• Tidak ada hasil yang ditemukan

jiptummpp gdl istinurulj 50362 2 babi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "jiptummpp gdl istinurulj 50362 2 babi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dewasa ini, wacana mengenai pendidikan karakter semakin mendapat perhatian dari berbagai pihak. Banyaknya fenomena yang mencerminkan degradasi moral dalam konteks kebangsaan telah membuat semua pihak khawatir dan prihatin, tidak bisa dimungkiri, kini perilaku tercela seolah menjadi suatu yang biasa terjadi. Situasi ini sesungguhnya memberikan ancaman tersendiri bagi perkembangan generasi muda (Budiharjo, 2015). Berdasarkan hasil riset pada tahun 2014 yang dilakukan oleh Badan Narkotika Nasional bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Kesehatan Universitas Indonesia menunjukkan bahwa sebanyak 33% pelaku penyalahgunaan narkoba berada pada rentang usia pelajar dan mahasiswa, bahkan tak sedikit pula penyalahgunaan narkoba dilakukan oleh pelajar di kalangan pendidikan tingkat dasar (Wibowo, 2016). Penurunan moral bangsa, khususnya remaja dikarenakan melemahnya pendidikan budaya dan karakter baik yang terintegrasi dalam pendidikan formal maupun pendidikan nonformal.

(2)

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Menurut Ki Hadjar Dewantara (dalam Wilujeng, 2012) pendidikan merupakan daya upaya memajukan budi pekerti (kekuatan batin, karakter), pikiran (intelect) dan tubuh anak, dimana bagian-bagian tersebut tidak boleh dipisahkan agar kita dapat memajukan kesempurnaan hidup anak-anak kita.

Penataan kembali atau transformasi pendidikan nasional dapat dimulai dengan menempatkan kembali karakter sebagai ruh atau dimensi terdalam pendidikan nasional berdampingan dengan intelektualitas yang tercermin dalam kompetensi, dengan karakter yang kuat tangguh beserta kompetensi yang tinggi, yang dihasilkan oleh pendidikan yang baik, berbagai kebutuhan, tantangan, dan tuntutan baru dapat dipenuhi atau diatasi (Kemendikbud, 2016). Pendidikan karakter menjadi simbol dari penguatan karakter kebangsaan (Sahlan, 2012).

(3)

meningkatkan mutu penyelengaraan dan hasil pendidikan di sekolah melalui pembentukan karakter peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang susuai standar kompetensi lulusan. Kemendikbud, (2016) menyatakan bahwa implementasi pendidikan karakter dapat dilakukan dengan tiga pendekatan utama, yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis masyarakat. Ningsih, (2014) menyebutkan bahwa pendidikan karakter yang terintegrasi dalam pembelajaran merupakan pengenalan nilai dan internalisasi nilai-nilai ke dalam tingkah laku peserta didik melalui kegiatan pembelajaran. Menurut Wibowo, (2016) semua mata pelajaran bertanggung jawab terhadap penanaman nilai-nilai keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia, dengan demikian sudah seharusnya semua mata pelajaran harus menyisipkan dan menanamkan nilai-nilai iman dan takwa (imtak) serta akhlak mulia, termasuk diantaranya dalam mata pelajaran IPA. Mata pelajaran IPA adalah suatu mata pelajaran yang memuat kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.

(4)

Peraturan Menteri No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMP lampiran 3 menyebutkan bahwa IPA dipandang sebagai cara berpikir untuk memahami alam, melakukan penyelidikan, dan sebagai kumpulan pengetahuan. Menurut Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa mata pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik memiliki sikap rasa ingin tahu, logis, kritis, analisis, jujur dan tanggung jawab melalui IPA.

SMP Negeri 3 Malang merupakan salah satu Sekolah Menengah Pertama unggulan di kota Malang. SMP Negeri 3 Malang mempunyai semboyan yakni

Bina Taruna Adiloka (Bintaraloka), arti kata Bina Tatuna Adiloka sendiri

diambil dari bahasa Sansekerta yang bisa diartikan tempat membina generasi muda. Berdasarkan semboyan tersebut, SMP Negeri 3 Malang dikenal sebagai tempat yang sesuai untuk mencetak generasi muda menjadi manusia-manusia terbaik. Visi SMP Negeri 3 Malang yaitu mewujudkan siswa, guru, dan karyawan SMP Negeri 3 Malang unggul dalam penguasaan IPTEK berlandaskan IMTAQ, budi pekerti luhur, dan berwawasan lingkungan. Proses pembelajaran di SMP Negeri 3 Malang telah mengimplementasikan pendidikan karakter dalam semua mata pelajaran.

(5)

karena itu penelitian dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Malang” perlu untuk dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1.2.1 Bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Malang?

1.2.2 Bagaimana solusi dan stategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan implementasi pendidikan karekter dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Malang?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mendeskripsikan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Malang.

1.3.2 Mengetahui solusi dan strategi yang tepat untuk mengatasi permasalahan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Malang.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1.4.1 Secara Teoritis

(6)

1.4.1.2Memberikan kontribusi mengenai langkah-langkah strategis dalam pengimplementasian pendidikan karakter dalam pembelajaran IPA di pendidikan menengah pertama (SMP/MTs).

1.4.1.3Secara teoritis, hasil penelitian ini akan mampu menggambarkan fakta lapangan mengenai implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Malang.

1.4.2 Secara Praktis

1.4.2.1Memberikan masukkan bagi pendidik khususnya pendidikan menengah (SMP/MTs) mengenai penanaman nilai-nilai karakter dalam pembelajaran IPA supaya lebih bermakna dan tersistematisasi.

1.4.2.2Memberikan kontribusi pada cara pemahaman pendidikan karakter diimplementasikan dalam pembelajaran IPA di pendidikan tingkat menengah (SMP/MTs).

1.5 Batasan Penelitian

Penelitian ini hanya membatasi hal-hal tertentu saja, yaitu:

1.5.1 Perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian pendidikan karakter dalam pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Malang

1.5.2 Data-data berupa RPP guru, proses pembelajaran di dalam kelas, dan hasil wawancara akan di dokumentasikan.

1.6 Definisi Operasional

(7)

sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, pikiran, perasaan, sikap, perkataan, dan perbuatan agar sesuai dengan norma-norma serta adat istiadat.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian tersebut di atas, telah dibuat simulasi eksperimen yang memanfaatkan tabung Geiger Muller dan Ratemeter berbasis komputer dengan memanfaatkan program makro

4.4.4 Grafik Hubungan Antara Putaran Poros dan Daya Mekanis Untuk Tiga Variasi Kecepatan Angin Data dari Tabel 4.4, Tabel 4.5 dan Tabel 4.6 yang sudah diperoleh pada

Facilitating market transactions • Land rental markets.. •

Dengan menggunakan media infografis, dapat memudahkan dalam penyampaian informasi atau secara cepat dan jelas mengenai museum tokoh pahlawan di Jakarta kepada masyarakat

IRR adalah suku bunga yang dihitung pada saat NPV=0, jadi sebelum menghitung IRR lebih baik mencari nilai NPV lebih dahulu. Kemudian dari nilai IRR dibandingkan

Sehubungan dengan hal tersebut tujuan penulisan artikel adalah untuk menghitung daya tampung beban pencemaran Sungai Batang Binguang terhadap parameter.. Total

PTK merupakan bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai

Pemberian formula enteral berbahan dasar labu kuning dapat meningkatkan albumin serum pada tikus diabetes, akan tetapi tidak ada perbedaan peningkatan yang