• Tidak ada hasil yang ditemukan

TGS SISTEM HUKUM dan sistem hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TGS SISTEM HUKUM dan sistem hukum "

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Kelompok

Mata Kuliah : Sistem Hukum dan Ketatanegaraan Dosen Mata Kuliah : Prof. Dr. Hj. Andi. Kasmawati, M.Hum.

MAKALAH

“HAKEKAT PERBANDINGAN SISTEM HUKUM DI INDONESIA”

DISUSUN OLEH KELOMPOK I:

DARMAWATI (14B02035)

HAMRAN (14B02038)

PRODI PENDIDIKAN IPS

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN EKONOMI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas segala rahmat dan hidayahnya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “hakekat perbandingan system hukum di Indonesia”. Pada dasarnya, tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah sitem hukum dan ketatanegararaan pada Program Studi Pendidikan IPS Kekhususan Pendidikan Ekonomi PPS UNM.

Tidaklah sedikit hambatan dan kesulitan yang penulis temui dalam menyelesaikan makalah ini. Namun berkat kemauan, kesabaran, semangat serta dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Hj. Andi Kasmawati, M.Hum, selaku dosen mata kuliah.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan baik itu dari segi penulisan, isi serta penggunaan kalimat dan kata. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh penulis guna perbaikan makalah ini selanjutnya.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung. Semoga makalah ini dapat bermanfaat pada penulis khususnya dan kepada pembaca umumnya.

Makssar, 12 Oktober 2015

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI……….. iii

ABSTRAK………. iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………... 1

B. Rumusan Masalah………... 2

C. Tujuan ... 3

BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Perkembangan ... 4

B. Istilah dan pengertian ………... 4

C. Tujuan Hukum ………... 5

D. Budaya Hukum………... 11

E. Kegunaan Perbandingan Sistem Hukum ………... 12

F. Keluarga Hukum atau Famili Hukum ………... 13

G. System Hukum Utama ……….. 15

H. Man Made Law dan God Made Law ……….………..… 15

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan………... 17

B. Saran ... 17

(4)

ABSTRAK

Sistem hukum di dunia terbagi menjadi dua bagian yakni common law system dan civil law system, keduanya mempunyai ciri khas yang berbeda. Dengan adanya perbedaan tersebut maka timbul suatu metode perbandingan hukum perdata.

Metode perbandingan hukum perdata memiliki beberapa tujuan, diantaranya adalah untuk menemukan jawaban-jawaban yang tepat atas problem-problem yang konkrit manakala adanya perbedaan system hukum di berbagai belahan dunia yang sebenarnya memiliki tujuan yang paling hakiki adalah untuk memberikan ketertiban dan kedamaian kepada masyarakat di suatu negara.

Di Indonesia, system hukumnya masih sebagain besar dipengaruhi hukum modern yang dibawa oleh bangsa eropa, seperti yang marak mewarnai hukum di Indonesia, negara hukum Indonesia yang bersifat kekeluargaan ini lebih memiliki kecenderungan mengutamakan bentuk dari pada isi, sehingga kurang memperdulikan kandungan moral dan kemanusiaan yang berada didalam sytem hukumnya. ”Dengan karakteristik yang demikian negara hukum pun menjadi identik dengan bangunan perundang-undangan, kualitas hanya ditentukan dengan ketundukanya kepada hukum.”

Selama lebih dari Enam Puluh lima tahun menjadi bangsa dan negara merdeka, Indonesia masih banyak carut marutnya dalam penegakan hukumnya, kemungkinan-kemungkinan kurang sempurnanya system hukum yang ada di Indonesia selalu ada, maka dari itu diharapkan dengan adanya perbandingan system hukum, diharapkan dapat memberikan sumbangsih perbaikan penyempurnaan sistem hukum yang saat ini menjadi tolak ukur ketertiban negara Indonesia.

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Pengantar

Perbandingan hukum adalah lmu pengetahuan yang usianya masih relatif

muda di Indonesia. Dari sejarah diketahui bahwa perbandingan hukum sejak dahulu sudah dipergunakan orang tetapi baru secara insidental. Perbandingan hukum baru berkembang secara nyata pada akhir abad ke-19 atau permulaan abad ke-20. lebih-lebih pada saat sekarang di mana negara-negara di dunia saling berinteraksi dengan Negara yang lain dan saling membutuhkan hubungan yang erat.

