• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANGKAH DALAM MELAKUKAN PREPARASI GIGI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LANGKAH DALAM MELAKUKAN PREPARASI GIGI (1)"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

2. LANGKAH DALAM MELAKUKAN PREPARASI GIGI 2.1. Tahapan preparasi kavitas gigi

Preparasi kavitas selalu harus dilakukan dengan urutan tertentu dan tahapan ini dikemukakan oleh Black. Black berupaya melakukan pencegahan timbulnya karies baru di sekeliling tumpatan, oleh karena itu kavitas sengaja diperbesar sehingga meliputi daerah resiko karies yang tinggi. Akan tetapi makin lama ukurannya dibuat kecil karena ternyata pelebaran kavitas tidak sama dengan pencegahannya. Kavitas yang lebih kecil lebih tidak melemahkan gigi (Ford, 1993, p. 55). Preparasi kavitas gigi adalah pembuangan jaringan gigi yang lemah dan sakit dan pembentukan sisa jaringan sehatnya sedemikian rupa sehingga memungkinkan penempatan dan retensi yang baik dari restorasi sementara maupun permanen. Preparasi kavitas merupakan suatu langkah penting sebelum tindakan restorasi gigi. Adapun tahapan preparasi kavitas adalah sebagai berikut.

1. Akses

Ada tiga aspek yang berhubungan dengan akses yakni operator dapat dengan mudah memeriksa luas karies, bur mudah mencapai dentin karies di daerah pertautan email-dentin, dan air pendingin mudah mencapai kepala bur. Tahap pertama preparasi kavitas adalah memperoleh jalan masuk ke lesi karies di dentin. Apabila karies mengenai permukaan bukal gigi, pencapaian daerah ini akan mudah dilakukan karena tidak terhalang email lagi. Namun apabila karies terdapat pada bagian proksimal, akses langsung akan terhambat oleh gigi tetangga. Maka pembuatan akses dilakukan melalui pengeboran email sehat di bagian ridge tepi. Pada lesi yang luas, proses karies sering menyebabkan hilangnya dentin sehat pendukung email sehingga email daerah ini memang harus dibuang. Bur digunakan untuk menembus dan membuat jalan masuk ke kavitas. Setelah kedalaman yang diinginkan tercapai, dilakukan pemotongan dinding lateral pada beberapa arah sampai kavitas yang kasar terbuang sehingga mencapai bentuk yang diinginkan. Hasil yang paling efisien akan diperoleh jika pemotongan kedalaman ditentukan pertama kali sebelum diperluas untuk bentuk akhirnya

2. Pembuangan karies permukaan

Jaringan karies yang infeksius secara klinis umumnya terlihat seperti spons dan lunak, dapat diambil dengan bur putaran rendah atau apabila karies itu sudah dekat dengan pulpa maka harus diambil dengan eskavator. Bila dinding kavitas dekat dengan pulpa dapat dilakukan pemberian Ca(OH)2 supaya jaringan pulpa tetap vital. Perluasan kavitas di

(2)

Sedangkan yang terkena karies sebagian berwarna putih. Email karies harus dibuang dan tidak ada yang boleh tersisa pada tepi kavitas. Daerah pertautan email-dentin harus bersih dari dentin karies. Untuk memudahkan memeriksa dentin dapat digunakan zat pewarna misalnya acid red 1 dalam propanol. Apabila karies penyebar ke lateral dan ditutupi oleh email sehat, maka hal ini merupakan pengecualian email yang sehat harus dibuang karena sudah tidak mendukung lagi.sehingga dapat dikatakan penyebaran karies dentinlah yang menentukan seberapa besar kavitas nantinya. Apabila kavitas mengenai sistem fissure gigi maka biasanya kavitas dilebarkan sampai mencakup semua fisur, hal ini dilakukan karena empat alasan yakni (1) Penetrasi bakteri yang mungkin sudah terjadi di daerah pertautan email-dentin tapi belum terdeteks; (2) Sukar sekali membuat tepi kavitas yang baik pada fisur yang dalam; (3) Fissure demikian mudah sekali terserang karies lebih lanjut; dan (4) Lebih mudah melebarkan kavitas dengan sedikit membuang fissure ketika penambalan pertama dibandingkan dengan pembongkaran tumpatan dan mengganti kembali pada tempo satu atau dua tahun kemudian. Namun hal ini mempunyai kerugian yakni apabila tidak dilakukan dengan hati-hati makan akan membuang jaringan gigi yang sehat dan hal ini akan dapat melemahkan tonjolan dan ridge enamel terutama ridge tepi. Jika kavitas dipemrmukaan halus gigi maka dulu perluasan ini dianjurkan sehingga mencapai daerah yang mudah dibersihkan namun hal ini tidak dilakukan lagi karena plak tetap mudah terbentuk didaerah itu. Perluasan juga tidak boleh dilakukan hingga mencapi subginggiva karena tepi restorasi tidak akan sehalus permukaan email sehat sehingga akan lebih banyak menjaring plak (Ford, 1993, pp. 56-57).

3. Pembuatan bentuk resisten

Semua restorasi merupakan sasaran beban yang dapat menyebabkan restorasi terganggu. Oleh karena itu pada proses preparasi kavitas perlu dibuat resistensi form yakni bentuk reparasi kavitas di mana sisa jaringan gigi yang ada tetap kuat menerima daya

(3)

Dinding-dinding tegaknya harus membuat sudut dengan dinding pulpa walaupun sudutnya tidak dibuat tajam. Sudut yang tajam akan menyebabkan tekanan pada gigi sehingga garis sudut itu harus dibuat bulat dengan memakai bur bulat kecil atau bur buah pir

Jika kavitas mencakup permukaan aproksimal, dinding gingiva biasanya dibuat tegak lurus terhadap poros gigi atau miring ke dalam. Jika dinding dibuat miring ke arah kavitas maka beban yang menimpa ridge tepi cenderung membuat bagian proksimal restorasi bergerak dan pecah dari bagian oklusalnya.

4. Pembuatan bentuk retensi

Pembuatan retensi pada preparasi adalah mencegah terlepasnya tumpatan dari kavitas pada saat mengunyah. Sebagian besar restorasi plastis kavitas dibuat lebih luas di bagian dalam daripada di permukaan dan hal ini dicapai dengan membuat dinding tegak konvergen (menyudut) ke oklusal. Biasanya bagian terlebar kavitas terletak pada pertautan email-dentin atau sedikit ke dalam dentin. Melebarkan kavitas di bagian yang dalam akan mengakibatkan kerusakan pulpa yang tidak perlu bahkan meyebabkan pulpa terbuka. Jika kavitas harus membuka ke arah pemukaan agar memudahkan masuknya tumpatan rigid, tumpatan emas tuang misalnya, maka retensi makin baik jika sudut keterbukaan dinding tegak makin kecil seluas mungkin.

Pemilihan bahan restorasinya berpengarug dalam retensi, sedangkan undercut mekanis umumnya dibuat pada sudut preparasi klas V. Untuk restorasi amalgam pada kavitas yang luas dapat di tambahkan pin untuk meningkatkan retensinya.

5. Pembuatan bentuk konvenien

Hal yang penting di sini adalah untuk memperoleh jalan masuk yang mudah menuju preparasi kavitas, terutama untuk penempatan bahan tumpatan. Memperluas preparasi kavitas cara mekanikal, contohnya adalah menurunkan jaringan gusi untuk memudahkan preparasi. Pemilihan instrumen hendaknya disesuaikan dengan kavitas (Ford, 1993, p. 58).

6. Pengecekan tepi kavitas

(4)

memudahkan adaptasi saat pemasangan. Untuk itu diperlukan bevel di sepanjang tepi email jika memungkinkan (Ford, 1993, p. 58).

7. Pembuangan karies dalam

Satu-satunya tempat yang masih mungkin mengandung karies pada tahap ini adalah dinding kavitas yang paling dekat dengan pulpa. Dentin karies ini harus dibuang dengan hati-hati dengan bur bulat sedang (ISO no. 102) dengan kecepatan rendah atau dengan ekskavator. Dentin karies biasanya lebih mudah terangkat karena sudah lunak. Apabila penetrasi karies tidak dalam, maka pada pembersihan karies akan dijumpai jaringan yang tranlucent dan hal ini dianggap sebagai akhir dari pengambilan karies. Akan tetapi jika telah berpenetrasi ke dalam jaringan keras, maka jaringan trancluent tidak ditemukan karena telah mengalami demineralisasi. Dalam praktek operator menggunakan zat pewarna sebagai detektor karies dan membuang dentin yang jelas terwarnai karena terinfeksi. Cara ini mencegah terbukanya pulpa. Akan tetapi apabila ada tanda-tanda pulpitis irreversibel maka semua dentin karies harus dibuang sampai mencapai pulpa dan selanjutnya dilakukan perawatan akar. Pada kavitas dalam, terutama yang dibawah tumpatan lama, dasar kavitas dapat terdiri atas dentin reaksioner yang tampak gelap daripada dentin normal. Dentin seperti ini jangan dibuang karena mungkin pulpa tepat di bawahnya.

8. Pembersihan kavitas

Referensi

Dokumen terkait