• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokak"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Persepsi Konsumen dari Perspektif Meal Experience

(Studi pada Cafe My kopi-O! Mall MX)

Endah Rahayu Lestari , 1)* , Panji Deoranto2) , Ayu Yuni Afifah

Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian, FTP-Universitas Brawijaya *email: endahlestari24@yahoo.com

ABSTRAK

Meal experience merupakan kesan ataupun perasaan yang dirasakan seseorang ketika datang ke sebuah tempat makan. Kesan yang positif akan memberikan efek yang positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui variabel-variabel meal experience yang berpengaruh dalam membentuk persepsi konsumen di cafe My Kopi-O! Mall MX, Malang. Model persamaan struktural dirancang untuk menguji hubungan tersebut. Teknik analisis data menggunakan softwa re PLS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meal experience yang terdiri dari variabel makanan dan minuman, kebersihan, suasana, dan harga berpengaruh positif signifikan, sedangkan variabel pelayanan tidak berpengaruh signifikan dalam membentuk persepsi konsumen.

Kata Kunci: meal experience, persepsi konsumen, My Kopi-O! cafe

ABSTRACT

Meal experience is an impression or a feeling that someone feels when they come to a place to eat. Positive impression will give a positive effect as well. The purpose of this resea rch is to study the effect of meal experience variables in forming consumer’s perception at My Kopi-O! MX Mall. Structural equation model was designed to test the relationship. Data were analyzed using software PLS. The results of this research showed that that the meal experience consists of food and beverage, cleanliness, atmosphere, and price ha d positive-significant effect, while level of service did not give positive-significant effect in forming consumer’s perception.

Keywords: meal experience, consumer perception, My Kopi-O! cafe

PENDAHULUAN

Dunia kuliner mengalami perkembangan, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan fisiologis namun juga telah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Hal ini ditandai dengan kemunculan berbagai jenis restoran. Menurut survei yang dilakukan Badan Pusat Statistik (2011), selama tahun 2008 hingga 2011 jumlah restoran terus bertambah. Hal ini menyebabkan meningkatnya persaingan usaha sekaligus memberikan keleluasaan bagi konsumen untuk memilih suatu restoran. Penilaian konsumen terhadap restoran tidak lagi terbatas pada makanan dan minuman saja, namun juga variabel lain seperti pelayanan, kebersihan, suasana, dan harga yang kemudian dikenal sebagai meal experience. Meal experience adalah serangkaian pengalaman yang dirasakan oleh konsumen ketika sedang makan yang dapat dibedakan menjadi nyata (tangible), maupun tidak nyata (intangible).

Pengalaman makan (meal experience) dapat muncul baik di awal ketika seseorang tiba di suatu tempat ataupun di akhir ketika akan meninggalkan tempat tersebut (Davis et al., 2012).

(2)

yang memadukan cita rasa khas Asia (Indonesia, Malaysia, dan Cina) dan cita rasa khas Western Food. My Kopi-O! menawarkan beragam menu, baik makanan, minuman, dan snack.

Pada umumnya masyarakat akan cenderung tertarik dengan hal-hal baru, termasuk untuk mencoba dan datang ke My Kopi-O! Mall MX, karena cafe ini relatif baru di Kota Malang. Ketertarikan ini muncul akibat stimulus yang ditangkap oleh panca indera seseorang. Panca indera akan menangkap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan oleh seseorang yang kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk stimulus. Stimulus yang diterima ini kemudian akan diolah dalam diri konsumen sehingga konsumen merasakan sensasi, yaitu respon terhadap stimulus yang datang (Sumarwan et al., 2012). Hal ini kemudian dapat membentuk suatu gambaran di benak konsumen mengenai apa yang mungkin akan didapatkan bila mengunjungi restoran tersebut sehingga muncul ketertarikan untuk datang ke restoran tersebut.

