ANALISIS KUALITATIF TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PRAKTIKUM PEMESINAN DI DEPARTEMEN MESIN KELAS X TPM 2
DAN X TPM 4 SEMESTER GENAP SMK NEGERI 1 BLITAR DENGAN METODE SYSTEMATIC CAUSE ANALYSIS TECHNIQUE (SCAT)
Yoga Adi Saputra, Djoko Kustono, Solichin Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
email: yoga.ady19@gmail.com
Abstrak-Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kecelakaan kerja yang terjadi pada praktikum pemesinan kelas X TPm 2 dan X TPM 4 di SMK Negeri 1 Blitar beserta penyebab dan solusinya. Analisis data dilakukan dengan tahapan reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metoda SCAT dikarenakan kecelakaan yang dianalisis adalah kecelakaan yang sudah terjadi. Hasil penelitian menunjukkan ada empat kejadian kecalakaan yang terjadi sepanjang bulan Januari sampai dengan Februari. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa faktor manusia menjadi penyebab kecelakaan terbanyak. Dengan adanya penelitian ini diharapkan kecelakaan kerja yang sama tidak terulang kembali.
Kata Kunci : kecelakaan kerja, praktikum, metoda SCAT.
Abstract-This study aims to illustrate the accidents occurring in TPm 2 X and X TPM 4 classes in SMK Negeri 1 Blitar and its causes and solutions. Data analysis was done with data reduction, data disclosure, and conclusions. Data processing is done using the SCAT method as the accident being analyzed is an accident that has occurred. The result shows that there are four events that occurred in January to February. Based on the results of the analysis obtained by human factors became the cause of most accidents. With this study it is hoped that the same work accident would not happen again.
Keywords: work accident, practice, SCAT method. Pendidikan merupakan sebuah
kebutuhan mutlak untuk setiap ma-nusia. Hal ini sesuai dengan UU RI SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa manusia membutuhkan pendidikan dalam ke-hidupannya. Selain sebagai sebuah kebutuhan, Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengem-bangkan potensi dirinya melalui pro-ses pembelajaran., sehingga dengan adanya pendidikan maka dapat meningkatkan Sumber Daya Ma-nusia (SDM) yang terdidik dan menjadi sumber keunggulan dari
suatu Negara. Menurut Hasiani (2015) Sumber daya manusia yang kompeten dan berkualitas sangat di-butuhkan dalam upaya mendukung produktivitas dan aktivitas agar tu-juan negara dapat tercapai, yaitu me-miliki daya saing yang tinggi dalam persaingan global.
untuk meningkatkan daya saing In-donesia dalam menghadapi persa-ingan antar negara maupun per-dagangan bebas yang sangat di-tentukan oleh lulusan dari pembinaan sumber daya manusianya.
Pendidikan menengah kejuruan diselenggarakan dalam rangka mem-persiapkan siswa memasuki lapangan kerja atau mengikuti pendidikan ke-profesian pada tingkat yang lebih tinggi ( Hasiani, 2015). Menurut pen-jelasan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 15, pendidikan ke-juruan merupakan pendidikan mene-ngah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Pendidikan kejuruan terdiri dari Sekolah Menengah Ke-juruan, dan Madrasah Aliyah Keju-ruan. Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang penyeleng-garaannya lebih menekankan pem-belajaran dengan menciptakan daan atau kondisi sesuai dengan kea-daan di dunia kerja atau dunia industri.
Pada sekolah menengah keju-ruan kegiatan praktikum sangat dibu-tuhkan untuk siswa dalam mengem-bangkan keterampilan yang sesuai dengan bidangnya. Pada bidang atau jurusan teknik pemesinan kegiatan praktikum meliputi praktikum pe-ngelasan, praktikum mesin bubut, mesin gerinda, mesin frais, mesin gergaji potong dan mesin CNC. Na-mun, pada praktiknya kegiatan prak-tikum tidak selalu berjalan dengan baik. Seperti yang terjadi pada prak-tikum pemesinan di SMKN 1 Blitar. selama bulan Januari dan Februai ter-jadi beberapa keter-jadian kecelakaan kerja di bengkel. Kecelakaan yang terjadi seperti tangan tersayat pipa benda kerja, tangan terkena kunci cekam yang berputar, tangan terjepit mesin gergaji dan benda kepala
terbentur eretan melintang mesin bubut. Kecelakaan kerja di bengkel dapat terjadi karena banyak faktor, menurut PT. Osha Asia (2018) ada tiga faktor utama yang menyebabkan terjadinya kecelakaan kerja yaitu faktor manusia, faktor lingkungan dan faktor peralatan.
