• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KEHAMILAN RISIKO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KEHAMILAN RISIKO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR DOMINAN PENYEBAB KEHAMILAN RISIKO TINGGI PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT ISLAM SAKINAH MOJOKERTO

INDAH KUSMINDARTI, KHOLIFAH *STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto

ABSTRACT

Most of maternal death occurred during pregnancy. High MMR (Maternal Mortality Rate) in Indonesia due to various direct and indirect caused. The main direct caused are hemorrhage, hypertension in pregnancy, and infection. Maternal mortality caused not only directly, by complications of pregnancy and childbirth, but also by various diseases, such as tuberculosis, anemia, malaria and heart disease. The researched objective to determine the dominant factor that caused high-risk pregnancy in pregnant women at Islamic Hospital Sakinah Mojokerto. The study design used descriptive design. The population in this studied that all pregnant women checkups at Islamic Hospital Sakinah Mojokerto as many as 140 pregnant women. Sampling techniques used accidental sampling and obtained as many as 112 high-risk pregnant women samples. Data collected used Rochjati Poedji Score Card. After the data collected then analyzed used percentages. The results shows that the dominant factor cause high-risk pregnancy in pregnant women is unjob pregnant women as many as 67 (59.8%) because most unjob pregnant women is a housewife. Mother not works or housewives who generally have more time, but due to the lack of broader social cause pregnant women to get information about the danger signs of pregnancy. This can lead to high-risk pregnancy in pregnant women. Health professionals need to examine this case to obtain data on the subject . By knows this data , so health workers can provide information and counseling appropriate to the patient's condition.

(2)

PENDAHULUAN

Kehamilan risiko tinggi adalah keadaan yang dapat mempengaruhi optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang dihadapi (Manuaba, 2012).

Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa kehamilan. Tingginya AKI (Angka Kematian Ibu) di Indonesia disebabkan oleh berbagai penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung yang utama adalah perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi. Sedangkan faktor tidak langsung kematian ibu karena masih banyaknya kasus 3 terlambat dan 4 terlalu. Tiga terlambat adalah keterlambatan keluarga mengambil keputusan kontak dengan tenaga

kesehatan, keterlambatan

memperoleh pelayanan kesehatan, serta terlambat merujuk. Sedangkan empat terlalu adalah terlalu muda/tua usia ibu untuk memutuskan untuk hamil, terlalu sering melahirkan, dan terlalu dekat jarak antara kehamilan/ persalinan satu dengan berikutnya (Dinas Kesehatan Mojokerto, 2013). Penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) merupakan salah satu target yang tercakup dalam MDGs

(Millenium Development Goals), yaitu pada tujuan kelima. MDGs (Millenium Development Goals) menargetkan penurunan AKI (Angka Kematian Ibu) pada tahun 2015 menjadi tiga per empat dari AKI (Angka Kematian Ibu) pada tahun 1991, yaitu dari 390 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (RAN Pelayanan KB, 2014).

(3)

di Jawa Timur masih tinggi. Hal tersebut terlihat hingga Agustus 2014 tedapat 291 kasus kematian. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur menargetkan setiap tahun angka kematian ibu melahirkan turun sampai 200 jiwa per tahun. Masih tingginya kasus angka kematian ibu melahirkan di Jawa Timur karena terlambat membawa ke pusat rujukan. Selain itu penyebab lainnya dari segi kesehatan adalah karena saat ibu melahirkan banyak yang menderita tekanan darah tinggi, dan angkanya mencapai 50 persen (Dinkes Jatim, 2014). Sedangkan jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2014 sebanyak 11 kasus. Penyebab kematian ibu yang terbanyak yakni karena pre eklamsia dan perdarahan pasca persalinan (Haemorrhage Post Partum/HPP) (Dr. M. Nurudin Akbar, SpOG, 2014).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 19-20 November 2014 di Rumah Sakit

Islam Sakinah Mojokerto

menunjukkan dari 18 ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan, 15 ibu diantaranya terdeteksi mengalami risiko tinggi akibat 1 ibu

karena memiliki tinggi badan <145 cm, 1 ibu karena mempunyai riwayat pernah keguguran (pernah gagal kehamilan), 3 ibu karena mempunyai riwayat pernah melahirkan secara operasi sesar, 1 ibu karena hamil di usia 35 tahun, 2 ibu karena menderita penyakit ashma, 2 ibu karena menderita penyakit diabetes, 4 ibu karena mengalami tekanan darah tinggi dan bengkak pada tungkai, dan 1 ibu karena hamil kembar.

