• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Penebangan Pohon Pada Dinas Pertamanan Kota Medan Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Prosedur Penebangan Pohon Pada Dinas Pertamanan Kota Medan Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita adalah makhluk hidup yang tidak akan lepas dari alam, karena Tuhan

Yang Maha Esa telah mengaruniakan alam semesta ini kepada kita umat

ciptaan-Nya semenjak kita dilahirkan. Oleh karena itu perlu kita ketahui sebagaimana

mestinya untuk tetap menjaga dan melestarikan alam kita tersebut, agar tidak

terjadi kerusakan. Karena kerusakan alam itu akan terjadi hanya jika kita sebagai

manusia lalai dalam menjalankan tugas kita untuk melestarikan alam tersebut.

Alam juga akan lestari apabila manusia memiliki kesadaran yang tinggi

untuk memanfaatkan alam dengan sebaik-baiknya. Kita dapat melihat dari hal

kecil saja apabila alam telah marah terhadap perbuatan manusia yang tidak

bertanggung jawab, seperti halnya banjir yang sering terjadi dan sulit dalam hal

penyelesaiannya.

Kerusakan alam ini juga disebabkan oleh aktivitas manusia yang kurang

bertanggung jawab, sehingga sering terjadi pencemaran lingkungan. Dan hal yang

paling sering terjadi adalah penebangan pohon yang secara sembarang tanpa ada

usaha untuk menanamnya kembali untuk mencegah terjadinya kerusakan alam.

Sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.32 Tahun

2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yaitu: “bahwa

(2)

Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.1

Dalam penulisan ini akan dibahas mengenai prosedur penebangan pohon

di Kota Medan sebagaimana dapat kita lihat dalam Pasal 1 angka 2 Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka

Hijau Kawasan Perkotaan berbunyi "Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan

yang selanjutnya disingkat RTHKP adalah bagian dari ruang terbuka suatu

kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung

manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika". Dan karena didasarkan

hal tersebutlah sehingga Pemerintah Kota Medan membuat Peraturan Daerah No.

21 Tahun 2002 tentang Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.2

Sebagaimana kita mengetahui tugas pokok dari Dinas Pertamanan Kota

Medan, yaitu:

a) Dinas Pertamanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Kota Medan

dalam bidang pertamanan yang dipimpin oleh seorang kepala dinas

yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala

Daerah melalui Sekretaris Daerah.

b) Dinas Pertamanan mempunyai tugas melaksanakan urusan rumah

tangga daerah dalam bidang pertamanan dan keindahan kota serta

melaksanakan tugas pembantuan sesuai dengan bidang tugasnya.3

1

Undang-undang R.I No.32 Tahun 2009, tentang Perlindungan & Pengelolaan lingkungan hidup

2

Moh. Soerjani dkk, Lingkungan, Sumber Daya Alam dan Kependudukan Dalam Pembangunan

3Pemko Medan,

(3)

Arti dari prosedur itu sendiri adalah tahap kegiatan untuk menyelesaikan

suatu aktivitas atau juga disebut suatu metode langkah demi langkah secara pasti

dalam memecahkan suatu masalah.4

Antara penguasa dan masyarakat terjalin suatu hubungan timbal balik.

Pada suatu sisi masyarakat mempengaruhi penguasa dalam menjalankan tugasnya,

pada sisi lain penguasa memberi pengaruh tertentu pada masyarakat. Dalam

masyarakat penguasa melaksanakan aneka ragam tugas. Tugas-tugas ini

kadangkala dibedakan dalam tugas-tugas mengatur dan tugas-tugas mengurus.

Tugas-tugas mengatur penguasa, terutama menyangkut peraturan-peraturan yang

harus dipatuhi oleh para warga. Contoh mengenai hal ini ialah keterlibatan

penguasa dalam perkembangan tata ruang. Dalam rangka tugas-tugas mengatur,

penguasa memerintah dan melarang, dan ia melahirkan sistem-sistem perizinan.5 Yang mana dalam peraturan tersebut akan diberlakukan izin yang ketat

untuk melakukan penebangan pohon di Kota Medan. Karena berbagai usaha juga

telah dilakukan oleh pemerintah untuk kembali mensejahterakan alam yang sudah

sangat rusak akibat perbuatan manusia yang kurang bertanggung jawab. Dalam

penulisan ini akan dibahas tentang izin penebangan di Kota Medan, sebagaimana

kita dapat melihat bahwa daerah Kota Medan bukanlah daerah pertanian.

Pohon pada wilayah perkotaan merupakan suatu sumber hayati yang

sangat penting sehingga dapat dilihat karena kawasan perkotaan seperti kota

Medan yang bukan daerah pertanian mengharuskan diadakan suatu sistem

penghijauan tersendiri, maka dalam kapasitas ini dibutuhkan keberadaan

tumbuh-4Artikata

,

5

(4)

tumbuhan termasuk pohon dalam hubungannya dengan kebutuhan wilayah

perkotaan. Berdasarkan hal tersebut maka Pemerintah Kota Medan menerbitkan

Peraturan Daerah No.21 Tahun 2002 tentang Retribusi Pemakaian Kekekayaan

Daerah. Kondisi yang dilahirkan dari Peraturan Daerah tersebut adalah adanya

kegiatan untuk melakukan penebangan pohon yang dimiliki Pemerintah Kota

Medan. Ketentuan dalam Undang-Undang No.32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah, menjelaskan bahwa kewenangan daerah akan sedemikian

kuat dan luas sehingga diperlukan suatu peraturan perundang-undangan yang ketat

untuk menghindari ketidakteraturan dalam menyusun kebijakan dalam bidang

lingkungan hidup terutama dalam masalah penanganan dan penertiban

penebangan pohon di wilayah perkotaan.6

Sehingga sudah selayaknya untuk diadakan penghijauan, tetapi dalam hal

ini juga diperlukan kesadaran dari manusia itu sendiri. Apabila hanya

mengandalkan program penghijauan dari pemerintah tentu akan membutuhkan

waktu yang sangat lama untuk dapat membuat Kota Medan yang sesuai dengan

harapan.

Karena hal ini jelas mempengaruhi beberapa konsep perkotaan, seperti

dalam hal kemajuan ekonomi, dalam hal membangun perkotaan. Dan akan

mempengaruhi fungsi dan peranan kota dalam penatalaksanaan lahan perkotaan.

Dengan kerja sama yang baik tentu akan terwujud Kota Medan yang

lestari, karena program dari pemerintah telah dicanangkan sejak lama maka

seharusnya saat ini kita sudah bisa merasakan dampak baik dari program

6

(5)

pelestarian Kota Medan yang lestari dan sesuai dengan harapan seluruh lapisan

masyarakat. Sehingga pemerintah daerah juga sudah banyak melakukan perbaikan

dalam mengeluarkan dan menetapkan peraturan untuk pelestarian alam.

Hal ini menjadi sangat menarik apabila kita lihat begitu besar perhatian

yang diberikan oleh pihak pemerintah daerah untuk memperbaiki tata ruang kota

yang dapat tercermin dari kelestariannya, karena apabila suatu kota memiliki

penghijauan yang cukup tentu akan tercipta suasana yang segar di pagi hari.

Walaupun di daerah perkotaan tetapi kita masih akan dapat merasakan

alam yang asri, sehingga tidak harus selalu melakukan perjalanan ke daerah

pegunungan untuk dapat merasakan alam yang asri. Pohon itu juga merupakan

sumber paru-paru kota, yang oleh karenanya kita manusia dapat menghirup udara.

Karena tanpa udara manusia tidak akan dapat hidup dan bernapas.

Banyak orang yang tidak menyadari hal ini, tetapi dengan adanya

pembahasan ini diharapkan agar kita dapat menjaga alam yang kita punya ini.

Karena tugas ini bukan hanya milik pemerintah daerah, tetapi juga telah menjadi

tugas kita bersama. Dimana kita juga dapat hidup sehat apabila lingkungan tempat

kita tinggal diciptakan lingkungan yang sehat, sedangkan apabila lingkungan

tempat tinggal kita telah tercemar maka kita juga akan mungkin mudah terserang

berbagai penyakit. Lingkungan merupakan cerminan, sehingga agar dapat tercipta

citra yang baik kita harus benar dalam hal perawatan dan pelestariannya.

Dan dalam hukum administrasi negara juga akan diberikan sanksi secara

(6)

Sedangkan administrasi negara itu sendiri sering dirumuskan sebagai

gabungan jabatan-jabatan yang dibentuk dan disusun secara bertingkat

(trapgewijs) yang diserahi tugas melakukan sebagian dari pekerjaan Pemerintah

dalam arti luas (Overheid), yang tidak diserahkan kepada badan-badan pembuat

undang-undang dan badan-badan kehakiman.7

Pertumbuhan Administrasi pada permulaan sejarah dilukiskan dengan cara

yang menarik sekali dalam bukunya V. Goerden Childe yang bernama What

Happened in History (New York, Penguin Books Inc: 1946 dalam bab yang

berjudul : The Urban Revolution in Mesopotmia (Revolusi Kota di Mesopotamia).

