• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Konsep Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Tanah & Bangunan: Aset Tetap,

Properti Investasi, atau Aset Tidak

Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

(2)

Tanah, bangunan, peralatan, & “aset

tetap”

lainnya

mungkin

seringkali

dianggap sebagai “aset tetap”. Tetapi,

dalam

akuntansi

suatu

aset

yang

seringkali

dianggap

“aset

(3)

Untuk membedakan aset tetap, properti

investasi,

dan

inventory,

pemahaman 

definisi

 masing-masing

jenis aset tersebut penting.

Aset tetap adalah aset berwujud yang

(a)dimiliki

untuk

digunakan

dalam

produksi atau penyediaan barang atau

jasa, untuk direntalkan kepada pihak

lain, atau untuk tujuan administratif

(4)

Properti investasi adalah properti (tanah

atau bangunan atau bagian dari suatu

bangunan atau keduanya) yang dikuasai

(oleh pemilik atau lesee melalui sewa

pembiayaan) untuk menghasilkan rental

atau untuk kenaikan nilai atau keduanya,

dan tidak untuk

(a) digunakan

dalam

produksi

atau

penyediaan barang atau jasa atau untuk

tujuan administratif; atau

(5)

PSAK 58, 

Aset Tidak Lancar yang

Dimiliki untuk Dijual dan Operasi

yang Dihentikan 

menyatakan bahwa

: “Entitas mengklasifikasikan suatu

aset tidak lancar (atau kelompok

lepasan) sebagai dimiliki untuk dijual

jika

jumlah

tercatatnya

akan

dipulihkan

terutama

melalui

(6)

Aset Tetap VS Properti Investasi

Berdasarkan definisi tersebut, jelas bahwa aset tidak lancar (misalnya tanah dan bangunan) diklasifikasikan sebagai aset tetap jika digunakan selama lebih dari satu tahun dan digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa dalam operasi utama perusahaan.

Sedangkan properti investasi adalah aset tidak lancar (properti) yang dikuasai perusahaan untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau keduanya, tetapi tidak untuk digunakan dalam kegiatan usaha sehari-hari.

(7)

Jika

perusahaan

menyewakan

(merentalkan) suatu aset tidak lancar,

kapan aset tersebut diakui sebagai aset

tetap? Kapan diakui sebagai properti

investasi?

Untuk

mengetahui

kapan

“rental”

(8)

PSAK 13 paragraf 6-15 menyediakan panduan

implisit dalam mengklasifikasikan suatu aset

tidak lancar sebagai properti investasi atau

aset tetap yang disajikan secara singkat berikut

ini:

Beberapa

hal

perlu

diperhatikan

untuk

mengklasifikasikan suatu aset tidak lancar

sebagai properti investasi atau aset tetap

Dalam PSAK 13 paragraf 7 (selanjutnya

(9)
(10)

Jadi, secara konseptual,

generation of cash flow

merupakan kriteria untuk menentukan apakah

suatu

properti

digunakan

untuk

kegiatan

operasional atau bukan.

Kalau perusahaan

menyediakan fasilitas yang signifikan agar

bangunan

dapat

digunakan

untuk

dioperasikan sebagai pusat perbelanjaan

maka bangunan tersebut adalah aset tetap

 

karena dengan fasilitas yang signifikan

berarti perusahaan menjalankan usaha

pengelolaan pusat perbelanjaan.

Tapi kalau fasilitas untuk melengkapi

(11)

• Penentuan signifikansi fasilitas atau aset lain yang terdapat di dalam suatu bangunan atau properti tergantung dari judgement profesional (penyusun laporan keuangan).

(12)

Tapi kalau Trans hanya menyewakan

bangunan kepada pengelola pusat

perbelanjaan, dan manajemen pusat

perbelanjaan yang mengadakan dan

mengelola seluruh fasilitas pusat

perbelanjaan,

maka

bangunan

diklasifikasikan

sebagai

properti

(13)

PSAK 13.11 menyatakan bahwa suatu

properti diperlakukan sebagai properti

investasi jika entitas menyediakan jasa

tambahan yang tidak signifikan terhadap

penghuni properti yang dimilikinya.

