TAHUN 2008 TENTANG
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
TAHUN 2008 TENTANG
KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK
a. Inisiatif DPR dengan nama awal RUU Kebebasan
Memperoleh Informasi Publik (KMIP).
b. Tahun 2005, RUU KMIP diajukan kepada Pemerintah
untuk dimintakan tanggapan dan penyusunan Daftar
Inventarisasi Masalah (DIM). Menteri Komunikasi dan
Informatika dan Menteri Hukum dan HAM ditunjuk oleh
Presiden untuk membahas RUU tersebut bersama DPR;
c. Disahkan pada Sidang Paripurna DPR pada tanggal 30
April 2008 menjadi UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang
KIP;
d. Diundangkan pada tambahan Lembaran Negara RI
Nomor 4846 dan berlaku 2 (dua) tahun sejak
diundangkan.
Green: Comprehensive national law enacted
Yellow: Pending efort to enact law White: No law or law not operate
Green: Comprehensive national law enacted
a. Hak memperoleh informasi merupakan
Hak Asasi Manusia
dan dijamin konstitusi (Pasal 28 F UUD 1945);
b. Mewujudkan penyelenggaraan negara yang transparan dan
tata pemerintahan yang baik (
good governance
);
c. Mendukung penyelenggaraan negara yang demokratis
berdasarkan transparasi, partisipasi, dan akuntabilitas;
PRINSIP-PRINSIP:
PRINSIP MALE
PRINSIP ACCESS TO INFORMATION
PRINSIP EQUAL AND JUSTICE
PRINSIP PARTICIPATION
PRINSIP TIDAK PERMANEN TERHADAP INFORMASI
YANG DIRAHASIAKAN
ISU-ISU STRATEGIS UU KIP
a. Definisi dan Jenis-jenis Informasi Publik;
b. Definisi Badan Publik
c. Eksistensi Komisi Informasi dan Penyelesaian
Sengketa Informasi;
d. Peraturan Pemerintah sebagai
implementing
legislation;
e. Ketentuan Sanksi;
f. Ketentuan Peralihan.
Informasi yang dihasilkan,
disimpan, dikelola, dikirim,
dan/atau diterima
oleh suatu badan
publik yang berkaitan dengan
penyelenggara dan
penyelenggaraan negara dan/atau
penyelenggara dan
penyelenggaraan badan publik
lainnya yang sesuai dengan UU KIP
ini serta informasi lain yang
berkaitan dengan kepentingan
publik.
1) Informasi yang wajib
disediakan dan diumumkan
secara berkala;
2) Informasi yang wajib
diumumkan secara serta
merta;
3) Informasi yang wajib
tersedia setiap saat;
4) Informasi yang
dikecualikan;
5) Informasi yang diperoleh
berdasarkan permintaan.
• Informasi yang berkaitan dengan Badan publik
• Informasi mengenai laporan keuangan dari
Badan Publik;
• Informasi mengenai kegiatan dan kinerja Badan
Publik terkait;
• Informasi yang diatur dalam Peraturan
Perundang-undangan;
1) Informasi yang wajib disediakan dan
Informasi yang dapat mengancam hajat hidup orang
banyak dan ketertiban umum, seperti bencana alam,
endemi (wabah penyakit), dan sebagainya.
TSUNAMI
TANGGUL SITU GINTUNG
JEBOL
FLU BABI
2. Informasi yang wajib diumumkan secara
• daftar seluruh informasi publik yang berada di bawah penguasaan badan publik (tidak termasuk informasi yang dikecualikan);
• hasil keputusan badan publik dan pertimbangannya; • seluruh kebijakan yang ada berikut dokumen
pendukungnya;
• rencana kerja proyek termasuk di dalamnya perkiraan pengeluaran tahunan badan publik;
• perjanjian badan publik dengan pihak ketiga;
• informasi dan kebijakan yang disampaikan pejabat publik dalam pertemuan yang terbuka untuk umum;
• prosedur kerja pegawai badan publik yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat; dan
• laporan mengenai pelayanan akses informasi publik sebagaimana diatur dalam UU KIP.
