• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Mobile Learning sebagai Saran (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penggunaan Mobile Learning sebagai Saran (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGGUNAAN MOBILE LEARNING SEBAGAI SARANA BELAJAR SISWA

National exams is a determinant factor of the curriculum achievement in a learning process in Indonesia. But in fact, many high school students fail to pass the national exam. This is because the lack of preparation for national exam so many students fail for national exam. This study aims to overcome these problems by leveraging mobile technology as a supporting facilities in the preparation of national exam for high school students. TRYOUT-UNAS v.1 present as an innovative online learning system based on mobile learning which enable the student to study for national exams using mobile devices. The use of mobile devices as a learning media based on the use or ownership of more cell phones than with personal computers. TRYOUT-UNAS v.1 was developed based on three models application, that is web-based applications, mobile web-based applications, and mobile applications based on client-server.

Keywords : TRYOUT-UNAS, national exam, m-learning, mobile application

PENDAHULUAN

Proses evaluasi ujian nasional, menentukan seberapa besar tingkat pencapaian kurikulum dan elemen-elemen pendukungnya dalam proses belajar mengajar. Maka, ujian berbagai mata pelajaran dilakukan untuk mengetahui tingkat kepahaman siswa dalam proses pembelajaran melalui kurikulum yang telah disusun.

Dalam kenyataannya ujian nasional masih menjadi momok yang menakutkan bagi siswa disebabkan kurangnya persiapan materi yang akan diujikan oleh karenanya banyak siswa tidak lulus dalam ujian nasional. Dalam mempersiapkan ujian nasional atau proses evaluasi ini siswa harus mulai membiasakan diri untuk belajar dan mengulang materi sebelumnya. Salah satu cara adalah dengan membiasakan diri untuk belajar dari soal-soal bab yang diujikan atau soal ujian uasional tahun sebelumnya.

Hampir 2/3 populasi di dunia beraktivitas menggunakan mobile internet (Henrik Van Den Worm, Regional Director of Asia eBuddy) bahkan dari data Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI) terdapat 180 juta pengguna handphone di Indonesia yang didominasi oleh pelajar sekolah menengah. Hal ini merupakan inovasi sarana pembelajaran baru yang mendukung siswa dalam proses pembelajaran daripada cara-cara konvensional. Pada akhirnya web mobile dan aplikasi native mobile berbasis web server menjadi sebuah media yang mulai dilirik dan eksplorasi banyak industri. Hal senada juga diungkapkan Country Manager Indonesia Mig33, bahwa pertumbuhan penggunaan mobile internet selama tahun 2010 cukup tinggi termasuk di hampir seluruh negara-negara besar, seperti Amerika Serikat (AS).

(2)

bergantung pada akses mobile internet. Tren mengakses mobile internet ini disebabkan oleh pemakai telepon genggam yang cukup besar di Indonesia. Terlebih mayoritas pengguna mobile internet ini adalah kaum remaja (usia SMP-SMA).

Inovasi pembelajaran berbasis mobile internet akan menjadi pilihan bagi siswa, karena mayoritas siswa SMP-SMA sebagai sasaran pengguna program ini memiliki handphone. Ketika bepergian, mereka tentu akan lebih nyaman belajar dengan ponselnya untuk memanfaatkan waktu luang, daripada harus membawa catatan atau buku mata pelajaran. Terlebih ditambah dengan akses mobile internet yang terjangkau karena didukung oleh provider jaringan.

Pekembangan teknologi informasi dan komunikasi mampu menjadi pengaruh besar pada pendidikan, khususnya dalam proses pembelajaran. Penggunaan perangkat bergerak sebagai media pembelajaran didasari oleh penggunaan atau kepemilikan telepon seluler lebih banyak dibanding kepemilikan komputer (PC).