Persyaratan ini adalah terkait signifikansi

jasa tambahan (

Significance of

ancillary services

). Serupa dengan

Generation of cash flow, hanya saja dalam

persyaratan ini, yang diukur

(14)

Contoh, misalnya masih dalam kasus pusat

perbelanjaan. Jasa yang diberikan perusahaan

pengelola pusat perbelanjaan antara lain

misalnya jasa customer service, tata ruang

bangunan toko, cleaning service, sekuriti, dan

lain-lain. Kalau Trans menyediakan seluruh jasa

tersebut, berarti bangunan diklasifikasikan

sebagai aset tetap karena diasumsikan Trans

menjalankan usaha pengelolaan pusat

perbelanjaan menggunakan bangunan

tersebut. Tetapi kalau Trans, misalnya, hanya

menyediakan jasa customer service dan

(15)

Dalam definisi properti investasi terdapat “…yang

dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa

pembiayaan)” sehingga mensyaratkan properti

investasi dikuasai atau disewa dalam suatu

kontrak 

finance lease. 

Jadi, hanya properti yang

dibeli atau disewa dalam sewa pendanaan

(finance lease) yang boleh diklasifikasikan

sebagai properti investasi.

Ketiga kriteria pengklasifikasian properti investasi

harus terpenuhi (

properti dapat menghasilkan

arus kas secara independen dari aset yang

lain, jasa tambahan yang diberikan tidak

signifikan, dan dikuasai atau dilease

melalui finance lease

) agar suatu properti

(16)

Kalau salah satu dari ketiga kriteria tersebut tidak terpenuhi, maka bisa jadi properti terkait merupakan aset tetap. Judgement diperlukan untuk

menganalisis properti tersebut apakah aset tetap atau properti investasi.

Satu Properti terdiri dari Aset Tetap dan Properti Investasi

Entitas bisa saja memiliki satu bangunan yang

digunakan untuk berbagai kegiatan. Jadi, dalam satu bangunan bisa terdapat aset tetap dan juga properti investasi. Sebagai contoh, sebuah bangunan dibeli oleh yayasan untuk dijadikan universitas. Bangunan tersebut memiliki sepuluh lantai: lantai dasar

(17)

Bangunan tersebut dapat diklasfikasi menjadi

dua jenis aset: aset tetap dan properti

investasi jika bagian properti dapat dijual

atau dilease (finance lease) kepada pihak lain

maka bagian properti tersebut merupakan

properti investasi. Namun jika bagian dari

properti tidak dapat dijual atau dilease

(finance lease), bagian properti tersebut

diklasifikasikan sebagai properti investasi

hanya jika bagian tersebut jumlahnya

signifikan dibandingkan bagian yang

(18)

Dalam kasus universitas tersebut,

karena bagian foodcourt tidak

signifikan (hanya sebagian dari lantai

dasar) dibandingkan bagian properti

yang digunakan untuk aktivitas

perkuliahan (9 lantai), maka

keseluruhan bangunan

(19)

Aset Tetap vs Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual

Aset tidak lancar juga dapat diklasifikasikan

sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk

dijual.

Misalnya, masih melanjutkan kasus Trans, Trans

memiliki bangunan yang dijadikan pusat

perbelanjaan (diasumsikan bangunan

diklasifikasikan sebagai aset tetap). Namun,

karena rendahnya penghasilan yang diperoleh

dari pengoperasian bangunan tersebut, Trans

(20)

Untuk menentukan apakah suatu aset

diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual,

aset tidak lancar harus merupakan 

aset

tidak lancar yang jumlah tercatatnya

akan dipulihkan terutama melalui

transaksi penjualan daripada melalui

pemakaian berlanjut (PSAK 58.08)

Aset tidak lancar yang nilai tercatatnya akan

dipulihkan terutama melalui transaksi

penjualan adalah aset yang berada dalam

keadaan dapat dijual dengan syarat-syarat

yang biasa dan umum diperlukan dalam

(21)

Agar penjualan sangat mungkin terjadi, maka:

manajemen di tingkat yang sesuai harus

berkomitmen terhadap rencana penjualan aset

dan memulai program aktif untuk mencari

pembeli dan menyelesaikan rencana tersebut

aset harus dipasarkan secara aktif pada harga

yang pantas sesuai dengan nilai wajarnya kini

penjualan akan dilakukan dalam waktu 1 tahun

setelah tanggal klasifikasi

(22)

Seluruh kriteria tersebut harus terpenuhi agar aset

dapat diklasifikasikan sebagai aset tdk lancar yang

dimiliki untuk dijual.

Tetapi, mungkin Trans tidak dapat menyelesaikan

penjualan aset dalam 1 tahun (kriteria 3 di atas)

mungkin karena Trans sedang membangun pusat

perbelanjaan baru sehingga bangunan yang akan

dijual masih tetap digunakan atau karena kondisi

pasar yang kurang kondusif sehingga bangunan

memerlukan waktu lebih lama untuk terjual. Lalu,

apakah bangunan tsb tetap dapat diklasifikasikan

sbg dimiliki untuk dijual?

PSAK 58 memberikan panduan implementasi

(23)

Dalam pedoman ilustrasi, contoh 1 terdapat panduan bilamana entitas menunda penjualan aset hingga

entitas menyelesaikan konstruksi bangunan baru.

Penundaan waktu pengalihan gedung yang ditentukan oleh entitas (sebagai penjual) menunjukan bahwa

gedung tidak tersedia untuk segera dijual. Sehingga bangunan tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual.

Kemudian, di lain kasus, jika bangunan tidak terjual dalam jangka waktu satu tahun karena kondisi pasar yang memburuk, tetapi Trans secara aktif menawarkan penjualan aset karena tidak menerima penawaran

pembelian yang pantas dan sebagai responnya, Trans menurunkan harga penjualan aset untuk

menyesuaikan dengan harga pasar, berarti aset dapat diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual karena

(24)

Kriteria-kriteria pengklasifikasian aset tidak

lancar yang dimiliki untuk dijual diterapkan

sehingga aset disajikan sesuai dengan substansi

ekonomiknya. Kalau kriteria tsb tdk terpenuhi,

berarti aset sama saja masih digunakan dalam

operasi perusahaan (diklasifikasikan sebagai

aset tetap) dan tidak dalam keadaan siap untuk

dijual.

Demikian panduan pengklasifikasian aset tidak

lancar ke dalam aset tetap, properti investasi,

atau aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual.

Semoga dapat memberi wawasan yang

(25)

Empat aspek terkait standar akuntansi

aset tetap, properti investasi, dan aset

tidak lancar yang dimiliki untuk dijual:

a) pengakuan 

(

recognition

)

,

b) pengukuran (

measurement

),

c) penyajian (

presentation

), dan

(26)

Pengakuan

Pengakuan adalah masalah kapan aset

dicatat (diakui) dalam laporan

(27)

Baik aset tetap maupun properti investasi

diakui jika kos perolehan dapat diukur

dengan andal. Kos perolehan adalah jumlah

kas atau setara kas yang dibayarkan atau

nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan

untuk memperoleh suatu aset … (PSAK

16.06). Jadi, hanya bila kos perolehan dapat

diukur dengan andal baru aset tetap dan

properti investasi dapat diakui. Kalau nilai

wajar aset dapat diukur dengan andal tetapi

kos perolehan tidak dapat diukur dengan

(28)

Aset tidak lancar hanya boleh diklasifikasikan

sebagai aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual jika aset berada dalam keadaan dapat dijual dengan syarat-syarat yang biasa dan umum diperlukan

dalam penjualan aset tersebut dan penjualannya

harus sangat mungkin terjadi (PSAK 58.9). Jadi, aset yang diperoleh untuk kemudian dijual kembali dalam waktu 1 tahun setelah akhir periode tidak dapat

diakui sebagai aset yang dimiliki untuk dijual kalau PSAK 58.9 tidak terpenuhi. Misalnya, perusahaan

memperoleh kendaraan yang akan digunakan hanya selama 3 bulan dan kemudian dijual kembali tidak dapat diakui sebagai dimiliki untuk dijual kalau

kriteria dalam PSAK 58 tdk terpenuhi. Panduan penerapan kriteria klasfikasi dimiliki untuk dijual

(29)

Pengukuran Aset tetap:

Pengukuran pada saat pengakuan: • Kos perolehan meliputi:

• harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak

pembelian yang tidak dapat dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain;

• setiap kos yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan

supaya aset tersebut siap digunakan sesuai dengan maksud manajemen;

• estimasi awal kos pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap. kewajiban tersebut timbul ketika aset tetap diperoleh atau sebagai

konsekuensi penggunaan aset tetap selama periode tertentu untuk tujuan selain untuk menghasilkan

(30)

Contoh kos yang dapat diatribusikan secara

langsung adalah :

kos imbalan kerja (sebagaimana didefinisikan

dalam PSAK 24: 

Imbalan Kerja

) yang timbul secara

langsung dari konstruksi atau perolehan aset tetap;

kos penyiapan lahan;

kos penanganan dan penyerahan awal;

kos perakitan dan instalasi;

kos pengujian aset apakah aset berfungsi dengan

baik, setelah dikurangi hasil neto penjualan setiap

produk yang dihasilkan sehubungan dengan

pengujian tersebut; dan

(31)

Contoh kos yang bukan merupakan kos perolehan

aset tetap adalah:

kos pembukaan fasilitas baru;

kos pengenalan produk atau jasa baru;

kos penyelenggaraan bisnis di lokasi baru atau

kelompok pelanggan baru; dan

kos administrasi dan overhead umum lain. (PSAK

16.19)

Bila perusahaan membangun sendiri aset

(32)

Pengukuran setelah pengakuan:

Entitas memilih model biaya di PSAK

16.30 atau model revaluasi di PSAK

16.31 sebagai kebijakan akuntansinya

dan menerapkan kebijakan tersebut

terhadap seluruh aset tetap dalam

kelompok yang sama. ( PSAK 16.29)

Jadi, perusahaan memiliki dua alternatif

pengukuran setelah pengakuan : model

kos historis (biaya) dan model

(33)

• Model biaya: setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap dicatat pada kos perolehan dikurangi

akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. (PSAK 16.30)

• Model revaluasi: setelah pengakuan sebagai aset, aset tetap yang nilai wajarnya dapat diukur secara andal dicatat pada jumlah revaluasian, yaitu nilai wajar pada tanggal revaluasi dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai setelah tanggal revaluasi. Revaluasi dilakukan dengan keteraturan yang cukup reguler untuk

memastikan bahwa jumlah tercatat tidak berbeda secara material dengan jumlah yang ditentukan

(34)

Properti investasi:

Pengukuran saat pengakuan:

Properti investasi pada awalnya diukur

sebesar kos perolehan. Kos transaksi termasuk

dalam pengukuran awal tersebut. (PSAK

13.20)

Kos perolehan properti investasi yang dibeli

meliputi harga pembelian dan setiap

pengeluaran yang dapat diatribusikan secara

langsung. Pengeluaran yang dapat

diatribusikan secara langsung termasuk,

(35)

Kos perolehan properti investasi tidak

termasuk:

kos perintisan;

kerugian operasional yang terjadi sebelum

properti investasi mencapai tingkat hunian

yang direncanakan; atau

pemborosan bahan baku, tenaga kerja, atau

sumber daya lain yang terjadi selama masa

pembangunan atau pengembangan

(36)

Pengukuran setelah pengakuan:

Perusahaan dapat memilih kebijakan

pengukuran properti investasi antara

metode nilai wajar atau metode biaya (kos

historis). (PSAK 13.29)

Pada umumnya, properti investasi diukur

(37)

Nilai wajar properti investasi merupakan

harga pertukaran properti antar

pihak-pihak yang memiliki pengetahuan

memadai dan berkeinginan dalam suatu

transaksi yang wajar. Nilai wajar tidak

mencakup estimasi kenaikan atau

penurunan harga karena kondisi atau

keadaan khusus seperti perjanjian

pembiayaan, jual dan sewa balik tidak

(38)

Dalam pengukuran kos perolehan, baik aset tetap maupun properti investasi, terdapat kata “dapat

diatribusikan secara langsung”. Dalam IFRS frase ini disebut “directly attributable”. Maksudnya, hanya kos yang benar-benar memiliki keterkaitan langsung

dengan perolehan aset yang dapat diakui sebagai kos perolehan aset. Kos yang terkait langsung (misalnya, overhead) tidak dapat diakui sebagai kos perolehan. Contoh overhead: perusahaan menggunakan jasa

profesional tata ruang kota untuk menentukan lokasi yang strategis untuk mendirikan 3 lokasi usaha baru. Fee jasa profesional tersebut terkait dengan 3 tanah yang akan dibeli perusahaan. Sehingga fee jasa

profesional tersebut merupakan kos overhead yang

(39)

Aset tidak lancar yang dimiliki untuk

dijual

Aset tidak lancar yang dimiliki untuk

dijual awalnya dicatat pada kos

(40)

Penyajian

• Aset tetap : disajikan sebagai aset tidak lancar, karena akan digunakan lebih dari 1 tahun setelah akhir periode pelaporan.

• Properti investasi: disajikan sebagai aset tidak lancar,karena akan digunakan lebih dari 1 tahun setelah akhir periode pelaporan.

• Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual: disajikan sebagai aset lancar, karena akan dijual dalam waktu 1 tahun setelah akhir periode. Pengecualian

(41)

Pengungkapan

Aset tetap:

Laporan keuangan mengungkapkan untuk setiap

kelompok aset tetap:

dasar pengukuran yang digunakan dalam

menentukan jumlah tercatat bruto;

metode penyusutan yang digunakan;

umur manfaat atau tarif penyusutan yang

digunakan;

jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan;

dan

(42)

• Jika aset tetap disajikan pada jumlah revaluasian, hal berikut diungkapkan:

• tanggal efektif revaluasi;

• apakah melibatkan penilai independen;

• metode dan asumsi signifikan yang digunakan dalam estimasi nilai wajar;

• penjelasan mengenai nilai wajar aset tetap yang

ditentukan secara langsung dengan mengacu pada harga terobservasi dalam pasar aktif atau transaksi pasar terkini yang wajar atau diestimasi menggunakan teknik penilaian lain;

• untuk setiap kelompok aset tetap, jumlah tercatat aset

seandainya aset tersebut dicatat dengan model biaya; dan • surplus revaluasi, yang menunjukkan perubahan selama

(43)

Properti investasi:

• Entitas mengungkapkan:

• menerapkan model nilai wajar atau model biaya;

• jika menerapkan model nilai wajar , apakah, dan dalam

keadaan bagaimana, hak atas properti yang dimiliki dalam sewa operasi diklasifikasikan dan dicatat sebagai properti investasi;

• jika pengklasifikasian sulit dilakukan, kriteria yang

digunakan untuk membedakan properti investasi dengan properti yang digunakan sendiri dan dengan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan usaha sehari-hari;

• metode dan asumsi signifikan yang diterapkan dalam

menentukan nilai wajar properti investasi, yang mencakup pernyataan apakah penentuan nilai wajar tersebut

(44)

sejauh mana penentuan nilai wajar properti investasi

didasarkan pada penilaian oleh penilai independen memiliki kualifikasi profesional yang telah diakui dan

relevan serta memiliki pengalaman mutakhir di lokasi dan kategori properti investasi yang dinilai.

• jumlah yang diakui dalam laba rugi untuk penghasilan rental dari properti investasi, biaya operasi langsung, perubahan kumulatif nilai wajar.

keberadaan dan jumlah pembatasan atas kemampuan

realisasi dari properti investasi atau atas pengiriman penghasilan dan hasil pelepasan;

kewajiban kontraktual untuk membeli, membangun atau

mengembangkan atau untuk memperbaiki, memelihara, atau meningkatkan properti investasi.

