• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PARTISIPASI PETANI DALAM ASURANSI USAHA TANAM

PADI DI KABUPATEN KARAWANG

Mira Prayuningtias

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

E-mail: [email protected]

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk berpartisipasi dalam asuransi pertanian dan mengetahui preferensi resiko petani di Kabupaten Karawang. Survei dilakukan kepada petani di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang. Analisis regresi logistic digunakan sebagai alat estimasi, sedangkan untuk menilai preferensi resiko petani menggunakan Arrow-Pratt absolute risk averson. Hasil menunjukkan tujuh variabel berpengaruh secara signifikan; empat variabel positif dan tiga variabel negative. Preferensi resiko petani di Kabupaten Karawang bersifat risk averse.

Kata Kunci: Asuransi Pertanian, Pengambilan Keputusan, Regresi Logistik, Preferensi Resiko.

JEL Classification:

1. PENDAHULUAN

Berbagai macam resiko dapat menimpa pertanian milik petani sehingga produksi pertanian mereka dihadapkan pada ketidakpastian. Asuransi dapat menjadi salah satu metode untuk melindungi petani dari ketidakpastian. Asuransi Usaha Tanam Padi sebagai bagian dari jasa yang berupaya memberikan jaminan usaha bagi petani.

Kabupaten Karawang dengan produksi padi sebesar 1,4 juta ton dan 96 ribu hektar lahan persawahan menjadi pemasok 9% padi di Jawa Barat. Resiko gagal panen akibat banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemaru pun tinggi karena letak

lahan persawahan Kabupaten Karawang di daerah pantai utara sehingga petani

membutuhkan jaminan

asuransi bagi usaha tani mereka. Pada realitanya, petani yang mengikuti AUTP belum

mencapai target dan

penyerapan asuransi masih berada di wilayah yang tidak beresiko gagal panen. AUTP yang bertujuan untuk melindungi usaha tani dan meningkatkan kesejahteraan petani menjadi belum maksimal. Maka dari itu, pemerintah dan penyedia jasa

asuransi membutuhkan

informasi terkait faktor apa saja yang mempengaruhi partisipasi petani dalam AUTP.

Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan faktor–

(2)

faktor yang mempengaruhi keputusan petani berpatisipasi dalam Asuransi Usaha Tanam Padi (AUTP) di Kabupaten Karawang. Faktor tersebut penting untuk diteliti dalam

upaya meningkatkan

partisipasi petani dalam AUTP dan memperbaiki kekurangan dari AUTP itu sendiri.

2. LANDASAN TEORI

A. Asuransi Pertanian

Asuransi pertanian merupakan pengalihan risiko yang dapat memberikan ganti rugi akibat kerugian usahatani sehingga keberlangsungan usahatani dapat terjamin. Melalui asuransi usahatani padi memberikan jaminan terhadap kerusakan tanaman akibat banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit tumbuhan atau organisme penganggu tumbuhan (OPT), sehingga petani akan memperoleh ganti rugi sebagai modal kerja untuk keberlangusan usahataninya. Menurut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 40/Permentan/SR.230/7/2015 tentang asuransi pertanian melalui Keputusan Menteri Pertanian Republik

Indonesia Nomor:

02/Kpts/SR.220/B/01/2016, Asuransi Usahatani Padi (AUTP) adalah perjanjian antara petani dan pihak

perusahaan asuransi untuk

mengikatkan diri dalam

pertanggungan risiko Usahatani Padi.

Asuransi pertanian merupakan salah satu program pembangunan pertanian ditengah tekaan perubahan iklim global dan fluktuasi harga komoditas pertanian dunia. Asuransi pertanian diajukan sebagai salah satu bentuk kebijakan untuk meningkatkan pendapatan petani dan dapat

mengurangi ketergantungan terhadap impor pangan. Sumber pembiayaan pelaksanaan AUTP dapat berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara

(APBN) maupun Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD).

Tujuan penyelenggaraan

asuransi usahatani padi adalah untuk memberikan perlindungan dalam bentuk bantuan modal kerja kepada petani yang gagal panen, disamping itu asuransi bertujuan untuk membagi kerugian akibat risiko yang muncul.

Manfaat yang didapat petani melalui AUTP yakni, memperolah ganti rugi keunagan yang dapat digunakan sebagai modal kerja usahatani untuk pertanaman

berikutnya, meingkatkan

aksesibilitas petani terhadap sumber-sumber pembiayaan serta mending petani untuk menggunakan input produksi sesuai anjuran usahatani yang baik.

Harga pertanggungan atau nominal klaim ditetapkan sebesar Rp 6.000.000,- per hektar per musim tanam. Biaya

untuk mendapatkan

perlindungan asuransi atau premi dikenakan sebesar Rp 180.000,-/ha. Nominal tersebut belum termasuk bantuan premi dari pemerintah sebesar Rp 144.000,-/ha atau jika dijumlahkan, petani hanya membayar premi sebesar Rp 36.000,-/ha. Apabila luas lahan kurang dari satu hekatr maka besarnya premi dihitung secara proporsional.

Lokasi AUTP

dilaksanakan pada sawah irigasi (irigasi teknis, irigasi setengah teknis, irigasi

(3)

desa/sederhana, dan lahan rawa diprioritaskan pada wilayah sentra produksi padi dan atau

wilayah penyelenggaraan

Upsus padi serta lokasi terletak dalam satu hamparan.

B. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan menurut G. R. Tery (2000) diartikan sebagai pemilihan yang dilandasi oleh kriteria tertentu dengan dua atau lebih alternatif yang memungkinkan. terkait masalah yang dihadapi b. Tingkat pendidikan

c. Kepribadian d. Pengalaman e. Budaya

Pendapat lain datang dari Kotler (2003) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan, antara lain:

a. Faktor budaya, meliputi peran budaya, sub budaya dan kelas sosial

b. Faktor sosial, meliputi kelompok acuan, keluarga, peran dan status

c. Faktor pribadi, diantaranya usia, siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri. d. Faktor psikologis berupa

motivasi, persepsi,

pengetahuan, keyakinan dan pendirian.

Selain faktor diatas, terdapat faktor lingkungan yang di kemukakan oleh Engel, Blackwell dan Minard (1994) yakni lingkungan sosial dan lingkungan keluarga.

C. Teori Perilaku Konsumen

Konsumen sebagai pengambil keputusan perilakunya sangat dibatasi oleh beberapa faktor seperti harga produk dan pendapatan. Keterbatasan dana menuntut konsumen untuk berhati-hati dalam mengalokasikan dana untuk berbagai barang kebutuhan, agar dapat memperoleh barang yang memiliki utilitas tinggi sesuai dengan kebutuhan. Utilitas itu sendiri adalah kemampuan suatu

dikarenakan konsumen selalu bertindak rasional dalam memilih barang. Kaitan erat tersebut menyebabkan teori utilitas sering digunakan untuk menganalisis perilaku konsumen (Murni dan Amaliawiati, 2012).

Terdapat dua pendekatan untuk menaganalisis perilaku konsumen, yaitu pendekatan kardinal dan ordinal (Salvatore, 2008).

Pendekatan Kardinal

Terdapat dua konsep utilitas yang dapat diukur menurut Case dan Fair (2011) yaitu:

1. Total Utility (TU), yaitu jumlah keseluruhan kepuasan (utilitas) yang diperoleh konsumen dalam mengonsumi sejumlah barang tertentu. Hukum yang berlaku untuk TU disebut

increasing total utility. Hukum tersebut menyebutkan bahwa semakin banyak barang yang

(4)

dikonsumsi per-satuan waktu, semakin besar jumlah nilai guna (TU) yang diperoleh, sampai pada satu titik tertentu (titik kepasan maksimum). Setelah titik ini tercapai penambahan jumlah barang yang dikonsumsi akan menimbulkan Total Utility

yang menurun.

2. Marginal Utility (MU), yaitu pertambahan nilai guna (kepuasan) yang diperoleh

sebagai akibat dari

pertambahan satu unit barang yang dikonsumsi. Hukum yang berlaku dalam konsep MU

disebut the Law of

Diminishing Marginal Utility, yaitu semakin banyak sesuatu barang yang dikonsumsi pertambahan nilai guna (kepuasan) yang diperoleh dari setiap pertambahan 1 unit barang yang dikonsumsi akan menurun.

Gambar 2.1 Kurva Utilitas

Sumber: Teori Mikroekonomi, Salvatore, 2010

Pendekatan Ordinal

Untuk memahami

perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal dapat dipelajari menggunakan dua konsep yakni, konsep kurva

kepuasan sama (Indifference Cuve) dan garis anggaran (Budget Line).

1. Kurva kepuasan sama (Indifference Curve) adalah suatu garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi dari dua

macam barang

konsumsi yang dapat memberikan kepuasan sama.

2. Garis anggaran (Budget Line) merupakan suatu

garis anggaran

pengeluaran yang

memperhatikan

hubungan berbagai titik kombinasi dari dua macam barang yang di konsumsi dengan batas anggaran tertentu yang sama.

Grafik 2.2 Indefference Curve

Sumber: Teori Mikroekonomi, Salvatore, 2010

D. Preferensi Konsumen

Preferensi konsumen

dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009) sebagai suatu sikap konsumen terhadap satu pilihan merek produk yang terbentuk melalui evaluasii atas berbagai macam merek dalam berbaga pilihan yang tersedia. Selain itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, preferensi dapat juga sebagai kecenderungan terhadap

(5)

sesuatu hal atau pilihan yang lebih di senangi. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa preferensi adalah suatu pilihan yang diambil dan dipilih oleh konsumen dari berbagai pilihan yang tersedia.

E. Circular Cumulative Causation

Prinsip circular cumulative causation dilatar belakangi oleh perubahan pada suatu lembaga akan mempengaruhi lembaga lainnya/ timbal balik, perubahan ini bersifat melingkar dan berlangsung secara terus menerus. Prinsip CCC ini jika digunakan secara kuantitaif, dapat digunakan untuk melihat keterkaitan antar variabel dan interaksi antar variabel tersebut. Keterkaitan antar variabel dapat dianalisis dan diterapkan sebagai perencanaan ekonomi bagi institusi tertentu (Berger, 2008)

Keterkaitan prinsip CCC dengan penelitian ini berakibat pada keputusan

partisipasipetani dalam

membeli asuransi pertanian di Kabupaten Karawang.

F. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka disusun hipotesis berikut:

a. Variabel usia diduga

berhubungan negatif dan signifikan terhadap keputusan partisipasi petani dalam AUTP di Kabupaten Karawang. b. Variabel pendidikan diduga

berhubungan positif dan

signifikan terhadap keputusan partisipasi petani dalam AUTP di Kabupaten Karawang. c. Variabel luas lahan diduga

berpengaruh signifikan

terhadap keputusan partisipasi petani dalam AUTP di Kabupaten Karawang.

d. Variabel pendapatan diduga berpengaruh negatif signifikan terhadap keputusan partisipasi petani dalam AUTP di Kabupaten Karawang.

e. Variabel status kepemilikan lahan diduga berpengaruh signifikan terhadap keputusan partisipasi petani dalam AUTP di Kabupaten Karawang. f. Variabel preferensi risiko

diduga berhubungan positif dan signifikan terhadap keputusan partisipasi petani dalam AUTP di Kabupaten Karawang.

g. Variabel Harga diduga berhubungan negatif dan signifikan terhadap keputusan partisipasi petani dalam AUTP di Kabupaten Karawang.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karawang, tepatnya di Kecamatan Cilebar.

Pemilihan lokasi ini

berdasarkan pertimbangan risiko, pengetahuan dan partisipasi petani dalam program asuransi tanam padi diperoleh secara langsung dari objek penelitian melalui survey lapangan dalam bentuk wawancara dengan daftar pertanyaan yang ajukan kepada

(6)

para petani di Kecamatan Cilebar. Sementara itu, data sekunder dikumpulkan dari situs BPS Kabupaten Karawang guna mendukung

penelitian. Pemilihan

dilakukan dengan cara

purposive sampling yang merupakan teknik penentuan sampel penelitian dengan

beberapa pertimbangan

tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan data yang representatif (Sugiyono, 2006). Penelitian ini mengambil samel dengan kriteria petani yang berpartisipasi dalam AUTP dan petani yang tidak berpartisipasi dalam AUTP di Kecamatan Cilebar. Selain itu,

peniliti juga

mempertimbangkan preferensi risiko petani yang di lokasi tersebut. Penetapan jumlah sampel penelitian dilakukan dengan rumus sebagai berikut:

n = 1 N

+Ne²

Keterangan:

n = jumlah sampel yang digunakan N = jumlah populasi

I = konstanta

e = nilai kritis atau batas kesalahan 10%

Berdasarkan rumus diatas didapatkan sampel sejumlah X dengan komposisi X dari Desa Ydan X dari Desa Z.