Perbandingan hukum menjadi lebih diperlukan karena dengan perbandingan hukum, kita dapat mengetahui jiwa serta pandangan hidup bangsa lain termasuk hukumnya. Dan dengan saling mengetahui hukum suatu negara, sengketa dan kesalahpahaman dapat dihindari sehingga tercapailah perdamaian dunia.

Perbandingan hukum mempunyai peranan penting di bidang hukum secara nasional maupun internasional. Oleh karena itu semakin perlu diketahui atau dipelajari karena mempunyai berbagai manfaat antara lain, dapat membantu dalam rangka pembentukan hukum nasional disamping mempunyai peranan penting dalam rangka hubungan antar bangsa dan sebagainya. Pendeknya perbandingan hukum mempunyai peranan penting di segala bidang kajian hukum. Pernyataan diataslah yang melatar belakangi pentingnya perbandingan hukum dalam tatanan hukum di Indonesia.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, dapat ditetapkan rumusan masalah sebagai berikut:

1.

Bagaimana sejarah perkembangan system hukum di Indonesia?

2.

Bagaimana hakekat system hukum dan perbandingan system hukum di Imdonesia?

C. Tujuan Penulisan

(6)

1.

Untuk mengetahui sejarah perkembangan system hukum di Indonesia?

2.

Untuk mengetahui hakekat system hukum dan perbandingan system

(7)

BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Perkembangan

Perkembangan tentang studi perbandingan sistem hukum (comparative legal studies) merupakan ilmu yang sama tuanya dengan disiplin ilmu hukum itu sendiri. Namun dalam perkembangannya, studi perbandingan sistem hukum baru tampak pada abad ke-19 sebagai cabang khusus dari disiplin ilmu hukum. Pendalaman secara intense terhadap disiplin ilmu ini berawal dari Eropa yang dipelopori oleh Montesquieu (Prancis), Mansfield (Inggris) dan Feuerbach, Thibaut dan Gans (Jerman).

Secara kelembagaan, kemudian muncul beberapa institusi yang concern dalam pengembangan comparative legal study, yaitu Institute Perbandingan Hukum di College de France pada tahun 1832, pada tahun 1846 menyusul di Institute Perbandingan Hukum di University of Paris. Secara historis, studi perbandingan hukum ini telah berkembang di Eropa pada abad ke- 19 dipelopori oleh Jerman, Prancis, dan Inggris.

Perkembangan perbandingan sistem hukum di Indonesia secara makro belum begitu populer sebagaimana sistem ilmu hukum lainnya. Sebagai contoh, pada program studi S1 ilmu hukum, perbandingan sistem hukum tidak diajarkan secara khusus dalam mata kuliah tersendiri, kecuali dalam mata kuliah perbandingan hukum tertentu yang sudah spesifik pada penjurusan, misalnnya perbandingan hukum tata negara, perbandingan hukum perdata atau perbandingan hukum pidana.

(8)

Sebagaimana halnya di Kanada ketika kedua tradisi dan sistem hukum berlaku secara bersamaan dengan kata lain adanya situasi sistem hukum campuran atau mixed jurisdiction. Apabila melihat tren perkembangan hukum positif di Indonesia, kecenderungan akan eksistensi sistem hukum common law merupakan konsekuensi dari peran Amerika sebagai adifaya ekonomi. Sejumlah proyek pencangkokan dan pengenalan hukum Amerika telah berjalan secara sistematis. Kecuali itu, para elit legal expert dan ahli ekonomi di Indonesia pada umumnya merupakan alumni universitas di Amerika, Inggris, dan Australia.

Kebijakan Amerika dalam pembangunan hukum di negara-negara berkembang, sebagaimana diulas oleh Thomas Franck dalam tulisannya yang berjudul Dapatkah Hukum Amerika dan Institusi Hukumnya Membantu Negara Berkembang, merujuk pada Foreign Assistance Act. 1966, bahwa kongres menyetujui Lembaga Pembangunan Internasional (AID):

“To emphasize the asurance of maximum Participation in the task of economic development on the part of the people of the developing countries thought the encourage went of the democtratic private and local governmental institution”.

Sebagai implementasi dari kebijakan di atas, telah dikirim peneliti khususnya para pakar hukum ke negara-negara berkembang di Asia dan Afrika.

B. Istilah dan Pengertian

Istilah “sistem” berasal dari perkataan dan bahasa latin-yunani yaitu “systema” artinya keseluruhan yang terdiri bermacam-macam bagian. Secara umum sistem didefinisikan sekumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu di dalam lingkungan yang kompleks.

Dalam definisi tersebut ada lima unsur utama, yaitu: 1. Elemen-elemen atau bagian-bagian

2. Adanya interaksi antar elemen

3. Adanya sesuatu yang mengikat antar elemen

4. Terdapat tujuan bersama sebagai hasil akhir

(9)

Sistem sering dijelaskan sebagai mengandung subsistem-subsistem yang saling berinteraksi subsistem-subsistem ini dipandang juga sebagai sistem-sistem yang lebih rendah tingkatannya yang juga memilki subsistem-subsistem sendiri yang saling berinteraksi, dan demikian seterusnya. Jadi pengertian sistem bergantung kepada latar belakang cara pandang orang mencoba mendefinisikannya.

Jadi yang dimaksud dengan sistem hukum adalah suatu susunan atau tatanan yang diatur, suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain, tersusun menurut suatu rencana atau pola, hasil dari suatu pemikiran, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

C. Tujuan hukum

Secara umum tujuan hukum meliputi:

1. The goal of Promoting morality (untuk menegakkan moral) 2. The goal of Reflecting Custom (untuk merefleksikan kebiasaan) 3. The goal of Social welfare (untuk kesejahteraan masyarakat) 4. The goal of Serving Power (untuk melayani kekuasaan)

Dari keempat tujuan hukum di atas merefleksikan empat pandangan dari beberapa aliran atau mazhab hukum, seperti:

1. Aliran teori hukum alam (natural law)

(10)

2. Aliran historian atau historical jurisprudence

Von Savigny dan Sir Henry Maine berpendapat bahwa hukum merupakan refleksi dan adat kebiasaan yang hidup, tumbuh dan berkembang dalam masyarakat, negara bahkan masyarakat internasional. Statuta Mahkamah Internasional Pasal 38 merumuskan sumber-sumber hukum internasional terdiri dari: International Convection, International Customary Law, prinsip-prinsip umum hukum, pendapat sarjana terkemuka dan keputusan pengadilan.

3. Aliran sociological jurisprudence

Hukum dipandang sebagai tool of social engineering sebagai alat rekayasa sosial guna menuju kepada social welfare (kesejahteraan masyarakat). Roscoe Pound menegaskan bahwa hukum harus melayani masyarakat dengan mengenal dan menyeimbangkan kepentingan-kepentingan antarwarga masyarakat.

4. Aliran legal positivism

Toeri ini memandang hukum dalam hubungannya dengan kekuasaan politik. Thomas Hobbes berkeyakinan bahwa hukum melayani kepentingan orang-orang yang memiliki kekuasaan politik. Dengan kata lain, dapat disimpulkan sebagai sarana serving power bagi para pemegang kekuasaan.

1. Pengertiaan Sistem Hukum

Apabila kita mengartikan istilah sistem hukum, tidak berarti menggabungkan pengertian sistem dan pengertian hukum secara apa adanya. Istilah hukum mengandung pengertian yang spesifik dalam ilmu hukum yang penjelasannya dapat kita uraikan sebagai berikut :

legal system is an operating set of legal institutions, procedurs, and rules. In this sense there are one federal and fifty state legal system in the united State, separate legal systems in such organization as teh European Economic Community and the United Nations”10

(11)

yang berbeda seperti halnya dalam organisasi masyarakat Ekonomi eropa dan perserikatan Bangsa-Bangsa)

Menurut Friedman, sistem hukum merupakan suatu sistem yang meliputi substansi, struktur, dan budaya hukum.11 Dengan kata lain, sistem hukum secraa cakupan materi kajian menyangkut legislasi (produk hukum), struktur, dan budaya hukum. Berikut ini uraian dari masing-masing elemen sistem hukum ynag meliputi :

a. Struktur Hukum

Unsur pertama, legal structure atau struktur hukum ynag merupakan institusionalisasi ke dalam entitas-entitas hukum, seperti struktur pengadilan tingkat pertama, pengadilan tingkat banding dan pengandilan tingkat kasasi, jumlah hakim serta integrated jutice system. Friedman menegaskan bahwa hukum memiliki elemen pertama dari sistem hukum adalah struktur hukum, tatanan kelembagaan, dan kinerja lembaga.

we now have a preliminary, rough idea of what we mean when we talk about opur legal system. There are other ways to analyze this complicated and important set of institutions. To begin with, the legal system has structure. The system is contanly changing; but parts of it change at different speeds, and not every part changes as fast as certain other parts. There are persistent,long-term patterns – aspects of the system that were here yesterday (or even in the last century) and will be around for along time to come. This is the structure of the legal system – its skeleton or framework, the durable part, which gives a kind of shape and definition to the whole.

b. Substansi hukum

(12)

dapat dijatuhi masa percobaan. Contoh di atas merupakan sebuah produk hukum materiil yang mengharuskan norm addresat untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu. Menurut Friedman, pengertian substansi tidak hanya terbatas pada persoalan hukum yang tertulis law books, tetapi juga termasuk living law atau hukum yang berlaku dan hidup dalam masyarakat.

nother aspect of legal system is its substance. By this is meant the actual rules, norms, and behaviour patterns of people inside the system. This is first of all, “the law” in the popular sense of the term-the fact that the speed limit is fifty five miles an hour, but the burglars can the sent to prison, that “by law” a pricle maker has to list his inggredient on the label of the jar.

c. Unsur budaya hukum

Budaya hukum adalah sikap-sikap dan nilai-nilai yang berhubungan dengan hukum bersama, bersama-sama dengan sikap-sikap dan nilai-nilai yang terkait dengan tingkah laku yang berhubungan dengan hukum dan lembaga -lembaganya, baik secara positif maupun negatif. Friedman berpendapat bahwa:

Legal culture is the climate of special thought and social force determines how law is used, avoided, or abused. Without legal culture, the legal system is iners-a dead fish lying in a basket, not living fish swimming in its sea.

Pengertian lain dari sistem hukum dalam konteks Indonesia yang dinyatakan pleh Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) dikutip oleh Satya Arinanto, sistem hukum terdiri dari elemen-elemen sebagai berikut:

1. Materi hukum (tatanan hukum) yang di dalamnya terdiri dari: a. Perencanaan hukum;

b. Pembentukan hukum; c. Penelitian hukum; d. Pengembangan hukum

(13)

2. Aparatur hukum, yaitu mereka yang memiliki tugas dan fungsi: penyuluhan hukum, penerapan hukum, penegakan hukum, dan pelayanan hukum.

3. Sarana dan prasarana hukum yang meliputi hal-hal yang bersifat fisik.

4. Budaya hukum yang dianut oleh warga masyarakat termasuk para pejabatnya, dan

5. Pendidikan hukum

2. Pengertian dan Hakekat Perbandingan Hukum. Dalam istilah inggris Perbandingan Hukum disebut :

 Comperative Law (mempelajari berbagai system hokum asing dengan maksud untuk membandingkannya),

 Comperative Jurisprudence (suatu studi mengenai prinsip-prinsip ilmu hokum dengan melakukan perbandingan berbagai macam system hokum).

 Foreign Law (mempelajari hokum asing dengan maksud semata-mata mengetahui system hkum asing itu sendiri dengan tidak secara nyata bermaksud untuk membandingkannya dengan system hokum lain).

Perbandingan hukum adalah suatu metode yang merupakan suatu cara pendekatan untuk memahami suatu obyek/masalah yang sedang diteliti. Ada beberapa model atau paradigma mengenai penerapan metode perbandingan hokum:

1) Constantinesco.

Mempelajari proses perbandingan hokum dalam tiga fase : a) Fase pertama

- Mempelajari konsep-konsep (yang diperbandingkan) dan menerangkan menurut sumber aslinya);

- Mempelajari konsep-konsep itu di dalam kopleksitas dan totalitas dari sumber-sumber hokum dengan pertimbangan dengan sungguh-sungguh dengan melihat hirarki sumber hokum itu dan menafsirkannya dengan menggunakan metoda yang tepat atau sesuai dengan tata hokum yang bersangkutan.

(14)

Memahami konsep yang diperbandingkan

Artinya mengintegrasikan konsep-konsep itu ke dalam tata hokum mereka sendiri dengan memahami pengaruh-pengaruh yang dilakukan terhadap konsep-konsep itu dengan menentukan unsure-unsur dalam system dan factor diluar hokum serta mempelajari sumber-sumber social dari hokum positif.

c) Fase ketiga

Melakukan penjajaran (menempatkan secara berdampingan) konsep-konsep itu untuk diperbandingkan; dilakukan dengan menggunakan metode deskripsi, analisis dan eksplansi.

2) Kamba

Menekankan penjelasan mengenai perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan merupakan sesuatu yang seharusnya ada pada perbandingan hukum. Selain itu penekanan dalam pendekatan fungsional dan pendekatan pemecahan masalah sebagai sesuatu yang sngat diperlukan dalam perbandingan lintas budaya.

3) Soerjono Soekanto

Perbandingan hokum diterapkan dengan memakai unsure-unsur system hokum sebagai titik tolak perbandingan, yang mencakup tiga unsur pokok, yaitu ;

a) Struktur hokum yang mencakup lembaga-lembaga hokum;

b) Substansi hokum yang mencakup perangkat kaidah/perilaku teratur; c) Budaya hokum yang mencakup perangkat nilai-nilai yang dianut.

3. Ragam Perbandingan Hukum.

a) Perbandingan Hukum suatu Negara dengan Negara lain. b) Perbandingan Hukum dari satu waktu ke waktu yang lain. c) Perbandingan putusan pengadilan satu dengan yang lain.

d) Perbandingan antara sistem keluarga hukum yang berlaku disetiap Negara. D. Budaya Hukum di Indonesia

(15)

menyatakan bahwa budaya hukum di Indonesia dalam cara penyelesaian konflik mempunyai karakteristik sendiri yang disebabkan oleh nilai-nilai tertentu. Kompromi dan perdamaian merupakan nilai-nilai yang mendapat dukungan kuat dari masyarakat. Nilai-nilai tersebut cenderung untuk memberikan tekanan pada hubungan-hubungan personal, solidaritas komunal serta penghindaran terhadap sengketa-sengketa. Oleh karena itu, pikiran mengenai pengembangan konflik dan penyelesaiannya tidak mendapat dukungan yang cukup. Mempertahankan perdamaian merupakan suatu usaha terpuji, sehingga dalam menghadapi konflik terwujud dalam bentuk pemilihan kompromi, pendekatan lunak (soft approach).

Namun, pendapat tersebut menurut hemat penulis tidak sepenuhnya benar bahkan dapat dikatakan misleading. Bukankah konflik horizontal antaretnis di tanah air tidak menunjukkan demikian. Terjadinya ethic fighting yang sering terjadi menunjukkan bahwa budaya orang Indonesia akan berupaya meredam asa dalam stabilitas semu, sehingga apabila sampai pada titik yang tidak terkendali akan menjadi letupan dahsyat, dalam bentuk anarkis dan hukum sama sekali tidak berfungsi. Sejumlah kasus ethnic fighting seperti Dayak-Madura, Pribumi dan Non-Pri, kasus Ambon serta daerah lainnya. Dengan kata lain, pemupukan solidaritas komunal disertai fanatisme sempit akan menjadi potensi chaos atau paling tidak seperti bara dalam sekam, maka terjadilah main hakim sendiri (eigen richting) secara kolektif.

Suatu retorika dan apologi dari ketidakmampuan negara dalam me-manage negara, proses transisi dan warisan dosa masa lalu selalu menjadi alasan klasik. Mencermati sisten hukum di Indonesia (subtansi, struktur, dan budaya) tidak adanya indikasi untuk tegaknya supremasi hukum. Bagaimana mungkin kita akan mampu menegakkan supremasi hukum sementara kita masih dalam tahap untuk mencari bentuk sistem hukum Indonesia yang ideal.

E. Kegunaan Perbandingan Sistem Hukum

(16)

yang berlaku di berbagai negara. Beberapa pendapat sarjana dapat dijelaskan

c. Membawa sikap kritis terhadap sistem hukum sendiri.

Yang bersifat khusus: Berkaitan dengan asas nasional aktif yang membawa konsekuensi Pasal 5 ayat 1 ke 2.KUHP.

Pendapat di atas khususnya mengenai yang bersifat khusus memfokuskan pada masalah hukum pidana.

2. Rene David dan Brierley

a. Berguna dalam penelitian hukum yang bersifat historis dan filosofis;

b. Penting untuk memahami lebih baik dan untuk mengembangkan hukum nasional kita sendiri;

c. Membantu dalam mengembangkan pemahaman terhdap bangsa-bangsa lain dan oleh arena itu, memberikan sumbangan untuk menciptakan hubungan/suasana yang baik bagi perkembangan- hubungan internasional. 3. Tahir Tungadi

a. Berguna untuk unifikasi dan kodifikasi nasional, regional maupun internasional;

b. Berguna untuk harmonisasi hukum, antara konvensi internasional dengan peraturan perundangan nasional;

c. Untuk pembaruan hukum, yakni dapat memperdalam pengetahuan tentang hukum nasional dan dapat secara obyektif melihat kebaikan dan kekurangan hukum nasional.

(17)

general principles of law yang merupakan sumber yang penting dari hukum public internasional.

e. Sebagai ilmu pembantu bagi hukum perdata internasional, misalnya dalam hal ketentuan HPI suatu negara menunjuk kepada ketentuan hukum asing yang harus diberlakukan dalam suatu kasus.

f. Diperlukan dalam programpendidikan bagi penasihat-penasihat hukum pada lembaga perdagangan internasional dan kedutaan-kedutaan, misalnya untuk dapat melaksanakan traktat-traktat internasional.

4. Menurut hemat penulis, perbandingan sistem hukum ditujukan untuk memperoleh suatu pemahaman yang comprehensive tentang semua sistem hukum yang eksis secara global dan paling tidak diperoleh manfaat:

a. Manfaat internal

Dengan mempelajari perbandingan sistem hukum dapat memahami potret budaya hukum negaranya sendiri dan mengadopsi hal-hal yang positif dari sistem hukum asing guna pembangunan hukumn nasional;

b. Manfaat eksternal

Dengan mempelajari perbandingan sistem hukum, baik individu, organisasi maupun negara dapat mengambil sikap yang tepat dalam melakukan hubungan hukum dengan negara lain yang berlainan sistem hukumnya; c. untuk kepentingan harmonisasi hukum dalam pembentukan hukum

supranasional.

F. Keluarga Hukum atau Famili Hukum

Para sarjana di bidang perbandingan sistem hukum telah melakukan telaah secara komprehensif untuk mengidentifikasi sejumlah sistem hukum yang tumbuh dan berkembang serta diterapkan pada masyarakat di berbagai belahan dunia. Berdasarkan hasil studi tersebut beberapa ahli mengelompokkan keluarga sistem hukum sebagai berikut:

(18)

a. Sistem Eropa Kontinental (system of civil law); b. Sistem Anglo American (common law system); c. Sistem Timur Tengah (middle East System); d. Sistem Timur Jauh (far East System); e. Sistem negara-negara soaialis

2. Rene David mengelompokkan menjadi empat keluarga hukum: a. Hukum Romawi-Jerman (The Romano Germany Family); b. Hukum Kebiasaan (The Common Law Family);

c. Hukum Sosialis (The Family of Sosialis Law); dan

d. Konsepsi-konsepsi hukum dan tatanan sosial lainnya (keluarga hukum agama dan hukum tradisional).

Menurut pendapat penulis, pada dasarnya dari sejumlah sistem hukum di atas Dapat dilakukan telaah lebih jauh menjadi beberapa kelompok.

1. Sistem hukum yang di create oleh manusia (positivisme) man made law; Hukum yang diciptakan oleh manusia seperti sistem kode sipil dancommon law termasuk sistem hukum sosialis hukum (law is made).

2. Sistem hukum yang dibuat bedasarkan hukum alam (natural law);

Hukum yang bersumberkan pada teori hukum alam yang memiliki prinsip bahwa law is not made but to be found.

3. Kombinasi man made law dan sebagian Law of God;

Sistem hukum Islam yang sebagian merupakan ketentuan hukum dari Tuhan dan Sunah yang sifatnya permanen dan sebagian lainnya merupakan penafsiran manusia dengan metode tertentu (istinbath) yang sifatnya konkekstual, adaptif, dan responsif.