PROYEK
SEMINAR MENKOMINFO
INFORMASI YANG WAJIB DISEDIAKAN
OLEH BUMN/ BUMD (pasal 14)
1.Nama dan tempat kedudukan, maksud dan tujuan serta jangka waktu pendirian, dan permodalan sesuai AD 2.Nama lengkap pemegang saham, anggota Direksi dan
anggota dewan komisaris;
3.Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Neraca Laporan laba rugi dan laporan CSR yang telah diaudit; 4.Hasil penilaian auditor eksternal, lembaga pemeringkat, 5.Sistem dan alokasi dana remunerasi anggota komisaris/
Dewan pengawas;
6.Mekanisme penetapan direksi, dewan komisaris/dewas 7.Kasus Hukum yang menurut Hukum terbuka sebagai IP 8.Pedoman pelaksanaan Tata Kelola perusahaan yang
Lanjutan … BUMN/BUMD
9.Pengumuman penerbitan efek yang bersifat utang
9.Penggantian akuntan yang mengaudit perusahaan
9.Perubahan Tahun fiskal perusahaa
10.Kegiatan penugasan pemerintah dan atau kewajiban
pelayanan umum atau subsidi;
13.Mekanisme pengadaan barang dan jasa, dan atau
• Informasi yang apabila dibuka dapat menghambat proses penegakan hukum; ( proses peyelidikan dan penyidikan tindak pidana; identitas informan, saki, korban..dll)
• Informasi yang apabila dibuka dapat membahayakan keamanan dan pertahanan negara; (Strategi intelijen, sistem pertahanan negara, dokumen strategi intelijen, tehnik dan taktik, dst.
• Hak atas Kekayaan Intelektual dan perlindungan dari persaingan usaha tidak sehat;
• Informasi yang mengungkapkan kekayaan alam Indonesia;
• Informasi yang merugikan ketahanan ekonomi nasional ( rencana awal penjualan mata uang, RA perubahan nilai tukar, RA perubahan suku bunga RA investasi asing, Proses dan hsl
pengawasan perbankan, proses pencetakan uang.
• Informasi yang dapat merugikan hubungan luar negeri;
• Informasi yang mengungkapkan wasiat /akta otentik
• Informasi yang bersifat pribadi
• Informasi yang tidak boleh diungkapkan berdasarkan Undang-Undang.
4) Informasi yang
Dikecualikan
Informasi publik selain Informasi yang
wajib disediakan dan diumumkan secara
berkala,
Informasi
yang
wajib
diumumkan
secara
serta-merta,
Informasi yang wajib tersedia setiap
saat, dan informasi yang dikecualikan,
yang dapat diperoleh berdasarkan
permintaan.
5) Informasi yang diperoleh
berdasarkan permintaan (Pasal 52
UU KIP)
Setiap warga negara dapat mengajukan
permintaan Informasi ke badan Publik
apabila informasi yang dicari tidak
tersedia dalam 3 kelompok informasi tsb.
Informasi dapat diperoleh melalui seluruh
sarana komunikasi yang ada dengan
prinsip: cepat, tepat waktu, dan biaya
ringan
Berlaku
Ketentuan
?
Mekanisme
permintaan Informasi (pasal 21 UU KIP)
5) Informasi yang diperoleh
berdasarkan permintaan (Pasal 52
UU KIP)
①
Setiap pemohon dpt mengajukan
permintaan ke BP
②
Bp Mencatat nama, alamat, subjek,
format dan cara penyampaian yg
diminta oleh pemohon
③
BP wajib memberikan tanda bukti
penerimaan permintaan informasi
④
10
hr
Bp
wajib
menyampaikan
pemberitahuan tertulis ttg: status ip
yang diminta, dpt diperpanjang 7 hr
5) Informasi yang diperoleh
Pengertian Badan Publik meliputi:
•
Lembaga Eksekutif, Legislatif, Yudikatif;
•
Badan lain
yang fungsi dan tugas
pokoknya berkaitan dengan
penyelenggaraan negara
yang sebagian
atau seluruh dananya bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dan/atau Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah; dan
•
Organisasi non-Pemerintah
sepanjang
sebagian atau seluruh dananya bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara dan/atau Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, sumbangan
masyarakat, dan/atau luar negeri.