Investigasi penyebab terjadinya kecelakaan kerja dilakukan dengan metode systematic cause analysis technique (SCAT). Menurut Prastiyo (2016), Metode SCAT meliputi (1) Pada blok pertama diisi tentang diskripsi kejadian. Deskripsi kejadi-an adalah kondisi dari akibat ykejadi-ang ditimbulkan oleh kejadian tersebut. Baik manusia maupun benda yang mengalami kejadian. (2) Blok yang kedua diisi tentang berbagai hal yang dapat memicu timbulnya kejadian. Berbagai hal yang memicu timbul-nya kejadian adalah sebab utama dari kejadian. Artinya pemicu ini adalah kontak langsung terhadap kejadian tersebut yang diakibatkannya. (3) Blok ketiga berisikan tentang penyebab langsung. Penyebab langsung terjadinya kecelakaan terdapat dua kategori yaitu :
(a) Kondisi berbahaya yang menye-babkan kecelakaan dapat berupa: 1. Pelindung atau pembatas tidak
la-yak.
2. Peralatan rusak.
3. Ruang kerja sempit atau terbatas. 4. Kebersihan dan kerapihan kurang. 5. Kebisingan.
6. Kurang atau tidak ada metode standar kerja.
7. Kurang pencahayaan. 8. Kurang ventilasi.
(b) Perilaku berbahaya yang menye-babkan kecelakaan dapat berupa: 1. Operasi tanpa otorisasi.
berfungsi.
4. Menggunakan alat yang rusak. 5. Memakai APD yang tidak layak
atau tidak memakai APD. 6. Posisi kerja tidak aman. 7. Bercanda.
8. Mabuk.
9. Tidak mengikuti prosedur.
(4) Blok yang kempat berisikan pe-nyebab dasar. Pepe-nyebab dasar ter-jadinya kecelakaan disebabkan oleh tiga faktor yaitu :
(a) Faktor Pribadi atau Personal me-liputi :
1. Kemampuan fisik dan psikologis tidak layak.
2. Kurang pengetahuan. 3. Stres fisik dan psikologi. 4. Kurang motivasi.
(b) Faktor Pekerjaan yang menye-babkan kecelakaan adalah :
1. Kurang rekayasa atau simulasi. 2. Kurang perencanaan pengadaan. 3. Kurang perawatan.
4. Salah pakai atau salah menggunakan.
(c) Faktor Manajemen atau Le-mahnya Kontrol dari sekolah atau organisasi yang lemah menyebabkan kecelakaan yaitu :
1. Kurang atau tidak ada pengawasan dari pemimpin
2. Program tidak sesuai atau tidak tersedia
3. Kurang kepatuhan terhadap stan-dar kerja
4. Penataan tata ruang bengkel yang kurang baik
(5) Blok yang kelima berisikan tentang tindakan yang dapat dila-kukan untuk mensukseskan program pengendalian kerugian. Blok ini adalah berisi solusi terhadap keja-dian. Kecelakaan dikelompokan ber-dasarkan faktor kecelakaan. Sehing-ga hasil dari analisis SCAT dapat di-tampilkan ke dalam SCAT chart. Dengan menggunakan metode SCAT
dapat diketahui penyebab kecelakaan berdasarkan jenis kecelakaan, penye-bab kontak langsung dengan alat, penyebab langsung kejadian, penye-bab utama kejadian dan solusi untuk menghindari kecelakaan yang sama.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kecelakaan ker-ja yang terker-jadi (2) mengetahui faktor-faktor penyebab kecelakaan (3) me-ngetahui solusi agar kecelakaan yang sama tidak terulang.
METODE
Tangan terkena kunci cekam
yang berputar
Kunci chuck yang
berputar saat sedang mengencan
gkan cekam
Siswa yang belum terbiasa dengan karakter dan
kondisi mesin bubut Mesin sudah
tua dan saklar mesin mudah klik on/off nya (unsafe condition)
Kurang konsentrasi dan kurang berhati-hati (unsafe action)
Menjelaskan titik-titik bahaya pada mesin bubut dengan lebih jelas dan tegas (bila
perlu dicantumkan
pada RPP dan dinding
bengkel) data dilakukan dengan wawancara,
observasi dan dokumentasi.
Data-data yang telah terkum-pul dianalisis menggunakan teknik yang dikemukakan oleh Ulfatin (2015: 257). Secara umum, proses
analisis datanya mencakup tiga tahap yaitu: 1) reduksi data; 2) penyajian data; 3) penarikan kesimpulan. Seca-ra umum, prosedur penelitian ini di-gambarkan sebagai berikut.
Gambar 1. Prosedur Penelitian Sumber: Sumber: Sugiyono (2016: 92)
HASIL
Hasil yang diperoleh dari pene-litian ini adalah data mengenai ke-empat kecelakaan. Kecelakaan yang terjadi pada praktikum pemesinan se-perti tangan terkena kunci chuck yang berputar, tangan terjepit sorong mesin gergaji, kepala terbentur ere-tan mesin bubut, dan ere-tangan tersayat pipa benda kerja. Keempat kecela-kaan kemudian dianalisis dengan metode SCAT. Data kecelakaan
me-liputi lima fokus SCAT yaitu Per-tama, Description of incident. Kedua, Categories of contact that could have led to the incident. Ketiga, Imediate cause (unsafe act and unsafe condition). Keempat, Bassic cause. Kelima, Activities for a succesful loss control program. Data hasil analisis kecelakaan kerja pada praktikum pemesinan di SMK Nege-ri 1 Blitar disajikan dalam diagram SCAT berikut.
1. Tangan Terkena Kunci Chuck yang berputar
Tangan terjepit sorong gergaji mesin
Terjepit lintasan pisau gergaji saat
beroperasi
Operator mesin yang
lebih dari satu orang dan kondisi
sengkang mesin gergaji yang
tidak ada pengamanny
a Terlalu banyak
siswa yang berkerumun di
sekitar mesin (unsafe condition) Pengetahuan tentang SOP mesin gergaji
yang kurang (unsafe action)
Menjelaskan titik-titik bahaya pada mesin bubut dengan lebih jelas dan
operator mesin tidak boleh lebih dari satu
orang
Kepala terbentur
eretan melintang
mesin bubut
Terbentur eretan melintang
mesin bubut saat membersih kan mesin
bubut
Kurang berhati-hati, ceroboh dan
terburu-buru. Serta
guru lupa menyampai kan titik bahaya pada mesin bubut Siswa
terburu-buru pulang dikarenakan pelajaran diakhiri tidak
tepat waktu (unsafe condition) Ceroboh dan
kurang berhati-hati
sehingga melakukan
pekerjaan tidak sesuai dengan SOP
(unsafe action)
Meningkatkan fokus dan kehati-hatian saat praktikum
dan melakukan
pekerjaan sesuai SOP 2. Tangan Terjepit Sorong Mesin Gergaji
Gambar 3. SCAT Chart Accident 2
3. Kepala Terbentur Eretan Melintang Mesin Bubut
Tangan tersayat pipa benda
kerja saat praktikum pengelasan
Tersayat pipa benda kerja yang
sudah dipotong
Bergurau, ceroboh,
kurang berhati-hati,
serta APD yang belum
baik. Kondisi
bengkel yang tidak terlalu
besar dan penuh dengan
alat kelengkapann
ya sehingga bengkel terasa sempit (unsafe
condition) Berlari saat
kegiatan praktikum
(unsafe action)
Berhati-hati dan tidak bergurau
saat praktikum, melakukan pekerjaan di luar bengkel
pada pekerjaan yang bisa dilakukan di luar bengkel 4. Tangan Tersayat Pipa Benda Kerja
Gambar 5. SCAT Chart Accident 4
Dari keempat kejadian semua kecelakaan menimpa siswa yang se-dang melakukan praktikum pe-mesinan. Kecelakaan yang terjadi be-rupa tangan terkena kunci chuck yang berputar, tangan terjepit mesin gergaji, kepala terbentur eretan me-lintang mesin bubut, dan tangan ter-sayat pipa benda kerja. Kecelakaan-kecelakaan ini terjadi saat kegiatan praktikum pemesinan dan pengelasan di departemen mesin SMK Negeri 1 Blitar. Tiga dari empat kejadian me-nimpa siswa dari kelas X TPm 2 dan satu kejadian menimpa siswa dari kelas X TPm 4.
Berdasarkan diagram SCAT di atas dapat dilihat bahwa manusia menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan. Hal ini ditunjukkan de-ngan perilaku siswa yang sering ber-gurau dan tidak melaksanakan peker-jaan sesuai prosedur yaitu dari empat kejadian tiga diantaranya terjadi
ka-rena perilaku sering bergurau dan melakukan pekerjaan tidak sesuai SOP. Selain itu, juga dapat dilihat bahwa, penyebab kecelakaan yang juga tinggi yaitu peringatan akan titik bahaya dari guru yang terlewatkan, dari empat kejadian tiga kejadian di-antaranya terjadi karena guru penga-jar lupa menyampaikan titik bahaya pada praktikum pemesinan. Kecela-kaan kerja juga terjadi dikarenakan kegiatan praktikum yang dilakukan masih pada tahap awal siswa menge-nal mesin sehingga pengetahuan ten-tang mesin masih sangat sedikit, ter-utama karakter mesin dimana bebe-rapa bagian mesin memerlukan pe-nanganan khusus.
pe-nyampaian titik bahaya pada prak-tikum dapat disisipkan ke dalam RPP agar guru tidak lupa. Kedua, membe-ritahukan kepada siswa mengenai ke-celakaan yang dapat terjadi sehingga siswa lebih berhati-hati dalam mela-kukan praktikum. Ketiga, manaje-men bengkel dan pekerjaan diper-baiki, posisi dan ruang bengkel juga diperbaiki.
PEMBAHASAN
Berdasarkan paparan hasil penelitian dengan metode SCAT didapatkan beberapa data sesuai dengan fokus penelitian, sebagai berikut :
1. Frekuensi kecelakaan kerja adalah 4 orang selama bulan Januari-Februari.
2. Faktor penyebab langsung kecelakaan. Faktor penyebab langsung kecelakaan dibagi menjadi dua yaitu perilaku berbahaya dan kondisi yang berbahaya.
a. Perilaku berbahaya
1) kurang konsentrasi dan kurang berhati-hati saat praktikum.
2) Pengetahuan tentang Standard Operational Prosedure (SOP) mesin yang kurang.
3) Melakukan kegiatan yang tidak perlu (berlari-lari saat praktikum). b. Kondisi berbahaya
1) Kondisi mesin yang sudah tidak standar dan sudah tua.
2) Siswa cenderung berkerumun disekitar mesin sehingga operator tidak leluasa dalam melakukan pekerjaannya.
3) pekerjaan diakhiri tidak tepat waktu sehingga siswa terburu-buru dalam melakukan pekerjaannya (membersihkan bengkel).
4) Kondisi bengkel yang sempit. 3. Faktor penyebab utama kecelakaan. Faktor penyebab utama kecelakaan terdiri dari faktor
manusia, faktor pekerjaan, dan faktor manajemen.
a. Faktor pribadi manusia 1) Kurangnya pengetahuan. 2) Kurang pengalaman
3) Kurang matang dalam perencanaan pembelajaran.
4) Kurang berhati-hati dan ceroboh. b. Faktor pekerjaan
dari semua kejadian dan semua sumber data sepakat menyatakan bahwa pekerjaan yang dilakukan memang sesuai prosedur kerja yang ada sehingga tidak menunjukkan bahwa pekerjaan yang dilakukan berbahaya.
c. Faktor manajemen
1) Penataan mesin yang kurang baik yaitu jarak antar mesin bubut yang kurang luas.
2) Penataan peralatan dan pembagian pekerjaan pada bengkel las masih kurang baik, bengkelyang kurang luas dengan penu peralatannya membuat bengkel terasa semakin sempit.
(5) Tindakan perbaikan terhadap faktor penyebab terjadinya kecelakaan adalah :
a. Menjelaskan titik-titik bahaya yang mungkin terjadi pada setiap mesin dengan lebih jelas dan tegas, bila diperlukan dapat dicantumkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan dinding bengkel agar terbaca oleh semuanya. b. Operator setiap mesin tidak boleh lebi dari satu orang. Apabila pekerjaan dilakukan berkelompok satu siswa menjadi operator mesin dan siswa yang lain membantu persiapan mesin.
3. meningkatkan fokus dan melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur kerja yang ada.
tidak semua pekerjaan di dalam bengkel yang sempit.
