• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR RISIKO KOMPLIKASI KEHAMILAN TRIMESTER III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS FAKTOR RISIKO KOMPLIKASI KEHAMILAN TRIMESTER III"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR RISIKO KOMPLIKASI KEHAMILAN TRIMESTER III

Agustin Dwi Syalfina

Prodi D3 Kebidanan, STIKes Majapahit email: agustinpipin2@gmail.com

Abstract

Mortality maternal is unacceptably high in worldwide. Women die caused pregnancy complications or childbirth about 303.000. The major complications that account for nearly 75% of all maternal death are severe bleeding, infections, pre eclampsia and eclampsia, complications from delivery, unsafe abortion. The purpose of this study to analyze risk factor of pregnancy complications in third trimester. Design of study was cross sectional and population was pregnant women of third trimester eho have pregnancy complication and no pregnancy complication. Data was collected by using questionnaire. Data analyzed by using chi square and binary logistic test. Result of bivariate test that occupation of mother (P value=0,014; RP=3,273; 95%CI 1,291-8,295), family income (P value=0,007; RP=3,747; 95%CI 1,476-9,515), family support (P value=0,042; RP=2,787; 95%CI 1,119-6,944), quality of attend antenatal care (P value=0,024; RP=3,067; 95%CI 1,225-7,681), quality of antenatal care (P value=0,006; RP=4,219; 95%CI 1,577-11,285) are significant increased risk of pregnancy complications. Multivariate shows that dominant risk factor are significant with pregnancy complications are occupation of mother, family income and husband support. Preventable to reducing prevalence of pregnancy complications with equalities in acces antenatal care services, improving quality of antenatal care and health education about sign of pregnancy complications

Keywords: risk factor, complication of pregnancy, antenatal care, cross sectional

1. PENDAHULUAN

Angka kematian ibu di dunia sangat tinggi khususnya di Negara berkembang. Kematian ibu karena komplikasi kehamilan atau persalinan sebesar kurang lebih 830 wanita di seluruh dunia setiap hari. Diperkirakan pada tahun 2015, sekitar 303.000 wanita meninggal selama dan setelah kehamilan dan persalinan Beberapa Negara sejak tahun 1990 telah melakukan upaya penurunan angka kematian ibu. Antara tahun 1990 dan 2015, angka kematian ibu di seluruh dunia turun sekitar 44% atau kurang lebih hanya 2,3% per tahun. Hampir semua kematian ibu (99%) terjadi di negara berkembang. Lebih dari setengah kematian di dunia terjadi di sub Sahara Afrika dan hampir sepertiga di Asia Selatan (WHO, 2016).

Perbandingan angka kematian ibu di negara berkembang dan Negara maju jauh sangat berbeda pada tahun 2015 adalah 239 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan 12 per 100.000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu di Negara berkembang seiring dengan tingginya kehamilan dibandingkan dengan Negara maju kehamilan pada wanita lebih rendah. Perbedaan rasio angka kematian

ibu di beberapa wilayah di dunia menunjukkan ketidakmerataan dalam menjangkau akses pelayanan kesehatan karena kesenjangan dalam segi status ekonomi, letak geografis tempat tinggal. Risiko kematian ibu hamil paling tinggi adalah kehamilan pada remaja usia di bawah 15 tahun dkarena komplikasi pada kehamilan dan persalinannya (WHO, 2016).

(2)

Sumber:InfoDatin,2014

Gambar 1 Penyebab Kematian Ibu Di indonesia

Angka kematian ibu di Indonesia telah mengalami penurunan dari tahun 1991 sampai dengan 2007 adalah 390 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 229 per 100.000 kelahiran hidup. angka ini kembali mengalami peningkatan pada tahun 2012 sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup dan diturunkan lagi pada tahun 2015 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Meskipun capaian kematian ibu menurun namun angka tersebut jauh dari target Millennium Development Goals (MDGs) 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan 70 per 100.000 kelahiran hidup target Suistanable Development Goals pada tahun 2030 (Pusdatin, 2016). Penyebab utama kematian ibu pada tahun 2010 sampai dengan 2013 adalah perdarahan dan penyebab lain (penyakit penyerta seperti kanker, ginjal, jantung, Tuberculosis dan penyakit lain yang diderita ibu) sedangkan penyumbang kematian paling rendah disebabkan oleh partus lama. Menurut Kartiningrum, 2014 bahwa komplikasi kehamilan merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian kematian ibu selain faktor pertolongan persalinan dan pelayanan nifas. Pada tahun 1990 di Indonesia dilakukan upaya penurunan kematian ibu Melalui program Safe Motherhood Initiative dilanjutkan program gerakan sayang ibu, Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS). Upaya penurunan angka kematian ibu dilakukan untuk mempermudah ibu untuk memperoleh akses pelayanan kesehatan berkualitas, seperti pelayanan kesehatan kehamilan, persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih dengan fasilitas lengkap, perawatan

masa nifas, perawatan bayi, perawatan khusus dan rujukan untuk ibu dengan komplikasi kehamilan dan persalinan serta pelayanan keluarga berencana. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang mempengaruhi kejadian komplikasi kehamilan pada trimester III di Kabupaten Mojokerto.

2. KAJIAN LITERATUR 2.1. Konsep kehamilan

Menurut Manuaba, 2010 Kehamilan adalah proses yang dimulai dari sel telur yang matang atau berovulasi lalu bertemu dengan spermatozoa sehingga terjadi pembuahan dan

pertumbuhan. Zigot kemudian

bernidasi/menempel di dinding uterus dan pembentukan plasenta. Tahap akhirnya adalah tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm. Kehamilan adalah kehamilan normal yang berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari (Lowdermilk D. L., 2013). Proses kehamilan dimulai dari konsepsi. Konsepsi adalah bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses kehamilan (gestasi) berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung dari pertama terakhir haid. Karena dihitung mulai tanggal konsepsi usia kehamilan 38 minggu (Lowdermilk D. L., 2013). Fertilisasi diawali dengan terjadinya pembuahan.Ribuan spermatozoa yang menemukan jalan menuju uterus, hanya satu yang dapat mencapai tuba fallopi. Spermatozoa akan mempertahankan mortalitasnya dalam organ reproduksi wanita selama 24 jam. Fertilisasi oleh spermatozoa terjadi di tuba fallopi tidak lebih dari 2 menit. Saluran reproduksi akan di buang melalui Perdarahan Hipertensi Infeksi Partus lama Abortus Lain-lain

2010 35,1 21,5 5,8 1 4,2 32,2

2011 31,9 24,7 5,5 1,1 4,7 32,3

2012 30,1 26,9 5,6 1,8 1,6 34,5

2013 30,3 27,1 7,3 0 0 40,8

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

2010

2011

2012

(3)

reproduksi saat spermatozoa bergenerasi, sel darah putih akan difagositosis spermatozoa. Spermatozoa disiapkan untuk di membuahi oleh ovum setelah spermatozoa memasuki salauran reproduksi wanita akan mengalami perubahan. Mekanisme ini melibatkan pelepasan membrane plasma bagian atas dan membrane akrosom bagian luar, yang melepaskan enzim.

Enzim ini dibutuhkan untuk lapisan pelindung dari ovum sebelum fertilisasi.Fertilisasi terjadi pada ampula tuba. Pada saat sperma dapat masuk menembus membrane dan membrane tidak akan bias menembus sperma lain. Pembelahan miosos kedua oleh oosit sekunder kemnudian selesai dan inti ovum akan menjadi pronukleus wanita. Kepala sperma akan membesar membentuk pronunkleus pria dan ekornya akan bergenerasi. Kedua inti akan menyatu dan kromosomnya bergabung sehingga jumlah kromosom kembali diploid. Bersatunya inti spermatozoa dan inti sel telur akan tumbuh menjadi zigot, zigot mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui 3 tahap selam kurang lebuh 280 hari tahap meliputi tahap implantasi, periode embrionik dan periode fetus(Manuaba, 2010).

2.2. Komplikasi kehamilan

Beberapa komplikasi kehamilan yaitu : 1. Perdarahan antepartum

Perdarahan antepartum adalah perdarahan pervaginam yang terjadi sebelum bayi lahir. Perdarahan yang terjadi sebelum kehamilan 28 minggu seringkali berhubungan dengan aborsi atau kelainan. Perdarahan kehamilan setelah 28 minggu dapat disebabkan karena Perdarahan antepartum meliputi solusio placenta, placenta previa, abruption placenta, rupture uteri

2. Hipertensi Dalam Kehamilan

Hipertensi dalam kehamilan meningkatkan morbiditas dan mortalitas ibu

3. Infeksi dalam kehamilan

Secara umum infeksi dalam kehamilan berdasarkan penyebabnya dikelompokan menjadi tiga penyebab, yaitu :

1). Infeksi Virus ; meliputi varisella zooster, influenza, parotitis, rubeola, virus pernafasan, enterovirus, parfovirus, rubella, cytomegalovirus.

2). Infeksi bakteri ; meliputi Streptokokus grup A, Streptokokus grup B, Listeriosis, Salmonella, Shigella, Mourbus Hansen. 3). Infeksi protozoa; meliputi

Toksoplasmosis, Amubiasis, amubiasis, infeksi jamur.

Penyebab infeksi tesebut menyebabkan toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes, HIV/AIDS, hepatitis, varicella, infeksi saluran pernafasan yang dapat menyebakan kelainan kongenital pada bayi

1. Anemia

Anemia adalah keadaan dengan kadar haemoglobin, hematokrit, dan sel darah merah yang lebih rendah dari normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau beberapa unsur makanan esensial yang dapat mempengaruhi timbulnya defisiensi tersebut. Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr%. Sedangkan anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II.

2. Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu maka disebut ketuban pecah dini pada kehamilan prematur. Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum terdapat atau dimulainya tanda inpartu dan setelah ditunggu satu jam belum ada tanda inpartu (Manuaba, 2010)

Faktor yang mempengaruhi komplikasi kehamilan :

1. Usia

Usia merupakan komponen dari status reproduksi wanita. Usia reproduksi dibagi menjadi < 20 tahun, 20-35 tahun dan > 35 tahun. Kelompok ibu berumur 20-30 tahun angka kematian ibu lebih rendah dibanding dengan kelompok ibu berumur kurang dari 20 tahun, dan dibanding dengan Resiko kematian pada kelompok umur dibawah 20 tahun dan pada kelompok umur diatas 35 tahun dimana tiga kali lebih tinggi dari kelompok umur reproduksi sehat

2. Jarak kehamilan

(4)

maupun janin. Organ reproduksi yang belum berfungsi dengan sempurna seperti rahim akibat persalinan sebelumnya belum bisa memaksimalkan pembentukan cadangan makanan bagi janin dan untuk ibu sendiri 3. Pekerjaan

Pekerjaan ini untuk menggambarkan status ekonomi wanita. Hal ini mempengaruhi kemampuan mereka untuk membeli makanan yang bergizi, rumah yang layak dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan meningkatkan resiko untuk sakit dan disabilitas. Ibu hamil yang sangat rentan adalah yang tidak mempunyai asset, sedikit atau tidak ada tabungan dan merupakan bagian dari keluarga yang sedikit atau pendapatan rendah.

4. Antenatal care

Antenatal care (pengawasan masa kehamilan)merupakan pengawasan kesehatan selama masa kehamilansehingga apabila ada tanda-tanda kelainan fisik atau psikologis dapat segera ditanggulangi, untuk menghindari resiko semaksimal mungkin baik ibu maupun bayi. Kunjungan antenatal sebaiknya paling sedikit 4 kali selama kehamilan :

a. Satu kali pada triwulan pertama

Kunjungan I (16 minggu) dilakukan untuk penapisan dan pengobatan anemia, perencanaan persalinan, pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya

b. Satu kali pada triwulan kedua

Kunjungan II (24-28 minggu) dilakukan untuk pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya, penapisan pre eklampsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan, MAP, mengulang perencanaan persalinan.

c. Dua kali pada triwulan ketiga

Kunjungan III (32 minggu) dilakukan untuk pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya, penapisan pre eklampsia, gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan, MAP, mengulang perencanaan persalinan.

Kebijakan teknis pelayanan antenatal setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Penatalaksanaan ibu hamil secara keseluruhan bertujuan untuk mengupayakan kehamilan yang sehat, melakukan penatalaksanaan awal

serta rujukan bila diperlukan, persiapan persalinan yang bersih dan aman serta perencanaan antisipatif dan persiapan dini untuk melakukan rujukan jika terjadi komplikasi.

Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka dan kerangka konseptual, hipotesis penelitian ini adalah:

Ada pengaruh paritas, jarak kehamilan, umur, pendapatan keluarga, pekerjaan, dukungan suami, dukungan keluarga, kualitas antenatal care, kualitas kunjungan antenatal care, kualitas pelayanan antenatal care yang didapat terhadap Komplikasi kehamilan pada trimester III di kabupaten Mojokerto.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan Cross sectional. Penelitian dilakukan pada pada bulan Maret-Juni 2015 di Kabupaten Mojokerto. Populasi adalah semua ibu trimester III yang mengalami Komplikasi kehamilan (preeklampsi, pendarahan antepartum, anemia, ketuban pecah dini) dan tidak mengalami Komplikasi kehamilan (preeklampsi, pendarahan antepartum, anemia, ketuban pecah dini) di Kabupaten Mojokerto. Data populasi kasus dan control diperoleh dari Rumah Sakit.. Besar sampel sebesar 80 responden denganTehnik pengambilan sampel adalah Simple Random Sampling, dengan cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak (lotre) tanpa memperhatikan strata pada anggota populasi. Pengumpulan data primer diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Data sekunder yang diperoleh dari Rumah sakit dan buku KIA. Analisis data menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat dengan uji Chi square dan regresi logistik dengan tingkat kemaknaan sebesar 5% (α=0,05). Penentuan variabel yang paling dominan dilakukan melalui nilai Risk Prevalence (RP), variabel yang mempunyai nilai RP tertinggi, maka disebut sebagai variabel yang paling dominan pengaruhnya dengan Komplikasi kehamilan di Kabupaten Mojokerto.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

(5)

paritas, jarak kehamilan, pendapatan keluarga sedangkan data khusus meliputi dukungan suami, dukungan keluarga, kualitas antenatal care, kualitas kunjungan antenatal care,

kualitas pelayanan antenatal care yang didapat ibu hamil. Komplikasi kehamilan responden meliputi pre eklamsia, anemia, ketuban pecah dini.

Tabel 2. Uji Multivariat Pengaruh Umur, Pekerjaan, Pendapatan Keluarga, Paritas, Jarak Kehamilan, Dukungan Keluarga, Dukungan Suami, Kualitas Antenatal Care, Kualitas Kunjungan Antenatal Care, Kualitas Pelayanan Antenatal Care Yang Di Dapat Terhadap Kejadian Komplikasi Kehamilan Trimester III Di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Variabel perancu RP 95%CI p value

Umur Berisiko

(<20 tahun atau >35 tahun) 1,428 0,307-6,647 0,650

Tidak berisiko (20 - 35 tahun) Pekerjaan

Bekerja 12,706* 2,366-68,234 0,003

Tidak Bekerja Pendapatan keluarga

< UMR 28,885* 4,753-175,553 0,000

≥UMR Paritas

Berisiko (primigravida dan grandemulti) 3,156 0,614-16,212 0,619 Tidak berisiko (multigravida)

Jarak Kelahiran

Berisiko (Anak pertama dan < 2 tahun) 4,661 0,924-23,529 0,062 Tidak berisiko (≥ 2 tahun)