KEPRESIDENAN
KEPRESIDENAN
MAHKAMAH AGUNGMAHKAMAH AGUNGMAHKAMAH
MAHKAMAH
KONSTITUSI
KONSTITUSI
DEPARTEMEN PERTAHANAN
DEPARTEMEN PERTAHANAN
PENGADILAN NEGERI
PENGADILAN NEGERI
DPRD
DPRD
PERANGKAT DAERAH
UNIVERSITAS NEGERI
KOTAK AMAL
KOTAK AMAL
TEMPAT IBADAH
TEMPAT IBADAH SUMBANGAN BENCANA SUMBANGAN BENCANA
ALAM
ALAM
Daerah, sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.
PENGELOLA
PENGELOLA ZAKATZAKAT
PANTI ASUHAN YANG
PANTI ASUHAN YANG
MENERIMA SUMBANGAN
MENERIMA SUMBANGAN
MASYARAKAT
MASYARAKAT KARANG TARUNAKARANG TARUNA
LEMBAGA SWADAYA
LEMBAGA SWADAYA
MASYARAKAT
Komisi Informasi adalah lembaga independen yang berfungsi menjalankan UU KIP dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan informasi publik dan menyelesaikan sengketa informasi publik melalui mediasi dan/atau ajudikasi non-litigasi.
Komisi Informasi terdiri dari:
•Komisi Informasi Pusat, beranggotakan 7 (tujuh) orang; •Komisi Informasi Provinsi, beranggotakan 5 (lima) orang; •Komisi Informasi Kabupaten/Kota (jika diperlukan),
•beranggotakan 5 (lima) orang.
• Berdasarkan Pasal 30 ayat (2) UU KIP, rekrutmen
Komisi Informasi Pusat telah dilaksanakan oleh
Depkominfo secara terbuka, jujur, dan objektif,
dengan melakukan serangkaian proses seleksi
yang dilaksanakan pada bulan Oktober s/d
Desember 2008;
• Setelah dilakukan
Fit and Proper Test
oleh DPR,
berdasarkan Keputusan Presiden No. 48/P Tahun
2009 tertanggal 2 Juni 2009, ditetapkan 7 (tujuh)
anggota Komisi Informasi Pusat, yaitu:
Ahmad
Alamsyah Saragih
(Ketua),
Henny S.
Widyaningsih
(Wakil Ketua),
Abdul Rahman
Ma’mun, Amirudin, Ramly Amin Simbolon,
Dono Prasetyo
dan
Usman Abdhali Watik
.
Sengketa informasi publik diselesaikan melalui mediasi
dan/atau ajudikasi non litigasi oleh Komisi Informasi
•
Mediasi
adalah proses penyelesaian
sengketa Informasi Publik dengan
mengedepankan asas musyawarah
untuk mencapai mufakat (
win-win solution
)
dengan perantara Komisi Informasi;
•
Ajudikasi
adalah proses penyelesaian
sengketa melalui lembaga pemutus:
• Ajudikasi Non-litigasi adalah
penyelesaian sengketa ajudikasi
di luar pengadilan yang putusannya
memiliki kekuatan setara dengan
putusan pengadilan;
• Ajudikasi litigasi adalah penyelesaian
sengketa ajudikasi di pengadilan.
• Apabila Sengketa Informasi tidak dapat diselesaikan
pada tingkat Komisi Informasi, penyelesaian sengketa
dilanjutkan
dengan
Pengajuan
gugatan
melalui
Pengadilan Tata Usaha Negara apabila yang digugat
adalah Badan Publik negara
dan Pengajuan
gugatan
melalui
Pengadilan Negeri apabila yang digugat
adalah badan publik non pemerintah.