Kondisi demikian harus dapat disambut positif oleh My Kopi-O! Mall MX dengan cara mewujudkan harapan konsumen terhadap restoran tersebut yang dapat dinilai oleh konsumen melalui variabel-variabel meal experience. Oleh karena itu, harapan setiap konsumen adalah sesuatu yang seharusnya mampu diakomodasi dan dipenuhi oleh penyedia produk dan jasa mengingat persaingan bisnis yang semakin ketat.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui variabel-variabel meal experience yang berpengaruh terhadap persepsi konsumendi My Kopi-O! Mall MX.

METODE

Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah konsumen restoran yang ada di Kota Malang dan sampel yang digunakan adalah konsumen My Kopi-O! Mall MX. Responden penelitian dipilih dengan metode non probability sampling sebanyak 100 orang yang berusia 15 – 55 tahun, baik pria maupun wanita.

Variabel Penelitian

Variabel Indikator

Makanan dan Minuman (X1) Variasi menu (X11)

Kualitas bahan (X12)

Porsi (X13)

Rasa (X14)

Suhu penyajian (X15)

Bentuk penyajian (X16)

Pelayanan (X2) Kecepatan (X21)

Penampilan karyawan (X22)

Fasilitas Wi-Fi (X23)

Keramahan karyawan (X24)

Pengetahuan karyawan (X25)

Kebersihan (X3) Peralatan makan (X31)

Lingkungan restoran (X32)

Fasilitas restoran (X33)

Dapur terbuka (X34)

Suasana (X4) Dekorasi ruangan (X41)

Pengaturan meja dan tempat duduk (X42)

Suara musik (X43)

Suhu ruangan (X44)

Harga (X5) Kesesuaian harga (X51)

Ketersediaan potongan harga (X52)

Pembayaran debit (X53)

Persepsi Konsumen (Y) Kepuasan konsumen (Y1)

Reputasi restoran (Y2)

(3)

Hipotesis Penelitian

H1 : Makanan dan minumanberpengaruh positif terhadap persepsi

konsumen

H2 : Pelayanan berpengaruh positif terhadap persepsi konsumen H3 : Kebersihan berpengaruh positif terhadap persepsi konsumen H4 : Suasana berpengaruh positif terhadap persepsi konsumen H5 : Harga berpengaruh positif terhadap persepsi konsumen

Pengembangan Model Struktural

Variasi menu (X1.1)

Kualitas bahan (X1.2)

Porsi (X1.3)

Rasa (X1.4)

Suhu penyajian (X1.5)

Bentuk Penyajian (X1.6)

Kecepatan (X2.1)

Penampilan karyawan (X2.2)

Fasilitas Wi-Fi (X2.3)

Keramahan karyawan (X2.4)

Pengetahuan karyawan (X2.5)

Peralatan makan (X3.1)

Lingkungan restoran (X3.2)

Fasilitas restoran (X3.3)

Open kitchen (X3.4)

Dekorasiruangan (X4.1)

Pengaturan meja dan tempat duduk (X4.2)

Suara musik (X4.3)

Suhu ruangan (X4.4)

Kesesuaian harga (X5.1)

Potongan harga (X5.2)

Makanan dan minuman

(X1)

Kebersihan (X3) Pelayanan

(X2)

Suasana (X4)

Harga (X5)

Persepsi Konsumen

(Y)

Kepuasan konsumen (Y1)

Reputasi restoran (Y2)

Pembayaran debit (X5.3)

Penangananan komplain (Y3)

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengujian Instrumen Penelitian

Berdasarkan hasil pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian (kuesioner) diperoleh bahwa semua indikator dinyatakan valid dan reliabel karena nilai hitung lebih besar daripada nilai r-tabel (0,1654) dan nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6.

Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)

Hasil evaluasi model pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Goodness of Fit Model Pengukuran

Variabel Pengujian Parameter Hasil

Makanan dan minuman (X1),

Pelayanan (X2),

Kebersihan (X3),

Harga (X5),

Persepsi Konsumen (Y)

Validitas Konvergen

Loading Factor

Valid

AVE Valid

Validitas Diskriminan

Crossloading Valid

Reliabilitas Cronbach’s

alpha

X5 tidak reliable

Composite reliability

Reliabel

Suasana (X4) Validitas Signifikansi

nilai weight

X42 dan X44 tidak

signifikan  tidak valid

Multikolinearitas VIF Bebas multikol

Evaluasi Model Struktural (Inner Model)

