PSIKOLOGI PERILAKU ARSITEKTUR
PSIKOLOGI PERILAKU ARSITEKTUR
Oleh :
I0213029
Ekine W Tyas
B
A
C
D
E
F
A
B
C
D
DAPUR UTAMA
DAPUR SIAP SAJI
GUDANG MAKANAN
AREA CUCI PIRING
AREA SIAP SAJI & KASIR
SELF SERVICE AREA
AREA MINUMAN
RAK MAKANAN & MINUMAN
SERVICE
AREA
FOOD SERVING
AREA
PUBLIC AREA
SERVICE AREA
Crucial time : 09.00 A.M – 02.00 P.M
Pengguna terbatas hanya pada pemilik kantin dan staff. Tidak ada interaksi sosial antara konsumen dan penjual dalam zona ini.
Berfungsi sebagai dapur utama dan area cuci piring
FOOD SERVING AREA
Crucial Time : 08.00 A.M – 03.00 P.M
Terjadi interaksi sosial antar konsumen, maupun antara konsumen dan penjual.
Berfungsi sebagai area penyajian, dimana makanan dan minuman di area ini merupakan bahan siap konsumsi tanpa melalui proses kembali.
PUBLIC AREA
Crucial Time : 11.00 A.M – 04.00 P.M
Dapat diakses oleh semua pengunjung, area tempat duduk terbagi atas area outdoor dan indoor. Tidak terdapat partisi pemisah yang pasti diantara keduanya.
Terjadi berbagai interaksi sosial antar pengguna.
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
JEJAK PENDAPAT PENGGUNAAN KANTIN
KAMPUS
TERHADAP 52 ORANG KORESPONDEN
Problem :
Bagaimana caranya menciptakan desain sebuah kantin
yang dapat mengakomodir semua kebutuhan pengunjung ?
Setiap pengunjung yang datang ke kantin, memiliki persepsi tersendiri terhadap fungsi daripada keberadaan kantin tersebut. Berdasarkan jejak pendapat yang dilakukan, maka didapati tiga fungsi primer dan dua fungsi sekunder yang semestinya dapat diwadahi oleh Kantin Selatan. Setiap fungsi tidak boleh saling mengganggu, karena jika saling mengganggu atau terganggu akan dapat menimbulkan crowded di area kantin itu sendiri
• Penataan layout kursi cinderung tidak kondusif bagi seseorang yang baru berkunjung pertama kali, atau bagi yang memiliki tipe kepribadian tertutup (introven) serta datang ke kantin sendirian. Mereka akan merasa terganggu dan risih jika harus duduk semeja dengan orang-orang yang notabene tidak mereka kenal. • Belum terdapatnya pemisahan yang jelas pada
area makan didalam ruangan dan diluar ruangan.
• Dibutuhkan batas-batas yang jelas, antar ruangan agar personal space pengguna dapat dibatasi atau diperbesar • Dibutuhkan jarak yang tepat pada tiap titik layout personal space untuk menciptakan kenyamanan yang lebih maksimal
PROBLEM
Jumlah tempat duduk tidak sebanding dengan jumlah pengunjung yang datang. Terutama saat jam istirahat dan hari perkuliahan. Hal ini menyebabkan pe u puka pengunjung di beberapa titik. Sehingga mempengaruhi setiap pergerakan. Kantin ini memiliki 15 meja makan. Setiap meja makan dapat menampung 6 – 8 orang pengunjung. Sehingga total secara keseluruhan dapat menampung 120 orang.
Berdasarkan pengamatan, setiap 3 menit terdapat sedikitnya 4-6 orang pengunjung yang datang. Jika diakumulasi, maka dalam 1 jam terdapat 120 pengunjung yang datang. Sedangkan waktu-waktu
crucial dapat terjadi dengan interval waktu 3 jam.
Yakni sirkulasi 360 yang bergantian menggunakan kantin secara bersamaan. Daya tampung kantin tentu belum dapat mewadahi pergerakan tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan daya tampung yang lebih besar, tanpa mengganggu personal space pengguna dan teritoriality penjual didalam kantin tersebut. Salah satu cara yang digunakan adalah dengan mengubah tata ruang kantin secara keseluruhan tanpa menambah luasan kantin mengingat ketersediaan lahan yang terbatas.