Analisis regresi logistic digunakan dalam penelitian untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi petani terhadap AUTP. Menurut Abdulmalik, Oyinbo dan Sami (2013) model regresi logit adalah teknik unit atau

multivariate yang memungkinkan untuk memperkirakan probabilitas bahwa suatu peristiwa terjasi atau tidak dengan memprediksi hasil variabel dependen dari sekumpulan variabel independen. Sementara itu, Gujarati dan Porter (2009) menjelaskan bahwa model logit didasari dari fungsi probabilitas dan rumuskan sebagai berikut:

Pi = E(Y = 1|X1) = B1 + B2Xi

Untuk menyederhanakan, dapat ditulis persamaan sebagai berikut:

Pi =

1

1+eZi =

eZ 1+eZ

Dimana:

Pi = probabilitas

Zi = β1 + β2 Xi

Model empiris regresi logistic untuk penelitian ini mengasumsikan bahwa probabilitas partisipasi petani dalam AUTP. Rentang Pi antara 0 dan 1 dan

bahwa Pi bersifat nonlinier terhadap Zi

karena Zi memiliki rentang - ∞ hingga

+ ∞ dan dinyatakan sebagai berikut:

Zi = ln

(

Pi

1−Pi

)

= b0 + b0X1 + b2X2

+ ….+ b8X8 + µ

Untuk mendapatkan nilai Zi,

kemungkinan pengamatan sampel dilakukan dengan memasukan variabel respon dikotomis. Model logit pada penelitian ini dinyatakan sebagai: Y = b0 + b0X1 + b2X2 + ….+ b8X8 + µi

atau

KEPTSANPTANI = b0 + b1 USIA +

b2 PNDDKN + b3 LUAS + b4

PNDPTN + b6 STATUS + b7

RISIKO + b8 HARGA C + µi

(7)

Dari rumusan diatas, maka bentuk persamaann regresi logistic adalah:

Table 3.1

Keterangan Variabel Persamaan Model

Variabel Deskripsi

risiko petani 1 = jika petani risk aversion, 0 = lainnya

HARGA Harga premi

asuransi mengenai nilai preferensi risiko petani yang dianalisis menggunakan Arrow-Pratt absolute risk averson (AR). Adapun AR dirumuskan AR= (U"(π))/ (U' (π)).Pengambil keputusan dikatakan bersifat risk averse apabila nilai AR (y) > 0, risk neutral apabila AR (y) = 0, dan risk taker apabila AR (y) < 0 (Kumbakar, 2002).

4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukan pengambilan keputusan partisipasi petani dalam AUTP di Kabupaten Karawang melalui beberapa variabel independen. Data tersebut berasal dari X responden di Kecamatan Cilebar.

Tujuh variabel menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap keputusan partisipasi petani dalam AUTP di Kabupaten Karawang.

Usia

Variabel usia menunjukkan koefisien signifikan dan negatif seperti dugaan awal. Tim penelitian Abdulmalik (2013) dan Ginder (2009) menemukan hasil yang sama pada penelitian tentang faktor yang mempengaruhi keputusan partisipasi petani pada asuransi pertanian. Hubungan usia yag negative juga ditemukan oleh Agustina (2005) dan Falola, Ayinde dan Agboola (2013) dalam penelitiannya. Namun, hubungan yang berbeda ditemukan oleh Nasrul (2014) yakni pada faktor pribadi dimana terdapat variabel usia didalamnya menunjukkan hubungan yang positif terhadap keputusan pembelian asuransi jiwa.

Pendidikan

Hasil yang signifikan dan positif juga ditemukan pada variabel pendidikan. Koefisien yang positif

(8)

menunjukkan bahwa tingkat pendidikan petani tidak mendorong keinginan petani untuk berpartisipasi dalam AUTP. Hasil positif juga ditemukan oleh Falola, Ayinde dan Agboola (2013) dalam penelitian tentang kesediaan untuk menggunakan asuransi bagi petani kokoa di Nigeria. Mishra dan Goodwin (2006) dalam penelitiannya keputusan pembelian asuransi petani di Amerika.

Luas Lahan

Variabel Luas Lahan menunjukkan angka yang positif dan signifikan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa semakin luas lahan yang dimiliki maka semakin tinggi keinginan petani untuk berpartisipasi dalam AUTP. Penelitian Abdulmalik, Oyinbo dan Sami (2013) menunjukkan hasil yang positif pada variabel luas lahan terhadap partisipasi petani dalam asuransi pertanian.

Pendapatan

Variabel pendapatan berada pada koefisien yang negatif dan signifikan. Hasil yang negatif seperti dikemukakan oleh Falola, Ayinde dan Agboola (2013) dikarenakan petani dengan pendapatan yang tinggi cenderung menerapkan metode pengelolaan risiko yang lain meskipun dengan biaya yang lebih tinggi. Penyebab yang lain dijelaskan oleh Milton, Wang, Pai dan Wang (2011) bahwa jumlah anggota keluarga yang bekerja di kota mendorong pendapatan keluarga yang tinggi dan beragam sehingga tidak memerlukan asuransi karena memiliki risiko pertanian yang rendah.

Kepemilikan Lahan

Hasil dari variabel kepemilikan lahan berada pada koefisien yang positif dan signifikan. Hubungan yang signifikan antara kepemilikan lahan dengan keputusan pembelian asuransi telah

diungkap oleh Ginder, Spaulding, Tudor dan Rendy (2009) dalam penelitiannya yang mengalisis faktor yang

mempengaruhi keputusan

petani jagung dan kacang kedelai untuk membeli asuransi pertanian.

Preferensi Resiko

Variabel preferensi resiko menunjukkan koefisien yang positif dan signifikan. Preferensi resiko dengan koefisien positif menunjukkan bahwa petani yang memiliki risiko lebih besar cenderung akan membeli asuransi pertanian. Milton, Wang, Pai dan Wang (2011) menemukan hasil yang sama pada penelitiannya. Selain itu, menurut mereka, petani yang mengikuti asuransi akan mendapatkan pengurangan risiko sehingga membantu mengimbangi beberapa risiko tinggi laiinya yang diambil oleh petani.

Harga

Variabel harga menunjukkan koefisien yang negative dan signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh Milton, Wang, Pai dan Wang (2011) mengidentifikasi bahwa harga premi yang rendah berpengaruh positif pada partisipasi petani dalam asuransi pertanian.

5. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

Pembahasan di dalam penelitian ini berdasarkan beberapa faktor untuk menjelaskan partisipasi petani dalam AUTP di Kabupaten Karawang. Survey dilakukan kepada 83 petani di Kecamatan Cilebar.

(9)

Variabel yang digunakan dalam menganalisa keputusan partisipasi petani dalam AUTP yakni usia, pendidikan, luas lahan, pendapatan, status kepemilikan lahan, preferensi resiko dan harga premi.

Tiga variabel yakni usia, pendapatan dan harga premi menunjukkan hasil yang negative sesuai dugaan awal. Empat variabel lainnya yakni pendidikan, luas lahan, status kepemilikan lahan dan preferensi resiko menunjukkan koefisien yang positif terhadap keputusan partisipasi petani dalam AUTP di Kabupaten Karawang.

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi pemerintah maupun penyedia jasa asuransi dalam

meningkatkan strategi

penerapan AUTP agar dapat bermanfaat bagi petani. Melalui penelitian ini, peneliti

menyarankan adanya

pertimbangan agar klaim asuransi tidak dipukul rata dikarenakan preferensi resiko yang berbeda di setiap wilayah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdulmalik R.O, Oyinbo O, dan Sami R.A. 2013. Determinants of crop farmers participation in agricultural insurance in the federal capital territory, Abuja, Nigeria. Greener Journalof Agricultural Science. [Internet]. [25 Februari 2017]. Vol. 3(1): 21-26. Dapat diunduh dari http://dx.doi.org/10.15580/GJAS.2013 .1.111212255

Agustina, H., Sriati, S., & Junaidi, Y.