Transformasi pembelajaran e-learning ke m-learning

Pengertian pembelajaran atau learning adalah suatu proses yang dilakukan siswa untuk mencapai sasaran belajarnya. Agar siswa dapat mencapai sasaran belajar secara optimal, maka siswa perlu menambah waktu belajar diluar kelas untuk membaca, menulis, diskusi dengan siswa lain, menyelesaikan soal-soal dan lain-lain. Berikutnya skenario pembelajaran formal di kelas, banyak belajar bersifat informal, terjadi di tempat-tempat yang tak terduga dan pada waktu yang tak terduga. E-learning adalah suatu kemajuan penting dalam sistem pendidikan modern. Oleh karena itu, metode dan isi e-learning membuat perubahan dan tantangan baru dalam hal teknis dan sosial. Aspek baru ini muncul dari bagaimana orang berurusan dengan informasi, bagaimana mereka akan mendapatkan konten dalam situasi dan tempat belajar yang diinginkan. Komunitas pembelajaran merupakan pendekatan baru dan terfokus pada aspek interaksi antar orang. (Ryu, 2009)

E-learning terdiri dari semua bentuk pembelajaran elektronik yang mendukung kegiatan belajar dan mengajar. Sistem informasi dan komunikasi, baik pembelajaran ke jaringan internet atau tidak, dapat menggunakan media tertentu dalam hal ini teknologi informasi untuk melaksanakan proses belajar yang kemudian muncul istilah sebagai Pembelajaran Berbasis Komputer (Computer Based Learning).

Pembelajaran berbasis komputer mengacu pada penggunaan komputer sebagai komponen kunci dari proses pembelajaran. Meskipun hal ini dapat mengacu pada penggunaan komputer di kelas maupun di luar kelas, istilah yang lebih luas mengacu pada kegiatan yang terstruktur di mana komputer digunakan untuk tujuan pengajaran.

Perkembangan terbaru dalam teknologi informasi semakin memungkinkan untuk mendukung pembelajaran berbasis mobile dan memanfaatkan situasi belajar spontan ini. Selain itu, teknologi mobile menawarkan kesempatan baru untuk mengintegrasikan belajar spontan dalam skenario pembelajaran yang lebih formal. (Goh, 2009)

(3)

Arsitektur Sistem m-Learning

Suatu WAP device atau yang kita kenal sebagai telepon seluler melakukan request terhadap suatu HTTP server (Web Server) menggunakan mobile browser, maka diperlukan suatu komputer yang bertindak sebagai penerjemah di antara WAP device dan HTTP server. Peran ini dipegang oleh WAP Gateway. Sehingga konten yang diinginkan dapat diolah dan dimunculkan kembali ke telepon seluler yang meminta akses konten (Ariyana, 2009).

Gambar 1. Arsitektur Sistem M-Learning

Metode lain untuk menjalankan sistem m-learning adalah dengan memanfaatkan Mobile Learning Engine (MLE) yaitu sebuah aplikasi multimediabased untuk ponsel. MLE ini telah dikembangkan dengan menggunakan Java 2 Micro Edition (J2ME) independensi platform ini memungkinkan penanganan. (Andreas, 2005)

Java 2 Micro Edition (J2ME) adalah Java versi Sun yang ditujukan untuk mesin-mesin dengan sumber daya hardware yang terbatas seperti PDA, telepon seluler, dan elektronik konsumen dan perangkat embedded. Jadi bisa dikatakan J2ME adalah satu set spesifikasi dan teknologi yang fokus kepada perangkat konsumen. Perangkat ini memiliki jumlah memori yang terbatas, menghabiskan sedikit daya dari baterei, layar yang kecil dan bandwith jaringan yang rendah. (Keogh, 2003)

Perbedaan terbesar antara aplikasi web mobile dan aplikasi asli dari perspektif pembangunan adalah bahwa aplikasi asli dapat membutuhkan pengembangan untuk platform mobile web sedangkan beberapa aplikasi dapat meminta dukungan untuk banyak browser. Pemilihan jenis untuk mengembangkan adalah teknik dan keputusan desain yang harus didasarkan pada padat set persyaratan. (Brown & Haag, 2011)

