UJI KOEFISIEN KORELASI PENGARUH TRUK TERHADAP
TINGKAT KEMACETAN LALU LINTAS
Juliano Yeanaz Garnes Talantika (163060005)
Mahasiswa Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota,
Universitas Pasundan.
jyeanaz6@gmail.com
Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota – Universitas Pasundan Bandung
Jl.Dr.Setiabudi No.193,Bandung
ABSTRAK
Transportasi merupakan salah satu sektor yang sangat penting dalam mendukung aktivitas sehari-hari seperti kegiatan ekonomi, pendidikan, dan dalam kegiatan perkantoran serta kegiatan lainnya, pada suatu wilayah apabila populasinya mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, maka secara linear terjadi pula peningkatan jumlah kendaraan. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang cukup pesat maka akan menimbulkan banyaknya permintaan, baik itu untuk pengangkutan manusia maupun pengangkutan barang, oleh karena itu kendaraan berat seperti truk merupakan sarana transportasi yang paling sering digunakan untuk pengangkutan barang. Namun kehadiran kendaraan berat ternyata dapat menimbulkan banyak masalah seperti kemacetan, kerusakan jalan, tingginya resiko kecelakaan serta gangguan kesehatan akibat dari polusi udara. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan solusi dari berbagai masalah seperti: kemacetan, kerusakan jalan, resiko kecelakaan serta polusi udara dengan mempertimbangkan besarnya pengaruh dari kendaraan berat terhadap kinerja ruas jalan serta keadaan disekitarnya, dari hasil tersebut dibuatkanlah sebuah konsep penanganan berdasarkan dari hasil analisis tingkat pelayanan seperti rekayasa lalu lintas.
1. PENDAHULUAN
Transportasi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia,
seperti halnya makanan, rumah, pakaian, dan lain sebagainya. Sebagai contoh, salah
satu fungsi dasar transportasi adalah menghubungkan tempat kediaman dengan
tempat bekerja, atau para pembuat barang dengan para pelanggannya. Dari sudut
▸ Baca selengkapnya: contoh soal koefisien korelasi dan jawabannya
(2)menuju ke tempat kerja, pasar, sarana, dan rekreasi serta menyediakan akses ke
sarana-sarana kesehatan, pendidikan, dan, sarana lainnya. Peranan transportasi
yang begitu kompleks maka sangat perlu penanganan didalam proses perencanaan
transportasi yang lebih baik, baik pengelolaannya maupun penyediaannya.
Transportasi merupakan pergerakan dari tempat asal ke tempat tujuan, yang
melibatkan unsur-unsur seperti: (a) ada muatan yang diangkut, (b) tersedia
kendaraan sebagai alat angkut, (c) ada jalanan/jalur yang dapat dilalui, (d) ada
terminaml asal dan terminal tujuan, serta (e) sumber manusia, organisasi atau
manajemen yang menggerakkan sistem transportasi tersebut (Haerany H.G, 2013).
Manfaat transportasi dapat dilihat dari beberapa segi kehidupan masyarakat, seperti
halnya dengan peran transportasi yang dapat dikelompokkan dalam manfaat
ekonomi, sosial, politik dan kewilayahan (Nasutioan, 2008).
Dengan adanya truk yang melaju dijalan dapat menyebabkan kerusakan jalan
karena beban yang di bawa truk begitu besar. Dengan adanya jalan yang rusak salah
satunya dapat menebabkan kemacetan terhadap lalu lintas dan dapat menyebabkan
kendaraan rusak akibat melewati jalan yang rusak. Kemacetan lalu lintas
merupakan suatu kejadian yang sudah biasa kita lihat, baik di pagi hari, sore hari
maupun di malam hari terutama di kota-kota besar Indonesia. Masalah ini juga
menyebabkan meningkatkannya angka kecelakaan lalu lintas.
Kemacetan adalah masalah lama yang sampai saat ini belum dapat ditemukan
solusi yang tepat. Untuk itu perlu adanya kerja sama yang baik antara pemerintah
dengan masyarakat agar masalah ini cepat terselesaikan dengan sebuah solusi
terbaik.
2. TEORI
2.1 Uji Koefisien Korelasi
Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik
pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association). Pengukuran asosiasi
merupakan istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik
bivariat yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel.
korelasi yang sangat populer sampai sekarang, yaitu Korelasi Pearson Product
Moment dan Korelasi Rank Spearman. Selain kedua teknik tersebut, terdapat pula
teknik-teknik korelasi lain, seperti Kendal, Chi-Square, Phi Coefficient,
Goodman-Kruskal, Somer, dan Wilson. Pengukuran asosiasi mengenakan nilai numerik untuk
mengetahui tingkatan asosiasi atau kekuatan hubungan antara variabel. Dua
variabel dikatakan berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi
variabel yang lain. Jika tidak terjadi pengaruh, maka kedua variabel tersebut disebut
independen. Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua
variabel (kadang lebih dari dua variabel) dengan skala-skala tertentu, misalnya
Pearson data harus berskala interval atau rasio; Spearman dan Kendal
menggunakan skala ordinal; Chi Square menggunakan data nominal. Kuat lemah
hubungan diukur diantara jarak (range) 0 sampai dengan 1. Korelasi mempunyai
kemungkinan pengujian hipotesis dua arah (two tailed ). Korelasi searah jika nilai
koefesien korelasi diketemukan positif; sebaliknya jika nilai koefesien korelasi
negatif, korelasi disebut tidak searah. Yang dimaksud dengan koefesien korelasi
ialah suatu pengukuran statistik kovariasi atau asosiasi antara dua variabel. Jika
koefesien korelasi diketemukan tidak sama dengan nol (0), maka terdapat
ketergantungan antara dua variabel tersebut. Jika koefesien korelasi diketemukan
+1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau hubungan
linear sempurna dengan kemiringan (slope) positif. Jika koefesien korelasi
diketemukan -1. maka hubungan tersebut disebut sebagai korelasi sempurna atau
hubungan linear sempurna dengan kemiringan (slope) negatif. Dalam korelasi
sempurna tidak diperlukan lagi pengujian hipotesis, karena kedua variabel
mempunyai hubungan linear yang sempurna. Artinya variabel X mempengaruhi
variabel Y secara sempurna. Jika korelasi sama dengan nol (0), maka tidak terdapat
hubungan antara kedua variabel tersebut. Dalam korelasi sebenarnya tidak dikenal
istilah variabel bebas dan variabel tergantung. Biasanya dalam penghitungan
digunakan simbol X untuk variabel pertama dan Y untuk variabel kedua. Dalam
contoh hubungan antara variabel remunerasi dengan kepuasan kerja, maka variabel
Koefesien Korelasi
Koefesien korelasi ialah pengukuran statistik kovarian atau asosiasi antara dua
variabel. Besarnya koefesien korelasi berkisar antara +1 s/d -1. Koefesien korelasi
menunjukkan kekuatan (strength) hubungan linear dan arah hubungan dua variabel
acak. Jika koefesien korelasi positif, maka kedua variabel mempunyai hubungan
searah. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan tinggi pula.
Sebaliknya, jika koefesien korelasi negatif, maka kedua variabel mempunyai
hubungan terbalik. Artinya jika nilai variabel X tinggi, maka nilai variabel Y akan
menjadi rendah (dan sebaliknya). Untuk memudahkan melakukan interpretasi
mengenai kekuatan hubungan antara dua variabel penulis memberikan kriteria
sebagai berikut (Sarwono:2006):
• 0 : Tidak ada korelasi antara dua variabel • >0 – 0,25: Korelasi sangat lemah
Kemacetan adalah kondisi dimana arus lalu lintas yang lewat pada ruas jalan
yang ditinjau melebihi kapasitas rencana jalan tersebut yang mengakibatkan
kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau melebihi 0 km/jam sehingga
menyebabkan terjadinya antrian. Pada saat terjadinya kemacetan, nilai derajat
kejenuhan pada ruas jalan akan ditinjau dimana kemacetan akan terjadi bila nilai
derajat kejenuhan mencapai lebih dari 0,5 (MKJI, 1997).
Kemacetan mulai terjadi jika arus lalulintas mendekati besaran kapasitas
jalan. Kemacetan semakin meningkat apabila arus begitu besarnya sehingga
kendaraan sangat berdekatan satu sama lain. Kemacetan total terjadi apabila
kendaraan harus berhenti atau bergerak sangat lambat (Tamin, 2000).
2.3 Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
Manual Kapasitas Jalan Indonesia memuat fasilitas jalan perkotaan, semi
sementara untuk fasilitas lalulintas perkotaan (Januari 1993) dan jalan luar kota
(Agustus 1994) yang telah diterbitkan lebih dahulu dalam proyek MKJI. Tipe
fasilitas yang tercakup dan ukuran penampilan lalulintas selanjutnya disebut
perilaku lalu-lintas atau kualitas lalulintas.
3. METODOLOGI
Pada pengujian apakah data ini mempunyai distribusi normal atau tidak,
saya menggunakan metode Uji Koefisien Korelasi, dengan:
A. Signifikansi :
1. Berkenaan dengan besaran angka, jika 0, maka artinya tidak ada
korelasi sama sekali dan jika korelasi 1 berarti korelasi sempurna,
hal ini berarti bahwa semakin mendekati 1 atau -1 maka hubungan
dua variabel semakin kuat. Sebaliknya, jika r (koefisien korelasi)
mendekati 0 maka hubungan dua variabel semakin lemah. Sebagai
standarisasi, angka korelasi diatas 0,5 menunjukkan korelasi yang
cukup kuat, sedangkan dibawah 0,5 korelasi lemah.
2. Selain besarnya korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada
penafsiran hasil. Tanda negatif (-) pada output menunjukkan adanya
arahan yang berlawanan, sedangkan tanda positif (+) pada output
menunjukkan adanya arahan yang sama.
B. Dasar Pengambilan Keputusan pada Uji Koef. Korelasi :
1. Berdasarkan nilai signifikansi : Jika nilai signifikansi > dari 0,05,
maka kesimpulannya tidak terdapat korelasi, sedangkan jika < dari
0,05, maka terdapat korelasi.
2. Berdasarkan tanda bintang (*) yang diberikan SPSS. Jika terdapat
tanda bintang pada pearson correlation maka antara variabel yang
dianalisis terjadi korelasi, sebaliknya jika tidak terdapat tanda
bintang pada pearson correlation maka antara variabel yang
dianalisis tidak terjadi korelasi.
4. Tahapan Pengerjaan
Variabel yang digunakan adalah untuk mengetahui apakah terdapat korelasi
tingkat kemacetan (V/C ). Adapun data data skor total yang dapat di tabulasikan
adalah sebagai berikut :
Jumlah Truk yang Lewat Lebar Jalan Tingkat Kemacetan Lalu Lintas
21 25 31
Berikut merupakan langkah – langkah dalam menggunakan Uji Koefisien Korelasi
pada SPSS, diantaranya :
1. Buka SPSS
2. Klik Variabel View, kemudian pada bagian Name tulis saja Motivasi,
kemudian di baris kedua Minat dan dibaris ketiga Prestasi, selanjutnya pada
kolom Type ubah menjadi Numeric. Pindah ke Data View dan lengkapi data
3. Klik menu Analyze, kemudian pilih Correlate, dan klik Bivariate
4. Selanjutnya akan muncul kotak dengan nama Bivariate Correlations,
masukkan variabel Motivasi Minat dan Prestasi ke dalam kolom variables.
kemudian kolom Test Of Significance sudah mencentang Two Tailed. Dan
Flag significant correlation juga sudah dicentang.
5. Klik OK, maka akan keluar hasil sebagai berikut.
Dalam pengambilan keputusan, dapat dilihat dari nilai siginifikansi dan nilai
Pearson pada Tabel Correlation. Maka dapat dilihat 2 pertimbangan :
a. Berdasarkan nilai signifikansi : dari output diatas, diketahui antara Motivasi
dengan Minat, nilai signifikansi 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat korelasi
yang signifikan. Selanjutnya antara Motivasi dengan Prestasi nilai
Terakhir antara Minat dengan Prestasi nilai signifikan 0,000 < 0,05 yang
berarti terdapat korelasi yang signifikan.
b. Melihat nilai Pearson Correlation : dari output diatas, diketahui bahwa Nilai
Pearson Correlation yang dihubungkan antara masing – masing variabel
mempunyai tanda bintang, ini berarti terdapat korelasi yang signifikan
antara variabel yang dihubungkan.
Daftar Pustaka
Taufik, Muh.Arman. 2016. Pengaruh Arus Kendaraan Berat (Truk) Terhadap
Tingkat Kemacetan Lalu lintas.
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/1008/1/MUH.%20ARMAN%20TAUFIK.pdf ( diakses 01 maret
2018).
Patriandini, Ayudanti, R. Suharyadi dan Ibnu Kadyarsi.Kajian Tingkat Kemacetan
Lalu-Lintas Dengan Memanfaatkan Citra Quickbird dan Sistem Informasi
Geografis di Sebagian Ruas Jalan.
https://www.academia.edu/6942738/KAJIAN_TINGKAT_KEMACETAN_LALU-LINTAS_DENGAN_MEMANFAATKAN_CITRA_QUICKBIRD_DAN_SISTEM_I
NFORMASI_GEOGRAFIS_DI_SEBAGIAN_RUAS_JALAN_KOTA_TEGAL (
diakses 01 maret 2018).
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan