• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPP 1&2 Recent site activity teeffendi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SPP 1&2 Recent site activity teeffendi"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Sistem Peradilan Pidana

(2)
(3)

Manusia dan Sistem

Manusia terlahir berada dalam lingkaran sistem, bahkan manusia itu sendiri adalah sistem bagi subsistem dalam dirinya.

Perkembangan manusia sangat dipengaruhi oleh sistem yang dia kenal dalam dirinya dan

lingkungannya, bahkan manusia telah memilih sistem yang sesuai dengan dirinya.

(4)

Pendekatan Sistem dalam Sistem Peradilan

Pidana

Pendekatan sistem dalam dunia ilmu pengetahuan bukanlah pendekatan baru. Merenius Agrippa,

pada masa kejayan Romawi, telah menggunakan pendekatan itu untuk menjelaskan esensi suatu Negara. Menurut Agrippa, Negara, seperti tubuh manusia, adalah keseluruhan dan hanya bagian dari tubuh yang saling berubungan dan

membutuhkan satu dengan yang lainnya, dengan berbagai macam lapisan sosial.

(5)

Hakikat Pembangunan Sistem

Hal terpenting bagi suatu proses sistem adalah keseimbangan potensi dan fungsi masing-masing komponennya. Kerusakan salah satu komponen dapat merusak keseimbangan global dan

(6)

Komponen dalam Sistem Hukum

Lawrence Friedman yang mengemukakan, bahwa komponen dalam sistem hukum adalah: substansi hukum; struktur hukum dan budaya hukum

Di dalam konteks sistem hukum, Menurut Lili

Rasjidi, komponen-komponen tersebut antara lain adalah masyarakat hukum; budaya hukum; filsafat hukum; ilmu/ pendidikan hukum; konsep hukum; pembentukan hukum; bentuk hukum; penerapan hukum dan evaluasi hukum.

(7)

Sistem Peradilan Pidana adalah Komponen

dalam Sistem Hukum

Baik menurut Friedman maupun menurut Lili

Rasjidi, sistem peradilan pidana merupakan salah satu komponen dalam sistem, yaitu komponen

struktur hukum atau dalam kata lain komponen penerapan hukum.

Peradilan adalah lembaga untuk menguji

(8)

Sistem Peradilan Pidana adalah Komponen

dalam Sistem Hukum

Di dalam pendekatan sistem, semua

komponen adalah satu kesatuan. Salah satu

subsistem dalam sebuah sistem bisa

menjadi sistem utuh bagi subsistem lainnya.

Sistem peradilan pidana merupakan

subsistem dalam sistem hukum, namun di

sisi lain, sistem peradilan pidana

(9)
(10)

Ilmu Sistem Peradilan Pidana dan

perkembangannya

Ilmu tentang administrasi peradilan pidana meminjam banyak sekali dari disiplin ilmu seperti hukum,

sosiologi, ilmu politik, psikologi, antropologi dan

sejarah. Sistem peradilan pidana untuk kali pertama diperkenalkan oleh pakar hukum pidana dan para ahli dalam sistem peradilan pidana Amerika Serikat

(11)

Ilmu Sistem Peradilan Pidana dan

perkembangannya (Lanjutan)

Frank Remington adalah orang pertama di Amerika Serikat yang memperkenalkan rekayasa administrasi peradilan

pidana melalui pendekatan sistem (system approach) dan gagasan mengenai sistem ini terdapat pada laporan pilot proyek tahun 1958. Gagasan ini kemudian diletakkan pada mekanisme administrasi peradilan pidana dan diberi nama

Criminal Justice System dan istilah ini kemudian

diperkenalkan secara luas oleh The President’s Crime

(12)
(13)

Menurut Black Law Dictionary

Criminal Justice System is the collective institutions through which an accused offender passes until the accusations have been disposed of or the assessed punishment concluded. The system typically has have three components: law enforcement (police, sheriffs, marshals), the judicial process (judges,

prosecutors, defense lawyers) and corrections (prison officials, probation officers and parole officers

(sistem peradilan pidana adalah institusi kolektif, dimana seorang pelaku tindak pidana melalui suatu proses sampai tuntutan ditetapkan atau penjatuhan hukuman telah

diputuskan. Sistem ini memiliki tiga komponen, penegak hukum (kepolisian), proses persidangan (hakim, jaksa dan advokat) dan lembaga pemasyarakatan (petugas pemasyarakatan, dan

(14)

Menurut Mardjono Reksodiputro

Sistem peradilan pidana adalah sistem

pengendalian kejahatan yang terdiri atas

lembaga-lembaga kepolisian, kejaksaan,

pengadilan dan pemasayarakatan terpidana.

(15)

Menurut Romli Atmasasmita

Sistem peradilan pidana sebagai suatu istilah yang

menunjukkan mekanisme kerja dalam penanggulangan

kejahatan dengan mempergunakan dasar pendekatan sistem. Pendapat Romli Atmasasmita ini senada dengan pendapat

Remington dan Ohlin yang mengemukakan sebagai berikut:

Criminal Justice System dapat diartikan sebagai pemakaian pendekatan sistem terhadap mekanisme administrasi

peradilan pidana, dan peradilan pidana sebagai suatu sistem merupakan hasil interaksi antara peraturan

perundang-undangan, praktik administrasi dan sikap atau tingkah laku sosial.

(16)

Criminal Justice System

dan

Criminal Justice

Process

Hagan mengemukakan, bahwa dibedakan antara sistem peradilan pidana dan proses peradilan pidana.

Sistem peradilan pidana berbicara tentang interkoneksi antar keputusan dari setiap instansi yang terlibat dalam proses peradilan pidana, sedangkan proses peradilan

pidana adalah setiap tahap dari suatu putusan yang

menghadapkan seorang tersangka ke dalam proses yang membawanya pada penentuan pidana.

(17)
(18)

Tujuan Sistem Peradilan Pidana

Sistem peradilan pidana memiliki dua tujuan besar, yaitu melindungi masyarakat dan menegakkan hukum.

Fungsi lain dari sistem peradilan pidana adalah:

• Mencegah kejahatan;

• Menindak pelaku tindak pidana dengan memberikan pengertian terhadap pelaku tindak pidana dimana pencegahan tidak efektif;

• Peninjauan ulang terhadap legalitas ukuran pencegahan dan penindakan;

• Putusan pengadilan untuk menentukan bersalah atau tidak bersalah terhadap orang yang ditahan;

• Disposisi yang sesuai terhadap seseorang yang dinyatakan bersalah;

• Lembaga koreksi oleh alat-alat negara yang disetujui oleh

masyarakat terhadap perilaku mereka yang telah melanggar hukum pidana

(19)

Daftar Bacaan

1. Anthon F. Susanto, Wajah Peradilan Kita: Konstruksi Sosial tentang

Penyimpangan, Mekanisme Kontrol dan Akuntabilitas Peradilan Pidana, 2004

2. J.W. LaPatra, Analizing the Criminal Justice System, 1978

3. Lawrence M. Friedman, The Legal System: A Social Science Perspective, 1975

4. Lili Rasjidi dan I.B. Wyasa Putra, Hukum sebagai Suatu Sistem, 2003 5. Mardjono Reksodiputro, “Sistem Peradilan Pidana Indonesia (Melihat

kepada Kejahatan dan Penegakan Hukum dalam Batas-Batas Toleransi”, 1993

6. Robert D. Pursley, Introduction to Criminal Justice: Second Edition, 1977

7. Romli Atmasasmita, Sistem Peradilan Pidana: Perspektif Eksistensialisme dan Abolisionalisme, 1996

Referensi

Dokumen terkait

Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.

Peserta didik dapat membandingkan, mengklasifikasi, menjelaskan unsur kebahasaan yang terkait dengan isi teks lisan dan tertulis berikut ini: - persamaan kata, makna frasa,.

Gedung H, Kampus Sekaran-Gunungpati, Semarang 50229 Telepon: (024)

Rusuk – Rusuk adalah ruas garis yang dibentuk oleh perpotongan dua bidang sisi yang bertemu. Rusuk pada bangun ruang dapat berupa garis lurus atau garis. lengkung. Rusuk terletak

Serif yang digunakan dalam per- ancangan merupakan spur yang ada pada karakter a, hal ini juga beradapta- si dari bentuk aksara Jawa yang selalu kotak pada bagi-an bawah, selain itu

permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

Berdasarkan pendapat diatas dapat simpulkan bahwa pemecahan masalah sebagai pendekatan pembelajaran digunakan untuk menemukan dan memahami materi atau konsep

Dalam hal ini desain masih dapat meng- hasilkan produk yang bermanfaat bagi manusia, namun tidak akan memberi sumbangan apapun pada ilmu desain.. Tanpa perkembangan, ilmu desain akan