PENUTUP Kesimpulan
Terdapat empat kecelakaan kerja yang terjadi pada kegiatan praktikum pemesinan di SMK Negeri 1 Blitar bulan Januari-Februari 2018 di kelas X TPm 2 dan X TPm 4. Kecelakaan kerja yang terjadi seperti, tangan siswa yang terkena kunci chuck, kepala terbentur eretan melintang mesin bubut, tangan terjepit mesin gergaji, dan tangan tersayat pipa benda kerja yang masih kasar. Berdasarkan hasil analisis SCAT di atas dapat dilihat bahwa manusia menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan. Hal ini ditunjukkan dengan perilaku siswa yang sering bergurau dan tidak melaksanakan pekerjaan sesuai prosedur yaitu dari empat kejadian tiga diantaranya terjadi karena perilaku sering bergurau dan melakukan pekerjaan tidak sesuai SOP. Selain itu, juga dapat dilihat bahwa, penyebab kecelakaan yang juga tinggi yaitu peringatan akan titik bahaya dari guru yang terlewatkan, dari empat kejadian tiga kejadian diantaranya terjadi karena guru pengajar lupa menyampaikan titik bahaya pada praktikum pemesinan. Kecelakaan kerja juga terjadi dikarenakan kegiatan praktikum yang dilakukan masih pada tahap awal siswa mengenal mesin sehingga pengetahuan tentang mesin masih sangat sedikit, terutama karakter mesin dimana beberapa bagian mesin memerlukan penanganan khusus.
Berdasarkan hasil analisis dengan metode SCAT ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan agar kecelakaan yang sama tidak terulang kembali. Pertama, persiapan
pembelajaran diperbaiki yaitu penyampaian titik bahaya pada praktikum dapat disisipkan ke dalam RPP agar guru tidak lupa. Kedua, memberitahukan kepada siswa mengenai kecelakaan yang dapat terjadi sehingga siswa lebih berhati-hati dalam melakukan praktikum. Ketiga, manajemen bengkel dan pekerjaan diperbaiki, posisi dan ruang bengkel juga diperbaiki.
Saran
berkonsentrasi. (4) Petugas
Toolman SMK Negeri 1 Blitar disarankan untuk mengecek dan mendampingi siswa saat kegiatan pembelajaran berakhir agar tidak ada prosedur kerja yang terlupakan. Petugas Toolman dapat memberikan peringatan kepada siswa aar melakukan pekerjaan lebih berhati-hati dan sesuai prosedur.
Selanjutnya, saran untuk Universitas Negeri Malang, yaitu bagi Mahasiswa lain, disarankan untuk mengembangkan dan mengkaji lebih dalam dari penelitian ini. Yaitu, dengan melakukan perbandingan penelitian yang selaras dengan konteks permasalahan. Pada permasalahan yang dapat dilakukan adalah dengan membandingkan kecelakaan kerja yang terjadi di sekolah lain dengan tujuan untuk menciptakan zero accident pada praktikum pemesinan di SMK.
DAFTAR RUJUKAN
Hasiani, Freshka. 2015. Analisis Kualitas Sumber Daya Manusia Dan Pengaruhnya Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pelalawan. Jom FEKON Vol. 2 No. 2 Oktober 2015. Dari https://media.neliti.com/medi a/publications/123705-ID- analisis-kualitas-sumber-daya-manusia-da.pdf diakses pada 18 Juli 2018.
Asia, Osha. 2018. faktor penyebab kecelakaan kerja yang mencakup 5 m berdasarkan
konsep k3. Online.
http://www.safetyshoe.com/ta
g/faktor-penyebab- kecelakaan-kerja-yang- mencakup-5-m-berdasarkan-konsep-k3/ diakses pada 10 Maret 2018.
Prastiyo, Ardi. 2016. Usulan Perbaikan Sistem Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pemanenan Kelapa Sawit Menggunakan Metode Systematic Cause Analysis Technique (SCAT) (Studi Kasus : Pt. Ciliandra Perkasa Sei Batang Ulak Bangkinang). (online). (http:// repository.uin-suska.ac.id/298 4/) diakses pada 10 April 2018.
Ulfatin. Nur. 2015. Metode Penelitian Kualitatif Di Bidang Pendidikan: Teori dan Aplikasinya. Malang: Media Nusa Creative. Undang-Undang Nomor 20 Tahun