• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN HASIL KEGIATAN WISATA EDUKASI YO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN HASIL KEGIATAN WISATA EDUKASI YO"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN HASIL KEGIATAN WISATA EDUKASI

KELAS XI IPS 3 SEMESTER II

TAHUN PELAJARAN 2015 – 2016

SMA NEGERI 1 NAGRAK

Jl. Raya Nagrak No. 16 Telp. (0266) 6540626 Nagrak Sukabumi 43356

Web site : www.smarak.net e-mail : smarak-smi@yahoo.co.id

(2)

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami panjatkan puja

dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,

sehingga kami dapat menyelesaikan “Laporan Hasil Kegiatan Wisata Edukatif ” tepat pada waktunya.

Adapun “Laporan Hasil Kegiatan Wisata Edukasi” ini telah kami usahakan semaksimal mungkin

dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan kunjungan

edukatif ini. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu kami dalam pembuatan laporan kunjungan edukatif ini.

Seperti kata pepatah, tak ada gading yang tak retak. Laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu dengan segala kerendahan hati kami mohon para pembaca memberikan saran dan kritikan yang

membangun demi perbaikan, untuk itu kami ucapkan selamat membaca dan semoga karya tulis kami yang

berjudul “Laporan Hasil Kegiatan Wisata Edukasi “ bermanfaat bagi kita semua.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembelajaran yang dilakukan di sekolah tidak hanya berupa kegiatan di dalam kelas. Proses belajar

mengajar sehari-hari dapat dilakukan di luar kelas. Salah satunya dengan proses belajar yang nyata

(kontektual). Bentuk proses nyata yang dapat dilakukan adalah kegiatan yang turut membawa siswa survei

secara langsung pada objek pemebelajaran, di antaranya objek kultur, historis, dan ilmu pengetahuan serta

teknologi. Kegiatan edukatif tersebut membawa pengalaman siswa dalam pendalaman dan memperluas

wawasan yang berorientasi pada pembelajaran kontekstual serta menjadikan wawasan untuk membekali

salah satu perguruan tinggi yang efektif bagi lulusan SMA.

Pemebelajaran kontekstual terlaksana secara edukatif pada bidang kultural, historis, ilmu pengetahuan,

dan teknologi tersebut seperti kultur jawa yang mendunia,

Candi Prambanan

,

Candi Borobudur

,

Keraton

Yogyakarta

dan

Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala

dikenal semua oleh siswa termasuk nilai

sejarah yang terkandung dalam bangunan tersebut.

2.

Tujuan

Proses belajar kontekstual dalam studi wisata bertujuan sebagai berikut.

a.

Melakukan pengamatan secara langsung dalam situasi objek yang dikunjungi untuk selanjutnya

melakukan diskusi atau tukar pendapat tentang objek tersebut.

b.

Memberikan suasana baru bagi siswa dalam proses pembelajaran kontekstual sehingga mampu

membangkitkan motivasi untuk meningkatkan kinerja.

c.

Mengambil data atau dokumen pada objek tersebut untuk dijadikan laporan kegiatan yang diberikan pada

pihak yang berwewenang.

3.

Manfaat

Pada dasarnya setiap kegiatan yang dilakukan oleh ada manfaatnya. Adapun manfaat dari wisata edukasi ini

sebagai berikut:

a.

Saling bertukar pengalaman siswa dari objek yang dikunjungi.

b.

Untuk mempererat persaudaraan maupun kekeluargaan antara siswa pada proses belajar kontektual

c.

Menghilangkan kejenuhan belajar yang bersifat tradisional dan monoton dalam menggunakan strategi

proses belajar.

(4)

BAB II

PEMBAHASAN

Dalam melaksanakan kegiatan wisata edukasi pada tanggal 7-10 April 2016, kami berkunjung ke beberapa objek di Yogyakarta, yaitu :

1.

Universitas Islam Indonesia (UII

)