Kematian ibu tidak hanya disebabkan secara langsung oleh

komplikasi kehamilan dan

(4)

berisiko ini (RAN Pelayanan KB, 2014).

Pendekatan pemeliharaan pada ibu hamil merupakan upaya kesehatan yang paripurna dan berkesinambungan melalui upaya peningkatan kesehatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mngetahui faktor dominan penyebab kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil di Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto.

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu pengetahuan atau pemecahan suatu masalah, pada dasarnya menggunakan metode ilmiah (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini desain penelitian yang digunakan adalah desain deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif (Setiadi, 2013).

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di

Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto sejumlah 140 orang dalam bulan april 2015. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis non probability sampling. Tipe non probability sampling yang digunakan adalah accidental sampling, yaitu dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah ibu hamil risiko tinggi yang memeriksakan kehamilannya di Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto sebanyak 112 orang yang ditemui oleh peneliti selama penelitian yaitu mulai tanggal 6 mei-12 juni 2015. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu faktor dominan penyebab kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil. Instrumen dalam penelitian ini ialah menggunakan Kartu Skor Poedji Rochjati berdasarkan data pada status rekam medis ibu.

(5)

atau studi pendahuluan dilakukan pada bulan November 2014 dan penelitiannya atau pengambilan data terbaru dilakukan pada tanggal 6 Mei - 12 Juni 2015. Setelah data terkumpul, dilakukan editing, coding, scoring, tabulating lalu data dianalisis menggunakan prosentase. Kemudian data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

HASIL PENELITIAN a. Data Umum

Tabel 4.1 Karakteristik

Responden Berdasarkan

Pendidikan, Pekerjaan, dan Status Ekonomi Umur, Paritas, Jarak Kehamilan, Riwayat Kehamilan Dan Persalinan, Penyakit/Kelainan Ibu, Penyakit/ Kelainan Janin, 3. Jarak Kehamilan

a. Primigravida a. Abortus (pernah gagal kehamilan) b. Persalinan tindakan (tarikan tang/ vakum, uri

dirogoh, diberi infus/transfusi) c. SC (Sectio Sesar)

d. Tidak ada riwayat 16

5. Penyakit/kelainan Ibu

a. TB < 145 cm b. Anemia (kurang darah)

c. Malaria d. TBC

(6)

g. Penyakit Menular Seksual

h. Tidak ada riwayat 1

66

0,9%

58,9%

Jumlah 112 100% 6. Penyakit/kelainan

Janin a. Hidramnion (hamil kembar air) b. Riwayat Letak sungsang/Letak sungsang c. Riwayat Letak lintang/Letak lintang d. Riwayat IUFD (bayi mati dalam kandungan) e. Gemeli (hamil kembar 2 atau lebih) f. Tidak ada riwayat

9

7. Kelainan Obstetrik a. Riwayat Post date/ Post date (kehamilan lebih bulan)

b. PER (bengkak pada muka/tungkai dan tekanan darah tinggi)

Hasil penelitian terhadap 112 responden ibu hamil risiko tinggi menunjukkan bahwa faktor dominan penyebab kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil terjadi pada pekerjaan ibu hamil risiko tinggi, yaitu sebanyak 67 (59,8%) terjadi pada ibu tidak bekerja karena pekerjaan ibu

kebanyakan adalah sebagai ibu rumah tangga. Dan sebanyak 5 (4,5%) terjadi pada pekerjaan tidak terampil karena pekerjaan ibu adalah sebagai petani.