Dukungan suami

Kurang mendukung 5,456* 1,009-29,502 0,049

Mendukung Dukungan keluarga

Kurang mendukung 3,731 0,743-18,746 0,110

Mendukung

Kualitas kunjungan antenatal care

Kurang baik 6,169 0,973-39,101 0,053

Baik

Kualitas Pelayanan antenatal care

Kurang baik 18,343 0,867-387-852 0,062

Baik

Kualitas antenatal care

Kurang baik 4,231 0,172-103,785 0,377

Baik

Pseudo R²= 0,600

Berdasarkan usia, 75% responden berusia 20-35 tahun dan 25% berusia kurang dari 25 tahun serta lebih dari 35 tahun. Kejadian komplikasi kehamilan pada ibu dengan usia berisiko memiliki proporsi yang sama yaitu 20% dan 31,4 %. Begitu pula pada usia tidak

(6)

tahun merupakan usia reproduksi sehat karena baik untuk kehamilan dan persalinan. Ibu dengan kehamilan pada usia <20 tahun dan >35 tahun akan berisiko tinggi pada ibu maupun bayi. Kehamilan <20 tahun menyebabkan komplikasi karena kondisi fisik ibu belum yang belum matur untuk menghadapi kehamilan. Kehamilan akan berlangsung aman pada usia 20-35 tahun, setelah itu risiko meningkat kembali sesudah usia 35 tahun. Hasil ini sesuai dengan penelitian ariyani dkk, 2016 bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan kejadian anemia pada trimester III.

47,5% responden memiliki pekerjaan selain menjadi ibu rumah tangga dan 52,5% hanya sebagai ibu rumah tangga. 60% ibu yang memiliki beban ganda (bekerja mendapatkan upah dan ibu rumah tangga) mengalami kejadian komplikasi kehamilan dan 40% ibu rumah tangga dengan komplikasi kehamilan. Uji bivariat antara pekerjaan terhadap kejadian komplikasi kehamilan trimester III menunjukkan pekerjaan berisiko terhadap kejadian komplikasi kehamilan trimester III (P value=0,014; RP=3,273; 95%CI 1,291-8,295). Pekerjaan yang ganda pada ibu hamil mempengaruhi sirkulasi darah dalam tubuh dan disertai perubahan seiring bertambahnya usia kehamilan akibat adanya kehamilan akan berdampak kerja jantung tekanan dari pembesaran rahim. Semakin bertambahnya usia yang semakin bertambah dalam rangka memenuhi kebutuhan selama proses kehamilan. Beban kerja jantung yang terlalu berat berdampak komplikasi pada kehamilan ibu seperti pre eklamsia. Hasil penelitian tidak sejalan dengan penelitia Li Xi Zhang et el, 2017 yaitu pekerjaan ibu berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian ketuban pecah prematur pada umur kehamilan lebih dari sama dengan 28 minggu.

55% responden dengan pendapatan keluarga <UMR dan 45% ≥UMR. Responden dengan pendapatan keluarga <UMR 68,9% dengan komplikasi kehamilan dan 37,1% tidak mengalami komplikasi kehamilan. Uji bivariat antara pendapatan keluarga terhadap kejadian komplikasi kehamilan trimester III menunjukkan pendapatan keluarga berisiko terhadap kejadian komplikasi kehamilan trimester III (P value=0,007; RP=3,747; 95%CI 1,476-9,515). Ibu hamil berpendapatan keluarga kurang dari UMR mengutamakan

pemenuhan kebutuhan pokok, tanpa memikirkan kebutuhan untuk dapat m0enjangkau pelayanan kesehatan bagi dirinya dan bayi. Hal ini berbeda dengan ibu hamil dengan pendapatan keluarga lebih dari sama dengan UMR karena kebutuhan pokok bisa terpenuhi akan akan lebih banyak mempertimbangkan untuk menjangkau pelayanan kesehatan dengan fasilitas lengkap. Penelitian Puti sari dkk, 2014 juga menunjukkan bahwa sosial ekonomi keluarga mempengaruhi risiko kehamilan.