Tepatnya pada tanggal 8 April 2016 sekitar pukul 10.00 WIB kami melakukan kunjungan ke salah satu universitas di Yogyakarta yaitu Universitas Islam Indonesia (UII). Universitas Islam Indonesia atau UII adalah perguruan tinggi swasta nasional tertua di Indonesia yang terletak di Yogyakarta. UII semula bernama Sekolah Tinggi Islam (STI) yang didirikan di Jakarta pada hari Ahad tanggal 27 Rajab 1364 H bertepatan dengan tanggal 8 Juli 1945 M. Dengan lokasi kampus yang tersebar di beberapa wilayah, seperti Kampus Terpadu terletak di Jalan Kaliurang KM 14,5 Kabupaten Sleman, dekat daerah wisata Kaliurang dan berjarak 20 KM dari puncak Gunung Merapi. Dalam pemeringkatan 4 International College and Universities (4ICU) maupun Webometrics pada Januari 2012 menempatkan UII sebagai Perguruan Tinggi Swasta (PTS) peringkat pertama di Kopertis Wilayah V dan peringkat ke-2 PTS secara nasional. Selain itu, pada tahun ke-2009 UII terpilih sebagai perguruan tinggi dengan nilai penjaminan mutu internal terbaik di Indonesia versi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti). Pada tahun 2013, berdasarkan SK BAN-PT No. 065/SK/BAN-PT/AK-IV/PT/II/2013 UII berhasil meraih akreditasi institusi dengan nilai 'A', tertinggi di antara PTS seluruh Indonesia.

Kami mengunjungi salah satu fakultas di UII, tepatnya Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) dan di terima dengan baik oleh dekan FTSP UII, Dr,-Ing.Ir.Widodo, M.Sc.

Saat ini 2 (dua) Program Studi (Prodi) di FTSP UII dalam proses menuju akreditasi internasional, sedangkan 1 (satu) Prodi yang sudah mendapatkan sertifikat akreditasi internasional adalah Prodi Teknik Sipil awal Maret 2016 yang lalu yang menginduk Japan Accreditation Board for Engineering Education (JABEE). Sedangkan Prodi Arsitektur saat ini sedang proses menuju akreditasi internasional menginduk Korean Architecture Accrediting Board (KAAB), dan Teknik Lingkungan menginduk Accreditation Board of Engineering and Technology (ABET) USA. Disamping itu FTSP UII kini banyak menjalin hubungan kerjasama dengan perguruan tinggi internasional seperti Jepang, Korea, Amerika, Turki, Thailand, Belanda, dan Jerman.”

(5)

2. Candi Prambanan

Setelah selesai berkunjung ke Universitas Islam Indonesia, kami melanjutkan perjalanan ke Candi

Prambanan. Candi Prambanan terletak di sebelah kiri jalan Yogya-Solo, tepat di perbatasan antara Daerah Istimewa

Yogyakarta dengan Provinsi Jawa Tengah. Candi Prambanan terletak di Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, kabupaten Sleman, Provinsi daerah Istimewa Yogyakarta.

Candi Prambanan didirikan pada abad ke 9 oleh Kerajaan Mataram Hindu yang diperintah oleh seorang rajayang bernama rakai Pikatan yang berasal dari Dinasti Sanjaya. Beliau mempunyai seorang permaisuri yang bernama Pramodawardani. Pramodawardani adalah putri dari amaratungga, pendiri Candi Borobudur dari Dinast Syailendra. Pada masa pemerintahannya, Raja Rakai Pikatan mendirikan sebuah bangunan Candi Hindu yang megah dan indah. Candi tersebut adalah Candi Prambanan. Candi tersebut dibangun sebagai ungkapan rasa syukur kepada dewa Syiwa.

Sampai pada akhir pemerintahanrakai Pikatan, penbangunan Candi Prambanan belum selesai. Selanjutnya, pembangunan candi tersebut dilanjutkan dan diselesaikan oleh raja berikutnya yaitu Rakai Belitung.

Candi Prambanan memiliki kompleks yang terdiri atas tiga halaman. Halaman-halaman itu sebagai berikut. a. Halaman Pertama

Halaman pertama luasnya 110 x 110 meter. Di halaman pertama tersebut terdapat beberapa candi yaitu Cndi Siwa, Candi Brahma, Candi Wisnu, Candi Nandi, Candi Garuda, Candi Hangsa, Candi Apit, Candi Kelir, dan Candi Patok (Sudut). Candi induk pada halaman pertama adalah Candi Siwa yang menghadap ke arah timur.

1. Candi Siwa

Candi terbesar di halaman pertama merupakan candi utama. Dalam candi tersebut terdapat arca Dewa Siwa Mahadewa. Selaiin Arca Siwa Mahadewa dalam Candi Siwa terdapat juga Arca Agastya, Ganesa, dan Durga Mahisasuramardini.

Pada dinding Candi Siwa terdapat Relief cerita Ramayana. Cerita dimulai dari Raden Rama memenangkan sayembara dan menerima hadiah Dewi Sinta sampai pembuatan bendungan oleh para prajurit kera menuju negeri Alengka. Untuk mengetahui jalan cerita Ramayana tersebut pengunjung harus berjalan searah jarum jam. Cara membaca relief seperti itu disebut pradaksian. Di depan Candi Siwa terdapat Candi Nandi yang di dalamnya terdapat Arca Lembu Nandi yang merupakan kendaraan Dewa siwa.

2. Candi Brahma

Candi Brahma terletak di sebelah selatan Candi Siwa. Di dalam candi tersebut terdapat Arca Dewa.Brahma. pada dinding Candi Brahma juba terdapat relief Ramayana yang merupakan kelanjutan relief Ramayana yang terdapat di Candi Siwa. Di depan Candi Brahma terdapat Candi Hangsa yang di dalamnya terdapat Arca Hangsa yang merupakan kendaraan Dewa Brahma.

3. Candi Wisnu

(6)

Dea Wisnu.

4. Candi Apit

Candi Apit terdapat di sebelah utara dan selatan Candi Siwa. Candi Apit merupakan pendamping Candi Brahma, Candi Siwa, dan Candi Wisnu.

5. Candi Kelir dan Candi Sudut (Patok)

Di halaman pertama juga terdapat beberapa candi yang dinamakan Candi Kelir dan Candi Sudut (Patok).

b. Halaman Kedua/Tengah

Halaman kedua/tengah kompleks Candi Prambanan ini seluas 222 x 222 meter. Di halaman kedua kompleks Candi Prambanan terdapat 224 candi kecil yang disusun menjadi empat deret. Candi-candi tersebut disebut Candi Perwara. Deret pertama terdiri dari 68 Candi Perwara. Deret kedua terdiri dari 60 Candi Perwara. Deret ketiga terdiri dari 44 Candi Perwara. Candi-candi Perwara tersebut mengelilingi candi utama pada halaman utama.

c. Halaman Ketiga/Luar

Di halaman luar kmpleks Candi Prambanan sampai saat ini belum ditemukan peninggalan-peninggalan candi. Halaman ini merupakan halaman terluar dari kompleks Candi Prambanan. Di halaman luar bagian barat terdapat Panggung Terbuka Ramayana. Pada waktu-waktu tertentu di Panggung Terbuka Ramayana dipentaskan Sendratari Ramayana yang mengisahkan tentang cerita Ramayana.

Candi Prambanan ditemukan pertama kali pada tahun 1733 oleh seorang berkebangsaan Belanda, C>A> Lons. Pada waktu itu keadaan Candi Prambanan tertimbun tanah dan ditumbuhi oleh berbagai macam tanaman. Candi Prambanan mengalami beberapa kali pemugaran. Pada tahun 1902 Van Erp mengadakan pemugaran pada Candi Prambanan. Pada tanggal 20 Desember 1953 pemugaran Candi Siwa dinyatakan selesai seluruhnya dan diresmika oleh Presiden Soekarno. Selanjutnya, pemugaran tahap ketiga selesai pada tanggal 20 Februari 1993. peresmian selesainya pemugaran dilakukan oleh Presiden Soeharto.

3.

Candi Borobudur

Hari terakhir di Yogyakarta, kami melanjutkan perjalanan ke Candi Borobudur sekitar pukul 16.00 WIB. Candi Borobuduritu terletak di desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang. Candi Borobudur itu adalah salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

Candi Borobudur adalah candi beragama Buddha. Candi Borbudur didirikan pada tahun 824 M yaitu pada masa pemerintahan raja Samarattungga dari Dinasti Syailendra dari Kerajaan Mataram Hindu. Menurut Poerbatjaraka, nama Borobudur berasal dari kata biara dan didur. Kata biara berasal dari biara atau vihara. Sedangkan kata bidur berarti tempat yang menonjol di atas bukit. Jadi, Borobudur berarti kuil atau vihara pendeta yang terletak di atas bukit

(7)

sebuah stupa induk. Stupa tersebut tertutup rapat sehingga tidak diketahui apa isinya. Stupa tersebut bergaris tengah

9,90 meter, sedangkan tingginya 7 meter.

Bangunan candi Borobudur dibagi menjadi tiga bagian bangunan, yaitu Kamadatu, Rupadatu, dan Arupadatu.

a. Bagian Kamadatu

Bagian kaki Candi Borobudur meliputi tingkat pertama sampai tikat ketiga disebut Kamadatau. Relief yang terdapat pada bagian kamadatu adalah relief Karmawibangga atau hukum karma. Relief Karmawibangga menggambarkan perbuatan manusia yang baik maupunn yang buruk dan berlakunya hukum sebab akibat (karma). Relief Karmawibangga panel 1 sampai 117 menggambarkan tingkah laku yang menyimpang (buruk). Relief Karmawibangga pada panel 118 sampai 160 menggambarkan berbagai akibat dari suatu perbuatan. Pada saat ini relief Karmawibangga tidak dapat dilihat karena tertutup oleh susunan batu. Akan tetapi, kita dapat melihat relief Karmawibangga tersebut

pada bagian sudut selatan Candi Borobudur.

b. Bagian Rupadatu

Bangunan di atas dater candi atau bagian tubuh candi disebut Rupadatu. Bagian ini meliputi tingkat keempat sampai tingkat keenam. Relief yang terdapat pada bagian Rupadatu disebut relief Lalitavistara. Relief Lalitavistara menggambarkan kehidupan Sang Buddha saat masih bergelimang harta. Sang Buddha mengganggap hai itu sebagai sandiwara belaka. Untuk memperoleh hidup sejati, Sang Buddha mengasingkan diri dan bertapa. Pada saat bertapa itulah, Sang Buddha mendapat wahyu tentang hidup sejati. Untuk melihat bagian ini, kita harus berkeliling lewat lorong-lorong candi. Pada bagian Rupadatu juga terdapat relief Jatakamala yang menggambarkan cerita Sang Buddha yang selalu berbuat baik selama hidupnya. Bagian Rupadatu terdiri atas lorong-lorong dengan pagar-pagar tembok dan penuh dengan hiasan serta relief-reliefyang panjangnya lebih kurang 4 km. Arca-arca Buddha pada tingkai

Rupadatuterletak pada relung yang terbuka bagian depannya.

c. Bagian Arupadatu

Bagian atap candi yaitu tingkat tujuh sampai kesepuluh disebut Arupadatu. Pada tingkat ini tidak terdapat relief. Bagian Arupadatu terdiri atas batu-batu bundar dengan lingkaran-lingkaran stupa yang semuanya tidak dihiasi sama sekali. Pada bagian Arupadatu digambarkan manusia manusia telah mencapai tingkat kesempurnaan, yaitu manusia mencapai alam nirwana. Pada bagian Arupadatu terdapat 72 stupa yang mengelilingi stupa induk. Stupa-stupa tersebut terbagi dalam tiga lingkaran. Pada lingkaran pertama terdapat 32 stupa. Pada lingkaran kedua terdapat 24 stupa. Pada lingkaran ketiga terdapat 16 buah stupa. Pada stupa-stupa tersebut terdapat lubang dan di dalamnya terdapat arca Buddha.

Candi borobudur memiliki sejumlah arca. Pada tingkat kamadatu terdapat 368 buah arca buddha. Pada tingkat rupadatu terdapat 64 buah arca buddha. Pada tingkat arupadatu terdapat 72 buah arca buddha. Arca-arca buddha tersebut menghadap ke setiap arah mata angin. Arca-arca yang terdapat di candi borobudur tersebut memiliki sikap tangan (mudra) yang berbeda-beda. Arca-arca diletakkan pada relung-relung di atas pagar langka, dalam stupa-stupa berlubang, dan tersembunyi dalam stupa induk. Sikap-sikap tangan (mudra) di candi borobudur 1. Bhumisparcamudra, sikap ini berarti menyentuh bumi sebagai saksi. Patung ini menghadap ke timur. 2. Witarkamudra, sikap ini berarti buddha memberi pengajaran. Patung ini menghadap ke seluruh mata angin dan

terdapat di tingkat ketujuh.

3. Dhyanamudra, sikap ini berarti mengheningkan cipta atau meditasi. Patung ini menghadap ke barat. 4. Waramudra, sikap ini berarti buddha memberi anugerah (kedermawan). Patung ini menghadap ke selatan. 5. Abhayamudra, sikap ini berarti buddha bersikap melindungi. Patung ini menghadap ke utara. 6. Dharmacakramudra, sikap ini berarti buddha memberikan ajaran yang benar. Patung ini menghadap ke seluruh mata

angin dan terdapat pada tingkat ke delapan.

(8)

sampai 1910. Selanjutnya, pada tahun 1973 sampai 1983 dilakukan pemugaran tahap kedua. Pemugaran tahap kedua tersebut dilakukan oleh Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan salah satu badan PBB, yaitu UNESCO.

4

.

Museum Pusat TNI AU Dirgantara Mandala

Museum Pusat

TNI AU

"Dirgantara Mandala" adalah museum yang digagas oleh

TNI Angkatan

Udara

untuk mengabadikan peristiwa bersejarah dalam lingkungan TNI AU, bermarkas di kompleks

Pangkalan Udara Adi Sutjipto

,

Yogyakarta

. Museum ini sebelumnya berada berada di Jalan Tanah Abang

Bukit,

Jakarta

dan diresmikan pada

4 April

1969

oleh

Panglima AU

Laksamana

Roesmin Noerjadin

lalu

dipindahkan ke

Yogyakarta

pada

29 Juli

1978

.

Museum ini menyimpan sejumlah foto tokoh-tokoh sejarah serta diorama peristiwa sejarah Angkatan

Udara Indonesia. Sejumlah pesawat tempur dan replikanya juga terdapat di museum ini yang kebanyakan

berasal dari masa Perang Dunia II dan perjuangan kemerdekaan, diantaranya:

Pesawat Ki-43 buatan Jepang

Pesawat

PBY-5A

(Catalina).

Replika pesawat

WEL-I RI-X

(pesawat pertama hasil produksi Indonesia)

Pesawat

A6M5 Zero

Sen buatan Jepang.

Pesawat pembom

B-25 Mitchell

,

B-26 Invader

,

TU-16 Badger

.

Helikopter Hillier 360 buatan AS.

Pesawat

P-51 Mustang

buatan AS.

Pesawat

KY51 Cureng

buatan Jepang.

Replika pesawat

Glider Kampret

buatan Indonesia.

Pesawat

TS-8 Dies

buatan AS.

Pesawat Lavochkin La-11,

Mig-15

,

MiG-17

dan

MiG-21

buatan Russia.

(9)

Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala baru-baru ini mendapat tambahan koleksi berupa

Prototype Bom sejumlah 9 buah buatan Dislitbangau yang bekerjasama dengan

PT. Pindad

dan

PT. Sari

Bahari

. Bom-bom tersebut merupakan bom latih (BLA/BLP) dan bom tajam (BT) yang memiliki daya ledak

tinggi (high explosive), sebagai senjata Pesawat

Sukhoi Su-30

,

F-16

,

F-5

,

Sky Hawk

,

Super Tucano

.

5. Keraton Yogyakarta

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

atau Keraton Yogyakarta merupakan

istana

resmi

Kesultanan

Ngayogyakarta Hadiningrat

yang kini berlokasi di

Kota Yogyakarta

,

Daerah Istimewa Yogyakarta

,

Indonesia

. Walaupun kesultanan tersebut secara resmi telah menjadi bagian

Republik Indonesia

pada tahun

1950

, kompleks bangunan keraton ini masih berfungsi sebagai tempat tinggal

sultan

dan rumah tangga

istananya yang masih menjalankan tradisi kesultanan hingga saat ini. Keraton ini kini juga merupakan salah

satu objek wisata di Kota Yogyakarta. Sebagian kompleks keraton merupakan

museum

yang menyimpan

berbagai koleksi milik kesultanan, termasuk berbagai pemberian dari raja-raja Eropa, replika pusaka

keraton, dan

gamelan

.

Dari segi bangunannya, keraton ini merupakan salah satu contoh arsitektur

istana Jawa

yang terbaik,

memiliki balairung-balairung mewah dan lapangan serta paviliun yang luas.

Keraton Yogyakarta mulai didirikan oleh

Sultan Hamengku Buwono I

beberapa bulan pasca

Perjanjian

Giyanti

di tahun

1755

. Lokasi keraton ini konon adalah bekas sebuah pesanggarahan yang bernama

Garjitawati

. Pesanggrahan ini digunakan untuk istirahat iring-iringan jenazah raja-raja Mataram (Kartasura

dan Surakarta) yang akan dimakamkan di

Imogiri

. Versi lain menyebutkan lokasi keraton merupakan sebuah

mata air,

Umbul Pacethokan

, yang ada di tengah hutan Beringan. Sebelum menempati Keraton Yogyakarta,

Sultan Hamengku Buwono I berdiam di

Pesanggrahan Ambar Ketawang

yang sekarang termasuk wilayah

Kecamatan Gamping Kabupaten

Sleman

.

(10)

Yogyakarta. Dan untuk itulah pada tahun 1995 Komplek Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dicalonkan

untuk menjadi salah satu

Situs Warisan Dunia UNESCO

.

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Kesimpulan yang kami dapat dari kegiatan wisata edukasi ini adalah bahwa Yogyakarta merupakan daerah yang kaya akan budaya. Bukan hanya terdapat satu atau dua kebudayaan yang ada namun sangat banyak, maka dari itu kita sebagai bangsa Indonesia wajib menjaga dan melestarikan kebudayaan yang telah ada di negeri kita. 2. Saran

Referensi

Dokumen terkait