Berdasarkan hasil pengujian, diketahui bahwa nilai R2 sebesar 0,492 yang berarti bahwa variasi perubahan variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 49,2 persen, sedangakan 50,8 persen sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model yang diajukan. Sementara itu, nilai Q2 untuk predictive relevance adalah sebagai berikut:

Q2 = 1 – (1 – (R2)2) = 1 – (1 – (0,492)2) = 0,242

(5)

Hasil Pengujian Hipotesis

H1. Pengaruh Makanan dan Minuman (X1) Terhadap Persepsi Konsumen (Y)

Nilai t-hit (2,685) lebih besar dari t-tabel (1,660) berarti bahwa makanan dan minuman berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi konsumen. Makanan dan minuman merupakan

core product yang ditawarkan oleh restoran sehingga makanan dan minuman memiliki peran yang penting dalam menciptakan persepsi yang baik di benak konsumen. Menurut Suteja (2008), makanan dan minuman yang berkualitas akan membentuk dining experience yang positif.

H2. Pengaruh Pelayanan (X2) Terhadap Persepsi Konsumen (Y)

Nilai t-hit (1,611) lebih kecil dari t-tabel (1,660) berarti bahwa pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi konsumen. Pelayanan tidak berpengaruh signifikan terhadap persepsi konsumen dapat terjadi karena konsumen cukup terhibur dengan suasana yang ditawarkan mengingat mayoritas responden adalah pelajar/mahasiswa dengan usia antara 19- 24 tahun. Gillespie dan Cousins (2011) menyebutkan bahwa tingkat pelayanan yang dibutuhkan seseorang tergantung pada kebutuhan seseorang saat itu. Konsumen yang berusia muda lebih menyukai restoran dengan pelayanan yang tidak terlalu formal (informal) dibanding pelayanan restoran yang formal. Oleh karena itu, variabel pelayanan bukan merupakan hal yang cukup berpengaruh bagi konsumen.

H3. Pengaruh Kebersihan (X3) Terhadap Persepsi Konsumen (Y)

Nilai t-hit (1,746) lebih besar dari t-tabel (1,660) berarti bahwa kebersihan berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi konsumen. Menurut Sari (2012), kebersihan rumah makan atau restoran merupakan hal yang sangat penting karena dapat mempengaruhi selera makan pelanggan, selezat apapun cita rasa makanan dan minuman yang dihidangkan, pelanggan belum tentu merasa puas bila kebersihan restoran tidak terjaga.

H4. Pengaruh Suasana (X4) Terhadap Persepsi Konsumen (Y)

Nilai t-hit (2,138) lebih besar dari t-tabel (1,660) berarti bahwa suasana berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi konsumen. Menurut Sosrowidjojo (2010), alasan seseorang makan di luar (eating out) dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti untuk mencari pengalaman dan kesenangan, mengisi waktu luang, atau ada kejadian khusus, seperti merayakan sesuatu, rapat dengan rekan kerja, membahas gosip dengan teman, atau hanya sekadar berkumpul bernostalgia dengan teman. Selain itu, juga disebutkan bahwa beberapa alasan anak muda menggemari eating out adalah untuk menggunakan fasilitas Wi-Fi dan tertarik dengan dekorasi ruangan yang bagus untuk tempat berfoto.

H5. Pengaruh Harga (X5) Terhadap Persepsi Konsumen (Y)

Nilai t-hit (1,900) lebih besar dari t-tabel (1,660) berarti bahwa harga berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi konsumen. Harga adalah salah satu faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih restoran. Menurut Suteja (2008), harga yang terlalu tinggi, lebih tinggi dari persepsi pelanggan terhadap produk yang ditawarkan akan menyebabkan permintaan rendah. Sementara itu, harga yang terlalu rendah, lebih rendah dari persepsi pelanggan akan menyebabkan perusahaan tidak memperoleh revenue.

