• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanggungjawaban Hukum Pemerintah Terhadap Kerugian Bank Pelaksana Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ditinjau Dari Peraturan Perbankan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pertanggungjawaban Hukum Pemerintah Terhadap Kerugian Bank Pelaksana Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Ditinjau Dari Peraturan Perbankan."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1

Oleh : Anton Eka Saputra

110120110040 ABTRAK

Kebijakan pemerintah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi adalah dengan dibentuk dan di aplikasikannya program Kredit Usaha Rakyat ( KUR), seiring perjalanan kebijakan tersebut justru mengancam neraca likuiditas bank pelaksana KUR, Metode penelitian yang digunakan adalah dengan melakukan pendekatan dengan cara yuridis normatif, yaitu mengkaji aspek pertanggungjawaban hukum pemerintah, data tersebut kemudian dihubungkan dengan peraturan perbankan dan hukum perikatan sebagai pisau untuk menganalisa, adapun pendektan praktis yang penulis alami di lingkungan pekerjaan penulis mengenai mitigasi (restruktur) kredit bermasalah yang dihasilkan dari program KUR. Dari penelitian tersebut penulis menyimpulkan bahwa pertanggungjawaban hukum pemerintah terhadap kerugian bank dalam melaksanakan program KUR diaplikasikan dengan membebankan pada lembaga penjaminan kredit negara seperti PT. Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo) dan Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo), maka upaya mitigasi lebih diutamakan, dengan cara penjadwalan kembali

(Rescheduling), Persyaratan Kembali ( Reconditioning), dan Penataan kembali (Restructuring).

Kata kunci : Kebijakan KUR Pemerintah, Kerugian Bank, Pertanggungjaaban Pemerntah, Mtigasi.

GOVERNMENT’S LEGAL LIABILITY OF A THE BUSINESS PEOPLE (KUR) CREDIT POLICY AND IMPACTED TO UNPROFITNESS APLICANT BANK OF BY RELATED

BANKING INDONESIAN REGULATED ABSTRACT

(2)

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang.

KUR merupakan program yang dicanangkan oleh pemerintah,

namun sumber dananya sepenuhnya berasal dari dana bank. Pemerintah

memberikan penjaminan terhadap risiko KUR sebesar 70 persen,

sementara sisanya sebesar 30 persen ditanggung oleh bank pelaksana1,

hal tersebut merupakan tindak lanjut dari ditandatanganinya Nota

Kesepahaman Bersama (MoU) pada tanggal 9 Oktober 2007 tentang

Penjaminan Kredit/Pembiayaan kepada UMKM dan Koperasi antara

Pemerintah (Menteri Negara Koperasi dan UKM, Menteri Keuangan,

Menteri Pertanian, Menteri Kehutanan, Menteri Kelautan dan Perikanan,

Menteri Perindustrian, Perusahaan Penjamin (Perum Sarana

Pengembangan Usaha dan PT Asuransi Kredit Indonesia) dan

Perbankan (Bank BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BTN, Bank

Bukopin, dan Bank Syariah Mandiri). Pelaksanaan KUR ini didukung oleh

Kementerian Negara BUMN, Kementerian Koordinator Bidang

Perekonomian serta Bank Indonesia2.

1

Kajian peranan KUR dalam pemberdayaan ekonomi rakyat di Sumatera Utara, BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA,Sumatera Utara, Oktober 2011

(3)

Adanya kerugian Bank pelaksana program KUR berdampak pada

menurunnya prime lending, hal ini dikarenakan menurunnya Return on Total

Aset yang digunakan sebagai pencadangan macetnya kredit KUR tersebut.

Fenomena permasalahan macetnya pembayaran angsuran KUR ini sangat

berdampak sistemik pada sistem perbankan Indonesia.

Mekanisme pertanggungjawaban pemerintah secara hukum tidak terdapat

dalam kausula Mou kesepakatan bersama3, maka untuk memulihkan

kondisi likuiditas bank pelaksana KUR diperlukan suatu pengaturan

penjaminan kredit khusus dengan berkoordinasi dengan bank indonesia

sebagai lembaga regulator bank umum,

B. Identifikasi masalah

1. Bagaimanakah pertanggungjawaban hukum pemerintah terhadap

kerugian bank dalam melaksanakan program KUR ditinjau peraturan

Tentang Perbankan?

2. Bagaimanakah upaya pihak Bank pelaksana KUR dalam memitigasi

akibat yang timbul dari kerugian pelaksanaan program KUR ditinjau dari

peraturan Tentang Perbankan?

II. Metode Peneltian

3

(4)

Metoda pendekatan terhadap data dan bahan hukum dilakukan dengan cara

yuridis normatif, Spesifikasi Penelitian dilakukan dengan cara deskriptif

analisis, yaitu dengan menggambarkan hasil penelitian pertanggungjawaban

pemerintah terhadap bank pelaksana KUR terhadap data dan bahan hukum

secara kualitatif. Untuk mempertajam hasil analisis digunakan teori Teori

aplikasi dari teori pertanggungjawaban T. Ndraha seperti dikutip oleh Paimin

Napitupulu4. Penelitian hukum ini adalah berupa penelitian kepustakaan

(library research). Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis yaitu

teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari dokumen/kepustakaan

(buku, peraturan perundang - undangan, artikel, tabloid, koran, editorial) yang

berkaitan dengan penulisan. Penulis melakukan penelitian di PT.Bank Mandiri

Cabang Takengon, Aceh Tengah. Selain itu penulis juga melakukan studi banding

pada rekan bank BRI cabang Bandung sebagai penyalur kredit usaha rakyat .

III.Hasil Pembahasan

A. Pertanggungjawaban hukum pemerintah terhadap kerugian Bank dalam melaksanakan program KUR ditinjau dari pertauran tentang perBankan.

Tahun 2012 -2013 PT.Bank Mandiri (Persero) tidak dapat menurunkan

Non Performing Loan, (NPL) yang salah satunya disumbangkan oleh

memanjangnya collectionaccount payable days on hand dari produk KURT,

4

(5)

tahun 2012-2013 NPL PT.Bank Mandiri persero tercatat sebesar 0.37%, hal

ini berdampak pada rasio Loan Deposit Ratio (LDR) yaitu sebesar 82.97%

atau naik sebesar 5% dari tahun sebelumnya5.

Beberapa Bank Pelaksana KUR melaporkan Rasio NPL KUR seperti

pada Bank Syariah Mandiri (BSM) sebesar 12,5%, kemudian Bank Tabungan

Negara (BTN) sebesar 9,3%, Bank Negara Indonesia (BNI) sebesar 5,7%,

Bank Bukopin 5,2%, Bank Mandiri 4,3%, serta Bank Rakyat Indonesia (BANK

MANDIRI) sebesar 3,6% (KUR Ritel) dan 2,1% (KUR Mikro)6

Penyebab utama kenaikan NPL KUR adalah kemampuan usaha

debitur yang menurun, akibat dari pelemahan pertumbuhan ekonomi di

Tanah Air.ketatnya likuiditas di akhir tahun 2014 berdampak atas kenaikan

suku bunga BI Rate sebesar 7.75%7,yang telah ditetapkan dalam pasal 43

UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah

dengan UU No. 3 Tahun 2004 dinyatakan bahwa sekurang-kurangnya 1

(satu) kali dalam sebulan dilaksanakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) untuk

menetapkan kebijakan umum di bidang moneter,

Untuk memitigasi resiko yang ada pemerintah menetapkan kebijakan

penjamin kredit KUR8 sebesar 70%-80% yang dibebankan pada lembaga

5

Annual Report PT.Bank Mandiri (Persero) Tahun 2013.

6

http:// keuangan. kontan.co.id/news/ pelemahan- ekonomi- jadi - penyebab- npl-kur tinggi, Diunduhpada tanggal 21 Nov,2014, pada pukul 12.00wib.

7

http://kwikkiangie.com/v1/2013/12/ilusi-seputar-penaikan-bi-rate/,diunduhpada tanggal 20 November 2014, pada pukul 11.00 wib.

8

(6)

penjaminan kredit negara seperti PT (Persero) Asuransi Kredit Indonesia (PT

Askrindo) dan Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum

Jamkrindo) serta perusahaan lainnya yang secara sukarela mengikatkan diri

dan tunduk kepada Nota Kesepahaman Bersama untuk melakukan dan

memberikan sebagian penjaminan kredit/pembiayaan secara otomatis

bersyarat (conditional automatic cover)kepada Bank Pelaksana9.

Memo Internal Bank Mandiri mempersyaratkan nilai jaminan hasil

internal appraisal dan eksternal appraisal diharuskan sesuai senilai 125%

lebih besar dibandingkan dengah kredit yang akan diberikan (KYD) pada

nasabah Kredit, selain itu terdapat peraturan lain di Bank konvensional yaitu

pembiayaan bagi nasabah (Bank finance) sebesar 65%-70% dan 25%-30 %

self finance yang telah berjalan selama nasabah menggeluti usaha yang

akan dibiayai. Sehingga pemberian penjaminan pemerintah sebesar

70%-80% merupakan angka penjaminan yang kurang melindungi / kurang

memitigasi atas segala resiko yang mungkin timbul

Pertanggungjawaban pemerintah dalam hal penggantian imbal jasa

Penjaminan KUR Selama jangka waktu paling lama 6 (enam) Tahun untuk

kredit modal kerja dan paling lama 10 (sepuluh) Tahun untuk kredit investasi

termasuk untuk perpanjangan, suplesi, dan restrukturisasi. Dalam hal

penambahan dan perpanjangan kredit yang sehat dinilai tidak bermasalah

9

(7)

namun ketika harus diterapkannya restrukturisasi pada customer yang tidak

cakap untuk membayar bunga dan ataupun pokok menjadi suatu

permasalahan, hal tersebut mengendap dan dikategorikan sebagai

NPL.Program penjaminan kredit kepada UMKM oleh PT. Askrindo

dicanangkan langsung oleh Presiden pada tanggal 5 Nopember 2007 yaitu

melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) tanpa Jaminan, dalam konteks

kebijakan KUR tanpa jaminan menjadi sangat beralasan dengan potensi

UMKM agar pemerintah secara serius memikirkan dan memprioritaskan

pengembangan UMKM. Salah satu bentuk perhatiannya adalah dengan

memberdayakan kembali PT. Askrindo untuk melaksanakan program

penjaminan bagi UMKM, khususnya usaha mikro, kecil dan menengah yang

selama ini mempunyai kendala dalam memperoleh kredit karena tidak

adanya jaminan tambahan berupa aktiva tetap10.

Bentuk dukungan pemerintah salah satunya adalah mendukung

program pembiayaan KUR dari program pemberdayaan Koperasi, Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM) melalui PMN kepada PT. Askrindo

dan Perum Jamkrindo11

10

Krisna Wijaya, Analisis Kebijakan PerBankan Nasional,PKomputindo, Jakarta, 2010, hal.178.

11

(8)

B. Upaya Hukum pihak Bank Pelaksana KUR pasca dilakukan mitigasi danrestruktur atas dampak yang timbul dari kerugian pelaksanaan program KUR ditinjau dari peraturan tentang PerBankan.

Bank Indonesia telah mengeluarkan peraturan yang menggolongkan

kolektibilitas kredit dalamSurat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor

23/68/KEP/DIR tentangpenggolongan Kolektibilitas Aktiva Produktif dan

Pembentukan CadanganAtas Aktiva. Peraturan tersebut telah beberapa kali

dirubah, yaitu dengan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor

26/22/KEP/DIR tanggal 9Mei 1993 tentang Kualitas Aktiva Produktif dan

pembentukan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif, dirubah dengan

Surat Keputusan DireksiBank Indonesia Nomor 30/267/KEP/DIR tanggal 27

Februari 1998 tentangkualitas Aktiva Produktif dan terakait dengan Surat

Keputusan Direksi BankIndonesia Nomor 31/KEP/DIR tanggal 12 November

1998 tentang KualitasAktiva Produktif.

Kredit Usaha Rakyat yang masuk dalam golongan lancar dinilai

sebagai kredit yang performing loan, sedangkan kredit yang masuk golongan

kurang lancar,diragukan dan macet dinilai sebagai kreditnon performing

loan12

Dari pengertian tersebut di atas maka yang dimaksud dalam kriteria

kredit bermasalah, adalah kredit yang tidak terbayar oleh debitor termasuk

12

(9)

dalam kriteria bermasalah ada 4 (empat), yaitu kredit dalam perhatian

khusus, kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet. Implikasi bagi

pihak Bank sebagai akibat dari timbulnya kreditbermasalah tersebut dapat

berupa:

1. Hilangnya kesempatan untuk memperoleh income(pendapatan)

darikredit yang diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba

danpengaruh buruk bagi rentabilitas Bank

2. Rasio kualitas aktiva produktif atau yang lebih dikenal dengan

BDR(bad dept ratio) menjadi semakin besar yang menggambarkan

situasiyang semakin memburuk

3. Bank harus memperbesar penyisihan untuk cadangan aktiva produktif

yang diklasifikasikan berdasarkan ketentuan yang ada. Halini pada

akhirnya akan mengurangi besarnya modal Bank dan akansangat

berpengaruh terhadap CAR (capital adequacy ratio)

4. Return On Assets(ROA) mengalami penurunan

5. Sebagai akibat dari komplikasi butir 2,3,4 tersebut diatas adalah

menurunnya nilai kesehatan Bank.”13

Pengajuan claim kepada perusahaan penjamin mempunyai alur yang

cukup lama dan berbelit, Pemerintah Memberikan imbalJasaPenjaminan

KUR Selama jangka waktu paling lama 6(enam) Tahun untuk kredit modal

13

(10)

kerja dan paling lama 10 (sepuluh) Tahun untuk kredit investasi termasuk

untuk perpanjangan,suplesi,dan restrukturisasi14 Prosedur pengajuan harus

dilengkapi dengan syarat-syarat tertentu, yaitu seluruh data-data debitur yang

ada pada Bank beserta datadata lain, sebagai contoh diperlukannya data

dari kelurahan sebagai syarat apabila debitur lalai melakukan kewajiban

pembayaran angsuran akibat meninggalnya debitur tersebut. Adapun upaya

penyelamatan kredit dapat dilakukan Bank berdasarkan Surat Keputusan

Bank Indonesia No.26/ 4/ BPPP tanggal 29 Mei 1993, dapat dengan

beberapa cara, yaitu sebagai berikut :

1. Penjadwalan Kembali (Rescheduling) Merupakan penyelamatan kredit

dengan cara melakukan perubahan syarat - syarat yang hanya

menyangkut jadwal pembayaran dan atau jangka waktu kredit.

2. Persyaratan Kembali ( Reconditioning) Merupakan penyelamatan kredit

dengan cara melakukan perubahan sebagian atau seluruh

syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada perubahan jadwal pembayaran

jangka waktu dan atau persyaratan maksimal saldo kredit.

3. Penataan kembali (Restructuring) Yaitu penyelamatan kredit dengan cara melakukan perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut :

penanaman dana Bank dan atau konversi seluruh atau sebagian

tunggakan pokok bunga kredit dan atau konversi seluruh atau

14

(11)

sebagaian dari kredit menjadi penyertaan modal perusahaan yang

dapat disertai dengan penjadwalan kembali dan atau persyaratan

kembali.

PT.Bank Mandiri (Persero) Cabang Takengon sebagai penyalur KUR

Mikro wajib mengirimkan laporan bulanan kepada Kanwil Medan, yang

selanjutnya akan dikirimkan kepada Kantor Pusat di Jakarta dan dilaporkan

kepada Komite KUR. Pihak PT.Bank Mandiri Cabang Takengon juga

mengirimkan laporan bulanan kepada Penjamin yang biasanya diajukan

kepada Askrindo. Laporan yang dikirimkan terdiri dari nama debitur, nomor

rekening, alamat debitur, plafon, dan jangka waktu kredit. Penulisan laporan

KUR Mikro di PT.Bank Mandiri (Persero) Cabang Takengon dilakukan oleh

Customer Service KUR Mikro.Customer Service KUR Mikro juga

mengerjakan klaim penjaminan kepada pihak Penjamin (Askrindo). Adapun

ketentuan klaim penjaminan adalah sebagai berikut :

1. Kerugian yang dijamin oleh penjamin akan dibayarkan kepada Bank

Mandiri apabila resiko kerugian yang diderita PT.Bank Mandiri (Persero)

Cabang Takengon disebabkan oleh salah satu dari hal-hal berikut :

a. Debitur tidak dapat melunasi kewajiban KUR pada saat KUR jatuh

tempo atau KUR telah memenuhi persyaratan kolektibilitas 4

(diragukan).

b. Keadaaninsolvent(tidak mampu melaksanakan kewajiban).

(12)

3. Kerugian yang tidak dijamin/resiko kerugian debitur KUR yang tidak

dijamin yaitu bencana alam nasional (atau wabah penyakit menular pada

manusia/hewan berkuku/unggas) yang ditetapkan oleh Pemerintah

Pusat; reaksi nuklir, sentuhan radio aktif, radiasi reaksi inti atom yang

langsung mengakibatkan kegagalan usaha debitur untuk melunasi KUR

tanpa memandang bagairnana dan dirnana terjadinya; peperangan atau

dalam keadaan bahaya atau dalarn keadaan darurat perang di seluruh

atau di sebagian wilayah Indonesia yang dinyatakan oleh Pemerintah

Pusat; huru-hara yang berkaitan dengan gerakan atau kerusuhan politik

yang secara langsung mengakibatkan kegagalan debitur untuk melunasi

KUR;

Tindakan hukum yangdilakukan oleh Bank Pelaksana KUR terhadap

debitur dan yang mengakibatkan debitur wanprestasi. Apabila hal-hal

sebagaimana dimaksud diatas terjadi dan tidak terdapat kesepakatan

penyelesaian, maka Penjamin bersama Penerima Jaminan PT.Bank Mandiri

(Persero) Cabang Takengon membawa permasalahan tersebut kepada

Komite Kebijakan KUR untuk memperoleh penyelesaian.Mekanisme

penjaminan PT.Bank Mandiri (Persero) Cabang Takengon pada perusahaan

(13)

1. Permintaan penjaminan kredit kepada Perusahaan Penjamin dilakukan

melalui Perum Jamkrindo15. untuk lebih memfokuskan kegiatan usaha

perusahaan pada sektor penjaminan kredit bagi pengembangan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah serta Koperasi (UMKMK ) agar mampu

berperan serta secara efektif dalam menunjang struktur perekonomian

nasional yang tangguh, sehat dan efisien, yang merupakan salah-satu

kebijaksanaan pembangunan nasional. Menitik beratkan pada

pengambialihan risiko kegagalan Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi

sebagai pihak Terjamin sehingga kewajiban Usaha Kecil, Menengah

dan Koperasi kepada Kreditur sebagai Penerima Jaminan dapat

diselesaikan sesuai dengan jadwal yang diperjanjikan. Peran sebagai

Penjamin dilakukan dengan membayar sejumlah kewajiban Usaha Kecil,

Menengah dan Koperasi kepada kreditur dan selanjutnya pemenuhan

kewajiban tersebut menjadi piutang subrogasi Perum JAMKRINDO

kepada Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi yang akan ditagih kembali

baik secara bersama antara kreditur dengan Perum JAMKRINDO

maupun sendiri-sendiri.

2. PT. Askrindo16 merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan

pemegang saham Departemen Keuangan Republik Indonesia dan Bank

Indonesia (Depkeu RI). Perusahaan didirikan dengan modal awal

15

Peraturan Pemerintah (PP) No 41 Tahun 2008 pada tanggal 19 Mei 2008

16

(14)

sebesar Rp. 5 miliar dengan komposisi kepemilikan Depkeu RI sebesar

45% dan Bank Indonesia 55%. Untuk mendukung dan meningkatkan

peranan PT. Askrindo dalam membantu UMKMK, Pemerintah melalui

Inpres No.6 tahun 2007 menguatkan fungsi perusahaan sebagai

lembaga penjaminan dengan tambahan Penyertaan Modal Negara

(PMN) sebesar Rp. 850 miliar melalui Peraturan Pemerintah No. 65

tahun 2007

3. Penjaminan kredit dilaksanakan secara otomatis dengan mengajukan

Permintaan Penjaminan yang dibuat kolektif secara periodik (bulanan)

oleh PT.Bank Mandiri (Persero) Cabang Takengon dan dilaporkan ke

PT.Bank Mandiri (Persero) kantor wilayah Medan untuk disampaikan

kepada Kanca Penjamin.

4. Permintaan Penjaminan dari PT.Bank Mandiri (Persero) Cabang

Takengon, baik untuk debitur baru maupun suplesi dan atau

perpanjangan,paling lambat dikirimkan ke PT.Bank Mandiri (Persero)

Kanwil Medan tanggal 5 bulan berikutnya. Apabila tanggal tersebut

jatuhpada hari libur/cuti bersama yang ditetapkan Pemerintah, maka

batas waktu penyampaian PermintaanPenjaminan dihitung paling

lambat 1 (satu) hari kerja sejak tanggal berakhirnya libur/cuti bersama.

5. PT.Bank Mandiri (Persero) Kanwil Medan meneruskan permintaan

penjaminan dari PT.Bank Mandiri (Persero) Cabang Takengon secara

(15)

memuat jumlah total debitur per PT.Bank Mandiri (Persero) Kanwil

Medan dan jumlah totalpermintaan penjaminan per PT.Bank Mandiri

(Persero) Cabang Takengon kepada Perusahaan Penjamin, secara

periodik paling lambattanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya.

