• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi Hubungan Interpersonal dalam Ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Aplikasi Hubungan Interpersonal dalam Ke"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon cepat dan tepat oleh perawat sebagai disiplin ilmu yang paling dekat dengan klien. Keperawatan adalah bagian integral dari disiplin ilmu kesehatan (Fundamental). Menurut Gilles, 60% pelaksanaan pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah pelayanan keperawatan1. Respon yang ada harus bersifat kondusif dan belajar banyak langkah-langkah konkrit dalam pelaksanaannya2. Salah satunya adalah pada saat penerimaan pasien baru yang sudah biasa dilakukan di setiap rumah sakit di Indonesia. Ironisnya dengan segala aktivitas dan kegiatan yang menyertai setiap hari rutinitas perawat di ruangan, penerimaan pasien baru tidak dilaksakan belum dilakukan sesuai standar.

Penerimaan pasien baru merupakan salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang komprehensif melibatkan klien dan keluarga, dimana sangat mempengaruhi mutu kualitas pelayanan. Pemenuhan tingkat kepuasan pasien dapat dimulai dengan adanya suatu upaya perencanaan tentang kebutuhan asuhan keperawatan sejak masuk sampai pasien pulang. Penerimaan pasien baru yang belum dilakukan sesuai standar maka besar kemungkinan akan menurunkan mutu suatu kualitas pelayanan yang pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kepercayaan pasien terhadap pelayanan suatu Rumah Sakit2,3,4.

Salah satu strategi untuk mengoptimalkan peran dan fungsi perawat dalam tatanan pelayanan keperawatan adalah dengan melakukan proses penerimaan pasien baru sesuai standar2. Adanya faktor pengelolaan yang optimal mampu menjadi wahana bagi peningkatan keefektifan pelayanan keperawatan sekaligus lebih menjamin kepuasan klien terhadap pelayanan keperawatan2,3,5.

(2)

Keperawatan sebagai pelayanan kesehatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pelayanan Keperawatan ke depannya diharapkan harus mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat serta teknologi bidang kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan keperawatan di sebagian besar rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan ilmiah melalui proses keperawatan. Proses keperawatan yang dijalankan berlandaskan dari penalaran klinis yang dilakukan perawat untuk menemukan masalah keperawatan yang tepat sesuai keadaan klien. Penalaran klinis adalah komponen penting dalam praktik keperawatan6.

Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks dalam pelaksanaannya6. Pada prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang telah dimunculkan sebelumnya. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat diorganisir dengan simbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan7.

Teori adalah sekelompok konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi kurang absolut atau bukti secara langsung. Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep keperawatan, dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model praktek keperawatan8.

Pelaksanaan asuhan keperawatan tersebut merupakan aplikasi unsur dan konsep dari beberapa teori dan model keperawatan yang diadopsi, digabung, dikembangkan serta dilaksanakan. Kemungkinan diantaranya teori dan model yang mewarnai asuhan keperawatan yaitu teori yang dikemukakan oleh Hildegard E. Peplau yang dikenal dengan teori hubungan interpersonal7,8.

(3)

adalah pelayanan yang berkualitas sehingga perlu dilandasi oleh pemahaman tentang masalah keperawatan yang dialami klien, masalah yang dialami klien berbeda satu sama lain. Masalah keperawatan yang tepat dan sesuai hanya bisa ditemukan dengan cara penalaran klinis yang baik dari setiap perawat6.

Penalaran klinis pada praktik keperawatan membantu dalam menghadapi kebutuhan sistem pelayan yang kompleks dan dinamis yang terjadi pada pasien. Praktik keperawatan membutuhkan perawat yang mampu berpikir dan mengambil keputusan secara efektif. Perawat seharusnya memiliki pengetahuan keperawatan dan medik, mampu menganalisis data klinis dan data lain dari berbagai sumber, menyusun intervensi dan mengevaluasi kondisi pasien, untuk keselamatan pasien6,9. Perawat harus memiliki keterampilan penalaran klinik yang efektif agar mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan kerja yang serba cepat dan penuh tantangan10. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk membuat uraian lebih jauh mengenai Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau tentang Model Keperawatan Hubungan Interpersonal serta aplikasinya pada penalaran klinis melalui proses Penerimaan Pasien baru yang berkualitas.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau mengenai Model Keperawatan Hubungan Interpersonal pada penalaran klinis melalui proses Penerimaan Pasien baru yang berkualitas?

C. Tujuan

1. Memahami Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau tentang Model Keperawatan Hubungan Interpersonal

2. Mengetahui Aplikasi Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau tentang Model Keperawatan Hubungan Interpersonal pada penalaran klinis melalui proses Penerimaan Pasien baru yang berkualitas.

BAB II

(4)

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori dan konsep Hildegard E. Peplau “Model Keperawatan Hubungan Interpersonal”

Pandangan teoritis dari teori keperawatan Hildegard E. Peplau tentang model keperawatan hubungan interpersonal adalah menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain dengan menggunakan dasar hubungan antar manusia. Menurut Peplau, proses keperawatan adalah proses interpersonal dan terapeutik karena melibatkan interaksi antara dua atau lebih individu dengan tujuan bersama11.

Profesi keperawatan yaitu suatu perihal yang berhubungan dengan pekerjaan dengan tugas keperawatan dan kesehatan yang dimana seseorang tersebut menjalankan asuhan keperawatan. Profesi keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang pada saat ini semakin berkembang baik dari segi kualitas maupun kualifikasi tenaga. Segi kualitas adalah adanya pergeseran sistem pemberian pelayanan keperawatan dari yang bersifat intuition technical oriented menjadi pelayanan keperawatan yang bersifat holistic dan unik kepada sistem klien, yaitu individu, keluarga, kelompok khusus dan komunitas masyarakat dalam tiap tahap tumbuh kembang sepanjang siklus kehidupan dengan pendekatan proses keperawatan. 1. Deskripsi konsep sentral keperawatan menurut Hildegard E. Peplau

a. Manusia, individu dipandang sebagai suatu organisme yang berjuang dengan caranya sendiri untuk megurangi ketegangan yang disebabkan oleh kebutuhan. Tiap individu merupakan makhluk yang unik, mempunyai persepsi yang dipelajari dan ide yang telah terbentuk dan penting untuk proses interpersonal11.

b. Lingkungan, budaya dan adat istiadat merupakan faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menghadapi individu11.

c. Kesehatan, suatu perkembangan kepribadian dan proses kemanusiaan yang berkesinambungan ke arah kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif11.

4

(5)

d. Keperawatan, suatu proses interpersonal yang bermakna. Proses interpersonal merupakan maturing force dan alat edukatif baik bagi perawat maupun klien. Pengetahuan diri dalam konteks interaksi interpersonal merupakan hal yang penting untuk memahami klien dalam mencapai resolusi masalah11.

2. Tujuh (7) elemen utama keperawatan menurut Hildegard E. Peplau a. Tujuan asuhan keperawatan :

Kepribadian yang berkembang melalui hubungan interpersonal yang mendidik dalam pemenuhan kebutuhan klien

b. Klien

Sistem diri yang berkembang sendiri dari karakteristik : 1) Biokimia

2) Fisiologis

3) Interpersonal dan kebutuhan, serta berupaya memenuhi kebutuhannya

4) Mengintegrasikan berbagai pengalaman

Klien adalah subjek yang langsung dipengaruhi oleh adanya proses interpersonal.

c. Peran perawat

Perawat berperan mengatur tujuan dan proses interaksi interpersonal dengan klien yang bersifat partisipatif, sedangkan klien mengandalkan isi yang menjadi tujuan. Dalam hubungannya dengan klien, perawat berperan sebagai :

1) Mitra kerja, berbagi rasa hormat dan minat yang positif pada pasien. Perawat menghadapi klien seperti tamu yang dikenalkan pada situasi baru. Sebagai mitra kerja, Hubungan P-K merupakan hubungan yang memerlukan kerjasama yang harmonis atas dasar kemitraan sehingga perlu dibina rasa saling percaya, saling mengasihi dan menghargai.

(6)

bantuan. perawat mampu memberikan informasi yang akurat, jelas dan rasional kepada klien dalam suasana bersahabat dan akrab. 3) Pendidik (teacher) merupakan kombinasi dari semua peran yang

lain. Perawat harus berupaya memberikan pendidikan, pelatihan, dan bimbingan pada klien/keluarga terutama dalam megatasi masalah kesehatan.