METODE PENELITIAN

Perancangan Aplikasi berbasis Web

Dalam perancangan aplikasi berbasis web yang menggunakan PHP sebagai web service

(4)

antarmuka yang diakses pada desktop browser. Rancangan awal tampilan antarmuka website ditunjukkan pada gambar sebagai berikut:

Pembuatan Aplikasi berbasis Web Mobile

Komponen pendukung proses pengimplementasian aplikasi pada perangkat berupa rancangan tampilan antarmuka yang diakses pada mobile browser. Rancangan tampilan antarmuka untuk mobile browser ditunjukkan pada gambar sebagai berikut:

Pembuatan Aplikasi Mobile berbasis Client Server

Dalam tahap ini proses pembuatan aplikasi mobile berbasis J2ME sebagai client

dintegrasikan dengan MySQL sebagai database server. Rancangan tampilan antarmuka aplikasi mobile dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:

Pengembangan serta Perbaikan Aplikasi

Pada tahap ini tim pelaksana akan menganalisis yang telah diuji coba serta melakukan pengembangan dan perbaikan sehingga diharapkan akan diperoleh aplikasi TRYOUT-UNAS v.1 yang memiliki efisiensi dan efektivitas yang tinggi serta dapat berjalan dengan baik dalam berbagai tipe platform.

HASIL DAN PEMBAHASAN Aplikasi berbasis Web

Sistem TRYOUT-UNAS v.1 dikembangkan berdasarkan tiga model aplikasi yakni aplikasi website, aplikasi web mobile, dan aplikasi mobile berbasis client server. Modul yang diterapakan ke dalam pengembangan sistem aplikasi, yang pertama modul database yang digunakan untuk penyimpanan semua data. MySQL merupakan database server yang diaplikasikan dalam modul database sistem TRYOUT-UNAS. Modul yang kedua yaitu modul administrator. Modul ini berfungsi untuk mengatur dan mengelola sumberdaya dalam sistem berbasis web dan WAP. Dalam modul administrator, admin dapat membuat, mengubah, menghapus data-data yang diperlukan dalam sistem serta mengatur hak akses kepada user yang terdaftar dalam sistem.

(5)

Gambar 2. Tampilan antarmuka aplikasi berbasis website

Aplikasi berbasis Web Mobile (WAP)

Komponen pendukung proses pengimplementasian aplikasi pada perangkat bergerak berupa rancangan tampilan antarmuka yang diakses pada mobile browser. Dalam perancangan aplikasi ini digunakan komponen antara lain: (a) Markup Language sebagai mekanisme yang mengatur komunikasi antara internet dengan mobile device communication yang digunakan untuk membuat aplikasi wireless layaknya HTML pada aplikasi berbasis website; (b) WML Script yang dapat berinteraksi dengan serverside script untuk memberi layanan WAP lebih dinamis dalam aplikasi wireless; (c) WAP Cascading Style Sheet untuk mengukung aksesibel tata letak dan peningkatan presentasi materi dalam website. Tampilan antarmuka untuk mobile browser ditunjukkan pada gambar 3:

(6)

Aplikasi Mobile berbasis Client Server

Aplikasi ini merupakan aplikasi mobile berbasis client-server dimana client dapat mengirim dan meminta data ke modul server dan server dapat menampilkan informasi isi yang tersedia pada database kepada client. Modul yang diterapkan pada aplikasi ini meliputi modul server dan modul client (gambar 4). Modul server menggunakan pemrograman web (server side) dalam aplikasi ini menggunakan pemrograman PHP yang diintegrasikan dengan database server (MySQL). Sedangkan pada modul client merupakan native application menggunakan pemrograman java J2ME yang dapat berinteraksi dengan modul server. Desain antarmuka dalam aplikasi ini dibuat dengan menu navigasi yang interaktif sehingga memudahkan user dalam menggunakan aplikasi ini (gambar 5). Implementasi aplikasi mobile berbasis client-server dapat dijalankan pada client dengan perangkat yang mendukung fasilitas MIDP-2.0 serta dukungan layanan internet.

(7)

KESIMPULAN

Dari hasil implementasi sistem dan laporan penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa; (1) TRYOUT-UNAS v.1 ini telah berhasil dikembangkan dan dapat digunakan untuk melakukan tryout atau latihan soal ujian nasional melalui media perangkat bergerak; (2) TRYOUT-UNAS v.1 ini sudah dapat digunakan oleh administrator untuk melakukan berbagai pengolahan data soal-soal latihan beserta pembahasan, manajemen nilai, serta manajemen user; (3) Melalui kegiatan ini pengembang aplikasi mendapat tanggapan bahwa siswa membutuhkan sebuah aplikasi pendukung untuk mengoptimalkan belajar dalam menghadapi ujian nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, et al. (2010), Aplikasi Mobile Learning Berbasis Moodle dan MLE pada Pembelajaran Kedokteran, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi. 19 Juni 2010. 30-34

Andreas, H. N. & Matthias, M. (2005), Mobile Phones as a Challenge for m-Learning:

Examples for Mobile Interactive Learning Objects (MILOs). Proceedings of the 3rd Int’l Conf. on Pervasive Computing and Communications Workshops IEEE (PerCom 2005 Workshops).

Ariyana, Y. (2009), M-Learning sebagai Sumber Belajar Berbasis Wireless Application Protocol (WAP)

Brown, J & Haag, J, 2011. Mobile Learning Handbook: Development Options, tersedia di http://www.adlnet.gov (diakses 14 October 2011)

Goh. (2009), Multiplatform E-Learning Systems and Technologies: Mobile Devices for Ubiquitous ICT-Based Education. New York: Information science reference

Keogh, J. (2003), The Complete Refrence J2ME. McGraw-Hill, New York.

Krämer, B. J. (2005), Mobile Learning: The Next Generation of Learning Fern Universität’s Contributions to the 2nd Year of the Leonardo Project mlearn2. FernUniversität Hagen, Germany.

Ryu, H. (2009), Innovative Mobile Learning: Techniques and Technologies. New York: Information science reference

(8)

Gambar

Gambar 1. Arsitektur Sistem M-Learning
Gambar 3. Tampilan antarmuka aplikasi berbasis mobile web
Gambar 4. Skema akses aplikasi mobile berbasis client server

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan kualitas tidur yang signifikan pada pasien post operasi mayor dikarenakan responden secara teratur (selama 15 menit dalam 3 malam berturut - turut)

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan teknologi pengolahan beras jagung yang tepat tanpa memaksakan produk akhirnya bersifat instant. Teknologi pengolahan beras jagung

Hasil penelitian keanekaragaman karang jamur (Fungiidae) pada empat stasiun penelitian di perairan Pulau Siladen, Sulawesi utara ditemukan 13 jenis karang jamur

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir dengan Judul Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Metode Risk Based Bank Rating Pada PD

Kondisi proses pengeringan yang direkomendasikan adalah kondisi yang dapat menghasilkan simplisia yang memenuhi kriteria standar mutu yaitu antara lain adalah kadar

Penentuan factor-faktor yang mempengaruhi ojek onlinen dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process akan berfungsi sebagai pemilihan sarana transportasi ojek line

Biguanid mempunyai efek penurukan kadar glukosa darah melalui penurunan produksi glukosa di hati ( glukoneogenesis ), meningkatkan penggunaan glukosa di.. jaringan

Metode pendekatan dari penelitian ini adalah pendekatan proses komunikasi, yaitu pendekatan yang diciptakan pemimpin organisasi dalam mengoptimalkan konflik melalui