Pekerjaan seseorang akan menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan. Ibu yang bekerja mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja, karena pada ibu yang bekerja akan lebih banyak memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, sehingga lebih mempunyai banyak peluang juga untuk mendapatkan informasi seputar keadaanya (Sulistyawati, 2009). Sedangkan Ibu tidak bekerja atau ibu rumah tangga yang umumnya memiliki lebih banyak waktu, namun akibat kurangnya pergaulan yang lebih luas

menyebabkan ibu kurang

(7)

disesuaikan dengan kondisi fisiknya (Devy, 2011). Menurut Roeshadi (2004) dalam jurnal penelitian kesehatan suara forikes 2(1) : 1-8. (2011), pekerjaan wanita terutama di pedesaan terlalu berat dan tidak didukung oleh gizi yang cukup, sehingga mempengaruhi rendahnya tingkat pendapatan keluarga. Dengan pekerjaan yang berat rawan terjadi abortus dan partus prematurus, sehingga apabila ibu tersebut hamil akan berpengaruh pada kehamilan. Hal ini dapat menyebabkan kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil.

Dari berbagai faktor penyebab kehamilan risiko tinggi, pekerjaan ibu hamil sebagai ibu rumah tangga (IRT) dan petani menjadi faktor dominan penyebab kehamilan risiko tinggi. Hal ini disebabkan karena pekerjaan sebagai ibu rumah tangga

membuat pengalaman dan

pengetahuan yang dimiliki ibu menjadi berkurang dan terbatas. Dibandingkan dengan ibu yang bekerja, ibu yang berada di lingkungan pekerjaan akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain itu,

(8)

(1997) dalam Jurnal Promosi Kesehatan Vol 1, No.1 : 50-62. (2011), mengenai karakteristik kematian maternal di Kabupaten Timor Tengah Utara, pekerjaan umum dari ibu-ibu yang meninggal adalah petani (67,9%) dan ibu rumah tangga (28,6%). Ini membuktikan bahwa ibu-ibu dari kalangan sosial ekonomi rendah kurang beruntung karena ketidakberdayaan ibu-ibu terhadap akses pelayanan kesehatan yang baik.

Faktor lain yang menjadi faktor penyebab kehamilan risiko tinggi yaitu kelainan obstetrik khususnya PER (bengkak pada muka/tungkai dan tekanan darah tinggi) sebanyak 38 (33,9%). Ibu yang mengalami kelainan obstetrik mempunyai risiko 11,7 kali lebih besar untuk terjadi kematian ibu dibandingkan yang tidak mengalami kelainan obstetrik. Pre-eklamsi (toksemia gravidarum) adalah tekanan darah tinggi yang disertai dengan proteinuria (protein dalam air kemih) atau edema (penimbunan cairan) yang terjadi pada kehamilan 20 minggu sampai akhir minggu pertama setelah persalinan. Pre-eklamsi terjadi pada 5% kehamilan

dan lebih sering ditemukan pada kehamilan pertama dan pada wanita yang sebelumnya menderita tekanan darah tinggi atau penyakit pembuluh darah. Risiko utama terjadinya pre-eklamsi adalah abrupsio plasenta. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita pre-eklamsi, 4-5 kali lebih rentan terhadap kelainan yang timbul segera setelah lahir. Bayi yang dilahirkan juga mungkin kecil karena adanya kelainan fungsi plasenta atau karena lahir prematur (El-Manan, 2011).

Preeklamsia menjadi salah satu faktor penyebab kehamilan risiko tinggi karena preeklamsia yang terus berlangsung selama kehamilan dapat berkembang menjadi eklamsia yang mengancam keselamatan ibu dan janin. Menurut penelitian (Panchal et all, 2002) yang menyatakan bahwa penyebab kematian ibu adalah kelainan obstetrik seperti preeklamsia/ eklamsia sebanyak 22,2%. Preeklamsia/ eklamsia dapat menyebabkan penyulit terutama dalam persalinan spontan.

Karena pada preeklamsia dan

eklamsia, sirkulasi pada

(9)

sehingga berakibat nutrisi dan oksigenasi pada janin pun ikut berkurang. Dampaknya, janin akan mengalami gangguan pertumbuhan serta hipoksia yang akhirnya dapat menyebabkan gawat janin sampai

kematian. Sehingga untuk

mempercepat persalinan harus dilakukan persalinan tindakan seperti seksio sesarea.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa faktor penyebab kehamilan risiko tinggi pada ibu hamil terjadi pada status pendidikan dasar sebanyak 47 (42,0%). Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan luar sekolah seumur hidup, sehingga semakin matang dalam menghadapi dan memecahkan berbagai problem termasuk problem kesehatan dalam rangka menekan risiko kematian. Pendidikan ibu sangat erat kaitannya dengan reaksi serta pembuatan keputusan rumah tangga terhadap penyakit. Ini terlihat bahwa kematian balita yang rendah dijumpai pada golongan wanita yang mempunyai pendidikan yang tinggi. Tingkat pendidikan ibu hamil juga sangat

berperan dalam kualitas perawatan

bayinya. Informasi yang

berhubungan dengan perawatan kehamilan sangat dibutuhkan, sehingga akan meningkatkan pengetahuannya. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin baik pula pengetahuannya tentang sesuatu. Pada ibu hamil dengan tingkat pendidikan yang rendah kadang ketika tidak mendapatkan cukup informasi mengenai kesehatannya, maka ia tidak tahu mengenai bagaimana cara melakukan perawatan kehamilan yang baik (Sulistyawati, 2009).

Pendidikan dasar menjadi salah satu faktor penyebab kehamilan risiko tinggi karena pendidikan yang

rendah akan menghambat

(10)

mempunyai risiko 6 kali lebih tinggi untuk mengalami partus lama dibandingkan dengan ibu dengan pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya informasi yang menyebabkan masih banyaknya ibu-ibu yang kurang menyadari tentang pentingnya pemeriksaan kehamilan. Sehingga menyebabkan tidak terdeteksinya faktor-faktor risiko tinggi yang mungkin dialami oleh mereka. Risiko ini baru diketahui pada saat persalinan yang sering kali karena kasusnya sudah terlambat sehingga dapat membawa akibat fatal. Sebagai akibat dari kurangnya kesadaran akan pentingnya pemeriksaan kehamilan dapat berdampak pada terjadinya persalinan prematur karena tidak terdeteksinya berbagai masalah kesehatan pada ibu. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya

rendah, akan menghambat

perkembangan sikap seseorang

terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Faktor Dominan Penyebab Kehamilan Risiko Tinggi Pada Ibu Hamil di Rumah Sakit Islam Sakinah Mojokerto terjadi pada pekerjaan ibu hamil yaitu sebagai ibu rumah tangga dan petani sebanyak 72 (64,3%). Hal ini disebabkan karena pekerjaan sebagai ibu rumah tangga membuat pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki ibu menjadi berkurang dan terbatas. Dibandingkan dengan ibu yang bekerja, ibu yang berada di lingkungan pekerjaan akan memperoleh pengetahuan dan pengalaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Begitu pula dengan pekerjaan ibu sebagai petani. Pekerjaan sebagai petani merupakan pekerjaan yang menguras energi dan waktu. Hal ini menunjukkan bahwa ibu-ibu dari kalangan sosial ekonomi rendah kurang beruntung karena ketidakberdayaan ibu-ibu terhadap akses pelayanan kesehatan yang baik.

(11)

Ibu hamil

1. Ibu hamil hendaknya mencari informasi mengenai proses kehamilan dan persalinan baik itu dari tenaga kesehatan, maupun dari ibu yang sudah memiliki

pengalaman hamil dan

melahirkan.

2. Ibu harus teratur melakukan pemeriksaan kehamilan, agar segala risiko yang mengancam kehamilan dapat dideteksi secara dini sehingga tidak terjadi komplikasi kehamilan maupun kehamilan risiko tinggi. Sehingga ibu bisa menjalani kehamilannya dengan sehat serta bayi yang dilahirkannya nanti juga sehat dan selamat.

Tenaga kesehatan

1. Disarankan agar tenaga kesehatan, agar lebih proaktif melakukan skrining bagi semua ibu hamil dengan melibatkan keluarga dan masyarakat.

2. Meningkatkan promosi

kesehatan.

3. Petugas KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) agar meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil, untuk melakukan

pemeriksaan kehamilan (ANC) secara teratur dan deteksi dini tanda-tanda kehamilan risiko tinggi, dan segera melakukan tindakan rujukan untuk pemeriksaan atau penanganan kasus kehamilan risiko tinggi dengan tempat rujukan dan penolong persalinan yang sesuai.

