ISBN: 978-602-72004-0-1
1143
Pemahaman Masyarakat Tentang Bangunan yang Aman Terhadap Gempa dan Izin Mendirikan Bangunan di Kabupaten Padang Pariaman
Totoh Andayono, Eka Juliafad FT- Universitas Negeri Padang
Abstrak
Masa rekonstruksi pasca gempa Sumatera Barat terhadap rumah masyarakat terutama bangunan rumah tinggal non engineering di kabupaten Padang Pariaman yang berlangsung serentak, membuat banyak rumah dibangun tidak sesuai dengan peraturan persyaratan pokok membangun rumah yang lebih aman terhadap gempa. Untuk mengetahui seberapa jauh masyarakat tahu dan mengerti tentang akibat dan dampak dari kerusakan yang dihasilkan oleh gempa bumi perlu dilakukan survei untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat tentang gempa, bangunan yang aman terhadap gempa dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).Penelitian dilakukan dengan metode survey dan wawancara terhadap 500 orang masyarakat yang tersebar di 5 (lima) kecamatan di kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, yaitu kecamatan Lubuk Alung, Enam Lingkung, Sintuk Toboh Gadang, Nan Sabaris, dan Batang Anai. Hasil penelitian pemahaman masyarakat mengenai rumah yang aman terhadap gempa 48% masyarakat merasa aman, 32% diantaranya menyatakan telah menginstruksikan kepada tukang untuk membangun dengan cara yang benar sesuai yang dipelajari. Pemahaman keamanan rumah terhadap gempa menunjukan bahwa 71% menyatakan jika volume semen dikurangi akan menurunkan kekuatan beton, 63% menyatakan jika menggunakan kualitas batubata yang buruk mengakibatkan turunnya kekuatan bangunan, dan 66% menyatakan jika menggunakan tulangan yang lebih kecil dari yang seharusnya maka kekuatan bangunan rumah akan turun banyak. Mengenai pemahaman terhadap IMB sebanyak 64% rumah yang dibangun pada masa rekonstruksi tidak memiliki IMB, 66% diantaranya tidak mengetahui tempat pengurusan IMB, walaupun 71% masyarakat telah mengetahui persayaratan untuk mengurus IMB.
Kata kunci : Pemahaman gempa, bangunan, Izin mendirikan bangunan
PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Selama proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascagempa Sumatea Barat berlangsung, telah dilakukan berbagai kegiatan antara lain pemulihan secara fisik melalui pembangunan dna perbaikan saranan dan prasarana bangunan umum dan perumahan masyarakat yang terkena dampak gempa, juga pemulihan non fisik yaitu dengan meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai bahaya bencana gempa bumi serta upaya mitigasi terhadap hal tersebut khususnya dalam membangun rumah sederhana yang lebih aman terhadap gempa.
Semejak tahun 2009 hingga 2011, Japan Internastional Corporation Agency (JICA) bersama Universitas Negeri Padang (UNP) telah melaksanakan berbagai kegiatan penenlitian dan sosialisasi berkaitan dengan kualitas rumah aman gempa kepada masyarakat terutama di kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat.
ISBN: 978-602-72004-0-1
1144 2. Tujuan
Survey awareness/pemahaman masyarakat bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat di daerah kabupaten Padang Parimanan tentang gempa, bangunan yang aman terhadap gempa dan Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
METODE
Metode yang digunakan adalah metode survey untuk mendapatkan hasil kuantitatif dan metode wawancara untuk mendapatkan hasil yang bersifat kualitatif.
Target survey adalah 500 orang masyarakat yang tersebar di 5 (lima) kecamatan di kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat yang dipilih berdasarkan jumlah korban akibat gempa 30 September 2011 dan data jumlah bangunan yang terbuat dari beton bertulang dan batu bata, yaitu : (1) Kecamatan Lubuk Alung, (2) Kecamatan Enam Lingkung, (3) Kecamatan Sintuk Toboh Gadang, (4) Kecamatan Nan Sabaris dan (5) Kecamatan Batang Anai.