Berdasarkan hasil diagram jalur, dapat diperoleh persamaan:

Y = 0,248 X1 + 0,161 X2 + 0,164 X3 + 0,195 X4 + 0,172 X5. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

yang paling berpengaruh dalam membentuk persepsi konsumen adalah variabel makanan dan minuman (X1) dengan nilai koefisien 0,248, kemudian berturut-turut adalah suasana (X4), harga

(X5), kebersihan (X3), dan pelayanan (X2).

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

(6)

membentuk persepsi konsumen, sedangkan variabel pelayanan tidak berpengaruh signifikan dalam membentuk persepsi konsumen. Diketahui pula bahwa variabel makanan dan minuman merupakan variabel yang paling berpengaruh dalam membentuk persepsi konsumen dalam menilai meal experience di My Kopi-O! Mall MX

Saran

Untuk penelitian selanjutnya perlu dikembangkan analisis harapan dan loyalitas konsumen terhadap bisnis kuliner.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Restoran/ Rumah Makan 2010. Dilihat pada 5 November 2014. http://www.bps.go.id/hasil_publikasi

Davis, B., Lockwood, A., Alcott, P., and Pantelidis, I. 2008. Food and Beverage Management (5th Edition). Routledge. New York.

Gillespie, C. dan Cousins, J. 2011. European Gastronomy Into The 21st Century. Routledge. New York.

Marselitta, P.V., Goenawan, V., Tarigan, Z.J.H., dan Kristanti, M. 2008. Analisa Perbandingan Harapan dan Persepsi Pria dan Wanita dalam Memilih Sebuah Restoran di Surabaya Ditinjau dari Segi Meal Experience. Jurnal Manajemen Perhotelan 4(1): 6-17.

Sari, A.I. 2012. Tingkat Kepuasan Konsumen pada Mutu Pelayanan Rumah Makan (Studi pada RM. Jawa Deli, RM. Putri Minang, dan RM. Tak Bernama di Kampung Susuk, Kampus USU – Medan). Jurnal Keuangan dan Bisnis 4(2): 148-159.

Sosrowidjojo, M. 2010. Sensasi Kesenangan pada Pelanggan Kedai Kopi Tak Kie dan Bakoel Koffie. Tesis. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Indonesia. Depok.

Sumarwan, U., Simanjuntak, M., dan Yurita. 2012. Persepsi dan Preferensi Iklan Mempengaruhi Niat Beli Anak pada Produk Makanan Ringan. Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen

5(2): 185-192.

Suteja, D. 2008. Analisis Bauran Pemasaran Restoran Dining dari Sisi Perusahaan (Studi Kasus Restoran Wingdome). Tesis. Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta.

Tantrisna, C. dan Prawitasari, K. 2006. Analisa Harapan dan Persepsi Penumpang Terhadap Kualitas Makanan yang Disediakan oleh Maskapai Penerbangan Domestik Indonesia.

Jurnal Manajemen Perhotelan 2(1): 36-46.

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konseptual Model
Tabel 1. Goodness of Fit Model Pengukuran

Referensi

Dokumen terkait

tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan

• Uraian kajian literatur yang memberikan kontribusi terhadap pemahaman para pembaca tentang topik penelitian yang akan diteliti dan untuk menerangkan

(2) DER berpengaruh positif tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan makanan dan minuman, menunjukkan bahwa investor dapat menjadikan nilai hutang yang

Berekméri Sándor 1916-ban vonult be katonának. Környezetében mind társai, mind felettesei szívesen hallgattak mesét.. Még azt is érdemesnek tartanám – írja Dégh Linda –,

(2) Wajib Pajak yang dengan sengaja tidak menyampaikan SPTPD atau mengisi dengan tidak benar atau tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak benar

Oleh karenanya penguasaan konsep dasar Akidah Akhlak, serta landasan dan implementasinya dalam pembelajaran di kelas patut pula diberikan kepada mahasiswa calon

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin sejak konsepsi sampai pada permulaan persalinan yaitu 280 hari

(2) Untuk proyek-proyek yang dijelaskan dalam ayat (1) diatas Pemerintah Republik Federal Jerman harus menyediakan kontribusi pengeluaran sebesar EUR 12.150.000 (dua