• Tidak ada hasil yang ditemukan

MOP DAN PEMBENTUKAN PARADIGMA MASYARAKAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MOP DAN PEMBENTUKAN PARADIGMA MASYARAKAT"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

MOP DAN PEMBENTUKAN PARADIGMA MASYARAKAT

A. LATAR BELAKANG

Ledakan jumlah penduduk dunia saat ini hampir mencapai titik kritis, dengan demikian perlu adanya suatu usaha untuk menekan laju pertumbuhan jumlah penduduk secara global dan massive. China, sebagai Negara yang memiiki jumlah penduduk tertinggi di dunia telah menerapkan peraturan yang menyatakan bahwa satu keluarga hanya diperbolehkan memiliki satu anak saja. Dengan peraturan tersebut, tingkat kejadian aborsi menjadi sangat tinggi. Dengan tingginya tingkat aborsi, ini juga menjadi masalah tersendiri, karena berhubungan dengan kesehatan alat reproduksi, nilai kemanusiaan, nilai etika dan lain sebagainya. Oleh karena itu, harus difikirkan suatu system pengaturan/ pengendalian pertumbuhan jumlah penduduk yang aman dan lebih “manusiawi”.

Program Keluarga Berencana merupakan salah satu program pemerintah Indonesia yang notabene bahwa Negara ini bercokol pada posisi ke-4 dunia sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia setelah China, Amerika, dan India.

Melalui program KB, pemerintah Indonesia beusaha melakukan pemerataan jumlah penduduk dan berusaha untuk menekan ledakan jumlah penduduk dengan memperhatikan berbagai aspek, baik dari segi social, ekonomi, budaya, religious, humanity right dan berbagai aspek lain.

Meskipun pada beberapa waktu lalu program KB ini pernah sukses dilakasanakan, namun ternyata suatu perjuangan harus mengalami rasanya kemunduran yang berimbas hingga saat ini. Meski demikian, BKKBN sebagai badan yang membidangi tentang pengendalian penduduk tidak lantas berhenti, justru harus lebih semangat lagi berjuang untuk kepentingan bersama.

Banyak program yang ditawarkan BKKBN dalam hal pengendalian penduduk, diantaranya adalah dengan mempromosikan kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan alat kontrasepsi yang terdiri dari alat kontrasepsi hormonal dan non hormonal sebagai salah satu cara yang lebih “manusiawi” dalam pengendalian jumlah penduduk nasional.

(2)

Namun “banyak kekhawatiran” yang berkembang dari paradigma masyarakat tentang pelaksanaan operasi ini yang berimbas sulitnya mendapatkan peserta MOP.

B. ANALISIS SITUASI

Analisis situasi ini dilakukan untuk memilah dan memilih bagaimana kondisi masyarakat yang akan dijadikan sasaran pelaksanaan program (MOP). Hal ini sangatlah penting mengingat bahwa kondisi masyarakat yang sangat heterogen dengan berbagai macam latar belakang baik segi ekonomi, budaya, status social, ataupun pendidikan. Sehingga dapat ditentukan bagaimana taktik dan teknik penyampaian program dapat diterima masyarakat. Berasarkan analisis kami, situasi masyarakat di daerah kami terbagi menjadi beberapa bagian, dianalisis berdasarkan:

1. Intelektualitas/ Latar Belakang Pendidikan

Dari segi intelektualitas atau latar belakang pendidikan, kami bagi menjadi 3, yaitu:

a. Pendidikan tinggi

Golongan masyarakat ini terdiri dari golongan :

 Ulama dan kiyai

 Sarjana, tenaga ahli maupun pakar

 Guru dan dosen b. Pendidikan menengah

Golongan masyarakat ini terdiri dari golongan :

 Lulusan SMP dan SMA

 Praktisi

c. Pendidikan dasar

Golongan masyarakat dengan latar belakang pendidikann dasar ini terdiri dari:

 Lulusan SD

 Tak pernah mengenyam pendidikan dasar 2. Ekonomi

Dari segi ekonomi, kami bagi menjadi 3 golongan, yaitu golongan atas, menengah, dan bawah.

3. Religiusitas

Dari segi religiusitas pun kami bagi menjadi tiga, yaitu religiusitas tinggi, sedang, dan rendah.

4. Kebudayaan

(3)

C. ANALISIS KOMUNIKASI

Komunikasi dapat terjalin dengan baik bila seseorang mampu berkomunikasi sesuai dengan latar belakang orang yang diajak berkomunikasi itu. Dengan demikian, kita perlu menganalisis teknik komunikasi penduduk yang memiliki berbagai latar beakang.

Berdasarkan analisis situasi di atas, kami klasifikasikan cara komunikasi ini kedalam beberapa golongan, antara lain:

1. Komunikasi bedasarkan keilmuan

Yang dimaksud dengan komunikasi berdasarkan keilmuan di sini adalah komunikasi yang dijalin berdasarkan hasil kajian-kajian ilmiah para ilmuan yang ditunjang dengan data ilmiah dan dalil baik dari segi keilmuan agama maupun sain. Komunikasi ini ditujukan khususnya bagi masyarakat dengan tingkat/ latar belakang pendidikan yang tinggi dan golongan dengan latar belakang tingkat religiusitas yang tinggi pula. Bagi golongan ulama, kiyai, dan kawasan dengan masyarakat yang religious, komunikasi yang dijalin harus berdasarkan keilmuan agama yag dilandasi dengan dalil-dalil yang kuat. Adapun bagi golongan guru, dosen, sarjana, ahli, maupun pakar, selain dalil-dalil yang diambil dari Qur’an mapun Hadits, juga harus ditunjang dengan data ilmiah yang cukup akurat.

2. Komunikasi berdasarkan budaya dan adat

Adapun komunikasi yang dibangun berdasarkan tinjauan adat dan budaya ini adalah komunikasi yang dijalin berlandaskan pada pandangan budaya dan adat sekitar tentang program yang akan dikomunikasikan, komunikasi ini ditujukan secara khusus bagi daerah dengan topografi masyarakat dengan latar belakang budaya yang sangat kental.

3. Komunikasi berdasarkan data

Hampir sama dengan karakteristik komunikasi nomor 1, komunikasi ini juga harus berdasarkan data-data yang akurat, namun bedanya komunikasi model ini tidak memerlukan dalil-dalil yang diambil dari nilai agama, cukup data yang akurat dan ditopang logika matematis ekonomis. Komunikasi ini ditujukan khususnya bagi masyarakat dengan latar belakang tingkat ekonomi menengah ke atas.

D. RENCANA AKSI DAN STRATEGI KOMUNIKASI

Berdasarkan pada hasil analisis situasi dan komunikasi di atas, rencana aksi dan strategi komunikasi yang memungkinkan dapat dilaksanakan antara lain: 1. Pemutakhiran data

2. Kajian ilmiah

3. Analisis wilayah masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

ruang lingkup pertanyaan yang luas atau yang sempit. Aspek yang kedua ialah pemusatan terhadap jumlah tugas siswa sebagai akibat dari pertanyaan guru. Pertanyaan yang

Selain itu, terdapat perbedaan variabel independen untuk menilai penyebab stres kerja, penelitian terdahulu menilai penyebab stres kerja berdasarkan kebisingan,

Hasil ini merupakan rata-rata dari tiga tanaman pisang berbunga yang diamati untuk tiap strata penggunaan lahan dari lima daerah pengamatan (Menggermalang, Kayu Gede, Dukuh, Jati

0,05, maka hasil penelitian ini menerima hipotesis pertama yang menyatakan terdapat pengaruh yang signifikan antara Ukuran Dewan Komisaris terhadap Fee Audit.

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa ransum yang mengandung konsentrat- PUFA yang disuplementasi Curmiyeast, sebanyak 1 kg/ekor/hari meningkatkan kecernaan

Pelaksanaan Pembelajaran Tajwid Di Madrasah Diniyah Takmiliyah Nurul Jannah Kelas VI Desa Cinta Puri Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Banjar berusaha untuk

Lingkungan Internal (Internal Environment) – Lingkungan internal sangat menentukan warna dari sebuah organisasi dan memberi dasar bagi cara pandang terhadap risiko dari setiap

ialah apakah kebaikan serta keburukan yang dibawa oleh media massa dan apakah masalah yang dihadapi oleh media massa