Untuk masing-masing model pengukuran (biaya dan nilai

wajar) terdapat ketentuan pengungkapan tambahan

(45)

Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual

Untuk periode di mana aset tidak lancar (atau kelompok lepasan) telah diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk

dijual atau telah dijual, entitas mengungkapkan informasi berikut ini dalam catatan atas laporan keuangan:

uraian dari aset tidak lancar (atau kelompok lepasan);uraian fakta dan keadaan dari penjualan, atau yang

mengarah kepada pelepasan yang diharapkan, dan cara dan waktu pelepasan;

keuntungan atau kerugian yang diakui sesuai dengan paragraf 25-27 dan, jika tidak disajikan secara terpisah dalam laporan laba rugi komprehensif, dijelaskan judul pos dalam laporan laba rugi komprehensif yang di

dalamnya terdapat laba atau rugi tersebut;

(46)

Contoh:

PT Ciliwung Persada membeli mesin yang diakui

sebagai aset tetap pada 1 Januari 2008 pada biaya

perolehan Rp 100 juta. Aset ini diestimasi akan

mempunyai nilai residu Rp 10 juta dan masa manfaat

10 tahun. Pada tanggal 1 Januari 2011 aset tersebut

di klasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual. Nilai

wajarnya Rp 60 juta dan di perkirakan akan

mengeluarkan biaya ongkos angkut ke tempat

(47)

Nilai tercatat aset = Rp 100 juta -((Rp 100 juta -Rp 10 juta)x3/10))=Rp 73.000.000

Nilai wajar neto    = Rp 60 juta-Rp 2 juta = Rp 58 juta Nilai yang harus diakui adalah yang lebih rendah, yaitu Rp 58 juta

Dengan demikian entitas harus mencatat rugi

penurunan nilai untuk menurunkan nilai tercatat ke nilai wajar netonya, yaitu sebesar Rp 73 juta-Rp 58 juta=Rp 15 juta

Jurnalnya adalah sebagai berikut :

Rugi penurunan nilai   Rp 15.000.000

(48)

Jurnal pengakuan rugi penurunan nilai juga dapat

dikreditkan sebagai cadangan penurunan nilai, tidak langsung mengurangi nilai aset.

Kemudian entitas juga membuat jurnal reklasifikasi aset sebagai berikut :

Mesin dimiliki untuk dijual  Rp 58.000.000

Mesin              Rp58.000.000

Jika diasumsikan nilai wajar neto adalah Rp 75 juta,

(49)

Masih melanjutkan ilustrasi sebelumnya pada PT Ciliwung Persada, misalnya pada tanggal 31 Januari, akhir periode pelaporan bulanan, nilai wajar neto mesin menjadi Rp 55 juta, maka entitas membuat jurnal penyesuaian pada 31 Januari 2011 sebagai berikut :

Rugi penurunan nilai       Rp 3.000.000 Mesin dimiliki untuk

dijual      Rp 3.000.000

Selanjutnya jika pada 30 Juni 2011, nilai wajar neto aset tersebut mengalami kenaikan menjadi sebesar Rp 57 juta, dan diasumsikan antara 31 Januari 2011 sampai 30 Juni 2011 tidak terdapat perubahan nilai, maka PT Ciliwung Persada harus membuat jurnal penyesuaian pada 30 Juni 2011, sebagai berikut :

Mesin dimiliki untuk dijual      Rp 2.000.000 Keuntungan dari pemulihan rugi penurunan nilai      Rp 2.000.000

(50)

Aset Tidak Lancar yang Diukur

Menggunakan Model Revaluasi

Ketika Perusahaan menggunakan

model revaluasi dalam mengukur aset

tidak lancar yang kemudian

diklasifikasi sebagai aset dimiliki untuk

dijual, maka aset tersebut harus

direvaluasi ke nilai wajarnya sesaat

sebelum di reklasifikasi. Setelah

reklasifikasi, biaya menjual

(51)

PT ABC mempunyai aset tetap berupa tanah dan

mengukur tanahnya menggunakan model ravaluasi. Tanah mempunyai nilai tercatat sebesar Rp 120 juta. Tanah pada 1 Januari 2010 diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk dijual, dan diketahui nilai

wajarnya sebesar Rp 140 juta dan estimasi biaya

menjual sebesar Rp 4 juta. Aset tersebut terjual pada 30 Juni 2010 pada harga Rp 134 juta.

Pada tanggal 1 Januari 2010, tanah tersebuut harus direvaluasi ke nilai wajarnya sebesar Rp 140 juta.