4) Kepemimpinan (leadership) mengembangkan hubungan yang demokratis sehingga merangsang individu untuk berperan. Perawat harus mampu memimpin klien/keluarga untuk memecahkan masalah kesehatan melalui proses kerja sama dan partisipasi aktif klien.

5) Perngasuh pengganti (surrogate) membantu individu belajar tentang keunikan tiap manusia sehingga dapat mengatasi konflik interpersonal. Perawat merupakan individu yang dipercaya klien untuk berperan sebagai orang tua, tokoh masyarakat atau rohaniawan guna membantu memenuhi kebutuhannya.

6) Konselor (consellor) meningkatkan pengalaman individu menuju keadaan sehat yaitu kehidupan yang kreatif, konstruktif dan produktif. Perawat harus dapat memberikan bimbingan terhadap masalah klien sehingga pemecahan masalah akan mudah dilakukan11.

d. Sumber kesulitan/masalah

Ansietas berat yang disebabkan oleh kesulitan mengintegrasikan pengalaman interpersonal yang lalu dengan yang sekarang. Ansietas terjadi apabila kominukasi dengan orang lain mengancam keamanan psikologik dan biologik individu. Dalam model Peplau ansietas merupakan konsep yang berperan penting karena berkaitan langsung dengan kondisi sakit. Dalam keadaan sakit biasannya tingkat ansietas meningkat, oleh karena itu perawat pada saat ini harus mengkaji tingkat ansietas klien. Berkurangnya ansietas menunjukkan bahwa kondisi klien semakin membaik11.

e. Fokus intervensi

(7)

Ansietas yang disebabkan oleh hubungan interpersonal yang mempengaruhi perkembangan kepribadian. 4 (empat) komponen sentral yaitu Proses interpersonal, Perawat, Klien, dan Ansietas11.

f. Cara intervensi

Dalam ilmu komunikasi, proses interpersonal didefinisikan sebagai proses interaksi secara simultan dengan orang lain dan saling pengaruh-mempengaruhi satu dengan lainnya, biasanya dengan tujuan untuk membina suatu hubungan. Berkaitan dengan hal tersebut, maka proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dan klien ini menggambarkan metode transpormasi energi atau ansietas klien oleh perawat. Menurut Peplau perawat dalam melakukan intervensi sesuai dengan Proses interpersonal yaitu terdiri dari 4 fase: orientasi, identifikasi, eksploitasi dan resolusi11.

1) Fase orientasi :

a) Lebih difokuskan untuk membantu pasien menyadari ketersediaan bantuan dan rasa percaya terhadap kemampuan perawat untuk berperan serta secara efektif dalam pemberian asuhan keperawatan pada klien. Tahap ini ditandai dimana perawat melakukan kontrak awal untuk membangun kepercayaan dan terjadi pengumpulan data.

b) Selama fase ini, individu memiliki kebutuhan yang dirasakan dan mencari bantuan profesional.

c) Penjelasannya: Perawat membantu individu untuk mengenali dan memahami masalahnya dan menentukan kebutuhan bantuan11.

2) Fase identifikasi

(8)

menguatkan bagian yang positif dari kepribadian klien. Respon klien pada fase identifikasi dapat berupa :

i. Partisipasi mandiri dalam hubungannya dengan perawat ii. Individu mandiri terpisah dari perawat

iii. Individu yang tak berdaya dan sangat tergantung pada perawat

b) Pasien mengidentifikasi dengan mereka yang dapat membantu Pasien.

c) Penjelasan: Perawat meminta izin mengeksplorasi perasaan untuk membantu pasien dalam menjalani penyakit sebagai sebuah pengalaman yang mengorientasikan ulang perasaan dan memperkuat kekuatan positif dalam kepribadian dan memberikan kepuasan yang dibutuhkan11.