• Pihak yang
tidak menerima putusan
Pengadilan Tata
Usaha Negara / Pengadilan Negeri dapat mengajukan
kasasi kepada Mahkamah Agung
selambat-lambatnya
dalam waktu 14 (empat belas) hari sejak diterimanya
putusan Pengadilan Tata Usaha Negara / Pengadilan
Negeri.
PUBLIK (GUGATAN & KASASI)
SENGKETA INFORMASI
PUBLIK
KOMISI INFORMASI
KOMISI INFORMASI
PENGADILAN
PENGADILAN
BADAN PUBLIKBADAN PUBLIK
INFORMASI PUBLIK
INFORMASI YANG DIKECUALIKAN
PEMOHON INFORMASI PEMOHON INFORMASI
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
DASAR HUKUM PENYUSUNAN RPP
•
Pasal 20 ayat (2) UU KIP:
“Ketentuan lebih lanjut mengenai jangka
waktu pengecualian diatur dengan Peraturan
Pemerintah.”
•
Pasal 58 UU KIP:
PERTIMBANGAN TERTULIS
BADAN PUBLIK (Psl. 2 RPP)
• Badan Publik membuat pertimbangan tertulis atas setiap kebijakan yang diambil untuk
memenuhi hak setiap orang atas informasi publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik.
• Pertimbangan tertulis tersebut ditetapkan oleh Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID ) atas persetujuan
Pimpinan Badan Publik yang bersangkutan, dan dapat diakses oleh setiap Pemohon informasi Publik.
PENGKLASIFIKASIAN INFORMASI
(Psl. 3 – 4 RPP)
•> PPID menetapkan Informasi yang dikecualikan berdasarkan Pengujian Konsekuensi secara saksama dan penuh ketelitian berdasarkan persetujuan pimpinan Badan Publik yang bersangkutan dengan surat penetapan klasifikasi.
•> Isi Penetapan :
1. Jenis klasifikasi Informasi yang Dikecualikan; 2. Identitas pejabat PPID yang menetapkan; 3. Badan Publik & unit kerja pejabat yang menetapkan;
4. Jangka Waktu Pengecualian; 5. alasan pengecualian; dan
6. Tempat dan tanggal penetapan.
N
o NEGARA JANGKA WAKTU PENGECUALIAN
PENE-4 Indonesia (RPP KIP)
Max. 30 th (Psl. 5
ayat 2)
Mengacu pada UU ttg Monopoli, UU
Dokumen perusahan
(psl.6)
Selama jangka waktu yang dib utuhkan
(psl. 7.1)
Ditetapkan Pimpinan
Tertinggi Badan tsb
Selama jangka waktu yang
dibutuhkan (psl.7.2)
Ditetapkan Pimpinan Tertinggi Badan
tsb
Selama jangka waktu
yang jangka waktu
yang
N
O NEGARA PENE GAKAN
2 Skotlandia 30 th 30 th Tanpa bts wkt
5 Bulgaria Tanpa batas
• Informasi Publik yang terkait dengan proses
penegakan hukum:
Max 30 (tiga puluh) tahun
• Informasi Publik terkait perlindungan hak atas
kekayaan intelektual dan perlindungan dari
persaingan usaha tidak sehat ;
berdasarkan UU
/Peraturan terkait.
• Informasi Publik terkait pertahanan keamanan
negara, kekayaan alam, ketahanan ekonomi
nasional, kepentingan luar negeri:
tidak terbatas
(informasi publik ini dapat dibuka atas izin
Presiden RI berdasarkan
Uji Konsekuensi dan
Uji Kepentingan Publik).
• Informasi Publik terkait isi akta otentik pribadi atau
wasiat, rahasia pribadi, memorandum atau
surat-surat antar/intra Badan Publik:
berdasarkan
UU/peraturan terkait.
(psl 5-9)
MENGUBAH KLASIFIKASI (Psl. 10 RPP)
•> PPID atas persetujuan pimpinan BP dapat mengubah klasifikasi Informasi yang Dikecualikan
(ID) berdasarkan Pengujian Konsekuensi.
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
HABIS JANGKA WAKTU PENGECUALIAN
(Psl. 11 RPP)
•> ID yang telah habis Jangka Waktu
Pengecualiannya menjadi Informasi Publik (IP)
yang dapat diakses oleh Pemohon IP dengan penetapan dari PPID yang penetapannya
dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sebelum berakhirnya Jangka Waktu Pengecualian.
•> Bila penetapan tersebut tidak dilakukan ID
 PPID ditunjuk oleh pimpinan Badan Publik yang bersangkutan.
 PPID memiliki kompetensi di bidang pengelolaan informasi dan dokumentasi, dengan standar
kompetensi yang ditetapkan oleh pimpinan Badan Publik yang bersangkutan.
 Dibantu pejabat fungsional di Badan Publik yang bersangkutan
 PPID memiliki tugas :
 penyediaan, penyimpanan, pendokumentasian, dan pengamanan informasi;
 pelayanan informasi sesuai dengan aturan cepat, tepat, dan sederhana;
 menetapkan SOP penyebarluasan Informasi Publik;
 Melakukan pengujian Konsekuensi;
 Pengklasifikasian Informasi dan/atau pengubahannya;
 penetapan pertimbangan tertulis atas setiap kebijakan yang diambil untuk memenuhi hak setiap orang atas
• PPID di lingkungan Badan Publik Negara yang
berkedudukan di Pusat adalah jabatan struktural
eselon 1b atau eselon 2b.
• PPID di lingkungan Badan Publik Negara yang
berkedudukan di daerah Provinsi adalah jabatan
struktural eselon 2b atau eselon 3b.
• PPID di lingkungan Badan Publik Negara yang
berkedudukan di daerah Kabupaten/Kota adalah
jabatan struktural eselon 2b, eselon 3b, eselon 4b
atau jabatan fungsional.
(Eselonisasi PPID setingkat lebih rendah dari
Pimpinan Badan Publik yang bersangkutan.
Dalam melaksanakan tugasnya PPID dapat
dibantu oleh pejabat fungsional).
KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA • Badan Publik wajib menyediakan informasi publik yang
akurat dan benar, dengan bahasa yang mudah dimengerti sehingga tidak menyesatkan.
Badan Publik yang
dengan sengaja
tidak
menyediakan, tidak memberikan, dan/atau tidak
menerbitkan Informasi Publik, dan
mengakibatkan
kerugian bagi orang lain
dikenakan pidana
kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp5.000.000,00
(lima juta rupiah).
Setiap Orang yang
dengan sengaja dan tanpa
hak
mengakses dan/atau memperoleh dan/atau
memberikan informasi yang dikecualikan dipidana
dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun
dan pidana denda paling banyak 10 juta rupiah.
• Pembayaran pidana denda yang menjadi tanggung jawab Badan Publik Negara, dibebankan pada APBN/APBD sepanjang pejabat publik yang bersangkutan
melakukan tugas pokok dan fungsinya sesuai dengan kewenangan yang diberikan kepadanya (intra vires).
• Apabila Pejabat publik terbukti melakukan tindakan di luar tugas pokok dan fungsinya dengan melampaui kewenangan yang diberikan kepadanya (ultra vires),
pembayaran pidana denda
menjadi tanggung jawab pejabat publik yang bersangkutan.
Ganti rugi berdasarkan Pasal 58 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang
mengakibatkan adanya kerugian materil yang diderita oleh Penggugat
dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1991 tentang Ganti Rugi dan Tata Cara Pelaksanaannya pada Peradilan Tata Usaha Negara.
 UU KIP berlaku 2 (dua) tahun sejak tanggal diundangkan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan hal-hal sebagai berikut:
 pelaksanaan sosialiasi / edukasi;
 penyusunan Rancangan Peraturan Pemerintah;  pembentukan Komisi Informasi beserta Juknis
dan Juklak-nya;
 persiapan infrastruktur ICT.
 Penyusunan dan penetapan Peraturan Pemerintah, petunjuk teknis, sosialisasi, sarana dan prasarana, serta hal-hal lainnya yang terkait dengan persiapan pelaksaaan Undang-Undang ini harus rampung paling lambat 2 (dua) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan.