KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Malang, 9 Desember 2015
DAFTAR ISI
Kata Pengantar... 1
Daftar Isi... 2
Bab 1 Pendahuluan... 3
Bab 2 Bentuk Kegiatan... 5
Bab 3 Hasil... 8
Bab 4 Saran dan Kesimpulan... 9
BAB 1 PENDAHULUAN
Kabupaten Pacitan merupakan Kota dimana Presiden SBY dilahirkan dan
dibesarkan, kota ini juga yang sangat terkenal dengan daerah wisatanya serta
menjadi kota kunjungan wisata yang sangat terkenal akan pantai yang indah
serta terdapat beberapa goa alam yang sangat indah, oleh karena itu Pacitan
mendapat julukan kota 1001 goa. Salah satu yang paling menarik adalah “Goa
Gong” dimana goa menurut beberapa sumber sudah dipatenkan menjadi Goa
Terindah Se-Asia Tenggara. Selain itu, Pacitan juga memiliki 13 geosite, yang
merupakan bagian dari geopark gunung sewu yang merupakan geopark
internasional. Selain hal-hal diatas, pacitan masih menyimpan banyak keindahan
dan hal menarik yang belum diketahui oleh masyarakat lokal.
Kabupaten Pacitan terdiri atas 12 kecamatan. Di kecamatan Pacitan
terdapat sebuah desa yang letaknya tidak jauh dari pantai, desa itu adalah Desa
Sirnoboyo. Desa Sirnoboyo terletak sebelah timur Kecamatan kota yang terkenal
dengan panorama alamnya di Jawa Timur khususnya dan di Indonesia pada
umumnya. Di desa Sirnoboyo sendiri memiliki berbagai ragam mata pencaharian
masyarakatnya, mulai dari PNS, petani, wiraswasta bahkan didominasi oleh kaum
nelayan. Dari berbagai unsur pekerjaan itulah masyarakat pacitan dapat hidup
dengan saling berdampingan sehingga tercipta suasanya yang “ayem, tentrem,
gemah ripah loh jinawi”, serta dapat membangun desa tersebut dengan sangat
pesat.
Desa Sirnoboyo dibatasi Desa Sukoharjo di sebelah timur, Desa
Arjowinangun di sebelah utara, Desa Kembang di sebelah selatan serta Desa
Tanjung Sari di sebelah baratnya. Meskipun Desa ini terkenal dengan kampung
nelayannya, akan tetapi tidak sedikit dari masyarakatnya mempunyai
penghasilan selain menangkap ikan dari laut diantaranya “Home Industri”
pembuatan Sale Pisang yaitu makanan khas yang terbuat dari pisang dengan
beberapa bentuk dan rasa, antara lain sale goreng dan sale basah serta dalam
Selain itu, juga terdapat industri rumah tangga lainnya seperti industri krupuk
ikan lele yang dibuat dengan bahan alami dan tanpa pengembang maupun
pewarna makanan, oleh karena itu rasanya gurih dan nikmat. Desa Sirnboyo juga
terkenal akan industri trasi-nya. Sebagian besar penduduk Desa Sirnoboyo
memiliki mata pencaharian sebagai nelayan karena letak desa ini yang tidak jauh
dari pantai, yakni sekitar 2km. Desa ini semakin hari akan semakin bertambah
pesat perkembangannya, hal ini dibuktikan dengan adanya perbaikan
infrastruktur yang berupa jalan JLS (Jalur Lintas Selatan) yang menghubungkan
Provinsi Jawa timur-Provinsi Jawa barat sehingga akses menuju Kabupaten
Pacitan akan sangat mudah serta mempengaruhi perkembangan ekonomi
BAB 2 BENTUK KEGIATAN
Bentuk kegiatan yang kami adakan mengambil tema dari salah satu bab
mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar yaitu “Manusia dan Kebudayaan”. Hal ini
karena banyak remaja-remaja di negara ini yang tidak peduli lagi dengan
kebudayaan daerahnya, khususnya remaja di Pacitan. Adapun kegiatan yang kami
lakukan ialah sosialisasi kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di kota
Pacitan.Sebelum membahas tentang bentuk kegiatan, akan dibahas terlebih
dahulu mengenai situs peninggalan sejarah di Pacitan. Selain terkenal akan
keindahan pantai dan goa alamnya, Pacitan juga terkenal akan
peninggalan-peninggalan bersejarah dari manusia pra-sejarah. Banyak orang asing dari
mancanegara yang datang ke kota ini bukan hanya untuk berlibur di pantai,
tetapi ada juga yang datang ke Pacitan untuk belajar maupun mengadakan
penelitian tentang kehidupan dan perkembangan kebudayaan manusia
pra-sejarah yang ada di kota ini.
