• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA CUACA TERKAIT BANJIR DI KABUPATE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISA CUACA TERKAIT BANJIR DI KABUPATE"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA CUACA TERKAIT BANJIR DI KABUPATEN TANGGAMUS

Tanggamus. Akibat dari banjir ini puluhan rumah mengalami kerusakan yang cukup parah. Banjir yang dipicu oleh hujan deras ini menyebabkan meluapnya salah satu sungai di Kecamatan Napal Kabupaten Tanggamus. Air yang merendam 4 Desa ini diperkirakan setinggi 1 meter. Hujan lebat yang diprediksi terjadi di wilayah Tanggamus ini masih merupakan awal dari musim hujan untuk wilayah Lampung yang diprediksi mengalami puncak musim hujan pada bulan Desember hingga Januari tahun depan.

Hasil analisa secara meteorologi banjir di Kabupaten Tanggamus yang jumlah curah hujannya pada saat itu ±100 mm disebakan oleh adanya belokan angin di wilayah Lampung karena pengaruh tekanan rendah yang lokasinya berada di Laut Cina Selatan. Nilai kelembaban relatif juga bernilai cukup tinggi mulai dari lapisan permukaan sampai dengan lapisan ±850mb dimana kondisi ini membuat awan yang melewati wilayah ini akan semakin hidup dan semakin aktif. Hasil analisa estimasi curah hujan dari satelit TRMM memberikan gambaran yang baik di lokasi kejadian dengan nilai estimasi curah hujan ±39,12 mm. Lalu pantauan citra satelit Himawari hujan lebat berasal dari awan Cumulunimbus yang melewati wilayah Tanggamus mulai dini hari dan dampaknya kurang lebih 2-3 jam setelahnya banjir tersebut terjadi.

Kata Kunci : Banjir, Meteorologi, Cumulunimbus.

ABSTRACT

There have been floods that hit 4 Villages in 3 Subdistricts located in Tanggamus Regency. As a

result of this flooding dozens of houses suffered severe damage. Flood triggered by heavy rain

(2)

soaked 4 villages is estimated as high as 1 meter. The predicted heavy rain in Tanggamus region

is still the beginning of the rainy season for Lampung region which is predicted to experience the

peak of the rainy season in December to January next year.

The results of meteorological analysis of floods in Tanggamus District that the amount of

rainfall at that time ± 100 mm caused by wind bends in the area of Lampung due to the influence

of low pressure located in the South China Sea. The relative humidity values are also quite high

ranging from the surface layer to the layer of ± 850mb where this condition makes the clouds

through this region will be more alive and more active. The result of rainfall estimation analysis

from TRMM satellite gives a good description in the location of the incident with an estimated

Telah terjadi banjir yang menerjang 4 Desa di 3 Kecamatan yang terletak di Kabupaten Tanggamus. Akibat dari banjir ini puluhan rumah mengalami kerusakan yang cukup parah. Banjir yang dipicu oleh hujan deras ini menyebabkan meluapnya salah satu sungai di Kecamatan Napal Kabupaten Tanggamus. Air yang merendam 4 Desa ini diperkirakan setinggi 1 meter. Hujan lebat yang diprediksi terjadi di wilayah Tanggamus ini masih merupakan awal dari musim hujan untuk wilayah Lampung yang diprediksi mengalami puncak musim hujan pada bulan Desember hingga Januari tahun depan.

(3)

2. DATA DAN METODE

2.1 Data

Lokasi penelitian difokuskan pada Provinsi Lampung terutama di sekitar wilayah Kabupaten Tanggamus sebab hujan lebat yang diprediksi menyebabkan banjir berada di wilayah tersebut. Data curah hujan merupakan data dari beberapa titik pos hujan serta data pengamatan stasiun meteorologi, klimat, dan maritim di wilayah Lampung.

Pengamatan curah hujan di sekitar wilayah Banjir :

STASIUN CURAH HUJAN KETERANGAN

(4)

2.2 Metode

Analisa akan dilakukan bertahap mulai dari analisa gangguan cuaca skala global, regional, lalu lokal. Dengan menggunakan metode ini akan ditarik kesimpulan faktor-faktor apa saja yang mendukung terjadinya prediksi hujan lebat pada saat itu. Selain analisa pada saat kejadian, analisa meteorologi juga dilakukan untuk mengetahui prospek cuaca kedepannya di wilayah Lampung.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Madden Julian Oscillation (MJO)

Gambar 1. MJO 25 – 26 Oktober 2017

(5)

MJO tidak memberikan kontribusinya terhadap pembentukan awan di wilayah Indonesia termasuk wilayah Lampung dan sekitarnya. Pengaruh MJO terhadap pembentukan awan juga merujuk kepada posisi matahari, pengaruh paling besar jika matahari berada di posisi sedang berada di khatulistiwa (Maret & September).

B. Outgoing Longwave Radiation (OLR)

Gambar 2. OLR 25 – 26 Oktober 2017

(6)

Nilai rata - rata OLR tanggal 25 – 26 Oktober 2017 di wilayah Lampung pada umumnya menunjukkan nilai yang normal. Nilai OLR yang rendah menunjukkan bahwa tutupan awan di wilayah tersebut sangat signifikan (banyak dan tebal) hal ini dapat mengindikasikan banyaknya pertumbuhan awan konvektif di wilayah tersebut. Pada kondisi kejadian yang diprediksi hujan lebat nilai OLR tidak mengindikasinya adanya tutupan awan yang cukup signifikan di wilayah Tanggamus dan sekitarnya. Nilai OLR yang tergambar pada peta yaitu berkisar antara <230 W/m2 sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi klimatoligisnya. Anomali OLR yang ditunjukkan pada peta menunjukkan nilai yang positif berkisar antara 20 s/d 40 W/m², yang artinya nilai OLR berada di angka normal dan tidak menunjukka adanya tutupan awan yang signifikan di wilayah Tanggamus dan sekitarnya pada tanggal 25 – 25 Oktober 2017.

C. Angin Gradient (3000 ft)

Gambar 4. Angin Gradien 26 Oktober 2017 Jam 0.00 UTC

(7)

terbentuk karena adanya tekanan rendah di wilayah Laut Cina Selatan yang menjadi pusat sehingga angin dominan bergerak menuju ke daerah tersebut.

Sedangkan untuk wilayah perairan barat Lampung cenderung mengalami kondisi cuaca yang baik karena adanya area divergensi atau penyebaran pola angin yang disebabkan sirkulasi Eddy di wilayah Samudera Hindia.

D. Suhu Muka Laut

Gambar 5. Suhu Muka Laut 25 – 26 Oktober 2017

(8)

Kondisi suhu muka laut di sekitar wilayah Lampung berkisar 28°C – 29°C. Anomali suhu muka laut pada tanggal 25 – 26 Oktober 2017 cenderung lebih hangat dibandingkan kondisi klimatologisnya yang nilainya berkisar (0.3)°C – (0.6)°C. Meskipun anomalinya menunukkan nilai yang positif namun kondisi suhu muka lautnya tidak terlalu signifikan (<30°C).

Dengan kondisi suhu muka laut yang tidak terlampau hangat untuk mendukung proses pembentukan awan-awan konvektif terutama di wilayah Tanggamus dan sekitarnya tentu ada proses konvektif yang berskala lokal yang berpotensi membentuk awan konvektif dengan skala yang relatif kecil dengan intensitas hujan yang sangat lebat namun waktu terjadinya sangat singkat.

E. Kelembaban Udara (RH)

(9)

Gambar 8. Kelembaban Relatif Vertikal 25 – 26 Oktober 2017

Nilai kelembaban relatif di lapisan 850 mb pada saat kejadian yang diprediksi hujan lebat berkisar 75% – 80%. Lapisan 850 mb dianggap mewakili gambaran kondisi kelembaban atmosfer sebagai lapisan dimana awan konvektif terbentuk. Untuk lapisan 850 mb kondisi nilai kelembaban ini relatif normal namun tidak begitu tinggi dan potensi pembentukan awan bisa tetap terjadi.

(10)

F. Tropical Rainfall Measuring Mission (TRMM)

Gambar 9. TRMM 25 – 26 Oktober 2017

Analisa akumulasi estimasi curah hujan berdasarkan satelit TRMM didapatkan nilai curah hujan yang cukup tinggi di lokasi terjadinya banjir yaitu ±39,12 mm. Jika dibandingkan dengan hasil pengamatan data curah hujan pos hujan yang ada di wilayah Tanggamus hasilnya cukup merepresentasikan kondisi yang terjadi disana, dengan luas wilayah yang terkena dampak hujan serta wilayah yang tidak terdapat pos hujan. Untuk pos hujan yang lokasinya berjarak ±6 km dari hulu sungai jumlah curah hujan pada tanggal 26 Oktober 2017 terbilang sangat tinggi mencapai ±100 mm. Dengan curah hujan sebanyak itu tentu saja dengan mudahnya membuat sungai meluap dan merendam 4 desa disekitarnya.

(11)

G. Analisa Citra Satelit

Gambar 10. Citra Satelit Himawari 26 Oktober 2017

(12)

yang lokasi terbentuknya berada di sebelah selatan wilayah Tanggamus. Pergerakan awan Cumulunimbus ini dari arah barat menuju ke timur tepatnya ke wilayah Pesisir Barat bagian selatan dan punah setelahnya.

Hujan lebat ini terjadi sejak dini hari dan mengalami puncaknya pada pagi sekitar jam 7 – 8 WIB. Hal ini yang berbahaya karena hujan lebat turun di waktu masyarakat sedang terlelap beruntung tidak ada korban jiwa dalam musibah ini namun masyarakat merugi yang tidak sedikit. Bukan hanya rumah mereka namun sawah dan kebun juga terkena imbasnya.

Analisa potensi curah hujan dari satelit Himawari didapatkan potensi hujan yang turun adalah hujan sedang – lebat. Jika dilihat dari kondisinya hujan ini adalah pengaruh dari adveksi yaitu masuknya awan hujan ke wilayah yang dalam kondisi atmosfer kering. Ciri-ciri hujan yang terjadi akibat dari proses adveksi adalah terjadinya pada waktu dimana sudah tidak terjadi lagi proses pemanasan permukaan bumi atau konveksi, biasanya terjadi tengah malam hingga dini bahkan pagi hari.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

(13)

5. DAFTAR PUSTAKA

http://www.bom.gov.au/australia/charts

http://202.90.198.212/awscenter/

ftp://202.90.199.115/

https://www.esrl.noaa.gov/psd/data/composites/day/

https://kumparan.com/jihad-akbar1487918664529/puluhan-rumah-rusak-akibat-banjir-bandang-di-tanggamus-lampung diakses 2 November 2017

Gambar

Gambar 1. MJO 25 – 26 Oktober 2017
Gambar 2. OLR 25 – 26 Oktober 2017
Gambar 4. Angin Gradien 26 Oktober 2017 Jam 0.00 UTC
Gambar 5. Suhu Muka Laut 25 – 26 Oktober 2017
+5

Referensi

Dokumen terkait

Harus diberi alas papan (palet). Dinding dibuat licin dan di cat warna cerah. Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam. Gudang digunakan khusus untuk penyimpanan

dan malam hari. c) 3 (tiga) kali sehari, berarti obat tersebut harus diminum pada pagi, siang dan malam hari. 4) Minum obat sampai habis, berarti obat harus diminum sampai

Akses masyarakat terhadap obat esensial dipengaruhi oleh empat faktor utama, yaitu penggunaan obat yang rasional, harga yang terjangkau, pembiayaan yang berkelanjutan, dan

Inventory pada sebuah hotel merupakan salah satu bagian yang dapat menjadi sebuah cost center, dalam arti sebagai tempat tersimpannya catatan sebagian biaya pembelanjaan hotel.

Bab Keempat Analisis Tata Kelola Pemerintahan Desa Songgom Jaya Kecamatan Cikande Kabupaten Serang : Penerapan Tata Kelola Pemerintahan Desa Songgom Jaya Analisis

➢ Kronologis : hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah Kota Samarinda dan menyebabkan banjir genangan pada hari Kamis, 2 September 2021 Pukul 16.40 WITA.. ➢

Berdasarkan analisis parameter-parameter diatas sebagian besar mendukung terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi waktu yang cukup lama

Dari Gambar 2.7 tersebut dapat dilihat keefektifan sengkang spiral dalam menahan inti beton lebih baik daripada sengkang persegi, karena pada pengekangan spiral