4. Sistem hukum yang berdasar nilai-nilai lokal.

Sistem hukum yang bersumber pada nilai-nilai lokal baik yang tertulis maupun tidak tertulis.

(19)

Sistem hukum yang berlaku dalam masyarakat bangsa-bangsa juga memiliki keragaman akar dan sistem hukum satu sama lain. Eric L. Richard pakar hukum global business dari Indiana University menjelaskan sistem hukum yang utama di dunia sebagai berikut:

1. Civil law ( hukum sipil berdasarkan kode sipil yang terkodifikasi).

Sistem hukum ini berakar dari hukum Romawi yang dipraktikkan oleh negara-negara Eropa kontinental termasuk bekas jajahannya.

2. Common law ( Hukum yang berdasarkan custom, atau kebiasaan berdasarkan preseden atau judge made law. Sistem hukum common law dipraktikkan di Negara Anglo Saxon, seperti Inggris dan Amerika.

3. Islamic law, hukum yang berdasarkan syariah Islam yang bersumber dari Alquran dan Hadis.

4. Socialist law, sistem hukum yang dipraktikkan di negara-negar sosialis.

5. Sub-Saharan Africa, sistem hukum yang dipraktikkan di negara Afrika yang berada di sebelah selatan gurun Sahara.

6. Far East, sistem hukum ini merupakan sistem hukum yang kompleks yang merupakan perpaduan antara sistem civil law, common law dan hukum Islam sebagai basis fundamental masyarakat.

H. Man Made Law dan God Made Law`

Apabila dipilah, sistem hukum di atas dapat dikelompokkan ke dalam hukum yang diciptakan oleh manusia atau man made law atau ada istilah lain, yakni human law, dan hukum yang merupakan petunjuk dari Tuhan kepada manusia yang tidak dapat dilakukan amandemen sebagaimana hukum Islam yang bersumber dari Alquran dan Hadis (ucapan dan perbuatan Nabi Muhammad SAW.)dan sumber lainnya.

(20)
(21)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dari uraian di atas, kita dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Sistem hukum adalah suatu susunan atau tatanan yang diatur, suatu keseluruhan yang terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain, tersusun menurut suatu rencana atau pola, hasil dari suatu pemikiran, untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

2. Perbandingan hukum merupakan suatu metode studi dan penelitian dengan cara memperbandingkan peraturan perundang-undangan dan institusi hukum dari satu negara atau lebih.

3. Menurut friedman dalam buku Esmi Warassih mengatakan, jika hukum itu ingin lebih baik, dalam penegakannya harus memenuhi 3 komponen yaitu

-struktur yaitu melihat bagaimana system hukum memberikan pelayanan terhadap penggarapan bahan-bahan hukum secara teratur.

-Substansi yaitu melihat output dari system hukum yang berupa peraturan-peraturan dan keputusan.

-Kultur melihat hukum terdiri dari nilai-nilai yang ada dimasyarakat sangat berpengaruh dalam bekerjanya hukum.

B. Saran

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Suherman, Ade Maman. 2012. Pengantar Perbandingan Sistem Hukum. Jakarta: Rajawali Pers.

Referensi

Dokumen terkait

Jadi yang dimaksud dengan penataan arsip adalah cara untuk mengatur dan menata arsip dalam suatu susunan yang sistematis dimulai dari mengklasifikasi surat, memberi kode,

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengabdian kepada masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (5) diatur dalam Peraturan Rektor...

(3) Laporan tahunan hasil pengawasan dan pengendalian BMN sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan format sebagaimana diatur dalam Lampiran IV yang merupakan bagian

tenaga kerja konstruksi asing sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dalam Peraturan Menteri. Bagian

Sistem adalah suatu kesatuan usaha yang terdiri dari bagian-bagian yang berkaitan secara teratur satu sama lain yang berusaha mencapai suatu tujuan dalam suatu lingkungan

Sistem adalah suatu keseluruhan, terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai hubungan fungsional terhadap keseluruhan. Dengan demikian dalam usaha ilmiah sistem

Sedangkan menurut (Marimin, 2006) sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari bagian – bagian yang saling berkaitan satu sama lain untuk mencapai tujuan dalam suatu

Teknik Analisis Data Analisis adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau fokus kajian menjadi bagian-bagian decomposition sehingga susunan atau tatanan bentuk suatu yang