Kedua, tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, strategi

yang diperlukan oleh individu atau kelompok untuk mencapai tujuan

tersebut (Amelia, 2016).

Menurut Hasibuan (2005:141), motivasi kerja adalah hal yang

menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia,

supaya mau bekerja giat dan antusias mencapai hasil kerja yang

optimal. Adapun menurut Nawawi (2003:351), motivasi merupakan

suatu kondisi yang mendorong atau menjadi penyebab seseorang

melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara

sadar, yang mana setiap individu memiliki tingkat motivasi yang

berbeda-beda karenanya motivasi diperlukan karyawan untuk

mendorong mereka agar memiliki semangat dalam melakukan suatu

pekerjaan. Motivasi merupakan hasil interaksi individu dengan situasi

dalam dirinya motivasi karyawan berpengaruh terhadap tingkat

keberhasilan perusahaan.

Dengan kata lain tanpa adanya motivasi , seorang karyawan

tidak dapat memenuhi tugasnya sesuai standar atau bahkan melampaui

(39)

tidak terpenuhi atau tidak dapat mencapai keberhasilan perusahaan.

Sekalipun seorang karyawan memiliki kemampuan operasional yang

baik bila tidak memiliki motivasi dalam bekerja, hasil akhir dari

pekerjaannya tidak akan memuaskan.

Begitu pentingnya teori motivasi diterpakan secara tepat

sehingga semakin banyak ilmuan yang menekuni kegiatan

pengembangan teori tersebut. Berikut ini adalah beberapa teori yang

dikenal dewasa ini (Siagian, 2002:287-294):

a) Teori Abraham H. Maslow

(1) Kebutuhan fisiologikal, seperti sandang, pangan dan papan

(2) Kebutuhan kemanan, tidak hanya dalam arti fisik, akan tetapi

juga mental, psikologi dari intelektual

(3) Kebutuhan sosial

(4) Kebutuhan prestise yang pada umumnya tercermin dalam

berbagai simbol-simbol status

(5) Aktualisasi diri dalam arti tersedianya kesempatan bagi

seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam

dirinya sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.

Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama dan kedua

kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan

menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang

(40)

b) Teori Clayton Alderfer

(1) Makin tidak terpenuhinya suatu kebutuhan tertentu, makin

besar pula keinginan untuk memuaskannya

(2) Kuatnya keinginan memuasakan kebutuhan yang “lebih tinggi”

semakin besar apabila kebutuhan yang “lebih rendah” telah

dipuaskan.

(3) Sebaliknya, semakin sulit memuaskan kebutuhan yang

tingkatnya lebih tinggi, semakin besar keinginan untuk

memuaskan kebutuhan yang lebih mendasar.

c) Teori Hezberg

Menurut teori ini yang dimaksud dengan faktor

motivasional adalah hal-hal pendorong berprestasi yang sifatnya

intrinsik, yang berarti bersumber dari dalam diri seseorang,

sedangkan yang dimaksud dengan faktor higiene atau

pemeliharaan adalah faktor-faktor yang sifatnya ekstrinsik yang

berarti bersumber dari luar diri seseorang, misalnya dari organisasi,

tetapi turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan

kekaryaannya.

Menurut Herzberg, yang tergolong sebagai faktor

motivasional antara lain ialah perkerjaan seseorang, keberhasilan

yang diraih, kesempatan bertumbuh, kemajuan dalam karier dan

pengakuan orang lain. Faktor-faktor higiene atau pemeliharaan

(41)

hubungan seorang karyawan dengan atasannya, hubungan

seseorang dengan rekan-rekan sekerjanya, teknik penyeliaan yang

diterapkan oleh para penyelia, kebijaksanaan organisasi, sistem

organisasi, sistem administrasi dalam organisasi, kondisi kerja dan

sistem imbalan yang berlaku.

d) Teori Keadilan

Inti teori ini terletak pada pandangan bahwa manusia

terdorong untuk menghilangkan kesenjangan antara usaha yang

dibuat bagi kepentingan organisasi dan imbalan yang diterima.

Artinya apabila seseorang karyawan mempunyai presepsi bahwa

imbalan yang diterimanya tidak memadai, dua kemungkinan dapat

terjadi, yaitu:

(1) Seseorang akan berusaha memperoleh imbalan yang lebih

besar.

(2) Mengurangi intensitas usaha yang dibuat dalam pelaksanaan

tugas yang menjadi tanggung jawabnya.

Dalam menumbuhkan presepsi tertentu, seorang karyawan

biasanya menggunakan empat hal sebagai pembanding, yaitu:

(1) Harapnya tentang jumlah imbalan yang dianggapnya layak

diterima berdasarkan kualifikasi dari pribadi seperti

(42)

(2) Imbalan yang diterima oleh orang lain dalam organisasi yang

kualifikasi dan sifat pekerjaannya relatif sama dengan yang

bersangkutan sendiri.

(3) Imbalan yang diterima oleh karyawan lain di organisasi lain di

kawasan yang sama serta melakukan kegiatan sejenis.

(4) Peraturan perundang-udangan yang berlaku mengenai jumlah

dan jenis imbalan yang merupakan hak para karyawan.

e) Teori Harapan

Menurut teori ini motivasi merupakan akibat dari suatu hasil yang

ingin dicapai oleh seseorang dan perkiraan yang bersangkutan

bahwa tindakannya akan mengarah kepada hasil yang

diinginkanya. Teori harapan ini mempunyai daya tarik sendiri

karena penekanannya tentang pentingnya bagian kepegawaian

membantu para karyawan dalam menentukan hal-hal yang

diinginkannya serta menunjukkan cara-cara yang paling tepat

untuk mewujudkan keinginannya itu.

f) Teori Penguatan dan Modifikasi Perilaku

Dalam kehidupan organisasional disadari dan diakui bahwa

perilaku seseorang ditentukan pula oleh berbagai konsekuensi

eksternal dari perilaku dan tindakannya. Artinya berbagai faktor di

luar diri seseorang turut berperan sebagai penentu dan bahkan

pengubah perilaku. Dalam hal ini berlakulah apa yang dikenal

(43)

cenderung untuk mengulangi perilaku yang mempunyai

konsekuensi yang menguntungkan dirinya dan mengelakkan

perilaku yang mengakibatkan timbulnya konsekuensi yang

merugikan. Pentingnya untuk memperhatikan bahwa agar cara-cara

yang digunakan untuk memodifikasi perilaku tetap

memperhitungkan harkat dan martabat manusia yang harus selalu

diakui dan dihormati, cara-cara tersebut ditempuh dengan “gaya”

yang manusiawi pula.

g) Teori Kaitan Imbalan dengan Prestasi

Menurut model ini, motivasi seorang karyawan sangat

dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik yang bersifat internal

maupun eksternal termasuk pada faktor-faktor internal adalah:

presepsi seseorang mengenai diri sendiri, harga diri, harapan

pribadi, kebutuhan, keinginan, kepuasan kerja dan prestasi kerja.

Berikut ini faktor-faktor eksternal yang turut

mempengaruhi motivasi seseorang antara lain ialah:

(1) Jenis dari sifat pekerjaan

(2) Kelompok kerja di mana seseorang bergabung

(3) Organisasi tempat bekerja

(4) Situasi lingkungan pada umumnya

(5) Sistem imbalan yang berlaku dan cara penerapannya

Interaksi positif antara kedua faktor kelompok faktor tersebut pada

(44)

4) Kinerja

Menurut Mangkunegara (dalam Widodo, 2015:131) istilah

kinerja dari kata job performance atau actual performance (prestasi

kerja atau prestasi kerja sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang)

yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan padanya. Lebih lanjut Mangkunegara

mengatakan bahwa pada umumnya kinerja dibedakan menjadi dua,

yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu adalah

hasil dari kerja pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas

berdasarkan standar kerja yang telah ditentukan, sedangkan kinerja

organsasi adalah gabungan dari kinerja individu dan kinerja kelompok.

a) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Simandjuntak

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja menurut

Simandjuntak (dalam Widodo, 2015:133) adalah sebagai berikut:

(1) Kualitas dan kemampuan pegawai, yaitu hal-hal yang

berhubungan dengan kemampuan/pelatihan, etos kerja,

motivasi kerja, sikap mental, dan kondisi fisik pegawai.

(2) Sarana pendukung, yaitu hal yang berhubungan dengan

lingkungan kerja (keselamatan kerja, kesehatan kerja, sarana

produksi, teknologi) dan hal-hal yang berhubungan dengan

kesejahteraan pegawai (upah/gaji, jaminan sosial, keamanan

(45)

(3) Supra sarana, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan

kebijakan-sarana pemerintah dan hubungan industrial

manajemen.

b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Menurut Sedarmayanti

Menurut Sedarmayanti (dalam Widodo, 2015:133) faktor-faktor

yang mempengaruhi kinerja anara lain: sikap dan mental (motivasi

kerja, disiplin kerja, dan etika kerja), pendidikan, keterampilan,

manajemen kepemimpinan, tingkat penghasilan, gaji dan

kesehatan, jaminan sosial, iklim kerja, sarana dan prasarana,

teknologi dan kesempatan berprestasi. Menurut Mathis dan

Jackson (dalam Widodo, 2015:133-134) dalam pembahasan

mengenai permasalahan kinerja karyawan maka tidak akan terlepas

dari berbagai macam faktor yang menyertai diantaranya:

(1) Faktor Kemampuan (ability)

Secara psikologis kemapuan (ability) pegawai terdiri dari

kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge

dan skill) artinya pegawai yang memiliki IQ di atas rata-rata

(110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya

dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka

akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh

karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang

(46)

(2) Faktor Motivasi

Motivasi terbentuk sikap (attitude) seorang pegawai

dalam menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi

merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang

terarah unuk mencapai tujuan kerja. Menurut Sedarmayanti

(dalam Widodo, 2015:134) instrumen pengukuran kinerja

merupakan alat yang dipakai dalam mengukur kinerja individu

seorang pegawai yang meilputi, yaitu:

- Prestasi kerja, hasil kerja pegawai dalam menjalankan

tugas, baik secara kualitas maupun kuntitas kerja.

- Keahlian, tingkat kemampuan teknis yang dimiliki oleh

pegawai dalam menjalankan tugas yang dibebankan

kepdanya. Keahlian ini biasanya dalam bentuk kerjasama,

komunikasi, insentif dan lain-lain.

- Perilaku, sikap dan tingkah laku pegawai yang melekat

pada dirinya dan dibawa dalam melaksanakan

tugas-tugasnya. Pengertian perilaku disini juga mencakup

kejujuran, tanggung jawab dan disiplin.

- Kepemimpinan, merupakan aspek kemampuan manajerial

dari seni dalam memberikan pengaruh kepada orang lain

untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara tepat dan cepat,

(47)

Menurut Hariandja (2002:195), kinerja merupakan hasil kerja

yang dihasilkan oleh karyawan atau perilaku nyata yang

ditampilkan sebagai perannya dalam organisasi, kesediaan dan

keterampilan seseorang tidaklah cukup efektif untuk

mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa

yang akan dikerjakan dan bagaimana mengerjakanya. Kinerja

karyawan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

upaya perusahaan untuk mencapai tujuannya.

B. Penelitian-penelitian Sebelumnya

1. Harli Yogi Kusuma et al.(2015) “Pengaruh Insentif terhadap Motivasi

dan Kinerja” Studi pada Karyawan Hotel Grand Pujo View Kabupaten

Malang. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui pengaruh insentif

material terhadap motivasi kerja dan kinerja karyawan Hotel Grand

Pujo View Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan uji

validitas dan reliabilitas untuk mengukur dan mengungkap data

penelitian secara tepat. Analisis data menggunakan analisis deskriptif

dan jalur (path). Kesimpulan dari hasil penelitian ini, nilai rata-rata

4,03 dan 4,10 dari hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa insentif

material dan insentif non material pada Hotel Gand Pujo View sangat

tinggi, sedangkan dari hasil nilai rata-rata 3,84 dari motivasi kerja

diperoleh hasil tinggi dan kinerja karyawan diperoleh rata-rata 3,97.

