• Tidak ada hasil yang ditemukan

PAI perkembangan iptek dalam islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PAI perkembangan iptek dalam islam"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

KEPEMIMPINAN, IPTEK, DAN REKONSTRUKSI

ILMU BERDASAR NILAI-NILAI ISLAM

Mata Kuliah : Pendidikan Agama Islam

Dosen : Dr. H. Mustaghfirin S.H.,M.Hum.

Nama : Nur Dwi Muhammad Taufiq

NIM : 30301408656

Fakultas Hukum

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali

yang kita ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas

segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul KEPEMIMPINAN, IPTEK, DAN REKONSTRUKSI ILMU BERDASAR NILAI-NILAI ISLAM”.

Dalam penyusunannya, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai

pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah

memberikan dukungan. Semoga semua ini bisa memberikan sedikit kebahagiaan dan

menuntun pada langkah yang lebih baik lagi.

Meskipun penulis berharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan

kesalahan, namun selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, penulis mengharapkan

kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi.Akhir kata

penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Semarang, 20 April 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI... ii

BAB I... 1

PENDAHULUAN... 1

1.1. LATAR BELAKANG...1

1.2. TUJUAN PENULISAN...3

1.3. RUMUSAN MASALAH...3

BAB II... 4

PEMBAHASAN... 4

2.1. LANDASAN TEORI...4

2.2. PEMBAHASAN RUMUSAN...11

BAB 3 PENUTUP... 28

3.1. KESIMPULAN...28

3.2. SARAN... 29

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Tolok ukur untuk era modern saat ini adalah dengan kemajuan sains

dan teknologi. Sains dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat

pada kehidupan umat manusia. Dalam setiap waktu para ilmuwan dan ahli

terus mengkaji tolok ukur eara modern saat ini adalah sains dan teknologi.

Mereka meneliti sains dan teknologi sebagai penemuan yang paling canggih

dan modern. Keduanya sudah menjadi simbol kemajuan pada abad ini. Oleh

karena itu, apabila ada suatu bangsa yang tidak mengikuti perkembangan sains

dan teknologi, maka bangsa atau negara tersebut dapat dikatakan sebagai

negara yang tidak maju atau terbelakang.

Islam adalah satu-satunya agama samawi yang memberikan perhatian

besar terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Islam tidak pernah

mengekang umatnya utuk maju dan modern, justru Islam sangat mendukung

umatnya untuk melakukan riset dan bereksperimen dalam hal apapun,

termasuk sains dan teknologi. Bagi Islam, sains dan teknologi adalah termasuk

ayat-ayat Allah yang perlu digali dan dicari keberadaannya. Ayat-ayat Allah

yang tersebar dalam alam semesta ini, dianugerahkan kepada manusia di bumi

ini sebagai khalifah di muka bumi untuk diolah dan dimanfaatkan dengan

(5)

Salah satu keagungan nikmat yang dikaruniakan oleh Allah bagi umat

Nabi Muhammad SAW adalah nikmat ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan

kesejahteraan bagi kehidupan umat manusia sebagai hamba Allah dan

khalifah-Nya karena Allah telah mengkaruniakan anugerah dan

kenikmatan-Nya kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama

(6)

1.2. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui perkembangan kehidupan umat Islam serta peradabannya yang

berpengaruh terhadap segala aspek kehidupan umat manusia di dunia.

2. Mengetahui peran agama Islam dalam perkembangan ilmu pengetahuan

dan teknologi di dunia.

3. Mengetahui kaitan antara ilmu pengetahuan dan teknologi dengan

nilai-nilai dalam agama Islam.

1.3. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sejarah kepemimpinan Islam di dunia?

2. Bagaimana terjadinya masa kemunduran dan kebangkitan peradaban umat

Islam di dunia?

3. Apa kaitannya antara iptek dengan agama Islam?

4. Apa bukti iptek telah dijelaskan dalam Al-Qur’an?

(7)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. LANDASAN TEORI

1. Dasar teori berdasar Al Qur’an a. Al-Qur’an surah At-Tiin ayat 4

”(Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia) artinya semua manusia (dalam bentuk yang sebaik-baiknya) artinya baik bentuk atau pun penampilannya amatlah baik.”

b. Al-Qur’an surah Al Israa' ayat 70

“Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”

c. Al-Qur’an surah Al-Baqarah ayat 30

(8)

d. Al-Qur’an surah Ar Rahmaan ayat 19-20

19-20 :

“Dia membiarkan dua laut mengalir yang (kemudian) keduanya bertemu di antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui oleh masing-masing”

e. Al-Qur’an surah Ar Rahmaan ayat 33

“Hai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”

f. Al-Qur’an surah Al Anbiya ayat 33

“Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing beredar pada garis edarnya.”

g. Al-Qur’an surah Yasin ayat 38

“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui”

h. Al-Qur’an surah An Nahl ayat 69

“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan

tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari perut

lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di

dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia.

Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda

(kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.”

(9)

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?"

j. Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 1

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari jiwa yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya; dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.”

k. Al-Qur’an surah Al-Mu’minun ayat 12-14

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik."

2. Terjadinya Penciptaan manusia sebagai khalifah di bumi.

a. Al-Quran menjelaskan tiga tahapan dalam proses kejadian dan asal-usul

(10)

usul manusia pertama, kedua, dan ketiga. Berikut ini penjelasan dari

masing-masing tahapan tersebut.

i. Kejadian dan asal-usul manusia pertama yang berarti pula proses

penciptaan Adam diawali oleh pembentukan fisik dengan

membuatnya langsung dari tanah yang kering yang kemudian

ditupkan ruh ke dalamnya sehingga ia hidup. Keterangan tersebut

sesuai dengan hadis riwayat Tirmidzi, dimana Nabi SAW

bersabda: ”Sesungguhnya Allah menciptakan Adam as dari segenggam tanah yang diambil dari seluruh bagian bumi, maka anak cucu Adampun seperti itu, sebagian ada yang baik dan buruk, ada yang mudah (lembut) dan kasar dan sebagainya.”

ii. Allah menciptakan segala sesuatu secara berpasang-pasangan. Begitupun dengan manusia, Adam yang diciptakan hendak

dipasangkan oleh Allah dengan lawan jenisnya yang diciptakan

dari tulang rusuk Adam, yaitu Siti Hawa. Keterangan tersebut

sesuai dengan firman Allah QS. An-Nisa, ayat 1 berikut:

(11)

iii. Kejadian dan asal usul manusia ketiga terkait dengan proses kejadian seluruh umat keturunan Nabi Adam dan Siti Hawa

(Kecuali Isa, AS.) proses kejadian manusia yang disebutkan dalam

Al-Qur,an ternyata setelah dewasa ini dapat dipertanggung

jawabkan secara medis. Dalam Al-Qur’an, asal-usul manusia

secara biologi dijelaskan dalam Surat Al-Mu’minuun : 12-14

berikut ini: "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia itu dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan ia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah , Pencipta Yang Paling Baik."

b. Nabi Adam A.S. sebagai pemimpin di muka Bumi

Sejak semula memang nabi Adam telah disiapkan oleh Allah SWT

untuk menjadi pemimpin, yang dalam bahasa Al-Quran disebut

dengan khalifah. Kata khalifah sesungguhnya bermakna wakil atau pengganti. Maksudnya, Nabi Adam menjadi wakil Allah di muka bumi.

Misinya agar bumi ini makmur, serta berjalan secara harmoni seiring

dengan peraturan yang Allah tetapkan. Bukan saja peraturan untuk sesama

anak Adam, tetapi juga peraturan tentang hubungan anak Adam dan alam

(12)

Dari segi fisik dan mental, Nabi Adam telah diciptakan dengan

sebaik-baik penciptaan, sebagaimana firman Allah SWT:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya .”

Cerita Adam dan Hawa sebagaimana dipahami sebagian besar

masyarakat berfokus pada proses penciptaan Adam, penciptaan Hawa,

kehidupan Adam Hawa di surga, dilanjutkan dengan kegagalan Adam

Hawa dalam bertahan dari godaan Iblis. Dengan alur cerita seperti itu

tidak cukup informasi untuk menjawab pertanyaan, “Kenapa dan untuk apa manusia (Adam dan Hawa) diciptakan di dunia?”

Padahal sebenarnya ada peristiwa besar yang disebut Allah dalam

Quran sebelum penciptaan Adam. Dalam peristiwa tersebut para malaikat

dan jin yang sudah diciptakan lebih dahulu sebelum Adam, semuanya

dikumpulkan di hadapan Allah. Kemudian Allah berfirman kepada para

mereka, ”Sesungguhnya Aku hendak menjadikan dimuka bumi ini seorang khalifah (pemamkmur/penanggungjawab yang akan mengolah, memanfaatkan, memakmurkan bumi dengan segala aktifitasnya)”

Dari peristiwa besar yang disebut secara jelas dalam Al Baqarah ayat

30, kita tahu bahwa keberadaan manusia di muka bumi bukanlah sebuah

kecelakaan melainkan memang sengaja Allah menciptakan manusia di

(13)

sebagai pengemban amanah dengan sebutan “Khalifah fil Ardli” (khalifah di muka bumi)

Artinya kejadian Adam dihasut Iblis tidak ada hubungannya dengan

keberadaan manusia di bumi. Karena keberadaan manusia di bumi

bukanlah sebuah kesalahan atau kecelakaan melainkan kemuliaan yang

dikaruniakan Allah atas manusia.

Makna khalifah sendiri ditafsirkan dalam beberap makna yang

berbeda oleh sebagian ulama. Namun dari beberapa penafsiran tersebut

semuanya merujuk pada pengertian: pemakmur, pengemban amanah,

penanggung jawab, pengelola. Pengertian ini sebenarnya tidak berbeda

dengan pengertian Khalifah dalam sebuah pemerintahan Islam. Seorang

Khalifah dalam Islam adalah orang yang diberi amanah, tanggungjawab

untuk mengelola SDM dan Sumber Daya Alam di wilayah yang

dipercayakan kepadanya agar lebih bermanfaat untuk rakyat

banyak. Seorang Khalifah dalam Islam harus mempertanggungjawabkan

(14)

2.2. PEMBAHASAN RUMUSAN

1. SEJARAH KEKHALIFAHAN ISLAM

a. Banni Umayya

Salah satu kelompok penentang Ali adalah kelompok yang

dipimpin oleh Gubernur Syam waktu itu Muawiyah bin Abu Sufyan, yang

juga sepupu Utsman. Setelah kematian Ali, Muawiyah mengambil alih

kekuasaan kekhalifahan. Dia kemudian dikenal dengan nama Mu’awiyya,

pendiri Bani Umayyah. Dibawah kekuasaan Mu’awiyya, kekhalifahan

dijadikan jabatan turun-menurun.

Di daerah yang sebelumnya berada di bawah kekuasaan Persia dan

Byzantium, bani Umayyah menurunkan pajak, memberikan otonomi

daerah dan kebebasan beragama yang lebih besar bagi umat Yahudi

dan Kristen, dan berhasil menciptakan kedamaian di daerah tersebut

setelah dilanda perang selama bertahun-tahun.

Dibawah kekuasaan Bani Umayyah, kekhalifahan Islam berkembang

dengan pesat. Di arah barat, umat Muslim menguasai daerah di Afrika

Utara sampai ke Spanyol. Di arah timur, kekhalifahan menguasai daerah

Iran, bahkan sampai ke India. Hal ini membuat Kekhalifahan Islam

menjadi salah satu di antara sedikit kekaisaran besar dalam sejarah.

Meskipun begitu, Bani Umayyah tidak sepenuhnya didukung oleh

seluruh umat Islam. Beberapa Muslim lebih mendukung tokoh muslim

lainnya seperti Ibnu Zubair; sisanya merasa bahwa hanya mereka yang

(15)

(yang masih sekeluarga dengan Nabi Muhammad), yang boleh

memimpin. Akibatnya, timbul beberapa pemberontakan selama masa

kepemimpinan bani umayyah. Pada akhir kekuasaannya, pendukung Bani

Hasyim dan pendukung Ali bersatu untuk meruntuhkan kekuasaan

Umayyah pada tahun 750. Bagaimanapun, para pendukung Ali lagi-lagi

harus menelan kekecewaan ketika ternyata pemimpin kekhalifahan

selanjutnya adalah Bani Abbasiyah, yang merupakan keturunan dari

Abbas bin Abdul-Muththalib, paman Nabi Muhammad, bukan keturunan

Ali. Menanggapi kekecewaan ini, komunitas muslim akhirnya terpecah

menjadi komunitas Syiah dan Sunni.

b. Bani Abbasyiah

Bani Abbasiyah berhasil memegang kekuasaan kekhalifahan

selama tiga abad, mengkonsolidasikan kembali kepemimpinan gaya Islam

dan menyuburkan ilmu pengetahuan dan pengembangan budaya Timur

Tengah. Tetapi pada tahun 940 kekuatan kekhalifahan menyusut ketika

orang-orang non-Arab, khususnya orang Turki (dan kemudian diikuti oleh

orang Mamelukdi Mesir pada pertengahan abad ke-13), mulai

mendapatkan pengaruh dan mulai memisahkan diri dari kekhalifahan.

Meskipun begitu, kekhalifahan tetap bertahan sebagai simbol yang

menyatukan dunia Islam.

Pada masa pemerintahannya, Bani Abbasiyah mengklaim bahwa

dinasti mereka tak dapat disaingi. Namun kemudian, Said bin Husain,

seorang muslim Syi'ah dari Bani Fatimiyah yang mengaku bahwa anak

(16)

sebagai Khalifah pada tahun 909, sehingga timbul kekuasaan ganda di

daerah Afrika Utara. Pada awalnya ia hanya menguasai Maroko, Aljazair,

Tunisia dan Libya. Namun kemudian, ia mulai memperluas daerah

kekuasaannya sampai ke Mesir dan Palestina, sebelum akhirnya Bani

Abbasyiah berhasil merebut kembali daerah yang sebelumnya telah

mereka kuasai, dan hanya menyisakan Mesir sebagai daerah kekuasaan

Bani Fatimiyyah. Dinasti Fatimiyyah kemudian runtuh pada tahun 1171.

Sedangkan Bani Ummayah bisa bertahan dan terus memimpin komunitas

Muslim di Spanyol, kemudian mereka mengkalim kembali gelar Khalifah

pada tahun 929, sampai akhirnya dijatuhkan kembali pada tahun 1031.

c. Kekaisaran Usmaniyah

Bersamaan dengan bertambah kuatnya Kesultanan Usmaniyah, para

pemimpinnya mulai mengklaim diri mereka sebagai Khalifah. Klaim

mereka ini kemudian bertambah kuat ketika mereka berhasil

mengalahkan Kesultanan Mamluk pada tahun 1517 dan menguasai

sebagian besar tanah Arab. Khalifah Abbasyiah terakhir di Kairo,

Al-Mutawakkil III, dipenjara dan dikirim ke Istambul. Kemudian, dia dipaksa

menyerahkan kekuasaannya ke Selim I.

Walaupun begitu, banyak Kekaisaran Usmaniyah yang memilih untuk

menyebut diri mereka sebagai Sultan, daripada sebagai Khalifah. Hanya

Mehmed II dan cucunya, Selim, yang menggunakan gelar khalifah sebagai

pengakuan bahwa mereka adalah pemimpin negara Islam.

(17)

Tepatnya pada tanggal 23 Maret 1924, keruntuhan kekhalifahanan

terakhir, Kekhalifahan Turki Usmaniyah, terjadi akibat adanya perseteruan

di antara kaum nasionalis dan agamais dalam masalah kemunduran

ekonomi Turki. Setelah menguasai Istambul pasca-Perang Dunia I, Inggris

menciptakan sebuah kevakuman politik dengan menawan banyak pejabat

negara dan menutup kantor-kantor dengan paksa sehingga bantuan

khalifah dan pemerintahannya tersendat.

Kekacauan terjadi di dalam negeri, sementara opini umum mulai

menyudutkan pemerintahan khalifah yang semakin lemah dan memihak

kaum nasionalis. Situasi ini dimanfaatkan Mustafa Kemal Pasha untuk

membentuk Dewan Perwakilan Nasional - dan ia menobatkan diri sebagai

ketuanya - sehingga ada dua pemerintahan saat itu, pemerintahan khilafah

di Istambul dan pemerintahan Dewan Perwakilan Nasional di Ankara.

Walau kedudukannya tambah kuat, Mustafa Kemal Pasha belum berani

membubarkan khilafah. Dewan Perwakilan Nasional hanya mengusulkan

konsep yang memisahkan khilafah dengan pemerintahan.

Namun, setelah perdebatan panjang di Dewan Perwakilan Nasional,

konsep ini ditolak. Pengusulnya pun mencari alasan membubarkan Dewan

Perwakilan Nasional dengan melibatkannya dalam berbagai kasus

pertumpahan darah. Setelah memuncaknya krisis, Dewan Perwakilan

Nasional ini diusulkan agar mengangkat Mustafa Kemal Pasha sebagai

ketua parlemen, yang diharap bisa menyelesaikan kondisi kritis ini.

Setelah resmi dipilih jadi ketua parlemen, Pasha mengumumkan

kebijakannya, yaitu mengubah sistem khilafah dengan republik yang

(18)

November 1923, ia dipilih parlemen sebagai presiden pertama Turki.

Namun ambisinya untuk membubarkan khilafah saat itu, yang telah lemah

dan digerogoti korupsi, terintangi, Ia dianggap murtad, dan beberapa

kelompok pendukung Sultan Abdul Mejid II terus berusaha mendukung

pemerintahannya. Ancaman ini tak menyurutkan langkah Mustafa Kemal

Pasha. Malahan, ia menyerang balik dengan taktik politik dan

pemikirannya yang menyebut bahwa penentang sistem republik ialah

pengkhianat bangsa dan ia kemudian melakukan beberapa langkah

kontroversial untuk mempertahankan sistem pemerintahannya. Misalnya,

Khalifah digambarkan sebagai sekutu asing yang harus dienyahkan.

Setelah suasana negara kondusif, Mustafa Kemal Pasha mengadakan

sidang Dewan Perwakilan Nasional (yang kemudian disebut dengan

"Kepresidenan Urusan Agama" atau sering disebut dengan "Diyaniah").

Pada tanggal 3 Maret 1924, ia memecat khalifah sekaligus membubarkan

sistem kekhalifahan dan menghapuskan hukum Islam dari negara. Hal

inilah yang kemudian dianggap sebagai keruntuhan kekhalifahan Islam.

Saat ini, Diyaniah berfungsi sebagai entitas dari lembaga Shaikh al-Islam/

Kekhalifahan. Mereka bertugas untuk: "memberikan pelayanan religius

kepada orang Turki dan Muslim di dalam dan di luar negara Turki".

Diyainah memiliki kantor pusat di Ankara, Turki.

Diyaniah adalah sebuah lembaga yang mewarisi semua sumber-sumber

yang berhubungan dengan hal-hal religius dari Kekaisaran Ottoman,

termasuk semua arsip kekhalifahan yang telah runtuh tersebut. Saat ini,

(19)

Diyainah juga memiliki kantor cabang di Eropa (Jerman).

Perbedaan utama antara kekhalifahan dengan Diyainah adalah Dinaiyah,

tidak seperti kekhalifahan yang mengurusi masalah negara, hanya

berfungsi sebagai lembaga keagamaan.Hal ini sesuai dengan prinsip

sekularisme Turki yang memisahkan urusan Agama dengan urusan negara.

Sempat muncul keinginan dan gerakan untuk mengendirikan kembali

kekhalifahan setelah runtuhnya Kekaisaran Ottoman, tetapi tak ada

satupun yang berhasil. Hussein bin Ali, seorang gubernur Hejaz pada masa

Kekaisaran Ottoman yang pernah membantu Britania raya pada masa

Perang Dunia I serta melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan

Istambul, mendeklarasikan dirinya sebagai khalifah dua hari setelah

keruntuhan Ottoman. Tetapi klaimnya tersebut ditolak, dan tak lama

kemudian ia di usir dari tanah Arab. Sultan Ottoman terakhir Mehmed VI

juga melakukan hal yang sama untuk mengangkat kembali dirinya sebagai

Khalifah di Hejaz, tetapi lagi-lagi usaha tersebut gagal. Sebuah pertemuan

diadakan di Kairo pada tahun 1926 untuk mendiskusikan pendirian

kembali kekhalifahan. Tetapi, hanya sedikit negara Muslim yang

berpartisipasi dan mengimplentasikan hasil dari pertemuan tersebut.

2. KEMUNDURAN DAN KEBANGKITAN ISLAM

Seperti banyak diketahui, bahwa Islam merupakan jembatan emas

bagi kemajuan Barat saat ini. Islam memberi sumbangan ilmu

pengetahuan yang tak ternilai bagi Barat. Namun pada gilirannya kaum

Nasrani dapat merebut pengetahuan yang berharga tersebut. Pada masa

(20)

H/1212 M, Kaum Nasrani melakukan agresi besar-besaran ke Andalusia.

Dengan dalih perang suci di Eropa mereka menyerang Islam dipimpin

oleh Alfonso VII , Raja Castile beserta sekutu-sekutunya. Serangan

tersebut dihadapi oleh khalifah al-Mansur Billah bersama 600000 tentara

di Las Navas de Toloso (Al ‘Uqub) sekitar 70 mil di sebelah timur

Cordova.

Dalam peperangan tersebut tentara Muwahidun mengalami kekalahan

besar bahkan menyebabkan berakhirya kekuasaan Islam di

Andalusia(1235 Masehi). Berakhirnya Islam puncaknya ketika

peperangan antara pasukan Musa, Pasukan Abdullah melawan pasukan

Ferdinand, Ferdinand mengirim pasukannya untuk menghancurkan

pasukan Islam, tetapi Abdullah beserta pasukannya terjun ke medan

peperangan dengan gagah berani,pada saat itu islam yang mengalami

kemenangan dibantu oleh penduduk Granada, sehingga beberapa beneteng

dapat direbut kembali

Pada tahun 896 H/1491 Masehi Ferdinand bersama Isabella

melibatkan diri bersama 50.000 personil dengan mendengungkan perang

suci. Namun pasukan Musa mendengungkan bahwa akan terus

mempertahankan tanah ini walau hanya tinggal jasad saja , hal itu

membuat semangat tempur pasukan islam, dan mengalahkan pasukan

Ferdinand. Namun dengan kelicikannya, Ferdinand mengepung dan

memblokade pasukan islam agar kelaparan. Apalagi di musim dingin

(salju), sehingga keadaan kaum muslimin menjadi kritis. Abdullah

menyerang atas desakan penduduk Granada yang kelaparan dan

(21)

pasukan ferdinand, sehingga mati terbunuh dalam medan peperangan.

Abdullah bersama keluarganya pindah ke Maroko dan tinggal di kota Faz.

Granada pada tanggal 2 Januari 1492 M dapat dikuasai kaum Nasrani

dengan masuknya pasukan Castile . Dengan masuknya pasukan Castile,

dengan demikian Salib telah menyingkirkan bulan Sabit. Dengan

demikian mengalami kejatuhan yang mendalam.

Namun benih pembaharuan dalam dunia Islam sesungguhnya telah

muncul di sekitar abad XIII Masehi, suatu masa yang pada waktu itu

dunia Islam tengah mengalami kemunduran dalam berbagai bidang

dengan sangat drastisnya. Ditengah-tengah kemelut yang melanda

Baghdad disebabkan karena invasi yang dilakukan oleh tentara Mongol di

bawah komando Hulagu Khan.

Secara umum, ada tiga periode dalam periodisasi yang diakui

sejarawan, yakni masa klasik (650-1250 M). Masa ini merupakan masa

awal pertumbuhan serta perkembangan Islam dalam seluruh aspek

kehidupan. Sebagai pemimpin agam, saat itu Rasulullah masih dalam

masa dakwah dan penyebarluasan agama Islam, Islam pertengahan

(1250-1800 M) setelah beberapa abad umat Islam menguasai dunia, di awal abad

ke-13 kekuasaan Islam mulai terguncang. Banyak kerajaan-kerajaan kecil

yang mulai berani melakukan serangan-serangan karena merasa tidak lagi

diperhatikan dan ingin bebas dari kekuasaan kekhalifahan pada saat itu.

Dan puncak dari keruntuhan kekhalifahan Islam pada masa itu adalah

kehancuran Bagdad sebagai pusat pemerintahan oleh seragan Hulaghu

Khan ia adalah cucu Gengis Khan, serta pada zaman modern (1800

(22)

Islam. Jatuhnya Mesir ke tangan Barat menginsafkan dunia Islam akan

kelemahannya dan menyadarkan umat Islam bahwa di daerah barat telah

timbul peradaban baru yang lebih tinggi dan merupakan ancaman bagi

umat Islam di dunia.

3. IPTEK DAN AGAMA

Ilmu bukan sekedar pengetahuan, tetapi merangkum sekumpulan

pengetahuan berdasarkan teori-teori yang di sepakati. di pandang dari

sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh

mengenai pengetahuan yang dimilikinya. ilmu pengetahuan adalah produk

dari epistemologi.

Sejarah ilmu yang tertua adalah pada tahun 4000 SM - 400 M,

pada kurun waktu itu perkembangan ilmu di bagi 3, yaitu:

1. 4000-600 SM, ilmu berkembang pada masa Mesir dan Babilon. ilmu yang

berkembang antara lain; ilmu pengetahuan arsitektur, ilmu gaya, ilmu hitung,

dan ilmu ukur.

2. 600-30 SM, ilmu berkembang pada masa Yunani kuno. ilmu yang

berkembang antara lain; ilmu kedokteran, ilmu geometri, ilmu bintang, ilmu

cuaca, ilmu pelayaran, ilmu ukur, ilmu pasti dan ilmu tentang atom.

3. 30 SM-400 M, ilmu berkembang pada masa Romawi. ilmu yang berkembang

antara lain; ilmu ketatalaksanaan serta mengatur hukum dan pemerintahan.

Diperoleh beberapa informasi tentang nama-nama ilmuwan Islam

yang mengharumkan namanya. Diantaranya adalah Al-Khawārizmī

(Algorismus atau Alghoarismus) merupakan tokoh penting dalam bidang

matematika dan astronomi. Istilah teknis algorisme diambil dari namanya.

(23)

karyanya. Karya-karyanya adalah rintisan pertama dalam bidang

aritmatika yang menggunakan cara penulisan desimal seperti yang ada

dewasa ini, yakni angka-angka Arab. Al-Khawārizmī dan para penerusnya

menghasilkan metode-metode untuk menjalankan operasi-operasi

matematika yang secara aritmatis mengandung berbagai kerumitan,

misalnya mendapatkan akar kuadrat dari satu angka. Di antara ahli

matematika yang karyanya telah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin

adalah al-Nayrīzī atau Anaritius (922 M) dan Ibn al-Haytham atau

Alhazen (1039 M). Ibn al-Haytham menentang teori Eucleides dan

Ptolemeus yang menyatakan bahwa sinar visual memancar dari mata ke

obyeknya, dan mempertahankan pandangan kebalikannya bahwa

cahayalah yang memancar dari obyek ke mata.

Di bidang astronomi, al-Battānī (Albategnius) menghasilkan

table-tabel astronomi yang luar biasa akuratnya pada sekitar tahun 900 M.

Ketepatan observasi-observasinya tentang gerhana telah digunakan untuk

tujuan-tujuan perbandingan sampai tahun 1749 M. Selain al-Battānī, ada

Jābir ibn Aflaḥ (Geber) dan al-Biṭrūjī (Alpetragius). Jābir ibn Aflaḥ

dikenal karena karyanya di bidang trigonometri sperik. Di bidang

astronomi dan matematika, ada juga Maslamah al-Majrīṭī (1007 M), Ibn

al-Samḥ, dan Ibn al-Ṣaffār. Ibn Abī al-Rijāl (Abenragel) di bidang

astrologi.

Dalam bidang kedokteran ada Abū Bakar Muḥammad ibn

Zakariyyā al-Rāzī atau Rhazes (250-313 H/864-925 M atau 320 H/932 M)

, Ibn Sīnā atau Avicenna (1037 M), Ibn Rushd atau Averroes (1126-1198

(24)

(1161 M). Al-Ḥāwī karya al-Rāzī merupakan sebuah ensiklopedi

mengenai seluruh perkembangan ilmu kedokteran sampai masanya. Untuk

setiap penyakit dia menyertakan pandangan-pandangan dari para

pengarang Yunani, Syiria, India, Persia, dan Arab, dan kemudian

menambah catatan hasil observasi klinisnya sendiri dan menyatakan

pendapat finalnya. Buku Canon of Medicine karya Ibnu Sīnā sudah

diterjemahkan ke dalam bahasa Latin pada abad ke-12 M dan terus

mendominasi pengajaran kedokteran di Eropa setidak-setidaknya sampai

akhir abad ke-16 M dan seterusnya. Tulisan Abū al-Qāsim al-Zahrāwī

tentang pembedahan (operasi) dan alat-alatnya merupakan sumbangan

yang berharga dalam bidang kedokteran.

Dalam bidang kimia ada Jābir ibn Ḥayyān (Geber) dan al-Bīrūnī

(362-442 H/973-1050 M). Sebagian karya Jābir ibn Ḥayyān memaparkan

metode-metode pengolahan berbagai zat kimia maupun metode

pemurniannya. Sebagian besar kata untuk menunjukkan zat dan

bejana-bejana kimia yang belakangan menjadi bahasa orang-orang Eropa berasal

dari karya-karyanya. Sementara itu, al-Bīrūnī mengukur sendiri gaya berat

khusus dari beberapa zat yang mencapai ketepatan tinggi. Tetapi dari

tahun ke tahun para ilmuwan muslim yang muncul semakin sedikit, salah

satunya dari Negara Indonesia adalah Prof. Dr. B. J. Habibie dalam

bidang kedirgantaraan.

4. BUKTI IPTEK DALAM AL-QUR’AN

Al-Qur'an, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi

(25)

hingga 632 M atau selama kira-kira 22 tahun, dimana pada masa itu umat

manusia khususnya orang-orang Mekah dan Madinah masih dalam

kegelapan dan buta huruf, telah membuktikan kebenaran wahyunya

melalui konsistensinya dan kesesuaiannya dengan ilmu pengetahuan dan

teknologi (iptek) yang ditemukan umat manusia pada masa jauh setelah

Nabi Muhammad SAW.

Berbagai contoh di bawah ini, menunjukkan bukti-bukti kebenaran

wahyu Al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi

Muhammad SAW tanpa bisa dibantah.

a. Peredaran Benda-benda Angkasa dalam Garis Edarnya.

Tatkala merujuk kepada matahari dan bulan, di dalam Al Qur'an

ditegaskan bahwa masing-masing bergerak dalam orbit atau garis edar

tertentu. “Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.”

Menurut penelitian ilmuan (Astronom) ditemukan bahwa matahari beredar

tetap pada garis edarnya atau garis orbitnya, begitupun dengan bumi

karena ketika misalkan bumi bergeser masuk (Ke arah Matahari)

0.030 maka bumi ini akan hancur. Dan ketika bumi bergeser ke luar

0.030 maka bumi ini dalam sekejap akan membeku.

Kemudian Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah

diam, tetapi bergerak dalam garis edar tertentu:

(26)

b. Lautan yang tidak bercampur satu sama lain.

Salah satu di antara sekian sifat lautan yang baru-baru ini ditemukan

adalah berkaitan dengan ayat Al Quran sebagai berikut:

"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tak dapat dilampaui oleh masing-masing.”

Sifat lautan yang saling bertemu, akan tetapi tidak bercampur satu sama

lain ini telah ditemukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan

gaya fisika yang dinamakan "tegangan permukaan", air dari laut-laut yang

saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan masa jenis,

tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur satu sama lain,

seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.

c. Menembus Ruang Angkasa dan Kedalaman Perut Bumi.

Al-Qur'an adalah kitab yang sangat-sangat luar biasa, Al-Qur’an begitu

canggih sebagamaimana canggihnya pesawat terbang. Al-Qur’an memberi

isyarat kepada manusia untuk berimajinasi tinggi untuk melakukan sesuatu

yang awalnya tidak mungkin bahkan sangat mustahil untuk dilakukan,

akan tetapi semua itu menjadi kenyataan. Perhatikan ayat berikut :

“Hai jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, Maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.”

Dewasa ini, sudah bukan hal asing lagi ketika kita melihat pesawat terbang

(27)

mendarat di bulan dan membuat stasiun ruang angkasa. Kemudian jika kita

melirik ke wilayah Indonesia bagian timur tepatnya di Tembagapura Papua

(Irian Jaya), terdapat tambang Emas yang dikelola oleh PT. Freeport.

Perusahan ini menggali perut bumi (Tanah) hingga kedalaman beberapa

kilometer untuk mendapatkan emas.

d. Madu adalah Obat.

"Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan."

Tidak ada seorang pun yang membantah bahwa madu lebah dapat

dijadikan obat bagi manusia. Padahal, Al-Qur'an diturunkan pada abad

ke-7 Masehi, dimana orang-orang pada waktu itu, khususnya di Jazirah Arab,

masih buta iptek.

e. Segala yang hidup di muka bumi diciptakan dari air.

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" Pada waktu ayat tersebut diturunkan, tidak ada yang berfikir kalau segala

yang hidup itu tercipta dari air. Sekarang, tidak ada seorang pakar pun

yang membantah bahwa segala yang hidup itu tercipta dari air. Air adalah

(28)

5. REKONSTRUKSI ILMU BERDASAR NILAI-NILAI ISLAM

Di era globalisasi sekarang ini, melakukan rekonstruksi peradaban

Islam akan sulit dilakukan. Namun bukan berarti tidak mungkin

dilakukan, bahkan sangat mungkin dilakukan. Hal ini karena nilai-nilai

Islam yang universal tidak bertentangan dengan nilai-nilai universal yang

lahir dari rahim peradaban Barat. Yang harus dilakukan adalah bagaimana

agar umat Islam secara mayoritas menyadari pentingnya rekonstruksi

peradabannya, sehingga proyek rekonstruksi ini tidak dilakukan hanya

oleh individu-individu tertentu. Ia harus dilakukan secara bersinergi,

simultan dan berkesinambungan oleh seluruh lapisan masyarakat Islam,

bahkan oleh pihak penguasa (pemerintah), sebagaimana yang terjadi pada

jaman kejayaan Islam di Baghdad dahulu di mana pengembangan ilmu

pengetahuan dilakukan bukan secara sporadis dan individual, tapi juga

didukung oleh kalangan penguasa seperti para khalifah.

Dalam hal ini diperlukan upaya-upaya penyadaran kepada umat

Islam secara keseluruhan akan pentingnya menguasai ilmu pengetahuan

dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang dan maju. Kepada

umat Islam harus diberikan pemahaman yang komprehensif tentang

perhatian Islam yang begitu dalam akan pandangan keduniawian,

khususnya iptek ini. Bahwa akhirat itu lebih kekal, dan oleh karenanya

lebih penting untuk diperhatikan, tidak berarti harus menafikan dunia.

Pentingnya ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penerapan Islam perlu

(29)

hanya fasihdalam ibadah saja, tapi juga mendalami ilmu pengetahuan dan

teknologi sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan

sehari-hari.

Dalam melakukan upaya rekonstruksi peradaban Islam, ada enam

hal penting yang perlu diperhatikan sebagai bahan pertimbangan.

Keenam hal ini secara ringkas adalah:

1) Pembangunan peradaban dengan melihat pertumbuhan ekonomi

masyarakat.

2) Pembangunan yang mencakup partisipasi masyarakat dalam

pembangunan ekonomi.

3) Pembangunan ini tidak semata-mata peniruan terhadap struktur dan

kebijaksanaan negera-negara maju.

4) Proses industrialisasi tidak boleh hanya mencangkok

aktivitas-aktivitas industrial tertentu dari negara-negara maju. Ia harus

disertai dengan penguasaan teknologi.

5) Tidak semata-mata alih teknologi, tetapi juga dengan membangun

infrasktruktur sains dan teknologi yang berupa sumber daya

manusia (SDM), ilmu pengetahuan, keahlian dan kemampuan

inovatif dan produktif untuk menyerap dan mengadaptasi teknologi

impor.

6) Memiliki kemampuan dasar untuk riset dan tidak puas hanya

dengan literatur sains negara-negara maju.

Oleh karena itu Ilmu pengetahuan Islam perlu direkonstruksi

kembali dengan paradigma baru yaitu bahwa ilmu pengetahuan Islam

(30)

satu kerangka. Ilmu pengetahuan Islam menggunakan pendekatan wahyu,

pendekatan filsafat, dan pendekatan empirik, baik dalam pembahasan

substansi ilmu, maupun pembahasan tentang fungsi dan tujuan ilmu

pengetahuan. Dengan rekonstruksi ilmu pengetahuan Islam tidak terkait

lagi adanya dikotomi antara ilmu pengetahuan Islam (syari’ah) dengan

(31)

BAB 3 PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Menurut pengertian barat, ilmu adalah murni ciptaan manusia, tanpa

adanya campur tangan Allah. Sedangkan menurut al-Qur’an, ilmu adalah

rangkaian keterangan teratur dari Allah. arat menganggap bahwa teknologi

merupakan objek yang terlahir atas kebudayaan perilaku manusia. Menurut

al-Qur’an, teknologi tercipta karena adanya kesadaran untuk menciptakannya,

bukan sebagai ambisi tiap individu. rahasia kemajuan peradaban Islam adalah

karena Islam tidak mengenal pemisahan yangkaku antara ilmu pengetahuan,

etika, dan ajaran agama. Satu dengan yang lain, dijalankan dalam satu tarikan

nafas. Pengamalan syariat Islam, sama pentingnya dan memiliki prioritas yang

sama dengan riset-riset ilmiah. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

mempunyaidampak positif dan negatif. Dari sisi positifnya, kemajuan iptek

membuat orang tidak lagi hanya berwawasan lokal.

Dalam usaha memecahkan persoalan, ia akan melihat ke seluruh dunia

guna menemukan solusi. Dampak negatifnya adalah adanya globalisasi cara

berpikir, yang dapat membuat orang tidak lagi mengacu pada nilai-nilai

tradisional bangsanya. Kemudahan memperoleh informasi akan membuat ia

dapat mempelajari nilai-nilai yang ada pada masyarakat dan bangsa lain,

baik yang menyangkut nilai sosial, ekonomi, budaya, maupun politik.

Dalam perspektif Islam, antara iman, ilmu, amal, dan iptek tidak

bisa dipisahkan. Di sana terdapat hubungan yang harmonis dan dinamis yang

(32)

kunci pokok Islam, tidak mengakui adanya pemisahan antara iman dan sains.

Segala sesuatu yang ada di alam merupakan bukti kehadiran Allah.

Pengetahuan tentang alam adalah suatu bentuk amal shaleh yang dapat

mendekatkan diri manusia kepada Allah.

3.2. SARAN

Pengembangan IPTEK yang lepas dari keimanan tak akan bernilai

ibadah dan tak akan menghasilkan manfaat bagi manusia dan lingkungan.

Sebaliknya, pengembangan IPTEK yang didasari etika Islam akan memberika

orientasi dan arah yang jelas, serta mampu mengoptimalkan manfaat IPTEK

dan meminimalisir dampak negatif IPTEK bagi manusia dan alam. Orang

yang melandaskan ilmunya dengan keimanan, pengembangan dan

pemanfaatan IPTEK tidaklah ditujukan sebagai tuntutan hidup semata, tetapi

juga merupakan refleksi dari ibadah kepada Allah. Ia menjadi sarana

peningkatan rasa syukur dan ketakwaan kepada Allah. Oleh karena itu, kita

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Davis, Richard A., Jr. 1972, Principles of Oceanography, Don Mills, Ontario, Addison-Wesley Publishing, s. 92-93.)

Ziauddin Sardar, Jihad Intelektual: Merumuskan Paremeter-parameter Sains Islam, (Risalah Gusti:Surabaya, 1998),cet. pertama.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa definisi di atas, maka disimpulkan bahwa kepuasan pernikahan adalah evaluasi mengenai kehidupan pernikahan yang dapat diukur dengan melihat area-area

Apakah penumpang pernah menuntut kepada perusahaan agar pihak perusahaan melakukan ganti kerugian atas kehilangan, kerusakan atau cacat pada barang?. Jawab : penumpang pernah

Renja-SKPD Dinas Pekertjaan Umum Bina Marga Kabupaten Lamongan Tahun 2017 merupakan tahun pertama Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Lamongan

Berdasarkan hasil analisis dalam pembahasan pada siswa kelas VII salah satu sekolah menengah pertama yang ada di kramat kabupaten tegal tahun ajaran 2018/2019,

Analisis vegetasi untuk pengelolaan Kawasan hutan lindung pulau marsegu, Kabupaten seram bagian barat, Provinsi maluku.. Tesis Untuk Memenuhi Sebagian

Sistim masih dapat bekerja dengan baik pada kondisi link transmisi radio yang bekerja pada frekuensi 433 Mhz tidak ada hambatan karena level sinyal radio yang diterima disisi

Hasil simulasi membuktikan bahwa dengan menggunakan antena susunan yang lebih banyak pada sistem MC-CDMA untuk target BER akan lebih baik dalam meningkatkan kinerja sistem MC-

1. Terdapat 21 siswa atau 37,50 % yang terkadang merasa kelebihan yang anda punya dibutuhkan orang lain dan terdapat 5 siswa atau 8,93 % yang tidak merasa kelebihan yang