APLIKASI MANAJEMEN KEUANGAN
DI LINGKUP PROYEK PT BRANTAS
MAKALAH
DONNY EKO KURNIAWAN
MANAJEMEN KEUANGAN PROYEK
Manajemen finansial atau manajemen keuangan merupakan proses untuk memperoleh dan mengelola sumber daya keuangan pada proyek, terutama pada penghasilan (revenue) dari sumber daya tersebut, dan menganalisa atau updating arus kas (cash flow) untuk proyek konstruksi yang lebih dari sekedar pengelolaan biaya.
1.DASAR MANAJEMEN FINANSIAL 1.a. PENERIMAAN
Jadwal penerimaan harus dapat disusun secara cepat dan akurat, artinya jumlah penerimaannya benar dan waktu cairnya tepat. Rencana jumlah penerimaan umumnya berkaitan dengan besarnya prestasi pekerjaan pada waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan awal. Didalam penerimaan terdapat dua hal penting yang harus diperhatikan dalam menyusun jadwal penerimaan (cash in), yaitu perkiraan prestasi pekerjaan yang mengacu pada time schedule proyek dan perkiraan waktu untuk proses pencairan yang mengacu pada pekerjaan sendiri berdasarkan pengalaman.
1.b. PENGELUARAN
Pedoman dasar bagi pengeluaran adalah rencana kegiatan kerja, dimana berpengaruh langsung. Sebagai contoh, bila kegiatan membesar maka pengeluaran membesar, namun hubungan tidak linear tergantung kebijakan pembiayaannya. Kebijakan operasional yang berkaitan dengan pengeluaran adalah :
1.b.i) Pembayaran secara tunai (cash).
1.b.ii)Pembayaran dengan jangka waktu tertentu (credit) Bisa saja kegiatan membesar, tetapi pengeluarannya bertambah tidak terlalu besar (banyak kredit) atau sebaliknya kegiatan bertambah tidak terlalu besar, tetapi pengeluarannya bertambah cukup besar (banyak cash).
a) Harga barang / jasa, akan relatif murah melalui cara pembayaran tunai. Cara ini memerlukan modal kerja yang besar yang pada dasarnya diperoleh dari bank (lembaga keuangan) dan uang muka pekerjaan, selain modal sendiri yang umumnya kecil.
b) Harga barang/jasa relatif mahal melalui cara pembayaran berjangka. Semakin lama jangka waktunya, harganya semakin mahal karena beban bunga. Pada umumnya, kebijakan pembayaran dilakukan secara kombinasi antara pembayaran tunai dan pembayaran berjangka waktu (kredit). Kedua cara pembayaran tersebut memberikan dampak pada biaya. Untuk pembayaran tunai yang umumnya didukung dengan pinjaman dari bank, kelebihannya, harga beli realtif murah, tetapi kelemahannya harus membayar bunga pinjaman. Sebaliknya untuk pembayaran kredit, kelebihannya tidak memerlukan pinjaman yang konsekuensinya bunga tetapi kelemahannya harga beli barang/jasa, relatif tinggi.
Biaya langsung, yang terdiri dari: A. Biaya upah.
B. Biaya material C. Alat
D. Biaya-biaya langsung lainnya
Biaya tidak langsung
A. Biaya overhead kantor wilayah/cabang B. Biaya overhead kantor pusat
C. Pajak-pajak
memerlukan kas awal. Hal ini disebabkan cairnya uang muka memerlukan waktu, sehingga tidak mungkin cair sebelum dimulai. Kas awal yang disediakan untuk proyek, biasanya tidak terlalu besar, misalnya untuk pengeluaran pada bulan pertama (bulan-bulan awal). Bulan-bulan berikutnya bila terjadi defisit, maka harus ditutupi / diatasi dengan modal pinjaman (dari bank, dari perusahaan induk atau lembaga keuangan lain). Mungkin saja dalam suatu proyek tidak dibekali dengan kas awal. Untuk kasus ini berarti sejak bulan pertama proyek sudah perlu disediakan modal pinjaman yang harus diadakan sebelum proyek dimulai. Yang dimaksud dengan kas awal adalah sejumlah uang yang harus disediakan pada awal kegiatan proyek, yang nantinya uang ini harus dikembalikan dari penerimaan proyek di akhir pekerjaan.
Pada dasarnya fungsi Manajemen Keuangan dalam mencapai tujuan Perusahaan adalah:
- Menetapkan Struktur Keuangan Perusahaan (jumlah dan sumber)
- Mengalokasikan dana (modal kerja dan investasi)
2.CASH FLOW
2.a. PENGERTIAN CASH FLOW
Cash flow (aliran kas) merupakan “sejumlah uang kas yang keluar dan yang masuk sebagai akibat dari aktivitas perusahaan dengan kata lain adalah aliran kas yang terdiri dari aliran masuk dalam perusahaan dan aliran kas keluar perusahaan serta berapa saldonya setiap periode.