Target Survey Kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman Sumber : Tim JICA-UNP 2012
Metode Survey yang digunakan :
1. Kuisioner, secara umum berisi tentang data umum wilayah target survey, data umum responden, pemahaman tentang Izin Mendirikan Bangunan (IMB), pemahaman tentang gempa dan bangunan yang aman terhadap gempa, serta sumber informasi responden. Pertanyaan disusun sedemikian rupa berupa pilihan dan pertanyaan terbuka.
2. Pembagian kuisioner dan jawaban, kuisioner dijalankan dengan metode wawancara, dimana responden ditemui satu demi satu oleh surveyor di rumahnya masing-masing. Jawaban responden dicatat oleh surveyor di kolom yang tersedia di lembar kuisioner
HASIL DAN PEMBAHASAN
ISBN: 978-602-72004-0-1
1145
Usia responden umumnya adalah 31 – 50 tahun (usia produktif) sebanyak 51% , usia 21-30 tahun sebanyak 22 % dan usia nonproduktif hanya 27%. Data umur ini diangap cukup mewakili kevalidan data jawaban kuisioner dan hasil wawancara dengan respon. Data ini dapat dilihat pada Grafik di bawah ini :
Data rumah responden
Berdasarkan hasil survey diketahui bahwa masyarakat yang membangun rumah dalam 5 tahun terakhir sebanyak 16%. Berdasarkan data rumah yang terkena dampak gempa, rumah yang rusak berat cukup banyak, namun dikarenakan rumah yang rusak berat tersebut adalah rumah induk yang pembangunannanya dimulai dari sebelum gempa 2009 kemudian rusak terkena gempa, maka dimungkinkan jumlah rumah yang rusak berat tersebut termasuk kedalam data survey rumah yang dibangun lebih dari 5 tahun yang lalu sebesar 84%. Sebagian besar rumah yang berumur > 5 tahun telah mengalami renovasi akibat gempa tahun 2009.
Sedangkan luas bangunan yang disurvey dibagi atas dua kategori yaitu kurang dari 100 m2 dan lebih dari 100m2. Dari hasil survey 77% rumah yang disurvey memiliki luasan kurang 100m2 dan hanya 23% lebih dari 100 m2. Rumah masyarakat di kabupaten pariaman sebagian besar telah berumur lebih dari 5 tahun. Memang data hasil survey sedikit berbeda dengan data rumah yang rusak berat akibat gempa November 2009 yang memiliki jumlah besar. Hal ini dikarenakan masyarakat yang rumahnya dikategorikan rusak berat adalah rumah yang sudah dibangun pada waktu sebelum gempa, namun hanya rusak berat pada bagian-bagian tertentu dan hanya direnovasi saja. Sehingga pada saat dimintai keterangan tentang waktu pembangunan rumahnya, masyarakat memberikan jawaban waktu pembangunan rumahnya sebelum gempa. Luasan rumah masyarakat pada umumnya sebagian besar adalah kurang dari 100 m2
22%
51% 27%
Usia
usia 21-30
usia 31-50
50 tahun ke atas
16%
84%
Kapan Rumah Dibangun
1. < 5 Tahun
2. > 5 Tahun
77%
23%
Luas Bangunan
1. < 100 m2
ISBN: 978-602-72004-0-1
1146 Apakah anda tahu tentang IMB
Apabila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan JICA pada tahun 2010 di kabupaten pariaman, dimana jumlah masyarakat yang mengetahui IMB hanya 20%, maka hasil survey pada tahun 2012 menunjukkan peningkatan yang mengetahui IMB, sedikit tahu dan pernah mendengar masing-masing sebersar 38%, 5 % dan 17%.Berarti sosialisasi yang dilakukan selama program rehabilitasi dan rekonstruksi sepanjang tahun 2010 menunjukkan hasil yang cukup baik. Namun, jumlah yang belum tahu sama sekali mengenai IMB juga masih banyak yaitu mencapai 40%. Sumber informasi masyarakat mengenai IMB sebagian besar dari orang dan brosur. Sedangkan dari media dan sekolah hanya 9 % dan 7%.