Skenario 1 :
Pengunjung datang dari main entrance (sisi selatan) dan langsung mengambil makanan di self area service, atau memesan makanan di area kasir. Kemudian mencari tempat duduk. Pengunjung didominasi oleh mahasiswa dan staff kampus
Skenario 3 :
Pengunjung datang dari sisi timur (Area Parkir Gd. 1 FT UNS ) dan langsung mengambil makanan di self area service, atau memesan makanan di area kasir. Kemudian mencari tempat duduk. Pengunjung didominasi oleh mahasiswa
Skenario 2 :
Pengunjung datang dari sisi barat (Gd. 6 FT UNS) dan langsung mengambil makanan di self area service, atau memesan makanan di area kasir. Kemudian mencari tempat duduk. Pengunjung didominasi oleh mahasiswa dan staff kampus
Skenario 4:
Pengunjung datang dari main entrance (sisi selatan) dan langsung mencari tempat duduk. Kemudian mengambil makanan di self area service, atau memesan makanan di area kasir. Pengunjung didominasi oleh mahasiswa yang datang secara berkelompok
Skenario 5 :
Pengunjung datang dari sisi timur (Area Parkir Gd. 1 FT UNS ) dan langsung mencari tempat duduk Kemudian, mengambil makanan di self area service, atau memesan makanan di area kasir. Pengunjung didominasi oleh mahasiswa yang datang secara berkelompok
Skenario 6 :
Pengunjung datang dari sisi barat (Gd. 6 FT UNS) dan langsung mencari tempat duduk Kemudian, mengambil makanan di self area service, atau memesan makanan di area kasir.
Area belakang kantin, diberi batas yang jelas agar tidak dapat diakses oleh kepentingan umum. Dan agar dapat menjaga privasi aktifitas didalamnya. Batas ruang yang digunakan berupa batas ruang masif.
Penghilangan batasan antara dapur utama dan dapur siap saji, mengingat
keduanya memiliki fungsi yang hampir sama. Penyatuan fungsi membuat
ruang yang digunakan terasa semakin luas
Terdapat pelubangan dinding pada area service
untuk memudahkan staf melakukan komunikasi dengan pihak dapur. Hal
ini mengefisiensi pergerakan penjual. Dan
mengurangi crowded internal
Terdapat partisi pemisah untuk mempertegas alur pengunjung yang datang, sehingga titik crowded dapat
diminimalisir. Hal tersebut membantu membangun mindset pengunjung untuk melakukan pemesanan melalui alur yang sudah diterapkan agar tidak crowded
Pemisah ruang luar dan ruang dalam pada lantai dasar menggunakan pagar kayu, hal ini
dilakukan untuk meminimalisir jumlah pengunjung yang mengakses kantin melalui berbagi
arah sehingga menyebabkan kepadatan. Penggunaan partisi
pemisah ini, dianggap dapat memperlancar sirkulasi udara
didalam ruangan dibanding dengan menggunakan partisi
permanen lainnya
Penggunaan variasi jenis tempat duduk yang dapat diperuntukan bagi pengunjung dengan kepribadian tertutup (sulit bersosialisasi) dan juga yang datang secara personal ke kantin tersebut
Batas antara ruang luar dan ruang dalam di lantai dua tidak menggunakan pemisah ruang yang masif karena mempertahankan konsep open-air yang dianut dari kondisi awal. Maka dapat digunakan dinding pergola
yang ditanami tanaman rambat. Hal ini akan meningkatkan kenyamanan pengunjung karena
sekaligus dapat menjadi sunscreen.
Plafon pada area makan di modifikasi menjadi plafon dengan ekspos struktur sehingga menghasilkan image
seperti skylight. Hal ini dimaksudkan untuk mengakomodasi kenyamanan pengunjung. Sehingga pada saat melakukan aktifitasnya (makan, minum, dan
sebagaiya) dapat disinari melalui pencahayaan alami
Rangka atap menggunakan rangka baja ringan, dengan warna mencolok untuk menghasilkan efek iconik