(2005). Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Petani ikut serta pada Program Iuran dan Dana Peremajaan

Tanaman Perkebunan (IDAPERTA-BUN) Kelapa Sawit di Desa Tanjung Agung Utara Kecamatan Lais Kabupaten Musi Banyuasin. Jurnal

KPM (Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat), 2(2), 62-68.

Arroba, T. 1998. Decision Making by Chinese-US. Journal of Social Psychology. 38. 102-116.

Boyd, Milton, Pai, J., Zhang, Q., Holly Wang, H., & Wang, K. 2011. Factors affecting crop insurance purchases in China: the Inner Mongolia region. China Agricultural Economic Review, 3(4), 441-450.

Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian. 2016. Pedoman Bantuan Premi Asuransi Usahatani Padi. Jakarta: Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian.

Engel, Blackwell, dan Miniard. 1994.

Perilaku Konsumen. Jakarta: Binarupa Aksara.

Falola A, Ayinde OE dan Agboola Bo. 2013. Willingness to Take Agricultural Insurance by Cocoa Farmers in Nigeria. International Journal of Food and Agricultural Economics. [Internet]. [09 Maret 2017]. Vol. 1 (1): 97-107. Dapat diunduh dari http://www.foodandagriculturejournal. com/97.pdf

Ginder, M., Spaulding, A. D., Tudor, K. W., & Randy Winter, J. 2009. Factors affecting crop insurance purchase decisions by farmers in northern Illinois. Agricultural finance review, 69(1), 113-125.

Gujarati, Damodar N. dan Dawn C.

Porter. 2010. Dasar-dasar

Ekonometrika Edisi 5. Salemba Empat: Jakarta.

(10)

Karl E Case, Ray C Fair, dan Sharon C Oster. 2011. Principles of Microeconomics. 10th edition. The Pearson Series Economics.

Kotler, Philip, 2003. Manajemen Pemasaran,. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2012. Marketing Management 13rd. New Jersey: Pearson Prentice Hall, Inc.

Mishra, A. K., & Goodwin, B. K. 2006. Revenue insurance purchase decisions of farmers. Applied Economics, 38(2), 149-159.

Murni Asfia. Dan Amaliawiati Lia. 2012. Ekonomika Mikro. Replika Aditama: Bandung.

Nasrul, Arista Milka. 2014. Pengaruh Faktor Perilaku Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Asuransi Jiwa: Studi pada AJB Bumiputera 1912

Syariah Cabang Cibubur. Skripsi. Fakultas Syariah dan Hukum, Universtas Islam Negeri Syarif Hidayahtullah Jakarta.

Rahayu, A.T. Siti. 2012. Modul Laboratorium Ekonometrika (Dengan Aplikasi Eviews) Edisi Revisi. Universitas Sebelas Maret: Jurusan Ekonomi Pembangunan. Surakarta.

Salvatore, Dominick 2008.

Microeconomics: Theory and applications, 5th edition.

Sugiyono. 2006. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Terry, George R. 2000. Principles of Management Alih Bahasa Winardi. Penerbit Alumni, Bandung

(11)

Gambar

Grafik 2.2 Indefference Curve

Referensi

Dokumen terkait

Hasil dari penelitian ini yaitu; (1) menghasilkan komik yang memiliki karakteristik berbasis desain grafis, dan berisi materi Besaran dan Satuan SMP kelas VII SMP, dan

[r]

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

Sedangkan pada opsi put Eropa, writer juga dapat mengalami kerugian jika yang terjadi pada saat maturity time adalah strike price lebih besar dibanding harga

Rahyono (2003) menyatakan intonasi sebuah bahasa memiliki keteraturan yang telah dihayati bersama oleh para penuturnya.Penutur sebuah bahasa tidak memiliki kebebasan yang

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) upaya layanan bimbingan konseling Islam yang dilakukan guru konselor untuk menyadarkan perilaku merokok pada siswa di SMP Negeri 5

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan