HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG TRIAGE DENGAN PENERAPAN TRIAGE DI IGD RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
PATUT PATUH PATJU KABUPATEN LOMBOK BARAT.
Antoni Eka Fajar Maulana1, Eva Marvia2, Yunia Pratiwi3 1Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram 2Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram 3Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram
Email : ns.aefm@yahoo.com
ABSTRAK
Triage adalah suatu sistem seleksi dan pemilihan pasien untuk menentukantingkat kegawatan dan prioritas penanganan pasien. Berdasarkan data jumlah perawat pelaksana yang terdapat di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju sebanyak 18 orang. Sementara hasil observasi awal di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat didapatkan bahwa proses penanganan awal tidak melalui proses triage, misalnya pasien datang langsung mendapatkan penanganan tanpa menentukan tingkat kegawatan pasien.
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah Deskriptif Korelasional, populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah semua perawat pelaksana yang berada di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat yang berjumlah 18 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan kuesioner. Analisa data yang digunakan adalah chi-square dengan taraf signifikan 0,05%.
Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan uji chi-square untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang triage dengan penerapan triage di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat, didapatkan hasil dengan perhitungan SPSS dengan taraf signifikan P value = 0,040 dengan taraf kesalahan α= 0,05 maka nilai P value < nilai α (0,040 < 0,05).
Sehingga kesimpulan penelitian ini adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang triage dengan penerapan triage di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat. Dengan demikian bagi rumah sakit hasil penelitian ini dapat menjadi masukan agar merevisi kembali standar prosedur tentang triage yang ada di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat
Kata kunci : pengetahuan, penerapan.
THE RELATION BETWEEN THE NURSE KNOWLEDGE LEVEL OF TRIAGE AND THE APPLICATION OF TRIAGE IN IGD RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH WEST LOMBOK REGENCY
Antoni Eka Fajar Maulana1, Eva Marvia2, Yunia Pratiwi3
ABSTRACT
West Lombok regency shows that the initial treatment processdid not include the triage process, for example the patients get the treatment directly without determining the level of the urgency first.
In this study, the researcher used descriptive correlational design. The population and the sample of this study were all of the nurses in IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju, West Lombok regency which amounts to 18 people. The instruments that are used in this study were observation sheet and questionnaire. The data analysis that is used in this study was chi-square with the significance level of 0,05%.
In order to know the relation between the nurses’ knowledge of triage and the implementation of triage in IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju West Lombok regency, the researcher used chi-square to analyse the data. Based on the data analysis, the results shows that the calculation of SPSS with the significance level of P value = 0,040 with the error level α= 0,05. Therefore, the P value is < nilai α (0,040 < 0,05).
In conclusion, this study shows that there is a relation between the level of the
nurses’ knowledge of triage and the application of triage in IGD Rumah Sakit Umum
Daerah Patut Patuh Patju West Lombok regency. Therefore, from this study, the hospital can get the input to revise the standard procedure about triage in IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju West Lombok Regency.
Key words : Knowledge, Application
PENDAHULUAN
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit, yang dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
IGD mempunyai tujuan agar tercapai pelayanan kesehatan yang optimal pada pasien secara cepat dan tepat serta terpadu dalam penanganan tingkat kegawatdaruratan sehingga mampu mencegah resiko kecacatan dan kematian (to save life andlimb) dengan respon time selama 5 menit dan waktu definitif ≤ 2 jam.
Triage adalah suatu sistem seleksi dan pemilihan pasien untuk menentukan tingkat kegawatan dan prioritas penanganan pasien. Sistem triage merupakan salah satu penerapan sistem manajemen risiko di unit gawat darurat sehingga pasien yang datang mendapatkan penanganan dengan cepat dan tepat sesuai kebutuhannya dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia. Penilaian triage merupakan pengkajian awal pasien unit gawat darurat yang dilakukan oleh perawat (DepKes RI, 2005).
Keselamatan pasien saat ini menjadi perhatian dalam pelayanan kesehatan seperti di rumah sakit (RS). Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat juga berusaha menerapkan standar keselamatan pasien di dalam pelayanannya kepada pasien salah satunya adalah dengan pelaksanaan triage di Instalasi gawat darurat (IGD).
Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat khususnya di IGD, berdasarkan laporan tahunan, pada tanggal 9 Agustus 2016 didapatkan bahwa pada tahun 2015 pasien yang masuk ke IGD sebanyak 16.173 orang, dan pada tahun 2016 dari bulan Januari sampai bulan Juli sebanyak 9.703 orang, dengan data kunjungan di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat ±1500 pasien tiap bulannya dengan jumlah perawat pelaksana 18 orang dengan jumlah shifnya empat sampai tujuh orang. (Sumber : Data sekunder Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat).
BAHAN DAN METODE
Desain penelitian dalam penelitian ini adalah Deskriptif Korelasional, dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 12 Juni sampai 17 Juli 2017. Responden penelitian adalah 18 Perawat pelaksana yang melakukan Triage
di Rumah Sakit Patuh Patut Patju Lombok Barat. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. peneliti menggunakan analisis Chi-Square dengan tingkat kesalahan 0,05%.
HASIL DAN BAHASAN
Data meliputi karakteristik dari responden penelitian yang meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan dan pelatihan. a. Karakteristik responden berdasarkan
jenis kelamin
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Kelamin Jenis Frekuensi (orang) Persentase (%) frekuensi jenis kelamin responden adalah laki-laki sebanyak 13 orang (72%), dan perempuan sebanyak 5 orang (28%).
b. Karakteristik responden berdasarkan umur
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Umur.
c. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
Tabel 4.3. Distribusi jumlah responden berdasarkan tingkat pendidikan.
Sumber : Data Primer 2016
Dari tabel 4.3. Dapat diketahui bahwa frekuensi menurut pendidikan, menunjukkan bahwa perawat dengan jenjang pendidikan DIII sebanyak 14 orang (78%), S1 sebanyak 1 orang (6%), Ners sebanyak 3 orang (17%). d. Karakteristik perawat berdasarkan
pelatihan yang diikuti.
Tabel 4.4. Distribusi frekuensi perawat berdasarkan pelatihan yang diikuti.
No Pelatihan Frekuensi %
Sumber : Data Primer 2016
Dari tabel 4.4. Dapat diketahui bahwa frekuensi menurut pelatihan yang diikuti yaitu pelatihan BTCLS dan ACLS. Menunjukkan bahwa perawat yang mengikuti pelatihan sebanyak 12 orang (67%), dan yang tidak mengikuti pelatihan sebanyak 6 orang (17%).
DATA KHUSUS
a. Karakteristik tingkat pengetahuan perawat
Tabel 4.5. Distribusi frekuensi berdasarkan tingkat pengetahuan perawat. bahwa frekuensi berdasarkan tingkat pengetahuan perawat menunjukkan baik sebanyak 4 orang (22%), cukup sebanyak 14 orang (78%), dan kurang tidak ada (0%).
b. Penerapan perawat
Tabel 4.6. distribusi frekuensi berdasarkan penerapan perawat. bahwa frekuensi berdasarkan penerapan triage, menunjukkan perawat yang menerapkan triage sesuai SOP sebanyak 16 orang (89%), dan perawat yang menerapkan penerapan triage tidak sesuai SOP sebanyak 2 orang (11%).
c. Analisa Hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang triage dengan penerapannya.
Tabel 4.7 Distribusi analisa hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang
triage dengan penerapan triage.
sesuai SOP sebanyak 1 orang (5%), dan tidak ada perawat yang memiliki pengetahuan yang cukup dan kurang dengan penerapan sesuai SOP maupun tidak sesuai SOP.
Dari hasil uji SPSS (seri 16.0) didapatkan hasil dengan taraf signifikan P value = 0,040 dengan taraf kesalahan α= 0,05 maka nilai P value > nilai α (0,040 > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan penerapan perawat tentang triage.
Dalam penelitian ini pengetahuan perawat dengan penerapan triage di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju ada hubungan, seperti dijelaskan semakin baik penerapan seseorang maka akan semakin baik penerapan yang diberikan kepada pasien, dalam hal ini penerapan seseorang yang baik bisa didapatkan dari pengetahuan yang baik, akan tetapi penerapan seseorang yang baik bisa juga didapatkan dari pengalaman, mengikuti pelatihan, melihat teman sejawat yang melakukan tindakan.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
1. Sebagian besar dari 18 responden yang ada di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat mempunyai tingkat pengetahuan yang cukup tentang triage sebanyak 14 orang (78%).
2. Sebagian besar responden yang ada di IGD Rumah Sakit Umum Daerah Patut Patuh Patju Kabupaten Lombok Barat menerapkan triage sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) sebanyak 16 orang (89%)
3. Dari hasil analisis hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang triage
dengan penerapan triage menunjukkan ada hubungan tingkat pengetahuan perawat tentang triage dengan penerapan triage, dengan menggunakan uji spss chi-squre dengan nilai P value = 0,040 dengan taraf kesalahan α= 0,05 maka nilai P value < nilai α (0.040 < 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak yang berarti ada hubungan antara pengetahuan perawat dengan penerapan perawat tentang triage.
Saran :
Meskipun tingkat pengetahuan perawat tentang triage dalam kategori cukup, tetapi sebagian perawat memiliki pengetahuan dengan kategori yang baik. Maka dari itu perlu dipertimbangkan
DAFTAR PUSTAKA
Dewi Kartika N, 2014. Buku Ajar Dasar-Dasar Keperawatan Gawat Darurat. Jakarta : Penerbit Salemba Cetakan Ketiga.
Jonathan Sarwono, 2006. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta : Penerbit C.V Andi Offset.
Keptutusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor
856/Menkes/SK/IX/2009
Oman, Kathleen S, . Panduan Belajar Keperawatan Emergensi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Rica Lestari, 2015. Sikap Dan
Keterampilan Perawat Dalam Penerapan Triage Di IGD RSUD Dr. Pirngadi Medan. Jurnal
Saryono 2009. Metodelogi Penelitian Kesehatan, Mitra Cendikia Press, Yogyakarta.
Siswo Nurhasim dkk, 2015. Pengetahuan Perawat Tentang Response Time Dalam Penanganan Gawat Darurat Di Ruang Triage RSUD Kr. Anyar. Jurnal
Sri Praptianingsih, S.H, M.H., 2006. Kedudukan Hukum Perawat Dalam Upaya Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit. Jakarta
Suhartati, S.Kep.M.Kes, 2011. Standar Pelayanan Keperawatan Gawat Darurat Di Rumah Sakit : Jakarta.
Sugiyono 2008, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & S, Alfabeta, Bandung.
Sugiyono 2010. Statistik Untuk Penelitian. CV Alfabeta : Bandung.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta Yanti Gurning, Darwin Karim, Misrawati,