Jantung dari kota-kota dan peradaban Sumeria pada hakikatnya merupakan suatu

tertib rumah tangga yang bercorak keagamaan dan merupakan perkembangan dari

rumah tangga patriarchal yang kurang beradab. Rumah tangga yang bersifat

keagamaan ini berlangsung di bawah pimpinan perhimpunan para pendeta.

Seluruh kegiatan rumah tangga itu berpusat di kuil-kuil yang di samping

merupakan tempat-tempat pemujaan juga merupakan pusat kerajinan dan

pertanian. Kuil-kuil tersebut merupakan gudang penyimpanan bahan makanan

yang pada umumnya di anggap sebagai milik para dewa. Soal-soal yang

bersangkutan dengan pertanian misalnya pembibitan semua diatur oleh para

paderi yang berpusat di kuil-kuil tersebut. Kuil-kuil itu juga merupakan pusat

kerajinan tangan yang kemudian merupakan suatu mata pekerjaan spesialisasi

misalnya: pertenunan dan kepandaian logam.8

7

Y.W.Sunindhia, Ninik Widiyanti, Administrasi Negara dan Peradilan Administrasi, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1992, hal 13

8

(7)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan

adalah :

1. Bagaimana syarat penebangan pohon yang ditetapkan oleh pemerintah

daerah?

2. Bagaimana sanksi yang diberlakukan jika terjadi penebangan pohon

secara liar?

3. Bagaimana pelaksanaan Peraturan Daerah No.21 Tahun 2002 di Kota

Medan?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:

a. Untuk mengetahui apakah syarat yang ditetapkan oleh pemerintah sudah

berjalan dengan baik, kemudian sanksi yang diberlakukan juga harus

sesuai. Dan peraturan yang dibuat juga harus tetap berdasarkan pada

Peraturan Daerah No. 21 Tahun 2002 di Kota Medan.

b. Sanksi secara administratif yang dapat diberlakukan jika terjadi

penebangan pohon secara liar yaitu dengan membayar denda.

c. Pelaksanaan peraturan tersebut masih belum berjalan dengan baik, karena

Peraturan Daerah No.21 Tahun 2002 ingin mewujudkan kawasan

perkotaan yang ditanami oleh pohon agar dapat bermanfaat bagi makhluk

(8)

Hal ini juga diberlakukan agar kita dapat lebih menghargai alam kita agar

mencegah pemanasan global. Kemudian agar para penebang pohon yang

sembarang tahu manfaat penting dari pohon. Serta mengurangi dampak yang

merugikan dari penebangan pohon secara sembarangan tanpa izin.

2. Manfaat Penulisan

a) Manfaat Teoritis

Agar setiap yang membaca permasalahan ini dapat memahami betapa

pentingnya kita menjaga alam, agar alam juga dapat menjadi sahabat bagi

manusia. Oleh karena itu jangan pernah mencoba merusak alam seperti halnya

menebang pohon secara sembarang.

Karena kita juga sudah mengetahui dampak buruk yang akan kita terima jika

kita melakukan penebangan pohon secara liar, tentu akan merusak lingkungan

terlebih jika kita melakukan penebangan pohon di hutan secara sembarang tanpa

ada penanaman kembali yang dilakukan. Kita akan merasakan dampak yang

mengerikan, tentu akan terjadi banjir yang besar. Hal ini disebabkan karena sudah

tidak ada lagi yang dapat menahan resapan dari air hujan. Sehingga jika terjadi

hujan sebentar saja akan terjadi banjir dimana-mana.

b) Manfaat Praktis

Konsisten dengan pokok permasalahan maka yang menjadi tujuan yang

hendak dicapai dalam penulisan ini adalah untuk mendapatkan informasi dan

mengetahui secara lebih jelas tentang bagaimanakah pelaksanaan penebangan

pohon di Kota Medan. Yang dalam hal ini telah diatur oleh Pemerintah Kota

(9)

1. Manfaat dari adanya penebangan pohon.

2. Sudahkah ada peraturan yang jelas dalam hal penebangan pohon tersebut.

3. Sanksi secara administratif juga sangat diharapkan berjalan dengan baik.

4. Kasus yang terjadi akibat dari penebangan pohon secara sembarangan

5. Tujuan dari penebangan pohon itu seendiri diharapkan memiliki tujuan

untuk memperbaiki tata ruang kota.

6. Hal ini juga telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.32

Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

D. Keaslian Penulisan

Berdasarkan pemeriksaan terhadap hasil penulisan yang sudah dilakukan oleh

penulis sebelumnya, maka penulisan tentang kajian secara yuridis tentang

PROSEDUR PENEBANGAN PADA DINAS PERTAMANAN KOTA MEDAN

DITINJAU DARI HUKUM ADMINISTRASI NEGARA belum pernah dilakukan

dan tidak terdapat di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. Jadi penulisan

ini adalah asli dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam tinjauan kepustakaan ini telah berhasil mengumpulkan data dari

berbagai buku, serta peraturan daerah yang mengatur dan mengeluarkan

persyaratan yang harus dipatuhi dan dilengkapi dalam hal mendapatkan izin dari

(10)

Harus dijelaskan juga secara rinci sebab dari pohon tersebut harus ditebang,

dan akan diberikan alasan apakah hal tersebut dapat diterima atau tidak. Karena

pasti akan ada dampak baik dan buruknya, serta dapat merusak lingkungan alam.

Terlebih Kota Medan kita ketahui masih sangat kurang dalam hal penghijauan,

masih kurang pohon yang dapat meresap air hujan untuk mencegah banjir.

Sehingga apabila dilakukan penebangan akan membuat ketakutan masyarakat

pada saat musim hujan, karena kurangnya pohon maka bisa saja rumah mereka

yang akan menjadi korban genangan air.

F. Metodologi Penelitian

Metode yang dipakai dalam penulisan skripsi ini adalah metode yang

dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang

berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.

Adapun metode penulisan yang digunakan adalah:

1. Sifat Penelitian

Sifat penelitian skripsi ini adalah tinjauan pustaka, yaitu dimana penulis

memperoleh data berhasil pengamatan terhadap beberapa buku, media cetak,

media visual, maupun media audiovisual.

2. Jenis Penulisan

Sebagaimana biasanya dalam rangka penyusunan karya ilmiah/ skripsi

haruslah mempunyai data-data ataupun bahan-bahan yang objektif. Di dalam

penulisan ini penggunaan metode adalah untuk mendapatkan gambaran yang jelas

(11)

pelaksanaan Penebangan Pohon pada Dinas Pertamanan Kota Medan yang

didasarkan pada Peraturan Daerah No.21 Tahun 2002.

3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder merupakan

ukuran-ukuran resmi tentang pengertian dari unsur-unsur yang diteliti. Alat pengumpulan

data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan

(library research). Research disini dapat diartikan sebagai upaya pencarian yang

amat bernilai edukatif; ia melatihkan suatu keberanian dan kemandirian, akan

tetapi juga kerendahan hati.9

Alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data adalah studi dokumen.

Adapun kegunaan data, adalah sekurang-kurangnya: 10

a) Untuk memperoleh gambaran tentang sesuatu keadaan atau persoalan.

b) Untuk membuat keputusan atau memecahkan masalah.

Data yang dipergunakan juga merupakan peraturan mengenai perlindungan

dan pengelolaan lingkungan hidup yang tercantum dalam Undang-Undang

Republik Indonesia No.32 Tahun 2009. Karena banyaknya penebangan liar juga

menyebabkan peraturan ini harus diatur dengan sebaik-baiknya. Agar tidak

banyak pihak yang dirugikan

Hal ini juga menyangkut dalam hal masalah yang dialami dalam

pembangunan perkotaan, seperti fungsi dan peranan kota serta penatalaksanaan

lahan perkotaan.

9

Abdul Muis, Pedoman Penulisan Skripsi dan Metode Penelitian Hukum, Penerbit Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Medan, 1990, hal 22

10

(12)

4. Analisa Data

Analisis Data yang digunakan pada skripsi ini adalah analisis kualitatif, yaitu

Referensi

Dokumen terkait

Sebaiknya usahatani kakao dengan Sistem Integrasi Kakao Ternak di Desa Kuajang, Kecamatan Binuang, Kabupaten Polewali Mandar dapat menyentuh seluruh petani yang ada di Desa

Djuga perang dunia kedua memper- lihatkan dengan djelas pada kita, bahwa keadaan dan „latihan psychis” dapat mendorong banjak orang, jang tidak begitu sadja

perangkat lunak ,dan yang terkait dengan proses perangkat lunak ,dan yang terkait dengan

Pemakai akhir dari aplikasi ini adalah King Hotel Yogyakarta yang digunakan sebagai media informasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal King Hotel Yogyakarta sebagai

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada perbedaan pembelajaran dengan metode index card match yang menggunakan collaborative teaching tipe station dan pembelajaran

Pada tahap ini dilakukan pengolahan data-data yang diperoleh untuk dijadikan sebagai input dalam perhitungan selanjutnya. Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui

Kekuatan konflik antara anggota SH disebabkan oleh kekuatan jumlah anggota, solidaritas yang diberikan kepada individu terhadap kelompok merupakan perwujudan dari

Terkait dengan tema-tema yang telah dirumuskan di atas maka ditetapkan tujuan secara makro yang ingin dicapai pada tahun 2020 sebagai berikut; (1) Mendorong perluasan