Hal utama yang perlu selalu diperhatikan yang mendasari dalam mengatur arus kas adalah memahami dengan jelas fungsi dana/uang yang kita miliki, kita simpan atau investasikan. Secara sederhana fungsi itu terbagi menjadi tiga yaitu
Kedua, fungsi anti inflasi, dana yang disimpan guna menghindari resiko penurunan pada daya beli di masa datang yang dapat dicairkan dengan relatif cepat.
Ketiga,capital growth, dana yang diperuntukkan untuk
penambahan/perkembangan kekayaan dengan jangka waktu relatif panjang.. Aliran kas yang berhubungan dengan suatu proyek dapat di bagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a) Aliran kas awal (Initial Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan pengeluaran untuk kegiatan investasi misalnya; pembelian tanah, gedung, biaya pendahuluan dsb. Aliran kas awal dapat dikatakan aliran kas keluar (cash out flow)
c) Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan peralatan proyek.
2.b. KETERBATASAN
Cash flow mempunyai beberapa keterbatasan-keterbatasan antara lain Apabila terdapat perubahan pada situasi internal maupun eksternal dari perusahaan yang dapat mempengaruhi estimasi arus kas masuk dan keluar yang seharusnya diperhatikan, maka akan terhambat karena manager hanya akan terfokus pada budget kas misalnya; kondisi ekonomi yang kurang stabil, terlambatnya customer dalam memenuhi kewajibanya.
Adapun kegunaan dalam menyusun estimasi cash flow dalam perusahaan sangat berguna bagi beberapa pihak terutama manajemen.
Diantaranya:
a) Memberikan seluruh rencana penerimaan kas yang berhubungan dengan rencana keuangan perusahaan dan transaksi yang menyebabkan perubahan kas.
b) Sebagian dasar untuk menaksir kebutuhan dana untuk masa yang akan datang dan memperkirakan jangka waktu pengembalian kredit.
c) Membantu menager untuk mengambil keputusan kebijakan financial.
d) Untuk kreditur dapat melihat kemampuan perusahaan untuk membayar kredit yang diberikan kepadanya
2.d. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN
Adapun langkah yang biasa dilakukan dalam penyusunan cash flow, yaitu :
1. Menyusun estimasi penerimaan dan pengeluaran
Pengendalian biaya merupakan langkah akhir dari proses pengelolaan biaya proyek, yaitu mengusahakan agar penggunaan dan pengeluaran biaya sesuai dengan perencanaan, berupa anggaran yang telah ditetapkan.
Pengendalian biaya proyek dapat dibagi sesuai dengan siklus proyek, yaitu pengendalian tahap konseptual, perencanaan dan implementasi. Pengendalian biaya dapat pula ditinjau per kegiatan, seperti pengendalian engineering, pengadaan, dan konstruksi.
Pengendalian biaya tahap implementasi memerlukan persiapan yang matang, seperti mereview dokumen kontrak, menilai kompleksitas dan risiko proyek, menentukan intensitas pengendalian yang akan dilaksanakan dan menyiapkan personil yang diperlukan.
biaya tenaga kerja langsung, tenaga kerja tidak langsung, fasilitas sementara, dan pengeluaran lain-lain. Seperti halnya pola umum pengendalian, proses pengendalian proyek mengikuti urutan berikut; menyusun anggaran, mengumpulkan data dan informasi hasil pelaksanaan pekerjaan, mengadakan koreksi sesuai keperluan, menyusun laporan. Potensi hasil pengendalian biaya maksimal terletak pada tahap konseptual, di mana segala sesuatu sedang dirumuskan. Di sini disaring berbagai alternatif. Dalam menentukan pilihan inilah harus selalu diingat aspek biaya.
Pengendalian biaya engineering terdiri dari penelitian progress kemajuan fisik (jumlah perhitungan atau studi, spesifikasi, gambar dan paket yang diselesaikan) dan penggunaan jam-orang dan biaya masing-masing disiplin. Pengendalian biaya pengadaan meliputi pemeriksaan jumlah penyelesaian (bersama bidang engineering), jumlah dan waktu penyerahan barang atau peralatan, penentuan harga pemenang lelang, dan lain-lain.
Kegiatan konstruksi pengendalian biaya dan jadwal dipusatkan pada masalah penggunaan jam-orang tenaga anggaran dan kenyataan. Hal ini mengingat porsi terbesar pengeluaran adalah untuk membayar material dan tenaga kerja.
4. KESIMPULAN
Dalam penerapan manajemen finansial di proyek, ada beberapa masalah yang bersifat intern maupun ekstern. Adapun masalah tersebut adalah, sebagai berikut :
1. Penerimaan
Dalam proses penerimaan (uang muka,termin,retensi) sering adanya masalah di pihak ekstern (owner).
2. Pengeluaran
Dalam proses pengeluaran, minimalisasi pembayaran tunai biasa terkendala dengan kemampuan dan kepercayaan supplier.
4. SARAN
Agar suatu pengendalian biaya dapat terlaksana dengan baik, di samping pelakunya harus menguasai masalah-teknis serta tersedianya prosedur dan perangkat penunjang, dalam perusahaan ini diperlukan suatu suasana atau kondisi yang mendukung, antara lain:
- Sikap sadar anggaran, dimana berarti semua pihak penyelenggara proyek menyadari dampak kegiatan yang dilakukan terhadap biaya.