Keuntungan Rp 20 juta diakui sebagai surplus revaluasi pada pendapatan komprehensif lain. Selanjutnya tanah tersebut diklasifikasikan sebagai aset tidak lancar

dimiliki untuk dijual. Kemudian,biaya menjual sebesar Rp 4 juta akan diakui di laba rugi periode berjalan sebagai rugi penurunan nilai sehingga nilai tercatatnya menjadi Rp 136 juta.

Pada saat penjualan tanggal 30 Juni 2010 terdapa rugi sebesar Rp 2 juta yang diakui sebagai rugi pelepasan aset karena harga jual lebih rendah dari pada nilai

(52)

PENGHENTIAN PENGAKUAN DAN

PERUBAHAN RENCANA

Aset tidak lancar yang dihentikan

pengklasifikasiannya sebagai dimiliki untuk dijual, maka selanjutnya harus diukur pada nilai yang lebih rendah antara :

• Nilai tercatat aset tersebut sebelum aset diklasifikasi sebagai dimiliki untuk dijual, disesuaikan dengan

penyusutan , amortisasi atau penilaian kembali yang telah diakui jika tersebut tidak diklasifikasikan

sebagai dimiliki untuk dijual,atau

(53)

Misalnya diketahui bahwa nilai terpulihkan aset Rp 57 juta, sama dengan nilai tercatat aset saat ini pada 31

Desember 2011 sebelum penyesuaian adalah Rp 57 juta. Nilai tercatat aset jika tidak diklasifikasikan sebagai aset tersedia dijual dapat dihitung = Rp 100 juta – (Rp 100 juta – Rp 10 juta) x 4/10))= Rp 64 juta. Nilai yang lebih rendah adalah nilai terpulihkan sebesar Rp 57 juta akan digunakan sebagai nilai aset pada 31 Desember 2011. Dengan demikian , tidak ada jurnal penyesuaian atas

nilai tercatat yang perlu dibuat pada 31 Desember 2011, kecuali jurnal reklasifikasi sebagai berikut.

Mesin       Rp 57.000.0000

Mesin dimiliki untuk

(54)

Penghentian pengakuan juga dapat

terjadi ketika aset tersebut dijual.

Pengakuan penjualan aset tidak lancar

yang dimiliki untuk dijual, pada

prinsipnya sama seperti penjualan aset

biasa. Keuntungan/kerugian muncul

dari selisih antara nilai tercatat akhir

aset tersebut dengan haarga

(55)

Contoh, PT XYZ telah mereklasifikasikan aset

tetapnya sebagai aset tidak lancar dimiliki untuk

dijual pada 2 Januari 2011. Penjualan terjadi

pada tanggal 2 Juli 2011 dengan harga jual Rp

70 juta, nilai tercatat aset tidak lancar dimiliki

untuk dijual pada 2 Juli 2011 adalah sebesar Rp

70juta. PT XYZ harus mencatat penjualan

tersebut sebagai berikut.

Kas       Rp 70.000.000

Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual     Rp 57.000.000

(56)

PENYAJIAN

Ilustrasi penyajian aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual pada laporan posisi keunguan adalalah sebagai berikut. Kas dan setara

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penelitian ini, maka penulis ingin mengetahui tentang gambaran usaha-usaha guru dalam membantu siswa yang mengalami prestasi belajar rendah di Kelas V SDN

[r]

maka Pejabat Pengadaan Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh Tahun Anggaran 2015 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas sebagai berikut

H o2 = tiada hubungan signifikan antara purata kehadiran ke sekolah dalam peratus dengan peratus pelajar yang lulus ujian kemahiran Gred 4. H o3 = tiada hubungan signifikan

Simultaneously, there is a significant influence among Stripping variable and environmental management cost because of exploration and evaluation, and environmental management

Prioritas tersebut adalah proses service level management dan arahan IT Blueprint IPDN yang memuat proses service design yaitu merancang manajemen level layanan TI

mengkonfirmasikan keakurasian identitas pemberi sumbangan, besaran sumbangan, dan bentuk sumbangan (kas atau bentuk lainnya). Konfirmasi harus dikirimkan secara

Berapa banyak orang yang lebih pendek dan sekaligus juga lebih ringan dari pada paling tidak satu orang lainnya. (Urutan pertama paling ringan, urutan ke-6