Pengetahuan tentang IMB
Masyarakat yang mengetahui tempat dan syarat mengurus IMB hanya 34 % dan 29 %. Hal ini dikarenakan banyak masyarakat yang kurang mengetahui tentang IMB dan ini
38%
5%
17%
40%
Apakah Anda Tahu IMB
1. Tahu"IMB" Singkatan dari apa?
1. Komplit/
Apakah tahu tempat mengurus
IMB?
1. Ya, tahu
2. Tidak tahu
29%
71%
Apakah tahu dokumen/syarat
mengurus IMB
ISBN: 978-602-72004-0-1
1147
menandakan perlu sosialisasi yang lebih banyak dari pemerintah untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai IMB ini.
Pengetahuan masyarakat mengenai IMB pada periode survey 2011-2012 menunjukkan peningkatan dibandingkan hasil survey pada tahun 2010. Hal ini telah diverifikasi dengan indikasi mampunya masyarakat menerangkan tentang kepanjangan IMB (Izin Mendirikan Bangunan) dan sebagian masyarakat sudah mulai mengetahui tempat dan dokumen syarat untuk mengurus IMB.
Kepemilikan IMB
147
321
14 16
0 50 100 150 200 250 300 350
1. Ya 2. Tidak 3. Sedang diproses 4. Tidak tahu / Tidak Jelas
Apakah Rumah anda memiliki IMB?
Apakah Rumah anda memiliki IMB?
0
48
83
4
0
29
1. Kredit Bank 2. Status Rumah 3. Taat Peraturan 4. Lainnya 5. syarat mendirikan bangunan 6. karena ada bantuan
0 20 40 60 80 100
Mengapa urus IMB ?
ISBN: 978-602-72004-0-1
1148
Sebagian besar masyarakat masih belum memiliki IMB sebesar 64% dengan alasan sebagian besar tidak tahu adanya IMB (40%) dan tidak tahu gunanya IMB (39%). Ini berarti masih perlu dilakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang IMB.
Masyarakat yang memiliki IMB sebanyak 36% dikarenakan berbagai alasan yaitu taat dengan peraturan yang ada (51%), untuk memperoleh kekuatan hokum untuk rumahnya (29%) dan sebagian yang lain yaitu untuk memperoleh bantuan rehabilitasi dan rekonstruksi gempa
Pemahaman mengenai rumah yang aman terhadap gempa
131
127
31
10
29
1. Tidak tahu adanya IMB 2. Tidak tahu gunanya 3. Prosesnya sulit 4. Biaya Mahal 5. Malas
0 20 40 60 80 100 120 140
Mengapa tidak urus IMB ?
Mengapa tidak urus IMB ?
238
83
30
141
1
7
0 50 100 150 200 250
1. Aman 2. Mungkin aman
3. Mungkin Tidak aman
4. Tidak aman
5. Tidak perduli
6. Tidak tahu
ISBN: 978-602-72004-0-1
1149 Data sumber informasi harian masyarakat
22
46
16
100
30
99
2. Karena saya
berkonsultasi dg…
3. Karena saya memiliki IMB 4. Instruksikan
kepada tukang…
5. Karena saya
membangunnya…
6. Lainnya
0 20 40 60 80 100 120
Mengapa anda kira rumah anda aman?