2. Muhammad Bukhori (2016) “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan

(48)

Perkasa Sidoarjo. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

pengaruh gaya kepemimpinan dan insentif terhadap motivasi kerja,

motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dan pengaruh gaya

kepemimpinan dan insentif terhadap kinerja karyawan melalui

motivasi kerja. Jumlah sampel dari penelitian ini sebanyak 59

responden. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis

statistik dengan menggunakan analisis jalur (path) yang digunakan

untuk mengetahui unsur-unsur variabel gaya kepemimpinan, insentif,

motivasi kerja dan kinerja karyawan. Dari hasil analisis dapat

disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan dan insentif berpengaruh

langsung dengan terhadap motivasi, gaya kepemimpinan dan insentif

berpengaruh langsung terhadap kinerja, motivasi kerja berpengaruh

langsung terhadap kinerja karyawan serta gaya kepemimpinan dan

insentif memiliki pengaruh secara tidak langsung terhadap kinerja

melalui motivasi kerja.

3. Ragil Permatasari (2013) “Pengaruh Motivasi dan Lingkungan Kerja

terhadap Kinerja” Studi pada PT. Anugrah Raharjo Semarang. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis

pengaruh motivasi dan lingkungan terhadap kinerja karyawan. Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 69 orang menggunakan sampel jenuh.

Pengujian hipotesis menggunakan analisis deskriptif dan regresi liner

berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial

(49)

lingkungan kerja berpengaruh positif signifikan dan dari perhitungan

koefisien determinasi (R2) motivasi dan lingkungan kerja keduanya

mempunyai pengaruh tehadap kinerja sebesar 55,5%.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian menjelaskan keterkaitan variabel

penelitian ini yaitu Pengaruh Insentif Material, Insentif Non Material, Dan

Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan, dengan Motivasi Kerja

Sebagai Variabel Moderator. Oleh karena itu, peneliti membuat kerangka

penelitian sebagai berikut:

1. Insentif material diduga berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan. Semakin tinggi insentif material semakin terpenuhi

(50)

karyawan bekerja lebih keras agar kinerjanya meningkat. Hal ini sesuai

dengan penelitian Anggi Rizki Zaputri (2011) yang mengatakan

insentif material berpengaruh terhadap kinerja karyawan, maka

rumusan hipotesis yang pertama dalam penelitian ini:

H1 : Insentif material berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

2. Insentif non material diduga berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan. Semakin tinggi insentif non material semakin terpenuhi

kebutuhan-kebutuhan karyawannya, sehingga memungkinkan

karyawan bekerja lebih keras agar kinerjanya meningkat. Hal ini sesuai

dengan penelitian Anggi Rizki Zaputri et al. (2011) yang mengatakan

insentif non material berpengaruh terhadap kinerja karyawan, maka

hipotesis yang kedua dalam penelitian ini:

H2 : Insentif non material berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan

3. Gaya kepemimpinan diduga berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan. Semakin tinggi gaya kepemimpinan semakin baik kinerja

karyawannya, sehingga memungkinkan karyawan bekerja lebih keras

agar kinerjanya meningkat. Hal ini sesuai dengan penelitian Nurita

(2008) yang mengatakan gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap

gaya kepemimpian, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini:

H3 : Gaya kepemimpinan berpengaruh positif terhadap kinerja

(51)

4. Semakin tingggi insentif material diduga akan memperkuat motivasi

kerja seorang karyawan. Semakin tinggi motivasi diduga semakin

meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini sesuai dengan penelitian Harli

Yoga (2015) yang mengatakan insentif material berpengaruh terhadap

motivasi kerja dan penelitian Ragil Permatasari (2013) yang

mengatakan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan,

maka hipotesis keempat dalam penelitian ini:

H4 : Motivasi memperkuat pengaruh insentif material terhadap kinerja

karyawan

5. Semakin tingggi insentif non material diduga akan memperkuat

motivasi kerja seorang karyawan. Semakin tinggi motivasi diduga

semkin meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini sesuai dengan

penelitian Harli Yoga (2015) yang mengatakan insentif non material

berpengaruh terhadap kinerja dan sesuai dengan penelitian Ragil

Permatasari (2013) yang mengatakan motivasi kerja berpengaruh

terhadap kinerja karyawan, maka hipotesis kelima dalam penelitian ini:

H5 : Motivasi memperkuat pengaruh insentif non material terhadap

kinerja karyawan

6. Semakin tingggi gaya kepemimpinan diduga akan memperkuat

motivasi kerja seorang karyawan. Semakin tinggi motivasi diduga

semakin meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini sesuai dengan

penelitian Nurita (2008) yang mengatakan gaya kepemimpinan

(52)

Permatasari (2013) yang mengatakan motivasi kerja berpengaruh

terhadap kinerja karyawan, maka hipotesis keenam dalam penelitian

ini:

H6 : Motivasi memperkuat pengaruh gaya kepemimpinan terhadap

(53)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis peneitian yang dilakukan adalah studi kasus dan kajian pustaka, studi

kasus dilakukan guna untuk memperoleh sumber referensi, landasan teori,

cara penulis menganalisis data. Studi kasus yaitu jenis penelitian yang

menggunakan objek tertentu dimana hasil dan kesimpulan dalam

penelitian ini hanya berlaku pada instansi tertentu.

B. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah orang-orang yang akan memberikan

informasi berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Pada

kasus ini, yang menjadi subjek adalah karyawan tenaga kependidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta .

2. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah variabel-variabel penelitian. Dalam hal ini

yaitu pemberian insentif material dan insentif non material, gaya

kepemimpinan, kinerja karyawan dan motivasi kerja.

C. Waktu dan Lokasi Penelitian

Waktu penelitian pada bulan Maret-April 2017 di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

(54)

D. Variabel Penelitian 1. Identifikasi Variabel

Variabel penelitian adalah segala hal yang dijadikan objek penelitian

atau faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang

diteliti dalam penelitian.

a) Variabel Independen (X)

Variabel independen sering disebut sebagai variabel stimulus,

predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut

sebagai varibel bebas. Variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2009:39). Dari definisi

tersebut, maka variabel independen adalah insentif material (X1),

insentif non material (X2) dan gaya kepemimpinan (X3).

b) Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai

variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel

bebas (Sugiyono, 2009:39). Dari definisi tersebut, maka variabel

dependen adalah kinerja karyawan (Y1).

c) Variabel Moderator

Variabel moderator adalah variabel yang memoderenisasi

(55)

independen dengan dependen. Variabel moderator disebut juga

sebagai variabel independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan

isteri akan semakin baik kalau mempunyai anak, dan akan semakin

renggang kalau ada pihak ke tiga ikut mencampuri. Disini anak

adalah sebagai variabel moderator yang mempekuat, dan fihak

ketiga adalah sebagai variabel moderator yang memperlemah

hubungan dan memperkuat hubungan (Sugiyono, 2009:39). Dari

definisi tersebut, maka variabel moderator adalah motivasi kerja

(Y2).

2. Definisi Variabel

Untuk mempermudah peneliti dalam melakukan penelitian serta untuk

menghindari pengertian yang berbeda dari setiap variabel maka dibuat

definisi sebagai berikut:

a. Insentif Material

Insentif material adalah pemberian perusahaan kepada karyawan

berupa materi seperti uang dan barang (Yunarsih dan Suwanto

dalam Kadarisman, 2012:19). Indikator dalam insentif material

adalah tunjangan yang sudah adil, tunjangan yang diberikan

kepada karyawan selalu tepat waktu, kebijakan pemberian

tunjangan belajar anak bagi karyawan baik, besarnya tunjangan

hari raya yang diterima sudah sesuai dengan harapan, kebijakan

pemotongan gaji untuk tunjangan hari tua sudah adil.