3) Fase eksploitasi

a) Memungkinkan suatu situasi dimana pasien dapat merasakan nilai hubungan sesuai pandangan atau persepsinya terhadap situasi. Fase ini merupakan inti hubungan dalam proses interpersonal. Dalam fase ini perawat membantu pasien dalam memberikan gambaran kondisi pasien dan seluruh aspek yang terlibat didalamnya

b) Penjelasan:

i. Selama fase ini, pasien mengupayakan untuk menurunkan nilai penuh dari apa yang perawat / dia yang ditawarkan melalui hubungan.

ii. Perawat dapat tujuan proyek baru yang akan dicapai melalui usaha pribadi dan pergeseran kekuasaan dari perawat kepada pasien sebagai gratifikasi pasien penundaan untuk mencapai tujuan yang baru dibentuk11.

4) Fase resolusi

a) Secara bertahap pasien melepaskan diri dari perawat. Resolusi ini memungkinkan penguatan kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri dan menyalurkan energi ke arah realisasi potensi

(9)

b) Penjelasan: Pasien secara bertahap menyisihkan tujuan lama dan mengadopsi tujuan-tujuan baru. Ini adalah proses dimana pasien membebaskan diri dari identifikasi dengan perawat11.

Keempat fase tersebut merupakan rangkaian proses pengembangan dimana perawat membimbing pasien dari rasa ketergantungan yang tinggi menjadi interaksi yang saling tergantung dengan lingkungan social.

g. Konsekuensi

Sistem diri dengan kepribadian yang berkembang ditandai dengan ansietas yang berkurang karena kebutuhan yang terpenuhi dan fasilitas pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi11.

3. Implementasi Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau tentang Model Keperawatan Hubungan Interpersonal

Pada awalnya, Peplau mengembangkan teorinya sebagai bentuk keprihatinannya terhadap praktik keperawatan “Custodial Care”, sehingga sebagai perawat jiwa, melalui tulisannya kemudian mempublikasikan teorinya mengenai hubungan interpersonal dalam keperawatan. Dimana dalam memberikan asuhan keperawatan ditekankan pada perawatan yang bersifat terapeutik12,13.

Aplikasi yang dapat kita lihat secara nyata yaitu pada saat klien mencari bantuan, pertama perawat mendiskusikan masalah dan menjelaskan jenis pelayanan yang tersedia14. Dengan berkembangnya hubungan antara perawat dan klien bersama-sama mendefinisikan masalah dan kemungkinan penyelesaian masalahnya14. Dari hubungan ini klien mendapatkan keuntungan dengan memanfaatkan pelayanan yang tersedia untuk memenuhi kebutuhannya dan perawat membantu klien dalam hal menurunkan kecemasan yang berhubungan dengan masalah kesehatannya14,15.

(10)

kebutuhan klien. Ketika kebutuhan dasar telah diatasi, kebutuhan yang baru mungkin muncul. Hubungan interpesonal perawat klien digambarkan sebagai fase-fase yang saling tumpang tindih seperti berikut ini orientasi, identifikasi, penjelasan dan resolusi11,15.

Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik keperawatan jiwa. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empati, instrumen perilaku, dan instrumen untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model konseptual Peplau15,16.

B. Penerimaan Pasien Baru

1. Pengertian

Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Dalam penerimaan pasien baru disampaikan beberapa hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis dan tata tertib ruangan2.

2. Tujuan

Tujuan dari proses penerimaan pasien baru adalah :

a. Menerima dan menyambut kedatangan klien dengan hangat dan terapeutik

b. Meningkatkan komunikasi antara perawat dan klien c. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum

d. Menurunkan tingkat kecemasan klien saat masuk rumah sakit2. 3. Peran Perawat dalam penerimaan Pasien Baru

a. Kepala Ruangan

Menerima pasien baru b. Perawat Primer/Ketua Tim

1) Menyiapkan lembar penerimaan pasien baru 2) Menandatangani lembar penerimaan pasien baru 3) Melakukan pengkajian pada pasien baru

4) Mengorientasikan klien pada ruangan

(11)

5) Memberi penjelasan mengenai perawat dan dokter yang bertanggung jawab

6) Mendokumentasikan penerimaan pasien baru c. Perawat Asosiate/Perawat Pelaksana

Membantu Perawat Primer/Ketua Tim dalam pelaksanaan Penerimaan Pasien baru2.

