PERAN SERAT UNTUK KESEHATAN SALURAN CERNA :
PEMBENTUKAN SISTEM IMUNITAS
DWI PRASETYO
Disampaikan pada acara Kamas RoadShow dengan Tema
“ Nutrisi Lengkap & Seimbang di 1000 Hari Pertama Kehidupan untuk Tumbuh Kembang Optimal”
Bandung, 19 April 2015
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN
i DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Isi ... i
Pendahuluan ... 1
Definisi, Kriteria, dan Macam Prebiotik ... 3
Peran Prebiotik Pada Saluran Cerna ... 5
Dosis dan Penggunaan Prebiotik Pada Beberapa Penyakit Anak ... 8
Simpulan ... 10
1 PERAN SERAT UNTUK KESEHATAN SALURAN CERNA
Dwi Prasetyo
PENDAHULUAN
Banyak penelitian di seluruh dunia telah membuktikan bahwa pengenalan serat berupa buah
dan sayur pada usia dini, akan memberikan manfaat positif bagi perilaku konsumsi buah dan
sayur pada usia dewasa. Anak yang mengalami neophobia atau ketakutan mencoba makanan
baru dapat terjadi semenjak usia 18 bulan, menyebabkan anak menjadi picky eater. Oleh karena
itu, penting untuk mengenalkan makanan yang bervariasi pada masa 1000 hari pertama
kehidupan untuk menghindari hal tersebut.1
Berbagai penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa konsumsi serat di Indonesia belum
tercukupi. Berikut tiga fakta terkait konsumsi serat di Indonesia, antara lain :
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan proporsi rerata nasional konsumsi
kurang sayur dan buah pada penduduk di atas 10 tahun mencapai 93,5%, ini tidak
menunjukkan perubahan jauh dari data sebelumnya Riskesdas 2007 sebesar 93,6%.
Dalam jurnal Gizi dan Pangan Maret 2014, terungkap bahwa anak Indonesia hanya
mengonsumsi ½ dari porsi serat yang dianjurkan dan konsumsi serat anak kota lebih
rendah ketimbang di pedesaan. Hal ini sesuai dengan catatan World Health Organization
(WHO) yang memperlihatkan bahwa orang Indonesia mengonsumsi buah dan sayur
hanya sebanyak 2,5 porsi per hari atau 34,55 kg per tahun. Jumlah ini jauh di bawah
anjuran Food Agriculture Organization (FAO) untuk konsumsi buah per kapita per tahun
sebanyak 73 kg.
Fakta kurangnya konsumsi yang merata pada anak-anak maupun orang dewasa di
Indonesia menunjuk pada kebiasaan kurang konsumsi sayur dan buah yang dimulai sejak
usia dini.
Pemenuhan kebutuhan serat pada anak, pengenalan buah dan sayur sejak dini bisa dilakukan