Paritas responden memiliki proporsi sama antara paritas berisiko dan tidak berisiko sebesar 50%. Responden dengan paritas berisiko 55,3% dengan komplikasi kehamilan dan 45,7% tidak mengalami komplikasi kehamilan. Proporsi yang sama kejadian kompliksai kehamilan antara paritas berisiko dan tidak berisiko dan dibuktikan juga dengan Uji bivariat sehingga paritas bukan merupakan faktor risiko kejadian komplikasi kehamilan trimester III (P value=0,652; RP=1,357; 95%CI 0,559-3,292). Kehamilan berisiko adalah anak pertama dan persalinan anak keempat atau lebih karena pada anak pertama belum adanya pengalaman dalam adaptasi terhadap perubahan fisik dan psikis meningkatkan kecemasan dalam menghadapi kehamilannya sedangkan pada anak keempat atau lebih adanya kemunduran daya lentur (elastisitas) jaringan yang sudah berulang kali diregangkan kehamilan, sehingga menurunnya kekuatan ibu dalam menjalani kehamilannya. Hal tersebut meningkatkan komplikasi dalam kehamilan ibu. Hasil ini tidak sejalan dengan dengan penelitian Bilano et al, 2014 bahwa paritas berisiko terhadapa kejadian pre eklamsia. Ibudengan kehamilan pertama 2,04 kali berisiko mengalami pre eklamsia.

(7)

dalam waktu 2 tahun diharapkan sudah mampu memulihkan tubuh ibu dari kebutuhan ekstra pada kehamilan dan laktasi. Jarak kehamilan yang terlalu dekat (< 2 tahun) menyebabkan risiko tinggi pada kehamilan ibu karena berisiko terjadi anemia pada kehamilan dan perdarahan. Jarak kehamilan yang terlalu panjang (≥5 tahun) meningkatkan risiko kejadian preeklampsi atau eklampsi, diabetes gestasional trimester ketiga dan juga kematian maternal, sehingga ibu dengan jarak kehamilan berisiko perlu mendapatkan pemantauan khusus selama pemeriksaan antenatal care. Hasil ini tidak sesuai dengan penelitian Meseret et al, 2013 bahwa jarak kehamilan merupakan faktorrisiko terjadinya anemia pada trimester III. 3,835 kali anemia berisiko pada kehamilan dengan jarak 3 tahun dan 4,290 kali anemia terjadi pada trimester III. Semakin bertambah usia kehamilan risiko anemia semakin besar.

Berdasarkan dukungan dibagi menjadi 2 yaitu dukungan suami dan dukungan keluarga. 41,2% responden suami kurang mendukung ibu dalam menghadapi kehamilan dan 58,8% suami mendukung ibu. Dukungan suami dalam kategori kurang terhadap ibu hamil 48% dengan komplikasi kehamilan dan 42,9% tidak mengalami komplikasi kehamilan. Uji bivariat antara dukungan suami terhadap kejadian komplikasi kehamilan trimester III menunjukkan tidak berisiko terhadap komplikasi kehamilan trimester III (P value=0,822; RP=1,124; 95%CI 0,363-2,179). 51,3% responden keluarga ibu hamil kurang mendukung dalam menghadapi kehamilan dan 48,7% keluarga mendukung. Dukungan keluarga dalam kategori kurang terhadap ibu hamil dalam menghadapi kehamilan 62,2% dengan komplikasi kehamilan dan 37,1% tidak mengalami komplikasi kehamilan. Uji bivariat menunjukkan dukungan keluarga berisiko terhadap komplikasi kehamilan trimester III (P value=0,042; RP=2,787; 95%CI 1,119-6,944). Dukungan suami dan keluarga penting dibutuhkan ibu hamil dalam menghadapi kehamilannya sehubungan dengan pemenuhan kebutuhan fisik, psikis dan pemanfaatan pelayanan antenatal care. Dukungan keluarga yang kurang berdampak tidak terpenuhinya kebutuhan fisik untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu serta dari segi psikis menyebabkan kecemasan atau meningkatkan

stress dalam menghadapi setiap perubahan kehamilannya. Hal tersebut menyebabkan komplikasi kehamilan dan persalinan pada didukung dengan tidak terjangkaunya pelayanan kesehatan sehingga terlambatnya deteksi dini komplikasi. Menurut Fahira dan Arifuddin kunjungan antenatal care 7,933 kali berisiko terhadap kejadian pre eklampsia, perlu dukungan baik dari keluarga dan suami untuk dapat ibu hamil meningkatkan kualitas kunjungan antenatal care. Penelitian Kartia yuni dkk, 2017 menunjukkan dukungan sosial untuk ibu hamil berpengaruh terhadap keaktifan ibu mengikuti kelas ibu hamil. Kelas ibu hamil bertujuan untuk mengurangi faktor risiko penyebab kematian ibu.

(8)

badan, tekanan darah, anemia, besar uterus, inspeksi vagina dan denyut jantung janin. Pemeriksaan laboratotium meliputi pemeriksaan hemoglobin, albumin urine, glukosa urine, syphilis, HIV dan darah lengkap. Aspek pendidikan kesehatan yang harus didapat ibu hami tentang tanda bahaya kehamilan, imunisasi, nutrisi kehamilan, penyakit infeksi menular seksual, kebiasaan dan zat merugikan, PMTCT. Terapi obat yang didaptkan ibu adalah tablet Fe dan harus mendapatkan konseling kunjungan ulang. Antenatal care ibu hamil bertujuan untuk mengidentifikasi wanita yang berisiko sehingga pola asuhan yang tepat dapat direncanakan untuk kehamilan oleh professional yang tepat. Pengkajian risiko harus berkelanjutan sehingga penyimpangan dari normal atau terjadinya komplikasi dapat diidentifikasi pada setiap tahap kehamilan dan dibuat rujukan untuk mendapatkan asuhan yang tepat. Namun berbeda dengan penelitian Ariyani dkk, 2016 antenatal care tidak berhubungan dengan anemia kehamilan tetapi penelitian ini sejalan dengan hasil Meseret et al kunjungan antenatal care berpengaruh signifikan terhadap kejadian anemia ibu hamil pada trimester III.

Berdasarakan uji multivariate menunjukkan bahwa pekerjaan ibu, pendapatan keluarga dan dukungan suami merupakan faktor risiko paling dominan terhadap kejadian komplikasi kehamilan pada trimester III dengan nilai R2 square 0,600 artinya 60% komplikasi kehamilan dipengaruhi oleh umur ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, paritas, jarak kehamilan, dukungan suami, dukungan keluarga, kualitas kunjungan antenatal care, kualitas pelayanan antenatal care dan 40% dijelaskan oleh faktor lainnya.

5. KESIMPULAN

Berdasarkan uji bivariat pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, dukungan keluaraga, kualitas kunjungan antenatal care, kualitas pelayanan antenatal care berisiko terhadap komplikasi kehamilan trimester III. Berdasarkan uji multivariate pekerjaan ibu, pendapatan keluarga, dukungan suami merupakan faktor risiko dominan terhadap komplikasi kehamilan trimester III

REFERENSI

1. A Fahira, A Arifuddin. 2017. “Faktor Risiko Kejadian PreEklampsia Pada Ibu Hamil Di RSU Anutapura Kota Palu. Jurnal Kesehatan Tadulako. Volume 3, No.2

2. Ariyani, Rizqi , Dwi Sarbini . 2016. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Trimester Iii Di Wilayah Kerja Puskesmas Mojolaban, Kabupaten

Sukoharjo”. Skripsi, Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

http://eprints.ums.ac.id/42421/

3. ED Kartiningrum, Nur saidah. 2014. “Faktor Yang Mempengaruhi Kematian Ibu Di Propinsi Jawa Timur Tahun 2010”. Jurnal Hospital Majapahit, Vol.6 No.1 4. Infodatin. 2014. “ Situasi Kesehatan Ibu”.

Jakarta: Kemenkes RI

5. Kartiayuni, Ayu, Kusuma Estu Werdani. 2017. “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Ibu Hamil Dalam Kelas Ibu Hamil Di Puskesmas Sangkrah Kota Surakarta”. Skripsi. Universitas muhammadiyah surakarta

6. http://eprints.ums.ac.id/57524/

7. Li Xi ZHANG, YANG SUN, Hai Zhao, Na Zhu, Xing De Sun, Xing Jin, Ai Min Zou, Yang Mi, Ji Ru Xu. 2017. “A Bayesian Stepwise Discriminant Model For Predicting Risk Factors Of Preterm Premature Rupture Of Membranes: A Case Control Study”. Chinese medical journal. Volume 130, no.2

8. Lowdermilk, D. L., Perry, S. E., Cashion, K. 2013. “Keperawatan Maternitas (8 ed., Vol. 1)”. Singapura: ELSEVIER MOSBY.

9. Manuaba. 2010. “Ilmu kebidanan,

penyakit kandungan dan KB untuk pendidikan bidan”. Jakarta: monica ester. 10. Meseret Alem, Bamlaku Enawgaw , Aschalew Gelaw , Tigist Kena , Mohammed Seid , Yadessa Olk. 2013. “Prevalence of anemia and associated risk factors among pregnant women attending antenatal care in Azezo Health Center Gondar town, Northwest Ethiopia”. Journal Interdiscipl Histopathol. Volume 3, No. 3

(9)

12. Puti Sari H, Dwi Hapsari, Ika

Dharmayanti, Nunik

Kusumawardani.2014. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Risiko Kehamilan “4 Terlalu (4-T)” Pada Wanita Usia 10-59 Tahun (Analisis Riskesdas 2010). Media Litbangkes, Vol. 24 No. 3 13. http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/inde

x.php/MPK/article/view/3649/3595 14. VL Bilano, Erika Ota ,Togoobaatar

Ganchimeg, Rintaro Mori,João Paulo

Souza. 2014. Risk Factors of Pre-Eclampsia/Eclampsia and Its Adverse Outcomes in Low- and Middle-Income Countries: A WHO Secondary Analysis. http://journals.plos.org/plosone/article?id =10.1371/journal.pone.0091198

15. WHO. 2016. “Maternal mortality”.

Gambar

Gambar 1 Penyebab Kematian Ibu Di indonesia
Tabel 2. Uji Multivariat Pengaruh Umur, Pekerjaan, Pendapatan Keluarga, Paritas, Jarak Kehamilan, Dukungan Keluarga, Dukungan Suami, Kualitas Antenatal Care, Kualitas Kunjungan Antenatal Care, Kualitas Pelayanan Antenatal Care Yang Di Dapat Terhadap Kejadian Komplikasi Kehamilan Trimester III Di Kabupaten Mojokerto Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa faktor yang menjadikan minat berwirausaha diantaranya adalah kepemilikan modal, akses mendapatkan modal, keterampilan dalam melakukan usaha, kepercayaan diri,

Menurut peneliti bahwa dilihat dari hasil penelitian dan analisis menunjukkan adanya hubungan yang berarti antara pola asuh ibu dengan perilaku sulit makan pada

Di Pemandian Wendit ini, pengunjung juga akan menjumpai puluhan kera jinak yang berkeliaran di sekitar hutan kecil di Wendit dan tentunya akan memberikan ciri khas tersediri

Sampai dengan akhir tahun 2016, Sekretariat Direktorat Jendral Perdagangan Dalam Negeri telah memenuhi target sebesar 100% dari indikator kinerja yang ditetapkan

Dengan keadaan sekarang dikhawatirkan akan tidak adanya terjadi perubahan, maka di masa yang akan datang maka SDM aparatur harus ditingkatkan, bermacam cara untuk

Manfaat dari penelitian yang dilakukan ini, yaitu (1) untuk memberikan gambaran yang komprehensif mengenai sensitivitas NPL perbankan baik secara agregat maupun

Apakah terdapat perbedaan dari Agency Cost pada BUMN sebelum. dan

Diantara variabel Debt to Equity Ratio (DER) dan Total Asset Turnover (TAT) mana yang paling dominan mempengaruhi Return on Equity (ROE) pada perusahaan manufaktur