• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Praktik Penyimpanan Vaksin pada Bidan Praktik Swasta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Praktik Penyimpanan Vaksin pada Bidan Praktik Swasta."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam

Praktik Penyimpanan Vaksin pada

Bidan Praktik Swasta

Muliadi Mboe, Sri Endah Rahayuningsih, Kusnandi Rusmil

Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/ Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung

Abstrak

Pendahuluan: Imunisasi merupakan salah satu upaya paling efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian pada anak. Untuk menjaga efektivitas vaksin, ditetapkan prosedur rantai dingin dalam penyimpanan vaksin. Semua petugas kesehatan yang mengelola vaksin harus mengetahui prosedur standar penyimpanan vaksin dan menerapkannya dalam praktik sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi pengetahuan dan sikap bidan dengan praktik penyimpanan vaksin pada bidan praktik swasta.

Metode: Penelitian analitik observasional menggunakan rancangan potong lintang yang mengambil data secara stratified random sampling pada bidan praktik swasta di Kota Bandung selama Januari sampai dengan April 2012. Sebanyak 90 bidan menjadi subjek penelitian. Kekuatan korelasi pengetahuan dan sikap dengan praktik penyimpanan vaksin ditentukan dengan menggunakan uji korelasi Pearson.

Hasil: Didapatkan korelasi positif bermakna antara pengetahuan dan praktik penyimpanan vaksin (r=0,611; p<0,001), serta antara sikap dan praktik penyimpanan vaksin (r=0,623; p<0,001).

Kesimpulan: Semakin baik pengetahuan bidan dan semakin positif sikap bidan, semakin baik pula praktik penyimpanan vaksin pada bidan praktik swasta. J Indon Med Assoc. 2012;62:402-6.

Kata kunci: bidan praktik swasta, pengetahuan, praktik penyimpanan vaksin, sikap

Korespondensi: Kusnandi Rusmil,

(2)

Knowledge and Attitude of Midwives in Private Practice on Vaccine Storage

Muliadi Mboe, Sri Endah Rahayuningsih, Kusnandi Rusmil

Pediatric Departement, Faculty of Medicine Universitas Padjadjaran/ Hasan Sadikin Hospital, Bandung

Abstract

Introduction: Immunization is the most effective strategy to decrease morbidity and mortality in children. Vaccine effectiveness is maintained by the application of proper vaccine storage accord-ing to the cold chain guidelines. All health-care workers who handle vaccines should know the standard procedure of vaccine storage and put them into daily practice. This study aims to determine the correlation between knowledge and attitude of midwives in private practice on the practice of vaccine storage.

Methods: An analytic study using a cross-sectional design was conducted at private practice midwives in Bandung from January to April 2012. The sample consist of 90 midwives. Correla-tion between knowledge and attitude of the midwives on vaccine storage practice was analyzed using the Pearson correlation test.

Result: A significant positive correlation was found between knowledge and vaccine storage practice (r=0.611, p<0.001), as well as the one between attitude and vaccine storage practice (r=0.623, p<0.001).

Conclusion: The higher the knowledge and the more positive the attitude of the midwies, the better vaccine storage practice gets in private practice midwives. J Indon Med Assoc. 2012;62:402-6. Keywords: attitude, knowledge, private practice midwives, vaccine storage practice

Pendahuluan

Pemberian imunisasi menyelamatkan nyawa sekitar 3 juta anak setiap tahunnya di seluruh dunia.1,2 Berbagai upaya

terus dilakukan untuk meningkatkan keberhasilan program imunisasi yang meliputi peningkatan cakupan vaksinasi dan pemeliharaan efektivitas vaksin.3 Upaya pemeliharaan

efektivitas vaksin dilakukan melalui prosedur rantai dingin, yaitu menjaga vaksin tetap berada dalam kisaran suhu yang dianjurkan selama proses pengangkutan dan penyimpanan vaksin.4–9

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa masih banyak petugas kesehatan yang tidak menerapkan cara penyimpanan vaksin sesuai yang dianjurkan.3,9–13 Berbagai faktor diketahui

memiliki peranan terhadap kurangnya kepatuhan petugas mempraktikkan prosedur sesuai standar, seperti pengetahuan

dan sikap petugas.14–16 Pengetahuan menjadi dasar

terbentuknya sikap seseorang serta melakukan tindakan. Sikap positif petugas kesehatan menjadi dasar kecen-derungan seseorang untuk melakukan tindakan atau praktik yang berkenaan dengan objek sikapnya tersebut.17 Penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui korelasi pengetahuan dan sikap bidan dengan praktik penyimpanan vaksin pada bidan praktik swasta (BPS).

Metode

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan potong lintang, yang dilakukan pada BPS di kota Bandung selama Januari–April 2012. Subjek penelitian adalah bidan yang berpraktik swasta dalam wilayah Kota Bandung. Kriteria inklusi sampel penelitian yaitu bidan yang bersedia menjadi responden penelitian. Kriteria eksklusi sampel penelitian yaitu bidan yang tidak memberikan imunisasi dasar dalam praktik sehari-hari. Berdasarkan tingkat kepercayaan 95%, dengan kekuatannya95%, dan koefisien korelasi (r) 0,4, didapatkan besar sampel sebanyak 90 bidan. Sampel dipilih secara stratified random sampling dari 6 wilayah pengembangan di Bandung, masing-masing dipilih secara acak sebanyak 15 bidan.

(3)

Tabel 1. Karakteristik Responden

Variabel Kategori Frekuensi Persentase

(%)

Pekerjaan Swasta 4 6 5 1

PNS 4 4 4 9

Lama Praktik (tahun) <10 2 6 2 9

>10 6 4 7 1

Pelatihan Ya 4 4 4 9

Tidak 4 6 5 1

Supervisi Ya 4 6 5 1

Tidak 4 4 4 9

Tabel 2. Distribusi Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Penyim-panan Vaksin

Variabel Frekuensi Persentase (%)

Pengetahuan Rendah 5 0 5 5

Sedang 3 2 3 6

Tinggi 8 9

Sikap Sangat negatif 1 6 1 8

Negatif 3 3 3 7

praktik penyimpanan vaksin. Nilai korelasi (r) sangat kuat: 0,80–1,00; korelasi kuat: 0,60–0,79; korelasi sedang: 0,40– 0,59; korelasi lemah: 0,20–0,39; dan korelasi sangat lemah: 0,00–0,19.

Pengetahuan didefinisikan sebagai kemampuan bidan mengungkapkan kembali hal-hal berhubungan dengan penyimpanan vaksin. Sikap adalah keyakinan/pendapat atau ungkapan emosional bidan mengenai penyimpanan vaksin. Praktik adalah hasil penilaian kerja bidan dalam menerapkan standar penyimpanan vaksin sesuai yang dianjurkan. Untuk mengetahui alasan, motivasi, dan argumentasi yang mendasari pengetahuan, sikap, dan praktik bidan mengenai

penyimpanan vaksin, dilakukan focus group discussion

(FGD). Peneliti dibantu oleh psikolog dalam melakukan FGD. Analisis data menggunakan program SPSS. Penelitian mulai dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran/RS Hasan Sadikin Bandung.

Hasil

Dalam penelitian ini didapatkan 90 orang bidan yang memenuhi kriteria penelitian. Usia bidan terbanyak 40-49 tahun dan terbanyak berpendidikan D-3, serta memiliki lama praktik >10 tahun (Tabel 1).

Sebanyak 50 responden (55%) memiliki pengetahuan rendah mengenai penyimpanan vaksin. Sebagian besar responden (37%) menunjukkan sikap negatif terhadap penyimpanan vaksin dan sebanyak 62% responden kurang mempraktikkan penyimpanan vaksin sesuai standar (Tabel 2).

Hasil uji korelasi Pearson didapatkan korelasi positif kuat dan bermakna antara pengetahuan dan praktik penyimpanan vaksin (r=0,611; p<0,001), serta korelasi positif kuat dan bermakna antara sikap dan praktik penyimpanan vaksin (r=0,623; p<0,001).

Hasil FGD menunjukkan bahwa pengetahuan bidan mengenai teori dasar penyimpanan vaksin secara umum masih terbatas. Namun, beberapa bidan menunjukkan pengetahuan yang benar mengenai penyimpanan vaksin. Sebagian besar bidan belum mengetahui tentang susunan vaksin dalam lemari es, pemantauan suhu lemari es, penanganan vaksin pada kondisi khusus, dan perawatan lemari es. Berdasarkan peninjauan sumber pengetahuan, terlihat bahwa pengetahuan mengenai penyimpanan vaksin sebagian besar diperoleh dari pelatihan dan supervisi oleh petugas puskesmas, sedangkan beberapa bidan mendapatkan pengetahuan tersebut dari informasi dan pengalaman bidan lain yang lebih senior. Sebagian besar bidan menunjukkan sikap positif terhadap penyimpanan vaksin sesuai standar. Sejalan dengan kurangnya pengetahuan, beberapa bidan menunjukkan sikap negatif terhadap susunan vaksin dalam lemari es, pemantauan suhu lemari es, penanganan vaksin pada kondisi khusus, dan perawatan lemari es.

Diskusi

Pengetahuan merupakan predisposisi untuk melakukan tindakan dan menjadi dasar terbentuknya sikap seseorang.17

Sesuai dengan model knowledge-attitude-behavior (KAB), perilaku kesehatan seseorang berubah secara perlahan. Pengetahuan yang terus menerus bertambah menimbulkan perubahan sikap seseorang. Perubahan sikap ini selanjutnya akan menimbulkan perubahan perilaku.18 Hasil penelitian

menunjukkan bahwa pengetahuan responden tentang penyimpanan vaksin masih kurang. Hasil ini sesuai dengan hasil survei Departemen Kesehatan terhadap unit pelayanan kesehatan swasta (UPS) yang menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil (8,2%) petugas yang memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi.19 Penelitian Kristini14 terhadap 138

UPS di Semarang menunjukkan bahwa sebagian besar (65,9%) petugas pengelola vaksin memiliki pengetahuan kurang mengenai penyimpanan vaksin.

Hasil-hasil penelitian di luar negeri juga melaporkan hasil yang sama. Penelitian Mavimbe dan Bjune9 di Mozambique

(4)

mengenai penyimpanan vaksin. Sebanyak 40 petugas (91%) tidak mengetahui tentang uji kocok (shake test) dan sebanyak 21 petugas (48%) tidak mengetahui kisaran suhu yang dianjurkan untuk penyimpanan vaksin. Penelitian Zamil20 di

Saudi Arabia terhadap 60 petugas pengelola vaksin di fasilitas kesehatan pemerintah dan swasta juga melaporkan bahwa sebanyak 50% petugas pengelola vaksin memiliki penge-tahuan kurang mengenai penyimpanan vaksin.

Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif kuat antara pengetahuan mengenai penyimpanan vaksin dan praktik penyimpanan vaksin. Penelitian Kristini14 juga melaporkan

korelasi antara rendahnya pengetahuan dan rendahnya kualitas pengelolaan vaksin di UPS. Penelitian Nurhayati15

terhadap 39 bidan di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta menunjukkan bahwa pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal berkorelasi positif dan signifikan dengan kinerja bidan. Semakin tinggi pengetahuan bidan tentang pelayanan antenatal, semakin baik pula kinerja bidan. Hal ini sesuai

dengan cognitive-behavioral theory yang menyatakan

bahwa pengetahuan atau kognisi seseorang berperan penting dalam membentuk dan menjaga respons emosional dan perilaku seseorang terhadap stimulus tertentu. Melalui penambahan jumlah informasi atau pengetahuan mengenai objek tindakan tertentu, semakin besar peluang untuk terben-tuknya suatu perilaku berkaitan dengan objek tersebut.17

Pada umumnya responden menunjukkan sikap negatif mengenai standar penyimpanan vaksin. Sikap yang tidak mendukung ini tampaknya berhubungan dengan tidak munculnya respons tindakan yang diharapkan berupa praktik penyimpanan vaksin yang sesuai standar. Hal ini tampak dari hasil penelitian yang menunjukkan sebagian besar bidan masih kurang menerapkan praktik penyimpanan vaksin sesuai standar. Hasil penelitian menunjukkan korelasi positif kuat dan signifikan antara sikap bidan mengenai penyim-panan vaksin dengan praktik penyimpenyim-panan vaksin. Hal ini sesuai dengan penelitian Suryanti16 terhadap 50 orang bidan

di Kabupaten Cilacap yang menunjukkan bahwa sikap positif bidan berkorelasi positif dan signifikan dengan praktik manajemen aktif kala tiga dalam persalinan. Hal ini sesuai dengan teori tindakan beralasan (the theory of reasoned action) yang menyatakan bahwa perilaku seseorang dipe-ngaruhi sikap terhadap perilaku tersebut. Kejadian-kejadian yang dialami oleh seseorang menimbulkan sikap tertentu terhadap objek sikap yang ditemui. Sikap yang terbentuk, bersama-sama dengan pengetahuan mengenai norma sosial, akan memengaruhi perilaku seseorang.17,21 Sikap positif

petugas kesehatan menjadi predisposisi untuk melakukan tindakan atau praktik yang berkenaan dengan objek sikapnya tersebut.17

Dalam FGD, terungkap bahwa beberapa bidan yang belum pernah mendapatkan pelatihan dan supervisi, memperoleh pengetahuan mengenai penyimpanan vaksin dari bidan lainnya, sehingga kebenaran substansi pengetahuan tersebut tidak dapat dijamin. Pengetahuan yang

kurang atau keliru ini diadopsi dan dilaksanakan dalam praktik sehari-hari sehingga membentuk pengalaman dan kepercayaan bagi bidan tersebut. Hal ini berakibat terbentuknya pola sikap yang cenderung negatif ketika diperkenalkan suatu stimulus baru berupa standar penyimpanan vaksin. Umumnya mereka beranggapan bahwa praktik yang mereka laksanakan selama ini tidak menimbulkan masalah. Selain itu, penyimpanan vaksin sesuai standar dianggap tidak praktis dan mahal. Selama proses FGD, terlihat bahwa subjek pada umumnya ragu-ragu menentukan sikap dan mudah dipengaruhi oleh pendapat peserta lainnya. Sikap subjek dapat berubah karena pengaruh interaksi sosial. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling memengaruhi di antara individu yang satu dengan yang lain. Individu bereaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang diha-dapinya. Pada umumnya, sikap tersebut dapat mencetuskan perbaikan yang lebih mudah.17,21

Pengetahuan yang lebih baik dan sikap yang lebih positif ditunjukkan oleh bidan yang pernah mengikuti pelatihan dan supervisi. Pada umumnya, mereka lebih yakin mengenai pendapatnya dan tidak mudah terpengaruh. Pengetahuan mengenai penyimpanan vaksin yang diperoleh dilandaskan pada kebutuhan atas pengetahuan tersebut, sehingga cenderung mencarinya dari sumber terbaru yang dapat dipercaya kebenarannya. Keyakinan akan kebenaran substansi pengetahuan yang diterima mendorong mereka dalam mengembangkan sikap yang tepat dalam konteks penyimpanan vaksin.22

Kesimpulan

Semakin baik pengetahuan bidan mengenai penyim-panan vaksin, semakin baik praktik bidan dalam penyimpenyim-panan vaksin. Semakin positif sikap bidan, semakin baik pula praktik penyimpanan vaksin. Hal ini dapat menjadi salah satu dasar untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap positif bidan mengenai penyimpanan vaksin pada masa yang akan datang, sehingga keberhasilan program imunisasi terus meningkat.

Daftar Pustaka

1. Ehreth J. The global value of vaccination. Vaccine. 2003;21:596– 600.

2. Matthias DM, Robertson J, Garrison MM, Newland S, Nelson C. Freezing temperatures in the vaccine cold chain: a systematic review. Vaccine. 2007;25:3980–6.

3. Gazmararian JA, Oster NV, Green DC, Schuessler L, Howell K, Davis J, et al. Vaccine storage practice in primary care physician offices: assessment and intervention. Am J Prev Med. 2002;23(4):246–53.

4. Weir A. Preventing cold chain failure: vaccine storage and han-dling. CMAJ. 2004;171(9):1050.

5. Malik S, Mandal PK, Chatterjee C, Ghosh P, Manna N, Chakrabarty D, et al. Assessing cold chain status in a metro city of India: an intervention study. Afr Health Sci. 2011;11(1):128– 33.

(5)

7. Turner N, Laws A, Roberts L. Assessing the effectiveness of cold chain management for childhood vaccines. J Prim Health Care. 2011;3(4):278–82.

8. Carr C, Byles J, Durrheim D. Practice nurses best protect the vaccine cold chain in general practice. Aust J Adv Nurs. 2008;27(2):35–9.

9. Mavimbe JCT, Bjune G. Cold chain management: knowledge and practices in primary health care facilities in Niassa, Mozambique. Ethiop J Health Dev. 2007;21(2):130–5.

10. Aranda CMSS, Moraes JC. Vaccine storage cold chain in public health units of the city of Sao Paulo: knowledge and practice. Rev Bras Epidemiol. 2006;9(2):172–85.

11. Nelson C, Froes P, Dyck AMV, Chavarria J, Boda E, Coca A, et al. Monitoring temperatures in the vaccine cold chain in Bolivia. Vaccine. 2007;25:433-7.

12. Pickering LK, Wallace G, Rodewald L. Too hot, too cold: issues with vaccine storage. Pediatrics. 2006;118:1738–9.

13. Bell KN, Hogue CJR, Manning C, Kendal AP. Risk factors for improper vaccine storage and handling in private provider of-fices. Pediatrics. 2001;107:100–4.

14. Kristini TD. Faktor-faktor risiko kualitas pengelolaan vaksin yang buruk di unit pelayanan swasta: studi kasus di kota Semarang [thesis]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2008.

15. Nurhayati S. Pengaruh pengetahuan, sikap dan perilaku bidan tentang pelayanan antenatal terhadap kinerja bidan: suatu studi

analisis korelatif di Rumah Sakit Persahabatan Jakarta [thesis]. Bandung: Universitas Padjadjaran; 2008.

16. Suryanti. Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku bidan dengan manajemen aktif kala tiga di Kecamatan Majenang Kabupaten Cilacap [thesis]. Bandung: Universitas Padjadjaran; 2008. 17. Fabrigar LR, Smith SM, Petty RE, Crites SL. Understanding

knowl-edge effects on attitude-behavior consistency: the role of rel-evance, complexity, and amount of knowledge. J Pers Soc Psychol. 2006;90(4):556–77.

18. Baranowski T, Cullen KW, Nicklas T, Thompson D, Baranowski J. Are current health behavioral change models helpful in guiding prevention of weight gain effort? Obes Res. 2003;11:23–43S. 19. Departemen Kesehatan RI. Hasil survei ketersediaan peralatan

cold chain dan pengelolaan vaksin pada unit pelayanan swasta di daerah kerja proyek ICDC tahun 2002. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2002.

20. Zamil MA, Johar HA, AlSaleh S, Nooh R, Choudhry J. Knowl-edge and practices of health workers of cold chain. Saudi Epidemiol Bull. 2004;11(4):26–9.

Gambar

Tabel 2.Distribusi Pengetahuan, Sikap, dan Praktik  Penyim-panan Vaksin

Referensi

Dokumen terkait

Pengetahuan peserta didik di sekolah bapak/ibu pada umumnya, dan dapat ditunjukkan buktinya dalam penilaian yang telah dilakukan adalah:..  mampu menghapal cukup banyak

[r]

Penulisan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Modal Sosial Tunanetra Sebagai Tukang Pijat Dalam Meningkatkan Status Sosial Ekonomi Kelurga” pada 5 keluarga suami istri

Tim Persiapan Revitalisasi Pergulaan Indonesia (1999) memberikan rekomendasi kebijakan dalam masa transisi untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri gula

(2008) dengan mencoba untuk meneliti pengaruh intellectual capital terhadap kinerja perusahaan, dengan mengambil sampel penelitian pada sektor perbankan di Indonesia

Menguji kembali penelitian sebelumnya dengan mengganti objek penelitian menjadi perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek seluruh Asia Tenggara.. Menguji

Menyatakan bahwa Penelitian yang berjudul “ANALISIS KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PONOROGO SELATAN KABUPATEN PONOROGO“ adalah

Puji Syukur dipanjatkan pada Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga karya tulis dengan judul “Ansambel Musik Nggo Lamba Dalam Upacara Pati