(56)

b. Insentif Non Material

Insentif non material adalah suatu insentif yang diberikan dalam

bentuk hadiah-hadiah atau kenikmatan-kenikmatan, kesejahteraan,

reputasi atau kemuliaan yang lebih besar atau hadiah-hadiah atau

anugerah-anugerah lainnya yang tidak dalam bentuk uang (Yunarsih

dan Suwanto dalam Kadarisman, 2012:19). Indikator dalam insentif

non material adalah karyawan mendapat kesempatan untuk training

atau kursus, atasan selalu memberi pujian terhadap karyawan yang

berprestasi, setiap karyawan memperoleh kesempatan yang sama

untuk mendapatkan cuti tahunan, setiap karyawan memperoleh

kesempatan yang sama untuk dipromosikan, mendapat saran demi

perbaikan dari atasan manakala karyawan tidak bisa menyelesaikan

pekerjaan dengan baik.

c. Gaya Kepemimpinan

Gaya kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang digunakan

pimpinan untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi

tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan

adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan diterapkan oleh

seorang pimpinan (Rivai, 2011:42). Indikator gaya kepemimpinan

adalah atasan bersedia mendengarkan pendapat, atasan selalu

peduli apabila karyawan mengalami kesulitan dalam melaksanakan

pekerjaan, atasan selalu terbuka dan percaya dalam berkomunikasi,

(57)

atasan memberi peringatan kepada karyawan jika melakukan

kesalahan dalam perkerjaan.

d. Kinerja Karyawan

Kinerja yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan

tanggung jawab yang diberikan padanya. (Mangkunegara dalam

Widodo, 2015:131). Indikator kinerja karyawan adalah kualitas

kerja sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan dapat bekerja

sama dengan karyawan lain, karyawan selalu bertanggung jawab

atas tugas yang telah diberikan, dapat menyelesaikan pekerjaan

secara tepat waktu atas semua pekerjaan yang diberikan, memiliki

komitmen dan tanggung jawab terhadap pekerjaan yang diberikan.

e. Motivasi Kerja

Motivasi merupakan suatu kondisi yang mendorong atau menjadi

penyebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang

berlangsung secara sadar (Sedarmayanti dalam Widodo,

2015:134). Indikator motivasi kerja adalah karyawan selalu

berusaha menyelesaikan pekerjaan walaupun terkadang mengalami

hambatan, bersedia hadir ke tempat kerja dan meyelesaikan

pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditentukan, karyawan merasa

tertantang saat bekerja sama dengan tim kerja yang baru,

karyawan selalu berusaha keras dalam bekerja agar dapat

(58)

mengembangkan potensi yang ada pada dirinya untuk lebih maju

setelah beberapa tahun bekerja.

3. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan

sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada

dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam

pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif (Sulistiyono, 2006:82).

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert”

dengan lima kategori penelitian dan bobot dari kemungkinan jawaban

responden:

Tabel III.1 Tabel Skala Likert

Jawaban Skor Jawaban Sangat Setuju 5

Setuju 4

Tidak Ada Pendapat 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Skala likert ini kemudian menskala individu yang

bersangkutan dengan menambah bobot jawaban yang dipilih. Nilai

rata-rata dari masing-masing responden dapat dikelompokkan

kedalam kelas interval. Ukuran interval digunakan untuk

memberikan informasi tentang interval satu orang objek dengan

Gambar

Tabel Skala Likert .....................................................................................
Gambar  Judul
Gambar II.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Tabel III.2 Tabel Skala Data
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ber PAN/INSU Administra paket pek dengan d pelelangan. Bag waktu san

melalui pengembangan dapat memperkenalkan produk baru pengembangan berbasis dan mempengaruhi tingkat penjualan dan pendapatan desa Sidoharjo.karena itu untuk

1) Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 4. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler

RINCIAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN

Penulis berharap hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai pelengkap dari output IRMS di Bidang Bina Marga Provinsi D.I.Y3. Di mana pada output IRMS ini belum

[r]

Peker jaan : Pembangunan Sumur Bor Pr oduksi Desa Tapir Kecamatan Seteluk. PEM ENANG

Sarana pendukung yang dibutuhkan antara lain perangkat keras, yaitu kebutuhan perangkat keras komputer dalam pengolahan data, kemudian perangkat lunak yaitu untuk