ASUHAN KEPERWATAN KELUARGA DENGAN LANSIA
A.
Pengkajian
1. Data Umum
a. Identitas Keluarga Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. T
Jenis Kelamin : Laki – Laki
Suku : Jawa
Umur : 67 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Telp : 085740032156
Alamat : RT 13 RW 09 Dusun Kasih Desa Sayang Kec. Kembar Kab. Purwokerto Jateng
b. Komposisi Keluarga
No Nama Jenis
kelamin Hub. Dgkeluarga Umur Pendidikan Pekerjaan
1 Tn. T L KK 67 th SD Pensiunan
2 Tn. M L Menantu 30 th SMA Buruh Pabrik
3 Ny. S P Anak 25 th SMP IRT
4 An. A L Cucu 5 th TK Pelajar
c. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki : Perempuan
: Sakit
: meninggal : Tinggal serumah d. Tipe Keluarga
keluarga Tn. T merupakan keluarga besar yang terdiri dari ayah, ibu, anak, menantu, serta cucu ( The extended family). Terkadang Tn. T merasa istirahatnya terganggu karena aktivitas bermain yang dilakukan cucu beserta teman-temannya.
e. Suku Bangsa
Tn. T menyatakan bahwa keluarganya merupakan suku jawa dan tinggal di lingkungan orang-orang yang bersuku jawa. Tn. T berkomunikasi dengan bahasa Jawa dan bahasia Indonesia baik antara anggota keluarga maupun kelurga sekitar.
f. Agama
Semua anggota keluarga Tn. T beragama Islam dan menjalankan ibadah sesuai keyakinan di rumah dan di masjid. Dalam menjalankan perintah agama keluarga cukup taat dan rajin
mengikuti kegiatan keagamaan seperti sholat jamaah di Musholla, sholat Jumat di Mesjid, acara tahlilan/yasiinan (bapak-bapak dan ibu-ibu), dan acara keagamaan lainnya.
penghasilan keluarga ± Rp. 1.150.000 perbulan di, yang diperoleh dari hasil pensiunan Tn. T sebesar Rp. 400.000 dan hasil kerja Tn. M sebagai buruh pabrik sebesar Rp. 750.000. Sedangkan Ny. S tidak menghasilkan uang karena hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Tn. T
memelihara ternak berupa ayam sebanyak 5 ekor. Pengeluaran perbulan untuk keperluan makan sekitar ± Rp. 700.000,- dan sisanya untuk keperluan lain –lain seperti membayar listrik,
kebutuhan anak sekolah.
h. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga setiap hari mereka menonton TV bersama-sama, dan semua berkumpul menonton TV ketika malam hari. Kadang mereka berkumpul bersama tetangga atau saudara dekat untuk berbincang-bincang bersama. Jika memiliki tabungan cukup dan kesehatan yang mendukung mereka berwisata ke tempat rekreasi terdekat.
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga a. Tahap perkembangan keluarga saat ini dengan lansia
Tahap perkembangan keluarga Tn. T saat ini adalah keluarga usia lanjut, yang dimulai pada masa pension dan salah satu atau kedua orang tua meninggal. Semua anak Tn. T sudah menikah dan mempunyai tempat tinggal sendiri-sendiri, hanya anak yang terakhir yang tinggal serumah dengannya dan mempunyai seorang anak yang masih berumur 5 tahun. Menantu Tn. T bekerja sebagai buruh pabrik.
b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi
Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi. c. Riwayat kesehatan keluarga inti
- Tn. T mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan. Tn. T mengatakan beberapa minggu ini sering merasa linu di persendian kakinya sehingga kaku untuk berjalan, ketika bangun pagi kakinya merasa senut-senut (nyeri) dan berat untuk berjalan. Tn. T mengatakan pernah hampir jatuh karena kakinya merasa tidak kuat menopang badannya.
- Anak Tn. T (Ny. S) tidak memiliki masalah kesehatan.
- Menantu Tn. T (Tn. M) mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan dan tidak memiliki masalah kesehatan
- Cucu Tn. T (An. A) tidak mempunyai masalah kesehatan d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
3. Data Lingkungan a. Karakteristik Rumah
Rumah Tn. T merupakan rumah permanen dengan ukuran panjang ± 10 meter dan lebar 7 meter. Di rumah tersebut terdapat :
- Kamar tidur ( terdapat 3 kamar tidur, 1 kamar tidur berada di depan samping ruang tamu, 2 kamar tidur berada di samping ruang keluarga ).
- Kamar kosong ( 3 kamar kosong. Model rumah Tn. T adalah model rumah jaman dahulu yang banyak terdapat kamar-kamar yang jarang digunakan dan biasanya kamar tersebut digunakan untuk menaruh barang-barang yang tidak terpakai).
- Ruang tamu berukuran 3x3 meter, Ruang tamu cukup rapi dan bersih, terdapat perabotan - Ruang makan Tn. T biasanya bergabung dengan ruang keluarga atau ruang menonton TV. - Kamar mandi bergabung dengan WC berjumlah 2.
Lantai rumah Tn. T terbuat dari semen, kecuali dapur lantainya masih berupa tanah, Lantai dapur tampak licin dan lembab. Atap rumah dari genting. Ventilasi ada beberapa yaitu : di ruang tamu ada jendela, di ruang keluarga, di 2 kamar tidur dan 2 kamar kosong, serta dapur. Ventilasi masih terlalu sempit, < 10 m luas lantai. Kamar tamu ada sebuah lampu neon 20 watt, ruang keluarga terdapat bola lampu 15 watt, masing–masing kamar dan dapur terdapat lampu pijar 10 watt. Sumber air keluarga berasal dari sumur gali yang telah dipasang pompa air, kualitas air
tergantung musim, pada musim hujan warna air keruh kekuning-kuningan, pada musin kemarau warna air agak bening, kadang-kadang air agak berbau. Sumber air minum keluarga
menggunakan air sumur yang ditampung dan diendapkan dalam tong. Jarak septictank dengan sumur ± 8 meter. Keluarga mengatakan membuang air limbah keluarga langsung ke kolam dibelakang rumah dengan membuat saluran yang menuju ke kolam penampungan. Untuk pembuangan sampah dilakukan penampungan dulu di ember sampah kemudian di pindah dan di bakar di dalam lubang di samping rumah. Untuk sarana penerangan keluarga Tn. T
menggunakan listrik semuanya. Di belakang rumah terdapat kolam penampungan limbah keluarga beserta ikan lele peliharaan, dan terdapat kandang ayam.
Gambar Denah Rumah :
Jalan
U
Kamar kosong ruang tamu ruang keluarga kamar
Kamar kamar
Kamar kosong kamar kosong kamar kosong dapur
K.M + WC
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
Rumah Tn. T berada di wilayah kelurahan yang mayoritas penduduk sekitarnya adalah petani. Sarana jalan tersebut belum diaspal. Sarana kesehatan di lingkungan tersebut berupa bidan desa. Di dekat rumah Tn. T ± 7 meter terdapat masjid. Tetangga Tn. T mayoritas beragama islam serya memiliki sifat kebersamaan serta menganut adat jawa, misalnya selamatan, yasinan setiap malam jum’at, dll. Jika ada kegiatan sosial kemasyarakatan biasanya diumumkan melalui pengeras suara yang ada di musholla atau mesjid.
Kandang
ayam Kolam penampungan+
c. Mobilitas Geografis Keluarga
Keluarga Tn. T Keluarga jarang bepergian ke tempat-tempat yang jauh. Kegiatan rutin Tn. T adalah pergi ke sawah untuk sekedar melihat-lihat, sawah tersebut tidak jauh dari rumahnya (sekitar 1 km), aktivitas lainnya menonton TV dan mengikuti kegiatan keagamaan. Tempat tinggal keluarga juga tidak berpindah – pindah. Keluarga Tn.T yang lain berada di sekitar tempat tinggalnya (masih satu desa).
d. Perkumpulan Keluarga Dan Interaksi Keluarga Dengan Masyarakat.
Keluarga Tn. T mengatakan setiap hari raya semua anak-anak dan keluarga Tn. T berkumpul di rumah. Saudara-saudara Tn. T yang berada di sekitar rumah sering datang berkunjung. Tn. T dan keluarganya rutin mengikuti kegiatan, seperti pengajian.
e. Sistem Pendukung Keluarga
Tn. T memiliki keluarga yang berada di sekitar rumahnya sehingga sewaktu-waktu dapat dimintai bantuan. Tn. T memiliki ASKES. Jika sakit biasanya keluarga Tn. T dibawa ke Bidan, dan jika perlu rujukan ke Puskesmas yang berjarak 5 meter dari rumah.
4. Struktur Keluarga a. Pola Komunikasi Keluarga
keluarga Tn. T dalam berkomunikasi menggunakan bahasa jawa dan bahasa Indonesia. Komunikasi antar anggota lancar dan tidak ada konflik dalam keluarga. Dalam keluarga mempunyai kebiasaan berkomunikasi setiap malam ketika menonton TV, keluarga bertukar pendapat dan menceritakan hal-hal yang terjadi dalam keluarga.
b. Struktur Kekuatan Keluarga
Dalam keluarga Tn. T adalah penentu keputusan terhadap suatu masalah karena Tn. T dianggap sebagai orang yang paling tua dan sebagai kepala keluarga. Untuk anak-anak yang telah
berkeluarga keputusan diserahkan kepada keluarga masing-masing, tetapi anak-anaknya juga sering meminta pendapat Tn. T. keluarga Tn. T sangat menyayangi dan menghargai Tn. T, apabila Tn. T sakit keluarga langsung mengantarkannya berobat, anak-anaknya juga mengingatkannya untuk minum obat jika Tn. T lupa.
c. Struktur Peran ( Formal Dan Informal )
- Tn. T berperan sebagai kepala keluarga, seorang ayah ayah dan kakek. Tn. T juga sering mengasuh cucunya jika kedua anaknya sibuk atau ada keperluan.
- Tn. A berperan sebagai anak (menantu), suami, dan bapak. - Ny. S berperan sebagai anak, istri, dan ibu.
- An. A berperan sebagai anak, An. A belum menyadari dan menjalankan perannya karena masih kecil.
d. Nilai Dan Norma Keluarga
sakit. Disamping itu keluarga menganut kebudayaan Jawa, norma yang dianut juga kebudayaan jawa. Dalam kebiasaan keluarga Tn. T tidak ada yang bertentangan dengan kesehatan.
5. Fungsi Keluarga a. Fungsi Afektif
Keluarga Tn. T mengatakan berusaha memelihara keharmonisan antar anggota keluarga, saling menyayangi, dan menghormati. Keluarga Tn. T sangat harmonis, rukun dan tentram. Apabila ada anggota yang membutuhkan atau sakit maka keluarga yang lain berusaha membantu.
b. Fungsi Sosialisasi
Tn. T mengatakan interaksi antar anggota keluarga dapat berjalan dengan baik. keluarga Tn. T menganut kebudayaan jawa. Keluarga Tn. T berusaha untuk tetap memenuhi aturan yang ada keluarga, misalnya saling menghormati dan menghargai. Keluarga juga mengatakan mengikuti norma yang ada di masyarakat sekitar, sehingga dapat menyesuiakan dan berhubungan baik dengan para tetangga atau masyarakat sekitar.
c. Fungsi Perawatan Kesehatan
- Kemampuan mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan mengetahui penyakit di keluarganya tetapi tidak mengetahui sama sekali apa penyebabnya. Keluarga Tn. T mengatakan hanya sedikit mengetahui tentang tanda dan gejala, serta tidak mengetahui apa-apa saja yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya penyakit pada Tn. T. Tn.
- Kemampuan mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Keluarga mengatakan linu pada sendi kaki yang diderita oleh Tn. T merupakan sakit yang biasa diderita oleh orang tua. Keluarga terus mengingatkan kepada Tn. T untuk tidak banyak
melakukan aktivitas dan beristirahat saja.
- Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Jika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah mengerokinnya dan jika sakitnya berlarut segera dibawa ke Bidan atau ke Puskesmas terdekat.
- Kemampuan keluarga memelihara/ memodifikasi lingkungan rumah yang sehat Keluarga mengatakan tiap hari selalu membersihkan lingkungan rumahnya (menyapu,
mengepel), sistem pembuangan limbah keluarga langsung ke saluran kolam di belakang rumah, pembuangan sampah ditampung sementara di ember sampah kemudian di bakar di lubang pembakaran setiap dua hari sekali.
- Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang terdapat di lingkungan setempat
Keluarga Tn. T mengatakan jika ada keluarga yang sakit segera dibawa ke Bidan, dan jika perlu rujukan dibawa ke Puskesmas terdekat. Tn. T seringkali tidak mau dibawa ke pelayanan
kesehatan kecuali benar-benar dirasa parah.
d. Fungsi Reproduksi
Tn. T memiliki tiga orang anak yang sudah menikah semua. Ny. S dan Tn. A memiliki satu orang anak, Ny. S menggunakan alat kontrasepsi berupa pil untuk mengatur jarak anak selanjutnya.
