• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANSUR 04.03.18.207

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "MANSUR 04.03.18.207"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

RANCANGAN PENYULUHAN TENTANG PEMBUATAN FERMENTASI LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG

PADA KELOMPOK TERNAK SOPO KAROA DI DESA BOAK KECAMATAN UNTER IWES KABUPATEN SUMBAWA

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

MANSUR 04.03.18.207

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2022

(2)

TUGAS AKHIR

RANCANGAN PENYULUHAN TENTANG PEMBUATAN FERMENTASI LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN SAPI POTONG

PADA KELOMPOK TERNAK SOPO KAROA DI DESA BOAK KECAMATAN UNTER IWES KABUPATEN SUMBAWA

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Diajukan sebagai syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan (S.Tr)

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PETERNAKAN DAN KESEJAHTERAAN HEWAN

MANSUR 04.03.18.207

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MALANG BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

KEMENTERIAN PERTANIAN 2022

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)

iii RINGKASAN

Mansur, NIRM. 04.03.18.207. Rancangan Penyuluhan Tentang Pembuatan Fermentasi Limbah Jagung Sebagai Pakan Sapi Potong Pada Kelompok Ternak Sopo Karoa Di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat. Pembimbing: drh. Isyunani, M. Agr Dan Drs.

Ach. Syamsuddin, MM. Dr. Riyanto, SST,. S. Pt, MP.

Pakan adalah kebutuhan mutlak yang harus diperhatikan dalam pemeliharaan ternak ruminansia yaitu sapi, kerbau, kambing dan domba. Namun kertersedian pakan selalu menjadi kendala terutama di saat musim kemarau, pakan merupakan hijauan yang sulit didapatkan, yang ada sisa – sisa tanaman berupa jerami. Salah satu diantaranya adalah sisa jerami jagung yang menjadi potensi besar sebagai sumber pakan,hanya saja kualitas yang rendah. Untuk meningkatkan kualitas dan manfaat jerami jagung maka diperlukan teknologi yang muda dan sederhana yang dilakukan oleh petani untuk meningkatkan kualitas jerami jagung dengan teknologi fermentasi. Fermentasi adalah cara perbaikan mutu pakan melalui pemberian MOL bonggol pisang. Tujuan pelaksanaan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1). Bagaimana pembuatan fermentasi limbah jagung sebagai pakan sapi potong menggunakan biostarter EM4 dan MOL bonggol pisang 2). Bagaimana menyusun rancangan penyuluhan pembuatan fermentasi limbah jagung sebagai pakan sapi potong pada Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Sumbawa Nusa Tenggara Barat? 3). Bagaimana analisis rancangan penyuluhan pembuatan fermentasi limbah jagung sebagai pakan sapi potong pada Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Sumbawa Nusa Tenggara Barat?

Pelaksanaan kajian dilakukan di Desa Boak, Kecamatan Unter Iwes, Kabupaten Sumbawa. Dengan waktu kajian Februari – April 2022. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif, anggota Kelompok ternak Sopo Karoa sebanyak 20 orang sebagai responden. Cara pembuatan fermentasi limbah jagung sebagai pakan sapi potong di Kelompok Ternak Sopo Karoa Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa adalah sebagai berikut. Limbah Jerami Jagung kering yang terdiri dari batang, daun, tongkol dan kulit jagung kemudian di cacah, di larutkan MOL bonggol pisang, gula merah, urea ke dalam air, dipercikkan larutan hingga semua jerami merata, masukan ke dalam drum dan ditutup rapat dengan baik hingga proses fermentasi berlangsung sampai 21 Hari. Indikator fermentasi yang baik ditandai dengan warna cokelat kekuningan, Bau keaasaman, dan tekstur yang halus.

Hasil penelitian Rancangan Penyuluhan Tentang Pembuatan Fermentasi Limbah Jagung Sebagai Pakan Sapi Potong Pada Kelompok Ternak Sopo Karoa Di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes tingkat pengetahuan 82% kategori mengevaluasi dan tingkat keterampilan 71% kategori mengartikulasi. Materi yang telah diberikan pada sasaran, serta media, dan metode yang telah ditetapkan berdasarkan matrik penetapan media, dan metode penyuluhan.

(9)

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, Karena atas limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Rancangan Penyuluhan Tentang Pembuatan Pakan Fermentasi Limbah Jagung Sebagai Pakan Sapi Potong pada Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat”.

Laporan Tugas akhir ini disusun sebagai syarat untuk melaksanakan kegiatan kajian tugas akhir. Dalam penyusunannya tidak terlepas dengan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :

1. Dr. Setya Budhi Udrayana, S.Pt. M.Si, selaku Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian Malang.

2. Dr. Wahyu Windari, S.Pt, M.Sc selaku Ketua Jurusan Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan Politeknik Pembangunan Pertanian Malang.

3. Dr. Sad Likah, S.Pt, MP, selaku Ketua Program Studi Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan Politeknik Pembangunan Pertanian Malang.

4. drh. Isyunani, M.Agr, selaku Dosen Pembimbing I dan penguji I.

5. Drs. Ach. Syamsuddin, MM selaku Dosen Pembimbing II dan penguji II.

6. Dr. Riyanto, SST,. S.Pt, MP selaku Dosen Penguji III.

7. Mastika, S.Pt Selaku Penyuluhan Pertanian Lapangan Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat.

8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan tugas akhir ini dapat selesai sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, isi maupun tata penulisan. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman, oleh sebab itu Penulis sangat berharap masukan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan.

(10)

vii DAFTAR ISI

HALAM AN PERUNTUKAN ...ix

PERNYATAAN ORISINALITAS ...ix

RINGKASAN ...ix

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ixv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... v

KAT A PENGANTAR ... vi

DAFT AR TABEL ...ix

DAFT AR GAMBAR...x

DAFT AR LAMPIRAN ...xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah ...3

1.3 Tujuan...8

1.4 Manfaat ...4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...5

2.1 Penelitian Terdahulu ...5

2.2 Aspek Teknis ...7

2.2.1 Sapi Potong ...7

2.2.2 Pakan Sapi Potong...9

2.2.3 Pakan Fermentasi Limbah Jagung ...11

2.3 Aspek Penyuluhan ...16

2.3.1 Penyuluhan Pertanian ...16

2.3.2 Rancangan Penyuluhan Pertanian ...16

2.3.3 Sasaran Penyuluhan Pertanian ...17

2.3.4 Materi Penyuluhan Pertanian ...17

2.3.5 Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian...18

2.3.6 Media Penyuluhan Pertanian ...19

2.3.7 Evaluasi Penyuluhan Pertanian ...19

2.4 Kerangka Pikir ...23

BAB III METODE PELAKSANAAN ...24

3.1 Lokasi dan Waktu...24

3.2 Metode Pelaksanaan ...24

3.2.1 Identifikasi Potensi Wilayah ...24

3.2.2 Pemantapan Materi ...25

3.2.3 Penyusunan Rancangan Penyuluhan ...30

3.2.4 Implementasi Rancangan Penyuluhan...36

3.3 Pengumpulan Data Primer dan Sekunder ...37

(11)

viii

3.4 Pengolahan dan Analisis Data ...37

3.5 Motode Analsis Pengetahuan dan Keterampilan ...38

3.6 Analisis Rancangan Penyuluhan ...41

3.7 Definisi Operasional ...41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...53

4.1 Hasil Kajian ...53

4.1.1 Pembuatan MOL Bonggol Pisang ...53

4.1.2 Fermentasi Limbah Jagung MOL Bonggol Pisang ...54

4.1.3 Fermentasi limbah jagung Biostarter EM4 Peternakan 55 4.1.4 Harga Alat dan Bahan ...55

4.1.5 Analisis Ekonomi Fermentasi ...56

4.1.6 Penyimpan Pakan Fermentasi Limbah Jagung ...56

4.1.7 Indikator Fermentasi limbah Jagung yang Baik ...57

BAB V PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI...58

5.1 Rancangan Penyuluhan...58

5.1.1 Sasaran Penyuluhan ...58

5.1.2 Materi Penyuluhan ...58

5.1.3 Metode Penyuluhan ...59

5.1.4 Media Penyuluhan ...59

5.1.5 Penentuan Evaluasi Penyuluhan ...60

5.2 Implementasi Penyuluhan ...60

5.2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ...60

5.2.2 Persiapan Penyuluhan...61

5.2.3 Pelaksanaan Penyuluhan ...61

BAB VI PEMBAHASAN...62

6.1 Gambaran Umum Wilayah Desa ...62

6.1.1 Kondisi Geografis...62

6.1.2 Kondisi Agroekosistem ...63

6.1.3 Potensi Desa...64

6.1.4 Profil Sasaran ...65

6.2 Hasil Fermentasi Limbah Jagung MOL Bonggol Pisang ...66

6.2.3 Evaluasi Penyuluhan ...66

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN...60

7.1 Kesimpulan...60

7.2 Saran ...61

DAFTAR PUSTAKA ...62

LAMPIRAN ...65

(12)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kandungan Nilai Gizi Jerami Jagung ...18

Tabel 2. Kandungan Limbah Tanaman Jagung ... 19

Tabel 3. Kandungan Nutrizi Jerami Jagung Pada Berbagai Umur Panen ... 20

Tabel 4. Kandungan Nutrizi Limbah Jagung ...20

Tabel 5. Uji Kualitas Fisik...20

Tabel 6. Pengumpulan Data ...37

Tabel 7. Skor Pengetahuan ...39

Tabel 8. Skor Keterampilan ...39

Tabel 9. Alat dan Bahan ...45

Tabel 10. Cara Pembuatan ...45

Tabel 11. Fermentasi Limbah Jagung ...46

Tabel 12. Harga Alat dan Bahan... .46

Tabel 13. Luas Lahan ...55

Tabel 14. Data Jumlah Ternak...55

Tabel 15. Populasi Ternak ...56

Tabel 16. Krakteristik Sasaran...56

Tabel 17. Tabulasi Data Analisis Pengetahuan ...58

Tabel 18. Tabulasi Data Analisis Keterampilan...59

(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Peta Wilayah Kajian...64 Gambar 2. Bahan dan Alat ...91 Gambar 3. Dokumentasi Kegiatan...92

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Wilayah Kajian...65

Lampiran 2. Kuesioner ...66

Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Kuesioner Pengetahuan... 70

Lampiran 4. Matriks Penetuan Materi... 72

Lampiran 5. Penetapan Media... 74

Lampiran 6. Karakteristik Sasaran... 75

Lampiran 7. Penetapan Metode Penyuluhan Pertanian ...76

Lampiran 8. Lembar Persiapan Penyuluhan ...77

Lampiran 9. Hasil Uji Organoleptik Biostarter EM4 ...78

Lampiran 10. Hasil Uji Organoleptik Mol Bonggol Pisang...79

Lampiran 11. Media Penyuluhan ...80

Lampiran 12. Berita Acara Penyuluhan ...81

Lampiran 13. Sinopsis Penyuluhan ...82

Lampiran 14. Daftar Hadir Penyuluhan ...83

Lampiran 15. Uji Validitas dan Reliabilitas Aspek Pengetahuan ...85

Lampiran 16. Uji Validitas dan Reliabilitas Aspek Keterampilan...86

Lampiran 17. Data Ternak dan Luas Lahan Desa Boak ...87

Lampiran 18. Validitas dan Rebilitas ...88

Lampiran 19. Kegiatan Penyuluhan ...92

(15)
(16)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sapi Potong merupakan salah satu ternak yang dipelihara dengan tujuan utama sebagai penghasil daging. Sapi potong yang terdapat di desa Boak Kcamatan Unter Iwes sebanyak 2,352 ekor. Sapi potong mempunyai ciri - ciri tubuh besar, kualitas dagingnya maksimum, laju pertumbuhan cepat, dan mudah dipasarkan (Pawere 2012). Menurut BPTP Sumatra Barat, 2016 pakan ternak sapi terbagi menjadi pakan utama yaitu : Hijauan dan pakan penguat (konsentrat) dan pakan tambahan (Feed Suplement). Hijauan merupakan pakan utama ternak sapi penggemukkan berupa rumput unggul, rumput lapangan dan sebagian jenis leguminosa. Konsentrat adalah campuran dari beberapa bahan pakan untuk melengkapi pakan ternak. Pakan Tambahan (Feed Suplement) adalah sebagai pakan tambahan yang berguna untuk

merangsang pertumbuhan, dan melengkapi ransum pakan ternak.

Limbah Jagung yang dihasilkan diantaranya adalah jerami, Batang, klobot, dan tongkol jagung dengan luas tanaman jagung 2,689 Ha yang terdapat di Desa Boak. Limbah jagung biasanya tidak dipergunakan lagi atau nilai ekonominya sangat rendah. Jerami jagung/brangkasan adalah bagian batang dan daun jagung yang telah dibiarkan mengering di ladang dan dipanen ketika tongkol jagung dipetik (Anggraeny 2018).

Produksi bahan kering (BK) jerami jagung bervariasi antara 2,19 t/ha/panen sampai dengan 3,2 t/ha/panen. Dari data produksi BK dan dengan asumsi 1 unit ternak (UT) membutuhkan BK sebanyak 1.825 kg/UT/tahun, maka mampu menampung 1,2 - 1,62 UT/ha/panen.

(17)

Kendala utama dari pemanfaatan jerami jagung adalah kandungan serat kasar tinggi, dan protein serta kecernaan yang rendah. Selain itu, ketersediaan limbah jagung tidak dapat diperoleh setiap hari. Limbah jagung akan melimpah pada musim panen, Jerami jagung yang telah lama dipanen akan mengalami penurunan kualitas. Untuk itu, perlu adanya upaya dalam peningkatan kualitas limbah jagung dengan melakukan pengolahan agar pemanfaatan limbah jagung dapat dimaksimalkan. Fermentasi adalah upaya dalam peningkatan kualitas bahan pakan ternak. Secara biokimia, fermentasi merupakan pembentukan energi melalui senyawa organik. Proses fermentasi terjadi jika ada kontak antara mikroorganisme penyebab fermentasi dengan subtrat organik yang sesuai. Bonggol pisang mengandung karbohidrat (66%), protein, air, dan mineral-mineral penting bonggol pisang mempunyai kandungan pati 45,4% dan kadar protein 4,35%.

Kelompok Tani Sopo Karoa merupakan salah satu Kelompok yang mengembangan ternak dengan jumlah 20 orang . Pada musim kemarau persediaan hijauan pakan ternak sangat minim sehingga untuk memenuhi kebutuhan pakan ternak yaitu dengan cara memanfaatkan potensi limbah pertanian terutama pada limbah Jerami Jagung Untuk Pakan Sapi Potong di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa. Menurut Sariubang (2017) bahwa potensi jerami jagung per hektar rata-rata 2,19 – 3,2 ton kering panen. Konsumsi sapi 6,009 - 6,444 kg/ekor/ hari untuk mendapatkan pertambahan bobot badan harian (PBBH) 0,309 - 0,391 kg/ekor/hari.

Pengolahan pakan untuk mengubah pakan tunggal atau campuran menjadi bahan pakan baru. Bahan pakan yang dihasilkan dari proses pengolahan dapat meningkatan kualitas pakan. Ada empat cara

(18)

pengolahan bahan pakan yaitu dengan secara mekanik, fisik, kimiawi, dan biologis Menurut Suryadi (2016) Pengolahan bahan pakan dapat meningkatkan dan mempertahankan kualitas bahan pakan. Dengan adanya permasalahan dan potensi yang terdapat di atas dapat menanggani dengan melakukan kajian mengenai Pembuatan Pakan Fermentasi Limbah Jagung untuk Pakan Sapi Potong pada Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa Baok Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa Provinsi NTB.

Dimana hasil terbaik dari kajian tersebut akan disampaikan pada peternak untuk diterapkan dalam pemeliharaan sapi Bali potong.

Pembuatan Fermentasi Limbah Jagung Untuk Pakan Sapi Potong pada Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa Baok Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa Provinsi NusaTenggara Barat.

1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana pembuatan fermentasi limbah jagung sebagai pakan sapi potong menggunakan biostarter EM4 dan MOL bonggol pisang ?

2) Bagaimana menyusun rancangan penyuluhan pembuatan fermentasi limbah jagung sebagai pakan sapi potong pada Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Sumbawa Nusa Tenggara Barat?

3) Bagaimana analisis rancangan penyuluhan pembuatan fermentasi limbah jagung sebagai pakan sapi potong pada Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Sumbawa Nusa Tenggara Barat?

(19)

1.3 Tujuan

1) Dapat membuat pakan fermentasi limbah jagung dengan menggunakan Biostarter EM4 dan MOL bonggol pisang.

2) Dapat menyusun rancangan penyuluhan pembuatan pakan fermentasi limbah jagung pada Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Sumbawa NusaTenggara Barat.

3) Dapat menganalisis rancangan penyuluhan pembuatan pakan fermentasi limbah jagung pada Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Sumbawa Nusa Tenggara Barat.

1.4 Manfaat

1) Bagi Kelompok Ternak Sopo Karoa dapat membuat fermentasi limbah jagung sebagai pakan sapi potong dengan menggunakan Biostarter EM4 dan MOL bonggol pisang.

2) Bagi Penyuluh dapat sebagai informasi.

3) Bagi Masyarakat khusunya Peternakan sebagai informasi dalam pembuatan fermentasi limbah jagung menggunakan Biostartrer EM4 dan MOL bonggol pisang.

(20)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian Christanto (2014) Mengetahui Kecernaan Serat Kasar dan BETN Ransum Komplit pada Sapi PO dengan menggunakan Tebon Jagung, Rumput Raja dan Konsentrat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan 14 ekor sapi PO berumur 1,5 – 2 tahun, dengan bobot badan 180 kg – 250 kg. Menggunakan analisis Uji T (keragaman yang tidak sama) terdiri dari 2 perlakuan dengan 7 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah : Ra = tebon jagung 50% + konsentrat 50% dan Rb = 25% tebon jagung + 25% rumput raja + 50%

konsentrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi serat kasar berbeda tidak nyata (P>0,05) antara perlakuan Ra dan perlakuan Rb, kecernaan serat kasar perlakuan Rb sangat nyata (P<0,01) lebih tinggi dibanding perlakuan Ra.

Konsumsi dan Kecernaan BETN perlakuan Rb nyata (P<0,05) lebih tinggi dibanding perlakuan Ra.Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian ransum komplit berbasis tebon jagung dan rumput raja (Pennisetum purpupoides) pada sapi PO dengan komposisi 50% konsentrat, 25% tebon jagung dan 25% rumput raja meningkatkan konsumsi BETN, kecernaan serat kasar dan kecernaan BETN.

Penelitian Kusumaningrum (2018) “Pengaruh Silase Sinambung Jerami Jagung Terhadap Fermentasi Dalam Cairan Rumen Secara In Vitro” Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh penggunaan silase sinambung jerami jagung terhadap, nilai pH, volatile fatty acid (VFA), amonia (NH3), produksi gas total dan produksi biomassa mikroba sebagai pakan ternak ruminansia secara in vitro. Rancangan percobaan dalam penelitian ini yaitu Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial 3x6 dengan 3 ulangan. Faktor pertama dalam rancangan penelitian ini adalah pakan perlakuan yaitu pakan kontrol (P1), jerami jagung (P2) dan silase sinambung jerami jagung (P3) dan faktor kedua adalah waktu inkubasi

(21)

selama fermentasi in vitro yaitu 0, 2, 4, 6, 12 dan 24 jam (T1, T2, T3, T4, T5 dan T6). Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik pakan perlakuan maupun waktu inkubasi tidak memberikan pengaruh yang nyata (p>0,05) terhadap nilai pH, VFA, NH3, produksi gas total dan produksi biomassa mikroba serta tidak terdapat interaksi antara perlakuan pakan dengan waktu inkubasi.

Penelitian Khasanah (2018) “Pemanfaatan MOL (Mikroorganisme Lokal) Sebagai Substitusi Biostarter EM4 Untuk Meningkatkan Kualitas Nutrisi Pakan Fermentasi Berbasis Tongkol dan Tumpi Jagung”. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk manganalisis pengaruh MOL untuk meningkatkan mutu pakan berbasis tongkol dan tumpi jagung. Bahan yang digunakan untuk pakan adalah tongkol dan tumpi jagung, jerami kacang tanah, dedak padi, urea, premix dan molases.

Proses fermentasi menggunakna metode SSF (Solid state fermentation) selama 21 hari dengan perlakuan P0: kontrol (EM 4); P1: MOL Rumen sapi; P2: MOL bonggol pisang; P3: MOL bambu; P4: MOL daun Gamal. Pakan hasil fermentasi dianalisis kualitas nutrisinya mengggunakan analisis proksimat. Hasil penelitian menunjukkan kandungan serat kasar konsentrat fermentasi dari yang terendah, yaitu P2 (17,52%), P4 (18,30%), P0 (18,70%), P1 (20,05%), dan P3 (20,65%).

Secara berturut-turut protein kasar dari yang tertinggi, yaitu P3 (4,01%), P4 (3,80%), P1 (3,83%), P0 (3,71%).

Penelitian Oktavia (2020). “Pengaruh Lama Proses Fermentasi Tepung Tongkol Jagung Menggunakan EM4 Terhadap Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik dan Protein Kasar”.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi tepung tongkol jagung terhadap kandungan bahan kering, bahan organik dan protein. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap kandungan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar dengan level pemberian yang terbaik adalah pada P1. Hasil Uji Jarak Berganda Duncan’s

(22)

menunjukkan bahwanilai kandungan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar pada perlakuan P0-P1, P0-P2, P0-P3, P1-P2, P1-P3, P2-P3 berbeda sangat nyata (P<0,01). Disimpulkan bahwa kandungan pada minggu pertama penggunaan tepung tongkol jagung difermentasi EM4 meningkatkan kandungan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar.

Yustisiana (2020) “Pengaruh Waktu Fermentasi Menggunakan Effective Microorganisms-4 (Em-4) Terhadap Kualitas Silase Tanaman Jagung Sebagai Pakan Ternak”. Melakukan penelitian secara langsung dan organoleptic dengan 3 parameter yang amati yaitu dari segi bau, warna, dan pH.Sedangkan pada uji proksimat yang di uji antara lain kadar air dan kadar abu.Proses fermentasi tanaman jagung dengan waktu fermentasi yang berbeda yaitu selama 14 hari, 21 hari, 28 hari dan 35 hari. Data kualitas silase secara proksimat yang dianalisis menggunakan uji one way anova dengan SPSS 24. Dari hasil penelitian pengaruh waktu fermentasi menggunakan effective microorganisms - 4(em-4) terhadap kualitas silase tanaman jagung sebagai pakan ternak menunjukkan Silase yang dibuat dengan penambahan Effective Microorganisms 4 mengalami adanya kenaikan kandungan protein tertinggi, Serat yang tinggi dan Lemak yang tinggi. Karakteristik silase yang diperoleh yaitu berwarna hijau kekuningan (alami) berbau segar-harum, tekstur padat, utuh,halus, tidak menggumpal dan tidak berlendir.

2.2. Aspek Teknis 2.2.1 Sapi Potong

Populasi sapi yang terdapat di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Sumbawa Nusa Tenggara Barat, adalah 2,352 ekor( UPT Prokeswan Unter Iwes 2022). Bangsa (breed) sapi adalah sekumpulan ternak yaitu memiliki karakteristik tertentu yang sama. Sapi Potong merupakan salah satu sumber daya penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi tinggi, menghasilkan berbagai macam

(23)

kebutuhan, terutama dalam sebagai bahan makanan berupa daging selain itu seperti pupuk kandang,kulit, dan tulang (Hajirin, 2017).

A. Pemilihan Bibit

Pemilihan bibit sapi potong yang baik perlunya beberapa hal, antara lain : Bangsa dan Sifat Genetik Beberapa jenis bangsa sapi potong yaitu : Ongole, Peranakan Ongole, Brahman, Limousine, Simmental, Angus, Brangus, Bali, Madura, Chorolais dan Santa Gertrudis.

berikut adalah tips dalam memilih bibit sapi potong adalah :

1. Memperhatikan proporsi badan bibit mulai dari samping, depan, belakang, dan seluruh badannya

2. Pilih bibit dengan kepala yang terlihat besar namun bisa seimbang dengan tubuhnya

3. Sebaiknya pilih bibit sapi yang lehernya kuat, besar, tebal serta bergelambir 4. Sebaiknya memilih sapi yang punggungnya lurus sejajar serta tidak bengkok atau melengkung,Mulut sapi tersebut terlihat datar

5. Sebaiknya pilih sapi yang tulang rusuknya tidak melengkung kedalam karena itu artinya sapi akan terlihat seperti kurang barisi

6. Memastikan bahwa sapi jantan yang akan dipilih memiliki 2 testis 7. Kaki terlihat normal, tidak cacat dan tidak pincang

B. Kandang yang baik untuk sapi potong

Beberapa persyaratan kandang sapi potong antara lain dari segi teknis, ekonomis, kesehatan kandang (ventilasi kandang, pembuangan kotoran), efisiensi pengelolaan dan kesehatan lingkungan sekitarnya Fungsi kandang : 1. Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrim (panas, hujan dan angin)

2. Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit.

3. Menjaga keamanan ternak dari pencurian.

(24)

4. Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan, minum, pengelolaaan kotoran/limbah dan perkawinan.

5. Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

C. Kesehatan Ternak Sapi

Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha pengemukan. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk menjaga kesehatan sapi adalah : Menjaga kebersihan sapi, dan kandangnya.

Pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit. Vaksinasi untuk bakalan.

D. Pemberian Pakan

Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu kesehatannya. Menurut (Andang, 2019). Pakan merupakan aspek yang penting karena 70% dari total biaya produksi adalah untuk pakan. Pakan merupakan sumber energi yang utama dalam pertumbuhan dan pembangkit tenaga bagi ternak. Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang ditimbulkan dan makin besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging. Jenis – jenis pakan ,Hijauan Segar ,Rumput- rumputan,kacang – kacangan, Daun- Dauanan,Jerami dan Hijauan Kering dan Konsentrat.

2. 2. 2 Pakan Sapi Potong

Pakan adalah makanan atau asupan yang diberikan kepada hewan ternak peliharaan. Pakan merupakan sumber energi bagi pertumbuhan dan kehidupan makhluk hidup. Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein, Pakan yang berkualitas adalah pakan mengandung protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang. (Andang, 2019). Menurut Umiyasih dan Anggraeny (2005), produksi bahan kering (BK) jerami jagung bervariasi 2,19 –

(25)

3,2 t/ha/panen. Dari data produksi BK dan asumsi 1 unit ternak (UT) membutuhkan BK sebanyak 1.825 kg/UT/tahun, maka mampu menampung 1,2 – 1,62 UT/ha/panen. Jika luas panenjagung 3.121 ha/panen maka dapat diasumsikan menampung3.745 – 5.056 UT/panen.

A. Pakan Hijaun

Pakan hijauan yaitu semua jenis bahan makanan yang berasal dari tanaman seperti rumput, leguminosa dan limbah pertanian lainnya. Tersedianya hijauan pakan sangat penting dalam usaha peningkatan produksi peternakan, khususnya untuk ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba.

Hijauan makanan ternak adalah semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam bentuk daun – daunan yang dapat dimakan oleh ternak yaitu rumput-rumputan (graminae), leguminosa dan hijauan dari tumbuhan lain seperti daun nangka dan waru.

B. Konsumsi Pakan

Tingkat konsumsi adalah jumlah pakan yang dikonsumsi oleh ternak, bila pakan tersebut diberi secara ad libitum. Kesehatan ternak juga sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan. Ternak yang sakit, walaupun gejala penyakitnya belum jelas, nafsu makannya turun atau cenderung malas berjalan ketempat pakan maupun minum. Suhu lingkungan lebih tinggi nafsu makannya akan menurun dan konsumsi air minum meningkat. Akibatnya, otot –otot daging lambat membesar dan daya tahan tubuh pun menurun (Hardjosworo 2000).

C. Konversi Pakan

Konversi pakan adalah perbandingan jumlah yang dikonsumsi pada waktu tertentu dalam produksi yang dihasilkan (pertambahan bobot badan) dalam kurun waktu yang sama. Konversi pakan adalah indikator teknis yang dapat menggambarkan tingkat efisiensi penggunaan pakan. Konversi pakan khususnya pada ternak ruminansia dipengaruhi oleh kualitas pakan, besarnya pertambahan

(26)

bobot badan dan nilai kecernaan. Dengan memberikan kualitas pakan yang baik, ternak akan tumbuh lebih cepat dan lebih baik konversi pakannya. Faktor yang mempengaruhi konversi pakan adalah lingkungan (suhu, penyakit, pakan dan minuman), kemampuan genetik, nilai gizi dan tingkat energi pakan. Konversi pakan diukur dari jumlah bahan kering yang dikonsumsi dibagi dengan unit pertambahan bobot badan persatuan waktu (Erlangga, 2013).

2. 2. 3 Pakan Fermentasi Limbah Jagung A. Limbah Jagung

Luas tanaman jagung yang terdapat di di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Sumbawa 2,689 Ha. Menurut sariubang 2007 potensi limbah jagung perhekter rata rata 2,19 – 3,2 ton kering panen. Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pakan utama yang sangat penting dalam industri peternakan karena hampir keseluruhan bagian tanaman jagung dapat dimanfaatkan. Sampai saat ini tanaman jagung banyak digunakan di dalam bidang peternakan sebagai pakan unggas sedangkan limbahnya sebagai pakan ruminansia. Akan tetapi karena limbah jagung tersusun atas selulosa, hemiselulosa dan lignin, maka jerami jagung selain dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak juga memiliki potensi untuk pembuatan bioetanol Johnson. Setelah limbah jagung difermentasi untuk menghasilkan etanol, 70% residu adalah bentuk lignin yang mengalami dekomposisi secara perlahan sehingga dapat dimanfaatkan untuk stabilisasi struktur tanah (Martin, 2017).

Limbah jerami jagung dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti industri pembuatan bioetanol, bidang pertanian berupa stabilisasi struktur tanah dan pembuatan pakan ternak ruminansia. Komposisi Kimia Jerami Jagung menurut (Liang, 2015) limbah jagung dapat diklasifikasikan ke dalam biomassa lignoselulosa yang secara umum terdapat dinding sel tanaman berserat dan tersusun dari selulosa, hemiselulosa, dan lignin. limbah jagung memiliki

(27)

kandungan selulosa dan lignin yang tinggi, protein kasar, fosfor (P), kalium (K) beberapa mikro mineral. Jerami jagung juga mengandung karotenoid meskipun dalam jumlah yang rendah (70-80mg/kg). Hasil penelitian yang dilakukan oleh BPTP Sumatera Barat 2017, jerami jagung mengandung serat kasar 33,58%, lemak kasar 1,25% dan abu 7,28%. Menurut Preston (2006), jerami jagung mengandung ADF 29%, NDF 48%, protein kasar (PK) 9%, abu 7%, Ca 0,5% dan P 0,25%. Sedangkan hasil penelitian analisa proksimat jerami jagung oleh Amuda et al. (2017) menunjukkan kandungan ADF 58,5%, NDF 69,3%, PK 8,4%

dan abu 7,1%.

B. Tebon jagung

Tebon jagung yaitu seluruh tanaman jagung termasuk batang, daun dan buah jagung muda yang umumnya dipanen pada umur tanaman 45 – 65 hari (Soeharsono dan Sudaryanto, 2006). Petani jagung bekerja sama dengan peternak besar; petani hanya menanam jagung sebagai hijauan dan pada umur tertentu seluruh tanaman jagung dipangkas dan dicacah untuk diberikan langsung ke ternak atau dimasukkan ke dalam tempat tertutup untuk dibuat silase.

C. Jerami jagung/brangkasan

Jerami jagung adalah bagian batang dan daun jagung yang telah dibiarkan mengering di ladang dan dipanen ketika tongkol jagung dipetik. Jerami jagung seperti ini banyak diperoleh di daerah sentra tanaman jagung yang ditujukan untuk menghasilkan jagung bibit atau jagung untuk keperluan industri pakan;

bukan untuk dikonsumsi sebagai sayur (Anwar,2016).

D. Tongkol jagung/janggel

Tongkol jagung adalah limbah yang diperoleh ketika biji jagung dirontokkan dari buahnya. Akan diperoleh jagung pipilan sebagai produk utamanya dan sisa buah yang disebut tongkol atau janggel (Novianty, 2014).

(28)

E. Tumpi

Tumpi adalah hasil samping yang dihasilkan pada saat pemipilan/perontokan biji jagung selain tongkol dan merupakan bagian pangkal dari biji jagung,tumpi bersifat kamba (Novianty, 2014).

Tabel 1. Kandungan nilai gizi jerami jagung.

Uraian

Bahan Kering 60,0b

Protein Kasar 3,3a

Serat Kasar 30,5a

Lemak Kasar 1,06a

TDN 30,0b

Sumber: Sumber: (Jamarun ,1991).

1. Fermentasi

Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Chilton, 2015) mengatakan bahwa pakan fermentasi yaitu proses penambahan mikroorganisme atau enzim pada bahan pakan. Sehingga terjadi perubahan secara biokmiawi yang akan mengakibatkan perubahan secara signifikan pada bahan pakan tersebut. Selain itu fermentasi juga merupakan proses dengan tujuan merubah substrat menjadi produk tertentu seperti yang diharapkan dengan memanfaatkan mirkoba dalam prosesnya.

Prinsip dasar fermentasi adalah mengaktifkan aktivitas mikroba tertentu agar dapat merubah sifat bahan sehingga dihasilkan produk fermentasi yang bermanfaat. Beberapa faktor yang mempengaruhi fermentasi antara lain mikroorganisme, substrat medium, pH, suhu, oksigen, dan aktivitas air (Afrianti, 2013). Selain zat gizi, suhu, air, pH dan oksigen, fermentasi juga dipengaruhi oleh waktu.

A. Fermentasi Biostarter EM4

Merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan untuk pertumbuhan, produksi dan kesehatan Ternak. Pakan fermentasi EM4 ini dapat disimpan dalam jangka lama sehingga bisa dijadikan stok pakan dalam

(29)

jangka waktu yang lama. Pakan fermentasi baik diberikan pada siang dan sore sedangkan pada pagi hari bisa diberikan rumput (Sri utami 2019).

Tabel 2. Kandungan Fermentasi Limbah Jagung.

No Sampel Kadar Proksimat

Air Abu Lemak Serat Kasar

Karbo hidrat

Protein

1. Silase 11,35 6,35 3,43 19,83 27,85 7,78

2. Silase Kontrol

11,40 5,97 2,45 16,49 30,40 6,68 Sumber: Naiola et al (2012).

B. Fermentasi Mol Bonggol Pisang

Fermentasi merupakan suatu cara yang dapat meningkatkan nilai gizi dari pakan yang berkualitas rendah, fungsi fermentasi dapat mengawetkan pakan dan dapat menghilangkan zat anti nutrisi yang terdapat dalam pakan sedangkan Mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan yang terbuat dari sumber daya alam yang terdapat disekitar kita dan mengandung mikroba dapat merombak bahan organik. Selain mudah dan murah, MOL (mikroorganisme lokal) juga dapat menjadi pupuk bagi tanaman karena mengandung unsur hara yang lengkap. Menurut Wulandari dkk. (2019), MOL merupakan sekumpulan mikroorganisme yang bisa dikembangbiakkan dengan menyediakan makanan sebagai sumber enerji yang berfungsi sebagai starter dalam pembuatan kompos. Berikut adalah metode pembuatan MOL menggunakan bonggol pisang sebagai bahan dasarnya. Bahan yang diperlukan antara lain:

1. Bonggol pisang, 1 kg 2. Air cucian beras, 2 liter 3. Gula Merah, 250 Gram

Alat yang dibutuhkan dalam pembuatan MOL bonggol pisang Bak/ember

Tutup/Plastik kresek besar

(30)

Tali karet ban bekas Pisau, Saringan

Cara pembuatan MOL Bonggol Pisang

1. Bonggol pisang dipotong-potong. Jangan diparut/ditumbuk/dicincang.

2. Masukkan ke dalam bak/ember/timba 3. Tambahkan air cucian beras

4. Masukkan gula merah 5. Aduk rata

6. Tutup bak/wadah, simpan ± 7 hari. Setelah ± 7 hari, buku tutup wadah dan disaring, MOL Bonggol Pisang siap digunakan (Sri, 2019).

Manfaat fermentasi limbah jagung 1. Nilai gizi pakan meningkat

2. Beraroma harum, tidak berbau busuk 3. Lebih higienis

4. Bahan mudah didapat dan murah (Erlita, Y, 2017).

Sebagai cadangan pakan tahan lama, praktis dan murah.

Tabel 3. Protein kasar dan nilai kecernaan bahan kering limbah jagung.

Limbah jagung

Kadar Air Proposi Limbah (BK)

Protein Kasar

Kecernaan

BK IN

VITRO

Palatabilitas

%

Batang 70-75 50 3,7 51 Rendah

Daun 20-25 20 7,0 58 Tinggi

Tongkol 50-55 20 2,8 60 Rendah

Kulit Jagung

45-50 10 2,8 68 Tinggi

Sumber: ( Mccu, 2002 ).

Tabel 4.Kandungan nutrizi jerami jagung berbagai umur panen UUmur Panen Bahan Kering Protein Kasar TDN

15-28 Hari 50 18,6 65,2

43-56 Hari 30 6,8 57,1

99-112 Hari 50 5,2 40,1

Sumber: Sumber: (Reksohadiprojo 1994).

(31)

Tabel 5. Uji Kualitas Fisik atau Uji Organoleptik

No Uraian Kualitas

I II III

1. Warna Gelap Cokelat Gelap Cokelat muda

2. Aroma Busuk Sedikit asam Asam segar

3. Tekstur Sangat Kasar Kasar Halus

Sumber: Andayani, 2015.

2. 3 Aspek Penyuluhan 2. 3. 1 Penyuluhan Pertanian

Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K), penyuluhan pertanian adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya.sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Penyuluhan pertanian adalah suatu proses pendidikan non-formal bagi petani atau disebut sebagai orang dewasa yang diharapkan akan terjadi perubahan perilaku dari petani dari aspek pengetahuan, kemauan dan kemampuan petani menjadi lebih baik agar mempunyai kesejahteraan hidup yang berkelanjutan (Harijati dkk, 2016:37) pendapatan dankesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran untuk pelestarian fungsi lingkungan hidup (Undang- Undang SP3K, 2006).

2. 3. 2 Rancangan Penyuluhan Pertanian

Rancangan penyuluhan merupakan suatu bentuk rangkaian kegiatan yang dipilih dalam proses pelaksanaan penyuluhan kepada petani sasaran yang didasarkan pada potensi sumberdaya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki sasaran (Harijati, 2016: 37).

(32)

2. 3. 3 Sasaran Penyuluhan Pertanian

Menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (UU SP3K), ada dua golongan yang berhak dijadikan sasaran dalam kegiatan penyuluhan yang meliputi sasaran utama dan sasaran antara. Sasaran utama yang dimaksud adalah pelaku utama dan pelaku usaha, sedangkan sasaran antara adalah pemangku kepentingan lainnya. Dalam hal ini pemangku kepentingan lainnya dapat berasal dari lembaga pemerhati penyuluhan maupun generasi muda dan tokoh masyarakat. Karakteristik sasaran dalam melakukan penyuluhan dapat dilihat berdasarkan tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap sasaran serta keadaan sosial dan budaya dari sasaran.

Mardikanto, 2009 menyatakan bahwa sasaran penyuluhan pertanian terbagi menjadi dua yaitu: a). Sasaran utama yaitu sasaran penyuluhan pertanian yang secara langsung terlibat dalam pengelolaan dan kegiatan usaha tani b). Sasaran penentu yaitu sasaran yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penentuan kebijakan untuk pembangunan pertanian atau menyediakan segala kemudahan yang diperlukan pelaku utama dalam kegiatan usaha tani.

Tetapi bukan sebagai pelaksana dalam kegiatan berusaha tani. Sasaran penentu yang dimaksudkan adalah pimpinan wilayah, tokoh-tokoh informal, peneliti, ilmuwan, produsen input pertanian, pedagang, dan Lembaga pemasaran lainnya.

2. 3. 4 Materi Penyuluhan Pertanian

Menurut Undang-undang No 16 (2006) tentang SPP3K, materi penyuluhan adalah bahan penyuluhan yang sudah tersusun dan akan disampaikan oleh para penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha dalam berbagai bentuk yang meliputi informasi, teknologi, rekayasa sosial, manajemen, ekonomi, hukum dan kelestarian lingkungan. Materi penyuluhan dibuat berdasarkan apa yang dibutuhkan pelaku utama dan pelaku usaha melalui identifikasi potensi wilayah

(33)

yang telah dilaksanakan dengan memperhatikan manfaat dan kelestarian sumberdaya pertanian, perikanan dan kehutanan. Materi penyuluhan yang baik ditujukan untuk mendorong peningkatan produksi yang juga menyesuaikan dengan isu global seperti mengatasi persoalan iklim dan menekankan pada teknis budidaya petani yang ramah lingkungan. Tujuan tersebut untuk meningkatkan keberhasilan suatu teknologi modem yang lebih mengarah pada kualitas, kuantitas, dan kontinyunitas produk serta berorientasi pada kebutuhan pasar dan profit (Nurfatiyah dkk, 2018).

2. 3. 5 Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian

Metode penyuluhan adalah suatu kegiatan yang dilakukan dalam rangka mempercepat menyampaikan materi penyuluhan dalam dan mempermudah tujuan dari pelaksanaan penyuluhan pertanian agar lebih efektif dan efisien dalam mempercepat proses adopsi inovasi teknologi pertanian (Permentan No.

52 Tahun 2009). Metode penyuluhan pertanian dapat diartikan sebagai cara atau teknik penyampaian materi oleh penyuluh kepada pelaku utama dan pelaku usaha untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraannya serta meningkatkan kelestarian hidup (Pakpahan, 2017).

Menurut (Mardikanto, 2009). Metode penyuluhan dengan metode belajar pendidikan orang dewasa atau andragogi merupakan metode konsep alternatif pengembangan pendidikan luar sekolah yang menekankan pada proses pendewasaan masyarakat dalam konteks luas serta berlangsung dalam bentuk pengarahan diri sendiri untuk memecahkan masalah. Dalam penggunaan metode belajar berasaskan pendidikan orang dewasa yang diterapkan kepada petani yang turut aktif dalam keanggotaan kelompok tani diantaranya meliputi:

a. Pelibatan anggota kelompok dalam penyusunan program belajar b. Pelibatan anggota kelompok dalam penyelesaian masalah Bersama c. Pelibatan anggota kelompok dalam melakukan evaluasi belajar

(34)

d. Penggunaan metode ceramah, dan demonstrasi e. Penggunaan metode aplikasi / plot di lapangan f. Penggunaan metode curah pendapat

g. Penggunaan metode tanya jawab 2. 3. 6 Media Penyuluhan Pertanian

Media penyuluhan merupakan alat atau benda yang diamati, di dengar, diraba atau dirasakan oleh indera manusia yang berfungsi sebagai alat dalam meragakan atau menjelaskan uraian yang disampaikan secara lisan (oleh penyuluh) untuk membantu proses belajar penerima manfaat penyuluhan agar materi penyuluhan lebih mudah diterima dan dipahami oleh penerima manfaat penyuluhan yang bersangkutan (Mardikanto, 2009). Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan media selama pelaksanaan penyuluhan adalah pemilihan media yang efektif dan efisien untuk tujuan perubahan perilaku penerima manfaat, pertimbangan pemilihan media penyuluhan sangat penting, karena, Menurut Mardikanto (2009) media atau alat peraga dalam penyuluhan dibagi menjadi empat, yaitu:

a) Benda serupa seperti: sampel atau contoh model, specimen (awetan) b) Barang cetakan meliputi: pamflet, leaflet, folder, booklet, brosur, poster, baliho, placard, peta singkap, flipchart, foto, gambar.

c) Gambar yang diproyeksikan meliputi: Transparancy, film-slide, movie-film, film- strip, video, CD, dan DVD

d) Lambang grafika meliputi: curva, grafik, diagram, schema, dan peta.

2. 3. 7 Evaluasi Penyuluhan Pertanian

Evaluasi pada dasamya bukan merupakan konsep baru, tetapi sebenarnya merupakan segala sesuatu yang sering dilakukan, baik secara formal maupun non formal. Pelaksanaan evaluasi pada dasarnya telah melibatkan pilihan untuk membuat penilaian dalam mengambil keputusan. Evaluasi sebagai penilaian

(35)

yang sistematis pada suatu program atau kebijakan dengan menggunakan perangkat- perangkat kebijakan. Tujuan evaluasi yaitu untuk membenahi program kegiatan yang sedang berjalan maupun umpan balik untuk perbaikan program yang akan datang sekaligus pengambilan keputusan. Evaluasi dibagi menjadi tiga tujuan yaitu :

(1) tujuan kegiatan (activity objective), tujuan manajerial (managerial objective), tujuan program (program objective) Lebih lanjut Suvendi (2011) menyebutkan bahwa evaluasi terbagi menjadi dua kategori yaitu:

a. Evaluasi Formatif merupakan evaluasi yang dilakukan pada saat pelaksanaan program guna mengidentifikasi kekuatan maupun kelemahan program sehingga dapat diantisipasi dan ditingkatkan kualitas serta efektifitas program yang dilaksanakan

b. Evaluasi Sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan pada akhir pelaksanaan program dengan maksud untuk mengetahui keberhasilan program yang dilaksanakan serta dapat dijadikan penentuan kaberlanjutan program kedepannya.

Evaluasi merupakan bagian dari suatu proses kegiatan yang dijadikan tolok ukur untuk mengetahui keberhasilan suatu program Pendidikan yang berfungsi menyediakan informasi yang dapat bemanfaat bagi decision maker dalam menentukan suatu kebijakan yang diperoleh dari evaluasi yang telah dilaksanakan, tujuan evaluasi adalah memperbaiki program/kegiatan penyuluhan yang sedang berjalan maupun umpan balik untuk perbaikan kegiatan penyuluhan yang akan datang dan pengambilan keputusan.

Tujuan evaluasi penyuluhan diantaranya adalah 1), Mengumpulkan data yang penting untuk mengetahui tingkat adopsi inovasi petani setelah dilakukan penyuluhan. 2), Mengetahui sasaran/tujuan penyuluhan telah tercapai. 3) Mengetahui perubahan-perubahan yang telah terjadi sebagai akibat intervensi

(36)

program/kegiatan penyuluhan 4), Mengetahui kemajuan pelaksanaan kegiatan penyuluhan. 5), Memberikan data/informasi sebagai dasar pertimbangan untuk pengambilan keputusan kepada Sasaran 6), Menilai efisiensi, afektifitas, dan manfaat dari penyuluhan.

Keterampilan (psikomotorik) merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima dari pengalaman belajar tertentu. Psikomotor berhubungan dengan hasil belajar dimana pencapaian melalui keterampilan (skill) Sebagian hasil dari tercapainya kompetensi pengetahuan. Dengan demikian keterampilan sebagai implikasi dari tercapainya kompetensi pengetahuan dari petani. Keterampilan menunjukkan tingkat keahlian seseorang dalam tugas tertentu (Arikunto, 2012).

c. Aspek Pengetahuan

Awaliyah (2020) “Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Peternak Tentang Pemanfaatan Limbah Ternak Sapi Di Kelurahan Nongkosawit Kecamatan Gunungpati Kota Semarang”. Tingkat pengetahuan peternak dalam pemanfaatan limbah kotoran ternak sapi tergolong tinggi dengan rata-rata skor 70,37%. Sikap peternak dalam memanfaatkan limbah ternak sapi termasuk dalam kategori yang tinggi dengan rata-rata sebesar 76,57%, dengan sikap positif lebih tinggi daripada sikap negatif yang menjadi kebiasaan peternak dalam melakukan pemanfaatan limbah kotoran ternak. Pengukuran tingkat pengetahuan peternak dan sikap peternak dituangkan dalam indikator mengetahui, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, sikap positif dan negatif. Teknik analisis data menggunakan deskritif persentase.

d. Aspek Keterampilan

Yendraliza (2020) “Evaluasi Keterampilan Peternak dalam Menerapkan Aspek Teknis Pemeliharaan Sapi Potong di Kecamatan Koto Besar Kabupaten Dharmasraya”. Sistem pembibitan sapi potong yang ada di Kecamatan Koto

(37)

Besar di Kabupaten Dharmasraya masih merupakan jenis peternakan skala kecil dengan sistem pemeliharaan traditional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan aspek teknis sesuai dengan Permentan NO. 46 / Permentan / PK.210 / 8/2015, struktur populasi dan peningkatan alami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yang diperoleh dari 38 peternak dengan 182 sapi Bali. Variabel dalam penelitian ini adalah profil responden, aspek pemuliaan, perumahan, aspek pakan dan struktur populasi pada pemeliharaan ternak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peternak berada dalam usia produktif dengan pendidikan (SDPT) dan pengalaman yang baik (8 tahun). 60,53% peternak tidak pernah menerima pelatihan teknologi peternakan. Aspek teknis pemeliharaan baik untuk aspek pemuliaan 91,45%, dan aspek perumahan 90,06%, sedangkan aspek pemberian makan 50,00%

kategori kurang. Struktur populasi didominasi oleh sapi dengan peningkatan alami (NI) 21,47%.

(38)

2. 4 Kerangka Pikir

IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH

KONDISI

1. Jumlah Sapi Potong di Kecamatan Unter Iwes

sebanyak 2,352 ekor (Data UPT Produksi dan Keswan Kec Unter Iwes Kabupaten Sumbawa NTB (2020).

2. Melimpahnya Lim bah jagung yang belum dimanfaatkan oleh peternak Desa Boak dengan luas tanam jagung 2.192

Ha.danLimbah 2,19 – 3,2 ton / Ha

3. Peternak belum dapat memanfaatkan potensi lokal Jerami Jagung sebagai pakan alternatif fermentasi limbah jagung.

HARAPAN 1. Peternak dapat memanfaatkan

limbah pertanian yaitu jagung sebagi bahan pakan alternatif

2. Peternak mampu dan mau membuat fermentasi limbah jagung sebagai pakan alternatif sapi potong.

PERMSALAHAN

1) Bagaimana membuatan Fermentasi limbah jagung sebagai pakan sapi potong Menggunakan Biostarter EM4 dan MOL bonggol pisang ?

2) Bagaimana Menyusun Rancangan penyuluhan Fermentasi limbah Jagung sebagai Pakan Sapi Potong pada Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Kabupaten S umbawa?

3) Bagaimana Analisis Rancangan Penyuluhan Fermentasi limbah jagungsebagai pakan sapi potong pada kelompok ternak sopo karoa di desa boak kecamatan unter iwes kabupaten sumbawa?

TUJUAN

1) Dapat Membuat Fermentasi limbah Jagung sebagai Pakan Sapi Potong Dengan Menggunakan Biostarter EM4 dan MOL

2) Dapat Menyusun Rancangan Penyuluhan pembuatan Fermentasi limbah Jagung sebagai pakan Sapi Potong pada Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa boak Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa

3) Dapat Mengetahui Analisis Rancangan Penyuluhan pembuatan Fermentasi limbah Jagung sebagai pakan Sapi Potong pada Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa

KAJIAN PENELITIAN

Rancangan Penyuluhan Tentang Pembuatan Fermentasi limbah Jagung sebagai Pakan Sapi Potong pada Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa Boak

Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa Provinsi NTB

RANCANGAN PENYULUHAN

Sasaran Penyuluhan Kelompok ternak sopo karoa 20 orang desa Boak Kec Unter Iwes

Kab SumbawaNTB

Materi Penyuluh Pembuatan Fermentasi Limbah Jagungsebagai Pakan alternatif Sapi Potong pada Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa Boak Kec Unter Iwes Kab Sumbawa NTB.

Metode Ceramah,Diskusi dan Demonstrasi

cara

Media ,Leaflet, dan benda

sesungguhnya

Implementasi

Evaluasi Penyuluhan, Evaluasi Tingkat Pengetahuan dan Keterampilan Peternak

(39)

24 BAB III

METODE PELAKSANAAN 3.1 Lokasi dan Waktu

Lokasi Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) dilaksanakan di Kelompok Ternak Sopo Karoa pada bulan Desember 2021. Lokasi penentuan materi dilakukan di kelompok Ternak Sopo pada bulan Maret 2022, Penyuluhan akan dilaksanakan bulan April 2022 di Kelompok Ternak Sopo Karoa di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa NTB, Peta lokasi wilayah kajian terdapat pada Lampiran 1.

3.2 Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan penyusunan tugas akhir ini diawali dengan kajian metode survey, pengamatan langsung terhadap objek di lapangan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian eksperimental.

Metode penelitian eksperimental bertujuan untuk membandingkan 2 formulasi pakan Fermentasi limbah Jagung yang diberikan kepada ternak Sapi Bali yaitu dengan kualitas fisik pakan fermentasi yang baik (Warna, Bau, dan Tekstur).

1. Perlakuan 1 adalah fermentasi limbah jagung menggunakan Biostarter EM4.

2. Perlakuan 2 adalah fermentasi limbah jagung menggunakan MOL bonggol pisang. Dengan indikator fermentasi yang baik seperti warna cokelat kekuningan, Bau keasaman, dan tekstur yang halus.

3.2.1 Identifikasi Potensi Wilayah

Identifikasi Potensi Wilayah dilaksanakan di Kelompok Ternak Sopo Karoa Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa pada bulan Desember 2021 melalui Tatap Muka secara langsung, wawancara, diskusi dan dokumentasi kegiatan, bertujuan untuk mendapatkan data primer. Sedangkan data sekunder diperoleh dari UPT Produksi dan Kesehatan Hewan Kecamatan Unter Iwes

(40)

Kabupaten Sumbawa yang terlampir di lampiran 7 serta pustaka yang diperoleh dari buku ataupun internet. Hasil identifikasi potensi wilayah kurangan pakan ternak pada musim kemarau / pacekelik di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa. Hal ini disebabkan karena peternak di Desa Boak pada umumnya belum terlalu memanfaatkan limbah pertanian jagung yang potensial tinggi tiap tahun dengan luas lahan tanaman jagung.

3.2.2 Pemantapan Materi

Cara Pembuatan MOL Bonggol Pisang Bahan - Bahan :

- Bonggol pisang, 1 kg - Air cucian beras, 2 liter - Gula Merah, 250 Gram Alat – Alat :

- Bak/ember - Jerigen

- Pisau dan Saringan

Cara pembuatan MOL bonggol pisang : 1. Bonggol pisang dipotong-potong.

2. Masukkan ke dalam bak/jerigen 3. Tambahkan air cucian beras 2 L 4. Masukkan gula merah 250 Gram 5. Aduk rata

6. Tutup bak/jerigen, simpan ± 7 hari. Setelah ± 7 hari, buka tutup wadah dan disaring, MOL bonggol pisang siap digunakan (Sri, 2019).

(41)

b. Cara Membuat Fermentasi limbah Jagung dengan Menggunakan Biostarter EM4.

Alat dan Bahan :

1. Limbah jagung kering 50 kg

2. Urea 0,2 % atau 250 gram per 50 kg /limbah jagung 3. EM4 100 per 50 kg limbah jagung

4. Dedak Padi 3 kg per 50 kg /limbah jagung 4. Air 5 liter

5. Timbangan gantung 1 buah 6. Drum Plastik ( 2 Buah)

7. Terpal plastik ukuran 4m x 5m, 1 lembar 8. Ember kapasitas 10 liter, 1 buah

Langkah - Langkah Pembuatan Pakan Fermentasi limbah Jagung sebagai pakan sapi potong menggunakan Biostarter EM4:

1. Persiapkan Limbah Jagung kering lapang yang terdiri dari batang, daun, tongkol dan kulit jagung.

2. Jerami jagung ukuran 10 – 12 cm sebanyak 50 kg.

3. Urea 250 gram dan 100 Ml kemudian dilarutkan ke dalam 5 liter air.

4. Tamburkan dedak kemudian dipercikkan larutan urea dan EM4 secara merata, hingga semua jerami cukup lembab.

5. Masukkan jerami ke dalam Drum dan ditutup rapat dengan baik hingga proses amoniasi berlangsung sampai 21 Hari.

6. Setelah proses amoniasi maka jerami dikeluarkan dari dalam drum dan hamparkan diatas terpal plastik untuk di angin-anginkan selama 6 jam agar bau amonia berkurang (Andayani, 2015 ).

(42)

c. Cara Membuat Fermentasi limbah Jagung sebagai pakan sapi potong dengan Menggunakan MOL Bonggol Pisang

Alat dan Bahan :

1. Limbah jagung kering 50 kg

2. Urea 0,2 % atau 250 gram per 50 kg /limbah jagung 3. Mol 10 % atau 10 gr per 50 kg limbah jagung

4. Dedak Padi 3 kg per 50 kg / limbah jagung 4. Air 5 liter

5. Timbangan gantung 1 buah 6. Drum plastik ( 2 Buah)

7. Terpal plastik ukuran 4m x 5m, 1 lembar 8. Ember kapasitas 10 liter, 1 buah

Langkah - Langkah Pembuatan Pakan Fermentasi limbah Jagung Menggunakan MOL Bonggol Pisang Peternakan :

1. Persiapkan Limbah Jerami Jagung kering lapang yang terdiri dari batang, daun, tongkol dan kulit jagung.

2. Jerami jagung ukuran 10 – 12 cm kemudian dimasukkan ke dalam karung-karung sebanyak 50 kg.

3. Urea 250 gram dan Mol Bonggo Pisang 250 Ml kemudian dilarutkan ke dalam 5 liter air.

4. Dicampurkan dedak dihamparkan di atas terpal kemudian dipercikkan larutan urea yang tercampur MOL bonggol pisang secara merata, lakukan sedikit demi sedikit hingga semua jerami cukup lembab.

5. Masukkan jerami ke dalam Drum dan ditutup rapat dengan baik hingga proses amoniasi berlangsung sampai 21 Hari.

6. Setelah proses amoniasi maka jerami dikeluarkan dari dalam Drum dan hamparkan diatas terpal plastik untuk di angin-anginkan selama 6 jam

(43)

agar bau amonia berkurang (Sri,2019 ).

d. Cara Pemberian Pakan Fermentasi

Menurut Anggraeni (2005) mengemukakan bahwa produksi bahan kering (BK) jerami jagung bervariasi antara 2,19 – 3,2 t/ha/panen.Data produksi BK dan dengan asumsi 1 unit ternak (UT) membutuhkan BK sebanyak 1,825 kg/UT/tahun maka mampu menampung 1,2 -,1,62 UT/ha/panen.

(44)

Skema Alur Kajian Tahap 1

Limbah Jagung

Teknologi Pengolahan limbah Jagung

Fermentasi limbah Jagung BiostarterEM4 Fermentasi limbah Jagung Mol bonggol pisang

Fermentasi limbah jagung

Variabel Penhgamatan

Pakan fermentasi yang baik a.Aroma

b.Warna c.Tekstur

Uji Indepen – sampel t dengan SPSS 25 For Windows

Evaluasi Fermentasi limbahJagung

(45)

3.2.3 Penyusunan Rancangan Penyuluhan 1. Menentukan Sasaran

Sasaran Kelompok Ternak Sopo Karoa Sebanyak 20 orang di Desa Boak Kecamatan Unter Iwes Kabupaten Sumbawa.

2. Menentukan Materi a. Sapi Potong

- Pemilihan Bibit

Dalam pemilihan bibit sapi potong yang baik perlunya diperlukan beberapa hal, antara lain : Bangsa dan Sifat Genetik Beberapa jenis bangsa sapi potong yaitu : Ongole, Peranakan Ongole, Brahman, Limousine, Simmental, Angus, Brangus, Bali, Madura, Chorolais dan Santa Gertrudis.

berikut adalah tips dalam memilih bibit sapi potong adalah :

1. Memperhatikan proporsi badan bibit mulai dari samping, depan, belakang, dan seluruh badannya

2. Pilih bibit dengan kepala yang terlihat besar namun bisa seimbang dengan tubuhnya

3. Sebaiknya pilih bibit sapi yang lehernya kuat, besar, tebal serta bergelambir 4. Sebaiknya memilih sapi yang punggungnya lurus sejajar serta tidak bengkok atau

melengkung,Mulut sapi tersebut terlihat datar

5. Sebaiknya pilih sapi yang tulang rusuknya tidak melengkung kedalam karena itu artinya sapi akan terlihat seperti kurang barisi

6. Memastikan bahwa sapi jantan yang akan dipilih memiliki 2 testis 7. Kaki terlihat normal, tidak cacat dan tidak pincang

- Kandang yang baik untuk sapi potong

Beberapa persyaratan kandang sapi potong antara lain dari segi teknis, ekonomis, kesehatan kandang (ventilasi kandang, pembuangan kotoran),

(46)

efisiensi pengelolaan dan kesehatan lingkungan sekitarnya Fungsi kandang 1. Melindungi ternak dari perubahan cuaca atau iklim yang ekstrim (panas, hujan dan angin)

2. Mencegah dan melindungi ternak dari penyakit.

3. Menjaga keamanan ternak dari pencurian.

4. Memudahkan pengelolaan ternak dalam proses produksi seperti pemberian pakan, minum, pengelolaaan kotoran/limbah dan perkawinan.

5. Meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga kerja.

- Kesehatan Ternak Sapi

Kesehatan ternak merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam usaha pengemukan. Hal-hal yang harus diperhatikan untuk pencegahan yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan sapi adalah : Menjaga kebersihan sapi bakalan dan kandangnya. Pembuangan kotoran harus dilakukan setiap saat jika kandang mulai kotor untuk mencegah berkembangnya bakteri dan virus penyebab penyakit. Vaksinasi untuk bakalan.

- Pemberian Pakan

Pakan adalah semua yang bisa dimakan oleh ternak dan tidak mengganggu kesehatannya. Menurut (Andang, 2019). pakan merupakan aspek yang penting karena 70% dari total biaya produksi adalah untuk pakan. Pakan merupakan sumber energi utama untuk pertumbuhan dan pembangkit tenaga bagi ternak.

Makin baik mutu dan jumlah pakan yang diberikan, makin besar tenaga yang ditimbulkan dan makin besar pula energi yang tersimpan dalam bentuk daging.

Jenis – jenis pakan ,Hijauan Segar, Rumput-rumputan, kacang – kacangan, Daun- Dauanan, Jerami dan Hijauan Kering dan Konsentrat.

b. Pakan Sapi Potong

Pakan adalah makanan/asupan yang diberikan kepada hewan ternak peliharaan. Pakan merupakan sumber energi dan materi bagi pertumbuhan dan

(47)

dan kehidupan makhluk hidup. Zat yang terpenting dalam pakan adalah protein . Pakan berkualitas adalah pakan yang kandungan protein, lemak, karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang. Fungsi pakan bagi semua makhluk hidup, pakan mempunyai peranan sangat penting sebagai sumber energi untuk pemeliharaan tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan (Andang, 2019).

- Pakan Hijaun

Pakan hijauan adalah semua jenis bahan makanan yang berasal dari tanaman seperti rumput, leguminosa dan limbah pertanian lainnya. Tersedianya hijauan pakan adalah sangat penting dalam usaha peningkatan produksi peternakan, khususnya untuk ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba. Hijauan makanan ternak adalah semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam bentuk daun – daunan yang dapat dimakan oleh ternak.Termasuk dalam hijauan makanan ternak adalah rumput-rumputan (graminae), leguminosa dan hijauan dari tumbuhan lain seperti daun nangka dan waru.

- Konsentrat

Konsentrat merupakan pakan yang memiliki kandungan serat kasar rendah, nutrisi utama dari pakan konsentrat berupa energi dan protein.

Konsentrat bagi ternak bermanfaat untuk meningkatkan mutu gizi pakan sehingga mempercepat pertumbuhan dan perkembangan ternak.

c. Pakan Fermentasi Limbah Jagung - Tebon jagung

Tebon jagung adalah seluruh tanaman jagung termasuk batang, daun dan buah jagung muda yang umumnya dipanen pada umur tanaman 45 – 65 hari (Soeharsono dan Sudaryanto, 2006). Ada pula yang menyebut tebon jagung tanpa memasukkan jagung muda ke dalamnya. Biasanya petani jagung seperti ini bekerja sama dengan peternak besar; petani hanya menanam jagung sebagai

(48)

hijauan dan pada umur tertentu seluruh tanaman jagung dipangkas dan dic acah untuk diberikan langsung ke ternak dan atau dimasukkan ke dalam tempat tertutup untuk dibuat silase.

- Jerami jagung/brangkasan

Jerami jagung adalah bagian batang dan daun jagung yang telah dibiarkan mengering di ladang dan dipanen ketika tongkol jagung dipetik. Jerami jagung seperti ini banyak diperoleh di daerah sentra tanaman jagung yang ditujukan untuk menghasilkan jagung bibit atau jagung untuk keperluan industri pakan;

bukan untuk dikonsumsi sebagai sayur (Anwar,2016).

- Tongkol jagung/janggel

Tongkol jagung adalah limbah yang diperoleh ketika biji jagung dirontokkan dari buahnya. Akan diperoleh jagung pipilan sebagai produk utamanya dan sisa buah yang disebut tongkol atau janggel (Novianty, 2014).

- Tumpi

Tumpi adalah hasil samping yang dihasilkan pada saat pemipilan/perontokan biji jagung selain tongkol dan merupakan bagian pangkal dari biji jagung,tumpi bersifat kamba (bulky) (Novianty, 2014).

d. Fermentasi

Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Chilton, 2015) mengatakan bahwa pakan fermentasi merupakan proses penambahan mikroorganisme atau enzim pada bahan pakan. Sehingga terjadi perubahan secara biokmiawi yang akan mengakibatkan perubahan secara signifikan pada bahan pakan tersebut. Selain itu fermentasi juga merupakan proses dengan tujuan merubah substrat menjadi produk tertentu seperti yang diharapkan dengan memanfaatkan mirkoba dalam prosesnya.

(49)

Prinsip dasar fermentasi adalah mengaktifkan aktivitas mikroba tertentu agar dapat merubah sifat bahan sehingga dihasilkan produk fermentasi yang bermanfaat. Beberapa faktor yang mempengaruhi fermentasi antara lain mikroorganisme, substrat medium, pH, suhu, oksigen, dan aktivitas air (Afrianti, 2013). Selain zat gizi, suhu, air, pH dan oksigen, fermentasi juga dipengaruhi oleh waktu.

Fermentasi Biostarter EM4

Merupakan kultur campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan untuk pertumbuhan, produksi dan kesehatan Ternak. Pakan fermentasi EM4 ini dapat disimpan dalam jangka lama sehingga bisa dijadikan stok pakan dalam jangka waktu yang lama. Pakan fermentasi baik diberikan pada siang dan sore sedangkan pada pagi hari bisa diberikan rumput (Sri utami 2019).

Fermentasi Mol bonggol pisang

Fermentasi merupakan cara yang dapat meningkatkan nilai gizi dari pakan yang berkualitas rendah, berfungsi dalam mengawetkan pakan dan dapat menghilangkan zat anti nutrisi yang terdapat dalam pakan sedangkan Mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan yang terbuat dari sumber daya alam yang ada disekitar kita dan mengandung mikroba yang dapat merombak bahan organik. Berikut adalah metode pembuatan MOL bonggol pisang dengan menggunakan bonggol pisang sebagai bahan dasarnya. Bahan yang diperlukan antara lain:

Bonggol pisang, 1 kg Air cucian beras, 2 liter Gula Merah, 250 Gram

Alat yang dibutuhkan dalam pembuatan MOL bonggol pisang Bak/ember

Jerigen

(50)

Pisau dan Saringan

Cara pembuatan Mol Bonggol Pisang 1. Bonggol pisang dipotong-potong.

2. Masukkan ke dalam jerigen 3. Tambahkan air cucian beras 4. Masukkan gula merah 5. Aduk rata

6. Tutup jerigen, simpan ± 7 hari. Setelah ± 7 hari, buka tutup jerigen dan disaring, MOL bonggol pisang siap digunakan (Sri, 2019).

3. Menentukan Metode dan Teknik Penyuluhan a. Kaji Terap Fermentasi Jerami Jagung

Lokasi Kaji Terap dilaksanakan di Desa Serading Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa, sebanyak 50 kg limbah jagung, urea 250 gram per 50 kg limbah jagung, Mol bonggol pisang 200 Ml dan Biostarter EM4 250 ML, dedak padi 5 Kg, 5 liter air, drum Plastik (1 Buah), ember kapasitas 10 liter, dan proses fermentasi terjadi selama 21 hari.

b. Metode

Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan penelitian ini meliputi tahap persiapan, pembuatan fermentasi limbah Jagung , Uji Organoleptik, dan pembuatan pakan fermentasi limbah jagung.

Pembuatan Fermentasi limbah jagung sebagai berikut:

1. Persiapkan limbah jerami jagung kering yang terdiri dari batang, daun, tongkol dan kulit jagung.

2. Limbah jagung di cacah ukuran 10 – 12 cm kemudian dimasukkan ke dalam karung sebanyak 50 kg.

3. Urea 250 gram kemudian dilarutkan ke dalam 5 liter air.

4. Tamburkan dedak hingga merata kemudian dipercikkan larutan urea dan MOL

Referensi

Dokumen terkait