• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FAKTOR SOSIAL DALAM ADOPSI E-COMMERCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH FAKTOR SOSIAL DALAM ADOPSI E-COMMERCE"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PENGARUH FAKTOR SOSIAL DALAM ADOPSI

E-COMMERCE

(Studi pada UKM di Solo dan Jogjakarta)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat

Untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Oleh :

Shinta Retnoningtyas

F 0207113

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

(2)

commit to user

ii

(3)

commit to user

(4)

commit to user

iv

MOTTO

Nothing is impossible, you just need to believe.

( Kungfu Panda )

You only live once, but if you do it right, once is enough.

( Mae West )

Take care of your body. It's the only place you have to live.

( Jim Rohn )

(5)

commit to user

v

PERSEMBAHAN

Finally, the journey ends….bukan karena kuat atau hebat tapi karena doa, dukungan yang begitu besar dari orang-orang di sekelilingku…..

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

J Bapak, mama (almh.) dan mama Merry

terima kasih atas segala doa, kasih sayang dan pengorbanannya yang telah membimbing dan menemani sampai saat ini. Terimakasih ya Allah.

J Mas Seno dan Dhanang, terimakasih atas

perhatian dan segala pengorbanannya selama ini.

J Ary Yulianto terimakasih telah hadir dan

menemani hingga saat ini..

J Arlinasari teman seperjuangan yang selalu

ada setiap saat.

J Teman – teman yang telah membantuku

dengan tulus.

(6)

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

ﻢــــــﺴِﺒﻟ

ا ﷲا

ﻦﻤﺣٌﺮﻟ

ا

ﻢﯿﺣ ٌﺮﻟ

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan

Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunianya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH FAKTOR SOSIAL DALAM

ADOPSI E-COMMERCE (Studi pada UKM di Solo dan Jogjakarta)”.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak sekali

petunjuk, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, dengan segala

kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Haryanto, SE, M.Si selaku Pembimbing Skripsi yang telah sabar memberikan

bimbingan dan saran-saran yang sangat berarti dalam penulisan skripsi ini.

2. Dr. Wisnu Untoro, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret.

3. Dr. Hunik Sri Runing, M.Si., selaku Ketua Jurusan Manajemen FE UNS.

4. Reza Rahardian, SE. M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Manajemen FE UNS.

5. Orang tua, kakak dan adikku dan segenap keluarga yang senantiasa

memberikan doa, dukungan dan semangat untuk menyelesaikan penulisan

skripsi ini.

6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak

(7)

commit to user

vii

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna.

Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan

kesempurnaan karya sederhana ini. Akhirnya, penulis berharap semoga karya sederhana

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surakarta, 18 Mei 2012

(8)

commit to user

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Masalah ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Pengertian Isu Utama Penelitian .. ... 9

1. Theory of Reasoned Action (TRA)... 10

2. Technology Acceptance Model (TAM)... 10

3. Usaha Kecil dan Menengah... 13

4. E-commerce ... 15

B. Penelitian Terdahulu ... 17

(9)

commit to user

ix

BAB III . METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian... …… 23

B. Populasi, Sample, dan Teknik Pengambilan Sampel. ... 24

1. Populasi. ... 24

2. Sample. ... 24

3. Teknik Pengambilan Sampel. ... 25

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 26

D. Metode Analisis Data ... 29

1. Analisis Deskritif ... 30

2. Uji Instrumen Penelitian ... 30

3. Analisis Structural Equation Model ... 32

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Deskriptif ... 37

B. Instrumen Penelitian ... 42

1. Uji Validitas ... 42

2. Uji Reliabilitas ... 45

C. Analisis Structural Equation Model (SEM) ... 46

1. Asumsi Kecukupan Sample ... 46

2. Normalitas ... 46

3. Outliers ... 48

4. Kriteria Goodness of Fit... 52

5. Modifikasi Model ... 53

D. Analisis Uji Hipotesis dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 53

1. Uji Hipotesis ... 53

2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 56

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 63

(10)

commit to user

x

C. Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA

(11)

commit to user

xi

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR Halaman

II.1. Theory of Reasoned Action (TRA) ... 10

II.2. Technology Acceptance Model (TAM) ... 12

(12)

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

TABEL Halaman

II.1. Tabel Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap IT ... 13

II.2 Tabel Penelitian Terdahulu... 17

III.1. Tabel Goodness of Fit Model Struktural ... 36

IV.1 Tabel Distribusi Responden Berdasar Alamat ... 38

IV.2 Tabel Distribusi Responden Berdasar Jenis Kelamin (Gender) ... 39

IV.3 Tabel Distribusi Responden Berdasar Tingkat Pendidikan ... 39

IV.4 TabelDistribusi Responden Berdasar Jenis Usaha ... 40

IV.5 Tabel Distribusi Responden Berdasar Posisi Jabatan Pekerjaan ... 40

IV.6 Tabel Distribusi Responden Berdasar Usia, Lama Usaha dan Frekuensi Penggunaan E-commerce ... 41

IV.7 Distribusi Responden Berdasar Lama Usaha... 41

IV.8 Distribusi Responden Berdasar Frekuensi Penggunaan E-commerce... 42

IV.9 Tabel Uji Validitas 1 ... 43

IV.10 Tabel Uji Validitas 2 ... 44

IV.11 Tabel Hasil Uji Reliabilitas ... 45

IV.12 Tabel Assessment of normality (Group number 1) Sebelum Outliers... 47

IV.13 Tabel Jarak Mahalanobis Data1 ... 49

IV.14. Tabel Jarak Mahalanobis Data 2 ... 49

IV.15 Uji Validitas setelah Outliers... 51

IV.16 Uji Reliabilitas Setelah Outliers……….. 52

IV.17 Tabel Assessment of normality (Group number 1) Setelah Outliers………. 52

IV.18 Tabel Goodness of Fit Model Struktural Sebelum Modifikasi ... 53

IV.19 Tabel Goodness of Fit Model Struktural Setelah Modifikasi ... 55

(13)

commit to user

ABSTRACT

EFFECT OF SOCIAL FACTORS IN E-COMMERCE ADOPTION (Research on SMEs in Solo and Yogyakarta)

Oleh

Shinta Retnoningtyas

F 0207113

Pembimbing : Haryanto, SE, M.Si

NIP. 197403092006041001

The purpose of this study was to explain the influence of social influence, perceived usefullness, perceived ease to use, attitude towards using, and intention to re-use towards actual usage in e-commerce adoption by Technology Acceptance Model (TAM) approach.

This research was a causal research with survey method. The population of this study was SMEs (small and medium-sized enterprises) in Solo and Yogyakarta that have been continuing to apply e-commerce in their business activities. Sampling method in this study was purposive sampling with total of respondents 157 SMEs.

Structural Equation modeling (SEM) was implemented to analyze data and to test the hipothesis. Based on the analysis of the structural model indicated that social influence has positive influence on perceived usefulness, perceived usefulness has positive influence on attitude towards using and intention to re-use has positive influence on actual use. On the other hand, social influence does not affect perceived ease of use, perceived ease of use does not affect attitude towards using and attitude towards using does not affect the intention to re - use.

(14)

commit to user

ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR SOSIAL DALAM ADOPSI E-COMMERCE

(Studi pada UKM di Solo dan Jogjakarta)

Oleh

Shinta Retnoningtyas

F 0207113

Pembimbing : Haryanto, SE, M.Si

NIP. 197403092006041001

Studi ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh social influence, perceived usefullness, perceived ease to use, attitude towards using, dan intention to re-use terhadap actual usage dalam adopsi e-commerce berdasarkan pendekatan Technology of Acceptance Model (TAM).

Penelitian ini merupakan penelitian kausal dengan metode survei. Populasi penelitian adalah individu yang menjadi pelaku UKM yang telah dan tetap akan menggunakan e-commerce dalam bisnisnya di Solo dan Jogjakarta.. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling dengan total responden 172 UKM.

Structural Equation modeling (SEM) digunakan untuk menganalisis data dan menguji hipotesis. Berdasarkan hasil analisis model struktural yang dilakukan mengindikasi bahwa social influence berpengaruh positif pada perceived usefulness, perceived usefulness berpengaruh positif pada attitude towards using dan intention to re-use berpengaruh positif pada actual use. Di sisi lain, hasil pengujian juga mengindikasikan bahwa sosial influence berpengaruh negatif pada perceived ease of use, perceived ease of use berpengaruh negatif pada attitude towards using dan attitude towards using tidak mempengaruhi intention to re – use.

(15)

commit to user

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sesuai dengan Undang - Undang Nomor

20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, didefinisikan sebagai

usaha produktif milik orang perorangan dan atau badan usaha perorangan yang

memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai

sektor yang mempunyai peranan yang penting (www.depkop.go.id).

Data dari Biro Pusat Statistik (BPS). menunjukkan bahwa persentase jumlah

UKM dibandingkan total perusahaan pada tahun 2001 adalah sebesar 99,9%. Pada

tahun yang sama, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh sektor ini mencapai

99,4% dari total tenaga kerja. Demikian juga sumbangannya pada Produk

Domestik Bruto (PDB) juga besar, lebih dari separuh ekonomi kita didukung oleh

produksi dari UKM (59,3%). Data-data tersebut menunjukkan bahwa peranan

UKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral dalam menyediakan lapangan

pekerjaan dan menghasilkan output (www.bisnisukm.com).

Peranan UKM menjadi bagian yang diutamakan dalam setiap perencanaan

tahapan pembangunan yang dikelola oleh dua departemen, yaitu Departemen

Perindustrian dan Perdagangan dan Departemen Koperasi dan UKM, namun

demikian usaha pengembangan yang telah dilaksanakan masih belum memuaskan

hasilnya, karena pada kenyataannya kemajuan UKM sangat kecil dibandingkan

(16)

commit to user

Semakin terbukanya pasar didalam negeri merupakan ancaman bagi UKM

dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat, dengan semakin banyaknya

barang dan jasa yang masuk dari luar akibat dampak globalisasi. Oleh karena itu

pembinaan dan pengembangan UKM saat ini cukup strategis untuk memperbaiki

perekonomian rakyat. Pelaku UKM perlu melakukan pengembangan strategi

bisnis baru untuk menggerakkan pemasaran produk, perdagangan, manajerial dan

keterampilan. Pengembangan strategi bisnis yang bisa dilakukan UKM adalah

mengadopsi teknologi informatika dalam hal ini e-commerce dalam tingkatan

sesuai ukuran perusahaan. E-commerce memberikan banyak manfaat bagi pelaku

bisnis seperti menghemat waktu, memperbaiki mutu, mengurangi tenaga kerja,

meningkatkan efektivitas biaya, berbagi informasi, memfasilitasi akses informasi

perdagangan dan sebagainya (www.smecda.com).

Penelitian tentang penggunaan sistem dan teknologi baru menarik untuk

diteliti dalam menjelaskan perilaku bisnis yang menggunakan e-commerce di

Indonesia. Hal tersebut didasarkan pada penelitian terdahulu yang menunjukkan

bahwa daya terap model bersifat terbatas yang dipengaruhi oleh karakteristik

individu yang menjadi responden atau sampel dalam penelitian. Hal ini dapat

diketahui melalui penelitian terdahulu antara lain mengenai Theory Reason Action

(Ajzen , 1975), Technology Acceptance Model (Davis , 1989) dan Social Influence

for Perceived Usefulness and Ease-of-Use of Course Delivery Systems (Shen et

al., 2006).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji model penelitian agar model yang

terbentuk dapat diaplikasi pada setting penelitian terkait faktor-faktor yang

mempengaruhi individu menggunakan e-commerce yang mengadopsi TAM

(17)

commit to user

dikarenakan bila sebuah model dipaksakan untuk diterapkan pada setting

penelitian yang berbeda maka akan berdampak pada pembiasan hasil penelitian.

Technology Acceptance Model (TAM) adalah sebuah teori sistem informasi

yang dirancang untuk menjelaskan bagaimana pengguna mengerti dan

menggunakan sebuah teknologi informasi (Davis, 1989). TAM merupakan

pengembangan Theory of Reason Action (TRA) dari Fishbein dan Ajzen (1975)

sebagai dasar teoritikal yang digunakan untuk melihat bagaimana tingkat adopsi

responden dalam menerima teknologi informasi. TRA menjelaskan bahwa niat

perilaku (behavior intention) dipengaruhi oleh sikap (attitude towards behavior)

dan norma subjektif (subjective norms).

Davis berpendapat bahwa sikap dipengaruhi oleh adanya persepsi mengenai

kegunaan (perceived usefulness) dan persepsi mengenai kemudahan penggunaan

(perceived ease of use) yang selanjutnya mempengaruhi niat untuk

menggunakan teknologi. Pada akhirnya, niat menentukan apakah akan

menggunakan teknologi. TAM didesain untuk memprediksi pengguna adopsi

aplikasi teknologi informasi, meskipun begitu penelitian ini sudah memodifikasi

model asli untuk menjelaskan persepsi penerimaan perdagangan yang mengadopsi

e-commerce.

Penelitian ini menambahkan faktor sosial sebagai variabel eksternal dengan

pertimbangan bahwa dalam mengadopsi e-commerce, pelaku UKM seringkali

dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

dilakukan oleh Shen et al., (2006) terkait adopsi TAM di tingkat pelajar yang

dipengaruhi lingkungan pendidikan.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Ajzen (1975) dan Davis

(18)

commit to user

variabel, yaitu persepsi kegunaan (perceived usefulness), persepsi kemudahan

penggunaan (perceived ease of use), sikap (attitude toward using), niat perilaku

(behavioral intention) dan penggunaan sebenarnya (actual use) dengan

mempertimbangkan pengaruh sosial (social infulence) sebagai variabel eksternal

(Shen et al., 2006). Hal tersebut dikarenakan terdapat kesamaan isu peneltian

terkait penggunaan sistem dan teknologi baru. Dengan demikian, penelitian

diharapkan mampu memprediksi perilaku pengguna e-commerce dalam menerima

serta menggunakan sistem dan teknologi.

Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan

untuk pengembangan model. Pertama, pengaruh sosial (social influence)

didefinisikan sebagai sejauh mana seorang individu mempersepsikan kepentingan

yang dipercaya orang lain yang mempengaruhinya menggunakan sistem baru

(Jogiyanto : 2007, hal 321). Variabel ini penting untuk diteliti karena merupakan

pembentuk persepsi kemudahan dan kegunaan.

Kedua, persepsi kegunaan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai

tingkat keyakinan individu bahwa dengan menggunakan sistem atau teknologi

tertentu akan meningkatkan kualitas kerjanya (Davis, 1989). Variabel ini penting

untuk diteliti karena merupakan pembentuk sikap dan niat menggunakan

teknologi.

Ketiga, persepsi kemudahan penggunaan (perceived ease of use)

didefinisikan sebagai tingkat keyakinan individu bahwa dengan menggunakan

sistem atau teknologi tertentu akan terbebas dari kerja keras (Davis, 1989)

Variabel ini penting untuk diteliliti karena merupakan pembentuk sikap

(19)

commit to user

Keempat, sikap (attitude toward using) didefinisikan sebagai sikap terhadap

penggunaan sistem dalam bentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila

seseorang menggunakan suatu teknologi dalam pekerjaannya (Davis, 1989; Davis

et al., 1989). Variabel ini penting untuk diteliti karena merupakan pembentuk

Re-Intention to Use yang akan menentukan penggunaan teknologi.

Kelima, niat ulang penggunaan (re-Intention to Use) adalah kecenderungan

atau keinginan individu untuk menggunakan suatu teknologi. Niat perilaku

penggunaan teknologi dibentuk oleh persepsi kegunaan (perceived usefulness) dan

sikap (attitude toward using).

Keenam, penggunaan sesungguhnya (actual use) merupakan variabel

dependen yang penting untuk diteliti guna memberikan prediksi terkait

penggunaan sebuah sistem atau teknologi baru. Variabel ini diposisikan sebagai

variabel dependen yang dipengaruhi oleh sikap dan niat perilaku (Davis, 1989)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hubungan variabel yang telah dijelaskan sebelumnya, berikut

ini adalah rumusan permasalahan untuk menjelaskan fenomena penggunaan ulang

e-commerce bagi pelaku UKM di Surakarta yang menjadi obyek penelitian ini.

1. Apakah pengaruh sosial (social influence) berpengaruh pada persepsi

kemudahan (perceived ease of use) dan perepsi kegunaan (perceived

usefulness) dalam penggunaan e-commerce?

2. Apakah persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) dan persepsi

kemudahan (perceived ease of use) berpengaruh pada sikap penggunaan

(20)

commit to user

3. Apakah persepsi kegunaan (perceived usefulness) berpengaruh langsung pada

niat untuk menggunakan kembali (re-intention to use) dalam penggunaan

e-commerce?

4. Apakah sikap terhadap penggunaan (attitude toward using) berpengaruh pada

niat untuk menggunakan kembali (re-intention to use) dalam penggunaan

e-commerce?

5. Apakah niat untuk menggunakan kembali (re-intention to use) berpengaruh

langsung pada penggunaan sesungguhnya (actual usage) dalam penggunaan

e-commerce?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji model fit, diharapkan hasil dari

penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel-variabel yang

membentuk perilaku penggunaan e-commerce. Model yang dihasilkan dari

penelitian ini merupakan pengembangan dari model-model penelitian terdahulu

terkait penggunaan e-commerce.

Peneitian ini bertujuan untuk menjelaskan dimensi-dimensi yang

membentuk penggunaan e-commerce di Indonesia, menjelaskan pengaruh sosial

pada persepsi kemudahan dan persepsi kegunaan, persepsi kegunaan dan persepsi

kemudahan pada sikap penggunaan e-commerce, pengaruh persepsi kegunaan

langsung pada niat penggunaan e-commerce ,pengaruh sikap pada niat

penggunaan e-commerce dan pengaruh niat pada penggunaan e-commerce yang

sesungguhnya. Adanya pengujian ini diharapkan mampu menjelaskan

(21)

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat dalam penelitian ini berkaitan dengan tujuan yang

ingin dicapai, antara lain kemanfaatan teoritis dan kemanfaatan praktis.

Kemanfaatan teoritis. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini

mempunyai keunikan yang berbeda dari penelitian-penelitian sebelumnya.

Keunikan ini dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti pengaruh sosial (social

influence) dalam lingkungan bisnis, sehingga model yang dihasilkan diharapkan

dapat menjadi model alternatif yang dapat digunakan untuk menjelaskan

kompleksitas fenomena penggunaan e-commerce.

Kemanfaatan praktis. Model yang dikembangkan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan penggunaan teknologi (actual

use) pada UKM. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman

pada pemasar tentang upaya-upaya yang sebaiknya dilakukan untuk meningkatkan

penggunaan teknologi terkait penggunaan e-commerce. Melalui penelitian ini,

pemasar diharapkan dapat memahami faktor-faktor yang diperkirakan dapat

meningkatkan variabel tersebut.

E. Batasan Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah pelaku UKM yang menggunakan

teknologi dalam hal ini adalah e-commerce. Pelaku UKM di Solo dan Jogjakarta

sebagai obyek penelitian berdasarkan pertimbangan mengenai penggunaan

e-commerce yang dapat diaplikasikan pada aktivitas bisnis Usaha Kecil-Menengah

(UKM) .

Penelitian ini bertumpu pada ruang lingkup metode riset yang terbatas,

(22)

commit to user

kehati-hatian dalam mencermati background factor yang melatarbelakangi

penelitian. Peneliti mengambil setting kota Solo dan Jogjakarta dengan

pertimbangan bahwa pelaku UKM di Solo dan Jogjakarta sudah banyak yang

(23)

commit to user

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Kajian literatur-literatur terdahulu menjelaskan fenomena faktor-faktor yang

mempengaruhi adanya pembentukan penggunaan e-commerce. Pembahasan pada

bab ini dimaksudkan untuk memberi penjelasan mengenai posisi studi ini

dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu berdasarkan variabel-variabel yang

menjadi obyek amatan serta hubungan antar variabel yang terbentuk. Penjelasan

tersebut dimaksudkan untuk memberi model dasar dalam merumuskan hipotesis

dan pengembangan model yang diusulkan. Selain itu, bab ini bertujuan untuk

memberikan landasan teoritikal terkait dengan hubungan antar variabel yang

terbentuk antara persepsi kemanfaatan, persepsi kemudahan, sikap, norma

subjektif, niat penggunaan dan penggunaan teknologi.

Berikut ini adalah penjelasan dari setiap sub bahasan tersebut.

A. Pengertian Isu Utama Penelitian

Penggunaan e-commerce merupakan variabel dependen yang dipandang

penting untuk diteliti guna memberikan suatu prediksi mengenai perilaku

penggunaan e-commerce. Penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam

mengungkap variabel-variabel yang membentuknya. Variabel ini didefinisikan

sebagai kecenderungan individu untuk menerima suatu sistem atau teknologi

baru, yang secara umum diukur dengan penggunaan e-commerce. Isu ini menjadi

penting untuk dikaji karena pemasar perlu mengetahui faktor-faktor apa saja yang

(24)

commit to user

1. Theory of Reasoned Action (TRA)

TRA adalah suatu teori yang berhubungan dengan sikap dan perilaku

individu dalam melaksanakan kegiatan atau tindakan yang beralasan dalam

kontek penggunaan teknologi informasi. Seseorang akan memanfaatkan

komputer atau teknologi informasi dengan alasan bahwa teknologi tersebut

akan menghasilkan manfaat bagi dirinya. Menurut Ajzen dan Fishbein, niat

melakukan atau tidak melakukan sebuah tindakan tertentu dipengaruhi oleh

dua penentu dasar, yang pertama berhubungan dengan sikap (attitude towards

behavior) dan norma subjektif (subjective norms).

Ajzen dan Fishbein dalam TRA menambahkan keyakinan (beliefs) untuk

mengungkapkan pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat untuk

dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku. TRA menjelaskan bahwa sikap

berasal dari keyakinan terhadap perilaku, sedangkan norma subjektif berasal

dari keyakinan normatif. Konstruk variabel TRA dapat dilihat pada Gambar

II.1.

2. Technology Acceptance Model (TAM)

Technology Acceptance Model (TAM) dikembangkan untuk

menjelaskan perilaku penggunaan komputer. Model TAM yang dikembangkan

(25)

commit to user

penelitian teknologi informasi, perilaku akuntansi, dan psikologi (Taylor dan

Todd, 1995; Igbaria et al., 1997). Sampai saat ini TAM merupakan model

yang paling banyak digunakan dalam memprediksi penerimaan teknologi

informasi (Gefen, 2002) dan menjadi model teoritis yang berguna dalam

membantu memahami dan menjelaskan perilaku pemakai dalam implementasi

sistem informasi. Tujuan model ini untuk menjelaskan faktor-faktor utama

dari perilaku pemakai teknologi informasi terhadap penerimaan penggunaan

teknologi informasi itu sendiri. Model TAM secara lebih terperinci

menjelaskan penerimaan teknologi informasi dengan dimensi-dimensi tertentu

yang dapat mempengaruhi dengan mudah diterimanya teknologi informasi

oleh pemakai.

TAM mendefinisikan dua persepsi dari pemakai teknologi yang

memiliki suatu dampak pada penerimaan mereka. TAM menekankan pada

persepsi pemakai tentang ”bagaimana kegunaan sistem untuk saya” dan

”semudah apakah sistem ini digunakan” adalah dua faktor kuat yang

mempengaruhi penerimaan atas teknologi dan merupakan determinan

fundamental dalam penerimaan pemakai. Model ini menempatkan faktor sikap

dan tiap-tiap perilaku pemakai dengan dua variabel yaitu

kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use).

Kemudahan penggunaan serta kemanfaatan adalah dua karakteristik yang

banyak dipelajari secara mendalam karena merupakan hal utama

(26)

commit to user

Gambar II.2 menunjukkan persepsi pengguna teknologi informasi akan

mempengaruhi sikapnya dalam penerimaan penggunaan teknologi informasi,

yaitu salah satu faktor yang dapat mempengaruhi adalah persepsi pemakai atas

kemanfaatan dan kemudahan penggunaan teknologi informasi sebagai suatu

tindakan yang beralasan dalam konteks penggunaan teknologi informasi,

sehingga alasan seseorang dalam melihat manfaat dan kemudahan penggunaan

teknologi informasi menjadikan tindakan orang tersebut dapat menerima

penggunaan teknologi informasi. Kedua variabel model TAM yaitu

kemanfaatan (usefulness) dan kemudahan penggunaan (ease of use) dapat

menjelaskan aspek keperilakuan pengguna (Igbaria et al., 1997).

Davis et al., (1989) mengungkap lebih jauh mengenai hubungan antara

persepsi manfaat dan persepsi kemudahan menggunakan teknologi ini dengan

(27)

commit to user

Tabel II.1

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap IT No Kegunaan (usefulness) Kemudahan (ease of use)

1 Bekerja lebih cepat Mudah dipelajari 2 Kinerja Dapat dikontrol 3 Produktivitas meningkat Jelas dan mudah dipahami

4 Efektif Fleksibel

5 Mempermudah tugas Mudah dikuasai/terampil 6 Kegunaan Mudah digunakan

Model TAM dapat menjelaskan bahwa persepsi pengguna akan

menentukan sikapnya dalam penerimaan penggunaan teknologi informasi.

Model ini secara lebih jelas menggambarkan bahwa penerimaan penggunaan

teknologi informasi dipengaruhi oleh kemanfaatan (usefulness) dan

kemudahan penggunaan (ease of use). Keduanya memiliki determinan yang

tinggi dan validitas yang sudah teruji secara empiris (Davis, 1989).

3. Usaha Kecil dan Menengah

Beberapa lembaga atau instansi bahkan UU memberikan definisi Usaha

Kecil Menengah (UKM), diantaranya adalah Kementrian Negara Koperasi dan

Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), Badan Pusat Statistik (BPS),

Keputusan Menteri Keuangan No 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994,

dan UU No. 20 Tahun 2008. Definisi UKM yang disampaikan berbeda-beda

antara satu dengan yang lainnya. Menurut Kementrian Menteri Negara

Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang

dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah

entitas usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dengan penjualan tahunan

(28)

commit to user

merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki

kekayaan bersih lebih besar dari Rp200.000.000 s.d. Rp 10.000.000.000, tidak

termasuk tanah dan bangunan.

Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan definisi UKM berdasarkan

kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki

jumlah tenaga kerja 5 s.d 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan

entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 s.d. 99 orang.

a. Usaha Mikro

Menurut Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29

Januari 2003, yaitu usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga

Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak

Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat

mengajukan kredit kepada bank paling banyak Rp.50.000.000,-.

b. Usaha Kecil

Usaha Kecil sebagaimana dimaksud Undang-undang No.9 Tahun 1995

adalah usaha produktif yang berskala kecil dan memenuhi kriteria

kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil

penjualan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah)

pertahun serta dapat menerima kredit dari bank maksimal di atas Rp

50.000.000,- (lima puluhjuta rupiah) sampai dengan Rp.500.000.000,-

(lima ratus juta rupiah).

c. Usaha Menengah

Usaha Menengah sebagaimana dimaksud Inpres No.10 tahun 1998 adalah

(29)

commit to user

lebih besar dari Rp200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) sampai dengan

paling banyak sebesar Rp10.000.000.000,00, (sepuluh milyar rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta dapat menerima kredit

dari bank sebesar Rp.500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) s/d

Rp.5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).

4. E-commerce

E-commerce adalah setiap aktivitas bisnis yang menggunakan internet

sebagai bagian dari keseluruhan atau sebagian transaksi bisnis. Transaksi

dengan supplier melalui internet, beriklan melalui internet, transaksi dengan

konsumen melalui internet, dan lainnya. (www.depkop.go.id). Menurut

Kalakota dan Whinston (1997) dapat ditinjau dalam perspektif berikut:

1. Segi komunikasi, e-commerce adalah pengiriman barang, layanan,

informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui

peralatan elektronik lainnya.

2. Segi proses bisnis, e-commerce adalah aplikasi dari teknologi yang

menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.

3. Segi layanan, e-commerce merupakan suatu alat yang memenuhi

keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya

layanan ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan

pengiriman.

4. Segi online, e-commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan

menjual barang ataupun informasi melalui Internet dan sarana online

lainnya.

Perusahaan dapat menjangkau pelanggan di seluruh dunia dengan

(30)

commit to user

informasi mengenai para pelanggannya melalui penggunaan cookies pada saat

pemakai tersebut memasuki sebuah website. Cookies membantu operator

website tadi untuk mengumpulkan informasi mengenai kebiasaan membeli

yang dilakukan oleh sekelompok orang. Informasi ini tidak terhingga nilainya

bagi bisnis karena informasi tadi menjadikan pelaku bisnis membuat target

periklanannya Iebih baik dengan informasi yang lebih baik mengenai

demografis. Manfaat lainnya adalah e-commerce menawarkan pengurangan

sejumlah biaya tambahan.

Bagi konsumen, berbelanja melalui media online dapat menggunakan

komputer pribadinya pagi atau malam selama tujuh hari per minggu untuk

membeli hampir semua barang. Konsumen tìdak perlu mengantri di toko atau

bahkan meninggalkan rumahnya. Konsumen juga bisa mendapat banyak

barang dengan beberapa alternatif harga. Beberapa bisnis online bahkan tidak

mengirimkan produk-produknya ke pelanggan melalui pos, khususnya yang

menjual soñware komputer.

Perusahaan yang menerapkan e-commerce dalam bisnisnya harus

menjaga kepercayaan konsumen melalui beberapa cara. Pertama, sistem

keamanannya melalui beberapa langkah sebagai contoh penggunaan pasword

untuk masing-masing user Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan data.

Kedua, kemudahan akses bagi konsumen maupun perusahaan itu sendiri.

Perusahaan bisa menggunakan beberapa layanan penyedia web dengan

kapasitas yang memadai agar web mudah diakses, Ketiga, perusahaan harus

menciptakan image yang baik untuk mempengaruhi konsumennya. Hal ini

bisa dilihat dari track record / testimoni yang diberikan konsumen kepada

(31)

commit to user

B. Penelitian Terdahulu

Tabel II.2 Penelitian Terdahulu

Peneliti Variabel Responden Metode Hasil

Davis et al., (1989)

Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use

107 TAM

TRA

Perceived usefulness dan ease of use mempunyai hubungan

Adanya hubungan yang lemah antara variabel perilaku dengan variabel spesifik teknologi informasi.

Venkatesh dan Moris (2000)

Gender, Perceived Ease of Use, Perceived

Usefulness, Subjective Norms

732 TPB Laki-laki lebih kuat dipengaruhi oleh persepsi kebermanfaatan dalam penerimaan teknologi di banding perempuan dan perempuan lebih kuat dipengaruhi oleh persepsi kemudahan dalam penggunaan untuk menerima teknologi dibanding laki-laki. pengaruh rata-rata instruktur dan mentor menjadi jauh lebih tinggi daripada rekan-rekan.

Sumber : Venkatesh, Moris dan Davis (2003) dan Shen et al., (2006)

Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini mengadopsi beberapa penelitian

terdahulu untuk mendukung hipotesis yang telah dirumuskan. Berikut penjelasan

penelitian terdahulu terkait pembentukkan perilaku penggunaan teknologi.

Theory Reasoned Action (TRA) pertama kali dikemukakan oleh Ajzen pada

tahun 1980 (Jogiyanto, 2007). Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar

bahwa manusia berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan

segala informasi yang tersedia. Dalam TRA ini, Ajzen (1980) menyatakan bahwa

niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku menentukan akan dilakukan atau

(32)

commit to user

melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh dua penentu

dasar, pertama berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior) dan yang

lain berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu norma subjektif (subjective

norms). Ajzen melengkapi TRA dengan keyakinan (beliefs) untuk mengungkap

pengaruh sikap dan norma subjektif terhadap niat untuk dilakukan atau tidak

dilakukannya perilaku. TRA menjelaskan bahwa Norma subjektif berasal dari

keyakinan normatif (normative beliefs) , sedangkan sikap berasal dari keyakinan

terhadap perilaku (behavioral beliefs).

Technology Acceptance Model (TAM) adalah model yang disusun oleh

Davis (1986) untuk menjelaskan penerimaan teknologi yang akan digunakan oleh

pengguna teknologi. Davis dalam memformulasikan TAM menggunakan TRA

sebagai teori dasarnya namun tidak mengakomodasi semua komponen teori TRA.

Davis hanya memanfaatkan komponen belief dan attitude saja, sedangkan

normative belief dan subjective norms tidak digunakan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Shen et al., (2006) tentang “Social

Influence for Perceived Usefulness and Ease-of-Use of Course Delivery Systems”

menunjukkan bahwa pengaruh instruktur dan mentor merupakan kontributor yang

signifikan mempengaruhi persepsi kemanfaatan yang dirasakan siswa dari sistem

pengiriman. Namun, hanya pengaruh mentor yang signifikan mempengaruhi

persepsi kemudahan yang dirasakan siswa dalam penggunaan sistem

pembelajaran.

C. Model Penelitian dan Hipotesis

Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan, hubungan antar variabel yang

(33)

commit to user

UKM di Solo dan Jogjakarta pada Gambar II.3

H4

Gambar II.3 Kerangka Penelitian

Keterangan :

Gambar menjelaskan bahwa H1 menunjukkan hubungan pengaruh sosial

(social influence) pada persepsi kemanfaatan (perceived usefulness). H2

menunjukkan hubungan pengaruh social (social influence) pada persepsi

kemudahan (perceived ease of use). H3 menunjukkan hubungan persepsi

kemanfaatan (perceived usefulness) pada sikap perilaku (attitude toward using).

H4 menunjukkan hubungan persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) pada niat

ulang menggunakan (Intention to re-use). H5 menunjukkan hubungan persepsi

kemudahan (perceived ease of use) pada sikap (attitude towards using) . H6

menunjukkan hubungan sikap (attitude toward using) pada niat ulang

menggunakan (Intention to re-use). H7 menunjukkan hubungan niat ulang

menggunakan (Intention to re-use) pada perilaku sesungguhnya (actual use).

Berikut ini penjelasan landasan teori yang berkaitan dengan hubungan

kausalitas antar variabel amatan yang disertai dengan pengembangan hipotesis

(34)

commit to user

1. Social influence (SI)

Pengaruh sosial (social influence) didefinisikan sebagai sejauh mana

seorang individu mempersepsikan kepentingan yang dipercaya orang lain yang

mempengaruhinya menggunakan sistem baru (Jogiyanto : 2007, hal 321).

Pengaruh sosial yang datang dari lingkungan bisnis dibagi menjadi tiga, yaitu

pengaruh rekan bisnis, konsumen dan suplier.

Shen et al., (2006) menjelaskan adanya hubungan yang signifikan antara

pengaruh sosial dengan perpsepsi kemudahan dan kemanfaatan, selain itu ia

mengemukakan bahwa pengaruh lingkungan sosial merupakan faktor penting

bagi individu untuk memperoleh manfaat (usefulness) teknologi tersebut..

Berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang dirumuskan adalah :

H1: Social influence berpengaruh positif pada perceived usefulness

H2: Social influence berpengaruh positif pada perceived ease of use

2. Perceived Usefullness (PU)

Persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai

tingkat keyakinan individu bahwa dalam menggunakan sistem atau teknologi

tertentu akan meningkatkan kualitas kerjanya. Hal ini terjadi karena jika

pengguna merasa dengan adanya teknologi baru dapat meningkatkan kinerja

mereka, maka akan mempengaruhi sikap dan niat terhadap penggunaan

teknologi tersebut.

Davis et al., (1989) mengungkapkan adanya hubungan positif antara

persepsi kemanfaatan dengan sikap. Hal ini juga didukung oleh penelitian

lainnya terkait adaptasi TAM (Dahlberg et al., 2003; Malhotra dan Galetta,

(35)

commit to user

H3: Perceived usefulness berpengaruh positif pada attitude towards using

H4: Perceived usefulness berpengaruh positif pada intention to re-use

3. Perceive ease of use (PEOU)

Persepsi kemudahan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai

tingkat keyakinan individu bahwa dalam menggunakan sistem atau teknologi

tertentu akan terbebas dari usaha yang besar (Davis, 1989; Davis et al., 1989).

Aplikasi yang dianggap lebih mudah digunakan daripada yang lain lebih

mungkin untuk diterima oleh pengguna. Hal ini terjadi karena jika pengguna

merasa dengan adanya teknologi baru akan terbebas dari usaha yang besar,

maka akan mempengaruhi sikap terhadap penggunaan teknologi tersebut.

Davis (1989) serta Davis et al., (1989) mengungkapkan adanya

hubungan positif antara persepsi kemudahan dengan sikap. Hal ini juga

didukung oleh penelitian lainnya terkait adaptasi TAM (Dahlberg et al., 2003;

Malhotra dan Galetta, 1999; Taylor and Todd, 1995). Berdasarkan penelitian

tersebut, hipotesis yang dirumuskan adalah :

H5: Perceived ease of use berpengaruh positif pada attitude towards using

4. Attitude Towards Using (ATU)

Sikap untuk menggunakan (attitude towards using) teknologi dalam

TAM dikonsepkan sebagai sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk

penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang menggunakan

suatu teknologi dalam pekerjaannya (Davis,1989; Davis et al., 1989). Hal ini

menunjukkan apabila seseorang bersikap positif menerima teknologi baru

(36)

commit to user

Davis (1989), Malhotra dan Galetta (1999) dan Taylor dan Todd (1995)

mengungkapkan pengaruh sikap pada niat untuk menggunakan teknologi. Niat

pada penelitian kali mengacu pada niat untuk menggunakan ulang (intention to

re-use). Berdasarkan penelitian tersebut hipotesis yang dapat dirumuskan

untuk menjelaskan fenomena tersebut adalah:

H6: Attitude towards using berpengaruh positif pada Intention to re-use

5. Intention to re-use (ITU)

Niat untuk menggunakan ulang (Intention to re-use) adalah

kecenderungan atau keinginan pelaku untuk menggunakan suatu teknologi.

Tindakan penggunaan sebuah teknologi pada seseorang dapat diprediksi dari

sikap perhatiannya terhadap teknologi tertentu, misalnya keinginan

menambahkan suatu aplikasi lain untuk mendukung suatu teknologi atau

mempunyai motivasi untuk membujuk orang lain untuk menggunakan suatu

teknologi.

Thompson et al., (2006) dan Ajzen (1975) mengemukakan niat

seseorang memiliki pengaruh yang signifikan dalam menentukan tindakan

seseorang. Berdasarkan penelitian tersebut, hipotesis yang dirumuskan untuk

menjelaskan fenomena tersebut adalah:

(37)

commit to user

BAB III

METODE PENELITIAN

Tujuan bab ini adalah untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel

untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi

yang diperoleh dari penelitian ini dapat dipercaya dari segi metode dan prosedur

pengujiannya. Untuk mendukung upaya tersebut, beberapa pembahasan diungkap

dalam bab ini antara lain: ruang lingkup penelitian, metode pengambilan sampel

dan teknik pengumpulan data, definisi operasional dan pengukuran instrument

penelitian, pengujian validitas, pengujian reliabilitas, dan metode analisis data.

A. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kausal, yaitu tipe penelitian yang

diadakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel, baik dependen maupun

independent. Penelitian jenis ini bertujuan memahami hubungan antar variabel

yang dibedakan menjadi variabel independen dan dependen. Variabel independen

merupakan suatu penyebab, sedangkan variabel dependen merupakan akibat dari

suatu fenomena. Maka, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan yang memberikan pemahaman, penjelasan, dan prediksian terhadap

sebuah fenomena.

Dilihat dari segi dimensi waktu, penelitian ini bersifat cross sectional yang

pengujiannya bertumpu pada data yang terjadi pada suatu titik tertentu (one point

in time), sehingga model penelitian yang dikonstruksi tidak didesain untuk

menangkap perubahan yang terjadi karena pergeseran waktu (Sekaran,

(38)

commit to user

kemungkinan berdampak pada ketidakmampuan model untuk digunakan sebagai

alat prediksi fenomena ini. Diperlukan ketelitian dan kehati-hatian untuk

mencermati faktor-faktor eksternal yang berubah yang dapat mempengaruhi

model untuk menggeneralisasi penelitian ini pada waktu yang berbeda.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei

yang dilakukan melalui kuisioner. Tujuannya adalah agar data yang terkumpul

merupakan informasi yang bersumber pada fenomena riil yang diamati. Teknik ini

relevan untuk memberikan dukungan pada pengujian yang bersifat konfirmasi,

sebab hasilnya mempunyai kecenderungan untuk mendukung atau menolak

hipotesis-hipotesis yang dirumuskan.

B. Populasi, Sample, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan kelompok orang, kejadian, hal minat atau

obyek yang ingin peneliti invetigasi (Sekaran, 2006). Target populasi dalam

penelitian ini adalah individu yang menjadi pelaku UKM yang telah

menggunakan teknologi elektronik dalam bentuk e-commerce dalam aktivitas

bisnisnya di Solo dan Jogjakarta.

2. Sampel

Sampel yang diambil adalah pelaku UKM yang telah menggunakan

teknologi elektronik dalam bentuk e-commerce dalam aktivitas bisnisnya di

Solo dan Jogjakarta. Penentuan jumlah sampel diharapkan mampu memenuhi

kriteria minimal dalam pengujian hipotesis sesuai dengan metode statistik

yang digunakan yaitu Structural Equation Model (SEM). sehingga jumlah

(39)

commit to user

penyebaran sampel dalam penelitian ini adalah 200 pelaku UKM yang telah

menggunakan ecommerce dalam menjalankan aktivitas bisnisnya.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian adalah purposive

sampling, Purposive sampling dilakukan dengan mengambil sampel dari

populasi berdasarkan kriteria tertentu (Jogiyanto, 2004). Kriteria yang

digunakan berdasarkan pertimbangan (judgement) mengenai karakteristik

populasi dan tujuan penelitian ini, dimana kriteria yang digunakan dalam

memilih sampel dalam penelitian ini adalah :

a. Pelaku UKM yang berada di Solo dan Jogjakarta.

b. Pelaku UKM yang telah menggunakan e-commerce selama 3 bulan

terakhir dengan intensitas minimal 3 kali dan tetap berniat menggunakan

e-commerc.

c. Pelaku UKM yang berusia minimal 16 tahun.

d. Pelaku UKM yang telah menjalankan usahanya minimal 1 tahun.

Teknik pengumpulan data dilakukan melalui survei dengan responden

yang dipandu dengan kuisioner yang telah didesain. Kuesioner adalah teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk mendapatkan data

primer. Cara ini ditujukan untuk meningkatkan keseriusan responden dalam

pengisian kuisioner dengan harapan data yang didapatkan mempunyai tingkat

(40)

commit to user

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Berikut adalah definisi operasional dan pengukuran masing-masing variabel

yang diamati.

1. Social Influence (SI)

Pengaruh sosial (social influence)didefinisikan sebagai perubahan dalam

pikiran, perasaan, sikap atau perilaku individu dipengaruhi hasil dari interaksi

dengan individu atau kelompok lain (Rashote, 2006). Dalam penelitian ini

pengaruh sosial yang dimaksud adalah pengaruh sosial dalam lingkungan

bisnis. Pengaruh sosial ini datang dari tiga unsur utama yaitu pengaruh rekan

bisnis, konsumen dan suplier. Social influence diukur dengan menggunakan

tiga item pengukuran, antara lain:

a. E-commerce digunakan karena pengaruh rekan bisnis.

b. E-commerce digunakan karena pengaruh konsumen.

c. E-commerce digunakan karena pengaruh supplier/pemasok.

Indikan-indikan tersebut diukur menggunakan skala interval dengan

pendekatan 5 Point Skala Likert. ( 1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju)

2. Perceived Usefullness (PU)

Persepsi kemanfaatan (perceived usefulness) didefinisikan sebagai

tingkat keyakinan individu bahwa dalam menggunakan sistem atau teknologi

tertentu akan meningkatkan kualitas kerjanya (Davis, 1989; Davis et al.,

1989). Perceived usefullness diukur dengan menggunakan delapan item

pengukuran, antara lain:

a. E-commerce mepermudah pemasaran produk/jasa.

(41)

commit to user c. E-commerce sulit dipahami.

d. E-commerce mudah digunakan setelah terbiasa.

e. E-commerce sulit diterapkan karena tidak ahli computer

f. E-commerce diterapkan karena yakin mampu melakukannya.

g. Jika memiliki keyakinan, maka mampu menggunakan e-commerce.

h. Menerapkan e-commerce dalam bisnis adalah sesuatu yang mungkin.

Indikan-indikan tersebut diukur menggunakan skala interval dengan

pendekatan 5 Point Skala Likert. ( 1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju)

3. Perceive ease of use

Persepsi kemudahan (perceived ease of use) didefinisikan sebagai

tingkat keyakinan individu bahwa dalam menggunakan sistem atau teknologi

tertentu akan terbebas dari usaha yang besar (Davis,1989; Davis et al., 1989).

Perceive ease of use diukur dengan menggunakan tujuh item pengukuran,

antara lain:

a. E-commerce mudah dipelajari.

b. E-commerce mudah dimengerti dan jelas.

c. E-commerce sangat mudah dan flexible

d. Cara menggunakan e-commerce mudah dipahami.

e. E-commerce mudah digunakan.

f. Cara penggunaan e-commerce cukup jelas dan dimengerti.

g. Secara keseluruhan e-commerce mudah digunakan.

Indikan-indikan tersebut diukur menggunakan skala interval dengan

(42)

commit to user 4. Attitude Towards Using (ATU)

Sikap untuk menggunakan (attitude towards using) didefinisikan sebagai

sikap terhadap penggunaan sistem yang berbentuk penerimaan atau penolakan

sebagai dampak bila seseorang menggunakan suatu teknologi dalam

pekerjaannya (Davis,1989; Davis et al., 1989). Attitude toward using diukur

dengan menggunakan empat item pengukuran, antara lain:

a. Menggunakan e-commerce adalah keputusan yang bijak.

b. Menggunakan e-commerce adalah keputusan yang bermanfaat.

c. Menggunakan e-commerce adalah keputusan yang positif.

d. Menggunakan e-commerce adalah keputusan yang baik.

Indikan-indikan tersebut diukur menggunakan skala interval dengan

pendekatan 5 Point Skala Likert. ( 1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju)

5. Intention to re-use (ITU)

Niat untuk menggunakan ulang (Intention to re-use) adalah

kecenderungan atau keinginan individu untuk menggunakan suatu teknologi.

Intention to re-use diukur dengan menggunakan enam item pengukuran, antara

lain:

a. Akan menggunakan e-commerce lagi dalam berbisnis

b. Akan menggunakan e-commerce lagi untuk mempemudah transaksi

penjulan.

c. Tertarik menggunakan e-commerce lagi untuk mengetahui keinginan

konsumen.

d. Menggunakan e-commerce lagi adalah ide yang bagus.

(43)

commit to user f. Sulit menggunakan e-commerce dalam bisnis.

Indikan-indikan tersebut diukur menggunakan skala interval dengan

pendekatan 5 Point Skala Likert. ( 1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju)

6. Actual Usage (AU)

Perilaku penggunaan (actual usage) didefinisikan sebagai jumlah

penggunaan suatu teknologi dalam unit per waktu (Morris dan Dillon, 1997).

Actual use merupakan bentuk penggunaan teknologi yang sesungguh yang

merupakan bentuk dari niat yang timbul akibat manfaat yang dirasakan oleh

pengguna e-commerce. Actual Usage (AU) diukur dengan menggunakan tiga

item pengukuran, antara lain:

a. Menggunakan e-commerce hampir setiap bulan

b. Menggunakan e-commerce untuk mendukung aktivitas bisnis.

c. Tetap menggunakan e-commerce dalam berbisnis.

Indikan-indikan tersebut diukur menggunakan skala interval dengan

pendekatan 5 Point Skala Likert. ( 1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju)

D. Metode Analisis Data

Tujuan analisis data adalah untuk memberikan jaminan bahwa data yang

diperoleh telah memenuhi kriteria untuk diuji dengan menggunakan berbagai jenis

metode statistik metode yang ada, dengan demikian hasil yang diperoleh dapat

merespresentasikan fenomena yang diukur. Pengujian statistik diawali dengan

pengujian validitas dan reliabilitas terhadap data yang diperoleh dari survei yang

(44)

commit to user

1. Analisis Deskriptif

Analisis ini berisi tentang bahasan secara deskriptif mengenai tanggapan

yang diberikan responden pada kuesioner. Statistik deskriptif adalah statistik

yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

(Sugiyono, 2004:142).

2. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Pengujian ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ketepatan

dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya

(Jogiyanto, 2004). Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2004). Hasil penelitian

akan mampu menjelaskan masalah penelitian sesuai dengan keadaan

sebenarnya dengan menggunakan instrumen penelitian yang memiliki

validitas tinggi.

Penelitian ini menggunakan confirmatory factor analysis (CFA)

untuk mengetahui validitas instrumen. Tinggi rendahnya validitas suatu

angket dengan melihat factor loading dengan bantuan program komputer

AMOS 6. Factor loading adalah korelasi item-item pertanyaan dengan

konstruk yang diukurnya. Menurut Hair (2002), factor loading lebih besar

± 0.50 dianggap memenuhi level minimal, disarankan besarnya factor

loading adalah ± 0.50, jika factor loading suatu item pertanyaan mencapai

± 0.50 atau lebih besar maka item tersebut sangat penting dalam

(45)

commit to user

analisis faktor adalah nilai lambda atau factor loading ³ 0,50 (Ferdinand,

2006). Berdasarkan pedoman tersebut, peneliti menetapkan nilai factor

loading yang signifikan adalah lebih dari ± 0.50.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh

mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila pengukuran diulangi

dua kali atau lebih. Reliabilitas suatu pengukuran mencerminkan apakah

suatu pengukuran dapat terbebas dari kesalahan (error), sehingga

memberikan hasil pengukuran yang konsisten pada kondisi yang berbeda

dan pada masing-masing butir dalam instrumen. Reliabilitas instrumen

penelitian ini diukur dengan item-to-total correlation dan Cronbach’s

Alpha dengan bantuan program komputer SPSS 11.0. Menurut Hair et al.

(1998:118) suatu instrumen dinyatakan reliabel jika hasil koefisien

Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai ≥ 0,70 dan butir-butir pertanyaan

yang dinyatakan reliabel mempunyai nilai item-to-total correlation ≥ 0,50.

Meskipun begitu, koefisien Cronbach’s Alpha yang berada diantara range

0,6-0,7 masih dapat diterima (Sekaran, 2003:311) mensyaratkan nilai

item-to-total correlation ³ 0,3 sudah dapat diterima.

Sekaran (2000;312) membagi tingkatan reliabilitas dengan dengan

kriteria alpha atau r hitung sebagai berikut:

1) 0.80-1.0 maka reliabilitas dikatakan baik,

2) 0.60-0.799 maka reliabilitas dapat diterima

(46)

commit to user

Item-to-total correlation digunakan untuk memperbaiki pengukuran

dan mengeliminasi item-item pertanyaan yang keberadaannya akan

memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha. Skor item-to-total correlation

yang lebih kecil dari 0,5 tetap dapat diterima jika butir-butir yang

dieliminasi akan menghasilkan koefisisen Cronbach’s Alpha yang lebih

kecil (Purwanto, 2002).

3. Analisis Structural Equation Model

SEM merupakan kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi

berganda karena pada saat peneliti mengidentifikasi dimensi-dimensi sebuah

konsep atau konstruk, pada saat yang sama peneliti juga ingin mengukur

pengaruh atau derajat antar faktor yang telah diidentifikasikan

dimensi-dimensinya itu Ferdinand (2002). Dengan demikian SEM merupakan

kombinasi antara analisis faktor dan analisis regresi berganda.

Ferdinand (2002) mengatakan bahwa SEM tepat digunakan untuk

merancang penelitian manajemen serta menjawab pertanyaan yang bersifat

regresif dan dimensional dalam waktu yang bersamaan. Regresif artinya

pengujian hubungan antar konstruk, sedang dimensional berarti pengujian

dimensi-dimensi yang terdapat dalam konstruk. SEM dapat melakukan tiga

kegiatan sekaligus, yaitu pemeriksaan validitas dan reliabilitas instrumen

(setara dengan analisis faktor konfirmatori), pengujian model hubungan antar

variabel laten (setara dengan analisis path) dan mendapatkan model yang

bermanfaat untuk prediksi (setara dengan model struktural atau analisis

regresi).

Analisis ini memungkinkan terdapat lebih dari satu variabel dependen

(47)

commit to user

dependen lainnya. Data diolah dengan menggunakan software Analysis of

Moment Stucture atau AMOS 6.

Beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukan pengujian

model struktural dengan pendekatan SEM, yaitu :

a. Asumsi Kecukupan Sampel

Sampel yang harus dipenuhi dalam permodelan ini berjumlah 100 hingga

200 sampel atau 5 kali estimated parameter yang digunakan (Hair et al,

1998)

b. Asumsi Normalitas

SEM terutama bila diestimasi dengan tehnik maximum likelihood

mensyaratkan sebaiknya asumsi normalitas pada data terpenuhi. Untuk

menguji asumsi normalitas maka digunakan nilai z statistik untuk skewness

dan kurtosisnya. Curran et al., dalam Ghozali dan Fuad (2005) membagi

distribusi data menjadi 3 bagian, yaitu:

1) Normal jika nilai skewness antara + 2,58 dan – 2,58. Nilai kurtosis

kurang dari atau sama dengan 7.

2) Moderately non-normal, yaitu besarnya data yang tidak normal adalah

sedang. Nilai skewness antara 2 sampai 3 dan nilai kurtosis antara 7

sampai 21.

3) Extremely non-normal, yaitu distribusi data yang tidak normal sangat

besar dimana nilai skewness diatas 3 dan nilai kurtosis diatas 21.

c. Asumsi Outliers

Outliers adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang

terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul

(48)

commit to user

variabel kombinasi (Hair et al., 2002:97). Analisis multivariate adanya

outliers dapat diuji dengan statistik Chi Square (x2) terhadap nilai mahalanobis distance square pada tingkat signifikansi 0,001 dengan

degree of freedom sejumlah variabel yang digunakan dalam penelitian

(Ferdinand, 2002: 103), dalam hal ini variabel yang dimaksud adalah

jumlah item pengukuran pada model, bila terdapat observasi yang

mempunyai nilai mahalanobis distance square yang lebih besar dari Chi

Square maka observasi tersebut dikeluarkan dari analisis. Umumnya

perlakuan terhadap outliers adalah dengan mengeluarkannya dari data dan

tidak diikutsertakan dalam perhitungan berikutnya. Bila tidak terdapat

alasan khusus untuk mengeluarkan outliers, maka observasi dapat

diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Evaluasi outliers ini dilakukan

dengan bantuan program komputer AMOS 6.

d. Evaluasi Atas Kriteria Goodness Of Fit

Tidak ada alat uji statistik tunggal untuk menguji hipotesis mengenai

model dalam analisis SEM (Hair et al., 1998), tetapi berbagai fit index

yang digunakan untuk mengukur derajat kesesuaian antara model yang

disajikan dan data yang disajikan. Fit index yang digunakan meliputi:

1) Chi Square

Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan menguji apakah

sebuah model yang sesuai dengan data. Chi square sangat bersifat

sensitif terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terlalu besar,

oleh karenanya pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji lainnya.

Nilai Chi-squares merupakan ukuran mengenai buruknya fit suatu

(49)

commit to user 2) Goodness Of Fit Index (GFI)

Indeks yang menggambarkan tingkat kesesuaian model secara

keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang

diprediksi dibandingkan data yang sebenarnya. Nilai GFI ≥ 0,90

mengisyaratkan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik.

3) Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA)

RMSEA merupakan ukuran yang mencoba memperbaiki

kecenderungan statistic chi square menolak model dengan jumlah

sampel yang besar. Nilai RMSEA antara 0.05 dan 0,08

mengindikasikan indeks yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah

model (Ghozali, 2005:24).

4) Adjusted Goodness Fit Of Index (AGFI)

Indeks ini merupakan pengembangan dari Goodness Fit Of Index

(GFI) yang telah disesuaikan dengan ratio dari degree of freedom

model (Ghozali dan Fuad, 2005:31). Analog dengan R2 pada regresi

berganda. Nilai yang direkomendasikan adalah AGFI ≥ 0,90, semakin

besar nilai AGFI maka semakin baik kesesuaian yang dimiliki model

5) Tucker Lewis Index (TLI)

TLI merupakan indeks kesesuaian incremental yang membandingkan

model yang diuji dengan baseline model. TLI digunakan untuk

mengatasi permasalahan yang timbul akibat kompleksitas model

(Ghozali dan Fuad, 2005:34). Nilai penerimaan yang

direkomendasikan adalah nilai TLI ≥ 0,90. TLI merupakan indeks

yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel.

(50)

commit to user

Indeks ini juga merupakan ukuran perbandingan antara proposed

model dan null model (Ghozali, 2005: 25). Nilai yang

direkomendasikan adalah NFI ≥ 0,90.

7) Comparative Fit Index ( CFI)

CFI juga merupakan indeks kesesuaian incremental. Besaran indeks ini

adalah dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1

mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Indeks

ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini relatif tidak

sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi oleh

kerumitan model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah

CFI ≥ 0,90 (Ghozali dan Fuad, 2005:34).

8) Normed Chi Square ( CMIN/DF)

CMIN/DF adalah ukuran yang diperoleh dari nilai chi square dibagi

dengan degree of freedom. Indeks ini merupakan indeks kesesuaian

parsimonious yang mengukur hubungan goodness of fit model dan

jumlah-jumlah koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai

tingkat kesesuaian. Nilai yang direkomendasikan untuk menerima

adalah CMIN/DF < 2,0 atau 3,0

Tabel III.1

Goodness of Fit Model Struktural

Goodness-of-fit Indices Cut-off Value

Chi-square (x2) Diharapkan kecil

Significance Probability (p) ³ 0,05

CMIN/DF £ 2,00

GFI ³ 0,90

AGFI ³ 0,90

TLI ³ 0,90

CFI ³ 0,90

NFI ³ 0,90

RMSEA £ 0,08

Gambar

GAMBAR                       Halaman
TABEL
Gambar II.2 menunjukkan persepsi pengguna teknologi informasi akan
Tabel II.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan pengertian wakaf menurut Kompilasi Hukum Islam pasal 215 ayat (1) tentang perwakafan tanah milik adalah: Wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau kelompok

Memaksa merupakan substrategi dari strategi ketidaksantunan negatif yang berarti bahwa penutur memperlakukan secara paksa mitra tuturnya untuk melakukan hal yang

Dalam menafsirkan pita-pita elektroforesis secara genetik telah digunakan cara yang telah dilakukan oleh Jusuf (1983) serta Jusuf dan Pernes (1985) yaitu bahwa munculnya

We additionally strive to add value of our “SDM” business portfolio; System Integration, Data Center Services and Managed Services (Cloud Computing) to become the outright leader

13 No.4 Desember 2015 | 557 dari semua pihak yang terlibat dalam suatu SKPD, hal ini akan sangat menunjang pada kualitas dan ketepat waktuan pelaporan LAKIP baik itu

Percetakan merupakan bagian yang bertanggung jawab untuk menghasilkan cetak koran yang berkualitas, baik dari kualitas warna dan mutu kertas. Bagian ini juga

Dari hasil pengujian terhadap beberapa varietas padi unggul diketahui bahwa semua varietas padi unggul baik yang digiling dengan gilingan kecil, RMU maupun gilingan besar masuk

A constant with a pointer type, called an address constant , is usually a null pointer, an array or function name, or a value obtained by applying the address operator &amp; to