Keluarga Tn. T termasuk keluarga mampu, hal ini dapat dilihat dari penghasilan keluarga tiap bulannya sekitar Rp.1.150.000/perbulan. Keluarga Tn. T dapat memenuhi setiap kebutuhan sandang, pangan dan papan walaupun dengan kapasitas seadanya. Untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari, Tn.A menanam sayur di tepi sawah Tn. T yang dikelola olehnya. Jika ingin makan lauk-pauk, Tn. T biasa memancing ikan bersama kawan-kawannya di sungai dekat rumah
6. Stres Dan koping Keluarga
a. Stressor Jangka Pendek Dan Panjang - Stresor jangka pendek
Keluarga Tn. MS mengatakan pernah mengalami stres ketika Ny. S (istri Tn. T) meninggal dunia karena kanker payudar, namun hal tersebut tidak berlangsung lama karena keluarga sudah mengikhlaskannya. Hal-hal lain yang menimbulkan stress dalam keluarga segera dapat diatasi. - Stresor jangka panjang
Keluarga Tn. MS mengatakan hampir tidak pernah mengalami stres baik itu stes jangka panjang ( > 6 bulan ).
b. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi/Stressor
Pemecahan masalah dalam keluarga Tn. T biasanya dengan cara musyawarah antar anggota keluarga, kadang juga melibatkan anaknya. Dalam menentukan pengobatan yang harus dijalani salah satu anggota keluarga, Tn. A pengambil keputusan karena Tn. A yang dianggap mampu dan memiliki fisik yang kuat.
c. Strategi Adaptasi Disfungsional
Dalam menghadapi suatu permasalahan keluarga Tn. MS biasanya mengkonsentrasikan pada bagaimana cara pemecahan masalah tersebut. Sehingga keluarga tidak terganggu dalam melakukan pekerjaan keseharian.
7. Pemeriksaan Fisik a. Tn T
Tekanan Darah : 130/100 mmHg
Berat Badan : 57 kg
Tinggi Badan : 160 cm
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20x/mnt
Termometer : 36,5° C
Kekuatan otot : 5 5
4 3
Skala nyeri : 6 b. Tn A
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Berat Badan : 59 kg
Tinggi Badan : 163 cm
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20x/mnt
Termometer : 36,3° C
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Berat Badan : 52 kg
Tinggi Badan : 155 cm
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20x/mnt
Termometer : 36,5° C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan d. An. A
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Berat Badan : 25 kg
Tinggi Badan : 65 cm
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20x/mnt
Termometer : 36,5° C
Keadaan fisik tidak menunjukan adanya kelainan
8. Harapan Keluarga
Keluarga sangat berharap agar masalah kesehatan yang terjadi di dalam keluarga dapat teratasi atas bantuan dari pertugas kesehatan.
B. Diagnosa Keperawatan Keluarga 1. Analisa Dan Sintesa Data
N
o Data Penunjang Masalah Etiologi
1. DS :
- Tn. T mengatakan sering merasa linu di persendian kakinya sehingga kaku untuk berjalan
- Tn. T mengatakan ketika bangun pagi kakinya merasa senut-senut (nyeri) dan berat untuk berjalan. - Tn. T mengatakan pernah hampir
jatuh karena kakinya merasa tidak kuat menopang badannya
DO :
- Tn. T berumur 67 tahun - TD 130/100 mmHg
- Kekuatan otot 5 5 4 3 - Skala nyeri 6
- Lantai tanah yang berada di dapur tampak licin dan lembab
Resiko Jatuh Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga
merawat anggota yang sakit.
DS :
penyakit di keluarganya tetapi tidak mengetahui sama sekali apa
penyebabnya. Keluarga Tn. T mengatakan hanya sedikit mengetahui tentang tanda dan gejala, serta tidak mengetahui apa-apa saja yang harus dihindari untuk mencegah terjadinya penyakit pada Tn. T. Tn.
- Jika ada keluarga yang sakit, hal pertama yang dilakukan adalah mengerokinnya dan jika sakitnya berlarut segera dibawa ke Bidan atau ke Puskesmas terdekat
- Tn. T mengatakan tidak ada pantangan makanan
DO :
- Keluarga tidak bisa menjawab pertanyaan tentang pengertian penyakit, pencegahan, perawatan dan pengobatannya
- Tn. T bertanya apa saja makanan yang harus dihindari agar tidak sakit, Tn. T tampak bingung
pengetahuan, ketidak tahuan tentang penyakit
informasi dan keterbatasan linu di persendian kakinya sehingga kaku untuk berjalan
- Tn. T mengatakan ketika bangun pagi kakinya merasa senut-senut (nyeri) dan berat untuk berjalan. - Tn. T mengatakan pernah hampir berjalan karena menahan nyeri. - Klien tampak lambat dalam
berjalan.
- Tingkat funsional klien 0, namun
Hambatan mobilitas fisik
Nyeri, gangguan muskulus
kadang-kadang 1 DS :
- Tn. T mengatakan sering merasa linu di persendian kakinya sehingga kaku untuk berjalan
- Tn. T mengatakan ketika bangun pagi kakinya merasa senut-senut (nyeri) dan berat untuk berjalan. - Tn. T mengatakan pernah hampir berjalan karena menahan nyeri
Nyeri Agen cedera
fisik ( rematik)
2. Perumusan Diagnosa Keperawatan Keluarga No Diagnosa Keperawatan
1 Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit.
2 Kurang pengetahuan, ketidak tahuan tentang penyakit b.d Kurang informasi dan keterbatasan kemampuan mencerapai informasi, ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
3 Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri, gangguan muskulus skeletal, kaku sendi, gangguan sensori perseptual.
4 Nyeri b.d agen cedera fisik (rematik).
3. Prioritas Masalah
a. Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit. mengetahui bahwa Tn. T memiliki penyakit linu pada kakinya dan pernah hampir jatuh.
Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2) Skala :
2 : Mudah 1 : Sebagian 0 : Tidak dapat
1/2 x 2 = 1 Keluarga mengatakan Tn.
Potensial masalah untuk melakukan aktivitas dan banyak beristirahat maka penyakit Tn. T dapat terminimalisir.
Menonjolnya masalah (bobot 1)
2 : Berat, segera ditangani 1 : Tidak perlu segera ditangani
0 : tidak dirasakan
0/2 x 1 = 0 Keluarga mengatakan
hanya satu kali Tn. T pernah hampir jatuh dan Tn. T sudah bisa mengimbangkan
tubuhnya untuk berjalan walaupun lambat.
Total 2 2/3
b. Kurang pengetahuan, ketidaktahuan tentang penyakit b.d Kurang informasi dan keterbatasan kemampuan mencerapai informasi, ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan
KRITERIA SKORE PEMBENARAN merasa linu di persendian kakinya sehingga kaku Kemungkinan masalah
dapat diubah (bobot 2) Skala : menjelaskan bagaimana penyakitnya.
Potensial masalah untuk dicegah (bobot 1) belum tahu makanan apa yang harus dihindari.
(bobot 1)
2 : Berat, segera ditangani 1 : Tidak perlu segera ditangani
0 : tidak dirasakan
penyakitnya mengganggu aktivitas geraknya sehingga menyusahkan keluarga yang lain.
Total 3 4/3
c. Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri, gangguan muskulus skeletal, kaku sendi, gangguan sensori perseptual.
mengatakan penyakitnya mengganggu aktivitas geraknya sehingga menyusahkan keluarga yang lain.
Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot 2) Skala : bisa menyeimbangkan badannya walaupun dengan gerakan yang lambat.
Potensial masalah untuk dicegah (bobot 1)
2 : Berat, segera ditangani 1 : Tidak perlu segera ditangani
0 : tidak dirasakan
2/2 x 1 = 1 Tn. T mengatakan capek
dengan penyakitnya yang tidak sembuh-sembuh
dan mengganggu
geraknya sehingga menyusahkan keluarga.
Total 3 2/3
d. Nyeri b.d agen cedera fisik (rematik)
dapat diubah (bobot 2) pagi tidak hilang-hilang, padahal sudah minum obat dari warung. Keluarga mengatakan Tn. T sering tidak mau diajak ke tempat pelayanan kesehatan, kecuali benar-benar parah.
Potensial masalah untuk dicegah (bobot 1)
2 : Berat, segera ditangani 1 : Tidak perlu segera ditangani
0 : tidak dirasakan
2/2 x 1 = 1 Tn. T mengatakan
sakitnya mengganggu aktivitasnya, kadang Tn. T tidak tahan dengan senut-senutnya.
Total 4
Maka prioritas masalahnya sebagai berikut :
No Diagnosa Keperawatan Skore
1 Nyeri b.d Agen cedera fisik (rematik). 4
2 Kurang pengetahuan, ketidak tahuan tentang penyakit b.d Kurang informasi dan keterbatasan kemampuan mencerapai informasi, ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan.
3 4/3
3 Hambatan mobilitas fisik b.d Nyeri, gangguan muskulus skeletal, kaku sendi, gangguan sensori perseptual.
3 2/3
4 Resiko jatuh b.d Reumathoid, lantai yang licin, ketidakmampuan keluarga merawat anggota yang sakit.
2 2/3
E. Rencana Asuhan Keperawatan
No Dx
Tujuan Kriteria Intervensi
1 Setelah dilakukan perawatan selama 5 hari, Tn. T
Non verbal Pain management (1400) 1. Monitor nyeri : lokasi,
mengalami
penurunan rasa nyeri atau dapat mentolerir rasa nyeri dengan kriteria : teknik distraksi dan relaksasi
3. klien tidak banyak mengeluh tentang nyerinya
keparahan dan faktor presipitasi 2. Observasi respon non verbal klien
saat nyeri terjadi
3. Gunakan komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien
4. Jelaskan mekanisme nyeri yang terjadi pada klien
5. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri
6. Berikan support sistem untuk mentolerir nyeri
7. Libatkan orang terdekat klien (keluarga) untuk pemberian support sistem
8. Kolaborasi dalam pemberian analgetik
9. Kontrol faktor-faktor pemicu timbulnya nyeri : pembatasan aktivitas, nutrisi tinggi serat, minum air putih banyak, psikis tidak terganggu
10. Identifikasi PQRST sebelum dilakukan pengobatan
11. Berikan obat analgetik 12. Menganjurkan klien untuk
bergerak perlahan pada setiap melakukan aktivitas
2 Setelah dilakukan pendidikan
kesehatan, keluarga mengetahui tentang penyakit yang diderita keluarganya (AR), dengan kriteria hasil :
- Keluarga dapat menjelaskan tentang pengertian,
penyebab, tanda dan gejala, serta
Verbal pengetahuan
Teaching : Disease Prosess (5602) 1. Menilai tingkat pengetahuan
keluarga yang berhubungan dengan penyakit yang diderita oleh anggota keluarga (AR)
2. Menjelaskan pengertian penyakit (AR)
3. Menjelaskan patofisiologi penyakit (AR)
4. Menjelaskan tanda dan gejala yang muncul dari penyakit yang dialami (AR)
penalaksanaan pada penyakit AR.
- Keluarga dapat melakukan perawatan dengan mengontrol makanan-makanan yang harus dihindari lansia
hal-hal yang harus dihindari
6. Mengidentifikasi kemungkinan penyebab terjadinya penyakit 7. Mendiskusikan dengan keluarga
tentang pilihan terapi yang bisa dilakukan
2 Setelah dilakukan perawatan selama 5 hari klien mampu melakukan mobilisasi sesuai kemampuan, klien dan keluarga mampu melakukan
Non verbal Immobilization care (0940) 1. Diskusikan dengan klien tentang
imobilisasi
2. Berikan contoh dan demonstrasi mobilisasi yang aman dan dapat dilakukan oleh klien
3. Observasi terjadinya nyeri 4. Motivasi klien untuk melakukan
mobilisasi sesuai kemampuan 5. Beri reinforcement atas upaya
pemahaman informasi dan usaha mobilisasi yang dilakukan
4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan dengan kriteria hasil : - Menggunakan alat
bantu yang
dibutuhkan
- Menempatkan barang-barang di tempat yang sesuai
agar tidak
menggangu lansia - Memperhatikan
kondisi lantai
Verbal pengetahuan
Fall Prevention (6490)
1. Mengidentifikasi ketidaktahuan dan kelemahan fisik yang kemungkinan menjadi potensi terjadinya jatuh
2. Mengidentifikasi lingkungan sekitar yang dapat menjadi penyebab jatuh
3. Memonitor nyeri, kelemahan, keseimbangan tubuh lansia
4. Mengajarkan pada pasien bagaimana mencegah terjadinya jatuh
DAFTAR PUSTAKA
Bandiah, S. (2009) Lanjut Usia dan Keperawatan gerontik. Yogyakarta : Nuha Medika.
Jhonson R. dan Leny R (2010) keperawatan keluarga plus contoh askep keluarga. Yogyakarta : Nuha Medika.
Diposkan oleh Rumiyanti Ns di 05.52
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest
2 komentar:
1.