4. Alur Penerimaan Pasien Baru

(Lampiran 1)

5. Mekanisme kegiatan Penerimaan Pasien Baru

(Lampiran 2)

6. Petunjuk Teknis Pengisian Lembar Penerimaan Pasien Baru

(Lampiran 3)

7. Lembar Penerimaan Pasien Baru

(Lampiran 4)

8. Petunjuk Teknis Pengisian Lembar Serah Terima Pasien Baru

(Lampiran 5)

9. Lembar Serah Terima Pasien Baru

(Lampiran 6)

BAB III PEMBAHASAN

(12)

Asumsi utama atau asumsi dasar dalam pengembangan model konsep dan teori hubungan interpersonal oleh Peplau dibedakan menjadi asumsi eksplisit dan implisit12,14,15.

1. Asumsi ekplisit dari memberi pandangan bahwa

a. Perawat akan membuat pasien belajar ketika pasien menerima penanganan perawatan,

b. Menjalankan fungsi keperawatan dan pendidikan keperawatan dengan membantu perkembangan pasien ke arah kedewasaan

c. Keperawatan menggunakan prinsip-prinsip dan metode-metode yang membimbing proses ke resolusi dari masalah interpersonal12,14,15. 2. Asumsi implisit

Mempertegas profesi keperawatan memiliki tanggung jawab legal dalam penggunaan keperawatan secara efektif dan segala konsekuensinya kepada pasien12,14,15.

Dari dasar asumsi di atas maka dapat kita simpulkan bahwa teori hubungan interpersonal dari Hildegard E. Peplau teori sesuai dengan kriteria dari micro range theory yaitu: memiliki batasan waktu dan ruang lingkup atau aplikasi yang ketat, yang paling konkret dan aplikatif dari semua level.

B. Aplikasi Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau ”Model Keperawatan Hubungan Interpersonal” dalam Roleplay

1. Nama Program

Tak Kenal, Maka Tak Sayang “Orientasikan Pasien, Bukti Pelayanan Keperawatan Profesional”

2. Pengertian

Metode Penerimaan pasien baru dengan menerima kedatangan pasien baru pada suatu ruangan secara hangat dan menerapkan prinsif hubungan

12

(13)

Interpersonal perawat-pasien. Penyampaian informasi kepada pasien dan keluarga mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis dan tata tertib ruangan.

3. Tujuan

Memberikan pengalaman berkomunikasi yang lebih efektif antara perawat dengan pasien demi kualitas perawatan yang profesional

4. Desain

Komunikasi dua arah dengan metode diskusi secara interaktif antara perawat dengan pasien beserta keluarga.

5. Prosedur

Setiap pasien yang masuk ke ruang perawatan diterima oleh perawat primer/ketua tim. Pengalaman belajar secara interaktif komunikasi dua arah dengan metode diskusi mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis dan tata tertib ruangan.

6. Pihak yang Terlibat

Perawat primer/ketua tim sebagai pemberi layanan keperawatan, pasien dan keluarga sebagai penerima layanan keperawatan.

7. Uraian Tugas

a. Perawat primer/ketua tim menjalankan orientasi terhadap pasien baru beserta keluarga, menggali masalah yang terjadi secara komprehensif dan mendiskusikan kemungkinan informasi yang diperlukan pasien. b. Pasien dan keluarga menjalani orientasi sebagai pasien baru,

memberikan informasi mengenai kondisi yang sebenar-benarnya kepada perawat.

Feedback positif dari pasien :

Pasien terbuka kepada perawat mengenai kondisinya

Orientasi terhadap lingkungan, perawat, medis dan tata tertib baik

Patient safety terjaga

Skema Penerimaan Pasien baru dengan Mengaplikasikan Model Komunikasi Interpersonal Hildegard E. Peplau

(14)

1) Pasien beserta keluarga dapat menyebutkan kembali mengenai informasi yang telah disampaikan perawat terkait orientasi ruangan, perawatan, medis dan tata tertib ruangan.

2) Pasien beserta keluarga bersedia menandatangani lembar penerimaan pasien baru

b. Evaluasi Sumatif

1) Pasien beserta keluarga memberikan penilaian terhadap kualitas pelayan keperawatan yang diberikan selama masa perawatan.

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

(15)

kemampuan interpersonal diantara pihak yang terlibat semakin baik sehingga memudahkan arus belajar dari perawat kepada pasien untuk mendukung kesembuhan pasien dan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan profesional.

B. Saran

Perlu adanya penerapan yang berkelanjutan mengenai komunikasi interpersonal perawat dan pasien demi tercapainya pengalaman belajar yang baik untuk meningkatkan kemampuan penilaian klinis perawat dan memberikan pasien pelayanan asuhan keperawatan professional yang berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Gillies, Dee Ann. 1994. Nursing Management A System Approach, 3rd Edittion: USA, Saunders

2. Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam prektik Keperawatan Profesional Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika.

3. Rigolosi ELM. 2013. Management and Leadership in Nursing and Health Care : An Experiential Approach. Third Edition. Springer Publishing Company, New York.

4. SullivanEJ. 2013. Effective Leadership and Management in Nursing. Edition 8th. Pearson Education. USA.

5. Marguiss, Huston. 2000. Leadership roles and management function in nursing, Third edition, Lippincott, Philadelpia.

6. Banning, M. 2008. Clinical reasoning and its application to nursing: concepts and research studies. Nurse Educ Pract. 8, 177-183.

7. Kozier, dkk. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Alih Bahasa Pemilih.

Jakarta : EGC ; 2011.

8. Potter, Patrecia A., Perry, Anne Griffin. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik, Vol 1 Ed 4. Jakarta : EGC ; 2005.

(16)

9. Harjai, P.K. and Tiwari, R. 2009. Model of critical diagnostic reasoning: Achieving expert clinician performance. Nurse Educ Pract. 30, 305-311.

10. Kautz, D. D., Kuiper, R., Pesut, D. J., Knight-Brown, P. & Daneker, D. 2005a. Promoting clinical reasoning in undergraduate nursing students: application and evaluation of the Outcome-Present Test (OPT) model of clinical reasoning. Int J Nurs Educ Scholarsh, 2, Article 2.

11. Currentnursing. 2013. Application of Interpersonal Theory in Nursing

Practice. Diakses 10 November 2014.

http://currentnursing.com/nursing_theory/application_Peplau's_interpersonal_ theory.html

12. Tomey Ann Marriner, Alligood M.R. Nursing Theorists and Their work. 6 Ed. USA : Mosby Inc ; 2006.

13. Hidayat. 2004. Pengantar Konsep dasar Keperawatan. Salemba Medika. Jakarta.

14. Fleischer, S et al. Nurse-patient interaction and communication: A systematic literature review. J Public Health (2009) 17:339–353

15. Fitzpatrick, J.J. & Whall, A.L. Conceptual Models of Nursing, Analysis and Application. 2nd edition. Norwalk: Appleton & Lange ; 1989.

(17)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR LAMPIRAN... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Tujuan Penelitian... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori dan konsep Hildegard E. Peplau “Model

Keperawatan Hubungan Interpersonal”... 4 B. Penerimaan Pasien Baru... 10

BAB III PEMBAHASAN

A. Analisis Penempatan Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau ”Model Keperawatan Hubungan Interpersonal” Sebagai Micro Theory dalam Level of Theorithical

(18)

B. Aplikasi Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau ”Model Keperawatan Hubungan Interpersonal” dalam

Roleplay... 13

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan... 15 B. Saran... 15 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Alur Penerimaan Pasien Baru

2. Mekanisme kegiatan Penerimaan Pasien Baru

3. Petunjuk Teknis Pengisian Lembar Penerimaan Pasien Baru

4. Lembar Penerimaan Pasien Baru

5. Petunjuk Teknis Pengisian Lembar Serah Terima Pasien Baru

(19)

TUGAS INDIVIDU

MATA AJAR FILSAFAT DAN TEORI KEPERAWATAN

DOSEN: Dra. Setyowati, SKp., MAppSc., PhD

Rita Hadi Widyastuti, S.Kp., M.Kep.

Muhamad Rofii, S.Kp., Ns., M.Kep.

Aplikasi Hubungan Interpersonal dalam

Kegiatan Penerimaan Pasien Baru

Tak Kenal, Maka Tak Sayang

“Orientasikan Pasien, Bukti Pelayanan Keperawatan Profesional”

Oleh :

(20)

Herry Setiawan

NIM. 22020114410007

PROGRAM MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014

LAMPIRAN 1. Alur Penerimaan Pasien Baru

Pra

---Pelaksanaan

Karu memberitahu PP akan ada pasien baru

PP menyiapkan:

1. Lembar pasien masuk RS

2. Buku status dan lembar format

pengkajian pasien 3. Nursing kit

4. Informed concent sentralisasi obat

5. Lembar tata-tertib pasien dan

pengunjung

6. Lembar tingkat kepuasan pasien

7. Tempat tidur pasien baru

KARU, PP dan PA menyambut pasien baru

Anamnesa pasien baru oleh PP dan PA PP menjelaskan segala sesuatu yang tercantum

(21)

---Post

LAMPIRAN 2. Contoh Mekanisme kegiatan Penerimaan Pasien Baru

TAHAP KEGIATAN TEMPAT WAKTU PELAKSANA

Persiapan 1. KARU meminta PP untuk

mengklarifikasi pasien baru apakah sudah dilakukan orientasi oleh perawat yang bertugas sebelumnya

2. PP menyiapkan hal-hal

yang diperlukan dalam penerimaan pasien baru, diantaranya lembar pasien masuk RS, lembar status pasien, nursing kit, Booklet

untuk pasien baru, lembar tata-tertib pasien dan PP meminta bantuan PA untuk

mempersiapkannya

3. KARU menanyakan

kembali pada PP tentang kelengkapan untuk penerimaan pasien baru dan memeriksa kelengkapan dokumen yang telah disiapkan.

4. PP menyebutkan hal-hal

yang telah dipersiapkan

Pelaksanaan 1. KARU dan PP

(22)

keluarga dengan memberi salam serta menyampaikan kepada pasien dan keluarga bahwa PP dan PA akan kepada pasien dan keluarga sesuai dengan yang tercantum dalam lembar penerimaan pasien baru masuk serta menjelaskan beberapa hal yang perlu disampaikan kepada pasien dan keluarga. PP menjelaskan hal yang berkenaan dengan penyakit yang diderita pasien, terapi yang akan dijalani,

menjelaskan dokter yang menangani pasien dan jadwal

visite, menjelaskan fasilitas yang ada, aturan yang ada di rumah sakit. Mengorientasikan pasien pada ruangan /

lingkungan rumah sakit. PP menanyakan kembali pada pasien dan keluarga mengenai hal-hal yang belum dimengerti, kemudian PP dan PA mengajak keluarga pasien untuk orientasi

3. PP, pasien dan

keluarga menandatangani lembar penerimaan pasien baru

4. PP dan PA menemui

KARU dan melaporkan bahwa evaluasi penerimaan pasien baru telah selesai

Pasien dan Keluarga

(23)

kembali kelengkapan pengisian dokumen penerimaan pasien baru

2. KARU memberikan

reward/reinforcement pada PP dan PA

3. PP merencanakan

intervensi keperawatan.

Kepala

Ruangan PP

PA

LAMPIRAN 3. Petunjuk Teknis Pengisian Lembar Penerimaan Pasien Baru

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN

LEMBAR PENERIMAAN PASIEN BARU (RM 1)

1. Pengisian nama pasien, no register, diagnosa medis, alamat dan no telp, tanggal MRS dan jam.

2. Penjelasan mengenai:

a. Perkenalan diri, yaitu perkenalan perawat yang bertanggung jawab yaitu kepala ruangan, perawat primer dan perawat associate

b. Penjelasan tentang penyakit yang diderita, terapi yang nantinya diberikan

c. Perkenalan dokter yang bertanggung jawab.

d. Penjelasan tentang aturan rumah sakit: fasilitas, jam berkunjung, penunggu klien, waktu makan, tata cara pembayaran jasa rumah sakit.

e. Perkenalan ruangan/lingkungan: dapur, kamar mandi, ruang perawat, depo farmasi. Penjelasan akan sistem sentralisasi obat.

f. Anjuran tidak membawa barang berharga.

(24)

h. Menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan diisi dengan check list.

3. Pemberian tanggal dan tanda tangan perawat primer dan pasien/keluarga.

LAMPIRAN 4. Lembar Penerimaan Pasien Baru

LEMBAR PENERIMAAN PASIEN BARU

Nama/Umur : Alamat/No. Tlp :

No. RM : Tgl MRS/Jam :

Dx. Medis : Penanggung Jawab :

Penjelasan tentang :

1. Perkenalan diri

2. Perkenalan perawat yang bertanggung jawab : a. Kepala Ruangan

b. Perawat Primer c. Perawat Associate

3. Penjelasan tentang penyakit yang diderita, terapi yang akan diberikan dan persiapannya, hal-hal yang diperbolehkan dan tidak bagi pasien.

4. Perkenalkan dokter yang bertanggung jawab dan tenaga non keperawatan (administrasi, ahli gizi, dll)

5. Penjelasan tentang aturan Rumah sakit a. Fasilitas

b. Jam berkunjung c. Penunggu klien

1) penunggu adalah keluarga terdekat klien

(25)

d. Waktu makan

e. Tata cara pembayaran jasa rumah sakit f. Penjelasan akan sistem sentralisasi obat 6. Perkenalan ruangan/lingkungan

a. Dapur c. Ruang Perawat

b. Kamar mandi d. Depo Farmasi

7. Anjuran untuk tidak membawa barang berharga

8. Perkenalkan klien baru dengan klien lain yang sekamar (bila ada)

9. Menanyakan kembali tentang kejelasan informasi yang telah disampaikan  Keterangan : Isi dengan “ “ jika sudah dilakukan

Banjarbaru, ……...………2014 Perawat Primer,

Klien/keluarga

--- ---LAMPIRAN 5. Petunjuk Teknis Pengisian Lembar Serah Terima Pasien

Baru

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN LEMBAR SERAH TERIMA PASIEN BARU

1. Pengisian nama pasien, diagnosa medis, asal ruangan, tanggal dan waktu kedatangan pasien

2. Kolom daftar serah terima obat diisi dengan nama obat dan jumlahnya 3. Kolom daftar serah terima alat diisi dengan nama alat dan jumlahnya

4. Jenis pemeriksaan penunjang diisi dengan jenis pemeriksaan yang telah dilakukan

5. Catatan khusus berisikan catatan penting yang perlu ditambahkan dalam penerimaan pasien baru.

6. Pada baris terakhir diisikan nama ruang perawat yang menyerahkan pasien dan nama ruang perawat yang menerima pasien.

(26)
(27)

LAMPIRAN 6. Lembar Serah Terima Pasien Baru

LEMBAR SERAH TERIMA PASIEN BARU A. Serah terima Pasien

Telah diterima pasien baru :

N a m a : Umur :

No. RM : Tanggal :

Dx. Medis : Waktu :

Asal Ruangan :

B. Diagnosa keperawatan yang pernah muncul

No. Diagnosa Keperawatan Ditemukan Teratasi

C. Serah terima obat dan alat Daftar obat yang diterima

No. Nama Obat Jumlah

Daftar alat yang diterima

No. Nama Alat Jumlah

D. Jenis pemeriksaan penunjang

No. Jenis Pemeriksaan Penunjang Jumlah

E. Catatan khusus

Dari perawat ... ke perawat...sebagai perawat primer.

Banjarbaru, ………2014

Perawat asal ruangan, PP Ruang X,

Referensi

Dokumen terkait

Analisis kekerabatan nukleotida dan asam amino menunjukkan SPFMV dari Cikarawang berada pada satu kluster dengan isolat dari Jepang dan Spanyol (Gambar 3 a-b).. SPFMV

yang diberikan akan menentukan posisi sudut putaran dari poros motor servo. Lebih

2 Tahun 2008 tentang Parpol, menyebutkan: “Pendidikan politik partai politik adalah proses pembelajaran tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab setiap warga negara

Salah satu teknik yang digunakan untuk memecahkan permasalahan kombinatorial adalah Constraint Programming, yang memodelkan permasalahan yang ada dengan

Berdasarkan paparan latar belakang di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah “Aspek Moral dalam Novel Hafalan Shalat Delisa

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai adalah: Kondisi optimum pada proses pembuatan bioetanol dari sari kulit nanas dengan

Gejala mortalitas kutu daun akibat efek yang disebabkan oleh senyawa senyawa aktif batang brotowali dapat terlihat selama pengamatan ditunjukkan dengan penyusutan ukuran

Mereka juga mengatakan indikator lain untuk memperkuat kejadian hipertensi di kemudian hari adalah riwayat hipertensi keluarga yang positif, yaitu pasien yang dengan