6. Berdasarkan pengajuan permintaan penjaminan tersebut, Perusahaan

Penjamin akan menerbitkan Sertifikat Penjaminan Kredit

selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari kalender sejak tanggal diterimanya

permintaan penjaminan dari PT.Bank Mandiri (Persero) Cabang

Takengon

7. Unit kerja Bank mandiri dalam waktu selambat-lambatnya 10 (sepuluh)

hari kerja sejak tanggal diterimanya surat dari Perusahaan Penjamin

melakukan penegasan atas Sertifikat Penjaminan berikut lampirannya

yang diterbitkan Perusahaan Penjamin dengan cara menandatangani

dan mengirimkan kembali fotocopy/tindasan Sertifikat Penjaminan

dalam rangka penagihan Imbal Jasa Penjaminan kepada Pemerintah.

8. Permintaan Penjaminan oleh PT.Bank Mandiri (Persero) Cabang

Takengon agar ditatakerjakan oleh Kantor Kanwil yang bersangkutan.

9. Masa berlakunya Penjaminan Penjaminan kredit berdasarkan ketentuan

ini berlaku secara otomatis sejak tanggal akad kredit sampai dengan

jatuh tempo kredit atau kredit lunas.

10. PT.Bank Mandiri (Persero) Cabang Takengon menyimpan seluruh

(16)

a.Identitas dan atau legalitas debitur.

b.Surat Pengakuan Hutang beserta perubahannya.

c.Analisa Kredit

d.Laporan Kunjungan Nasabah

D.Penutup

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa :

1. Pertanggung jawaban hukum pemerintah terhadap kerugian bank dalam

melaksanakan program KUR ditinjau dari peraturan tentang perbankan

dilakukan dengan beberapa cara yaitu memitigasi resiko yang ada

pemerintah menetapkan kebijakan penjamin kredit KUR sebesar

70%-80%-80% yang dibebankan pada lembaga penjaminan kredit negara

seperti PT (Persero) Asuransi Kredit Indonesia (PT Askrindo) dan

Perusahaan Umum Jaminan Kredit Indonesia (Perum Jamkrindo) dan

beban resiko 20%-30 % dibebankan pada bank Pelaksana. Dalam

peraturan Memo Internal bank nilai jaminan hasil internal appraisal dan

appraisal eksternal diharuskan senilai 125% lebih besar dibandingkan

dengah kredit yang akan diberikan , pemberian penjaminan pemerintah

sebesar 70%-80% terdapat angka penjaminan yang kurang melindungi /

kurang memitigasi atas segala resiko yang mungkin timbul. Lambatnya

klaim penjaminan dan asuransi kredit macet dari Askrindo dan

Jamkrindo, dinilai Jamkrindo dan berada dalam posisi pengetatatan

(17)

memitigasi resiko sebelum terjadinya gagal bayar dari nasabah yang

memiliki fasilitas KUR.

Upaya penerapan manajemen resiko diwajibkan Bank Indonesia

diterapkan dalam lini perkreditan, penerapan manajemen resiko hukum

dan resiko Jaminan (collateral) sangat berkaitan dengan manajemen

pengembalian asset tanpa melalui mekanisme kliam terhadap

Jamkrindo dan Askrindo.

2. Upaya mitigasi lebih diutamakan dalam penyelamatan kredit

berdasarkan Surat Keputusan Bank Indonesia No.26/ 4/ BPPP tanggal

29 Mei 1993, dapat dengan beberapa cara penjadwalan kembali

(Rescheduling), Persyaratan Kembali ( Reconditioning), dan Penataan

kembali (Restructuring).

Upaya hukum litigasi dan non litigasi dilakukan setelah dilakukannya

pendekatan 3R yaitu, restructur reschedule dan reconditioning,

setelahnya maka akan dilakukan pendekatan hukum, seperti

permohonan PKPU (jika debitur memiliki kreditur lebihdari 3),

upaya-upaya litigasi untuk mengembalikan asset yang tidak dijaminkan

merupakan suatu kendala dari perjanjian bank pelaksana dan debitur

(18)

Adanya unsur dari pertanggungjawaban pemerintah terhadap adanya unsur

kerugian bank pelaksana dari kebjakaan KUR, maka dari itu, saran penulis

terhadap pertanggungjawaban pemerintah tersebut adalah :

1. Pertanggungjawaban hukum pemerintah terhadap kerugian bank

pelaksana dalam melaksanakan program KUR ditinjau dari peraturan

tentang perbankan yang dituangkan kedalam bentuk kebijakan

pemberian penjaminan melalui PT.Askrindo dan Perum Jamkrindo

sebesar 70%-80%, selama ini menempuh proses yang berkepanjangan.

Disarankan agar pemerintah membuat suatu payung hukum tentang

klaim penjaminan yang lebih mudah sebelum pihak bank melakukan

upaya menempuh jalur hukum.

2. Sulitnya dilakukan pendekatan upaya hukum untuk mengembalikan

asset dari kegagalan program KUR mengakibatkan bank lebih dominan

untuk menerapkan jaminan sebagai upaya terakhir untuk

mengembalikan asset. Dengan adanya kondisi tersebut diharapkan

lembaga pelelangan asset baik pemerintah maupun swasta diharapkan

menjadi lembaga non litigasi yang bersih dan menjadi suatu jalan non

litigasi yang effektif untuk menunjang perbaikan manajemen

pengembalian asset bank pelaksanaprogram KUR , dan mengundang

(19)

UCAPAN TERIMA KASIH :

1. Dr.Tarsisius Murwadji S.H.,M.H. selaku Pembimbing Utama

2. Dr.Ett Mulyati, S.H.,M.H. selaku Pembimbing Pendamping.

3. Jajaran Direksi PT.Bank Mandiri (Persero), Tbk.

4. Kedua orang tua Penulis

DAFTAR PUSTAKA A.Buku-Buku

Abdulkadir Muhammad, Hukum Perikatan , PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 1992,

Dahlan Seiamat, Manajemen Lembaga Keuangan,Edisi Keempat, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia., Jakarta, 2004

Gunarto Suhardi, 1995, Usaha Meningkatkan Kinerja & Kepatuhan

Perbankan Di Indonesia, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,

Hans Kelsen,General Theory of Law And State,Russel And Russel 20TH Century Legal Philoshophy Series Vol 1,New York

Irfan Fachruddin,Pengawasan Peradilan Administrasi terhadap tindak pemerintah,Alumni,Bandung,2004

Krisna Wijaya, Analisis Kebijakan Perbankan Nasional,PKomputindo, Jakarta, 2010

Lukman Dendawijaya, ,Manajemen Perbankan, Ghalia Indonesia, Bandung, 2001

Man Suparman Sastrawidjaja, Aneka Hukum Dagang, Alumni, Bandung, 1984

(20)

Mochtar Kusumaatmadja, Konsep-konsep hukum dalam Pembangunan,

Alumni, Bandung,2002.

Muhamad Djumhan, dalam bukunya yang berjudulHukum Perbankan di Indonesia.

Munir Fuady,Hukum Perbankan Modern,PT.Citra Aditya Bakti,Cetakan ke-II,Bandung, 2003

Nasroen Yasabari & Nina Kurnia Dewi, Penjaminan Kredit Mengantar UKMK Mengakses Pembiayaan; PT. Alumni, Bandung, 2007,.

Paimin Napitupulu, Peran dan Pertanggungjawaban DPR, Kajian di DPRD Propinsi DKI Jakarta, Alumni, Bandung, 2005

Rachmadi Usman, Hukum Jaminan Keperdataan, Sinar Grafika Jakarta, 2008. __________,Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, PT.Alumni, Bandung ,2004.

___________, Penyelesaian Pengaduan Nasabah dan Mediasi Per bankan ; CV. Mandar Maju, Bandung, 2011

Sjachran Basah, Perlindungan hukum terhadap sikap tindak Administrasi,

Alumni,Bandung,1992.

Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, PT.Radja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

Sutarno,Aspek- Aspek Hukum Perkreditan pada Bank, Alfabeta, Jakarta, 2003,

Taliziduhu ndraha,Kybernology I,Rineka Cipta,Jakarta,2003.

Tri Widiyono, Aspek Hukum Operasional Transaksi Produk Perbankan di Indonesia; Ghalia Indonesia, Bogor, 2006

Wahyudi Kumorotomo,Etika Administrasi Negara,Rajawali Pers,Jakarta,2002.

(21)

UUD 1945 amandemen keempat.

Undang-undang No.7 Tahun 1992 Sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.

Kitab Undang-undang Hukum Perdata.

Undang-undang-No.24 Tahun 2004 Tentang LPS.

Undang-Undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

Undang-undang No.12 Tahun 2014 Tentang APBN

Peraturan Menteri Keuangan No: 22/PMK.05/2010 Tentang Mekanisme KUR.

Peraturan Menteri Keuangan No.22/PMK05/2010 Tentang Penjaminan kredit usaha rakyat.

Peraturan Menteri Keuangan No.22/PMK05/2010 Tentang Penjaminan kredit usaha rakyat.

Surat Keputusan Bank Indonesia No.26/ 4/ BPPP tanggal 29 Mei 1993 Tentang Penyelematan Kredit.

C.Sumber Lain-lain

http:// finansial. bisnis. com/read/ 20140516/ 90/228408/npl -kur-bank -jabar- banten tertinggi, diunduh pada tanggal 21 July 2014 pada pukul 21.00 WIB.

Wikipedia, Pembangunan Ekonomi, http://Wikipedia.co.id, 3 April 2011. 14.26.

http://www.bankmandiri.co.id/article/umkm-bb-kur.asp,diunduh pada tanggal 16 September 2014, pada pukul 21.45wib.

(22)

www.iei.or.id, Diunduh pada tanggal 8 Oktober 2014 pada pukul 09.00 wib.

http://keuangan.kontan.co.id/news/pelemahan-ekonomi- jadi-penyebab-npl-kur-tinggi, Diunduhpada tanggal 21 Nov,2014, pada pukul 12.00wib.

http://kwikkiangie. com/v1/2013/12/ilusi-seputar-penaikan- bi-rate/, diunduh

pada tanggal 20 November 2014, pada pukul 11.00 wib.

http://komite-kur.com/index.php?pilih=hal&id=16,Diunduh pada tanggal 21 November 2014 pada pukul 08.00 wib

Nota kesepahaman bersama antar kementerian teknis dengan perusahaan penjamin dan bank pelaksana tentang penjaminan kredit / pembiayaan usaha mikro, kecil , menengah, dan koperasi tanggal 12 Januari 2010.

System & Procedure Dept.-SBI Indonesia Indoneia No. 034/DIR-COM/CRE/VII/11 Jakarta, 15 Juli 2011

System & Procedure Dept.-SBI Indonesia Indoneia No. 032/DIR-COM/CRE/VII/11 Jakarta, 13 Juli 2011, Jaminan dengan agunan tunai

Kajian Peranan KUR Dalam Pemberdayaan Ekonomi Rakyat diSumatera Utara, BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PROVINSI SUMATERA UTARA, Medan, Oktober 2011.

Zulkarnain Sitompul, Likuidasi dan Tanggung Jawab Pemilik Bank, Makalah PilarsNo.19/Th. VII/10-16 Mei 2004,

Surat Keputusan dekan Fakultas Hukum Universtias Padjadjaran, Kajian penjaminan terhadap kredit perbankan pada Usaha Mikro Kecil danMenengah, Oleh Dr.Tarsisius Murwadji,S.H.,M.H., dan Etty Mulyati S.H.,M.H., No.866a/H6.7/KEP/FH/2009, Tanggal 1 Juni 2009.

Referensi

Dokumen terkait

--- Pada hari ini, Kamis tanggal dua puluh satu bulan Januari tahun dua ribu enam belas pukul sebelas Waktu Indonesia Tengah, berdasarkan Keputusan Kabid Dokkes

Aplikasi ini hanya memuat materi sederhana dari Kasus Coronary Artery Bypass yang dapat dipelajari untuk user yang tertarik pada.

Guru Pamong bahasa Indonesia penulis bernama Anastasia Mumuk M, S. Kualitas guru pamong sudah sangat baik, dalam arti mampu memandu proses belajar mengajar di lapangan. Beliau

dari Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara adalah lulusan yang.. mempunyai kualitas yang baik dan mampu bersaing di

apa upaya yang dapat dilakukan Pemerintah Kota Denpasar terhadap hak masyarakat atas tanahnya yang di peruntukan sebagai Ruang Terbuka Hijau2. Bagaimana peran

Seperti yang terlihat pada tabel 3 menunjukkan bahwa sebelum diberikan penyuluhan dengan metode Permainan edukatif SUKATA terhadap 94 responden, diperoleh data

Variabel Manajemen Berbasis Sekolah dan metode pembelajaran memberikan kontribusi sebesar 40,3% terhadap motivasi mengajar guru SMP Negeri 1 Tigabinanga,

Widyatama Bandung yang telah memberikan bantuan kepada penulis. Sahabat-sahabat lalala Elfan, Roni, Tona, Kevin, Satria,