Peneliti Selanjutnya

1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian selanjutnya.

2. Disarankan untuk meneliti faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap persalinan ibu hamil risiko tinggi, untuk melihat dampak yang terjadi akibat kehamilan risiko tinggi dalam menjalani proses persalinan.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, M. R. (2011). Gambaran Faktor Penyebab Ibu Hamil Resiko Tinggi Tahun 2005-2010 (Di Polindes Sambikerep Kecamatan Rejoso Kabupaten Nganjuk). Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes 2(1) : Volume II Nomor Khusus Hari Kesehatan Nasional, 1-8.

(12)

Budaya Madura di Desa Tambak dan Desa Rapalaok Kecamatan Omben Kabupaten Sampang. Jurnal Promosi Kesehatan Vol 1, No. 1, 50-62.

Dinas Kesehatan Jawa Timur.

(2014). Diperoleh dari

http://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 17 April 2015.

Dinas Kesehatan Mojokerto. (2013).

Diperoleh dari

http://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 23 Februari 2015.

Dr. M. Nurudin Akbar, SpOG .

(2014). Diperoleh dari

http://realita.co/index.php? news=Dalam-Sembilan-Bulan,-11-Ibu-Meninggal. Diakses tanggal 22 Juni 2015.

El-Manan. (2011). Kamus Pintar Kesehatan Wanita.Yogyakarta: Buku Biru.

Manuaba, I. A. (2012). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Mulidah, S. (2003). Hubungan antara Kelengkapan Pelaksanaan Deteksi Risiko Tinggi dan Persalinan lama di Kabupaten Purworejo. Jurnal Sain Kesehatan Vol. 16 No. 2, 301-314.

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Profil Kes.Prov.Jawa Timur. (2013).

Diperoleh dari

http://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 17 April 2015.

Profil Kesehatan Indonesia. (2013).

Diperoleh dari

http://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 23 Februari 2015.

RAN PELAYANAN KB. (2014).

Diperoleh dari

http://www.gizikia.depkes.go.id. Diakses tanggal 17 April 2015.

RAN PP AKI. (2013). Diperoleh dari http://theprakarsa.org. Diakses tanggal 17 April 2015.

Sulistyawati, A. (2009). Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba Medika.

Supari, S. F. (2008). Menkes Canangkan Stiker Perencanaan Persalinan dan Pencegahan komplikasi.

http://www.depkes.go.id. Diakses 17 April 2015

WHO. (2014). Angka Kematian Ibu.

Diperoleh dari

Gambar

Tabel  4.2  Distribusi  Frekuensi

Referensi

Dokumen terkait

Jika terdapat 10 warga tidak memiliki sepeda motor maupun sepeda, banyak warga yang hanya memiliki sepeda motor adalah ...... Dari himpunan pasangan berurutan

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kasih karunia dan penyertaan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “

Yohana Melvani: Prosedur Hukum Pengikatan Kredit Pada Bank (Studi Pada Bank Bukopin Cabang Medan), 2000... Yohana Melvani: Prosedur Hukum Pengikatan Kredit Pada Bank (Studi Pada

Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III MI Sabilul Huda (SD PLUS), yang berjumlah 13 siswa. Sedangkan objek dari penelitian ini adalah pelaksanaan pembelajaran

Setelah kelima analisis tersebut menunjukkan kelayakan suatu investasi baik dilihat dari sisi perhitungan analisis dan sisi keinginan investor, maka langkah terakhir dari

jamnya secara bergantian, n8ka dlsini sebagai dasar pertim- bangan untuk menentukan Jumlah peM Mcai yang akan dlsedi ak an tempat dudœk pada ruang koleksi buku tersebut,

IL : Keuntungan yang diperoleh Perusahaan berasal dari biaya ijaroh, margin, dan juga ta’wid. 6) P : Jika ada nasabah yang menggadaikan emasnya, dan harga emas

yang penulis bahas dalam skripsi ini adalah “ Pesan Dakwah Ustadz Adi Hidayat dan Persepsi Mad’u di Masjid Ad- Du’a Kelurahan Way Halim Kota Bandar Lampung ”