0
7
8
137
33
1. Saya sudah bertanya, tetapi tidak ada yang tahu bagaimana cara membangun
rumah yang aman
2. Karena saya hematkan harga bangunan 3. Karena saya membangunnya sendiri 4. Karena saya menyadari adanya retak
setiap terjadi gempa
5. Lainnya
0 20 40 60 80 100 120 140 160
ISBN: 978-602-72004-0-1
1150
Berdasarkan hasil survey terlihat bahwa sumber informasi masyarakat masih sangat terbatas yaitu
Lama dengar Radio dalam sehari
1. Tidak pernah
Berapa lama anda membaca koran/ majalah
84% 5% 5%
0% 2%
3% 1%
Media yg paling disukai
ISBN: 978-602-72004-0-1
1151
Dari hasil survey terlihat bahwa budaya membaca masyarakat sangat kurang, dimana jumlah yang tidak pernah membaca Koran sangat banyak yaitu 58%. Yang membaca Koran 5 (lima) sampai 6 (enam) kali dalam seminggu hanya 5 % dan 6 % saja. Hal ini berkaitan dengan tingkat pendidikan masyarakat yang rendah dimana yang hanya tamatan SD/Sederajat mencapai 33%. Tentunya agar masyarakat dapat meningkatkan wawasannya melalui membaca perlu usaha keras dari pemerintah untuk meningkatkan pendidikan masyarakat c. Radio
Dari hasil survey, masyarakat juga tidak menyukai media informasi radio. Terlihat dari jumlah masyarakat yang tidak pernah mendengar radio sebanyak 84%. Sehingga radio tidak disarankan sebagai media informasi untuk sosialisasi persyaratan rumah yang aman gempa dan administrasi bangunan
d. Internet
Dengan kepemilikan masyarakat untuk komputer yang hanya 14%, maka sangat sedikit pula masyarakat yang memiliki akses internet dan pernah mengakses internet.
Dari keseluruhan media informasi tersebut di atas, maka media televisi merupakan media yang paling disukai oleh masyarakat dibandingkan radio, Koran, internet, leaflet. Persentase masyarakat yang menyukai media televisi mencapai 84%
KESIMPULAN
Berkaitan deengan hasil penelitian, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan penting yaitu : 1. Jumlah masyarakat dengan usia non produktif di kabupaten padang pariaman cukup banyak
dengan tingkat pendidikan yang rendah yaitu sekolah menengah dan sekolah dasar, sehingga sangat berpengaruh pada wawasan , pemahaman tentang informasi yang disosialisasikan dan tingkat perekonomian mereka. Secara tidak langsung, tingkat pendidikan yang rendah ini juga memperngaruhi kemampuan masyarakat dalam memahami cara membangun rumah yang aman terhadap gempa dan kesadaran mengurus IMB
2. Pengetahuan masyarakat mengenai IMB pada periode survey 2011-2012 menunjukkan peningkatan dibandingkan hasil survey pada tahun 2010.
3. Sosialisasi tentang IMB dan pengurusannya masih pierlu dilakukan lebih lanjut dengan melibatkan semua pihak (alim ulama, cerdik pandai (pemangku adat) dan pemerintah daerah terkait IMB) berbasiskan kearifan dan budaya .
4. Ketidak tahuan masyarakat mengenai IMB ini juga tercermin dari rendahnya tingkat kepemilikan IMB oleh masyarakat. Sebagian besar masyarakat masih belum mengurus IMB karena tidak tahu tentang IMB dan fungsinya.
5. Masyarakat Padang Pariaman umumnya memiliki kebiasaan sehari-hari menonton Televisi. Mereka lebih menyukai televise dibandingkan media informasi lainnya seperti leaflet, radio, Koran dan internet. Bahkan persentase masyarakat yang mendengar radio dan membaca Koran sangat besar. Hal ini diakibatkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan budaya baca masyarakat.
Penemuan unik dan perbandingan dengan hasil penelitian sebelumnya
ISBN: 978-602-72004-0-1
1152
2. Perlu dilakukan sosialisasi dan penjelasan IMB kepada masyarakat secara lebih intensif diikuti dengan penjelasan cara membangun rumah yang lebih aman terhadap gempa. Tidak lupa sosialiasi ini juga dilakukan kepada tokoh agama dan pemuka adat sebagai ujung tombak nagari (pemerintahan desa) di kabupaten Padang Pariaman.
3. Perlu peningkatan penegakan hokum terhadap rumah yang tidak memiliki IMB sehingga masyarakat memahami pentingnya IMB dan terdorong untuk mematuhi aturan yang ditetapkan pemerintah tentang tata ruang dan tata bangunan.
4. Perlu dilakukan sosialisasi membangun rumah yang aman terhadap gempa secara lebih mendetail kepada masyarakat sebagai pemilik rumah, sehingga apabila dikarenakan kondisi ketiadaan tukang dan keterbatasan biaya, pemilik rumah dapat tetap membangun rumahnya sendiri dengan aman dan benar.