Situs pra-sejarah ini berada di kecamatan Punung, Kabupaten Pacitan, yaitu
Goa Song Terus yang merupakan tempat ditemukannya fosil manusia purba yang
berusia 10.000 tahun. Di situs Song Terus telah ditemukan lapisan penghunian
goa yang tertua di Asia Tenggara yaitu sekitar 120.000 tahun yang lalu.Situs ini
telah melahirkan banyak sarjana maupun magister ataupun doktor dari belahan
dunia, namun untuk masyarakat indonesia sendiri hanya sebagian kecil saja. Hal
ini karena banyak diantara masyarakat Indonesia khususnya warga Pacitan yang
tidak mengetahuinya. Selain Song Terus juga terdapat sungai baksoka dimana
telah ditemukan ribuan artefak dari zaman pra-sejarah. Tiga situs yang
disebutkan diatas merupakan bagian dari 13 geosite yang ada di Pacitan. Telah
disebutkan sebelumnya bahwa pacitan merupakan bagian dari geopark Gunung
Sewu.
Geopark secara bahasa berasal dari kata “Geo” yang berarti bumi, dan
“Park” yang berarti taman, sedangkan secara istilah Geopark berarti taman bumi.
yang areanya membentang dari Gunung Kidul Yogyakarta hingga Teluk Pacitan.
Area Geopark ini meliputi tiga kabupaten atau kota yakni Yogyakarta, Wonogiri,
dan Pacitan, serta melipuli tiga provinsi yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa
tengah, dan Jawa timur. Geopark Gunung Sewu terdiri dari 33 geosite dimana
terdapat 13 geosite di Yogyakarta, 7 geosite di Wonogiri, dan 13 geosite di
Kabupaten Pacitan. Kawasan Gunung Sewu dahulu merupakan daerah yang
terletak di dasar laut dangkal, yang kemudian terangkat ke permukaan. Pada kala
Miosen (23-5 juta tahun yang lalu), batu karang terbentuk sepanjang pesisir
samudra India, dan tua gunung berapi mengendap disela-selanya. Lereng gunung
berapi diselubung oleh hutan. Formasi-formasi terebut terangkat beberapa kali
sampai akhir kala Plestosen bawah ( 1 juta tahun yang lalu) kemudian dierosi
dan membentuk bentang alam karst yang khas Gunung Sewu.
Apabila dirinci 13 geosite di Pacitan terdiri dari lima pantai (Pantai
Buyutan, Srau, Watu Karung, Klayar, dan Teluk Pacitan), empat Goa karst (Goa
Gong, Goa Tabuhan, Luweng Ombo, dan Luweng Jaran), serta empat situs
arkeologi ( situs Song Terus, Baksoka, Guyang Warak, danNgrijangan).Situs
Guyang Warak, yang secara bahasa berarti “Mandi Badak”. Situs ini diberi nama
demikian karena diyakini sebagai tempat pemandian badak purba pada masa
lampau, karena pada situs ini telah ditemukan fosil badak purba yang jumlahnya
tidak sedikit, situs Ngrijangan merupakan bengkel manusia purba dalam
membuat peralatan-peralatang yang mereka gunakan.
Luweng Jaran merupakan goa vertikal yang dinobatkan sebagai goa
terpanjang di Pulau Jawa dengan panjang mencapai 17 km, Luweng Ombo
merupakan goa horizontal yang ada di Kabupaten Pacitan, dan Goa Tabuhan
merupakan goa yang unik, karena stalagtit dan stalagmitnya yang dapat
mengeluarkan suara yang menyerupai suara yang dihasilkan oleh alat musik
gamelan apabila di pukul.
Namun, tidak semua orang mengetahui akan hal yang telah disebutkan
diatas, oleh karenanya kami mengadakan kegiatan sosialisasi mengenai
kami adakan di Desa Sirnoboyo karena desa ini letaknya cukup terpencil, dan
masyarakatnya memiliki SDM yang rendah. Namun, kami tidak akan menolak jika
ada orang yang berasal dari luar Desa Sirnoboyo ikut berpartisipasi dalam
kegiatan tersebut, karena pada awalnya kegiatan ini kami tujukan kepada
masyarakat Pacitan. Bentuk kegiatannya cukup sederhana dan tidak
membutuhkan banyak biaya, yaitu berupa sosialisasi mengenai kebudayaan
Pacitan pada masa lampau, serta beberapa keunikan yang dimiliki Kabupaten ini
agar mengetahui akan keindahan yang tersimpan di Kabupaten ini dan
meningkatkan kepedulian masyarakat sekitar terhadap budaya peninggalan
nenek moyang.
Kegiatan ini dilakukan ditempat yang tidaklah mewah dan tidak juga luas
tetapi bukan berarti kegiatan yang kami lakukan tidaklah bermutu dan
bermanfaat bagi masyarakat desa tersebut. Adapun tempat yang kami
pergunakan dalam melaksanakan kegiatan berkontribusi dalam masyarakat yang
merupakan tugas ujian akhir semester ialah SDN Sirnoboyo 1, yang letaknya
tidaklah jauh dari tempat tinggal saya. Kegiatan ini kami tujukan untuk berbagai
usia dan jenis kelamin, karena upaya melestarikan budaya adalah tanggung
jawab bersama. Pemateri yang kami datangkan ialah Bapak Rudi yang
merupakan penjaga museum etalase Geopark Gunung Sewu yang terletak di
Pacitan. Beliau merupak orang yang menarik, dan materi yang beliau sampaikan
sangatlah bermanfaat untuk menambah wawasan.Adapun materi yang beliau
sampaikan ialah mengenai Geopark Gunung Sewu yang meliputi 13 geosite di
Pacitan beserta keindahan-keindahan yang terkandung didalamnya, dan tidak
lupa dengan kebudayaan daerah yang ada di Pacitan. Kami tidak menarik biaya
sepeserpun kepada masyarakat yang hadir, hal ini karena seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, bahwa kami ingin melestarikan apa yang ada dan menjadi
milik Kabupaten Pacitan dan masyarakatnya. Adapun biaya yang kami keluarkan
tidaklah banyak karena segala peralatan yang kami butuhkan tidaklah banyak,
BAB 3 HASIL
Kegiatan yang kami lakukan tidaklah tanpa tujuan atau hanya semata-mata
untuk menyelesaikan tugas ujian akhir semester, melainkan juga untuk turut
membangun bangsa ini khususnya Babupaten Pacitan dan masyarakat Desa
Sirnoboyo. Tujuan kami mengadakan kegiatan ini ialah sebagai bakti sosial yang
kami lakukan terhadap lingkungan mayarakat sekitar dalam hal membangun
persatuan dan kesatuan masyarakat serta mendorong mereka agar lebih
mencintai kebudayaan yang ada di sekitarnya. Kebudayaan masyarakat bukan
hanya sekadar kebudayaan saja, tetapi juga merupakan suatu warisan yang
mempunyai nilai yang tinggi.
Selain mengharapkan terjaga dan tetap lestarinya kebudayaan, kami juga
bertujuan untuk tetap melestarikan lingkungan khususnya lingkungan yang
menyimpan peninggalan-peninggalan bersejarah, dan lingkungan alam agar tetap
lestari dan tidak mengalami kerusakan. Lingkungan yang terjaga dan asri
merupakan lingkungan yang nyaman untuk ditinggali dan juga merupakan
lingkungan yang sehat. Peninggalan-peninggalan sejarah juga harus dijaga
kelestariannya supaya tidak menyesal di masa yang akan datang, dan sebagai
sarana pembelajaran mengenai peradaban di masa lampau.
A. Saran
Sebagai warga yang baik alangkah baiknya bila kita melestarikan
budaya setempat dan menjaga kelestarian lingkungan guna menjaga
keseimbangan dan keselarasan lingkunagndan warisan budaya.
B. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwasanya menjaga
dan melestarikan budaya dan lingkungan sekitar merupakan hal yang
penting, agar terciptanya lingkungan yang sehat dan terawat, serta
tetap lestarinya kebudayaan daerah yang semakin hari semakin
dilupakan.
LAMPIRAN
Gambar fosil cangkang
binatang laut yang menjadi
bukti bahwa Pacitan dahulu
Gambar kenampakan lapies pada permukaan batu kapur
Gambar fosil manusia purba berusia 10.000
tahun yang ditemukan di situs Song Terus
Gambar peralatan manusia
purba yang ditemukan di